Anda di halaman 1dari 12

Yoyo Arifardhani, Predatory Pricing Dalam Hukum Persaingan Usaha

PREDATORY PRICING
DALAM HUKUM PERSAINGAN USAHA

Yoyo Arifardhani
Dosen Kenotariatan Universitas Pancasila

Abstract;
"The main purpose of predatory pricing is to eliminate competitors from the market
and to prevent potential competitors from entering the same market. The practice of
predatory pricing is using the principle of Rule of reasons, in which must be
proven the consequences of this practice resulting in unfair competition that
prejudice the other competitors. in the practice, KPPU commission has not given a
verdict in the case of predatory pricing, so there is no precedent regarding
predatory pricing law enforcement in Indonesia."

Kata kunci; Predatory Pricing, kriteria Predatory Pricing, Persaingan Usaha.

I. Latar Belakang Pasal 7 UU No. 5 tahun 1999:


Predatory pricing adalah “Pelaku usaha dilarang membuat
salah satu bentuk strategi yang perjanjian dengan pelaku usaha
dilakukan oleh pelaku usaha dalam pesaingnya untuk menetapkan harga
menjual produk dengan harga di bawah harga pasar, yang dapat
dibawah biaya produksi.1 Tujuan mengakibatkan terjadinya
utama dari predatory pricing untuk persaingan usaha tidak sehat.”
menyingkirkan pelaku usaha pesaing Pasal 20 UU No. 5 tahun 1999:
dari pasar dan juga mencegah pelaku “Pelaku usaha dilarang melakukan
usaha yang berpotensi menjadi pemasokan barang dan atau jasa
pesaing untuk masuk ke dalam pasar dengan cara melakukan jual rugi
yang sama. Segera setelah berhasil atau menetapkan harga yang sangat
membuat pelaku usaha pesaing rendah dengan maksud untuk
keluar dari pasar dan menunda menyingkirkan atau mematikan
masuknya pelaku usaha pendatang usaha pesaingnya di pasar
baru, maka selanjutnya dia dapat bersangkutan sehingga dapat
menaikkan harga kembali dan mengakibatkan terjadinya praktek
memaksimalkan keuntungan yang monopoli dan atau persaingan usaha
mungkin didapatkan. tidak sehat.”
Dalam UU No. 5 Tahun 1999 Apabila dilihat dari bunyinya,
tentang Larangan Praktek Monopoli penerapan pasal 20 tersebut
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat menggunakan pendekatan
ketentuan yang terkait dengan pembuktian rule of reason, karena
predatory pricing diatur dalam Pasal dalam pasal tersebut adanya kalimat
7 dan Pasal 20 yang berbunyi sebagai yang dapat mengakibatan terjadinya
berikut ini. persaingan usaha tidak sehat.
Sehingga Majelis KPPU tidak dapat
langsung menghukum pelaku usaha
1 Andi Fahmi Lubis (et.al), Hukum (terlapor) dengan menerapkan pasal
Persaingan Usaha: Antara Teks dan
Konteks,Komisi Pengawas Persaingan ini melainkan harus melalui mencari
Usaha, 2009, h.95. bukti - bukti pelanggaran dan

Judicial Volume XIV, Mei 2018 23


Yoyo Arifardhani, Predatory Pricing Dalam Hukum Persaingan Usaha

adanya kerugian yang diderita pelaku jual rugi. Para pelaku usaha yang
usaha lain. Berdasarkan pembuktian melakukan predatory pricing
itu barulah dapat dinyatakan bahwa memiliki kemampuan modal yang
pelaku usaha (terlapor) mempunyai cukup untuk menjual rugi produk
indikasi telah melakukan perbuatan atau jasanya dalam jangka waktu
predatory pricing dan perbuatan tertentu. Setelah para pesaing
tersebut menimbulkan terjadinya tersingkirkan dan terjadi monopoli
praktek monopoli atau persaingan atas barang dan produk di pasar
usaha tidak sehat. barulah mereka menaikan harga jual
Pasal 20 diterapkan terhadap sesuai dengan keinginan mereka.
kondisi di mana “penetapan harga KPPU sebagai lembaga negara
yang sangat rendah” tidak dilakukan pengawas persaingan usaha pernah
berdasarkan perjanjian, melainkan melakukan pengawasan dan
dilakukan secara otonom atau monitoring atas industri tepung
inisiatif sendiri oleh satu pelaku terigu dan industri transportasi online
usaha. Penetapan harga yang sangat karena adanya indikasi salah satu
rendah/jual rugi dilarang menurut pelaku usaha besar dibidang ini
Pasal 20 hanya dalam hal apabila diduga melakukan predatory pricing
pelaku usaha bermaksud untuk untuk menyingkirkan para
menyingkirkan pelaku usaha lainnya. pesaingnya. Walaupun sampai saat
Sedangkan pada Pasal 7 dapat ini belum pernah ada perkara tentang
diterapkan untuk penetapan harga predatory pricing di putus oleh
dibawah pasar dilakukan berdasarkan Majelis KPPU.
suatu perjanjian, yang berarti Sebagai contoh, salah satu
dilakukan antara setidaknya dua operator transportasi ojek online
pelaku usaha pesaing dengan maksud dituduh sengaja menetapkan tarif
secara bersama - sama melakukan harga yang lebih rendah dari ojek
jual rugi untuk menghilangkan pangkalan/ojek konvensional. Salah
pelaku usaha lain atau memboikot satu ojek online menerapkan biaya
agar pelaku usaha lain tidak dapat 10 ribu untuk perjalanan maksimal
masuk ke pasar tersebut. Pasal 7 ini 25 kilometer. Alasan dari operator
menggunakan pembuktian Per se mengenakan tarif murah itu
illegal, yang maksudnya KPPU tidak dilakukan selama masa promosi.
harus membuktikan terlebih dahulu Penting juga diperhatikan apakah
adanya pelanggaran dan akibat biaya rendah itu hanya dilakukan
kerugian yang dialami dari predatory sebagai sarana promosi atau tetap
pricing yang dilakukan oleh pelaku digunakan setelah masa promosi
usaha (terlapor) tapi berdasarkan selesai. Demikian juga untuk
adanya perjanjian yang dilarang operator transportasi mobil online
tersebut maka Majelis KPPU dapat sering memberikan potongan harga
langsung menghukum terlapor. kepada para pelanggannya sehingga
Dalam praktiknya saat ini tarifnya lebih murah dari taksi
hanya para pelaku usaha yang kuat konvensional akibatnya banyak
dan mempunyai skala bisnis usaha pengguna taksi konvensional beralih
besar, modal kuat serta mempunyai menggunakan transportasi mobil
posisi dominan dalam pasar yang oline.
mempunyai kemampuan untuk Sebuah inovasi bisnis dan
melakukan predatory pricing atau penggunaan teknologi harus

