Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN

PENGEMBANGAN DIRI

Oleh:
Nama : Niken Wahyuning Pawestri, ST
NIP : 19830321 201001 2 027
Unit Kerja : SMAN 1 Plaosan

Magetan
2020
IDENTITAS GURU

Nama : Niken Wahyuning Pawestri, ST


NIP/ No. Seri Karpeg : 19830321 201001 2 027/ Q 049572
Tempat/ Tanggal Lahir : Magetan/ 21 Maret 1983
Jenis Kelamin : Perempuan
Pangkat/ Gol Ruang/ TMT : III/b – Penata Muda Tingkat I/ 1 April 2016
Jabatan : Guru Pertama
Jenis Guru : Guru Mata Pelajaran Kimia
Unit Kerja : SMAN 1 Plaosan
Alamat Sekolah : Jl Raya Sarangan Desa Pacalan Plaosan
Nomor Handphone : 081232806474
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan : Laporan Kegiatan Pengembangan Diri


Nama : NIKEN WAHYUNING PAWESTRI, ST
NIP : 19830321 201001 2 027
Pangkat/ Golongan : Penata MudaTingkat I - III/b
NUPTK : 7653761662210152
Unit Kerja : SMAN 1 Plaosan
Jabatan : Guru Mata Pelajaran Kimia
Isi Kegiatan Pengembangan Diri yang Dilaporkan:

No Nama Diklat Penyelenggara Tempat Pelaksanaan Jumlah


Jam
1 IHT Peningkatan SMAN 1 SMAN 1 30 Agustus 42
Mutu Sekolah Plaosan Plaosan s/d 13
melalui Program September
SMA Zonasi Tahun 2019
2019
2 Pelatihan Penyusunan Prodi S3 SMAN 1 25 – 27 Juli 32
Karya Tulis ilmiah Pendidikan Magetan 2019
Untuk Guru-Guru Sains
Mata Pelajaran IPA Pascasarjana
SMA di Kabupaten UNESA
Magetan
3 IHT Implementasi SMAN 1 SMAN 1 16 – 18 32
Kurikulum 2013 Plaosan Plaosan Oktober
SMA Kabupaten 2017
Magetan
4 Program PKB Moda Dirjen GTK SMAN 1 28 Oktober 60
Tatap Muka Modul B PPPPTK IPA Sukomoro s/d 11
dan I November
2017
5 Bimtek Penulisan Dinas Hotel 27 – 30 32
KTI Tenaga Pendidikan Victory Oktober
Laboratorium Pemprov Jawa 2016
Sekolah Timur
6 Pelatihan Dinas SMA 20, 21, 22, 82
Peningkatan Pendidikan Negeri 1 23, 30
Kompetensi Guru Pemerintah Sukomoro September
Pembelajar Mapel Kabupaten 2016, 7, 14,
Kimia Bagi Guru Magetan 21, 28
SMA Negeri/ Swasta Oktober, 5
Kabupaten Magetan November
2016
7 Peningkatan Dirjen GTK SMAN 1 14 60
Kompetensi Guru Sukomoro November –
Pembelajar Moda 27
Daring Murni Tipe 1 desember
Kimia KK-G 2016
Membenarkan bahwa semua isi dalam Laporan kegiatan Pengembangan
Diri ini adalah sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dan hasil tulisan asli yang
bersangkutan.

Koordinator Plaosan, Juli 2020


PKB Penyusun

Suwiyono, M.Pd Niken Wahyuning P., ST


NIP. 19681027 199703 1 002 NIP. 19830321 201001 2 027

Mengetahui,
Kepala SMAN 1 Plaosan

Maskuntadi, S.Pd
NIP. 19640723 198803 1 015
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunia yang dilimpahkan kepada penulis sehingga Laporan Kegiatan
Pengembangan Diri ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan ini dapat diselesaikan berkat
adanya bantuan, bimbingan, dorongan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada:
1. Bapak Aris Sudarmono, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Plaosan
periode 2016 – 2020 yang telah memberikan tugas kepada penulis
untuk mengikuti berbagai kegiatan pengembangan diri yang telah
penulis laksanakan.
2. Bapak Maskuntadi, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Plaosan
periode 2020 - .... yang telah memberikan kesempatan bagi penulis
untuk menyusun Laporan Pengembangan Diri.
3. Teman-teman seprofesi yang telah banyak membantu menggantikan
mengajar sementara ketika penulis mengikuti kegiatan pengembangan
diri dan juga memberikan motivasi untuk segera menyelesaikan
menulis laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan ini masih terdapat
banyak kekurangan bahkan mungkin kesalahan, baik dalam penyususnan,
penyajian maupun sistematika penulisannya. Oleh karenanya, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan penulisan Laporan ini. Meski demikian, penulis tetap berharap agar
kiranya Laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak lain yang memerlukan.

Plaosan, 1 Juli 2020


Penulis

Niken Wahyuning Pawestri, ST


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang harus
diperhatikan. Komponen-komponen yang harus diperhatikan dalam
pendidikan yang meliputi pendidik, peserta didik, lembaga pendidikan dan
kurikulum pendidikan yang termasuk didalamnya cara penyampaian bahan
ajar agar terwujud masyarakat yang mampu bersaing dan beradaptasi dengan
perubahan zaman, yang sangat berpengaruh pada kualitas pendidikan di
Indonesia. Hingga saat ini pendidikan di Indonesia masih banyak mengalami
persoalan yang mendasar, yaitu persoalan mengenai sumber daya pendidik
yang belum secara optimal mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki
oleh lembaga pendidikan. Salah satu persoalan yang dihadapi oleh
pendidikan di Indonesia yaitu profesionalisme guru yang masih jauh dari
yang diharapkan. Guru merupakan sumber daya utama dalam
terselengaranya proses belajar mengajar yang bermutu. Dalam Undang-
undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, pasal 1 ayat (1)
dinyatakan bahwa “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah”.
Sebagaimana maksud UU di atas guru profesional diharapkan mampu
menghasilkan lulusan yang berkualitas. Hal ini menuntut sumber daya
pendidik untuk lebih mampu mengetahui bahwa semakin pesatnya
perkembangan teknologi dan informasi yang diharapkan adanya
perkembangan dan perubahan dalam semua aspek pendidikan yang dapat
dikembangkan dalam pembelajaran. Proses pembelajaran di sekolah harus
menjadi fokus perhatian yang sangat penting. Peranan guru sangat
menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan formal di sekolah.
Guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu menyelenggarakan
proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya, dalam rangka pembangunan
pendidikan nasional.
Profesionalitas guru sering dikaitkan dengan tiga faktor yang cukup
penting, yaitu kompetensi guru, sertifikasi guru, dan tunjangan profesi guru.
Ketiga faktor tersebut merupakan latar yang disinyalir berkaitan erat dengan
kualitas pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa faktor tersebut menjadi
salah satu motivasi guru untuk menjadi guru yang profesional. Guru yang
profesional diharapkan memiliki keterampilan khusus dan ciri-ciri khusus,
artinya bahwa guru memiliki spesialis mendidik sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik yang diajar dan memiliki kompetensi yang
unggul terutama dalam kemampuan berpikir. Guru yang kompeten mampu
mengimbangi berbagai pembenahan pendidikan di Indonesia.
Sebagai pendidik profesional, seorang guru yang telah memiliki
kompetensi yang dipersyaratkan serta telah memenuhi kualifikasi pendidik
yang ditentukan wajib melakukan salah satu cara untuk mencapai tujuan
tersebut yaitu melalui program pengembangan diri bagi guru yang
merupakan salah satu komponen dari program Pengembangan keprofesian
Berkelanjutan (PKB). Pelaksanaan program PKB merupakan salah satu jalan
bagi guru untuk meningkatkan karirnya di bidang pendidikan. Kegiatan
PKB-nya diarahkan kepada peningkatan keprofesian agar dapat memenuhi
tuntutan dalam rangka memberikan layanan pembelajaran yang berkualitas
kepada peserta didik. Kegiatan PKB dapat dilaksanakan secara individu
maupun kegiatan kolektif yang diselenggarakan pihak-pihak lain di dalam
sekolah maupun di luar sekolah dengan berbagai kegiatan pengembangan
diri, publikasi ilmiah serta karya inovatif. Program pengembangan diri bagi
guru adalah salah satu yang utama yang digunakan untuk mencapai
reformasi pendidikan dan untuk memenuhi standar pemerintah.
Adapun pembahasan kita di sini adalah tentang pengembangan
diri. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan melalui dua kegiatan yaitu
kegiatan diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru, semua kegiatan yang
dilakukan oleh guru di Kelompok Kerja Guru (KKG) termasuk dalam
kegiatan kolektif guru, sedangkan kegiatan lain diluar KKG termasuk ke
dalam diklat fungsional.  Seorang guru yang melaksanakan pengembangan
diri atau kegiatan pengembangan   keprofesian berkelanjutan lainnya di
samping akan dapat meningkatkan pengetahuan  dan keterampilan sebagai
seorang guru, juga mendapat penghargaan angka kredit yang  dapat
diperhitungkan untuk perkembangan karirnya.

B. Tujuan
Berdasarkan uraian diatas, pengembangan diri dilakukan oleh penulis
memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Meningkatkan pengetahuan, wawasan dan ketrampilan bidang pendidikan
sehingga diharapkan dapat untuk memberikan pelayanan yang lebih baik
kepada peserta didik
2. Meningkatkan komunikasi dan silaturahmi mengingat setiap kegiatan
pendidikan dan latihan akan dipertemukan dengan pendidik dan tutor
daerah lain
3. Mengumpulkan angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan pangkat/
jabatan setingkat lebih tinggi
BAB II
PELAKSANAAN PENGEMBANGAN DIRI

Penulis melaporkan seluruh kegiatan pengembangan diri yang pernah


dilakukan berupa mengikuti kegiatan IHT, Pelatihan, KKG sesuai dengan
diberlakukannya Surat Keputusan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara-Reformasi Birokrasi (PERMENEGPAN-RB) Republik
Indonesia No. 16 Tahun 2009 dengan rincian sebagai berikut:
A. Pengembangan Diri 1
1) Judul : IHT Peningkatan Mutu Sekolah melalui Program
SMA Zonasi Tahun 2019
2) Penyelenggara : SMAN 1 Plaosan
3) Tempat : SMAN 1 Plaosan
4) Waktu : 30 Agustus s/d 13 September 2019
5) Tujuan :
a. Meningkatkan mutu sekolah melalui pemenuhan 8 standar
pendidikan
b. Meningkatkan kompetensi guru
c. Mengimbaskan peningkatan mutu sekolah dan peningkatan
kompetensi guru kepada sekolah imbas
6) Jenis Kegiatan : Workshop dan Praktik
7) Uraian Materi :
a. Kebijakan Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2019
Kebijakan Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2019
disampaikan pada saat pembukaan IHT. Kebijakan tersebut
diantaranya: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
memprogramkan kegiatan pelatihan dan pendampingan bagi Guru
dari sekolah yang akan melaksanakan Kurikulum 2013 Mendukung
kebijakan tersebut, Direktorat Pembinaan SMA sesuai dengan tugas
dan fungsinya melakukan fasilitasi pembinaan implementasi
Kurikulum 2013 melalui pengembangan naskah pendukung
implementasi Kurikulum 2013 berupa modul pelatihan, pedoman,
panduan, dan modelmodel yang telah dikembangkan pada tahun
2016 dan tahun 2017 Naskah-naskah tersebut antara lain : (1)
Model-Model Pembelajaran; (2) Model Pengembangan RPP; (3)
Model Peminatan dan Lintas Minat; (4) Panduan Supervisi
Akademik; (5) Panduan Pengembangan Pembelajaran Aktif; (6)
Pedoman Penyelenggaraan S istem Kredit Semester (SKS) Di SMA;
(7) Panduan Pengembangan Unit Kegiatan Belajar Mandiri
(UKBM); (8) Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan
Pendidikan Sekolah Menengah Atas; (9) Modul Penyusunan Soal
Higher Order Thinking Skills (HOTS); dan (10) Panduan Sukses E-
Rapor SMA Versi 2017.
b. Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu internal
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah,
dalam hal ini Kemendikbud mendorong setiap satuan pendidikan
untuk melaksanakan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMI)
agar dapat mencapai Standar Nasional Pendidikan (SNP). Adapun
yang menjadi payung hukumnya  adalah Permendikbud Nomor 28
tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP)
Dasar dan Menengah. 

