Direktur
Rekayasa dan Infrastruktur Darat
PMS Center
Subholding Commercial &
Trading
1
PMS Coordinator
KPI Hal.
FINANCIAL (F)
F1. Integrated Logistic Cost
F2. Realisasi Penyerapan Investasi (ABI)
F3. EBITDA C&T
F4. Economic Profit
F5. Net Income PPN
2
F1. Integrated Logistic Cost
Logistics cost adalah total realisasi biaya operasi logistic secara terintegrasi yang terdiri dari biaya distribusi (Subholding C&T) dan
Definisi biaya marine (Marine Subholding C&T) untuk mengukur besaran biaya yang diperlukan dalam mendistribusikan Minyak Mentah,
BBM, dan LPG.
Logistic Cost per Unit = Distribution Cost per Unit + Marine Cost per Unit
Realisasi seluruh biaya operasi (variable cost, fix cost, dan joint cost)
Distribution Cost =
Rumusan total Volume penjualan Subholding C&T
Realisasi seluruh biaya operasi marine (variable cost, fix cost, dan joint cost)
Marine Cost =
total volume cargo angkut
Satuan USD/KL
12,79
Target Distribution Cost: 11,78
Marine Cost: 1,01
Polaritas Semakin rendah semakin baik
Pengelola KPI (KPI Owner) Direktorat Rekayasa dan Infrastruktur Darat, Direktorat Keuangan C&T
Pemilik KPI (KPI Holder) Direktur Utama C&T, Direktorat Rekayasa dan Infrastruktur Darat C&T dan jajarannya
Definisi Mengukur pencapaian investasi dari segi penyerapan anggaran realisasi ABI proyek investasi Business Development (BD) dan Non
Business Development (NBD) dalam hal penyerapan / realisasi biaya Investasi
Rumusan Pencapaian progress ABI berdasarkan penyelesaian fisik (Service Acceptance atau Good Receive)
x 100%
Target drawdown ABI
• Apabila terjadi perubahan ABI RKAP, maka sepanjang menambah/percepatan rencana kerja/target, maka dapat dilakukan revisi
dengan persetujuan mengacu kepada Pedoman RKAP dan STK Investasi
• Baseline perhitungan realisasi ABI adalah MySAP (Data Laporan Realisasi ABI SA/GR After Closing) dari Tim Budgeting - Dit.
Keuangan & Strategi Perusahaan
• Acuan target adalah sesuai dengan persetujuan ABI di RKAP yang terakhir disetujui
Satuan %
Target 85 – 100 (85 = Batas Bawah, 100 = Batas Atas)
Polaritas Semakin sesuai target rencana semakin baik
Tujuan Memastikan penyerapan anggaran investasi (ABI) optimal
Frekuensi Pelaporan Triwulanan
Pengelola KPI (KPI Owner) Direktorat SPPU (Holding)
Seluruh Direktorat (Holding), Fungsi Leher (Holding) dan seluruh Subholding terkait proyek sebagaimana Kebijakan KPI tahun
Pemilik KPI (KPI Holder)
berjalan
4
F2. Realisasi Investasi – Anggaran Belanja Investasi (ABI) – cont’d
PMS Coordinator
Sumber Data Realisasi Anggaran Biaya Investasi (ABI) after close/audited dari Tim Budgeting Dit. Keuangan
Keterangan Maksimum skor 110%.
Contoh perhitungan :
• Jika realisasi ABI Batas Bawah ≤ x ≤ Batas Atas, maka skor = 110%
• Jika realisasi ABI < Batas Bawah, maka skor = (realisasi / target) x 100%
• Jika realisasi ABI > Batas Atas, maka skor = 100% - (realisasi – batas atas)/batas atas x 100%
Catatan Khusus:
1. Dalam hal realisasi ABI > 100%, pimpinan tertinggi fungsi pelaksana investasi dapat mengirimkan memo resmi kepada Direktur
Teknis untuk dilakukan review terkait justifikasi kenaikan ABI di areanya
2. Jika didasarkan atas justifikasi dari Fungsi Pelaksana Investasi selaku PIC dapat diyakinkan bahwa realisasi ABI di suatu proyek
> 100% dikarenakan percepatan penyelesaian proyek (ditandai dengan percepatan progres fisik) setelah direview oleh Direktorat
Teknis, maka Direktorat Teknis mengirimkan memo kepada Direktorat PIMR untuk menyampaikan justfikasi tersebut.
3. Jika memo dari Direktorat Teknis atas justifikasi dari Fungsi Pelaksana Investasi selaku PIC dapat diyakinkan bahwa realisasi
ABI di suatu proyek > 100% dikarenakan percepatan penyelesaian proyek (ditandai dengan percepatan progres fisik) setelah
direview oleh Direktorat PIMR, maka realisasi KPI-nya dapat dicatat sebesar 100% (performance akan terhitung 110%)
4. Jika tidak bisa dijustifikasi / diyakinkan sebagaimana poin nomor 3 di atas, maka realisasi KPI tercatat sesuai riil penyerapan ABI
(performance akan terhitung sebagaimana rumus realisasi ABI > Batas Atas)
5
F3. EBITDA C&T
PMS Coordinator
Definisi Laba operasi ditambah biaya depresiasi, deplesi, amortisasi secara konsolidasi
TW I TW II TW III TW IV
737,3 1.474,6 2.211,8 2.949,1*
6
F4. Economic Profit
PMS Coordinator
Definisi Perbandingan antara pencapaian realisasi IRR proyek dengan IRR yang dijanjikan saat proses FID
Rata-rata tertimbang atas realisasi IRR proyek per subholding dengan basis besaran capex per proyek.
Catatan:
Proyek yang masuk di list adalah proyek yang sudah memasuki tahap eksekusi dan sudah mendapatkan Final Investment Decision.
Rumusan
Perhitungan realisasi IRR menggunakan angka realisasi biaya keluar dan pendapatan. Untuk biaya keluar dan pendapatan di tahun
berikutnya hingga proyek selesai, menggunakan basis pengusulan FID atau dengan proyeksi terbaru yang disampaikan oleh
masing-masing subholding
Target KPI Economic Profit adalah senilai 90% dari basis IRR Promised
Satuan %
Target (disesuaikan dengan lembar penetapan KPI yang disetujui)
Polaritas Semakin tinggi semakin baik
Tujuan Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari kegiatan investasi
Frekuensi Monitoring Tahunan (Annually)
Pengelola KPI (KPI Owner) Direktorat SPPU
Pemilik KPI (KPI Holder) Direktorat SPPU dan seluruh CEO Subholding
Data Laporan monitoring post mortem investasi
Maksimum skor 110%
7
F4. Economic Profit – cont’d
PMS Coordinator
• KPI Economic Profit menghitung pencapaian realisasi IRR Proyek di Tahun 2021 dibandingkan dengan IRR saat FID (IRR Update vs IRR Target).
• Berikut adalah IRR Target dari masing – masing Subholding untuk perhitungan KPI Economic Profit 2021:
Capex
No Subholding Jumlah Project IRR Promised IRR Target KPI
(US$ Mn)
1 Upstream 31 6,553,703 24.65 22.19
2 R&P 5 33,917,292 13.39 12.05
3 C&T 6 641,322 15.25 13.73
4 Shipping 2 189,000 15.13 13.62
5 PNRE 4 3,427,458 11.40 10.26
6 Portfolio Co 3 283,065 19.46 17.52
Consolidated KPI Pertamina 51 45,011,840 14.95 13.46
IRR Update
No. SH Proyek IRR Capex
Prognosa
1 C&T PEMBANGUNAN DPPU KERTAJATI 27,33 31.342 21,70
2 C&T PEMBANGUNAN DPPU KULON PROGO (RELOKASI DPPU ADI SUCIPTO JOGJA) 25,99 30.421 20,40
3 C&T PENGGANTIAN / UPGRADING FASILITAS DPPU SOEKARNO HATTA 18,86 185.080 18,29
4 C&T REVITALISASI SARFAS TERMINAL LPG REFRIGERATED ARUN 13,53 74.700 11,00
5 C&T PEMBANGUNAN TERMINAL LPG REFRIGERATED JATIM 11,39 284.561 11,40
6 C&T PEMBANGUNAN LPG PRESS BELAWAN - MEDAN 11,14 35.217 10,80
8
F5. Net Income PT Pertamina Patra Niaga
PMS Coordinator
Laba bersih adalah kelebihan atau selisih dari seluruh pendapatan atas seluruh biaya-biaya operasional, non-operasional serta pajak yang
Definisi
dikeluarkan untuk suatu periode tertentu
Laba bersih (Net Income) = Total Pendapatan – (Harga Pokok Penjualan + Biaya Operasi & Non-Operasi lainnya + Beban Pajak pada suatu
Rumusan
periode tertentu)
Satuan Milyar USD (dalam satuan uang)
Target
9
PMS Coordinator
KPI Hal.