Judicial Volume XIV, Mei 2018 24


Yoyo Arifardhani, Predatory Pricing Dalam Hukum Persaingan Usaha

dilakukan pelaku saha dalam rangka Adalah tugas dan wewenang


mengembangkan bisnisnya dan dari KPPU (Komisi Pengawas
dalam rangka persaingan dengan Persaingan Usaha) sebagai lembaga
pelaku usaha lain. Tetapi adalah negara di bidang hukum persaingan
salah kalau pengembangan inovasi usaha untuk melakukan monitoring,
dan pemanfaatan teknologi itu pengawasan, memeriksa, menyelidiki
dipergunakan untuk persaingan usaha dan mengumpulkan data dan
yang tidak fair. informasi ada tidaknya indikasi
Unsur jual rugi adalah poin persaingan tidak sehat dalam praktek
penting untuk membuktikan tuduhan predatory pricing atau jual rugi yang
predatory pricing Untuk dilakukan oleh operator transportasi
membuktikan ada tidaknya predatory online ini.
pricing maka perlu dihitung apakah Hal itu diperkuat dengan
biaya yang ditetapkan itu misalnya adanya Peraturan Komisi (Perkom)
(10 ribu rupiah) berada di bawah No. 6 Tahun 2011 tentang Pedoman
biaya operasional dan tidak bisa Pasal 20 (jual rugi) UU No. 5 Tahun
menutupi biaya operasional. Tapi 1999. Peraturan Komisi ini sebagai
kebijakan jual rugi sengaja dilakukan pedoman yang dibuat KPPU dalam
dalam rangka untuk mematikan menentukan unsur pelanggaran
pesaingnya atau menghalangi pelaku dalam Predatory Pricing sehingga
usaha lain untuk masuk ke pasar menjadi mudah bagi investigator dan
tersebut. Majelis KPPU untuk memeriksa,
Namun perhitungan menyelidiki dan memutus perkara
mengenai berapa besar biaya yang berkaitan dengan predatory
operasional dibandinkan dengan tarif pricing.
jasa ojek online ini tidak mudah Berdasarkan latar belakang di
karena masalahnya, "tarif ojek tidak atas, maka pokok permasalahan
punya tarif standarisasi.” Demikian adalah sebagai berikut;
juga dengan transportasi mobile 1. Apa teori-teori ekonomi dari
online belum ada standarisasi predatory pricing dari sudut
mengenai tarif jasanya mengenai Persaingan Usaha?
batas bawah dan batas atas sehingga 2. Faktor atau kriteria apa yang
kelihatan tidak ada persaingan yang seharusnya menjadi kondisi
sehat antara operator transportasi pelaku usaha dapat dinyatakan
mobil online dengan transportasi telah menerapkan predatory
taksi konvensional. Pada faktanya pricing yang merugikan
sudah banyak pelaku atau karyawan persaingan usaha sehingga harus
dari transportasi konvensional di dihukum oleh rezim hukum anti
berbagai daerah melakukan protes monopoli?
dan keberatan mereka kepada II. Teori - Teori Predatory
pemerintah atas keberadaan jasa Pricing
transportasi online dan mendesak II. 1 Definisi Umum Predatory
pemerintah agar menertibkan dan Pricing
melarang operasi transpotasi online. Seperti telah diuraikan diatas
Sehingga baru Oktober ini keluar predatory pricing didefinisikan
Peraturan Menteri Perhubungan yang sebagai salah satu bentuk strategi
mengatur pelaksanaan operasional yang dilakukan oleh pelaku usaha
transportasi online. dalam menjual produk dengan harga

