Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANAGEMEN PENGENDALIAN VEKTOR KECOA

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata

Kuliah Managemen Pengendalian Vektor

Disusun oleh :

Nama : Aprizal
NIM : 02.019.009P

YAYASAN DARUL MA’ARIF AL-INSAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

BATURAJA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mengenai Manajemen Pengendalian
Vektor Kecoa Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas yang diberikan kepada saya sebagai
bahan diskusi atau tugas dalam mata kuliah Manajemen Pengendalian Vektor Semoga dengan
terselesaikannya makalah ini dapat menjadi pembelajaran yang lebih baik bagi saya dalam
pembuatan makalah yang berikutnya.

Makalah ini dibuat dengan sebagaimana mestinya, dan kami berharap makalah ini
dapat memberikan wawasan baru bagi saya maupun bagi temen-temen yang membacanya.

Baturaja,04 April 2020


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang


Kecoa adalah serangga dengan bentuk tubuh oval,pipih dorso-vental. Kepala
tersembunyi dibawah pronotum. Pronotum dan sayap licin, nampaknya keras, tidak
berambut dan berdri. Berwarna coklat dan coklat tua. Panjang tubuhnya bervariasi,
berkisar antara 0.6 sampai 7.6 mm2. Kecoa adalah salah satu insekta yang termasuk
ordo Ortopthera (bersayap dua) dengan sayap yang didepan menutupi sayap yang
dibelakang dan melipat seperti kertas. Kecoa terdiri dari beberapa genus yaitu
Blaptella,periplaneta,  blatta, supella, dan blaberus. Beberapa spesies dari kecoa
blaptella germanika, periplaneta americana, periplaneta austalasiae, periplaneta
fluginosa, blatta orientalis, dan supella longipalpa.
Kecoa termasuk phyllum Arthropoda, klas Insekta. Para ahli serangga memasukkan
kecoa kedalam ordo serangga yang berbeda-beda. Maurice dan Harwood (1969)
memasukkan kecoa ke dalam ordo Blattaria dengan salah satu familinya Blattidae Smith
( 1973 ) dan Ross ( 1965 ) memasukkan kecoa kedalam ordo Dicyoptera dengan sub
ordonya Blattaria, sedangkan para ahli serangga lainnya memasukkan kedalam ordo
Orthoptera dengan sub ordo Blattaria dan famili Blattidae. Banyak orang merasa jijik
dengan serangga yang satu ini. Tak heran, karena umumnya kecoa tinggal di tempat
gelap yang kotor, lembab dan bau. Kecoa dengan mudah kita jumpai di rumah tinggal.
Ia memakan hampir segala macam makanan yang ditemukannya untuk bertahan hidup.
Baunya yang tidak sedap, kotoran dan kuman yang ia tinggalkan di setiap tempat yang
ia hinggapi, membuat kecoa dianggap sebagai indikator sanitasi yang buruk. Berbagai
kuman penyakit yang berasal dari tempat-tempat kotor menempel pada tubuh kecoa dan
akan menempel di setiap tempat yang dia hinggapi. Oleh karena itulah kecoa dapat
menjadi penyebab berbagi jenis penyakit mulai hari tipus, toksoplasma, hingga penyakit
SARS yang mematikan, sehingga perlu dikendalikan populasinya.Hewan yang biasa
disebut lipas ini metamorfosisnya tidak sempurna dan banyak ditemukan di daerah
tropis, bahkan sampai di daerah dingin. Kemampuannya dalam beradaptasi tidak perlu
diragukan lagi, ia mampu bertahan hidup dalam kondisi yang ekstrem sekali
pun.Pengendalian kecoa dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan
insektisida. Atau dengan menyiramkan air panas pada telur kecoa agar tidak menetas
dan berkembang biak.
Menuju Indonesia sehat tahun 2025 dan untuk mewujudkan kualitas dan
kuantitas lingkungan yang bersih dan sehat serta untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesepakatan umum dari tujuan
nasional, sangat diperlukan pengendalian vektor penyakit.Masalah umum yang dihadapi
dalam bidang kesehatan adalah jumlah penduduk yang besar dengan angka
pertumbuhan yng cukup tinggi dan penyebaran penduduk yang belum merata, tingkat
pendidikan dan sosial ekonomi yang masih rendah.Keadan ini dapat menyebabkan
lingkungan fisik dan biologis yang tidak memadai sehingga memungkinkan
berkembang biaknya vektor penyakit.Kecoa termasuk phyllum Arthropoda, klas
Insekta. Para ahli serangga memasukkan kecoa kedalam ordo serangga yang berbeda-
beda. Maurice dan Harwood ( 1969 ) memasukkan kecoa ke dalam ordo Blattaria
dengan salah satu familinya Blattidae; Smith ( 1973 ) dan Ross ( 1965 ) memasukkan
kecoa kedalam ordo Dicyoptera dengan sub ordonya Blattaria; sedangkan para ahli
serangga lainnya memasukkan kedalam ordo Orthoptera dengan sub ordo Blattaria dan
famili Blattidae.Kecoa merupakan serangga yang hidup di dalam rumah, restoran, hotel,
rumahsakit, gudang, kantor,perpustakaan, dan lain-lain. Seranga ini sangat dekat
kehidupannya dengan manusia, menyukai bangunan yang hangat, lembab dan banyak
terdapat makanan, Hidupnya berkelompok, dapat terbang, aktif pada malam hari seperti
di dapur, di tempat penyimpanan makanan, sampah, saluran-saluran air kotor, umumnya
menghindari cahaya, siang hari bersembunyi di tempat gelap dan sering bersemnbunyi
dicela-cela. Serangga ini dikatakan pengganggu karena mereka biasa hidup ditempat
kotor dan dalam keadaan terganggu mengeluarkan cairan yang berbau tidak
sedap.Kecoa mempunyai peranan yang cukup penting dalam penularan penyakit.
Peranan tersebut antara lain :