Pada pasal 1 ayat 3 disebutkan bahwa "Sistem Penjaminan


Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah adalah suatu kesatuan
unsur yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses terpadu
yang mengatur segala kegiatan untuk meningkatkan mutu
pendidikan dasar dan menengah yang saling berinteraksi secara
sistematis, terencana dan berkelanjutan."

Lalu pasal 1 ayat 4 menyatakan bahwa "Sistem Penjaminan


Mutu Internal Pendidikan Dasar dan Menengah, yang selanjutnya
disingkat SPMI-Dikdasmen adalah suatu kesatuan unsur yang
terdiri atas kebijakan dan proses yang terkait untuk melakukan
penjaminan mutu pendidikan yang dilaksanakan oleh setiap satuan
pendidikan dasar dan satuan pendidikan menengah untuk menjamin
terwujudnya pendidikan bermutu yang memenuhi atau melampaui
Standar Nasional Pendidikan."

Agar implementasi SPMI dapat berjalan sukses, ada  8


(delapan) kunci yang perlu dilakukan. Pertama, Sosialisasi SPMI
kepada Warga Sekolah. Hal ini bisa dilakukan oleh Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Tim Penjaminan Mutu
Pendidikan Daerah (TPMPD), fasilitator daerah (pengawas), kepala
sekolah, atau Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah (TPMPS).

Bentuk sosialisasi antara lain dalam bentuk tatap muka seperti


seminar, In House Training (IHT), Workshop, atau penyebaran
informasi baik secara tertulis maupun melalui media audio visual
melalui media sosial. Sekolah-sekolah yang ditunjuk sebagai sekolah
model pun memiliki lima sekolah imbas agar "virus"  penjaminan
mutu dapat semakin banyak menyebar.

Adanya program pengimbasan disamping dapat mempercepat


dan memperluas implementasi SPMI, juga dapat membantu peran
pemerintah dalam menyosialisasikan SPMI. Ruang lingkup
sosialisasi antara lain; latar belakang, tujuan, sasaran, hasil yang
diharapkan, mekanisme, siklus dan tahapan SPMI, dan sebagainya
disesuaikan dengan kebutuhan.
c. Implementasi e-raport SMA
Pada materi ini dijelaskan bagaimana alur mengerjakan e rapor
SMA sampai mencetak raport.
d. Penyusunan naskah dan aplikasi e modul
Pada materi ini dijelaskan menyusun naskah materi agar bisa
dicopy ke program sigil tanpa merusak sistematikanya.
e. Implementasi pembelajaran berbasis STEM
Pada materi ini dijelaskan bagaimana menyusun RPP berbasis
STEM.
f. Penyususnan perangkat pembelajaran dan penilaian HOTS
Pada materi ini dijelaskan bagaimana menyusun soal HOTS
dan diberi penjelasan kriteria soal HOTS.
g. Bimbingan teknis e-rapot SMA
Praktik e raport: Mengedit KD, download template, input nilai
ke template, upload template, input nilai spiritual dan sosial, cara
memperbaiki nilai, mencetak rapor.
h. Bimbingan teknis e-modul
Praktik e modul: bagaimana cara menggunakan program Sigil
untuk membuat e modul. Pada materi ini diajarkan bagaimana
menggunakan sigil sampai bagaimana menampilkan modul yang
telah dibuat pada smartphone
i. Bimbingan teknis soal HOT
Pada materi ini diberi tugas untuk membuat soal HOTS,
sekalian dikoreksi apabila ada kesalahan.
j. Bimbingan teknis penyusunan perangkat pembelajaran berbasis
STEM
Pada materi ini diberi tugas untuk membuat RPP STEM,
sekalian dikoreksi apabila ada kesalahan.
k. Motivasi guru sebagai agen pembelajaran

8) Tindak Lanjut :
Tindak lanjut yang dilakukan setelah mengikuti kegiatan
pengembangan diri ini, peserta secara langsung menerapkan materi yang
diperoleh dengan mengerjakan soal pembinaan dan latihan dari
narasumber.
9) Dampak Pengembangan Diri :
Dampak mengikuti pengembangan diri ini terhadap penulis adalah:
a. Memperoleh bannyak ilmu baru terutama mengenai aplikasi sigil
yang digunakan untuk membuat e modul serta soal HOTS dan
STEM
b. Memperoleh pemahaman lebih daripada sebelumnya mengenai
penilaian Kurikulum 2013 yang diterapkan dalam aplikasi e rapot
SMA
c. Semakin termotivasi untuk menjadi guru yang menyenangkan dan
dirindukan
B. Pengembangan Diri 2
1) Judul : Pelatihan Penyusunan Karya Tulis ilmiah Untuk
Guru-Guru Mata Pelajaran IPA SMA di Kabupaten Magetan
2) Penyelenggara : Prodi S3 Pendidikan Sains Pascasarjana UNESA
Tempat : SMAN 1 Magetan
3) Waktu : 25 – 27 Juli 2019
4) Tujuan :
a. Membekali guru tentang materi karya tulis ilmiah, khususnya
tentang artikel ilmiah
b. Melakukan pendampingan dan konsultasi dalam penulisan karya
ilmiah agar guru mampu membuat karya ilmiah dengan baik dan
benar
5) Jenis Kegiatan : Teori dan Praktik Membuat KTI
6) Uraian Materi :
a. Kebijakan Pemerintah Terkait Publikasi ilmiah Bagi Guru
Penyampaian kebijakan terkait publikasi ilmiah bagi guru
disampaikan oleh Bapak Bupati Magetan. Publikasi ilmiah dapat
dimaknai sebagai upaya untuk menyebarluaskan suatu karya
pemikiran seseorang atau sekelompok orang dalam bentuk laporan
penelitian, makalah, buku atau artikel. Publikasi ilmiah yang
dilakukan guru pada dasarnya merupakan  wujud dari
profesionalisme guru.  Steven R.Covey, (BPSDM-Kemendikbud,
2012) menyebutkan bahwa kegiatan publikasi ilmiah adalah salah
satu bentuk upaya untuk memperbaharui mental.
Di Indonesia, kegiatan publikasi ilmiah  di kalangan guru
tampaknya  mulai populer pada pertengahan tahun 90-an, seiring
dengan dikukuhkannya guru sebagai jabatan fungsional (Kepmenpan
No. 84/1993). Jika ditelaah lebih dalam, Isi Keputusan Menteri ini
sebenarnya telah memberikan pesan tidak langsung kepada kita
bahwa pada dasarnya guru adalah seorang ilmuwan. Hal ini sejalan
dengan pemikiran Oemar Hamalik (2003) bahwa salah satu peran
guru adalah sebagai ilmuwan, yang berkewajiban tidak hanya
menyampaikan pengetahuan yang dimiliki kepada muridnya, akan
tetapi juga berkewajiban mengembangkan pengetahuan itu dan terus
menerus memupuk pengetahuan yang dimilikinya. Dengan kata lain,
guru berkewajiban untuk membangun tradisi dan budaya ilmiah,
salah satunya dalam bentuk Publikasi Ilmiah.
Kegiatan publikasi ilmiah guru semakin diperkuat dengan
hadirnya Permenpan dan RB No. 16 tentang Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kreditnya. Semula kewajiban publikasi ilmiah
hanya dikenakan kepada guru yang akan naik pangkat  dari
Golongan IVa ke atas. Namun berdasarkan Permenpan dan RB ini,
kegiatan publikasi ilmiah guru harus dilakukan oleh guru yang akan
naik ke golongan IIIc
b. Tehnik Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Hasil Penelitian
Tips Penting Dalam Penulisan Karya Ilmiah
1. Membuat Judul Karya Ilmiah
Langkah pertama dalam membuat karya ilmiah adalah
membuat judul, judul yang diambil harus konkrit, tidak bias atau
meluas serta menggambarkan ide dari hasil karya tulis ilmiah
yang kita buat, untuk itu kita perlu menentukan tema terdahulu
sebelum kita membuat judul karya tulis ilmiah.
2. Memberikan isi latar belakang yang bagus
Latar belakang masalah sudah menjadi bagian utama
penelitian, yang bertujuan supaya yang membaca memiliki
pemahaman awal mengenai ulasan karya ilmiah yang kita buat,
dalam isi latar belakang berkaitan dengan esensi idealist masalah,
fakta masalah, data, analisis, solusi serta (state of the arts)
penelitian terdahulu yang memperkuat masalah yang perlu
dilakukan.
3. Membuat rumusan masalah
Rumusan masalah menjadi bagian terpenting dari penelitian
yang melingkupi apa yang mau di teliti serta dikaji dari karya
ilmiah yang kita buat, yang merumuskan masalah ialah dengan
menghadapkan sebuah hal yang ideal terhadap realitas yang
terjadi di lapangan, maka yang harus diperhatikan ialah
memperhatikan apa yang mau dibuat serta dilakukan untuk
dipecahkan masalahnya.
Pada rumusan masalah kata Tanya yang lain efektif ialah
dengan tiga hal yang paling penting untuk merumuskan masalah
tersebut ialah apa, mengapa dan bagaimana, tiga kata tersebut
sudah mewakili apa yang mau dicari serta dibongkar.
4. Membuat pembahasan yang sederhana dan sesuai dengan
variabel judul
Untuk karya ilmiah yang perlu dipersiapkan penulis adalah
memberikan analisis bahasan yang dilakukan untuk memperkuat
argumentasi dan diskusi ilmiah yang dilakukan yang kita buat,
caranya dengan menerapkan beberapa hal ideal dengan fakta yang
pastinya ada beberapa faktor yang mempengaruhi maupun
menghalanginya.
5. Membuat kesimpulan
Cara membuat karya tulis ilmiah yang paling akhir dan
terpenting adanya kesimpulan yang diberikan untuk membuat
pembaca memahami maksud dari apa yang diteliti maupun dibuat
dari tulisan, sehingga paham akan tujuan karya yang ditulis
tersebut.
Sistematika penulisan karya ilmiah 
1. Bagian pembuka
Adapun bagian pembuka yang ada didalam karya ilmiah
terdiri dari: sampul, halaman judul, dan juga halaman
pengesahan, dan juga ada abstraksi dalam 1 atau 2 bahasa, kata
pengantar serta daftar isi
2. Bagian isi
Pada sistematika pembuatan karya tulis ilmiah pada bagian
isi harus terdiri dari pendahuluan, adanya latar belakang masalah,
rumusan masalah, batasan masalah dan pembahasan, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan dan
siginifikasinya serta metode yang digunakan diantaranya:
Pendahuluan (latar belakang masalah, perumusan masalah,
pembahasan atau pembatasan masalah, tujuan dari penelitian,
manfaat penelitian, kajian teori atau tinjauan Kepustakaan,
pembahasan teori, kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan,
pengajuan hipotesis).
3. Pembahasan
Untuk isi pada bagian pembahasan karya tulis ilmiah harus
mencantumkan kajian teori atau tinjauan pustaka yang
disesuaikan dengan variabel yang dikaji serta dijelaskan untuk
memberikan argumentasi keilmuan dan kerangka pemikiran serta
pengajuan hipotesis masalah yang diteliti. Melihat hal itu maka
dalam pembahasan haruslah dijelaskan secara terperinci dan jelas
serta perlu memperhatikan kaidah-kaidah ilmiah baku sesuai
aturan serta memenuhi unsure ke-ilmiahan.
4. Metodologi penelitian
Metodologi ilmiah merupakan alat analisis atau pisau
analisis yang bekerja dalam penelitian yang digunakan untuk
melakukan kinerja penelitian yang dilakukan, pada tahapan
metodologi ini kita perlu mencantumkan waktu & tempat objek
penelitian, bagaimana metode dan rancangan penelitian, apa saja
populasi & sampel-nya berapa jumlahnya, serta bagaimana
instrument penelitian dan pengumpulan data dan analisis reduksi
data yang akan dilakukan dalam penelitian, sehingga jelas arah
tujuan serta maksud dari penelitian yang Anda lakukan tersebut.
Adapun yang perlu ada pada metodologi penelitiannya:
(waktu serta tempat penelitian. metode dan rancangan penelitian,
populasi dan sampel, instrumen penelitian, pengumpulan data dan
analisis data, hasil penelitian, jabaran variabel penelitian, hasil
penelitian, pengajuan hipotesis, diskusi penelitian,
mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang
didapatnya).
5. Hasil penelitian
Pada bagian hasil penelitian peneliti harus menyertakan
jabaran variable penelitian, bagaimana hasil penelitian, pengajuan
hipotesisnya, tentang tanggapan diskusi penelitian yang diberikan,
memberikan pandangan teoritis terkait hasil yang sudah
didapatkan kemudian melakukan memberikan kesimpulan
mengenai apa telah didapat dari hasil meneliti tersebut.
6. Bagian penutup
Adapun bagian penutup dalam karya tulis ilmiah, adanya
bab akhir penutup yang berisikan kesimpulan dan saran serta
implikasi penelitian yang didapat.
7. Bagian penunjang
Pada bagian penunjang yang ada dalam karya ilmiah adalah
adanya lampiran, seperti daftar pustaka, lampiran instrument
penelitian, dan juga daftar table, daftar gambar, daftar bagan yang
bisa memberikan penjelasan pada pembaca karya tulis ilmiah
Anda.