10
C1. Customer Satisfaction Index
PMS Coordinator
Definisi Usaha untuk mengukur seberapa puas pelanggan dengan setiap produk yang diproduksi oleh Pertamina.
Rumusan Mengacu pada perhitungan hasil Assessment yang dilakukan oleh lembaga survey independen
Satuan Skala Likert (1 s/d 5)
Target (disesuaikan dengan lembar penetapan KPI yang disetujui)
Polaritas Semakin besar semakin baik
Tujuan Untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan dan kualitas setiap produk Pertamina
Frekuensi Tahunan (Annually)
Monitoring
Pengelola KPI (KPI VP Customer Care & Loyalty
Owner)
Pemilik KPI (KPI Direktur Rekayasa dan Infrastruktur Darat
Holder)
Sumber Data Data CSI diperoleh dari lembaga survey independen
Maksimum skor 110%
11
C2. Biofuel Sales
PMS Coordinator
Definisi Pengukuran tingkat penyerapan biofuel yang di-blending sesuai dengan mandat Pemerintah
Mengukur realisasi volume biofuel (i.e. FAME, ethanol, methanol) berdasarkan mandat blending dari Pemerintah untuk produk-produk yang
Rumusan
diwajibkan
Satuan %
Target 85 – 100 (85 = Batas Bawah, 100 = Batas Atas)
Polaritas Sesuai range agar mencapai max skor 110%
Tujuan Pemenuhan terhadap mandat Pemerintah untuk memproduksi bahan bakar yang ramah lingkungan (Green Fuel)
Frekuensi Triwulanan (Quarterly)
Monitoring
Pengelola KPI (KPI Dir RID Subholding C&T
Owner)
Pemilik KPI (KPI Dir RID Subholding C&T dan jajarannya (jika diperlukan)
Holder)
Sumber Data Laporan RKAP triwulanan kecuali TW4 merupakan laporan realisasi audited
Maksimum skor 110%
Contoh perhitungan :
• Jika realisasi Batas Bawah ≤ x ≤ Batas Atas, maka skor = 110%
Scoring
• Jika realisasi < Batas Bawah, maka skor = (realisasi / target) x 100%
• Jika realisasi > Batas Atas, maka skor = 100% - (realisasi – batas atas)/batas atas x 100%
Besaran volume target dapat berubah berdasarkan quota yang diberikan oleh Pemerintah
12
PMS Coordinator
KPI Hal.
Internal Process (P) P1. Rata-Rata Penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
P2. Penambahan Kapasitas Penyimpanan BBM dan Infrastruktur Logistik dengan Pola
Kemitraan dan Mandiri
P3. Digitalisasi C&T
13
P1. Rata-Rata Penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
PMS Coordinator
Pengukuran pencapaian rata-rata persentase realisasi penggunaan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) di lingkungan
Definisi Pertamina Group (konsolidasi Holding dan Subholding)
Rata-rata realisasi penggunaan TKDN pada pengadaan barang/jasa atau gabungan barang dan jasa untuk kontrak selesai tahun
2021 yang diverifikasi oleh Independen Surveyor, dengan detail sbb:
1. Subholding Upstream: dengan pelaksana verifikasi mengacu kepada ketentuan yang berlaku dan ditetapkan oleh otoritas
Pemerintah terkait di sektor Hulu
Rumusan 2. Holding, Subholding Refining & Petrochemical , Subholding Commercial & Trading, Subholding Gas, Subholding Shipping dan
Subholding Power & NRE: dengan pelaksana verifikasi mengacu kepada Pedoman di Internal Pertamina terkait Pengelolaan
Penggunaan Produk Dalam Negeri No. A5-001/R00000/2020-S9 (dan aturan turunannya) dimana pengadaan investasi untuk
gabungan barang, jasa dan/atau barang dan jasa dengan nilai IDR 50 Milyar atau lebih, dan nilai TKDN yang dicapai 30% atau
lebih wajib menggunakan surveyor independen yang memiliki kualifikasi untuk melakukan verifikasi.
Satuan %
Target 30
Tujuan Mengukur realisasi rata-rata penggunaan tingkat kandungan dalam negeri dalam upaya mendukung pertumbuhan ekonomi nasional
14
*43,2% Ref. Audit BPKP untuk RDMP Balikpapan dan Proyek Langit Biru Cilacap, 66,8% untuk Proyek Upstream
P1. Average Utilization of TKDN – Cont’d
PMS Coordinator
15
*43,2% Ref. Audit BPKP untuk RDMP Balikpapan dan Proyek Langit Biru Cilacap, 66,8% untuk Proyek Upstream
P2. Penambahan Kapasitas Penyimpanan BBM dan Infrastruktur
Logistik dengan Pola Kemitraan dan Mandiri PMS Coordinator
Upaya penyelesaian penambahan kapasitas penyimpanan BBM dan pengembangan infrastruktur logistik, terutama yang
Definisi
menggunakan skema kemitraan
a. Penambahan Kapasitas Penyimpanan BBM (bobot 80%)
Rumusan b. Implementasi Project Pengembangan Infrastruktur dengan skema Kemitraan (bobot 20%)
16
P2. Penambahan Kapasitas Penyimpanan BBM dan Infrastruktur
Logistik dengan Pola Kemitraan dan Mandiri PMS Coordinator
b. Implementasi Project Pengembangan Infrastruktur dengan skema Kemitraan (bobot 20%) – cont’d
Aktivitas Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des Bobot
Pipanisasi Balikpapan - Samarinda
TOR dari user 0.5% 0.5%
CAPEX 0.5% 0.5%
BED & FEED 0.25% 0.25% 0.25% 0.25% 0.25% 1%
Negosiasi Thruput Fee & durasi BOT 1% 1%
Proses Lelang 0.14% 0.14% 0.14% 0.14% 0.14% 0.14% 0.14% 1%
Contract Award 1% 1%
Pipanisasi Cikampek - Plumpang
TOR dari user 1% 1.0%
CAPEX 1% 1.0%
BED & FEED 0.5% 0.5% 0.5% 0.5% 0.5% 2%
Rumusan Negosiasi Thruput Fee & durasi BOT 2% 2%
Proses Lelang 0.3% 0.3% 0.3% 0.3% 0.3% 0.3% 0.3% 2%
Contract Award 2% 2%
Pipanisasi Dumai - Siak
TOR dari user 0.50% 0.5%
CAPEX 0.50% 0.5%
BED & FEED 0.11% 0.11% 0.11% 0.11% 0.11% 0.11% 0.11% 0.11% 0.11% 1%
Negosiasi Thruput Fee & durasi BOT 1% 1%
Proses Lelang 0.10% 0.10% 0.10% 0.10% 0.10% 0.10% 0.10% 0.10% 0.10% 0.10% 1%
Contract Award 1% 1%
Target Seasonal (% Kumulatif) 8% 6% 4% 2%
17
P2. Penambahan Kapasitas Penyimpanan BBM dan Infrastruktur
Logistik dengan Pola Kemitraan dan Mandiri – Cont’d PMS Coordinator
Satuan %
Target 100
Tujuan Untuk mengakselerasi dan mengoptimasi kehandalan dan pengembangan infrastruktur guna menjaga ketahanan energi nasional
Pemilik KPI (KPI Holder) Direktur Logistik & Infrastruktur, Subholding Commercial & Trading (C&T)
Cara Perhitungan:
Penambahan Kapasitas Penyimpanan BBM
a. Jika realisasi ≥ Target, maka skor = (realisasi/target) x 100%; maksimal 110%
Scoring b. Jika realisasi < Target, maka skor = (realisasi/target) x 100%
c. Jika realisasi sesuai Target tercapai lebih cepat dari tenggat waktu (31 Des 2021), skor KPI disesuaikan dengan tabel skoring
berikut
d. Poin a (spektrum pemenuhan volume capacity) dan c (spektrum ketepatan waktu) dipilih mana yang memberikan nilai kinerja
lebih baik
18
P2. Penambahan Kapasitas Penyimpanan BBM dan Infrastruktur
Logistik dengan Pola Kemitraan dan Mandiri – Cont’d PMS Coordinator
1 Jika penambahan kapasitas penyimpanan BBM tercapai pada tanggal 10 Des 2021 atau lebih awal (3 110
minggu lebih awal dari target)
2 Jika penambahan kapasitas penyimpanan BBM tercapai pada rentang 11-17 Desember 2021 108
