KLIEN 1
Masalah: Lemahnya pengendalian diri yang berakibat pada perilaku menyimpang prostitusi
Gambaran masalah:
SA merupakan mahasiswa di salah satu kampus swasta di kendari, ia merupakan
anak ke dua dari empat bersaudara yang harus tinggal seorang diri disebuah kamar
kontrakan/kos-kosan dan jauh dari orang tua karena harus berkuliah. Ia tidak mampu
mengendalikan diri terhadap pengaruh teman-teman dan lingkungan barunya yang
mengakibatkan ia terjerumus dalam pergaulan bebas hingga melakukan kegiatan
prostitusi. Pola asuh orang tua adalah pola asuh demokratis orang tua sangat
memperhatikan kebutuhan anak dan mencukupinya dengan pertimbangan faktor
kepentingan dan kebutuhan realistis. Orang tua tidak semata-mata menuruti
keinginan anak, tetapi sekaligus mengajarkan kepada anak mengenai kebutuhan yang
penting bagi kehidupannya. Berada jauh dari orang tua membuat ia bebas melakukan
apa saja karena orang tua hanya bisa mengontrol SA hanya melalui telefon atau
Whats Up. Setiap malam bukanya sibuk menyelesaikan tugas-tugas ia justru sibuk
bermain sosial media (tantan, me chatt dll) untuk mencari kawan pria dan mengajak
untuk keluar atau jalan di tempat-tempat hiburan malam seperti tempat karaoke,
nongkrong dan club malam, ia juga tidak segan memintai sejumlah uang pada teman
pria yang baru ia kenal, menjadi pribadi yang matrealistis untuk memenuhi gaya
hidup. Akibat dari kegiatan tersebut yang tidak mampu ia kontrol ia mengalami
hambatan dan ketertinggalan mengerjakan tugas-tugas kuliahnya dan sering mangkir
atau tidak hadir dalam proses perkuliahan yang disebabkan banyak melakukan
kegiatan di malam hari hingga larut malam sehingga tidak mampu untuk bangun di
pagi hari untuk bersiap-siap mengikuti perkuliahan.
bersenang-senang, hiburan dan sebagainya.
Hubungan awal :
Konseli merupakan mahasiswa di salah satu kampus kesehatan swasta di kendari
Sulawesi tenggara, ia merupakan penghuni kontrakan di kontrakan yang pernah
saya huni sewaktu saya masih bekerja sebagi kasir. setelah penelitian dilakukan
maka saya melanjutkan pada proses konseling.
SA memiliki kepribadian yang ramah mudah bergaul dan akrab dengan orang yang
baru, ia juga memiliki hati yang lembut dari cara berbicara suaranya sangat pelan
dan sopan, suka diajak bekerjasama, menolong orang lain yang sedang mengalami
kesusahan misalnya saja tidak sungkan memberikan pinjaman uang terhadap orang
lain royal suka mentraktir makan teman-temanya ataupun nonton bersama di mall.
PELAKSANAAN USAHA:
Adapun pelaksanaan usaha yang dilakukan sebagai berikut.
a. Saya memandang konseli saya bahwa makhluk yang memiliki kebutuhan
dan keinginan dasar sehingga berprilaku sesuai dengan masalah.
b. Menelaah kehidupan dan perilaku konseli berdasarkan apa yang telah
diungkapkan oleh konseli, baik dari sisi pribadi konseli, masa lalu yang
dialami sebagai sebab-akibat
c. Membantu konseli untuk merestrukturisasi atau membenahi kognisinya
dengan menggunakan pendekatan konseling Cognitive Behavior Therapy
(CBT).Pendekatan CBT digunakan untuk membantu konseli dalam
mengarahkan dirinya (kognisinya) kepada modifikasi fungsi berpikir yang
tepat, merasa dan bertindak serta memutuskan kembali jalan apa yang akan
konseli ambil dalam melanjutkan kehidupannya. Sedangkan dari sisi
behavioralnya diarahkan untuk membangun hubungan yang baik antara
situasi permasalahan konseli dengan mereaksi pada permasalahannya.
d. Pendekatan CBT dilakukan untuk membantu konseli dalam memikirkan
dan mempertimbangkan baik buruknya perilaku konseli dan apa
dampaknya bagi kehidupannya dan keluarganya.
e. Konseli juga diarahkan untuk membuat perencanaan akan tindakan
selanjutnya yang akan diambil setelah peristiwa yang dialaminya
f. Mengarahkan konseli untuk lebih mendekatkan diri pada Allah SWT
dengan konsep bertaubat. Serta melibatkan segala pengambilan keputusan
dalam kehidupan konseli dengan baik itu dalam konsep berpikir atau
bertindak berdasarkan nilai-nilai agama dan norma-norma yang berlaku di
masyarakat.
g. Takut pada Allah SWT
h. Menyadari perilaku menjajakan diri ketika diketahui keluarga
dan masyarakat
i. Mengkomunikasikan dengan baik terkait perilaku yang dialami dengan
perilaku pengendalian diri yang buruk, seks bebas yang menyimpang
secara terbuka, mengungkapkan harapan, maksud, dan tugas pokok dan
fungsi sebagai mahluk ciptaan Allah SWT
j. Memikirkan akibat jika tidak meninggalkan kebiasaan negatif dan pola pikir
negatif.
PENILAIAN:
1. Laiseg (Penilaian Segera)
a. Understanding (Pemahaman)
Dalam menilai pemahaman, konselor bertanya secara langsung kepada konseli
yaitu “setelah kita melakukan proses konseling, pengetahuan atau hal-hal apa
yang sudah SA peroleh ?” Konseli kemudian menjawab bahwa hal baru yang ia
dapatkan adalah menyadari pola pikir dan perilaku yang saya lakukan selama ini.
b. Comfort (Perasaan)
Penilaian yang berkenaan dengan perasaan konseli setelah melaksanakan
konseling dilakukan dengan menanyakan kepada konseli “Bagaimana perasaan
SA setelah kita membahas permasalahan dan upaya pengentasannya ?”. Konseli
kemudian menjawab bahwa ia merasa lega karena telah mengungkapkan apa
yang telah membebani pikiran dan perasaannya dan tahu langkah apa selanjutnya
yang akan ia lakukan berkenanaan dengan permasalahannya (perilaku seks).
c. Action (Pelaksanaan)
Dalam hal ini konselor memberikan penilaian berkaitan dengan langkah- langkah
yang akan konseli lakukan sehubungan dengan upaya pengentasan masalahnya.
Setelah konseli menjawab pertanyaan konselor, konselor kemudian menanyakan
komitmen konseli dalam melakukan langkah-langkah upaya pengentasan
tersebut. Konseli kemudian berkomitmen bahwa ia akan menjalani dengan serius
dan bertanggungjawab dalam melaksanakan langkah-langkah dari upaya
pengentasan masalah dalam berprilaku serta pola pikir negatifnya tersebut.