c. Tehnik Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Hasil Gagasan Ilmiah


Tips Penting Dalam Penulisan Karya Ilmiah
1. Membuat Judul Karya Ilmiah
Langkah pertama dalam membuat karya ilmiah adalah
membuat judul, judul yang diambil harus konkrit, tidak bias atau
meluas serta menggambarkan ide dari hasil karya tulis ilmiah yang
kita buat, untuk itu kita perlu menentukan tema terdahulu sebelum
kita membuat judul karya tulis ilmiah.
2. Memberikan isi latar belakang yang bagus
Latar belakang masalah sudah menjadi bagian utama
penelitian, yang bertujuan supaya yang membaca memiliki
pemahaman awal mengenai ulasan karya ilmiah yang kita buat,
dalam isi latar belakang berkaitan dengan esensi idealist masalah,
fakta masalah, data, analisis, solusi serta (state of the arts) penelitian
terdahulu yang memperkuat masalah yang perlu dilakukan.
3. Membuat rumusan masalah
Rumusan masalah menjadi bagian terpenting dari penelitian
yang melingkupi apa yang mau di teliti serta dikaji dari karya ilmiah
yang kita buat, yang merumuskan masalah ialah dengan
menghadapkan sebuah hal yang ideal terhadap realitas yang terjadi
di lapangan, maka yang harus diperhatikan ialah memperhatikan apa
yang mau dibuat serta dilakukan untuk dipecahkan masalahnya.
Pada rumusan masalah kata Tanya yang lain efektif ialah
dengan tiga hal yang paling penting untuk merumuskan masalah
tersebut ialah apa, mengapa dan bagaimana, tiga kata tersebut sudah
mewakili apa yang mau dicari serta dibongkar.
4. Membuat pembahasan yang sederhana dan sesuai dengan
variabel judul
Untuk karya ilmiah yang perlu dipersiapkan penulis adalah
memberikan analisis bahasan yang dilakukan untuk memperkuat
argumentasi dan diskusi ilmiah yang dilakukan yang kita buat,
caranya dengan menerapkan beberapa hal ideal dengan fakta yang
pastinya ada beberapa faktor yang mempengaruhi maupun
menghalanginya.
5. Membuat kesimpulan
Cara membuat karya tulis ilmiah yang paling akhir dan
terpenting adanya kesimpulan yang diberikan untuk membuat
pembaca memahami maksud dari apa yang diteliti maupun dibuat
dari tulisan, sehingga paham akan tujuan karya yang ditulis tersebut.

Sistematika penulisan karya ilmiah 


1. Bagian pembuka
Adapun bagian pembuka yang ada didalam karya ilmiah terdiri
dari: sampul, halaman judul, dan juga halaman pengesahan, dan juga
ada abstraksi dalam 1 atau 2 bahasa, kata pengantar serta daftar isi
2. Bagian isi
Pada sistematika pembuatan karya tulis ilmiah pada bagian isi
harus terdiri dari pendahuluan, adanya latar belakang masalah,
rumusan masalah, batasan masalah dan pembahasan, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan dan
siginifikasinya serta metode yang digunakan diantaranya:
Pendahuluan (latar belakang masalah, perumusan masalah,
pembahasan atau pembatasan masalah, tujuan dari penelitian,
manfaat penelitian, kajian teori atau tinjauan Kepustakaan,
pembahasan teori, kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan,
pengajuan hipotesis).
3. Pembahasan
Untuk isi pada bagian pembahasan karya tulis ilmiah harus
mencantumkan kajian teori atau tinjauan pustaka yang disesuaikan
dengan variabel yang dikaji serta dijelaskan untuk memberikan
argumentasi keilmuan dan kerangka pemikiran serta pengajuan
hipotesis masalah yang diteliti. Melihat hal itu maka dalam
pembahasan haruslah dijelaskan secara terperinci dan jelas serta
perlu memperhatikan kaidah-kaidah ilmiah baku sesuai aturan serta
memenuhi unsure ke-ilmiahan.
4. Metodologi penelitian
Metodologi ilmiah merupakan alat analisis atau pisau analisis
yang bekerja dalam penelitian yang digunakan untuk melakukan
kinerja penelitian yang dilakukan, pada tahapan metodologi ini kita
perlu mencantumkan waktu & tempat objek penelitian, bagaimana
metode dan rancangan penelitian, apa saja populasi & sampel-nya
berapa jumlahnya, serta bagaimana instrument penelitian dan
pengumpulan data dan analisis reduksi data yang akan dilakukan
dalam penelitian, sehingga jelas arah tujuan serta maksud dari
penelitian yang Anda lakukan tersebut.
Adapun yang perlu ada pada metodologi penelitiannya: (waktu
serta tempat penelitian. metode dan rancangan penelitian, populasi
dan sampel, instrumen penelitian, pengumpulan data dan analisis
data, hasil penelitian, jabaran variabel penelitian, hasil penelitian,
pengajuan hipotesis, diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan
teoritis tentang hasil yang didapatnya).
5. Hasil penelitian
Pada bagian hasil penelitian peneliti harus menyertakan
jabaran variable penelitian, bagaimana hasil penelitian, pengajuan
hipotesisnya, tentang tanggapan diskusi penelitian yang diberikan,
memberikan pandangan teoritis terkait hasil yang sudah didapatkan
kemudian melakukan memberikan kesimpulan mengenai apa telah
didapat dari hasil meneliti tersebut.
6. Bagian penutup
Adapun bagian penutup dalam karya tulis ilmiah, adanya bab
akhir penutup yang berisikan kesimpulan dan saran serta implikasi
penelitian yang didapat.
7. Bagian penunjang
Pada bagian penunjang yang ada dalam karya ilmiah adalah
adanya lampiran, seperti daftar pustaka, lampiran instrument
penelitian, dan juga daftar table, daftar gambar, daftar bagan yang
bisa memberikan penjelasan pada pembaca karya tulis ilmiah Anda.

d. Tehnik Penelusuran Jurnal ilmiah Mutahir Secara Online


Beberapa search engine tersedia di internet, tetapi ada dua
search engine yang cukup populer di dunia ilmiah, karena khusus
menelusur literatur ilmiah berupa artikel, buku, prosiding, paper,
serta tesis yaitu google scholar (gambar 2) dan Scirus (gambar 3).
Berdasarkan pengalaman penulis, kedua search engine ini biasanya
digunakan sebagai upaya terakhir untuk mendapatkan artikel setelah
semua database online dan sumber-sumber gratis (free access) di
internet ditelusur sampai tuntas. Scirus sangat bagus digunakan
untuk menelusur literatur ilmiah, karena menyediakan pilihan lebih
rinci. Scirus mampu merinci hasil penelusuran yang dikehendaki
dalam bentuk abstrak, artikel, buku, prosiding, halaman web, paten,
preprint, tesis, disertasi dan sebagainya. Juga mampu merinci dalam
bentuk file word, html, ppt, teks dan pdf. Sumber-sumber literatur
juga bisa dirinci: organisasi profesi, jurnal online, penerbit,
perguruan tinggi, perusahaan, konsultan, serta lembaga tertentu.
Hasil penelusuran masih bisa dirinci lagi makin spesifik ke sub-sub
dari subyek yang dicari, dengan memilih daftar kosa kata yang lebih
khusus.
e. Workshop Penyusunan Artikel Ilmiah
Pada materi ini dijelaskan mengenai sistematika membuat
Karya Tulis Ilmiah beserta rambu-rambunya. Pada materi praktik,
masing-masing peserta diminta mengidentifikasi masalah yang
timbul selama proses pembelajaran untuk dijadikan latar belakang
karya tulis. Setelah menemukan latar belakang permasalahan peserta
diminta untuk merumuskan tujuan. Materi terus berlanjut sampai
peserta berhasil menyusun sebuah karya tulis untuk dijurnalkan.
f. Bimbingan dan Konsultasi Produk Artikel Ilmiah Secara Daring
g. Evaluasi dan revisi Final Produk Artikel Ilmiah
7) Tindak Lanjut :
Tindak lanjut yang dilakukan setelah mengikuti kegiatan
pengembangan diri ini, peserta secara langsung menerapkan materi yang
diperoleh dengan mengerjakan soal pembinaan dan latihan dari
narasumber.
8) Dampak Pengembangan Diri :
Untuk penulis sendiri, dampak yang diperoleh dari mengikuti Pelatihan
ini adalah berhasil menyusun karya tulis ilmiah dengan judul “Penerapan
Model Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Kimia Siswa Kelas X IPA 1 SMA Negeri
1 Plaosan Tahun Pelajaran 2019/ 2020 yang digunakan untuk Kenaikan
Tingkat ini.

