A. Standar Lahan
1. Luas lahan minimum dapat menampung sarana dan prasarana untuk melayani minimum 3 (tiga)
rombongan belajar.
2. Koefisien Dasar Bangunan maksimum 30% (tiga puluh persen).
3. Lokasi lahan sesuai peruntukan yang diatur dalam peraturan daerah tentang rencana tata ruang
wilayah kota/kabupaten, rencana detail tata ruang kota/kabupaten, atau peraturan zonasi yang
mengikat dan mendapatkan izin pemanfaatan tanah dari pemerintah daerah setempat.
4. Lahan relatif datar untuk didirikan bangunan, tidak berbukit atau kontur naik turun secara
mencolok/garis kontur terlalu rapat.
5. Lahan tidak berada di dalam garis sempadan sungai/danau/laut, jalur kereta api, atau yang dapat
membahayakan/berpotensi merusak sarana dan prasarana, dan mempunyai akses memadai
untuk mobilitas peralatan pemadam kebakaran.
6. Status kepemilikan/pemanfaatan hak atas tanah tidak dalam sengketa, dan memiliki sertifikat
tanah atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan peraturan
perundang- undangan yang berlaku untuk jangka waktu minimum 10 (sepuluh) tahun.
B. Standar Bangunan
1. Penentuan luas bangunan SMK/MAK mengacu pada beberapa hal sebagai berikut:
a. Proyeksi jumlah peserta didik,
b. Jenis ruang pembelajaran dan ruang penunjang pembelajaran, dan
c. Luas area sirkulasi beratap termasuk lobi, koridor, dan tangga minimum 30% (tiga puluh
persen) dari total luas bangunan.
2. Bangunan memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Koefisien Lantai Bangunan maksimum, Koefisien Dasar Hijau minimum, dan ketinggian
maksimum bangunan yang ditetapkan dalam peraturan daerah.
b. Jarak bebas bangunan yang ditetapkan dalam peraturan daerah, meliputi Garis
Sempadan Bangunan dengan batas persil, tepi sungai, tepi pantai, jalan kereta api,
dan/atau saluran udara tegangan tinggi/ekstra tinggi.
3. Bangunan memenuhi persyaratan keselamatan sebagai berikut:
a. Memiliki konstruksi yang stabil dan kokoh, untuk daerah/zona tertentu, guna menahan
gempa dan kekuatan alam lainnya.
3.1. UMUM
Desain prototipe sekolah/madrasah bangunan permanen dengan sistem struktur konvensional
merupakan acuan desain pembangunan sekolah/madrasah yang diperuntukkan untuk pemanfaatan
jangka panjang (permanen) dengan sistem struktur beton bertulang yang dikonstruksikan di lokasi (on
site). Secara umum, desain prototipe sekolah/madrasah bangunan permanen dengan sistem struktur
konvensional disediakan dalam beberapa varian, yaitu:
1. Desain prototipe SD/MI kapasitas 28 siswa dengan Type 7x8 untuk 1 lantai;
2. Desain prototipe SD/MI kapasitas 28 siswa dengan Type 7x8 untuk 2 lantai;
3. Desain prototipe SMP/MTs kapasitas 32 siswa dengan Type 7x9 untuk 1 lantai;
4. Desain prototipe SMP/MTs kapasitas 32 siswa dengan Type 7x9 untuk 2 lantai;
5. Desain prototipe SMA/MA dan SMK/MAK kapasitas 32 siswa dengan Type 8x9 untuk 1 lantai;
dan
6. Desain prototipe SMA/MA dan SMK/MAK kapasitas 32 siswa dengan Type 8x9 untuk 2 lantai.
Pemilihan berbagai varian desain prototipe sekolah/madrasah bangunan permanen dengan sistem
struktur konvensional tersebut dilakukan sesuai kebutuhan fungsional sekolah dan kondisi lahan yang
tersedia.