Judicial Volume XIV, Mei 2018 25


Yoyo Arifardhani, Predatory Pricing Dalam Hukum Persaingan Usaha

rugi atau dibawah biaya produksi perilaku predator, yaitu: (i)


(average cost atau marginal cost).2 penetapan harga di bawah pasar, (ii)
Tujuan utama dari predatory pricing bermaksud menyingkirkan
untuk menyingkirkan pelaku usaha kompetitor. Kemudian untuk dapat
pesaing dari pasar dan juga melakukan predatory pricing si
mencegah pelaku usaha yang predator harus memiliki pangsa pasar
berpotensi menjadi pesaing untuk yang besar. Berikut merupakan teori-
masuk ke dalam pasar yang sama. teori tentang predatory pricing;
Segera setelah berhasil membuat 1. Pandangan ekonomi
pelaku usaha pesaing keluar dari tradisional terhadap
pasar dan menunda masuknya pelaku predatory pricing
usaha pendatang baru, maka Teori tradisional didasarkan
selanjutnya dia dapat menaikkan pada adanya predator di pasar
harga kembali dan memaksimalkan bersangkutan yang menurunkan
keuntungan yang mungkin harga untuk periode waktu tertentu
didapatkan.3 untuk mendorong pesaingnya keluar
Untuk dapat melakukan pasar dan mencegah adanya pemain
perbuatan tersebut, maka pelaku baru. Teori ini menyiratkan bahwa
usaha tersebut haruslah mempunyai baik pemangsa dan para pesaingnya
pangsa pasar yang besar dan akan menderita kerugian. Pemangsa
keuntungan yang akan diperoleh harus yakin bahwa kerugian yang
dapat menutupi kerugian yang telah diderita dapat diperoleh
diderita selama masa predator.4 kembali (recoupment) pada masa
Sedangkan Ordover5 depan melalui kemampuannya
mendefinisikan predatory pricing dengan menggunakan kekuatan pasar
sebagai: “Selling a product ‘below untuk mendapatkan keuntungan
cost’ in order to induce a rival’s exit, monopoli tanpa dapat menarik masuk
deter future enttry, or dissuade a kembali pesaingnya atau pendatang
rival from future competition”. baru.
Perilaku predator merupakan respons 2. Pandangan Aliran Chicago
kepada para kompotitor dengan Pandangan tradisonal Chicago yang
mengorbankan sebagian keuntungan populer di kalangan ekonom selama
yang dapat diperoleh si predator bertahun-tahun menyatakan bahwa
dalam situasi pasar kompetitif predatory pricing tidak rasional
dimana terdapat para kompetitor, karena biaya tinggi terlibat. Predator
dengan maksud untuk memperlemah adalah mahal karena:
kompetisi sehingga memperoleh “To lure customers away from
keuntungan monopoli.6 somebody, he must be prepared to
Dari dua definisi diatas, serve them himself. The monopolist
terdapat unsur-unsur esensial dari thus finds himself in the position of
selling more-and therefore losing
more-than his competitors.”7
2 Ibid.
3 ibid
4 ibid. 7 Lihat McGee, J., Predatory Price Cutting:
5 Janusz A. Ordover dalam Peter Newnan The Standard Oil (NJ) Case, Journal of Law.
(ed), The New Palgrave Dictionary of J. Ordover, and G. Saloner, “Predation,
Economics and the Law, Palgrave Monopolization and Antitrust”, in Willig, R.D.
Macmillan, 2002, h.77. and Schmalensee, R. eds. Handbook of
6 Ibid. Industrial Organization, (North- Holland:
Amsterdam) 1989 pp.537-596.and

Judicial Volume XIV, Mei 2018 26


Yoyo Arifardhani, Predatory Pricing Dalam Hukum Persaingan Usaha

McGee adalah salah satu penganut karena menerapkan taktik jual rugi,
aliran Chicago terkemuka yang dan kemudian melanjutkan
menyatakan bahwa predatory pricing beroperasi ketika si predator
adalah irasional. Menurutnya jika menaikkan harganya kembali yang
sebuah perusahaan dapat tidak dapat dihindarinya untuk
disingkirkan dari pasar, baik oleh menutupi kerugiannya selama
perang harga atau dengan menjalankan strategi predator.
pengambilalihan, maka perusahaan 3. Pemikiran Ekonomi moderen
yang menang akan jauh lebih buruk Karena kemajuan dalam teori
terlibat dalam perang harga8. Salah organisasi industri dan pendekatan
satu argumen paling penting dalam game theory dalam kasus
mendukung penalaran tersebut antimonopoli serta perilaku
adalah bahwa suatu perang harga organisasi dalam 10-20 tahun
oleh perusahaan dengan kekuatan terakhir, pemikiran ekonomi
monopoli akan menghasilkan moderen menyatakan bahwa
kerugian langsung bagi semua predatory pricing mungkin
peserta di pasar. “The war will go on merupakan suatu strategi yang dapat
until average variable costs are not memaksimalisasi keuntungan bagi
covered and are not expected to be perusahaan dominan dan dapat
covered; and the competitors drop merugikan konsumen, setidaknya
out”9 dikarenakan dalam suatu situasi10:
Strategi yang lebih baik dan 1. Pasar modal yang tidak sempurna
rasional bagi predator adalah dengan (imperfect capital markets)
membeli pesaingnya secara langsung 2. Informasi yang tidak simetris
dengan membayar harga sampai nilai (asymmetric information)
diskon dari keuntungan monopoli 1. Imperfect capital markets
yang diharapkan setelah akuisisi. Dengan mendasarkan pada
Selanjutnya, dengan asumsi adanya asumsi yang lebih realistis bahwa
informasi yang sempurna (perfect pasar modal tidak sempurna, strategi
information), baik perusahaan predator mungkin akan masuk akal
agresor dominan dan para pesaing karena adanya asimetri antar pelaku
baik pada saat ini dan masa depan usaha dalam hal akses terhadap
akan mengetahui bahwa tingkat dana.11 Hal ini terjadi karena
harga yang ditetapkan oleh pemangsa perusahaan-perusahaan kecil akan
tidak dapat permanen. sulit dalam mencari akses pendanaan
Oleh karena itu yang terbaik untuk menutupi kerugian jangka
bagi pesaing adalah menutup pendek ketika mereka mencoba
operasinya sementara dan untuk bertahan dalam situasi perang
membiarkan pemangsa harga dengan menyesuaikan harga
mengambilalih pasar termasuk semua penjualan produknya dengan
kerugian yang akan dideritanya perusahaan-perusahaan besar yang

