Disusun oleh:
Rani Wulan Sari
1995004
Pembimbing:
Silvia Naliani, drg., Sp.Pros.
Abstrak
Saliva memiliki peranan yang penting di dalam mulut dan erat hubungannya
dengan rencana perawatan yang akan dilakukan di dalam bidang prostodontik.
Pada penderita xerostomia, pemakaian gigi tiruan terasa sangat tidak nyaman
.Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk membahas penatalaksanaan
edentulous total dengan pembuatan gigi tiruan lengkap, yang dilengkapi
penampung saliva buatan pada penderita xerostomia. Saliva yang berkurang pada
akan mengurangi retensi gigi tiruan dan dapat mengiritasi jaringan lunak
penyangganya. Xerostomia dapat disebabkan karena beberapa hal, antara lain,
terapi penyinaran, pemakaian obat-obatan, penyakit sistemik dan penyakit yang
menyangkut kelenjar saliva. Salah satu perawatan yang dapat disarankan adalah
dengan pembuatan penampungan sebagai wadah untuk menyimpan saliva buatan
pada sebuah gigi tiruan lengkap.
Abstrack
Saliva has an important role in mouth and is closely connected with the treatment
plan in prosthodontics. Xerostomic patient wearing complete denture feels very
uncomfortable. This literature review aims to discuss a construction of complete
denture with artificial saliva reservoir for xerostomic patient. Reduced saliva in
xerostomic patients will reduce denture retention and can irritate oral tissue.
Xerostomia can be caused by several things, such as radiation therapy,
medications, systemic diseases and diseases involving the salivary glands. One
recommended treatment is construction of reservoir for the artificial saliva at a
complete denture.
Pendahuluan
saliva,
xerostomia merupakan salah satu manifestasi oral dari diabetes mellitus (DM). 1
Laju saliva yang tidak mencukupi memiliki pengaruh besar pada retensi dan
Retensi adalah kemampuan bertahan gigi tiruan terhadap daya pelepasan, gigi
tiruan tidak dapat bertahan dalam lingkungan mulut yang kering. Menurunnya
aliran saliva menyebabkan mukosa mulut menjadi kering dan tidak elastis, bibir
pecah-pecah, pembentukan fissure pada lidah dan mukosa oral, denture sore di
bawah gigi tiruan, kesulitan menelan, bicara, dan makan. Berkurangnya sekresi
saliva akan menyulitkan pemakaian gigi tiruan lepasan.2 Oleh karena itu
dibutuhkan saliva dalam jumlah yang cukup sebagai perantara penting antara gigi
penting pada pasien yang tidak bergigi, yang telah kehilangan semua gigi dan
Laporan Kasus
Dental college, Meerut dengan keluhan mulut kering dan kesulitan ketika
Riwayat dental pasien mengungkapkan bahwa dia memiliki gigi tiruan rahang
atas dan rahang bawah yang dibuat dalam beberapa tahun terakhir tapi tidak dapat
penyesuaian gagal untuk gigi tiruan yang ada, maka diputuskan untuk membuat
satu set gigi tiruan rahang atas dan bawah yang baru. Karena menderita
penampung saliva. Selama proses ini, dokter pasien juga dihubungi untuk
body. Hubungan rahang atas dan rahang bawah dengan posisi mandibula yang
retrusi dan dengan free way space yang dapat diterima. Model kemudian
diartikulasikan dengan cara yang normal dan gigi-gigi diatur untuk proses try in.
