Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRATIKUM KIMIA PANGAN

ANLISA VITAMIN SECARA KUANTITATIF

DWIKE RAHMADINI(202210571)

SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETIKA


Tanggal pratikum :8 maret 2021

Judul pratikum :analisa kuantitatif vitamin c dengan metode titrasi yodium jacobs

Tujuan pratikum :menentukan kadar vitamin dalam buah nanas

Landasan teori :

Dewasa ini, telah berkembang berbagai jenis pangan yang mengandung manfaat baik bagi tubuh.
Jenis panganan tersebut dapat disebut sebagai pangan fungsional yang mengandung komponen
atau zat tertentu yang memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh. Salah satu contoh komponen
tersebut adalah antioksidan. Antioksidan merupakan komponen bioaktif yang dapat menunda,
mencegah, memperlambat kerusakan oksidatif senyawa lain dalam tubuh, sehingga memiliki efek
pelindung bagi senyawa lain tersebut (Kim 2005). Menurut Svilaas, et al (2004) bahan pangan yang
dapat dijadikan sebagai sumber antioksidan adalah kopi, buah-buahan, teh, anggur, sereal, dan
sayuran. Banyaknya jenis buah-buahan di Indonesia dapat menguntungkan kita sebagai konsumen
dalam memperoleh antioksidan dalam jumlah yang besar. Jenis asam banyak ditemukan pada
beberapa jenis tanaman, terutama tanaman buah-buahan. Asam-asam ini terdapat dalam jumlah
kecil danmerupakan hasil antara (intermediete) dalam metabolisme, yaitu dalam siklus kreb(siklus
asam trikarboksilat), siklus asam glioksilat, dan siklus asam shikimat. Rasa asam yang ada juga dapat
disebabkan oleh adanya vitamin C. Vitamin C atau asam askorbat merupakan salah satu vitamin yang
dibutuhkan sebagai suplemen yang sangat penting bagi tubuh manusia. Adanya vitamin C,
mempengaruhi keasaman dalam suatu buah. Kandungan zat-zat tersebut dianggap dapat
mempengaruhi sifat fisik serta kimia secara keseluruhan sehingga dapat mempengaruhi mutu dari
buah dan sayuran itu juga.

Reagen :

 Vitamin C Amylum 1% : 10 gr pati yang dapat larut dicampur dengan 10 mg HgI dan 30 ml
aquadest, ditambahkan pada 1 L aquadest yang sedang mendidih.
 Standar Yodium : 2 – 2,5 gr KI dan 1,269 gr I2 dilarutkan dalam aquades sampai 1 liter

Prosedur:

1. Timbang 200-300 gram bahan dan hancurkan dalam waring blender sampai diperoleh slurry.

2. Timbang 10-30 gram slurry masukkan kedalam labu ukur sebanyak 100 ml dan tambahkan
aquades sampai tanda batas.

3. Saring dengan krus gooch atau sentrifuge untuk memisahkan filtratnya.

4. Ambil 5-25 ml filtrat dengan pipet dan masukkan kedalam erlenmeyer 125 ml.

5. Tambahkan 1 ml larutan amylum 1% (soluble starch) dan tambahkan 20 ml aquades kalau perlu.

6. Kemudian titrasilah dengan 0,01N standart yodium

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Vitamin C dengan Metode Titrasi Yodium

Bahan Ml iod Kadar vit c


nanas 4,2 36,96 mg/g
Jambu 6,6 ml 58,08 mg/g

 nenas

Vitamin C (mg/g) : ml Iod x FP x 0,88

= 4,2 x 10 x 0,88
= 36,96 mg/g

 Jambu

Vitamin C (mg/g) : ml Iod x FP x 0,88

= 6,6 x 10 x 0,88

= 58,08 mg/g

KESIMPULAN

1. Cara analisis vitamin C dengan metode titrasi yodium dilakukan dengan melakukan titrasi dengan
larutan 0,01 N standar yodium dan menggunkan amilum sebagai indikatornya. 2. Vitamin C pada
masing-masing buah yang diuji adalah 58,08 mg/g untuk jambu , nenas 36,96 mg/g, tomat 23,144
mg/g dan wortel 20,592 mg/g 3. Cara analisis total asam tertitrasi pada praktikum ini adalah dengan
titrasi menggunakan NaOH dan menggunakan indikator pp. 4. Hasil total asam tertitrasi pada setiap
bahan adalah 0,013 untuk tomat, 0,00268 untuk pepaya dan wortel, dan 0,0013257 untuk jambu.

SARAN

Saran Sebaiknya praktikan dapat lebih teliti dalam melakukan perhitungan dan mengerti tahapan-
tahapan analisis agar tidak terjadi kekeliruan ataupun kesalahan hasil. Selain itu, sebaiknya alat yang
digunakan setelah ataupun sebelum harus dicuci terlebih dahulu, agar tidak terjadi kontaminasi dan
menimbulkan kesalahan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Coronel, R. 1983. Promising Fruits of the Philippines. College of Agriculture, University of the
Philippines at Los Banos. Day, Underwood. 1999. Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta: Erlangga Dhian J
dan Susila K. 2009. Pengaruh Lama Ekstraksi terhadap kadar βKaroten pada wortel (Daucus carota)
dengan Metode Spektrofotometri UV-VIS. Yogyakarta :FMIPA UNY Huang D., Ou B., Prior RL., 2005,
The chemistry behind antioxidant capacity assays. J. of Agricultural and Food Chemistry 53:1841-
1856. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/view/880/698. diakses pada tanggal
27 Juni 2015. Jakarta. Joss, B. Aryani, R.D. dan Setiyono. 2003. Ekstraksi Karotenoid dari minyak
Kelapa Sawit Mentah (CPO). Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia 2003.Yogyakarta. Karadeniz F
et al .2005.Antioxidant activity of selected fruits and vegetable grown in Turkey . Turkish Journal of
Agricultural and Forest .89:297 – 303. Kim, O.S. 2005. Radical scavenging capacity and antioxidant
activity of the E vitamer fraction in rice bran. J. Food Sci. 70(3): 208-213. Kotecha PM, Desai BB,
Madhavi DL. 1998. Carrot. Dalam : Handbook of Vegetable, Science and Technology: Production,
Compotition, Storage and Processing. Salunkhe DK, Kadam SS (ed), Marcel Dekker Inc New York.
Krishna, K.L., M. Paridhavi, J.A. Patel. 2008. Review on nutritional, medicinal and pharmacological
properties of papaya (Carica papaya L.). Nat. Prod. Rad. 7(4):364-373. Marelli de Souza, L., Ferreira,
K.S., Chaves, J.B.P., dan Teixeira, S.L. 2008. L-Ascorbic Acid, Beta-carotenen and Lycopen Content in
Papaya Fruit (Carica Papaya) with or without Physiological Skin Freckel. Journal Sci.Agric.(Piracicaba,
Braz). 65, (3). Nety Nurazizah, Isolasi dan Identifikasi Jamur Endofit Dari Daun Jambu Biji
(PsidiumGuajava L.) sebagai Anti bakteri Dari Bakteri E.Coli dan Staphylococus Aureus, UIN Malang,
Malang, 2008. Penebar Swadaya, Jakarta. Prabantini, Dwi. 2010. A to Z Makanan Pendamping ASI.
Yogyakarta. Andi OFFSET

Anda mungkin juga menyukai