Economics, 1958 and McGee, J., Predatory 10 “Competition in Retailing” prepared by


Pricing Revisited, Journal of Law and London Economics for the Office of Free
Economics,1980 for a statement of the Trading (UK), September 1997 Research
traditional Chicago view Paper 13
8 McGee, J., Predatory Price Cutting: The 11 L. Philip & Moras,I.M.(1993), ‘The AKZO

Standard Oil (NJ) Case, Journal of Law, Decision: a Case of Predatory Pricing?’,
h.139-140. Journal of Industry Economics, 41
9 Ibid. September, h. 193

Judicial Volume XIV, Mei 2018 27


Yoyo Arifardhani, Predatory Pricing Dalam Hukum Persaingan Usaha

memiliki akses ke pendanaan yang pesaing masuk. Dengan memiliki


lebih mudah. Oleh karena itu, kekuatan finansial, perusahaan
perusahaan kecil sangat kecil dominan dengan hanya menciptakan
kemungkinan untuk mampu bertahan ancaman yang kredibel dapat
sampai pada situasi dimana harga mengurungkan para pesaing untuk
dinaikkan di masa depan oleh si masuk ke pasar tersebut.
predator. (b) Reputation effect predation
2. Asymmetric information Predatory pricing dapat
Di bawah ini adalah menjadi strategi yang rasional
ringkasan dari tiga model modern dimana predator menetapkan reputasi
strategi predator yang terkait dengan agresivitasnya sehingga pemain baru
adanya asumsi informasi asimetris. potensial akan terhalang memasuki
(a) “Deep pocket”/“long purse” & pasar karena percaya predator akan
financial market predation menerapkan strategi predator
Sebuah perusahaan predator ketimbang mengakomodasi
dengan sumber daya keuangan yang masuknya pemain baru.13
besar dapat menurunkan harga dan Tindakan agresif sebuah
bertahan lebih lama dari pesaing- perusahaan dominan di suatu pasar
pesaingnya dalam suatu pasar dengan produk A, akan membuat para
informasi yang tidak sempurna.12 pesaing-pesaingnya percaya bahwa
Perusahaan dominan biasanya perusahaan dominan tersebut akan
menggunakan keuntungan yang melakukan hal yang sama di pasar-
berasal dari suatu pasar produk pasar produk lainnya, di pasar B atau
lainnya yang terproteksi dengan pasar C. Hal ini dapat membangun
‘monopoli’ untuk membiayai strategi reputasi si predator sebagai pemain
agresif di suatu pasar produk yang yang akan agresif dipasar manapun
lebih kompetitif. Untuk sehingga dapat menghalangi niat
menyingkirkan pesaingnya, para pesaing-pesaingnya untuk
perusahaan dominan akan masuk di pasar-pasar yang diyakini
menurunkan harga produknya sampai dikuasai oleh perusahaan dominan.
sama dengan harga variabel Para pesaing tidak dapat mengetahui
pesaingnya. Dalam situasi ini, apakah perusahaan dominan
perusahaan pesaing yang rasional merupakan “weak incumbent” atau
akan meninggalkan pasar segera “tough incumbent”. ‘Weak
setelah melihat adanya indikasi incumbent”, artinya perusahaan
perusahaan dominan melakukan dominan sebenarnya tidak dapat
kampanye predator. Situasi ini menjalankan strategi predatornya di
bertentangan dengan pendapat semua pasar yang ia masuki,
McGee yang menyatakan bahwa sehingga para pesaing dapat
strategi predator adalah irasional, memasuki pasar-pasar (multi-market)
karena dalam situasi ini strategi perusahaan dominan yang lainnya.
predator hampir tidak menghabiskan Sedangkan dalam hal ‘tough
biaya yang berarti karena perusahaan incumbent’, perusahaan dominan
dominan tidak secara aktual mampu dan akan menjalankan
diharuskan menurunkan harga strategi predatornya di semua pasar
produknya untuk menghambat yang ia masuki sehingga akan