C. Pengembangan Diri 3
1) Judul : IHT Implementasi Kurikulum 2013 SMA
Kabupaten Magetan
2) Penyelenggara : SMAN 1 Plaosan
3) Tempat : SMAN 1 Plaosan
4) Waktu : 16 – 18 Oktober 2017
5) Tujuan :
a. Memahami seluk-beluk Kurikulum 2013
b. Memahami perangkat pembelajaran Kurikulum 2013
c. Mengetahui penggunaan Kurikulum 2013
d. Membentuk karakter peserta didik menurut tujuan dan sasaran
Kurikulum 2013
e. Mampu menerapkan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran di dalam
dan luar sekolah.
6) Jenis Kegiatan : Teori dan Praktik
7) Uraian Materi :
A.   PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan
Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada
tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan secara terpadu.Pengembangan kurikulum perlu dilakukan
karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal
maupun tantangan eksternal.
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan
dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8
(delapan)Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,
standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian, dan standar
kompetensi lulusan. Tantangan internal lainnya terkait dengan faktor
perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia
produktif.
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain
berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa
depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta
berbagai fenomena negatif yang mengemuka.

B.     ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013


Perubahan kurikulum 2013 meliputi beberapa elemen, antara lain:1)
Kompetensi Lulusan : Adanya peningkatan dan keseimbangan  soft skills dan
hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan; 2)Kedudukan Mata Pelajaran : Kompetensi yang semula
diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi matapelajaran dikembangkan
dari kompetensi; 3)Pendekatan : Tematik Terpadu dalam semua mata
pelajaran.
Selain hal di atas perubahan juga tentang Struktur Kurikulum (Mata
pelajaran dan alokasi waktu) meliputi: 1)holistik berbasis sains (alam, sosial,
dan budaya); 2)jumlah matapelajaran dari 10 menjadi 6; 3)jumlah jam
bertambah 4 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran.
Proses Pembelajaran mengalami perubahan meliputi:1)Pembelajaran
Tematik Terpadu; 2)Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi,
Elaborasi, dan Konfirmasi  dilengkapi dengan Mengamati, Menanya,
Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta; 3)belajar tidak hanya
terjadi di ruang kelas, tetapi juga di  lingkungan sekolah dan masyarakat;
4)guru bukan satu-satunya sumber belajar; 5)sikap tidak diajarkan secara
verbal, tetapi melalui contoh dan teladan.

Penilaian Hasil Belajar : 1)Penilaian berbasis kompetensi;


2)ergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan
berdasarkan hasil saja], menuju penilaian autentik [mengukur semua
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan
hasil]; 3)memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil
belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal
(maksimal) ; 4)penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi
inti dan SKL ; 5)mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa
sebagai instrumen utama penilaian .
Ekstrakurikuler meliputiPramuka (wajib),UKS,PMR, Bahasa Inggris
dan atau disesuaikan kebutuhan.

C.    SKL, KI, dan KD


Hubungan SKL,KI, dan KDdapat disimpulkan sebagai berikut: KD
dikembangkan dari KI; KI dikembangkan dari SKL; SKL meliputi sikap,
keterampilan dan pengetahuan; KI terdiri dari KI.1, KI.2, KI.3 dan KI.4; KI.1
(sikap spiritual) dikembangkan dalam KD1.1, KD1.2, KD1.3 dan KD1.4;
KI.2 (sikap sosial) dikembangkan dalam KD2.1, KD2.2, KD2.3 dan KD2.4;
KI.3 (pengetahuan) dikembangkan dalam KD3.1, KD3.2, KD3.3 dan KD3.4;
KI.4 (keterampilan) dikembangkan dalam KD4.1, KD4.2, KD4.3 dan KD4.4;
KD dikembangkan dalam indikator.

D.    KONSEP PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU


Kelebihan Pembelajaran Tematik Terpadu antara lain: memiliki
perbedaan kualitatif (qualitatively different) dengan model pembelajaran lain,
karena sifatnya memandu peserta didik mencapai kemampuan berpikir
tingkat tinggi (higher levels of thinking) atau keterampilan berpikir dengan
mengoptimasi kecerdasan ganda (multiple thinking skills); dan sebuah proses
inovatif bagi pengembangan dimensi sikap, keterampilan dan pengetahuan.
Tahap Pembelajaran Tematik  Terpadu meliputi: 1)menentukan tema,
dimungkinkan disepakati bersama dengan peserta didik; 2)mengintegrasikan
tema dengan kurikulum yang berlaku. dengan mengedepankan dimensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan; 3)mendesain rencana pembelajaran. Tahapan
ini mencakup pengorganisasian sumber dan aktivitas ekstrakurikuler dalam
rangka mendemonstrasikan kegiatan dalam tema; 4)aktivitas kelompok dan
diskusi. Yang memberi peluang berpartisipasi dan mencapai berbagi
persepektif dari tema. Hal ini membangun guru dan peserta didik dalam
mengeksplorasi subjek.
Model Pembelajaran Tematik Terpadu adalah model jaring laba-laba
(webbed model). Model ini berangkat dari pendekatan tematis sebagai acuan
dasar bahan dan kegiatan pembelajaran. Tema yang dibuat dapat mengikat
kegiatan  pembelajaran, baik dalam mata pelajaran tertentu maupun antarmata
pelajaran. (Robin Fogarty  1991.)
E.     KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC
Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan scientific
(meliputi: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran) (Sudarwan,
2013).Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan scientific
(meliputi: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran) (Sudarwan, 2013).
Komponen-komponen penting  dalam mengajar menggunakan
pendekatan scientific(McCollum : 2009) antara lain:1)menyajikan
pembelajaran yang dapat  meningkatkan rasa keingintahuan (Foster a sense
of wonder); 2)meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage
observation); 3)melakukan analisis ( Push for analysis) dan4)b erkomunikasi
(Require communication).
Aspek-aspek pada pendekatan scientific terintegrasi pada pendekatan
keterampilan proses dan metode ilmiah antara lain:1) keterampilan proses
sains merupakan seperangkat keterampilan yang digunakan para ilmuwan
dalam melakukan penyelidikan ilmiah; 2)keterampilan proses perlu
dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai
pengalaman pembelajaran (Rustaman :2005).
Langkah-langkah metode ilmiah(Helmenstine, 2013) antara lain:
melakukan pengamatan, menentukan hipotesis, merancang eksperimen untuk
menguji hipotesis, menguji hipotesis, menerima atau menolak hipotesisdan
merevisi hipotesis atau membuat kesimpulan.

F.     KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL


BELAJAR
Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran
yangbermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah
sikap, keterampilan, dan pengetahuan.Istilah Assessment merupakan sinonim
dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi.Istilah autentik
merupakan sinonim dari  asli, nyata, valid, atau reliabel.
Secara konseptual penilaianautentik lebih bermakna secara signifikan 
dibandingkan dengan  tes pilihan ganda terstandar sekali pun.Ketika
menerapkan penilaian autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar
peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi
pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar
sekolah.
Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah
dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.Penilaian
tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik
dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan
lain-lain. Penilaianautentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau
kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi
mereka dalam pengaturan yang lebih autentik.
Penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu
dalam pembejajaran, khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata
pelajaran yang sesuai.Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan
mengevaluasi kinerja mereka sendiri dalam rangka meningkatkan
pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran serta mendorong
kemampuan belajar yang lebih tinggi.
Pada penilaian autentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan
dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang
diperoleh dari luar sekolah. Penilaian autentik mencoba menggabungkan
kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan
peserta didik, serta keterampilan belajar. Karena penilaian itu merupakan
bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman
tentang kriteria kinerja. Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan
berkontribusi untuk mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus
mereka lakukan.
Penilaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas
perkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan mereka
berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek. Atas dasar itu,
guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan
untuk materi apa pula kegiatan remedial harus dilakukan.
Penilaian autentik mengharuskan pembelajaran yang autentik pula.
Menurut Ormiston, belajar autentik mencerminkan tugas dan pemecahan
masalah yang diperlukan dalam kenyataannya di luar sekolah.Penilaian
autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian. Pertama, pengukuran langsung
keterampilan peserta didik yang berhubungan dengan hasil jangka panjang
pendidikan seperti kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian atas tugas-
tugas yang memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks.
Ketiga, analisis proses yang digunakan untuk menghasilkan respon peserta
didik atas perolehan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang ada.
Penilaian  autentik akan bermakna bagi guru untuk menentukan cara-
cara terbaik agar semua siswa dapat mencapai hasil akhir, meski dengan
satuan waktu yang berbeda.Konstruksi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
dicapai melalui penyelesaian tugas di mana peserta didik telah memainkan
peran aktif dan kreatif. Keterlibatan peserta didik dalam melaksanakan tugas
sangat bermakna bagi perkembangan pribadi mereka.
Dalam pembelajaran autentik, peserta didik diminta mengumpulkan
informasi dengan pendekatan scientific, memahami aneka fenomena atau
gejala dan hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta mengaitkan
apa yang dipelajari dengan dunia nyata yang ada di luar sekolah. Guru dan
peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang terjadi. Penilaian
autentik pun mendorong peserta didik mengkonstruksi, mengorganisasikan,
menganalisis, mensintesis, menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi
informasi untuk kemudian mengubahnya menjadi pengetahuan baru.Pada
pembelajaran autentik, guru harus menjadi “guru autentik.” Peran guru bukan
hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada penilaian.
Jenis-jenis Penilaian Autentik:Penilaian Kinerja, Penilaian Proyek, Penilaian
Portofolio, Penilaian Tertulis.
a.       Penilaian Kinerja
Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi peserta didik,
khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat
melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur
proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria
penyelesaiannya.
Berikut ini cara  merekam hasil penilaian berbasis kinerja: daftar cek
(checklist),catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records), skala penilaian
(rating scale), dan memori atau ingatan (memory approach).
b.       Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap
tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu
tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh
peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan, analisis, dan penyajian data.
Berikut ini tiga hal yang  perlu diperhatian  guru dalam penilaian proyek:
1)keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas
informasi yang diperoleh, dan menulis laporan;2)kesesuaian atau relevansi
materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik;3)keaslian sebuah proyek
pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.
c.         Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang
menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata.
Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara
perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta
didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti
berikut ini:1) Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian
portofolio;2)Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis
portofolio yang akan dibuat;3)Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok,
mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio
pembelajaran;4)Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik
pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya;5)Guru
menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu;6)Jika
memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen
portofolio yang dihasilkan;7)Guru memberi umpan balik kepada peserta didik
atas hasil penilaian portofolio.
d.       Penilaian Tertulis
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari.
Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga
mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta
didik.

