Anda di halaman 1dari 11

Dashboard Explore Guide

Kembali

Kesalahan saya rugi nyangkut di WSKT, PTPP, SRIL

Saya tidak mau menyembunyikan kesalahan saya di saham, karena saya ingin anda belajar dari kesalahan
saya agar anda tidak melakukan kesalahan yang sama.

Saya harus berani jujur terhadap diri sendiri agar saya bisa memperbaiki diri dan berkembang menjadi lebih
baik!

Saya nyangkut di ketiga saham tersebut sejak pertengahan tahun lalu, alasan saya nyangkut adalah karena
saya meremehkan teknikal, tidak memakai money management, dan terlalu percaya diri sahamnya akan
naik.

Nyangkut memang merugikan alias rugi waktu, tapi berkat nyangkut di tiga saham itu saya jadi menemukan
cara yang saya gunakan sekarang, dan akhirnya berbagai teknik ini tercipta.

Jadi saya harus berterima kasih kepada tiga saham itu, karena berkat nyangkut di tiga saham inilah saya jadi
berubah total, saya jadi menemukan teknik Goldchip, money management 50% reksadana, teknik
menghadapi saham downtrend uptrend sideways, dan teknik average down.

Pertama akan saya bahas sewaktu saya nyangkut di SRIL.

Kita lihat dulu chart SRIL dari sejak IPO sampai tanggal 8 Januari 2020 dibawah ini, bisa anda perhatikan saya
belinya di 350.
Saya beli SRIL di harga 350, kirain saya dia bakal ke 400 karena fundamental dia membaik, ekuitas ningkat,
debt equity ratio nurun, dan income semakin naik.

Tapi nyatanya bandar berkata lain, SRIL malah dibanting sampai akhirnya saya -25%. Dari sini saya bertanya
kenapa SRIL dibanting, kok tidak naik, apa yang salah?

Ternyata walaupun SRIL fundamentalnya meningkat dari sejak 2014 tapi harganya dari dulu tetap sideways
disitu-situ saja di harga 300-an, benar-benar sideways akut.

Selain itu banyak sekali yang tebar fear soal SRIL, karena hutangnya tinggi lah, karena pabriknya terbakar,
atau karena duniatex terlibat masalah takutnya sril juga kena.

Makanya saya sekarang menghindari saham yang banyak hutang karena banyak sekali dramanya.

Pada intinya saham naik atau turun itu terserah bandarnya, jadi mau fundamentalnya baik pun kalau
bandarnya tidak mau menaikkan sahamnya ya harganya bakal susah naik.

Bisa saja retail seperti kita membantu membeli sahamnya, tetapi harganya tetap akan susah dan lama
naiknya.

Selain itu karena saya terlalu percaya diri pas beli SRIL, saya sama sekali tidak pakai money management,
langsung hantam 10 juta ke SRIL, dan tidak menyediakan dana buat average down.

Ketika sekarang -38% saya tidak berani buat average down SRIL, karena saya takut SRIL bakal turun lagi, jadi
daripada dananya dipakai buat average down dan belum tentu dia mantul, makanya dananya saya pakai
buat beli saham lain, dan dipakai buat reksadana pasar uang.

Dari sini saya belajar untuk sangat berhati-hati pada saham sideways.

Lebih baik beli saham sideways ketika sudah ada kon rmasi teknikal bahwa dia sudah berhenti sideways dan
mau uptrend.

Salah satu ciri saham sudah berhenti sideways adalah dia akan breakout resistance sideways dia, dan tetap
bertahan diatas garis breakout. Seperti yang sudah saya jelaskan di bab 'cara tahu saham sudah berhenti
downtrend.'

Tap to Visit

Trakteer.id
https://trakteer.id/saham707/showcase/tanda-tanda-saham-berhenti-downtrend-buat-mengurangi-resiko-habis-beli-trus…
Masalahnya SRIL ini dari dulu uptrendnya cuma sebentar aja, jadi cuma naik tinggi dalam beberapa bulan
habis itu dibanting!

SRIL ini seringnya cuma satu candle bulanan hijau tinggi, habis itu bulan depannya harganya sideways
dibanting lagi.

Makanya kalau saham yang teknikalnya susah dianalisa seperti SRIL kedepannya akan saya hindari, saya
tidak mau lagi beli saham yang teknikalnya susah dianalisa, masih banyak saham lain kenapa harus pilih
yang susah.

Andaikan dulu saya beli SRIL masuk diawal 3 juta saja, dan 7 jutanya saya simpan dalam bentuk cash buat
cadangan average down, pasti ceritanya bakal beda.

Makanya penting sekali menyediakan money management diawal, soalnya kalau sudah nyangkut begini kita
belum tentu berani top up dana baru buat average down saham itu.

Jadi dari awal lebih baik dananya dipecah untuk beberapa kali pembelian, misal pakai sistem 3 kali cicilan,
sehingga kalau sahamnya turun kita masih bisa average down.

Intinya dari saham SRIL ini saya belajar untuk:

- Sangat berhati-hati pada saham yang sudah lama sideways.