3 Jika penambahan kapasitas penyimpanan BBM tercapai pada rentang 18-24 Desember 2021 105
Scoring 4 Jika penambahan kapasitas penyimpanan BBM tercapai pada rentang 25-30 Desember 2021 103
5 Jika penambahan kapasitas penyimpanan BBM tercapai di tanggal 31 Desember 2021 100
19
P2. Penambahan Kapasitas Penyimpanan BBM dan Infrastruktur
Logistik dengan Pola Kemitraan dan Mandiri – Cont’d PMS Coordinator
List Penambahan Tangki TW-1 List Penambahan Tangki TW-2 List Penambahan Tangki TW-3
TBBM Bula 3.000 KL TBBM Sorong 7.000 KL TBBM Tual 5000 KL TBBM Waingapu 2500 KL
TBBM Dobo 2.000 KL TBBM Poso 2.500 KL TBBM Samarinda 2000 KL & 3200 KL TBBM Kolaka 2500 KL
TBBM Namlea 3.000 KL TBBM Kendari 2.500 KL TBBM Ende & 2x500 KL TBBM Atapupu 500 KL
TBBM Waingapu
TBBM Ternate 6.000 KL TBBM Kendari 1.500 KL
TBBM Reo 2 x 500 KL SUBTOTAL : 5,5 Ribu KL
TBBM Wayame 10.000 KL TBBM Surabaya Group 5.000 KL
TBBM Bandaran 20.000 KL
TBBM Wayame 20.000 KL TBBM Atapupu 1.500 KL
TBBM Kolonodale 2.500 KL
TBBM Masohi 1.000 KL TBBM Surabaya Group 2x10.000 KL
TBBM Makassar 2.500 KL
TBBM Labuha 1.500 KL TBBM Ampenan 5.000 KL
SUBTOTAL : 37,2 Ribu KL
TBBM Merauke 5.000 KL TBBM Lomanis 40.000 KL
TBBM Kertapati 2.500 KL List Penambahan Tangki TW-4
TBBM Badas 2.500 KL
TBBM Sei Siak 5.000 KL Proyek Kapasitas Proyek Kapasitas
TBBM Pulau layang 2.000 KL
TBBM Bau-bau 40.000 KL TBBM Jayapura 2000 KL TBBM Priok 10.000 KL TBBM Tj.Gerem 5000 KL
TBBM Tobelo 2.000 KL TBBM Toli-toli 2.500 KL TBBM Tj.Gerem 15000 KL
TBBM Sanana 1.000 KL TBBM Kotabaru & 5000 KL & 2500 KL TBBM Ujung Berung 10000 KL
P. Pisau
SUBTOTAL : 193,5 Ribu KL TBBM Pare-pare 2500 KL
TBBM Atapupu 2 x 500 KL
TBBM Lomanis 40.000 KL
20
SUBTOTAL : 93,5 Ribu KL
P2. Digitalisasi C&T
PMS Coordinator
Definisi Digitalisasi Sarfas dan Proses Bisnis di C&T meliputi: Digitalisasi Fuel Terminal dan Modernisasi Scheduling
Digitalisasi Fuel Terminal (50%)
Integrasi Digitalisasi Fuel Terminal dan SPBU: Modernisasi Scheduling (50%)
Rumusan
Sesuai Milestone Project Terlampir
Satuan %
Target 100
Pemilik KPI (KPI Holder) Dir RID Subholding C&T dan jajarannya (jika diperlukan)
21
P2. Digitalisasi C&T – a. Roll Out Digitalisasi Fuel Terminal
PMS Coordinator
Plan/
No Milestone Bobot Jan-21 Feb-21 Mar-21 Apr-21 May-21 Jun-21 Jul-21 Aug-21 Sep-21 Oct-21 Nov-21 Dec-21
Real
Persetujuan Skema
1 5% Plan 5%
Pelaksanaan Pekerjaan
2 FEED (Eng. Drawing, BQ, RKS) 10% Plan 3% 3% 4%
Proses Pengadaan (Open
3 15% Plan 3% 4% 4% 4%
Tender)
4 Produksi 20% Plan 5% 5% 10%
5 Delivery (100 unit ATG) 30% Plan 10% 20%
Pembuatan Dashboard
6 20% Plan 5% 10% 5%
Monitoring Operasi Terminal
MTD Plan 0% 5% 8% 3% 4% 3% 14% 4% 4% 5% 15% 35%
Total 100%
YTD Plan 0% 5% 13% 16% 20% 23% 37% 41% 45% 50% 65% 100%
Target final: dashboard monitoring operasi terminal Go Live pada 31 Desember 2021.
Setiap 1 minggu lebih cepat akan mendapatkan tambahan nilai performance 2,5%, maksimum 110%
22
P2. Digitalisasi C&T – b. Modernisasi Scheduling
Plan/
No Milestone Bobot Jan-21 Feb-21 Mar-21 Apr-21 May-21 Jun-21 Jul-21 Aug-21 Sep-21 Oct-21 Nov-21 Dec-21
Real
Modernisasi Scheduling
1 Assessment Scheduling Feature 8% Plan 5% 3%
2 Design Business Process Model 20% Plan 10% 10%
3 Development Modernisasi Scheduling 33% Plan 3% 13% 13% 4%
4 Testing Modernisasi Scheduling 16% Plan 6% 10%
Implementasi dan Support Modernisasi
5 Scheduling di seluruh Fuel Terminal yang 23% Plan 16% 7%
menggunakan MS2 existing.
MTD Plan 0% 0% 0% 5% 13% 13% 13% 13% 10% 10% 16% 7%
Total 100%
YTD Plan 0% 0% 0% 5% 18% 31% 44% 57% 67% 77% 93% 100%
Target final Modernisasi Scheduling: Implementasi di Fuel Terminal yang menggunakan MS2 existing
pada 31 Desember 2021
Setiap 1 minggu lebih cepat akan mendapatkan tambahan nilai performance 2,5%, maksimum 10%
23
P4. HSSE Excellence – LTIR
PMS Coordinator
Definisi Lost Time Injury Rate (LTIR) mengukur banyaknya lost time injuries di tempat kerja pada tahun anggaran tertentu
Jumlah Kasus Fatality + Days Away From Work dan Lost Time Incident
Rumusan 𝑋 1,000,000
Jumlah Jam Kerja
Satuan Rate
Target 0,06
Tujuan Untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam pengelolaan keselamatan kerja di Wilayah Kerja PT Pertamina
24
P5. Ketahanan Stock Operasi
PMS Coordinator
Merupakan rata rata realisasi volume stock Gasoline (kecuali Pertamax Turbo), Solar, Avtur dan LPG nasional yang tercatat di RnP,
Definisi
CnT dan Shipping bulanan.
Rata-rata (perbandingan antara rata-rata realisasi ketahanan stok bulan masing-masing produk terhadap rencana target stok
ketahanan nasional masing-masing produk), batasan maksimum dan minimum mengacu kepada Berita Acara Usulan Range Target
Rumusan
Stok Nasional yang disekapati oleh Dit. Logistic & Infrastructure, Subhoding Commercial & Trading, Subholding Refinery &
Petrochemical dan Subholding Shipping (usulan dapat dievaluasi secara periodik).
Satuan %
Target 100%
Polaritas In Range
Tujuan Menjaga ketahanan supply product Gasoline, Solar, Avtur dan LPG nasional
Frekuensi Monitoring Triwulanan (Quarterly)
Pengelola KPI (KPI Owner) Supply Chain Planning - Direktorat Logistik & Infrastruktur
Pemilik KPI (KPI Holder) Direktur Logistik & Infrastruktur, SVP dan VP terkait, Direktur Teknis SH C&T,SH R&P dan SH Shipping Co
• Berita Acara Usulan Range Target Stok Nasional yang disekapati oleh Dit. Logistic & Infrastructure, Subhoding Commercial &
Data Trading, Subholding Refinery & Petrochemical dan Subholding Shipping
• Laporan Ketahanan Stock Fungsi SCP - LIO
1. Maksimum skor 110%
2. Cara perhitungan realisasi pemenuhan ketahanan stok :
• Batas bawah range produk ≤ realisasi ketahanan stok produk ≤ Batas atas range produk , maka realisasi: 110%
• Realisasi ketahanan stok produk < batas bawah range produk , maka realisasi = 100% x (realisasi/batas bawah range)
Scoring
• Realisasi ketahanan stok produk > batas atas range produk, maka realisasi = 100%
3. Apabila ada Kebijakan Manajemen yang Berdampak terhadap ketahanan stok operasional diluar range taget yang ditentukan
sebelumnya (seperti namun tidak terbatas pada Kebijakan Time to Buy, Kebijakan ekspor dan lainnya) maka perhitungan
realisasi KPI mengikuti arahan Manajemen.
25
P6. Integrated Port Time
PMS Coordinator
Kapal yang masuk ke dalam perhitungan IPT adalah kapal milik, kapal charter (T/C dan spot), kapal COA, kapal impor, kapal bunkering, kapal
industri (pihak ketiga). Secara garis besar bagian proses kegiatan kapal : ATA and waiting in the inner pool, steaming in, terminal time, steaming
out, ATD (full away).