Sebagai vector mekanik bagi beberapa mikro organisme patogen.


Sebagai inang perantara bagi beberapa spesies cacing.
Menyebabkan timbulnya reaksi -reaksi alergi seperti dermatitis, gatal-gatal dan
pembengkakan kelopak mata.

Serangga ini dapat memindahkan beberapa mikro organisme patogen antara


lain,Streptococcus, Salmonelladan lain-lain sehingga mereka berperan dalam
penyebaran penyakit antara lain, Disentri, Diare, Cholera, Virus Hepatitis A, Polio
pada anak-anak Penularan penyakit dapat terjadi melalui organisme pathogen sebagai
bibit penyakit yang terdapat pada sampah atau sisa makanan, dimana organisme
tersebut terbawa oleh kaki atau bagian tubuh lainnya dari kecoa,kemudian melalui
organ tubuh kecoa, organisme sebagai bibit penyakit tersebut menkontaminasi
makanan.

1.2        Rumusan Masalah


1.2.1             Bagaimana taksonomi dan siklus hidup kecoa ?
1.2.2             Bagaimana morfologi kecoa ?
1.2.3             Apa saja peranan kecoa ?

1.3        Tujuan
1.3.1             Untuk mengetahui taksonomi dan siklus hidup kecoa
1.3.2             Untuk mengetahui morfologi kecoa
1.3.3             Untuk mengetahui peranan kecoa 
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

a. Pengertian Pengendalian Vektor


Pengertian pengendalian vector adalah usaha yang dilakukan untuk menekan hewan
pembawa penyakit. Vektor adalah anthropoda yang dapat menimbulkan dan
menularkan suatu Infectious agent dari sumber Infeksi kepada induk semang yang
rentan. Bagi dunia kesehatan masyarakat, binatang yang termasuk kelompok vektor
yang dapat merugikan kehidupan manusia karena disamping mengganggu secara
langsung juga sebagai perantara penularan penyakit, seperti yang sudah diartikan
diatas.
Adapun dari penggolongan binatang ada dikenal dengan 10 golongan yang dinamakan
phylum diantaranya ada 2 phylum sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia
yaitu phylum anthropoda seperti nyamuk yang dapat bertindak sebagai perantara
penularan penyakit malaria, deman berdarah, dan Phyluml chodata yaitu tikus sebagai
pengganggu manusia, serta sekaligus sebagai tuan rumah (hospes), pinjal Xenopsylla
cheopis yang menyebabkan penyakit pes. Sebenarnya disamping kecoa sebagai vektor
dan tikus binatang pengganggu masih banyak binatang lain yang berfimgsi sebagai
vector dan binatang pengganggu.Menurut Kusnoputranto dalam Simanjuntak (2005)
yang dimaksud dengan pengendalian vektor adalah semua usaha yang dilakukan untuk
menurunkan atau menekan populasi vektor pada tingkat yang tidak membahayakan
kesehatan masyarakat.Jadi Pengendalian vektor adalah semua upaya yang dilakukan
untuk menekan, mengurangi, atau menurunkan tingkat populasi vektor sampai
serendah rendahnya sehigga tidak  membahayakan kehidupan manusia.