12 GCL Research Papers on Article 82 EC 13 GCLC Research papers on Article 82 EC


(2005), h.68 (2005), h.87

Judicial Volume XIV, Mei 2018 28


Yoyo Arifardhani, Predatory Pricing Dalam Hukum Persaingan Usaha

menghambat masuknya para pesaing bahwa penurunan harga di bawah


di pasar tersebut. Dengan adanya biaya variabel rata-rata (avarage
permasalahan informasi yang variable cost) oleh perusahaan
asimetris, para perusahaan pesaing dominan adalah predator. Oleh
tidak mengetahui apakah perusahaan karenanya, pembedaan antara biaya
dominan merupakan perusahaan variabel rata-rata variabel (avarage
‘tough incumbent’ atau tidak. variable cost) dan biaya tetap rata-
(c) Cost signaling rata (avarage fixed cost) menjadi
Dalam strategi ini pemain penting untuk penerapan tes Areeda-
yang ingin memasuki suatu pasar Turner. Biaya sebuah perusahaan
memiliki informasi yang tidak dapat dibagi menjadi dua kategori;
lengkap (incomplete information) biaya tetap dan dan biaya variabel.
tentang biaya produksi sebenarnya Biaya tetap adalah biaya-biaya yang
dari predator dan permintaan pasar tetap konstan tidak digantungkan dari
atas produk tersebut, apakah tinggi berapa output yang dihasilkan, ini
atau rendah. Predator memanfaatkan termasuk biaya pajak properti,
situasi asimetris ini dengan depresiasi dan biaya manajemen.
meyakinkan para pemain baru Sedangkan biaya variabel
tersebut bahwa biaya produksinya berfluktuasi terhadap perubahan
memang rendah dan dapat mudah output dan biasanya meliputi biaya
menurunkan harga penjualan dengan bahan baku, bahan bakar, upah
sangat rendah. Pelaku usaha pesaing tenaga kerja, utilisasi, perbaikan dan
kemudian berhasil diyakinkan untuk perawatan.
diajak mengurangi outputnya dan Berikut adalah dua grafik yang
bahkan mungkin menjadi target yang menunjukkan bagaimana pendekatan
menarik untuk dilakukan cost-based bekerja. PM adalah harga
pengambilalihan perusahaan. yang memaksimalkan keuntungan
III. Faktor atau Kriteria Dalam dari perusahaan dominan dan QM
Predatory Pricing. adalah output yang dijual. Pada saat
1. Penerapan Areeda-Turner Test itu keuntungan perusahaan adalah
Untuk penerapan kriteria PMABC. Ketika ada pemain lain
dalam predatory pricing di Eropah,
maka lembaga yang berwenang
adalah European Court of Justice.
ECJ dalam memeriksa kasus
Predatory Pricing, menggunakan
pendekatan objective/cost-based
dalam menganalisa apakah telah
terjadi predatory pricing atau tidak.
Pendekatan ini didasarkan pada tes
Areeda-Turner yang berasal dari AS
masuk ke pasar yang relevan, kurva
yang pendapatnya telah mendapatkan
permintaan perusahaan dominan
banyak momentum di sana. Oleh
akan lebih elastis lebih atau bergeser
karena itu penting untuk diketahui
ke kiri. Perusahaan dominan akan
bagaimana tes Areeda-Turner bekerja
menurunkan harga dan meningkatkan
dan implikasinya pada kasus
output untuk memaksimalisasi
predatory pricing. Secara singkat, tes
keuntungan jangka pendek. Jika
Areeda-Turner memiliki proposisi
perusahaan dominan menurunkan