26
P6. Integrated Port Time – Cont’d
PMS Coordinator
Satuan %
100, dengan basis target IPT (dalam satuan Jam) untuk masing-masing organisasi pemilik KPI sbb:
Holding / Nasional: 40 jam atau sesuai dengan target RKAP 2021 yang disetujui RUPS
Subholding C&T: 39.94 jam atau sesuai dengan target RKAP 2021 yang disetujui
Target
Subholding R&P: 85.07 jam atau sesuai dengan target RKAP 2021 yang disetujui
Subholding Shipping: 40 jam atau sesuai dengan target RKAP 2021 yang disetujui RUPS
Untuk jabatan terdampak lainnya sesuai daftar jabatan terlampir
Polaritas Semakin kecil/rendah semakin baik
• Mengukur efisiensi penggunaan waktu di pelabuhan dalam pelaksanaan kegiatan bongkar muat kargo kapal sesuai dengan standar waktu
Tujuan yang telah ditetapkan per pelabuhan
• Meningkatkan efisiensi transport cost dalam kegiatan distribusi kargo via kapal
Frekuensi Monitoring Triwulanan (Quarterly)
Pengelola KPI (KPI Owner) Direktorat Logistik & Infrastruktur – SVP Logistics Integration & Optimization
SVP Logistics Integration & Optimization, SVP Infrastructure Integration & Optimization, VP terkait, Direktur Teknis
Pemilik KPI (KPI Holder)
Subholding terkait
Data Aplikasi IPMAN di bawah pengelolaan Direktorat Logistik & Infrastruktur
Maksimum skor 110%
X > 100%, per kelipatan 0,25% kenaikannya 100% - 0,25% dan kelipatannya
27
27
P7. Losses Management
PMS Coordinator
Definisi Mengukur kinerja Supply Loss, Working Loss, dan Transport Loss/Land Supply
Supply Loss (Bobot 35%)
Rumusan Working Loss (Bobot 35%)
Transport Loss/Land Supply (Bobot 30%)
Satuan Score
Target 100
Tujuan Menjaga Operasi Ekselen dalam proses serah terima migas di lingkungan Pertamina
Untuk level CEO, Direksi di Subholding pengenaan kategori KPI adalah Supply Loss dan/atau Working Loss Subholding :
1. CEO Subholding R&P
Pemegang KPI (KPI Holder)
2. Direktur Operasi
3. Direktur Optimasi Feedstock & Produk
Untuk level GM, pengenaan kategori KPI adalah Supply Loss dan/atau Working Loss per Unit Bisnis Operasi :
1. Seluruh Executive General Manager Regional – Subholding C&T
2. Seluruh General Manager Refinery Unit – Subholding R&P
Sumber Data MySAP/ Fungsi MAIC Keuangan
28
P7.a. Working Loss – Performance Basis
PMS Coordinator
Definisi Mengukur kinerja pengelolaan (penyerahan, penimbunan dan penerimaan) Produk BBM, dan LPG dalam suatu Terminal dalam suatu periode secara kumulatif yang
tercermin dalam bentuk selisih/diskrepansi
Rumusan
Commercial&Trading: Sumberdata dari MySAP:laporan MaterialBalance
Masing – masing target working loss di konversi ke 100% dengan perhitungan performance KPI mengacu pada tabel target clustering
Polaritas Semakinbesar semakinbaik
Tujuan Menentukan seberapa efisien PT. Pertamina (Persero) dalam mengelola Produk BBM & LPG di suatu Terminal dalam satu periode yang tercatat dalam sistem ERPyang akan
berdampak langsungkepadalaporankeuangan
Frekuensi Monitoring Triwulanan
Pengelola KPI (KPI Owner) Fungsi Integrated Losses Control
Pemilik KPI (KPI Holder) 1. VP Supply & Distribution Planning
2. VP Terminal Operation
Catatan:
Mengacu Pedoman Penanganan Dan Pengawasan Susut Minyak Mentah & Produk No. A-001/H00000/2017-S9
29
P7.a. Working Loss – Performance Basis
PMS Coordinator
Sumber Data Data diambil dari SAP oleh fungsi SPC yang kemudian diolah menjadi Laporan oleh fungsi Management Accounting
Scoring Maksimum skor 110%
Target Clustering dan perhitungan performance KPI untuk Working Loss mengacu pada tabel sebagai berikut :
Target KPI Perhitungan Bobot KPI Working Loss (Terminal & MOR)
0.02 -Setiap Kenaikan Losses 0,01% dari target, maka Bobot KPI dikurangi 7,5% dari 100%
CLUSTER I -Setiap penurunan Losses 0,01% dari target, maka Bobot KPI ditambah 7,5% dari 100%
0.04 (maksimal 110%)
0.06 -Setiap Kenaikan Losses 0,01% dari target, maka Bobot KPI dikurangi 5% dari 100%
CLUSTER II -Setiap penurunan Losses 0,01% dari target, maka Bobot KPI ditambah 5% dari 100%
0.07 (maksimal 110%)
0.10 -Setiap Kenaikan Losses 0,01% dari target, maka Bobot KPI dikurangi 2,5% dari 100%
CLUSTER III -Setiap penurunan Losses 0,01% dari target, maka Bobot KPI ditambah 2,5% dari 100%
0.20 (maksimal 110%)
Target untuk tiap Manager Region S&D dan Lokasi dibedakan sesuai dengan kondisi operasi sesuai tabel terlampir
30
P7.a. Working Losses – Cont’d
PMS Coordinator
32
P7.a. Working Losses – Cont’d
PMS Coordinator
33
P7.a. Working Losses – Cont’d
PMS Coordinator
34
P7.b. Supply Loss (R4) – Performance Basis
PMS Coordinator
Definisi Mengukur kinerja pengelolaan proses serah terima BBM & LPG pada moda kapal yang meliputi kegiatan pemuatan / pembongkaran, transportasi /
distribusi, dalam bentuk selisih/diskrepansi
Rumusan a. Perhitungan R-4 untuk single port
c. Perhitungan dan pelaporan supply loss dibuat dalam satuan Barrel 60oF mengacukepadatable ASTM D1250
d. KonversisaatuandiacupadaSK DirutNo. Kpts074/C0000/96-B1
e. Supply Loss dilengkapiinformasidari Supply Loss Kapal
Satuan %
Target Untuk Nasional 0.13 sesuai NR-011/J00600/2019-S0 tanggal 11 Sept 2019
Khusus untuk target Region dan Terminal dihitung dengan memperhitungkan realisasi tahun sebelumnya
Masing – masing target supply loss di konversi ke 100% dengan perhitungan performance KPI mengacu pada tabel target clustering
Polaritas Semakin besar semakin baik
Tujuan Menentukan seberapa efisien PT. Pertamina (Persero) dalam mendistribusikan Produk BBM & LPG secara kumulatif Via moda Kapal yang terjadi dalam
transaksi serah terima STO, procurement dan sales di dalam sistem ERP yang akan berdampak langsung kepada laporan keuangan
Frekuensi Monitoring Triwulanan
Pengelola KPI (KPI Owner) Fungsi Integrated Losses Control
35
P7.b. Supply Loss (R4) – Cont’d
PMS Coordinator
Catatan:
Mengacu Pedoman Penanganan Dan Pengawasan Susut Minyak Mentah & Produk No. A-001/H00000/2017-S9
Sumber Data Data diambil dari SAP oleh fungsi SPC yang kemudian diolah menjadi Laporan oleh fungsi Management Accounting
Scoring Maksimum skor 110%
Target Clustering dan perhitungan performance KPI untuk Supply Loss mengacu pada tabel sebagai berikut :
Target KPI Perhitungan Bobot KPI R4 (Terminal & MOR)
0.04
-Setiap Kenaikan Losses 0,01% dari target, maka Bobot KPI dikurangi 10% dari 100%
CLUSTER I
-Setiap penurunan Losses 0,01% dari target, maka Bobot KPI ditambah 10% dari 100% (maksimal 110%)
0.05
0.06
-Setiap Kenaikan Losses 0,01% dari target, maka Bobot KPI dikurangi 8% dari 100%
CLUSTER II
-Setiap penurunan Losses 0,01% dari target, maka Bobot KPI ditambah 8% dari 100% (maksimal 110%)
0.07
0.08
-Setiap Kenaikan Losses 0,01% dari target, maka Bobot KPI dikurangi 6% dari 100%
CLUSTER III
-Setiap penurunan Losses 0,01% dari target, maka Bobot KPI ditambah 6% dari 100% (maksimal 110%)
0.09
0.10
-Setiap Kenaikan Losses 0,01% dari target, maka Bobot KPI dikurangi 4% dari 100%
CLUSTER IV
-Setiap penurunan Losses 0,01% dari target, maka Bobot KPI ditambah 4% dari 100% (maksimal 110%)
0.11
0.12
-Setiap Kenaikan Losses 0,01% dari target, maka Bobot KPI dikurangi 2% dari 100%
CLUSTER V
-Setiap penurunan Losses 0,01% dari target, maka Bobot KPI ditambah 2% dari 100% (maksimal 110%)
0.13
Target untuk tiap Manager Region S&D dan Lokasi dibedakan sesuai dengan kondisi operasi sesuai tabel terlampir
36
P7.b. Supply Losses (R4) – Cont’d
Perhitungan Target Supply Loss Region dan Terminal PMS Coordinator
38
P7.b. Supply Losses (R4) – Cont’d
Perhitungan Target Supply Loss Region dan Terminal PMS Coordinator
39
P7.b. Supply Losses (R4) – Cont’d
Perhitungan Target Supply Loss Region dan Terminal PMS Coordinator
40
P7.c. Transport Losses (Land Supply)
PMS Coordinator
Definisi • KPI yang mengukur Presentasi akumulasi volume yang losses dibandingkan dengan volume pengiriman di bulan yang sama
berdasarkan data yang didapat dari ODI (Online Delivery Info)
• Losses : Selisih kurang antara volume LO mobil tanki dibandingkan dengan perhitungan BBM berdasarkan selisih antar Ijk Bout
mobil tanki (T2) dengan hasil Sounding. Kemudian petugas memasukan data yang telah diakui oleh AMT 1 dan selanjutnya
diinput lalu terkalkulasi di Sistem ODI transport Loss
Rumusan Vol LO : Volume LO MT
Losses : T2 – Hasil Sounding
Volume Losses : Selisih Level (mm) x Kepekaan
Target 0,15
Polaritas Semakin rendah semakin baik
Tujuan Untuk mengetahui dan mengukur seberapa baik PT Pertamina (Persero ) dan Anak Perusahaan dalam mengelola losses pengiriman
Mobil Tangki
Frekuensi Pelaporan dan monitoring: Bulanan
Pelaporan Realisasi KPI: Triwulanan
PIC 1. Fleet Management
2. Quality & Quantity
Pemilik KPI Level jabatan VP, Manager Kantor Pusat
Sumber Data Sistem ODI (On Line Delivery Info) dan dokumen pendukung (Surat LO & Berita Acara Losses)
Keterangan Maksimum skor 110%
Cara perhitungan :
- Jika realisasi ≥ target, maka skor = (realisasi/target) x 100%, maksimal 110%
- Jika realisasi < target, maka skor = (realisasi/target) x 100%
41
PMS Coordinator
KPI Hal.