Gambar 1 (A,B,C,D).3
Setelah proses try in penampungan dibuat dengan ketebalan modeling wax 2 mm,
disesuaikan pada permukaan palatal gigi tiruan rahang atas (gambar 1A). Wax di
pertengahan palatal dikerok, tepi wax yang tersisa dibentuk menjadi tepi penampungan
(gambar 1B). Perakitan diproses dengan resin akrilik heat cured (gambar1C). Setelah
prosedur deflasking dan polishing selesai, wax dituang ke dalam celah penampungan
(gambar 1D).3
Gambar 2 (A,B,C).3
lalu medium pemisah diaplikasikan di atas wax, kemudian lapisan wax lainnya
ditambahkan pada lapisan sebelumnya dan dibuat penutup (gambar2A). Lapisan wax
yang kedua juga diproses dengan resin akrilik heat cure (gambar 2B,C). 3
Gambar 3 (A,B).3
Selanjutnya lapisan wax sebelumnya diangkat dan penutup dipasang secara permanen
dengan bahan bantuan resin akrilik auto polymerizing (gambar 3A). Gigi tiruan kemudian
dihaluskan dan dipolis. Lubang dibuat pada penutup untuk memudahkan hubungan antara
penampungan dengan rongga mulut (gambar 3B). Drainase diuji dengan mengisi
penampungan dengan air, kemudian di atas gigi tiruan diletakkan kertas tissue untuk
memastikan aksi kapilaritas pada lubang drainase. 3
Diskusi
Saliva sangat penting untuk retensi gigi tiruan dan proteksi jaringan terhadap
tekanan dari basis gigi tiruan. Normalnya gigi tiruan tidak bersandar langsung
pada membran mukosa tetapi ada lapisan saliva diantaranya sehingga daya adesi
dan kohesi, tegangan permukaan interfasial dan daya kapilaritas dapat terjadi.
Pasien xerostomia yang menggunakan gigi tiruan sering mengalami iritasi pada
mukosanya.4
Pada penderita xerostomia yang akan dibuatkan gigi tiruan lengkap, tujuan
perawatan tidak hanya untuk mengembalikan fungsi mastikasi, estetik dan fonetik
GTL konvensional bagi pasien yang mengalami xerostomia reversibel dan GTL
dengan penampung sebagai wadah untuk menyimpan sediaan saliva tiruan untuk
atau permen karet; 2) kimiawi, oleh rangsangan rasa seperti asam, manis. asin,
pahit, dan pedas; 3) neuronal, melalui sistem saraf otonom, baik simpatis maupun
sakit, misalnya oleh gingivitis, radang, gigi tiruan dapat menstimulasi sekresi.2
Pada awal pemakaian gigi tiruan lepasan terjadi peningkatan produksi saliva
oleh karena adanya rangsangan, hal ini merupakan proses adaptasi dalam jaringan
rongga mulut sekaligus memberikan retensi pada gigi tiruan. Adanya sifat adhesi
dari saliva memberikan perlekatan yang baik antara mukosa dan gigi tiruan.
saliva. Jadi kekuatan antar molekul-molekul ini membentuk rantai antara basis
gigi tiruan dan mukosa yang cenderung menahan gigi tiruan pada posisinya.5,6
Gambar 4 Kekuatan adesi dan kohesi antara basis gigi tiruan dengan mukosa. 7
Gambar 5 sketsa letak basis, dan lapisan tipis (film) saliva. 7
seperti saliva dan resin akrilik atau saliva dan mukosa, serta kohesi adalah suatu
tergantung pada adaptasi basis gigi tiruan ke jaringan pendukung dan fluiditas
saliva. Saliva yang cair cukup efektif dalam membasahi basis gigi tiruan. Saliva
yang cair membentuk lapisan yang tipis yang efektif untuk retensi. Kekuatan gaya
Kekuatan adesi dan kohesi menimbulkan dua sifat saliva, yaitu 1) tegangan
permukaan dan 2) viskositas yang membantu retensi gigi tiruan lengkap. Sebagai
hasil dari sifat-sifat ini, tekanan di dalam lapisan tipis saliva yang terletak antara
gigi tiruan dan mukosa menjadi lebih kecil dari pada tekanan udara di dalam
tempatnya.7
Tegangan permukaan dihasilkan dari lapisan tipis cairan yang ada di antara
dua permukaan bahan kaku yang paralel. Hal tersebut tergantung pada
kemampuan cairan dalam membasahi bahan yang kaku di sekitarnya. Jika bahan
pembasahan tersebut mudah menyebar di film atau area yang tipis.5 Bahan dasar
gigi tiruan berbeda-beda tegangan permukaannya. Semua bahan dasar gigi tiruan
mempunyai tegangan permukaan yang lebih tinggi dari pada mukosa oral, namun
Cairan lapisan saliva yang tipis antara basis gigi tiruan dan mukosa
kontak kedua permukaan.7 Cara lain untuk mengerti peranan tegangan permukaan
pada retensi gigi tiruan adalah melalui daya tarik kapiler atau kapilaritas.