b. Metode Pengendalian Vektor


Berdasarkan program yang di rilis oleh WHO tentang pengendalian vektor dengan
system managemen vektor terpadu. Strategi system managemen vektor terpadu
dirancang untuk mencapai manfaat pengendalian penyakit terbesar dengan cara yang
paling hemat biaya, dan meminimalkan dampak negatif terhadap ekosistem (misalnya
penipisan keanekaragaman hayati) dan merugikan efek samping pada kesehatan
masyarakat dari penggunaan berlebihan bahan kimia alam pengendalian vector
Mengandalkan metode tunggal pengendalian vektor, system managemen vektor
terpadu menekankan pentingnya, memahami ekologi vektor lokal dan pola lokal
penularan penyakit, dan kemudian memilih alat pengendalian vektor yang sesuai, dari
berbagai pilihan yang tersedia. Ini termasuk strategi pengelolaan lingkungan yang
dapat mengurangi atau menghilangkan tempat berkembang biak vektor sama sekali
melalui peningkatan desain atau operasi proyek pengembangan sumber daya air serta
penggunaan kontrol biologi (larvasida misalnya bakteri dan ikan larvivorous) target itu
dan membunuh larva vektor tanpa menghasilkan dampak ekologi dari penggunaan
bahan kimia
Pada saat yang sama, ketika langkah-langkah lain tidak efektif atau mahal, system
managemen vektor terpadu membuat bijaksana penggunaan metode kimia
pengendalian vektor, seperti :
Semprotan ruangan sisa
Ruang penyemprotan
Penggunaan larvasida kimia dan adulticides Mengurangi penularan penyakit
dengan memperpendek atau mengganggu umur vektor. system managemen
vektor terpadu menyediakan kerangka kerja untuk perlindungan dan strategi
perbaikan/pencegahan yang menggabungkan pengelolaan lingkungan dan alat-
alat kimia secara terpadu, misalnya kelambu  berinsektisida. System
managemen vektor terpadu membutuhkan pendekatan multi-sektoral untuk
pengendalian vektor untuk pengendalian penyakit. Misalnya dampak kesehatan
atas pembangunan infrastruktur baru, misalnya sumber daya air, irigasi dan
pertanian, dapat membantu mengidentifikasi dampak potensial  pada penyakit
tular vektor sehingga keputusan kebijakan efektif dapat diambil. Pada kegiatan
system managemen vektor terpadu peran serta beberapa sector dalam
pemerintahan berperan disesuaikan dengan keadaan daerah selain itu  peran
serta masyarakat sangat begitu besar dimana untuk merencanakan dan
pelaksanaan suatu kegiatan pengendalian yang akan dilakukan disesuaikan
dengan keadaan lingkungan dan sumber daya yang ada (tenaga, biaya dan lain
lain)
Masyarakat berperan aktif dalam kegiatan ini dapat melakukan hal– hal sebagai
berikut antara lain :
Mendata penyakit-penyakit yang ada dimasyarakat yang disebabkan oleh
vektor (DBD, Malaria dll)
Pemanfaatan sumberdaya yang ada untuk memodifikasi lingkungan yang
berpotensi sebagai tempat perindukan vektor.
Masyarakat dengan pemerintah dapat membuat aturan didaerahnya untuk
mendukung kegiatan pengendalian vektor
Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan dan merencanakan kegiatan
pengendalian vektor selanjutnya.
Merencanakan intervensi yang akan dilakukan dalam pengendalian vektor
Dalam pengendalian yang akan dilakukan ada beberapa metode  pengendalian
vektor. Pengendalian vektor berfokus pada penggunaan metode  pencegahan
untuk mengendalikan atau menghilangkan populasi vektor.
Langkah-langkah pencegahan yang umum adalah :
1) Habitat Pengendalian Menghapus atau mengurangi daerah di mana vektor
dapat dengan mudah  berkembang biak dapat membantu membatasi
pertumbuhan penduduk. Sebagai contoh, penghapusan tergenang air,
kerusakan ban bekas dan kaleng yang berfungsi sebagai lingkungan
perkembangbiakan nyamuk dan manajemen yang baik dari air yang digunakan
dapat mengurangi daerah kejadian vektor yang berlebihan.
2) Mengurangi Kontak Membatasi paparan serangga atau hewan yang diketahui
vektor penyakit dapat mengurangi risiko infeksi secara signifikan. Sebagai
contoh, kelambu,  jendela layar pada rumah, atau pakaian pelindung dapat
membantu mengurangi kemungkinan kontak dengan vektor. Agar efektif ini
membutuhkan pendidikan dan promosi metode antara penduduk untuk
meningkatkan kesadaran ancaman vektor.
3) Kontrol Kimia Insektisida, larvasida, rodentisida dan penolak dapat digunakan
untuk mengendalikan vektor. Sebagai contoh, larvasida dapat digunakan dalam
zona perkembangbiakan nyamuk; insektisida dapat diterapkan pada dinding
rumah atau kelambu, dan penggunaan penolak pribadi dapat mengurangi
kejadian gigitan serangga dan dengan demikian infeksi. Penggunaan pestisida
untuk pengendalian vektor dipromosikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) dan telah terbukti sangat efektif.
4) Pengendalian biologis Penggunaan predator vektor alami, seperti bakteri atau
racun botani senyawa, dapat membantu mengendalikan populasi vektor.
Menggunakan ikan yang memakan nyamuk larva atau mengurangi tingkat
breeding dengan memperkenalkan disterilkan lalat tsetse  jantan telah
ditunjukkan untuk mengendalikan populasi vektor dan mengurangi risiko
infeksi.
c. Tujuan Pengendalian Vektor
Tujuan upaya pengendalian vektor adalah untuk mencegah atau membatasi
terjadinya penularan penyakit tular vektor di suatu wilayah, sehingga penyakit tersebut
dapat dicegah dan dikendalikan.
BAB III
PEMBAHASAN
a. Klasifikasi Vektor Kecoa
Kecoa merupakan salah satu insekta yang berperan sebagai vektor penyakit yang
banyak ditemukan dalam rumah, gedung-gedung, termasuk dalam restoran ataupun
rumah makan.Kecoa dapat mengkontaminasi makanan manusia dengan membawa
agent berbagai penyakit yang berhubungan dengan pencernaan seperti diare, demam
typoid, disentri, virus hepatitis a, polio dan kolera. Berikut merupakan taksonomi dari
kecoa Periplaneta americana:1. Kecoa Periplaneta americanaa.Taksonomi Kecoa
Periplaneta americana (Erviana, 2014):Kingdom: AnimaliaPhylum: ArthopodaClass:
InsectaOrder : BlattodeaFamily: BlattidaeGenus : PeriplanetaSpecies: Periplaneta
americana
b. Morfologi Kecoa Periplaneta americana