42
L1. Realisasi Investasi – Progress Fisik
PMS Coordinator
Definisi Mengukur pencapaian realisasi Progress Fisik (overall progress) untuk kategori Business Development (BD) yang direncanakan
Rumusan • Total (weighted berdasarkan phasing out ABI Tahun Berjalan) realisasi progress fisik setiap proyek dibandingkan dengan rencana
progress fisik setiap proyek kategori BD
• Formula perhitungan kinerja:
σ Real Des Tahun berjalan x Weighted Phasing−out ABI Tahun Berjalan − σ Real Y−1 x Weighted Phasing−out ABI Tahun Berjalan
Rumus = σ Plan Des Tahun berjalan x Weighted Phasing−out ABI Tahun Berjalan − σ Real Y−1 x Weighted Phasing−out ABI Tahun Berjalan
43
L1. Realisasi Investasi – Progress Fisik – cont’d
PMS Coordinator
Catatan Khusus:
• Realisasi KPI pada level jabatan L0D (Direksi) dan Kepala Fungsi Leher terbatas menggunakan realisasi Progress Fisik (overall
progress) untuk kategori Business Development (BD) yang direncanakan
• Realisasi KPI pada jabatan pemilik KPI level SVP/Setara dan VP/GM/Setara dapat ditambahkan dengan realisasi Progress Fisik
untuk kategori Non-Business Development (NBD) jika ada, sebagaimana yang dikelola pada masing-masing divisi/fungsinya di
tahun berjalan. Perhitungan realisasi dilakukan secara proporsional terhadap pencapaian masing-masing kategori BD dan NBD
44
L2. New Custody Transfer
PMS Coordinator
Definisi KPI yang mengukur penyelesaian implementasi verifikasi sarfas penerimaan BBM, pengawalan pengiriman BBM dan verifikasi pembongkaran
BBM beserta kajian teknisnya di SPBU Percontohan untuk mengkaji penggunaan ATG tangki pendam sebagai custody transfer
Rumusan • Formula Perhitungan Sub KPI Verifikasi dan Evaluasi New Custody Transfer di SPBU Percontohan (50%):
Formula = Total SPBU Percontohan yang telah dilakukan verifikasi dan evaluasi New Custody Transfer X 100%
Total target jumlah SPBU Percontohan yang harus dilakukan verifikasi dan evaluasi
• Formula Perhitungan Sub KPI Kajian Teknis New Custody Transfer di SPBU Percontohan (50%):
Formula = Total SPBU Percontohan yang telah dilakukan kajian teknis New Custody Transfer X 100%
Total target jumlah SPBU Percontohan yang harus dilakukan kajian teknis
Target jumlah SPBU Percontohan New Custody Transfer di tahun 2021 adalah 16 SPBU terpilih
Verifikasi dan Evaluasi New Custody Transfer berupa verifikasi sarfas penerimaan BBM, pengawalan pengiriman BBM dan verifikasi
pembongkaran BBM menggunakan ATG tangki pendam di SPBU Percontohan selama 30 hari berturut-turut.
Kajian Teknis New Custody Transfer berupa hasil studi literature dan empiris yang disusun setelah verifikasi dan evaluasi SPBU Percontohan.
Satuan %
Target 100%
Bobot Semakin tinggi semakin baik
Polaritas Menentukan seberapa baik PT Pertamina (Persero ) dan Anak Perusahaan dalam upaya verifikasi dan evaluasi beserta mengkaji dari sisi
teknis pada SPBU Percontohan untuk penggunaan ATG tangki pendam sebagai custody transfer
Tujuan Pelaporan dan monitoring: Mingguan
Realisasi KPI: Triwulanan
Frekuensi Pelaporan 1. Fungsi Supply & Distribution Planning 3. Fungsi Fuel Sales
2. Fungsi Terminal Operation
Pengelola KPI (KPI VP Terminal Operation, VP S&DP, Manager Quality & Quantity Compliance
Owner)
Sumber Data Proses pengambilan data KPI dilakukan setelah proses verifikasi, evaluasi dan kajian teknis selesai di akhir tahun
Scoring Dengan target penyelesaian di bulan Okt 2021 (bulan ke-10), maka pembobotan skor juga mempertimbangkan kecepatan pemenuhan program
Jika realisasi selesai pada bulan ke-n maka skor : 100% + ((10-n) x 5%)
45
L3. Enhancement Reliability, Optimization & Commercialization
Infrastructure Logistic PMS Coordinator
Definisi Peningkatan kehandalan dengan melakukan revitalisasi dan melakukan optimalisasi infrastruktur eksisting Pertamina melalui sinergi
dan utilisasi untuk memberikan nilai tambah untuk Perusahaan.
Rumusan Formula Perhitungan Kerja :
σ Real Workplan x Weighted Project
Rumus = σ Plan Workplan x Weighted Project
Target/Deliverable
No Proyek Weighted TW I TW II TW III TW IV
1 Revitalisasi Sarana Tambat 20% 33 lokasi
(100%)
2 TBBM Sambu 20% Commenced on Date
(100%)
3 TLPG Hub Bontang 20% Kajian conseptual study Penyelesaian dokumen Gate review Persetujuan management
(kajian awal) selesai (30%) teknis (30%) (30%) (10%)
4 Sinergi Infrastruktur Subholding 20% Kajian conseptual study Penyelesaian dokumen Gate review Persetujuan management
C&T untuk Gasifikasi PLN (kajian awal) selesai (30%) teknis (30%) (30%) (10%)
5 Revitalisasi Terminal LPG Arun 20% Commissioning
Completed
(100%)
TOTAL 100%
Satuan %
Target 100%
Polaritas Semakin tinggi semakin baik
Tujuan Kehandalan sarfas/infrastruktur logistic meningkat
Mengoptimalkan infrastruktur eksisting Pertamina sehingga memberikan nilai tambah untuk Pertamina Group.
Frekuensi Pelaporan Triwulanan
46
L3. Enhancement Reliability, Optimization & Commercialization
Infrastructure Logistic – Cont’d PMS Coordinator
Pengelola KPI (KPI Owner) Direktorat Logistik & Infrastruktur (Holding) – SVP Infrastructure Integration & Optimization
Pemilik KPI (KPI Holder) Direktorat LI, Direktorat Holding terkait, dan Subholding terkait proyek sebagaimana Kebijakan KPI tahun berjalan
Sumber Data Laporan realisasi project dari tim terkait ke Direktur Utama dan/atau Pemberi Penugasan.
