Anda di halaman 1dari 3

Nama : Tetri Gustiarum (142190012)

Vincentia Vinka Amelia Susetio (142190025)


Fiesta Cindra Permata (142190034)
Kelas : EA-E
Kelompok :4
Mata Kuliah : Pengauditan 1

Kasus KAP di Indonesia

Kasus Jiwasraya (Pricewaterhouse)


Screenshot kasus

1. 2.
3. 4.

Review Kasus Jiwasraya

1. Pihak yang dinyatakan bersalah

Untuk kasus Jiwasraya, KAP yang mengaudit laporan keuangan 2017 yakni
PricewaterhouseCoopers (PwC) sudah memberikan opini yang tepat yaitu Wajar Dengan
Pengecualian (WDP) atau adverse opinion dengan modifikasi. Tetapi, Jiwasraya tak
memperbaharui laporan keuangan mereka alias mengabaikan opini WDP. Maka dari itu KAP
pada kasus tersebut yaitu PwC dinyatakan tidak bersalah. Kasus Jiwasraya yang diawali
dengan mengumumkan tidak mampu membayar polis kepada nasabah pada akhirnya
merambat hingga adanya dugaan korupsi yang dilaporkan oleh kementrian BUMN. BPK
sendiri mengumumkan bahwa laba perseroan sejak 2006 disebut semu karena melakukan
rekayasa akuntansi (window dressing) dari pihak internal perusahaan.

Pihak yang didakwa melakukan kecurangan yaitu :

a. Mantan Direktur Utama Asuransi Jiwasraya (AJS) Hendrisman Rahim


b. Mantan Direktur Keuangan AJS Hary Prasetyo
c. Kepala Divisi Investasi dan Keuangan AJS Syahmirwan
d. Direktur PT Maxima Integra Joko Hartono Tirto
e. Komisaris Utama PT Trada Alam Minera Heru Hidayat
f. Direktur Utama PT Hanson International Tbk Benny Tjokrosaputro.

2. Tuntutan keadilan atas kesalahannya


Majelis Hakim sidang Tindak Pidana Korupsi menjatuhkan hukuman maksimal yakni
pidana penjara seumur hidup berikut denda kepada Hary Prasetyo, Direktur Keuangan
Jiwasraya periode Januari 2013-2018, Hendrisman Rahim, Direktur Utama Jiwasraya periode
2008-2018, Syahmirwan, mantan Kepala Divisi Investasi dan Keuangan Jiwasraya, Joko
Hartono Tirto, Direktur PT Maxima Integra.
Sementara itu, untuk terdakwa Benny Tjokrosaputro, Direktur Utama Hanson
International Tbk (MYRX), Komisaris Utama PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM), selain
pidana penjara seumur hidup dan denda, juga harus mengembalian uang kerugian masing-
masing Rp 6,078 triliun untuk Bentjok dan Rp 10,72 triliun untuk Heru. Dengan dugaan
melanggar Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31
tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Anda mungkin juga menyukai