Anda di halaman 1dari 1

Demi Hastika

Manajemen penyakit berbasis wilayah pada hakikatnya adalah manajamen


penyakit yang dilakukan secara komprehensif dengan melakukan serangkaian
upaya :
1.     Tata laksana (manajemen) kasus atau penderita penyakit dengan bak, mulai dari
upaya menegakkan diagnosis penyakit, melakukan pengobatan dan
penyembuhan penyakit dalam sebuah komunitas penduduk dalam sebuah
wilayah. Kasus-kasus di sini merupakan kasus-kasus penyakit yang merupakan
prioritas wilayah administratif, wilayah Pemerintah Pusat maupun WHO.
2.     Tata laksana faktor risiko atau pengendalian faktor risiko, untuk mencegah
penularan atau proses kejadian penyakit yang berkelanjutan dan melindungi
penduduk yang sehat dari risiko menderita penyakit yang bersangkutan
(penyakit berkenaan dengan poin a tersebut di atas). Pengendalian faktor risiko
maupun penyakit berkenaan dilakukan dengan cara pengumpulan fakta atau
informasi (evidences) dan analisis pada suatu wilayah komunitas tertentu.
Manajemen kesehatan masyarakat yang di dalamnya termasuk manajemen
faktor risiko, hendaknya ditujukan kepada penyakit yang berkenaan tersebut di
atas (a).
Baik poin a maupun poin b, merupakan satu kesatuan tatalaksana
perencanaan, pembiayaan, pelaksanaan maupun evaluasi (audit yang dilakukan
dalam satu wilayah dalam periode tertentu. Dalam satu wilayah pelaksanaan
poin b, bisa dilakukan tanpa pengendalian kasus (poin a) dalam hal belum
terjadi atau tidak ada kasus, namun monitoring atau surveilans terhadap kasus
harus tetap dilakukan. Umumnya hal ini terjadi pada kasus-kasus penyakit tidak
menular.

Anda mungkin juga menyukai