Scoring Maksimum skor 110% (deliverable ahead)
Contoh perhitungan :
• Jika realisasi Progress ≥ target, maka skor = (realisasi/target) x 100%, maksimal 110%
• Jika realisasi Progress < target, maka skor = (realisasi/target) x 100%
No. Proyek Penambahan Skor Pengurangan Skor
1 Revitalisasi Sarana Tambat Jika realisasi Progress ≥ target, maka skor = (realisasi/target) x 100%, Jika realisasi Progress < target, maka skor = (realisasi/target) x
maksimal 110% 100%
2 TBBM Sambu Jika realisasi milestone akhir < target, untuk setiap percepatan 1 minggu Jika realisasi > target, untuk setiap keterlambatan 1 minggu dari
dari target dan kelipatannya (pembulatan ke atas), mendapatkan target milestone akhir dan kelipatannya (pembulatan ke atas),
tambahan skor kinerja 1% dan kelipatannya: 100% + (#minggu dikenakan deduksi kinerja 1% dan kelipatannya: 100% -
percepatan x 1%); maksimum 110% (#minggu keterlambatan x 1%)
3 TLPG Hub Bontang Jika realisasi milestone akhir < target, untuk setiap percepatan 1 minggu Jika realisasi > 31 Desember 2021: skor mengikuti milestone
dari target dan kelipatannya (pembulatan ke atas), mendapatkan terakhir yang telah dicapai.
tambahan skor kinerja 1% dan kelipatannya: 100% + (#minggu
percepatan x 1%); maksimum 110%
4 Sinergi Infrastruktur Subholding C&T untuk Jika realisasi milestone akhir < target, untuk setiap percepatan 1 minggu Jika realisasi > 31 Desember 2021: skor mengikuti milestone
Gasifikasi PLN dari target dan kelipatannya (pembulatan ke atas), mendapatkan terakhir yang telah dicapai.
tambahan skor kinerja 1% dan kelipatannya: 100% + (#minggu
percepatan x 1%); maksimum 110%
5 Revitalisasi Terminal LPG Arun Jika realisasi milestone akhir < target, untuk setiap percepatan 1 minggu Jika realisasi > target, untuk setiap keterlambatan 1 minggu dari
dari target dan kelipatannya (pembulatan ke atas), mendapatkan target milestone akhir dan kelipatannya (pembulatan ke atas),
tambahan skor kinerja 1% dan kelipatannya: 100% + (#minggu dikenakan deduksi kinerja 1% dan kelipatannya: 100% -
percepatan x 1%); maksimum 110% (#minggu keterlambatan x 1%)
47
L3. Enhancement Reliability, Optimization & Commercialization Updated
Infrastructure Logistic – Cont’d 30/03/2021
Rencana Penyelesaian Revitalisasi Sarana Tambat Agreed
48
L4. Percepatan Project Kemitraan Infrastruktur Hilir
PMS Coordinator
Satuan %
Target 100
Polaritas Semakin tinggi semakin baik
Tujuan Memberikan nilai tambah pada infrastruktur eksisting untuk Pertamina Group.
Frekuensi Pelaporan Triwulanan
Pengelola KPI (KPI Owner) Direktorat Logistik & Infrastruktur (Holding) – SVP Infrastructure Integration & Optimization
Direktur Logistik & Infrastruktur, SVP IIO dan VP IMP serta direktur teknis Subholding terkait proyek sebagaimana Kebijakan KPI
Pemilik KPI (KPI Holder)
tahun berjalan
Data Laporan progress proyek
Maksimum skor 110% (deliverable ahead)
Contoh perhitungan :
• Jika realisasi Progress ≥ target, maka skor = (realisasi/target) x 100%, maksimal 110%
Scoring • Jika realisasi Progress < target, maka skor = (realisasi/target) x 100%
50
L5. Pengembangan Masterplan Infrastruktur Energi
PMS Coordinator
Satuan %
Target 100
Bobot Disesuaikan dengan Kebijakan KPI di tahun berjalan
Polaritas Semakin tinggi semakin baik
Tujuan Memberikan nilai tambah pada infrastruktur eksisting untuk Pertamina Group.
Frekuensi Pelaporan Triwulanan
Pengelola KPI (KPI Owner) Direktorat Logistik & Infrastruktur (Holding) – SVP Infrastructure Integration & Optimization
Direktur Logistik & Infrastruktur, SVP IIO dan VP IMP terkait serta seluruh Direktur Teknis Subholding terkait proyek sebagaimana
Pemilik KPI (KPI Holder)
Kebijakan KPI tahun berjalan
Data Laporan progress aktifitas
51
L5. Pengembangan Masterplan Infrastruktur Energi – Cont‘d Updated
23/03/2021
Agreed
Scoring • Jika realisasi milestone akhir < target, untuk setiap percepatan 1 minggu dari target dan kelipatannya (pembulatan ke atas),
mendapatkan tambahan skor kinerja 1% dan kelipatannya: 100% + (#minggu percepatan x 1%); maksimum 110%
• Jika realisasi > target, untuk setiap keterlambatan 1 minggu dari target milestone akhir dan kelipatannya (pembulatan ke atas),
dikenakan deduksi kinerja 1% dan kelipatannya: 100% - (#minggu keterlambatan x 1%)
• Jika realisasi > 31 Desember 2021: skor 90%
52
L6. Learning Hours
PMS Coordinator
Definisi Pengukuran pencapaian rata – rata jumlah learning hour pekerja di masing-masing Fungsi
Rumusan 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 = Total Learning Hour di masing−masing Fungsi / Jumlah pekerja di masing−masing Fungsi
Satuan Jam Pembelajaran
Target 250 Jam Pembelajaran (TW I : 50 - TW II : 120, TW III : 200, TW IV : 250)
Bobot (disesuaikan dengan lembar penetapan KPI yang disepakati di masing-masing perusahaan)
Polaritas Semakin besar semakin baik
Tujuan Mengukur tingkat proses pembelajaran dalam rangka peningkatan kompetensi pekerja
Frekuensi Pelaporan Triwulanan (Quarterly)
PIC Fungsi HC di Sub Holding/Anak Perusahaan yang mempunyai tugas dan tanggung dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
dan berkoordinasi dengan PCU
Pemilik KPI Fungsi Pemegang KPI
Sumber Data Data diperoleh melalui rekap perolehan Learning Hour yang dilakukan oleh Fungsi PCU dan HC SH/AP
Keterangan Maksimum skor 110%
Cara perhitungan :
- Jika realisasi ≥ target, maka skor = (realisasi/target) x 100%, maksimal 110%
- Jika realisasi < target, maka skor = (realisasi/target) x 100%
53
L6. Learning Hours – cont’d
PMS Coordinator
1. Classroom Training (TEM) Training yang di selenggarakan oleh/melalui PCU satu hari training dihitung 10 1 hari = 10 jam pembelajaran All training in class dan
jam pembelajaran (1 jam pembelajaran setara 45 menit aktual), include 1 jam pembelajaran setara 45 Online classroom
OnlineClassroom training yang diselenggarakan sebagai konversi classroom menit actual (diinput oleh PCU training yang diarrange
training – (jam pembelajaran tetap hanya saja delivery nya disesuaikan dengan melalui data TEM SAP) oleh perusahaan
kondisi WFH yakni 4-5 jam per/hari)
2. Mobile Learning / E-Learning Metode pembelajaran yang dilakukan melaui metode mobile learning (ruang konversi learning hours 1. Ruang kerja
kerja/portal lainnya yg difasilitasi PCU) dan E learning PCU. mengacu kepada tabel terlampir 2. Aplikasi mobile
(diinput oleh PCU) learning lain
3. Coaching/Mentoring • Setiap proses coaching/mentoring (offline & online)yang melibatkan pekerja 3 jam pembelajaran 1 kali 1. Coaching di
pertamina sebagai coach/mentor maupun coachee/mentee, serta coaching (dicatatkan melalui aplikasi people
coach/mentor external maupun internal dalam rangka pengembangan menu ongoing coaching pada review
kompetensi pekerja, dengan 3 jam pembelajaran per satu kali aplikasi People Review) 2. Coaching yg
coaching/mentoring. menjadi bagian
pembelajaran
• Seluruh program development yang melibatkan proses coaching/mentoring program TDA
(Catalyser, TDA mile, GM Academy, CFO academy, baik dengan mile, Catalysr,
coach/mentor external maupun internal, termasuk coaching EPD, coaching GM Academy,
dengan pihak eksternal) CFO academy
4. Leaders Forum /Leaders Pembelajaran secara tatap muka ataupun online berupa pembelajaran yang Sesuai aktual jam 1. Leaders forum
insight diberikan oleh expert dalam bentuk sharing pengalaman, insight ataupun penyelenggaraan (diinput oleh 2. Leaders insight
inspirational thoughts PCU) 3. Directorship
4. Legal forum
5.Upskilling internal /Eksternal Pembelajaran dalam bentuk sosialisasi, bedah buku, sharing internal baik tatap Dilaporkan ke PCU melalui e- Benchmark/Bedah
muka maupun online learning sesuai aktual jam Buku/Sosialisasi
upskilling
54
L6. Learning Hours – cont’d
PMS Coordinator
6. Pengajar Internal / Pembelajaran melalui pemberian materi pengajaran dalam hal ini sebagai narasumber p Dilaporkan ke PCU melalui e- Sebagai narasumber
Narasumber / engetahuan, pengalaman, kasus yang diberikan untuk pihak internal maupun eksternal d learning sesuai aktual jam internal maupun
Pembicara Internal atau alam bentuk Sharing Knowledge, Sosialisasi, Workshop, dll yang bersifat menambah Pe upskilling. eksternal
Eksternal ngetahuan
**Pengajar Internal dalam classroom/ online training akan langsung diinput oleh PCU se
suai jam actual
7. Ujian Sertifikasi Segala hal sertifikasi yang terkait dengan pengembangan individu dan/atau pekerjaan 1 hari pelaksanaan ujian sertifikasi Sertifikasi
dalam rangka memenuhi persyaratan profesi ataupun jabatan disetarakan 10 jam pembelajaran jabatan/profesi
(diinput oleh PCU)
8.Forum Webinar Jenis webinar yang dihitung adalah yang diikuti pekerja (Forum KOMET Webinar) dalam Sesuai aktual jam penyelenggaraan Forum KOMET Webinar
rangka menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
dilaporkan ke PCU melalui e-
learning
PIC dari QSKM yang akan
menyampaikan pelaporannya.