G.    RPP
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar
peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis.RPP disusun
untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau
lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang
disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.
  Komponen RPP ( Standar Proses No 65 Th 2013)
1. Identitas Sekolah
2. Tema/subtema
3. Kelas/ semester
4. Materi Pokok
5. Alokasi Waktu
6. Tujuan pembelajaran
7. Kompetensi dasar
KD  - KI 1
KD – KI 2
KD – KI 3
Indikator ....
KD – KI 4
Indikator...
8. Materi Pembelajaran
9. Alokasi waktu
10. Metode pembelajaran
11. Media Pembelajaran
12. Sumber belajar
13. Langkah-langkah Pembelajaran
14. Penilaian hasil Pembelajaran 
Pada kurikulum 2013, istilah standar kompetensi tidak dikenal lagi.
Namun muncul istilah kompetensi inti.Kompetensi inti adalah gambaran
mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan tema;
Kemampuan yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas
melalui pembelajaran.
Prinsip Penyusunan RPP meliputi:1)memperhatikan perbedaan
individu peserta didik; 2)mendorong partisipasi aktif peserta
didik;3)mengembangkan budaya membaca dan menulis; 4)memberikan
umpan balik dan tindak lanjut; 5)keterkaitan dan keterpaduan;6)menerapkan
teknologi informasi dan komunikasi.
Pelaksanaan Proses Pembelajaran: 1)Kegiatan Pendahuluan;
2)Kegiatan Inti:(a)Eksplorasi, (b)Elaborasi, (c)Konfirmas(ditambah
pendekatan scientific):3) Kegiatan Penutup.

Keterangan Pelaksanaan Proses Pembelajaran


1. Kegiatan Pendahuluan
 Orientasi:Memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan
dibelajarkan, dengan cara menunjukkan benda yang menarik, memberikan
illustrasi, menampilkan slide animasi (jika memungkinkan), fenomena
alam, fenomena sosial, atau lainnya.
 Apersepsi:Memberikan apersepsi awal kepada peserta didik tentang tema
yang akan diajarkan.
 Motivasi:Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari tema yang
akan diajarkan.
 Pemberian Acuan
1. Berkaitan dengan tema yang akan dipelajari.
2. Acuan dapat berupa penjelasan tema dan materi dari beberapa mata
pelajaran.
3. Pembagian kelompok belajar.
4. Penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar (sesuai
dengan rencana langkah-langkah pembelajaran
2. Kegiatan Inti
 Proses pembelajaran untuk mencapai Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar.
 Dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik.
  Menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik
dan tema, yang dapat meliputi proses:
o Eksplorasi;
o Elaborasi;
o Konfirmasi; dan
o Pendekatan Scientific
3. Kegiatan Penutup
 Kegiatan guru  membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk
membuat rangkuman/simpulan.
 Pemberian tes atau tugas, dan memberikan arahan tindak lanjut
pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas
sebagai bagian remidi/pengayaan.
Pada langkah pembelajaran dalam RPP pengembangan sikap, keterampilan
dan pengetahuan harus tampak.Kurikulum 2013 menekankan penerapan
pendekatan ilmiah atau scientific approach padaproses pembelajaran.
8) Tindak Lanjut :
a. Guru dapat menganalisis keterkaitan antara Standar Kompetensi
Kelulusan ( SKL), Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar ( KD)
Buku guru dan Buku Siswa.
b. Guru terampil menyusun RPP dengan mengacu pada kurikulum
2013
c. Guru memiliki keterampilan mengajar dengan menerapkan
pendekatan saintifik secara benar.
d. Guru memiliki keterampilan mengajar dan menerapkan berbagai
macam model pembelajaran
e. Guru memiliki keterampilan melaksaakan penilaian autentik dengan
benar
9) Dampak Pengembangan Diri :
a. Adanya sikap terbuka untuk menerima kurikulum 2013
b. Keinginan kuat untuk mengimplementasikan kurikulum 2013.
c. Memiliki pemahaman tentang kurikulum 2013
d. Terampil menganalisis keterkaitan antara Standar Kompetensi
Kelulusan ( SKL), Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar ( KD)
Buku guru dan Buku Siswa.
e. Terampil menyusun RPP dengan mengacu pada kurikulum 2013
f. Guru memiliki keterampilan mengajar dengan menerapkan
pendekatan saintifik secara benar.
g. Guru memiliki keterampilan mengajar dan menerapkan berbagai
macam model pembelajaran
h. Guru memiliki keterampilan melaksanakan penilaian autentik
dengan benar
i. Guru terampil berkomunikasi lisan dan tulis dengan runtut, benar,
dan santun

D. Pengembangan Diri 4
1) Judul : Program PKB Moda Tatap Muka Modul B dan I
2) Penyelenggara : Dirjen GTK PPPPTK IPA
3) Tempat : SMAN 1 Sukomoro
4) Waktu : 28 Oktober s/d 11 November 2017
5) Tujuan :
Pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini
bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru pada materi yang
terdapat pada Modul B dan I. Dimana Modul B berisi materi pedagogi
Teori Belajar dan Implementasinya dalam Pembelajaran IPA sedangkan
materi profesional berisi Ikatan Kimia, Stoikiometri 2, Redoks 2 dan pH.
Sedangkan Dimana Modul B berisi materi pedagogi Pengembangan
Perancangan Pembelajaran Profesional sedangkan materi profesional
berisi Karbohidrat, Protein dan Lemak.
6) Jenis Kegiatan : Belajar Berkelompok
7) Uraian Materi :
a. In 1
Pada in service 1 materi yang diberikan adalah Kebijakan
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan serta Penguatan
Pendidikan Karakter. Untuk merealisasikan amanah undang-undang
sebagaimana dimaksud, Kemendikbud melaksanakan Program
Peningkatan Kompetensi bagai semua guru, baik yang sudah
bersertifikat maupun belum bersertifikat. Untuk melaksanakan
program tersebut, pemetaan kompetensi telah dilakukan melalui Uji
Kompetensi Guru (UKG) pada tahun 2015 di seluruh Indonesia
sehingga dapat diketahui kondisi objektif guru dan kebutuhan
peningkatan kompetensinya. 
Pada tahun 2016, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan (Ditjen GTK) mengembangkan program untuk
memfasilitasi peningkatan kompetensi guru berdasarkan hasil UKG
2015 yang disebut dengan Program Peningkatan Kompetensi Guru
Pembelajar dengan target capaian nilai rata-rata nasional yaitu 65.
Selanjutya, Program Peningkatan Kompetensi Guru
Pembelajar dilanjutkan pada tahun 2017 melalui Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
Dan pada tahun 2018, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan (Ditjen GTK) menyelenggarakan Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui
Pendidikan dan Pelatihan Guru berbasis komunitas GTK. Tujuannya
untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan professional yang
dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) bagi guru kelas,
guru mapel dan guru bimbingan konseling (BK) untuk semua
jenjang pendidikan dengan rata-rata nasional yaitu 75 dan melalui
Uji Kompetensi Keahlian (UKK) bagi guru kejuruan.
Sebagai agen pembelajaran, guru dituntut untuk meningkatkan
keprofesiannya secara terus-menerus melalui berbagai upaya antara
lain melalui Pelatihan, Kegiatan karya tulis-ilmiah, dan kegiatan
keprofesian lainnya.  Disamping itu, berdasarkan Peraturan Menteri
Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Gru dan Angka
Kreditnya, guru dpersyaratkan melaksanakan Kegiatan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan agar dapat naik Pangkat
ke jenjang berikutnya.
b. On 1
Pada pelaksanaan daring tatap muda diisi dengan pembahasan
materi dan soal-soal dari modul. Kegiatan ini dilakukan secara
berkelompok, dimana dalam tiap kelompok diberi materi yang
berbeda-beda untuk dibahas kemudian dipresentasikan.

c. In 2
Pada pelaksanaan daring tatap muda diisi dengan pembahasan
materi dan soal-soal dari modul. Kegiatan ini dilakukan secara
berkelompok, dimana dalam tiap kelompok diberi materi yang
berbeda-beda untuk dibahas kemudian dipresentasikan.
8) Tindak Lanjut :
Tindak lanjut yang dilakukan setelah mengikuti kegiatan
pengembangan diri ini, peserta secara langsung menerapkan materi yang
diperoleh dengan mengerjakan soal pembinaan dan latihan dari
narasumber.
9) Dampak Pengembangan
Untuk penulis sendiri, dampak yang diperoleh dari mengikuti
Pelatihan ini adalah peningkatan kompetensi yang ada di modul.

E. Pengembangan Diri 5
1) Judul : Bimtek Penulisan KTI Tenaga Laboratorium
Sekolah
2) Penyelenggara : Dinas Pendidikan Pemprov Jawa Timur
3) Tempat : Hotel Victory
4) Waktu : 27 – 30 Oktober 2016
5) Tujuan :
a. Meningkatkan kompetensi tenaga laboratorium dalam pengelolaan
laboratorium.
b. Meningkatkan kemampuan tenaga Laboratorium dalam melaksanakan
tugas dan peningkatan karir.
c. Tercapainya kompetensi laboratorium sehingga laboratorium dapat
memberikan kontribusi kongkrit dalam peningkatan publikasi ilmiah
perguruan tinggi melalui penyediaan data penelitian yang akurat dan
teliti.
6) Jenis Kegiatan : Workshop mandiri dan berkelompok
7) Uraian Materi :
a. Materi Umum
Laboratorium merupakan salah satu unsur pendukung strategis
kegiatan akademik di perguruan tinggi. Laboratorium merupakan
sarana bagi mahasiswa dan dosen dalam melaksanakan kegiatan
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Agar
dukungan laboratorium terhadap kegiatan tridarma tersebut
berlangsung efektif, laboratorium perguruan tinggi harus dikelola
secara profesional agar seluruh sumber daya laboratorium yang
mencakup personil, peralatan, bahan, dan metode dikelola secara
optimal, sehingga mampu menghasilkan data yang valid.
Direktorat Karier dan Kompetensi SDM, Direktorat Jenderal
Sumber Daya Iptek dan Dikti terus berupaya meningkatkan
kompetensi laboratorium melalui pengembangan infrastruktur dan
sumberdaya manusia yang mengelola laboratorium. Pembangunan
infrastruktur seperti gedung laboratorium, pengadaan fasilitas
peralatan dan bahan, dan sarana fisik lainnya dilakukan secara
terprogram dan berkelanjutan, sementara itu untuk pengembangan
sumberdaya manusia, dilakukan dengan pengembangan sistem karir
melalui jabatan fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP).
Sebagai pengelola laboratorium, PLP telah memiliki jenjang karir
yang jelas sebagaimana jabatan fungsional lainseperti pustakawan,
arsiparis, guru, dosen, peneliti, dll.
Sejalan dengan pengembangan PLP, Direktorat Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Dirjen SDID juga sudah mengatur nomenklatur
tingkatan laboratorium menjadi laboratorium tipe 1 dan 2 yang
difokuskan untuk memfasilitasi kegiatan pendidikan, laboratorium
tipe 3 untuk memfasilitasi kegiatan pendidikan dan penelitian, dan
laboratorium tipe 4 untuk memfasilitasi kegiatan pendidikan,
penelitian dan pengabdian pada masyarakat (Permenpan dan
Reformasi Birokrasi No.3/2010).
Selain pemenuhan infrastuktur, laboratorium juga harus
memiliki dan menerapkan standar sistem mutu pengelolaan agar
seluruh sumber daya yang ada dikelola secara profesional, berorientasi
kepada laboratorium yang kompeten yang mampu menghasilkan data
yang valid atau prototype produk yang bermutu dengan
memperhatikan aspek persyaratan keselamatan, kesehatan, keamanan,
dan lingkungan secara berkelanjutan. Sistem manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja, BIOSAFETY, Good Laboratory Practices, ISO-
9001, ISO-14000, ISO-15189, atau ISO/IEC 17025 merupakan
standar yang perlu dipertimbangkan untuk diterapkan di laboratorium.
Sehubungan dengan hal tersebut, Direktorat Karier dan
Kompetensi SDM, Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti
menilai perlu mendorong dan memfasilitasi tenaga laboratorium
(laboran, analis, teknisi, dan PLP) untuk memahami dan menerapkan
pengelolaan laboratorium berbasis standar manajemen mutakhir
melalui BIMBINGAN TEKNIS PENGELOLAAN
LABORATORIUM.
b. Materi Inti