Judicial Volume XIV, Mei 2018 29


Yoyo Arifardhani, Predatory Pricing Dalam Hukum Persaingan Usaha

harga ke PN dan menjual pada output merangkum posisi tes Areeda-


QN, keuntungannya akan berkurang Turner.
tetapi sebenarnya terdapat Area A: Penurunan harga di area ini
keuntungan bersih surplus konsumen lebih besar atau sama dengan biaya
seperti yang digambarkan oleh marjinal dan biaya rata-rata sehingga
segitiga merah. Hal ini karena harga di area ini tidak akan
perusahaan dominan tersebut telah menghilangkan pesaing lain yang
menurunkan harga sampai ke tingkat sama-sama efisien dan benar-benar
harga pada persaingan sempurna akanmenghasilkan alokasi sumber
(price equals marginal cost). Pada daya yang lebih efisien karena harga
titik ini, pelaku usaha lain yang tidak bergerak lebih dekat ke dalam harga
bisa bertahan hidup karena jika berada dalam persaingan
perusahaan dominan telah sempurna, yaitu biaya marjinal.
menurunkan harga tidak layak untuk Area B: Dimana penurunan harga
bertahan karena mereka tidak menghasilkan harga yang lebih besar
seefisien perusahaan dominan. Jadi, daripada biaya marjinal tetapi lebih
tidak ada predasi ada sejauh ini. kecil dari biaya rata-rata. Dalam
Ketika perusahaan dominan terus situai Ini masih dapat meningkatkan
memotong harga di bawah PN, tetapi kesejahteraan dan menghilangkan
tetap diatas PR (biaya rata-rata pesaing-pesaing yang kurang efisien.
jangka pendek), ini Area C: Ini adalah area di mana
mengimplikasiakan penggunaan penurunan harga menghasilkan harga
sumber daya yang tidak efisien yang berada dibawah baik biaya
karena biaya sumber daya untuk marjinal dan biaya rata-rata.
memproduksi tambahan QNQR Konsumen akan mendapatkan
lebih besar daripada penilaian yang keuntungan dari penurunana harga
ditempatkan oleh konsumen pada ini tetapi keuntungan tersebut
output tambahan. Oleh karena itu sebenarnya dihasilakan dari transfer
konsumen akan berada dalam posisi langsung penurunan harga oleh
yang lebih baik tanpa adanya output perusahaan dominan. Skenario ini
tambahan. akan menghasilkan alokasi
Berdasarkan tes Areeda- sumberdaya yang tidak efisien dan
Turner tingkat harga seperti itu dengan demikian kelebihan produksi
bukan merupakan predator bahkan (over production). Menurut tes
jika harga tersebut berada di bawah Areeda-Turner, penurunan harga di
biaya marjinal karena harganya area A dan B harus dianggap tidak
predator sedangkan penurunan harga
di area C harus dianggap predator.
2. Penggunaan AVC Sebagai
Ambang Batas Predasi
Biaya variabel rata-rata
("AVC") digunakan sebagai proxy
untuk biaya marjinal ("MC") karena
data yang tepat tentang MC sering
sulit untuk ditemukan. Namun,
masih di atas biaya total rata-rata dan penggunaan AVC sebagai ambang
menyiratkan bahwa perusahaan yang batas tidak terlepas dari
dominan masih membuat permasalahan; Pertama,AVC tidak
keuntungan. Diagram di bawah ini

Judicial Volume XIV, Mei 2018 30


Yoyo Arifardhani, Predatory Pricing Dalam Hukum Persaingan Usaha

selalu merupakan pengganti yang perusahaan-perusahaan yang lebih


tepat untuk biaya marjinal. Kedua, kecil untuk menyalahgunakan hukum
tidak ada definisi universal tentang persaingan karena mereka dapat
apa yang merupakan biaya tetap atau "mengikat tangan" perusahaan
variabel.Pertama-tama, AVC tidak dominan. Apabila diterima maka
selalu merupakan proxy yang baik preposisi atau pendekatan ini efektif
untuk biaya marjinal jangka pendek melindungi kompetitor dan bukan
(short run marginal cost) karena kompetisi itu sendiri karena
biaya marjinal naik dan turun secara perusahaan dominan dipaksa untuk
lebih dramatis AVC, karena AVC mengakomodasi pendatang daripada
merupakan biaya rata-rata yang bersaing dengan mereka.
timbul dari tambahan satu unit atas 3. Penggunaan Harga Di Bawah
seluruh output yang diproduksi. Jadi, AVC Sebagai Perse Illegal
substitusi tersebut hanya bekerja European Court of Justice (ECJ)
dalam jangka panjang, tidak dalam merujuk pada tes Areeda-Turner
jangka pendek. Permasalahan kedua yang berpendapat bahwa harga di
adalah para pihak tidak bisa dapat bawah AVC dianggap per se
sepakat mana yang merupakan biaya predator. Namun sebenarnya terdapat
variabel dan biaya tetap. Menurut alasan-alasan ekonomi mengapa
Areeda dan Turner apakah biaya sebuah perusahaan yang dominan
dianggap variabel dan tetap memberikan harga dibawah biaya
tergantung pada tingkat output dan sehingga seharusnya tidak dianggap
waktu.14 Sebagai contoh, jika sebagai predator yang anti kompetisi
perusahaan berencana untuk sebagaimana berikut ini.
meningkatkan produksi dengan i. Commercial misjudgement
membangun pabrik baru dan karena Dalam dunia di mana informasi tidak
itu pembelian peralatan baru, apa sempurna, adanya pendatang baru
yang biasanya disebut biaya tetap menciptakan ketidakpastian dan
seperti pajak properti menjadi biaya ancaman bagi perusahaan dominan
variabel. Areeda dan Turner dan perusahaan ini kadang-kadang
berpendapat bahwa semua biaya membuat keputusan komersial yang
adalah variabel dalam jangka salah, seperti penentuan harga
panjang karena "banyak biaya produk mereka. Oleh karena itu,
menjadi variabel ketika periode otoritas persaingan tidak boleh
waktu meningkat"15. berasumsi bahwa perusahaan
Preposisi yang menyatakan bahwa dominan selalu memiliki informasi
harga antara AVC dan ATC dapat yang sempurna.
dipersalahkan sebagai predator ii. Normal commercial choices
adalah sangat berbahaya karena not to maximize short-term
membuka pintu masuk bagi profits
Perusahaan kadang-kadang membuat
pilihan komersial yang disengaja
14 Thomas, G.E., (1987) “The European yang tidak memaksimalkan
Commissions’ ECS/AKZO standard for
predatory pricing in the EEC: deterrence or keuntungan jangka pendek dengan
disorder?”, 17 Ga. J. Int’l & Comp. L. 271 alasan seperti pemasaran produk baru
(1987) h.291 untuk mendorong konsumsi mereka
15 Areeda and Turner (1975), “Predatory