Kapilaritas akan menyebabkan cairan naik dalam pipa kapiler. Ketika adaptasi
basis gigi tiruan dengan mukosa dengan sandaran yang baik, ruang diisi dengan
lapisan tipis saliva yang bertindak seperti pipa kapiler dan cairan berupaya
pergerakan gigi tiruan. Bila gigi tiruan mendapat gaya penarikan menjauhi
mukosa, saliva mengalir ke dalam ruangan yang terbentuk di bawah gigi tiruan.
yang disebabkan oleh sifat kental dan lengketnya saliva serta ukuran saluran yang
dilaluinya waktu mengalir. Hal ini mengikuti aturan bahwa makin sempit
salurannya makin kental salivanya, retensi akan makin efektif. Secara klinis hal
ini memang benar untuk ukuran saluran, tetapi tampaknya saliva yang sangat
saliva rendah karena kekentalan saliva yang sangat tinggi menghasilkan lapisan
saliva yang tebal dan lapisan saliva ini terputus-putus di antara gigi tiruan dan
mukosa.5,7
Bila gigi tiruan bergeser, tekanan dalam film saliva turun dan mukosa ditekan
Mekanisme retensi yang berasal dari viskositas saliva dan aksi seperti katup
dari jaringan lunak adalah yang paling baik untuk menahan kekuatan besar yang
menggerakkan gigi tiruan untuk jangka waktu yang tidak lama. Kekuatan yang
kecil yang bekerja untuk periode waktu yang panjang, seperti pengaruh gravitasi
pada gigi tiruan rahang atas, menghasilkan perbedaan tekanan yang lebih kecil di
antara lapisan saliva dan udara, karena saliva dimungkinkan mengalir sedikit demi
bawah secara progresif cenderung akan terjadi sampai akhirnya seluruh retensi
hilang dan gigi tiruan jatuh. Akan tetapi pada situasi ini kekuatan oklusal penting
dalam menempatkan gigi tiruan ke posisi semula. Setiap kali pasien beroklusi,
misalnya ketika menelan, kelebihan saliva yang terkumpul di bawah gigi tiruan
mengenai makna relatif dari faktor fisik yang bertanggung jawab untuk retensi.
Akan tetapi, secara klinis hal ini tidak begitu penting karena ciri-ciri gigi tiruan
permukaan maupun efek viskositas. Makin tipis lapisan saliva di antara gigi tiruan
dan mukosa di bawahnya, makin besar kekuatan retensi. Karena itu sangat penting
bahwa kecekatan gigi tiruan dibuat secermat mungkin. Gigi tiruan yang kurang
Saliva sangat penting bagi retensi gigi tiruan dan proteksi jaringan terhadap
tekanan yang disebabkan oleh basis gigi tiruan, volume saliva sangat bergantung
terhadap sifat rangsangan dan stimulasinya. Saliva dapat disangsang dengan cara
rangsangan rasa sakit. Sifat adesi dan kohesi dari saliva memberikan tegangan
Cairan lapisan saliva yang tipis antara basis gigi tiruan dan mukosa
2. Van Nieuw AA. Ludah dan kelenjar ludah artti bagi kesehatan. Alih
technique for artificial saliva reservoir in maxillary denture. Indian J Dent Sci
2013; 3(5):53-5
p. 48-54
p. 16.
7. Basker RM. Perawatan prostodontik bagi pasien tak bergigi. Edisi ke-3. Alih