No Materi Kegiatan

1 Tupoksi Jabatan Fungsional PLP:


Pembahasan umum sesuai Permenpan, Peraturan Bersama dan Juknis,
tentang tugas pokok PLP, kenaikan pangkat, jabatan, dan angka kredit

2 Standardisasi Laboratorium:
a. Pembahasan tentang sistem standardisasi dan akreditasi
laboratorium sesuai Undang- undang No.20/2014 tentang
standardisasi dan penilaian kesesuaian
b. Pengantar tentang perlunya menuju dan mencapai laboratorium
kompeten melalui penerapan standar nasional/internasional
c. Penjelasan tentang jaringan pengakuan kesetaraan laboratorium
dan lembaga akreditasi laboratorium di level nasional, regional dan
internasional melalui skema Mutual Recognition Arrangement
3 Sistem Dokumentasi Kegiatan Laboratorium:
a. Penjelasan tentang pentingnya sistem dokumentasi terkait perlunya
menyusun bukti fisik kegiatan untuk keperluan kenaikan pangkat
dan jabatan untuk peningkatan karir PLP
b. Penjelasan tentang dokumentasi, dokumen, jenis dokumen
(kebijakan, prosedur, instruksi kerja), rekaman, pengendalian
dokumen dan rekaman
c. Kiat/tata cara menyusun dokumen kebijakan laboratorium,
prosedur, instruksi kerja laboratorium, dan membuat formulir
untuk
perekaman kegiatan laboratorium
d. Latihan menyusun prosedur, instruksi kerja, dan Bukti Fisik
Kegiatan (non alat, non bahan,
non metode)
4 Pengelolaan Peralatan:
a. Pembahasan tentang pengelolaan peralatan sesuai Permenpan dan
Juknis mulai dari perencanaan, pengoperasian, pemeliharaan/
perawatan, pengevaluasian dan pengembangan*
b. Ketertelusuran pengukuran dan metrologi: kalibrasi, rekalibrasi,
pengecekan antara, faktor koreksi kalibrasi
c. Parameter analitik kinerja peralatan: limit deteksi, sensitivitas,
linearitas, selektivitas, dst.
d. Latihan menyusun prosedur, instruksi kerja peralatan
5 Pengelolaan Bahan
a. Pembahasan tentang pengelolaan bahan sesuai Permenpan dan
Juknis mulai dari perencanaan pengadaan, penggunaan,
pemeliharaan/ perawatan,pengevaluasian dan pengembangan*
b. Ketertelusuran pengukuran dan metrologi: CRM, pengecekan
antara kualitas bahan, pengecekan konsentrasi larutan
c. Latihan menyusun prosedur, instruksi kerja terkait bahan

6 Pengelolaan Metode
a. Pembahasan tentang pengelolaan metode sesuai Permenpan dan
Juknis mulai dari perencanaan,penggunaan,pengevaluasian dan
pengembangan metode*
b. Verifikasi, dan validasi metode, dan parameter analitik dalam
verifikasi/validasi metode seperti presisi, akurasi, recovery, LoD,
LoQ, Robust, Rugged, dan batas keberterimaannya, dst.
c. Latihan menyusun laporan verifikasi/validasi metode

7 Pengelolaan Lingkungan Kerja, Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (K3) dan Pengelolaan Limbah:

8) Tindak Lanjut :
Yang dilakukan penulis setelah melaksanakan Bimtek Laboran
adalah membuat program kerja, membuat tata tertib laboratorium,
menyusun alat dan bahan sesuai standar K3.
9) Dampak Pengembangan
Dampak mengikuti bimtek laboran ini bagi penulis adalah:
a. memahami prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja di
laboratorium
b. memahami prinsip-prinsip pengelolaan limbah yang dihasilkan
dari kegiatan di laboratorium.
c. mampu menyusun dokumen pengelolaan laboratorium
berdasarkan sistem pengelolaan laboratorium mutakhir

F. Pengembangan Diri 6
1) Judul : Peningkatan Kompetensi guru Moda daring Tipe 1
Kimia – KK- G
2) Penyelenggara : Dirjen GTK
3) Tempat : SMAN 1 Sukomoro
4) Waktu : 14 November – 27 Desember 2016
5) Tujuan :
Tujuan penyelenggaraan program ini adalah untuk meningkatkan
Kompetensi Guru baik secara kompetensi pedagogik maupun kompetensi
Profesional.
6) Jenis Kegiatan : Diskusi kelompok
7) Uraian Materi :
a. Umum
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam sambutan pada
Upacara Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2015
mengajak seluruh guru untuk menjadi Guru Pembelajar, guru yang
selalu hadir sebagai pendidik dan pemimpin bagi peserta didiknya,
guru yang hadir mengirimkan pesan harapan, guru yang makin
menjadi contoh tentang ketangguhan, optimisme, dan keceriaan.
Guru merupakan seorang pembelajar yang secara terus menerus
belajar untuk meningkatkan kualitas dirinya.
Guru pembelajar adalah guru yang ideal yang terus belajar dan
mengembangkan (upgrade) diri di setiap saat dan di manapun. Guru
terus belajar dan mengembangkan diri bukan untuk pemerintah atau
kepala sekolah, tapi memang sejatinya setiap pendidik atau guru
adalah pembelajar. Hanya dari guru yang terus belajar dan berkarya
akan muncul generasi pembelajar sepanjang hayat yang terus
menerus berkontribusi pada masyarakat dan lingkungannya. Guru
pembelajar adalah guru yang senantiasa terus belajar selama dia
mengabdikan dirinya di dunia pendidikan. Oleh karena itu, ketika
seorang guru memutuskan untuk berhenti atau tidak mau belajar
maka pada saat itu dia berhenti menjadi guru atau pendidik.
Guru merupakan role model atau contoh bagi para peserta
didik sehingga tampilan awal guru sangat berpengaruh terhadap
kelanjutan pembelajaran para peserta didik. Guru dapat menyajikan
proses pembelajaran yang menarik, memberi motivasi, dan
menginspirasi dari pengetahuan dan pengalaman guru yang
senantiasa diperbaharui dengan berbagai masukan positif yang
didapat dari berbagai sumber belajar. Pengetahuan dan pengalaman
dapat diperoleh dari buku-buku, televisi, dunia maya/internet,
kegiatan seminar pendidikan, serta pendidikan dan pelatihan. Dalam
proses belajarnya, guru menghasilkan karya dan inovasi yang
mencerahkan untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran di
kelas sehingga menumbuhkan semua potensi peserta didik dan
mereka bukan sekadar bisa meraih, tetapi bisa melampaui cita-
citanya. Guru bukan hanya seorang pengajar tetapi lebih dari itu guru
merupakan pendidik. Sebagai pendidik guru harus memiliki berbagai
kemampuan sebagai kompetensi yang harus dimiliki sebagai
pendidik yang profesional.
Ada beberapa alasan mengapa seorang guru harus terus belajar
selama dia berprofesi sebagai pendidik, sebagai berikut.
1) Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang
dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalitas memiliki
kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.
2) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni menuntut
guru untuk harus belajar beradaptasi dengan hal-hal baru yang
berlaku saat ini. Dalam kondisi ini, seorang guru dituntut untuk
bisa beradaptasi dengan berbagai perubahan yang baru. Adapun
kemampuan tersebut bisa diperoleh melalui pelatihan, seminar
maupun melalui studi kepustakaan.
3) Karakter peserta didik yang senantiasa berbeda dari generasi ke
generasi menjadi tantangan tersendiri bagi seorang guru.
Metode pembelajaran yang digunakan pada peserta didik
generasi terdahulu akan sulit diterapkan pada peserta didik
generasi sekarang. Oleh karena itu, cara ataupun metode
pembelajaran yang digunakan guru harus disesuaikan dengan
kondisi peserta didik saat ini.
Berdasarkan alasan tersebut di atas, guru pembelajar harus
terus belajar, mampu beradaptasi dengan perubahan, dan dapat
menginspirasi peserta didik menjadi subjek pembelajar mandiri yang
bertanggungjawab, kreatif, dan inovatif.
b. Pokok
Materi pokok dalam program ini adalah pendalaman materi
kompetensi pedagogik yaitu Pengembangan Instrumen Penilaian
Pembelajaran, sedangkan kompetensi profesional membahas materi
Sifat Koligatif, Unsur Kimia Periode 3, Benzen dan turunanya.
Pendalaman materi pokok dilakukan secara berkelompok dilanjutkan
dengan diskusi dan presentasi hasil.
8) Tindak Lanjut :
Yang dilakukan penulis setelah mengikuti program ini adalah
melaksanakan pembelajaran di sekolah dengan tehnik dan metode serta
kompetensi profesional yang telah dipelajari dengan sebaik-baiknya.
9) Dampak Pengembangan
Dampak melaksanakan pengembangan diri bagi penulis adalah:
a. Pengetahuan penulis tentang sistem penilaian meningkat
b. Penulis dapat menerapkan berbagai jenis penilaian sesuai dengan
standar Kurikulum 2013
c. Penulis dapat menyampaikan materi profesional kepada peserta didik
dengan lebih baik karena penguasaan materi telah meningkat