Kecoa rumah adalah serangga dengan bentuk tubuh oval, pipih dorso-ventral.
Kepalanya tersembunyi di bawah pronotum yang dilengkapi dengan sepasang mata
majemuk dan satu mata tunggal, antena panjang, sayap dua pasang, dan tiga pasang
kaki. Pronotum dan sayap licin, tidak berambut dan tidak bersisik, berwarna coklat
sampai coklat tua (Robby, 2012). Kecoa memiliki 3bagian tubuh utama yaitu
caput(kepala), thorax(dada) dan abdomen(perut). Pada segmen thorak terdapat 3
pasang kaki dengan tipe alat kaki yang memiliki ukuran dan bentuk yang sama dimana
tipe alat kaki seperti ini digunakan untuk berlari sedangkan tipe mulut kecoa adalah
menggigit dan mengunyah. Kecoa Periplaneta americana memiliki panjang sekitar
3,81 cm, berwarna coklat kemerahan, memiliki tanda di dada, dan memiliki sayap
sempurna. Kecoa betina mampu menghasilkan kapsul telur yang panjangnya 79 cm
dan lebarnya 46 cm setiap minggunya. Kecoa rumah betina biasanya membawa
sebuah kapsul telur sekitar sehari lalu kemudian disimpan di tempat yang aman. Masa
inkubasi berlangsung selama 1-2 bulan. Nimfa Periplaneta americana dengan nimfa
Blatta orientalissulit dibedakan. Namun nimfa Periplaneta americana lebih kecil,
berwarna coklat kemerahan dan belum memiliki sayap sempurna (Ramsay dan
Thomasson, 2009). Kecoa memiliki 3 bagian tubuh utama yang terdiri dari :
Caput (Kepala)
Pada bagian kepala terdapat mulut yang digunakan untuk mengunyah, terdapat
sepasang mata majemuk yang dapat membedakan gelap dan terang. Di kepala terdapat
sepasang antena yang panjang alat indra yang dapat mendeteksi bau-bauan dan vibrasi
di udara. Dalam keadaan istirahat kepalanya ditundukkan kebawah pronotum yang
berbentuk seperti perisai.
Thorax (Dada)
Pada bagian dada terdapat tiga pasang kaki dan sepasang sayap yang dapat
menyebabkan kecoa bisa terbang dan berlari dengan cepat. Terdapat struktur seperti
lempengan besar yang berfungsi menutupi dasar kepala dan sayap, dibelakang kepala
disebut pronotum
Abdomen(Perut)
Badan atau perut kecoa merupakan bangunan dan sistem reproduksi, kecoa akan
mengandung telur-telurnya sampai telur-telurnya siap untuk menetas. Dari ujung
abdomen terdapat sepasang cerci yang berperan sebagai alat indra. Cerci berhubungan
langsung dengan kaki melalui ganglia saraf abdomen (otak sekunder) yang paling
penting dalam adaptasi pertahanan. Apabila kecoa merasakan adanya gangguan pada
cerci maka kakinya akan bergerak lari sebelum otak menerima tanda atau sinyal
(Rokhmah, 2016).