• Webinar yang dilaksanakan di luar koordinasi Fungsi QSKM, atau oleh pihak • Sesuai aktual jam Webinar selain Forum
Eksternal dalam rangka menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. penyelenggaraan dilaporkan ke KOMET Webinar
PCU melalui e-learning
• 1 event POLS = 2 jam
• POLS (Pertamina Online Learning & Sharing) pembelajaran, diinput PCU Event POLS
55
L6. Learning Hours – cont’d
PMS Coordinator
57
L6. Learning Hours – cont’d
Simulasi Perhitungan LH 2021 – Minimun activity (250 jam) PMS Coordinator
58
PMS Coordinator
KPI Hal.
C. Boundary KPI
C1. Number of Accident (NoA)
(Reward & Consequences)
C2. Pelaporan e-LHKPN
C3. Improvement ESG Score
C4. Pencapaian Sinergi Grup Pertamina
C5. Risk Management Implementation
59
C1. Number of Accident (NoA)
PMS Coordinator
Definisi Pengelolaan aspek-aspek HSSE sesuai Surat Keputusan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) No. Kpts-47/C00000/2018-S0 tanggal
19 Desember 2018 tentang Pengelolaan Health, Safety, Security & Environment (HSSE) di lingkungan PT Pertamina (Persero)
Formula FOR_01 : Incremental level budaya HSSE
FOR_02 : Number of Accident (NoA)
Rumusan Mengacu pada Lampiran IV Surat Keputusan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) No. Kpts-47/C00000/2018-S0 tentang Pengelolaan
Health, Safety, Security & Environment (HSSE) di lingkungan PT Pertamina (Persero), atau sebagaimana tabel penerapan Reward &
Consequences pada bagian Keterangan di bawah
Satuan • # (jumlah kejadian) – untuk perhitungan kejadian NoA
• Skor – untuk perhitungan incremental level budaya HSSE
Target • 0 (nol) – untuk kejadian NoA
• Incremental Level Budaya HSSE (terhadap pencapaian tahun sebelumnya)
Bobot -
Polaritas • Semakin kecil semakin baik – untuk perhitungan kejadian NoA
• Semakin besar semakin baik – untuk perhitungan incremental level budaya HSSE
Kategorisasi Boundary KPI (Rewards & Consequences)
Tujuan Menjadikan aspek HSSE sebagai salah satu katalisator untuk mengubah kebiasaan / habit individu dalam bekerja secara aman yang
pada akhirnya secara bersama-sama membentuk budaya HSSE Pertamina menuju generative level
Frekuensi Pelaporan Triwulanan (NoA) dan Tahunan (level budaya HSSE)
Mekanisme Reward & Consequences hanya akan diperhitungkan di akhir tahun saja
PIC Corporate HSSE
Pemilik KPI Level jabatan Direktur (L0D) dan Kepala Fungsi Leher, atau disesuaikan dengan Lampiran Kebijakan Implementasi KPI tahun berjalan
Sumber Data Laporan fungsi Corporate HSSE
60
C1. Number of Accident (NoA) – cont’d
PMS Coordinator
Keterangan 1. Kategori NoA termasuk kejadian fatality, major oil spill (≥15 bbl), dan major property damage (direct loss ≥ USD 1 mio)
2. Besaran angka penalti didasarkan atas jumlah kejadian NoA dalam satu tahun berjalan
3. Khusus bagi Subholding/lokasi yang terlibat NoA, maka akan diberlakukan staggered penalty sebagai pengurang pencapaian KPI
Fungsi berdasarkan hasil investigasi lebih lanjut. Mekanisme pemberian konsekuensi pada insiden kategori NoA disesuaikan
dengan Lampiran IV Surat Keputusan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) No. Kpts-47/C00000/2018-S0 tanggal 19
Desember 2018 tentang Pengelolaan Health, Safety, Security & Environment (HSSE) di lingkungan PT Pertamina (Persero)
Boundary (Penalti Umum) terkait NoA Incremental Level Budaya HSSE (terhadap pencapaian tahun sebelumnya)
61
C2. Pelaporan e-LHKPN
PMS Coordinator
Definisi Tingkat pemenuhan pelaporan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dari seluruh wajib lapor selama periode berjalan
Formula Jumlah wajib lapor yang telah menyampaikan laporan e − LHKPN ∗
Jumlah wajib lapor e − LHKPN di perusahaan
Cakupan pekerja Sesuai SK Direktur Utama No. Kpts-70/C00000/2017-S0 tanggal 30 November 2017 dan Pedoman Kewajiban Penyampaian
LHKPN No. 007/M00000/2017-S0 Revisi ke-0 berlaku tmt 30 November 2017 , Wajib lapor LHKPN yaitu:
• Direksi dan Dewan Komisaris;
• SVP/setara;
• VP/setara;
• Manager/setara;
• Area/Unit/Region/Branch Manager;
• Direksi AP;
• Komisaris AP yang bukan Pekerja Tugas Perbantuan;
• VP/setara di AP;
• Manager/setara di AP
Periode pelaporan adalah setahun sekali untuk WL LHKPN periodik atau 3 (tiga) bulan sejak pertama kali menjabat jabatan yang
dikategorikan sebagai WL LHKPN/akhir menjabat/pensiun untuk WL LHKPN Khusus.
Satuan %
Target 100
Polaritas Semakin tinggi semakin baik
Tujuan Sebagai salah satu indikator yang mendorong implementasi GCG Perusahaan yang Unggul
Frekuensi Tahunan (Annually)
Pelaporan
PIC Fungsi Compliance – Corporate Secretary
Pemilik KPI CEO Subholding
Sumber Data e-LHKPN
62
C2. Pelaporan e-LHKPN – cont’d
PMS Coordinator
63
C3. Improvement ESG Score
PMS Coordinator
Definisi 1. ESG Score (Environmental, Social, and Governance) merupakan suatu indikator yang menilai keberlangsungan suatu perusahaan
yang saat ini menjadi barometer bagi investor dan stakeholders di tengah transisi energi
2. Aspek Environmental menjadi acuan perusahaan bagaimana memperlakukan alam, diantaranya upaya menghadapi perubahan iklim,
mengurangi emisi GHG, limbah dan polusi, serta manajemen pengelolaan energi.
3. Aspek Social mempertimbangkan hubungan perusahaan dengan pekerja, supplier, konsumen dan masyarakat serta penerapan
manajemen K3.
4. Aspek Governance mencerminkan kepemimpinan, audit dan control internal, hak pemegang saham, transparansi dan pelaporan,
struktur organisasi, penerapan dan implementasi GCG, serta kesetaraan gender.
Rumusan kenaikan nilai ESG (ESG Score) dari nilai tahun 2019, yang akan dikeluarkan oleh independent rating agency salah satunya berdasarkan
dari Sustainability Report Pertamina tahun 2020 maupun publikasi/berita/komunikasi lainnya tentang implementasi ESG Pertamina.
Adapun untuk hasil ESG Score 2020 akan dikeluarkan tentative di Q2 2021.
