(Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Manajemen Organisasi PHU)
Disusun Oleh
Yonriza 11180530000027
M. Bagas Aditya 11180530000036
Ilham Karuna Roza 11180530000037
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan Karunia dan Rahmat-Nya lah
kami dapat menyelesaikan makalah dengan tema “Organisasi Direktorat Bina Haji Khusus
Dan Umrah”.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Dosen Manajemen Organisasi PHU yang
telah membantu dan membimbing penyusun dalam proses pembuatan makalah ini, dan juga
kepada teman-teman mahasiswa yang telah berkontribusi baik langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penyusun pada khususnya. Seperti kata pepatah yang mengatakan bahwa “ Tiada gading yang
tak retak”, demikian pula dengan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca terutama
dosen pengampu mata kuliah Manajemen Organisasi PHU yang bersifat membangun demi
perbaikan kearah kesempurnaan.
Penyusun
Kelompok 6
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................4
C. Tujuan Masalah.......................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................5
A. Tugas Pokok dan Fungsi Bina Haji dan Umroh......................................................5
B. Pembinaan Terhadap Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh (PPIU)................6
C. Pembinaan Terhadap Penyelenggara Umrah Haji Khusus (studi kasus HIMPUH)
.................................................................................................................................7
D. Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU)....................................................8
E. Susunan Organisasi Direktorat Bina Haji Khusus Dan Umrah...............................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
Ibadah haji merupakan penyempurna ibadah dalam agama Islam, orang-orang muslim
berbondong-bondong menunaikan ibadah haji seyiap tahunnya sampai selalu memadati
lingkungan kabah. Namun akhir-akhir ini kendala sangat terlihat dari petugas
penyelenggaraan pemberangkatan para jemaah haji, keluhan-keluhan terdengar dari para
jamaah yang mendapatkan fasilitas yang tidak sesuai dengan materi yang telah dikeluarkan.
Permasalahan-permasalahan yang muncul itu memicu perhatian para ahli-ahli Islam
untuk kembali menata penyelenggaraan ibadah haji yang efisien agar tidak terulang kembali
permasalahan yang membuat kita miris mendengarnya. Oleh karena itu, didalam makalah
akan dibahas mengenai “Organisasi Direktorat Bina Haji Khusus Dan Umrah”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Apa saja Tugas Pokok dan Fungsi Bina Haji dan Umroh ?
2. Apa yang dimaksud Pembinaan Terhadap Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh
(PPIU) ?
3. Apa yang dimaksud Pembinaan Terhadap Penyelenggara Umrah Haji Khusus (studi
kasus HIMPUH) ?
4. Bagaimana Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) ?
5. Apa saja Susunan Organisasi Direktorat Bina Haji Khusus Dan Umrah ?
C. Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Tugas Pokok dan Fungsi Bina Haji dan Umroh.
2. Untuk mengetahui Pembinaan Terhadap Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh
(PPIU).
3. Untuk mengetahui Pembinaan Terhadap Penyelenggara Umrah Haji Khusus (studi
kasus HIMPUH).
4. Untuk mengetahui Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU).
5. Untuk mengetahui Susunan Organisasi Direktorat Bina Haji Khusus Dan Umrah.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1
Imam Syaukani (Ed.), Kepuasan Jemaah Haji Terhadap Kualitas Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1430
H/2009 M, (Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI,
2011), hlm. 1.
2
Ernie Tisnawati Sulekurniawa dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2005), hlm. 8.
5
B. Pembinaan Terhadap Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh (PPIU)
Dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 2015 Pasal 10 disebutkan bahwa
PPIU wajib memberikan pelayanan :
3
Dewi Gustikarini, Kepala Seksi Perizinan Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah, Wawancara Pribadi , pada
20 Maret 2018 Pukul 12.30-12.45 WIB. Ditjen PHU Kemenag RI
4
Denny Fathurahman, Kepala Seksi Pemantauan dan Pengawasan Ibadah Umrah,Wawancara Pribadi, pada
20 Maret 2018, (Pukul 13.00-13.30)
5
Pasal 1-3 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 18 Tahun 2015 Tentang Penyelenggara Perjalanan
Ibadah Umrah
6
1. Bimbingan ibadah umrah, sebelum keberangkatan, selama di perjalanan dan selama di
Arab Saudi serta di berikan materi bimbingan manasik dan perjalanan umrah.
2. Transportasi, dari dan ke Arab Saudi dan selama di Arab Saudi, palin banyak 1 (satu)
kali transit dengan menggunakan maskapai penerbangan yang sama dan memiliki izin
mendarat di Indonesia dan di Arab Saudi. Transportasi darat selama di Arab Saudi
wajib memililki tasreh atau izin dengan memperhatikan aspek kenyamanan,
keselamatan, dan keamanan.