Pricing and Related Practices under section di pasar atau ketika melakukan
2 of Sherman Act”, 88 Harvard Law Review, penjualan di satu pasar di bawah
h. 701

Judicial Volume XIV, Mei 2018 31


Yoyo Arifardhani, Predatory Pricing Dalam Hukum Persaingan Usaha

biaya komersial dibenarkan yang KPPU mengalami kesulitan didalam


diikuti dengan penjualan di pasar mendapat data - data yang dapat
lain. Untuk menguji kewajaran dipergunakan untuk menganalisa dan
penggunaan harga di bawah biaya menemukan indikasi apakah suatu
adalah dengan melakukan perusahaan melakukan kebijakan
benchmarking perilaku perusahaan jual rugi/predatory pricing dalam
dominan dengan praktek-praktek kegiatan usahanya.
penetapan harga oleh perusahaan Oleh karena itui, tahun 2017
non-dominan pada industries yang ini KPPU telah melakukan
sama atau sejenis. Jika perilaku permohonan revisi UU No. 5 tahun
diantara mereka sama, maka perilaku 1999 melalui DPR untuk melakukan
perusahaan dominan tidak dapat perubahan beberapa pasal terutama
dianggap sebagai predator. mengenai wewenang dari KPPU
iii. “Meeting-competition” untuk mengumpulkan keterangan
defence. ingormasi dan data dalam rangka
Perusahaan dominan tidak harus proses pembuktian dari pelanggaaran
dilarang berpartisipasi dalam "perang persaingan usaha. Data dan informasi
harga-" dengan pesaing dengan yang dipergunakan sebagai
menyamai harga pesaing bahkan pembuktian dalam penanganan
sekalipun digunakan harga di bawah perkara di KPPU bersumber dari; a.
biaya dengan ukuran yang relevan. Hasil Kajian; b. Berita di media; c.
IV. Penerapan Kriteria Hasil Pengawasan; d. Laporan yang
Laporan Predatory Pricing tidak lengkap; e. Hasil Dengar
di KPPU. Pendapat yang dilakukan Komisi; f.
Dasar hukum Hukum Acara Temuan dalam Pemeriksaan; atau g.
atau Tata Cara Penanganan Perkara Sumber lain yang dapat
di KPPU adalah UU No. 5 tahun dipertanggungjawabkan.
1999 dan Peraturan Komisi (Perkom) Majelis KPPU dalam
No. 1 Tahun 2010. Pada umumnya memeriksa dan memutus suatu
penyelidikan dan pemeriksaan perkara persaingan usaha
perkara di KPPU berdasakan; a. menggunakan alat-alat bukti
laporan Pelapor; b. laporan Pelapor pemeriksaan berupa:a. keterangan
dengan permohonan ganti rugi; c. saksi, b. keterangan ahli, c. surat dan
Inisiatif Komisi. Dalam hal predatory atau dokumen, d. petunjuk, e.
pricing, KPPU tidak hanya keterangan pelaku usaha. Dalam
menunggu laporan dari pelapor, tapi Hukum Acara KPPU, keterangan
bisa menggunakan inisiatif komisi. saksi mempunyai kekuatan
KPPU menggunakan pembuktian paling kuat dalam
inisiatifnya untuk melakukan perkara persaingan usaha. KPPU
monitoring dan pengawasan terlebih juga bisa menerapkan kriteria dalam
dahulu atas suatu industri terkait menentukan predatory pricing sama
dengan isu persaingan usaha seperti ECJ pada saat memeriksa
termasuk predatory pricing. KPPU perkara dengan menggunakan
melakukan pemanggilan pelaku keterangan dari para ahli ekonomi
usaha yang terkait dalam monitoring yang ditunjang dengan keterangan
tersebut untuk mendapatkan dari ahli hukum. Sedangkan
keterangan dan mengumpulkan data- keterangan dari pelaku usaha
data yang diperlukan. Prakteknya