Satuan Delta Score
Target Score C (naik dari capaian 2019 dengan skor C-)
Polaritas Semakin tinggi semakin baik
Tujuan Untuk menentukan seberapa baik perbaikan yang dilakukan Perusahaan atas manajemen ESG
64
C3. Improvement ESG Score – Cont’d
PMS Coordinator
65
C4. Pencapaian Sinergi Grup Pertamina
PMS Coordinator
Definisi Pencapaian sinergi antar entitas di seluruh Pertamina Group (Holding, SH dan AP) pada tahun 2021
Didasarkan pada kenaikan realisasi sinergi sebesar 10% dari realisasi sinergi tahun sebelumnya (2020), yang dapat dilihat pada
Rumusan pencapaian inter company transaction matrix (ICT), diluar sejumlah faktor pengurang (i.e. transaksi pembelian crude dan bahan baku,
transaksi yang bersifat business-as-usual)
Satuan %
Target 10
Polaritas Semakin tinggi semakin baik mengacu kepada table rewards capaian kenaikan realisasi sinergi di bawah ini
Untuk meningkatkan sinergi bisnis di internal Pertamina Group sehingga mendorong tercapainya efisiensi, peningkatan revenue dan
Tujuan peningkatan kapabilitas AP di bidang jasa/services yang secara konsolidasi diharapkan dapat mendukung tercapainya aspirasi jangka
panjang Perusahaan
Frekuensi Monitoring Monthly (Bulanan)
Pengelola KPI (KPI
Direktorat SPPU
Owner)
Pemilik KPI (KPI Holder) Seluruh Direktorat Holding, Fungsi Leher Holding & Seluruh Subholding
Laporan Realisasi Sinergy Pertamina Group yang dikonsolidasikan oleh Direktorat SPPU
Data
Tabel perhitungan Boundary KPI:
Keterangan
66
C5. Risk Management Implementation
PMS Coordinator
Definisi Risk Management Implementation (RMI) merupakan KPI Shared turunan dari Enterprise Risk Management. Pemilik KPI RMI
merupakan dari level VP ke bawah
KPI ini merupakan implementasi proses manajemen risiko yang meliputi Risk Assessment, Risk Treatment, Monitoring & Review,
dan Communication & Consultation
• Risk Assessment yaitu penyusunan Risk Register (all risk events) dan Top Risk di Direktorat/Fungsi Leher/Anak Perusahaan di
ERM System serta adanya proses upload dokumen Top Risk Direktorat/ Fungsi Leher/Anak Perusahaan yang telah
ditandatangani oleh Pemimpin Tertinggi
• Risk Treatment yaitu perencanaan langkah mitigasi dan pelaksanaan mitigasi. Risk Treatment mengukur realisasi mitigasi
dibandingkan dengan mitigasi yang direncanakan. Proses pelaksanaan mitigasi dijadwalkan dalam bentuk form rencana
monitoring mitigasi dan pelaksanaan mitigasi dilaporkan secara berkala
• Monitoring & Review yaitu proses pengukuran & pemantauan loss events yang terjadi (actual loss) dibandingkan dengan batasan
toleransi risiko
• Communication & Consultation yaitu kegiatan pengembangan dan peningkatan pengetahuan dan kapabilitas pekerja memahami
pengelolaan risiko Perusahaan. Bentuk kegiatan communication & consultation, antara lain coaching clinic, training/kursus,
workshop/sosialisasi, rapat koordinasi atau penyelenggaraan/keikutsertaan kegiatan mengenai pengelolaan risiko
Rumusan • Risk Assessment (bobot 40%)
Submit Top Risk Direktorat/Fungsi Leher/ Anak Perusahaan yang telah melalui tahap challenge session, persetujuan, dan upload
dokumen Top Risk yang telah ditandatangani oleh pemimpin tertinggi menggunakan ERM System, berdasarkan tanggal yang
telah ditetapkan oleh Manajemen Risiko Korporat. Dipastikan bahwa Dokumen yang ditandatangani (lampiran memo) sama
dengan Top Risk yang ter-register pada ERMS
67
C5. Risk Management Implementation – cont’d
PMS Coordinator
Catatan:
Setiap realisasi mitigasi yang dilaporkan harus disertai dengan evidence pelaksanaannya untuk dapat dihitung sebagai mitigasi
yang telah direalisasikan
Apabila belum menyerahkan laporan melewati 5 hari kerja dari tenggat waktu, maka dianggap tidak menyerahkan laporan dan
pencapaian sebesar 0%
* kumulatif dari triwulan I hingga akhir periode triwulan saat penilaian
68
C5. Risk Management Implementation – cont’d
PMS Coordinator
*Jumlah pekerja dikunci berdasarkan data per Desember 2019. mutasi, rotai atau pergerakan pekerja tidak
mempengaruhi target, kecuali terdapat perubahan struktur organisasi yang signifikan
69
C5. Risk Management Implementation – cont’d
PMS Coordinator
Satuan %
Target 100
Polaritas Semakin tinggi semakin baik
Tujuan Penilaian kinerja proses manajemen risiko di Perusahaan; memastikan tingkat pemenuhan, pemahaman, konsistensi dan
kesesuaian pengelolaan risiko yang dilakukan oleh tiap-tiap fungsi (termasuk Anak Perusahaan) sesuai dengan tata kelola yang
telah ditetapkan
Frekuensi Pelaporan Triwulanan (mekanisme Reward & Consequences hanya akan diperhitungkan di akhir tahun saja)
PIC Fungsi Enterprise Risk Management – Direktorat Keuangan
Pemilik KPI Level jabatan SVP/Setara (di tingkat Holding), CEO Subholding
Sumber Data ERM System dan Laporan manual dari PIC Risk Management Direktorat/ Fungsi Leher
Keterangan 1. KPI yang dimonitor oleh Korporat adalah KPI Direktur/Kepala Fungsi Leher di level Holding, dan CEO Subholding
2. Mekanisme yang sama dapat diterapkan oleh KPI Jabatan dibawahnya secara berjenjang sesuai lingkup pengelolaan risikonya.
• Lingkup KPI yang dimonitoring oleh Direktur Keuangan melalui Risk Management Korporat adalah Top Risk dari Direktorat
dan Fungsi Leher
• Lingkup KPI yang dimonitor oleh Pemimpin Tertinggi Direktorat dan Fungsi Leher melalui Risk Management
Direktorat/Fungsi Leher adalah Top Risk dari pejabat satu level dibawahnya
3. Tidak tercapainya KPI memberikan konsekuensi berupa pengurangan poin KPI (sesuai tabel penerapan penalti di bawah)
70
C6. Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit Internal
PMS Coordinator
Definisi Mengukur kinerja tindak lanjut atas rekomendasi hasil audit internal pada periode tertentu. Dihitung dengan membandingkan total
item rekomendasi hasil audit yang telah selesai ditingaklanjuti oleh auditee pada periode tahun berjalan dengan akumulasi seluruh
rekomendasi hasil audit yang harus ditindaklanjuti setelah tanggal jatuh tempo
Formula FOR_01
Rumusan Jumlah rekomendasi hasil audit internal yang selesai ditindaklanjuti
100% X (Jumlah rekomendasi hasil audit internal yang selesai ditindaklanjuti + Jumlah rekomendasi hasil audit internal yang Overdue)
Jumlah rekomendasi hasil audit internal yang selesai ditindaklanjuti adalah rekomendasi hasil audit internal yang telah selesai
ditindaklanjuti pada periode berjalan dan berstatus “Done” di AMS.
Jumlah rekomendasi hasil audit internal yang overdue adalah rekomendasi hasil audit internal yang belum selesai ditindaklanjuti
sesuai due date di periode berjalan.
Satuan %
Target 100
Bobot -
Polaritas Semakin tinggi semakin baik
Kategorisasi Boundary KPI (Rewards & Consequences)
Tujuan Untuk menentukan seberapa baik Direktorat dan Fungsi perusahaan menindaklanjuti rekomendasi audit internal pada periode
tertentu
Frekuensi Pelaporan Triwulanan (mekanisme Reward & Consequences hanya akan diperhitungkan di akhir tahun saja)
PIC Internal Audit
Pemilik KPI Level Direktur (L0D) dan Kepala Fungsi Leher, atau disesuaikan dengan Lampiran Kebijakan Implementasi KPI tahun berjalan
Sumber Data KPI e – files, SIMIA, AMS Internal Audit
71
C6. Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit Internal – Cont’d
PMS Coordinator
Keterangan 1. Batas waktu untuk tindak lanjut internal audit sesuai dengan kesepakatan auditor dengan auditee saat exit meeting
2. Status Penyelesaian Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit adalah :
• S (Selesai)/Done adalah Rekomendasi hasil audit yang telah selesai ditindaklanjuti oleh Auditee dan dinyatakan telah
selesai/tuntas 100% oleh kedua belah pihak. Pernyataan selesai tindak lanjut ditandai dengan ditandatangani
kesepakatan antara auditee dan auditor dan di-entry ke dalam Audit Management System (AMS) di Internal Audit.
• BS (Belum Selesai)/Agreed by Management/Open adalah Rekomendasi hasil audit yang belum ditindaklanjuti atau
ditindaklanjuti oleh Auditee namun belum selesai atau selesai sebagian.
• T3L (Temuan yang tidak dapat ditindaklanjuti)/Irrelevant Rekomendasi yang tidak dapat ditindaklanjuti dengan persyaratan
tertentu yang dinyatakan oleh CAE.
3. Fungsi Internal Audit PT Pertamina (Persero) menerbitkan progres tindak lanjut rekomendasi hasil audit internal kepada masing-
masing Direktur/Fungsi Non Direktorat/ setiap tiga bulan/triwulanan.
4. Cakupan rekomendasi yang harus ditindaklanjuti adalah semua rekomendasi hasil penugasan Fungsi Internal Audit PT
Pertamina (Persero).
5. Objek rekomendasi dapat mencakup PT Pertamina (Persero) dan/atau seluruh Anak Perusahaan, selama rekomendasi hasil
penugasan sesuai dengan cakupan rekomendasi sesuai poin 4.
72
Terima Kasih
73