- Harus melihat trend saham secara jangka panjang.

- Mementingkan money management dengan masuk beberapa kali cicilan.

Berikutnya saya akan ceritakan kisah saya nyangkut di WSKT dan PTPP, ini penting karena berbeda dengan
SRIL masalahnya, ini nyangkutnya di saham downtrend.

Saya beli PTPP di harga 2269, dan WSKT di harga 2151, kesalahan saya belinya tanpa melihat teknikal dan
tanpa pakai money management.
Awalnya saya pikir wskt dan ptpp kan badan usaha milik negara, pemerintah sering pakai wskt dalam
membuat proyeknya, apalagi ptpp price book valuenya sudah dibawah 1.
Karena terlalu percaya diri saya beli saja masing-masing 10 juta, tanpa melihat teknikal, tanpa cadangkan
dana untuk average down, karena saya pikir ptpp akan naik ke 2600 dan wskt ke 2500.

Nyatanya malah dibanting, dan sewaktu wskt sudah -40% saya tidak berani average down karena
terpengaruh fear kalau wskt bisa jatuh lagi ke 800.

Sewaktu wskt jatuh sangat banyak fear bertebaran, sebagian besar fearnya bilang kalo wskt hutangnya
tinggi sekali, dan bagaimana cara bayar hutangnya? Pada intinya saham konstruksi resikonya tinggi sekali
karena hutangnya ketinggian.

Tapi begitu sahamnya mantul lagi, semua yang tebar fear itu menghilang. Orang-orang yang sering tebar
fear wskt & ptpp hutangnya tinggi langsung lenyap. Semuanya berbalik optimis kalo wskt & ptpp akan pro t
tinggi karena pembangunan ibukota baru.

Dari WSKT & PTPP saya belajar untuk:

- Sangat berhati-hati pada saham downtrend.

Itu udah jelas-jelas wskt & ptpp masih downtrend, tapi saya tidak peduli sama trendnya dan langsung beli aja.

- Punya backup plan dan mengutamakan money management dengan masuk minimal 3 kali cicilan.

Sama halnya dengan SRIL, andaikan saya tidak beli ptpp & wskt langsung 10 juta, tetapi saya pecah masuk 3
juta dulu dan 7 jutanya disimpan dalam bentuk cash atau reksadana pasar uang buat cadangan average
down, pasti ceritanya bakal berbeda.

Pastinya ketika wskt sudah dibanting -40% saat ini, saya tidak takut untuk average down soalnya baru masuk
3 juta, dan masih ada cadangan dana 7 juta buat average down. Tapi karena saya sudah masuk 10 juta, ya
sekarang saya tidak bisa apa-apa.

- Menghindari saham banyak hutang & banyak drama.

Dari wskt & ptpp saya belajar untuk menghindari saham yang hutangnya sangat tinggi, karena saham
dengan hutang tinggi bakal sangat banyak sekali dramanya.

Kalau ilmu fundamental kita pas-pasan trus maksain beli saham seperti ini, nantinya kita tidak akan kuat
bertahan ketika harganya dibanting, karena rasa takutnya akan sangat luar biasa.

- Kalau saham sideways atau sering downtrend maka pastikan DIVIDENNYA TINGGI!

Kesalahan saya yang fatal adalah ketiga saham tersebut berdividen kecil, paling dividen yieldnya hanya 1%.

Berbeda sekali dengan dividen BJTM atau PTBA yang lebih dari 6%, jadi dibawa nyangkut setahun pun bakal
dapat bunga yang lebih tinggi dari deposito. Makanya dividen itu sangat penting sebagai uang tunggu.

Begitulah kesalahan yang saya lakukan di saham SRIL, PTPP, dan WSKT. Sampai sekarang ketiga saham ini
belum saya cutloss, karena saya ingin melihat bagaimana nasib ketiga saham ini sampai akhir.

Sekarang saya sadar dan mengerti kenapa saya salah, setelahnya saya berusaha memperbaiki diri dengan
selalu memakai teknikal setiap sebelum beli saham, mengutamakan money management, dan memilih saham
yang tidak banyak drama.

Makanya saya seringkali menyarankan agar anda PILIH SENDIRI SAHAM YANG AKAN DIBELI usahakan sebisa
mungkin JANGAN IKUT-IKUTAN ORANG LAIN.
Karena dengan anda pilih saham sendiri, anda bisa mengetahui dimana salahnya, dan mencari solusi agar
tidak melakukan kesalahan yang sama.

Lalu apa yang akan saya lakukan ke WSKT, PTPP, dan SRIL?
Setelah saya bingung harus cutloss atau tidak akhirnya saya mendapatkan jawabannya.

Selama ini meskipun harga WSKT, PTPP, dan SRIL hancur tapi ketiga saham itu tidak pernah rugi.

Dua guru fundamental saya berkata bahwa PTPP dan SRIL adalah saham bagus hanya saja sedang apes
harganya dihancurkan bandar, andaikan suatu saat keadaan sudah membaik maka pasti harga sahamnya
akan pulih.

