Anda di halaman 1dari 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

E. Laju Erosi dan Tingkat Bahaya Erosi


Berdasarkan hasil perhitungan Tingkat Bahaya Erosi (TBE) di DAS
Tanggul yang terdiri dari beberapa desa yaitu Desa Podok Dalem, Desa
Selodakon, Desa Kramat Sukoharjo, Desa Manggisan, Desa Darungan dan Desa
Patemon yang disajikan dalam bentuk sebagai berikut.
Tabel ... Data hasil perhitungan Tingkat Bahaya Erosi (TBE) di DAS Tanggul
TBE
Jumlah Lahan A Kelas
(ton/ha/thn)
0 0-15 - 0 - SR
37 15-60 21,86 - 57,48 I-R
55 60-180 60,89 - 175,49 II - S
25 180-480 182,80 - 475,77 III - B
6 >480 551,74 - 2189,115 IV - SB
Berdasarkan Tabel … panjang/kemiringan lahan (LS), dan
mengenai hasil perhitungan Tingkat nilai tutupan lahan konservasi (CP).
Bahaya Erosi (TBE) di DAS Tanggul DAS Tanggul terdiri dari
terdiri dari beberapa tingkat bahaya enam desa yang memiliki 123 lahan
erosi yang berbeda-beda. Tingkat sengon dapat diketahui tingkat
bahaya erosi merupakan prakiraan bahaya erosinya. Terdapat 37 lahan
jumlah tanah yang hilang maksimum sengon memiliki nilai A berkisar
yang akan terjadi pada suatu lahan, antara 21,86 – 57,48 ton/ha/thn yang
bila pengelolaan tanaman dan tergolong kedalam tingkat bahaya
tindakan konservasi tanah tidak erosi Ringan. 55 lahan sengon
mengalami perubahan (Suryanti, memiliki nilai A berkisar antara
2017). Perhitungan tingkat bahaya 60,89 - 175,49 ton/ha/thn yang
erosi dihitung dengan menggunakan tergolong kedalam tingkat bahaya
metode USLE (Universal Soil Loss erosi Sedang. 25 lahan sengon
Equation) untuk memprediksi memiliki nilai A berkisar antara
besarnya erosi tahunan (A), yang 182,80 - 475,77 ton/ha/thn yang
diperoleh dari perkalian antara nilai tergolong kedalam tingkat bahaya
erosivitas (R), erodibilitas (K), erosi Berat. Sedangkan 6 lahan
sengon memiliki nilai A berkisar lain masih tetap dilakukan. (Kurnia,
antara 551,74 - 2189,115 toh/ha/thn dkk. 2004)
yang tergolong kedalam tingkat Hal yang harus di
bahaya erosi Sangat Berat. pertimbangkan untuk mengurangi
Tingkat bahaya erosi tingkat bahaya erosi yaitu dengan
disebabkan oleh nilai CP dan nilai cara pembuatan terasering, pemilihan
faktor panjang dan kemiringan dan pengaturan pola tata tanam teras
lereng (LS) yang rendah. Oleh bangku dan guludan serta
karena itu, perlu adanya perencanaan penanaman tanaman penutup tanah
konservasi tanah untuk mengurangi yang di perlukan untuk mencegah
laju erosi. Penerapan teknik pukulan air hujan terhadap
konservasi tanah dengan mengurangi permukaan tanah secara langsung
derajat kemiringan lahan dan yang dapat menyebabkan erosi.
panjang lereng merupakan salah satu Menurut Lanyala, dkk. (2016)
cara terbaik mengendalikan erosi, Tingkat bahaya erosi ringan dapat
yang dapat ditempuh dengan dikurangi melalui pemilihan dan
menggunakan metode konservasi pengaturan pola tanam, penanaman
tanah secara mekanik maupun penutup tanah, dan penggunaan sisa
vegetatif. Metode konservasi tanaman sebagai mulsa, pada tingkat
mekanik dan vegetatif sulit untuk bahaya erosi berat dengan
dipisahkan, karena penerapan mengembangkan usaha tani tanaman
metode konservasi tanah mekanik tahunan (tanaman perkebunan atau
akan lebih efektif dan efisien apabila tanaman industri).
disertai dengan penerapan metode
vegetatif. Sebaliknya, meskipun
penerapan metode vegetatif sebagai
pilihan utama, namun perlakuan fisik
mekanik seperti pembuatan saluran
pembuang air (SPA), bangunan
terjunan (drop structure) dan lain
DAFTAR PUSTAKA

Kurnia, U., Rachman, A., & Dariah, A. (2004). Teknologi konservasi tanah pada
lahan kering berlereng.

Lanyala, A. A. A., Hasanah, U., & Ramlan. (2016). Prediksi Laju Erosi pada
Penggunaan Lahan Berbeda di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kawatuna
Provinsi Sulawesi Tengah. Agrotekbis 4(6), 633-641

Suryanti, Eva. 2017. Tingkat Bahaya Erosi Menggunakan Sistem Informasi


Geografis (SIG) di Daerah Tangkapan Air Danau Wisata Bandar
Kayangan. Riau: Universitas Lancang Kuning.

Anda mungkin juga menyukai