Judicial Volume XIV, Mei 2018 32


Yoyo Arifardhani, Predatory Pricing Dalam Hukum Persaingan Usaha

(terlapor) mempunyai kekuatan 3. Pembuktian adanya intensi/niat


pembuktian paling lemah. untuk menyingkirkan pesaing
V. Kesimpulan dan Saran juga merupakan kriteria sekunder
V.1. Kesimpulan yang harus digunakan setelah
1. Unsur - unsur yang penting dalam dilakukan analisa cost-based
aturan predatory pricng dalam diatas, dan tidak boleh digunakan
Pasal 20 UU No. 5 tahun 1999, sebagai satu-satunya atau kriteria
adalah: utama dalam menentukan telah
i. Pelaku usaha melakukan jual terjadinya predatory pricing yang
rugi atau menetapkan harga yang menimbulkan praktik persaingan
sangat rendah usaha tidak sehat.
ii. Dengan maksud untuk 4. Pembuktian intensi sebaiknya
menyingkirkan atau mematikan digunakan secara mendalam
usaha pesaingnya di pasar apabila data-data ekonomi yang
bersangkutan ditemukan ambigu sehingga
iii. Sehingga dapat mengakibatkan dapat menimbulkan multi-
terjadinya praktek monopoli dan interpreatsi.
atau persaingan usaha tidak V.2. Saran
sehat.” 1. Pembuktian intensi seharusnya
Penerapan pasal tersebut didukung oleh bukti dokumentasi
menggunakan pendekatan rule of internal perusahaan dan perilaku-
reason sehingga otoritas anti perilaku tambahan yang
monopoli harus membuktikan mendukung bukti adanya
adanya analisa dampak atau predatory pricing yang
alasan-alasan yang wajar untuk menimbulkan praktik persaingan
menghukum perusahaan yang usaha tidak sehat, seperti
dituduh melakukan predator ancaman langsung untuk
harga. Oleh karena itu penentuan melakukan pemotongan harga,
kriteria (i) jual rugi atau harga pemotongan harga secara selektif
sangat rendah, dan (ii) adanya kepada pelanggan utama pesaing,
maksud untuk menyingkirkan product bundling, dan klausula
pesaing, merupakan kriteria yang eksklusif kepada para pemasok.
penting untuk menentukan 2. Tes penutupan kerugian
apakah perusahaan dominan telah (recoupment) harus digunakan
melakukan predatory pricing sebagai kriteria untuk
yang dapat menimbulkan menentukan terjadinya predatory
terjadinya praktek monopoli atau pricing yang menimbulkan
persaingan usaha tidak sehat. praktik persaingan usaha tidak
2. Penggunaan ambang batas sehat.
avarage variable cost (AVC) 3. Perlu adanya Peraturan
sebagai kriteria utama dugaan Pemerintah dalam mengatur
adanya predatory pricing pelaksanaan kegiatan usaha
merupakan unsur yang penting operator transportasi online
tetapi bukan merupakan kriteria sehingga tercipta iklim usaha
satu-satunya dan harus yang sehat. .
memperhatikan faktor-faktor 4. Perlunya revisi UU No. 5 Tahun
lainnya. 1999 untuk meningkatkan
wewenang KPPU dalam

Judicial Volume XIV, Mei 2018 33


Yoyo Arifardhani, Predatory Pricing Dalam Hukum Persaingan Usaha

usahanya mengumpulakan framework for analyzing predatory


informasi dan data yang pricing policy’ 89 Yale LJ 213
diperlukan dalam rangka proses Lubis , Andi Fahmi (et.al),
pembuktian dalam penanganan Hukum Persaingan Usaha: Antara
perkara persaingan usaha. Teks dan Konteks,Komisi Pengawas
DAFTAR PUSTAKA Persaingan Usaha, 2009,
Areeda and Turner (1975), Mastromanoli, E.P.,
“Predatory Pricing and Related “Predatory pricing strategies in the
Practices under section 2 of Sherman European Union; A case for legal
Act”, 88 Harvard Law Review. reform” E.C.L.R. 1998, 19(4).
Bauomol, W.J. (1979) , McGee, J (1980), Predatory
“Quasi-performance of price Pricing Revisited, Journal of Law
reductions: a policy for prevention of and Economics, Vol.23.
predatory pricing”, Yale Law Philips, L., (1995),
Journal. “Competition Policy: A Game-
Bolton, P., J.F. Brodley, J.F. Theoretic Perspective”, Cambridge
and Riordan, M.H., University Press.
(2000)“Predatory pricing: Strategic Newman, Peter (ed), The
theory and legal policy” 88 New Palgrave Dictionary of
Georgetown Law Journal. Economics and the Law, Palgrave
Cseres, K.J., (2005) Macmillan, 2002.
“Competition Law and Consumer Philips, L. and
Protection”, Kluwer Law Moras,I.M.(1993), ‘The AKZO
International, The Netherlands Decision: a Case of Predatory
Goetz, C.J., and McChesney, Pricing?’, Journal of Industry
F.S., (2002), “Antitrust Law: Economics, 41 September.
interpretation and implementation” Rapp, R.T, “Predatory
2nd Edition Lexis Nexis, USA Pricing and Entry Determining
Hansen, Knud et.al, Undang Strategies: the Economics of AKZO”
–Undang Larangan Praktek [1986] ECLR.
Monopoli dan Persaingan Usaha Thomas, G.E., (1987) “The
Tidak Sehat,GTZ, 2002. European Commissions’ ECS/AKZO
Hawk,B.E., United States, standard for predatory pricing in the
Common Market and International EEC: deterrence or disorder?” 17
Antitrust: A Comparative Guide (2nd Ga. J. Int’l & Comp. L. 271
edn., Aspen Law & Business, 1990), Utton, M.A., (1995) “Market
II Dominance and Antitrust Policy”
Hylton, K.N., (2003), Edward Elgar Publishing Limited,
“Antitrust Law: Economic Theory UK
and Common Law Evolution”, Utton, M.A., (2003) “Market
Cambridge University Press, UK Dominance and Antitrust Policy”
Jones, A. and Suffrin, B., EC 2nd Edition Edward Elgar Publishing
Competition Law. Text, cases and Ltd, UK
materials, Oxford University Press, Williamson, O.E. (1977),
2004 “Predatory pricing: a strategic and
Joskow, P.L. and welfare analysis”, Yale Law Journal.
Klevorick,A.K., (1979) ‘A

Judicial Volume XIV, Mei 2018 34

Anda mungkin juga menyukai