Untuk itu saya memilih jalan average down, tapi bukan average down sekarang.

Saya akan benar-benar tunggu sampai ketiga saham itu harganya stabil dan tidak bisa turun lagi barulah
saya average down.

Bisa saja WSKT dan PTPP turun sampai 500, ketika nanti kedua saham itu sudah -80%, maka akan saya
average down jadi masing-masing berubah ke -30%.

Saya akan benar-benar tunggu waktu yang pas untuk exit, karena saya yakin kedua saham ini sebenarnya
masih ada harapan, karena tidak pernah rugi, selalu bagi dividen, dan mengerjakan proyek konstruksi besar di
Indonesia.

Saya sudah berubah.


Ya saya sudah benar-benar berubah, berkaca dari pengalaman WSKT, PTPP, dan SRIL sekarang saya sudah
berubah.

Saya tidak lagi membeli saham yang banyak drama, berhutang tinggi, berdividen kecil, masa depan tidak
jelas, dan saya selalu menerapkan money management.

Setiap ada orang yang nanya saham, kalau saham tersebut berbahaya maka akan saya peringatkan.

Seperti contohnya waktu itu ada yang nanya soal saham KAEF sewaktu awal Januari 2020, waktu itu harga
KAEF masih di 1100.

Saya bilang ke dia saya tidak suka sama saham ini karena sedang downtrend parah, dan EPS-nya tidak
konsisten tiba-tiba di tahun 2019 jadi rugi.
( EPS KAEF )

Saya sarankan lebih baik cari saham lain aja, masih banyak saham yang lebih baik tidak usah paksain pilih
saham yang lagi downtrend parah.

Beberapa hari kemudian KAEF mantul ke 1200, tapi saya tetap tidak peduli, dan benar saja sekarang
harganya terus turun dan tinggal 790.

Intinya jangan main-main sama saham rugi, apalagi rugi + downtrend, itu bisa benar-benar turun drastis.

Contoh yang kedua adalah BBTN

Banyak juga yang bertanya ke saya soal BBTN, dan saya bilang bahwa saya tidak suka saham ini, karena
lagi downtrend.

Saya sarankan lebih baik cari saham bank lain yang masih uptrend seperti BBCA, BMRI, dan BBRI.
( BBTN downtrend sejak tahun 2018. )

Akhirnya BBTN terus menerus turun, dan akhirnya ketahuan kenapa dia turun.

Dia turun karena EPS-nya yang selalu positif tiba-tiba di tahun 2019 berubah jadi minus beruntun, pantas saja
akhirnya dia turun.

( EPS BBTN. )

Jadi sekali lagi saya tegaskan, JANGAN MAIN-MAIN SAMA SAHAM YANG RUGI!

Kecuali anda seorang value investor hebat yang bisa memperkirakan bahwa rugi ini hanya sementara dan
anda yakin tahun depan bakal kembali untung, ya sudah tidak apa-apa dibeli.

Kalau anda tidak yakin ya lebih baik cari saham lain, masih banyak saham yang uptrend dan untung, kenapa
harus memaksakan beli saham downtrend?

Ada 600 lebih saham di bursa pilihlah yang paling gampang untung dan resikonya rendah!

Semoga artikel ini bermanfaat. Terima kasih 😁

Klik External Content dibawah ini untuk ke Daftar Isi.  


External Content

383 applause
Share
dari 81 penikmat karya

Kapten Saham 707


Trader & Investor Saham GOLDCHIP ✈ Hanya Membeli Saham Berfundamental Baik!

Lihat Konten Lainnya


Kategori: Tips Pemula Saham

Sumber Belajar Saham


Free

Apa sekuritas yang saya pakai?


Free

Kesalahan saya rugi nyangkut di WSKT, PTPP, SRIL


Sedang dibuka

CUTLOSS ITU PENTING!


Free

Komentar

Tuliskan komentar...
Send Comment

@jimmy4
3 minggu yang lalu

Mantab..... Semoga Saya juga bisa belajar dari pengalaman Capt. Terima kasih capt

0 Like 0 Balas

@ahmad-hartono
6 bulan yang lalu

Sangat membantu sekali ulasanya buat pemula seperti saya...semoga kedepan bisa
dterapkan untuk pembelajaran

0 Like 0 Balas

@ery-sunarto
9 bulan yang lalu

Terimakasih advice nya capt, benar2 sangat membantu 🙏

0 Like 0 Balas

@robert-sutanto
9 bulan yang lalu

Sangat bermanfaat ulasañnya, semoga sukses selalu

0 Like 0 Balas
Produk Informasi

Explore Tentang
Cari Kreator Syarat dan Ketentuan
Buat Halaman Bantuan
Fitur dan Harga Kebijakan Privasi

Hubungi Kami

Blog
Kritik dan Saran

© PT Apresiasi Karya Nusantara 2020. Some images by Freepik

Seluruh transaksi pembayaran diproses menggunakan  Midtrans dan Xendit

Anda mungkin juga menyukai