G. Pengembangan Diri 7
1) Judul : Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru
Pembelajar Mata Pelajaran kimia Bagi Guru SMA Negeri/Swasta
Kabupaten Magetan
2) Penyelenggara : Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan
3) Tempat : SMAN 1 Sukomoro
4) Waktu : 20, 21, 22,23,30 September, 7, 14, 21, 28 Oktober,
5 November
5) Tujuan :
Tujuan penyelenggaraan program ini adalah untuk meningkatkan
Kompetensi Guru baik secara kompetensi pedagogik maupun kompetensi
Profesional.
6) Jenis Kegiatan : Diskusi kelompok
7) Uraian Materi :
a. Umum
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam sambutan pada
Upacara Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2015
mengajak seluruh guru untuk menjadi Guru Pembelajar, guru yang
selalu hadir sebagai pendidik dan pemimpin bagi peserta didiknya,
guru yang hadir mengirimkan pesan harapan, guru yang makin
menjadi contoh tentang ketangguhan, optimisme, dan keceriaan.
Guru merupakan seorang pembelajar yang secara terus menerus
belajar untuk meningkatkan kualitas dirinya.
Guru pembelajar adalah guru yang ideal yang terus belajar dan
mengembangkan (upgrade) diri di setiap saat dan di manapun. Guru
terus belajar dan mengembangkan diri bukan untuk pemerintah atau
kepala sekolah, tapi memang sejatinya setiap pendidik atau guru
adalah pembelajar. Hanya dari guru yang terus belajar dan berkarya
akan muncul generasi pembelajar sepanjang hayat yang terus
menerus berkontribusi pada masyarakat dan lingkungannya. Guru
pembelajar adalah guru yang senantiasa terus belajar selama dia
mengabdikan dirinya di dunia pendidikan. Oleh karena itu, ketika
seorang guru memutuskan untuk berhenti atau tidak mau belajar
maka pada saat itu dia berhenti menjadi guru atau pendidik.
Guru merupakan role model atau contoh bagi para peserta
didik sehingga tampilan awal guru sangat berpengaruh terhadap
kelanjutan pembelajaran para peserta didik. Guru dapat menyajikan
proses pembelajaran yang menarik, memberi motivasi, dan
menginspirasi dari pengetahuan dan pengalaman guru yang
senantiasa diperbaharui dengan berbagai masukan positif yang
didapat dari berbagai sumber belajar. Pengetahuan dan pengalaman
dapat diperoleh dari buku-buku, televisi, dunia maya/internet,
kegiatan seminar pendidikan, serta pendidikan dan pelatihan. Dalam
proses belajarnya, guru menghasilkan karya dan inovasi yang
mencerahkan untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran di
kelas sehingga menumbuhkan semua potensi peserta didik dan
mereka bukan sekadar bisa meraih, tetapi bisa melampaui cita-
citanya. Guru bukan hanya seorang pengajar tetapi lebih dari itu guru
merupakan pendidik. Sebagai pendidik guru harus memiliki berbagai
kemampuan sebagai kompetensi yang harus dimiliki sebagai
pendidik yang profesional.
Ada beberapa alasan mengapa seorang guru harus terus belajar
selama dia berprofesi sebagai pendidik, sebagai berikut.
1) Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang
dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalitas memiliki
kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.
2) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni menuntut
guru untuk harus belajar beradaptasi dengan hal-hal baru yang
berlaku saat ini. Dalam kondisi ini, seorang guru dituntut untuk
bisa beradaptasi dengan berbagai perubahan yang baru. Adapun
kemampuan tersebut bisa diperoleh melalui pelatihan, seminar
maupun melalui studi kepustakaan.
3) Karakter peserta didik yang senantiasa berbeda dari generasi ke
generasi menjadi tantangan tersendiri bagi seorang guru.
Metode pembelajaran yang digunakan pada peserta didik
generasi terdahulu akan sulit diterapkan pada peserta didik
generasi sekarang. Oleh karena itu, cara ataupun metode
pembelajaran yang digunakan guru harus disesuaikan dengan
kondisi peserta didik saat ini.
Berdasarkan alasan tersebut di atas, guru pembelajar harus
terus belajar, mampu beradaptasi dengan perubahan, dan dapat
menginspirasi peserta didik menjadi subjek pembelajar mandiri yang
bertanggungjawab, kreatif, dan inovatif.
b. Pokok
Materi pokok dalam program ini adalah pendalaman materi
kompetensi pedagogik yaitu Pengembangan Instrumen Penilaian
Pembelajaran, sedangkan kompetensi profesional membahas materi
Sifat Koligatif, Unsur Kimia Periode 3, Benzen dan turunanya.
Pendalaman materi pokok dilakukan secara berkelompok dilanjutkan
dengan diskusi dan presentasi hasil.
8) Tindak Lanjut :
Yang dilakukan penulis setelah mengikuti program ini adalah
melaksanakan pembelajaran di sekolah dengan tehnik dan metode serta
kompetensi profesional yang telah dipelajari dengan sebaik-baiknya.
9) Dampak Pengembangan
Dampak melaksanakan pengembangan diri bagi penulis adalah:
a. Pengetahuan penulis tentang sistem penilaian meningkat
b. Penulis dapat menerapkan berbagai jenis penilaian sesuai dengan
standar Kurikulum 2013
c. Penulis dapat menyampaikan materi profesional kepada peserta didik
dengan lebih baik karena penguasaan materi telah meningkat
BAB III
PENUTUP

Demikian laporan pengembangan diri ini dibuat untuk dijadikan rujukan


bagi pengembangan lebih lanjut pada masa yang akan datang demi pengembangan
kualitas dan profesionalisme guru serta kemajuan kualitas pendidikan di SMAN 1
Plaosan khususnya.
LAMPIRAN

Lampiran terdiri dari:


1. Matriks Kegiatan Pengembangan Diri
2. Surat Tugas
3. Fotocopy sertifikat
MATRIKS RINGKASAN PELAKSANAAN DIKLAT

1. IHT Peningkatan Mutu Sekolah melalui Program SMA Zonasi Tahun 2019
Nama Diklat Tempat Jumlah Nama Fasilitator Mata Diklat/ Kompetensi Nama Dampak
Kegiatan Jam Penyelenggara
Kegiatan Kegiatan
IHT Aula SMAN 2 jam Drs. Sugeng IHT Pengembangan SPMI Dinas Pendidikan Memahami konsep
Peningkatan 1 Plaosan Amipradono Wilayah Sistem Penjaminan
Mutu Sekolah Kabupaten Mutu Internal
Aula SMAN 4 jam Supardi, S.Pd., M.Pd Pengembangan Sistem Ponorogo Memahami konsep
melalui
1 Plaosan Penjaminan Mutu Internal Sistem Penjaminan
Program
Mutu Internal
SMA Zonasi Laboratoriu 8 jam 1. Bashori, M.Pd Implementasi e-rapor SMA Mampu melaksanakan
Tahun 2019 m Komputer 2. Agung A. Md.Kom dan bimtek e rapor kegiatan dan
implementasi e rapor
Aula SMAN 8 jam 1. Lathif Zamroni, Penyusunan naskah dan Mampu melaksanakan
1 Plaosan A.Kom.M.Pd aplikasi e- modul dan kegiatan dan
2. Eko Karnianto, bimtek e modul implementasi e modul
S.Kom
Aula SMAN 8 jam 1. Drs. A. Z.Tavib, Implementasi pembelajaran Mampu merancang dan
1 Plaosan M.Pd berbasis STEM mengembangkan sistem
2. Rudi Setyawan, penilaian berbasis
S.Pd STEM
Aula SMAN 8 jam 1. HM. Agus Penyusunan Perangkat Mampu
1 Plaosan Yunus,S.Pd Pembelajaran dan Penilaian mengembangkan
2. Sentot Dwi Basuki, HOT dan bimtek pembelajaran dan
S.Pd penyusunan soal HOT penilaian HOTS
2. Pelatihan Penyusunan Karya Tulis ilmiah Untuk Guru-Guru Mata Pelajaran IPA SMA di Kabupaten Magetan

Nama Tempat
Jumlah Nama Mata Diklat/ Kompetensi Nama Dampak
Diklat Kegiatan
Jam Fasilitator Penyelenggara
Kegiatan Kegiatan
Pelatihan SMAN 1 1 Dr. Suprawoto, Kebijakan Pemerintah terkait Pascasarjana Untuk penulis sendiri, dampak
Penyusuna Magetan M.Pd Publikasi Ilmiah Bagi Guru Unesa yang diperoleh dari mengikuti
n Karya 2 Prof. Dr. Tehnik Penyusunan Karya Tulis Pelatihan ini adalah berhasil
Tulis Suyatno, M.Si Ilmiah Hasil Penelitian menyusun karya tulis ilmiah
ilmiah 2 Tehnik Penyusunan Karya Tulis dengan judul “Penerapan Model
Untuk Ilmiah Hasil Gagasan Ilmiah Pembelajaran Teams Games
Guru-Guru 1 Tehnik Penelusuran Jurnal Ilmiah Tournaments (TGT) untuk
Mata Mutakhir Secara Online Meningkatkan Prestasi Belajar
Pelajaran 10 Workshop penyusunan Artikel Kimia Siswa Kelas X IPA 1
IPA SMA ilmiah SMA Negeri 1 Plaosan Tahun
di 12 Bimbingan dan Konsultasi Produk Pelajaran 2019/ 2020” yang
Kabupaten Artikel Ilmiah secara daring digunakan untuk Kenaikan
Magetan 4 Evaluasi dan Revisi Final Produk Tingkat ini.
Artikel Ilmiah
3. IHT Implementasi Kurikulum 2013 SMA Kabupaten Magetan

Nama Tempat Jumlah Nama Mata Diklat/ Kompetensi Nama Dampak


Diklat Kegiatan Jam Fasilitator Penyelenggara
Kegiatan Kegiatan
IHT Lab 32 jam Bp. Sugeng Kebijakan Dinas Pendidikan Provinsi SMAN 1 Plaosan  Pembelajaran
Kurikulu Multimedi Amipradon Jawa Timur Kelas X
m 2013 a SMAN 1 o menggunakan
SMA Plaosan Bp. Dimyati Kurikulum 2013
Kabupaten Ibu Asmaul  Penyususnan RPP Kurikulum 2013  Bapak/ Ibu guru
Magetan  Penilaian Kurikulum 2013 bisa membuat RPP
Bp. Aris  Motivasi sesuai Kurikulum
Sudarmono  Membuat kisi-kisi, rubrik, soal 2013
menggunakan aplikasi  Bapak/ Ibu guru
bisa membuat
penilaian sesuai
Kurikulum 2013
4. Program PKB Moda Tatap Muka Modul B dan I

Nama Tempat Jumlah Nama Mata Diklat/ Kompetensi Nama Dampak


Diklat Kegiatan Jam Fasilitator Penyelenggara
Kegiatan Kegiatan
Program SMAN 1 32 jam Soekristin In – 1 Dirjen GTK Untuk penulis sendiri,
PKB Sukomoro Prasetyowati Kemdikbud dampak yang diperoleh
Moda , M.Pd On dari mengikuti
Tatap Pelatihan ini adalah
Muka In-2 peningkatan kompetensi
Modul B yang ada di modul
dan I
5. Bimtek Penulisan KTI Tenaga Laboratorium Sekolah