3. Akomodasi dan Konsumsi, dengan menempatkan jemaah umrah di hotel minimal
bintang 3 (tiga) atau penginapan yang layak. Sedangkan konsumsi diberikan oleh
PPIU sebelum berangkat, dalam perjalanan, dan selama di Arab Saudi dan harus
sesuai standar menu, higienitas dan sehat.
4. Pelayanan kesehatan, yang meliputi penyediaan petugas kesehatan, penyediaan obat-
obatan dan pengurusan bagi jemaah umrah yang sakit selama di perjalanan dan Arab
Saudi. Pada pelayanan kesehatan ini jemaah wajib melakukan vaksin meningitis yang
menjadi tanggung jawab jemaah secara individu akan tetapi PPIU
dapatmemfasilitasinya dengan mengacu kepada ketentuan peraturan perundang-
undangan.
5. Perlindungan jemaah dan petugas, menjadi tanggung jawab PPIU dengan memberikan
asuransi jiwa, kesehatan dan kecelakaan.
6. Administrasi dan dokumen, dalam bentuk pengurusan dokumen perjalanan umrah dan
visa bagi jemaah dan pengurusan dokumen jemaah sakit, meninggal, dan hilang.
Beberapa waktu lalu, Kementerian Agama (Kemenag) meminta untuk setiap asosiasi
haji dan umrah untuk melakukan pengawasan dan pembinaan. Hal itu disampaikan setelah
diadakannya pameran bisnis haji dan umrah yang mekibatkan Penyelenggara Perjalanan
Ibadah Umrah (PPIU).
Sekretaris Jendral Himpunan Penyelenggara Umrah Haji Khusus (Himpuh), Anton
Subekti, memastikan jika Himpuh telah memberikan pembinaan kepada semua anggotanya.
Hal tersebut dilakukan agar anggotanya tetap taat terhadap ketentuan undang-undang.
Termasuk tidak memberikan fasilitas kepada travel non PPIU untuk berangkatkan umrah.
“Kalau di asosiasi mekanisme (pengawasan dan pembinaan) itu sudah jalan. Tinggal
sejarang menunggu ketegasan pihak pengawasan yakni Kemenag,” kata Anton saat
dihubungi Republika belum lama ini.
Dia juga menuturkan, pembinaan yang telah dilakukan tersebut adalah
mensosialisasikan Sistem informasi pengawasan terpadu umroh dan haji (Siskopatuh)
Kementerian Agama Republik Indonesia SK Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Nomor
332 tahun 2009.
“Siskopatuh pada intinya merupakan sebuah sistemen pengawasan yang dilakukan
Kementertian Agama kepada PPIU. Adapun dua tujuan Siskopatuh ini dibuat oleh
Kementerian Agama, yaitu melindungi kepentingan jamaah dan melindungi eksistensi
PPIU,” jelasnya.
7
Sementara itu, ia mengatakan tidak mungkin travel umum atau travel non PPIU bisa
memberangkatkan jamaah umrah dan memasukan data jamaah umrah ke Siskopatuh.
Siskopatuh ini hanya boleh digunakan oleh travel yang sudah mendapat izin dari PPIU.
Dengan demikian, travel umum yang memiliki jamaah umrah dan akan diberangkatkan harus
ada keterlibatan PPIU.
Himpuh telah mensosialisasikan kepada anggotanya tidak memberikan fasilitas
kepada travel non PPIU untuk memberangkatkan jamaah umrah. Karena Sikopatuh hanya
bisa digunakan oleh travel yang sudah mendapatkan izin PPIU.
Walau imbas era digital ini membuat persaingan terbuka bebas, tetapi aturan main
haji dan umrah harus tunduk pada UU Nomor 8 tahun 2019 tentang Haji dan Umrah harus
ditaati oleh semua pihak termasuk travel umum tidak boleh berangkatkan jamaah umrah.
Hal ini karena seperangkat peraturan Kemenag yang mengkhususkan penyelenggara
umrah dan haji itu harus dilakukan oleh travel yang sudah mendapat izin PPIU dan mendapat
izin sebagai penyelenggara ibadah haji khusus (PIHK).6
Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah yang selanjutnya disingkat PPIU adalah biro
perjalanan wisata yang telah mendapat izin dari Menteri untuk menyelenggarakan perjalanan
Ibadah Umrah. Dalam pasal 1 ayat 1 PMA No. 8 Tahun 2018 disebutkan bahwa
penyelenggaraan perjalanan ibadah umrah adalah rangkaian kegiatan perjalanan ibadah
umrah yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan perlindunganjemaah umrah, yang
dilaksanakan oleh pemerintah dan/atau penyelenggara perjalanan ibadah umrah.
Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalitas,
transparansi, akuntabilitas dan syariat. Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah bertujuan
untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-baiknya kepada
jemaah, sehingga jemaah dapat menunaikan ibadahnya sesuai ketentuan syariat Islam.
Ketentuan ini diatur dalam pasal 2 dan 3 PMA No. 8 Tahun 2018. Pada prinsipnya
perjalanan ibadah umrah sebagaimana disebutkan dalam pasal 43 Undang-undang Nomor 13
Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji bahwa perjalanan ibadah umrah dapat
dilakukan secara perseorangan atau rombongan melalui penyelenggara perjalanan Ibadah
Umrah. Dan Penyelenggara perjalanan Ibadah Umrah dapat dilakukan oleh Pemerintah
dan/atau biro perjalanan wisata yang ditetapkan oleh Menteri. Apabila seseorang memilih
pihak ketiga sebagai penyelenggara perjalanan Ibadah Umrah maka Penyelenggara
perjalanan Ibadah Umrah dilakukan oleh Pemerintah dan/atau biro perjalanan wisata yang
ditetapkan oleh Menteri. Persyaratan untuk menjadi penyelenggara perjalanan diatur dalam
Pasal 44 UU Penyelenggaraan Ibadah Haji secara mandatori memenuhi persyaratan antara
lain:
a. terdaftar sebagai biro perjalanan wisata yang sah;
b. memiliki kemampuan teknis dan finansial untuk menyelenggarakan perjalanan ibadah
umrah;
6
https://www.google.com/amp/s/kataindonesia.com/himpuh-pembinaan-telah-dilakukan-ke-semua-
anggota/amp/ diakses pada tanggal 14 april 2021.
8
c. dan memiliki komitmen untuk meningkatkan kualitas ibadah umrah.
Adapun Tugas Pokok PPIU sebagaimana disebutkan dalam pasal Pasal 45 Undang-
undang Penyelenggaraan Ibadah Haji wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. menyediakan pembimbing ibadah dan petugas kesehatan;
b. memberangkatkan dan memulangkan jemaah sesuai dengan masa berlaku visa umrah
di Arab Saudi dan ketentuan peraturan perundangun dangan;
c. memberikan pelayanan kepada jemaah sesuai dengan perjanjian tertulis yang
disepakati antara penyelenggara dan jemaah;
d. dan melapor kepada Perwakilan Republik Indonesia di Arab Saudi pada saat datang di
Arab Saudi dan pada saat akan kembali ke Indonesia.
c. Kewajiban PPIU
7
https://haji.kemenag.go.id/v2/content/abdul-djamil-ditunjuk-sebagai-dirjen-phu, Diakses tanggal 13 april 2021
9
E. Susunan Organisasi Direktorat Bina Haji Khusus Dan Umrah
Selain unit kerja, Menteri Agama dibantu oleh 3 (tiga) staf ahli dan 2 (dua) pusat. Staf
ahli terdiriatas:
a. Staf Ahli Bidang Hubungan Kelembagaan Keagamaan;
b. Staf Ahli Bidang Manajemen Komunikasi dan Informasi; dan
c. Staf Ahli Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Susunan organisasi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah terdiri atas:
a. Sekretariat Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah;
b. Direktorat Pembinaan Haji danUmrah;
c. Direktorat Pelayanan Haji; dan
d. Direktorat Pengelolaan Dana Haji.8
8
https://www.kemenag.go.id/file/dokumen/PMANo.10tahun2010.pdf, Diakses pada tanggal 13 april 2021.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan
sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu pada sumber yang dapat dipertanggung jawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.
11
DAFTAR PUSTAKA
Imam Syaukani (Ed.), Kepuasan Jemaah Haji Terhadap Kualitas Penyelenggaraan Ibadah
Haji Tahun 1430 H/2009 M, (Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan
Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, 2011), hlm. 1.
Pasal 1-3 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 18 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah
https://www.google.com/amp/s/kataindonesia.com/himpuh-pembinaan-telah-dilakukan-ke-
semua-anggota/amp/
https://haji.kemenag.go.id/v2/content/abdul-djamil-ditunjuk-sebagai-dirjen-phu
https://www.kemenag.go.id/file/dokumen/PMANo.10tahun2010.pdf
12