Nama Diklat Tempat Jumlah Nama Mata Diklat/ Nama Dampak


Kegiatan Jam Fasilitator Kompetensi Penyelenggar
Kegiatan a Kegiatan
Bimtek Hotel 32 jam Panitia Materi Umum Dinas Dampak mengikuti bimtek laboran ini bagi penulis
Penulisan Victory Bimtek Pendidikan adalah:
KTI Tenaga Batu Pemprov Jawa a. memahami prinsip-prinsip keselamatan dan
Laboratoriu Hotel Timur
kesehatan kerja di laboratorium
m Sekolah Victory Materi Inti
Bimtek Batu b. memahami prinsip-prinsip pengelolaan
Penulisan limbah yang dihasilkan dari kegiatan di
KTI Tenaga laboratorium.
Laboratoriu c. mampu menyusun dokumen pengelolaan
m Sekolah laboratorium berdasarkan sistem pengelolaan
laboratorium mutakhir
6. Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Mapel Kimia Bagi Guru SMA Negeri/ Swasta Kabupaten Magetan

Nama Tempat Jumlah Nama Mata Diklat/ Nama Dampak


Diklat Kegiatan Jam Fasilitator Kompetensi Penyelenggara
Kegiatan Kegiatan
Pelatihan SMAN 1 82 jam Nyoto Materi Umum Dinas Pendidikan Dampak melaksanakan pengembangan diri
Peningkata Sukomoro Suprasetiyo, Pemkab Magetan bagi penulis adalah:
n S.Pd, M.Pd a. Pengetahuan penulis tentang sistem
Kompetensi Soekristin Materi Inti penilaian meningkat
Guru Prasetyowati
Pembelajar b. Penulis dapat menerapkan berbagai jenis
, M.Pd
Mapel penilaian sesuai dengan standar
Kimia Bagi Kurikulum 2013
Guru SMA c. Penulis dapat menyampaikan materi
Negeri/ profesional kepada peserta didik dengan
Swasta lebih baik karena penguasaan materi
Kabupaten telah meningkat
Magetan
7. Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Daring Murni Tipe 1 Kimia KK-G

Nama Tempat Jumlah Nama Mata Diklat/ Nama Dampak


Diklat Kegiatan Jam Fasilitator Kompetensi Penyelenggara
Kegiatan Kegiatan
Peningkata Laboratoriu 60 jam Sistem Materi Umum Dirjen GTK Dampak melaksanakan pengembangan diri
n m Komputer Kemdikbud bagi penulis adalah:
Kompetensi SMAn 1 Materi Inti a. Pengetahuan penulis tentang sistem
Guru Plaosan
penilaian meningkat
Pembelajar
Moda b. Penulis dapat menerapkan berbagai jenis
Daring penilaian sesuai dengan standar Kurikulum
Murni Tipe 2013
1 Kimia c. Penulis dapat menyampaikan materi
KK-G profesional kepada peserta didik dengan
lebih baik karena penguasaan materi telah
meningkat
PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 PLAOSAN
Jl. Raya Sarangan Desa Pacalan Kec. Plaosan (0351) 888369
Kabupaten Magetan 63361
http://www.smaplas.sch.id E-mail : sman.plaosan@yahoo.co.id

SURAT TUGAS
Nomor : 800/121/403.101.62/2016

Menugaskan :
Kepada :
Nama : NIKEN WAHYUNING PAWESTRI, ST
NIP : 19830321 201001 2 027
Pangkat / Golongan : Penata Muda Tk.I/III b
Jabatan : Guru Kimia
Unit kerja : SMA NEGERI 1 PLAOSAN

Isi Tugas : Nama tersebut diatas ditugaskan untuk mengikuti Bimbingan


Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah Tenaga Laboratorium
Sekolah SMA dan SMK Negeri/Swasta Tingkat Provinsi Jawa
Timur
Pada :
Hari : KAMIS - MINGGU
Tanggal : 27 – 30 Oktober 2016
Pembukaan : 27 Oktober 2016 pukul 16.00 WIB
Tempat : Hotel Victory Kota Batu
Demikian surat tugas dibuat untuk dilaksanakan sebaik baiknya dengan penuh
rasa tanggung jawab.

Plaosan, 24 Oktober 2016


Kepala Sekolah,

Aris Sudarmono, M.Pd


NIP. 19691104 199412 1 002
PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 PLAOSAN
Jl. Raya Sarangan Desa Pacalan Kec. Plaosan (0351) 888369
Kabupaten Magetan 63361
http://www.smaplas.sch.id E-mail : sman.plaosan@yahoo.co.id

SURAT TUGAS
Nomor : 800/258/403.101.62/2016

Menugaskan :
Kepada :
Nama : NIKEN WAHYUNING PAWESTRI, ST
NIP : 19830321 201001 2 027
Pangkat / Golongan : Penata Muda Tk.I/III b
Jabatan : Guru Kimia
Unit kerja : SMA NEGERI 1 PLAOSAN

Isi Tugas : Nama tersebut diatas ditugaskan untuk mengikuti Pelatihan


Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Mata Pelajaran Kimia
Bagi Guru SMA Negeri/Swasta Kabupaten Magetan
Pada :
Hari : SENIN -JUMAT
Tanggal : 20, 21, 22, 23,30 September, 7, 14,21,28
Oktober, 5 November 2016
Pembukaan : 20 September 2016 pukul 14.00 WIB
Tempat : SMAN 1 Sukomoro
Demikian surat tugas dibuat untuk dilaksanakan sebaik baiknya dengan penuh
rasa tanggung jawab.

Plaosan, 16 September 2016


Kepala Sekolah,

Aris Sudarmono, M.Pd


NIP. 19691104 199412 1 002
PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 PLAOSAN
Jl. Raya Sarangan Desa Pacalan Kec. Plaosan (0351) 888369
Kabupaten Magetan 63361
http://www.smaplas.sch.id E-mail : sman.plaosan@yahoo.co.id

SURAT TUGAS
Nomor : 800/327/403.101.62/2016

Menugaskan :
Kepada :
Nama : NIKEN WAHYUNING PAWESTRI, ST
NIP : 19830321 201001 2 027
Pangkat / Golongan : Penata Muda Tk.I/III b
Jabatan : Guru Kimia
Unit kerja : SMA NEGERI 1 PLAOSAN

Isi Tugas : Nama tersebut diatas ditugaskan untuk mengikuti Program


Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Daring Murni
Tipe 1 Kimia- KK - G
Pada :
Hari : SENIN -JUMAT
Tanggal : 14 November – 27 Desember 2016
Tempat : SMAN 1 Plaosan
Demikian surat tugas dibuat untuk dilaksanakan sebaik baiknya dengan penuh
rasa tanggung jawab.

Plaosan, 7 November 2016


Kepala Sekolah,

Aris Sudarmono, M.Pd


NIP. 19691104 199412 1 002
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 PLAOSAN
Jl. Raya Sarangan Desa Pacalan Kec. Plaosan (0351) 888369
Kabupaten Magetan 63361
http://www.smaplas.sch.id E-mail : sman.plaosan@yahoo.co.id

Nomor : 005/244/101.6.19.7/2017 Plaosan, 15 Oktober 2017


Sifat : Penting
Lampiran :-
Perihal : Undangan IHT Kepada :
Yth. Bpk/Ibu Guru
SMA Negeri 1 Plaosan
Di Tempat

Mengharap kediran bapak/ibu guru dalam kegiatan In House Training


Implementasi Kurikulum 2013 SMA Kabupaten Magetan yang akan dilaksanakan
pada :
Hari / Tanggal : Senin-Rabu / 16 – 18 Oktober 2017
Waktu : 09.00 – 12.00 WIB
Tempat : SMA Negeri 1 Plaosan
Keterangan : Membawa Laptop
Demikian, atas perhatian dan kehadiranya disampaikan terima kasih.

Kepala SMA Negeri 1 Plaosan

ARIS SUDARMONO, M.Pd.


NIP. 19691104 199412 1 002
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 PLAOSAN
Jl. Raya Sarangan Desa Pacalan Kec. Plaosan (0351) 888369
Kabupaten Magetan 63361
http://www.smaplas.sch.id E-mail : sman.plaosan@yahoo.co.id

SURAT TUGAS
Nomor : 800/293/403.101.62/2017

Menugaskan :
Kepada :
Nama : NIKEN WAHYUNING PAWESTRI, ST
NIP : 19830321 201001 2 027
Pangkat / Golongan : Penata Muda Tk.I/III b
Jabatan : Guru Kimia
Unit kerja : SMA NEGERI 1 PLAOSAN

Isi Tugas : Nama tersebut diatas ditugaskan untuk mengikuti Program


Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Tatap Muka
Kelas 0034 Jawa Timur Kab Magetan TM BI SMA Kimia Modul
B&I
Pada :
Hari : SENIN -JUMAT
Tanggal : 28 Oktober – 11 November 2017
Tempat : SMAN 1 Sukomoro
Demikian surat tugas dibuat untuk dilaksanakan sebaik baiknya dengan penuh
rasa tanggung jawab.

Plaosan, 23 Oktober 2017


Kepala Sekolah,

Aris Sudarmono, M.Pd


NIP. 19691104 199412 1 002
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 PLAOSAN
Jl. Raya Sarangan Desa Pacalan Kec. Plaosan (0351) 888369
Kabupaten Magetan 63361
http://www.smaplas.sch.id E-mail : sman.plaosan@yahoo.co.id

Nomor : 005/306/101.6.19.7/2019 Plaosan, 26 Agustus 2019


Sifat : Penting
Lampiran :-
Perihal : Undangan IHT Kepada :
Yth. Bpk/Ibu Guru
SMA Negeri 1 Plaosan
Di Tempat

Mengharap kediran bapak/ibu guru dalam kegiatan In House Training


Peningkatan Mutu Sekolah Melalui Program SMA Zonasi Tahun 2019 yang akan
dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal : Senin-Jumat / 30 Agustus – 13 September 2019
Waktu : 08.00 – 16.00 WIB
Tempat : SMA Negeri 1 Plaosan
Keterangan : Membawa Laptop
Demikian, atas perhatian dan kehadiranya disampaikan terima kasih.

Kepala SMA Negeri 1 Plaosan

ARIS SUDARMONO, M.Pd.


NIP. 19691104 199412 1 002
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 PLAOSAN
Jl. Raya Sarangan Desa Pacalan Kec. Plaosan (0351) 888369
Kabupaten Magetan 63361
http://www.smaplas.sch.id E-mail : sman.plaosan@yahoo.co.id

SURAT TUGAS
Nomor : 800/128/403.101.62/2019

Menugaskan :
Kepada :
Nama : NIKEN WAHYUNING PAWESTRI, ST
NIP : 19830321 201001 2 027
Pangkat / Golongan : Penata Muda Tk.I/III b
Jabatan : Guru Kimia
Unit kerja : SMA NEGERI 1 PLAOSAN

Isi Tugas : Nama tersebut diatas ditugaskan untuk mengikuti Pelatihan


Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Untuk Guru-Guru Mata Pelajaran
IPA SMA di Kabupaten Magetan
Pada :
Hari : Sabtu - Minggu
Tanggal : 27 – 28 Juli 2019
Tempat : SMAN 1 Magetan
Demikian surat tugas dibuat untuk dilaksanakan sebaik baiknya dengan penuh
rasa tanggung jawab.

Plaosan, 22 Juli 2019


Kepala Sekolah,

Aris Sudarmono, M.Pd


NIP. 19691104 199412 1 002

Anda mungkin juga menyukai