Siklus Hidup Kecoa Periplaneta americanaKecoa adalah serangga dengan


metamorfosa tidak lengkap, hanya melalui tiga stadia (tingkatan perkembangan), yaitu
stadium telur, stadium nimfa, dan stadium dewasa yang dapat dibedakan jenis jantan
dan betinanya. Stadium telur kecoa membutuhkan waktu 30-40 hari untuk menetas.
Telur kecoa tidak diletakkan sendiri-sendiri melainkan secara berkelompok.
Kelompok telur ini dilindungi oleh selaput keras yang disebut kapsul telur atau
ootheca. Kapsul telur dihasilkan oleh kecoa betina dan diletakkan pada tempat
tersembunyi atau pada sudut-sudut dan pemukaan sekatan kayu hingga menetasdalam
waktu tertentu yang disebut sebagai masa inkubasi kapsul telur, tetapi pada spesies
kecoa lainnya kapsul telur tetap menempel pada ujung abdomen hingga menetas.
Jumlah telur maupun masa inkubasinya tiap kapsul telur berbeda menurut spesiesnya
(Depkes, 2009).Kapsul telur Periplaneta Americana (Erviana, 2014) Kapsul telur yang
telah dibuahi akan menetas menjadi nimfa yang hidup bebas dan bergerak aktif. Nimfa
yang baru keluar dari kapsul telur berwarna putih seperti butiran beras,
kemudianberangsur-angsur berubah menjadi berwarna coklat dan tidak bersayap.
Nimfa tersebut berkembang melalui beberapa instar (1-6 instar) sebelum mencapai
stadium dewasa, lamanya stadium nimfa berkisar 5-6 bulan. Periplanetta americana
dewasa dapat diketahui dengan adanya dua pasang sayap baik pada kecoa jantan
maupun kecoa betina

Kebiasaan Makan ( Pola Makan )

Kecoa memakan hampir segala macam makanan yang mengandung zat tepung dan
gula. Selain makanan yang mengandung zat tepung dan gula Kecoa (Periplaneta
americana)juga menyukai makanan yang bukan merupakan bahan makanan bagi
manusia seperti pinggiran buku, bagian dalam tapak sepatu, serangga mati, kulit
mereka sendiri yang sudah mati dan usang, darah kering, kotoran badan dll. (Syarief
Nurhakim, 2014).Menurut (Amalia & Harahap, 2010) pada pengujian dengan metode
tanpa pilihan pada kondisi terang, selai stroberi dan campuran selai kacang tanah -selai
stroberi -telur ayam lebih disukai oleh nimfa kecoa amerika dibandingkan umpan lain,
sedangkanpada kondisi selai stroberi dan selai stroberi-telur ayam yang lebih disukai
oleh nimfa. Nimfa lebih menyukai makanan yang bertekstur lunak dan berbentuk cair,
oleh karenaitu nimfa lebih menyukai selai stroberi dan selai stroberi-telur ayam. Selain
itu nimfa juga menyukai campuran selai kacang tanah-selai stroberi-telur ayam, karena
kandungan nutrisinya yang lengkap, sehingga mampu menunjang pertumbuhan
danperkembangannya. Sedangakan untuk Kecoa (Periplaneta americana) lebih
menyukai selai stroberi karena memiliki kandungan nutrisi yang lengkap sehingga
cukup efektif untuk umpan kecoa.

Tempat Perindukan

Pola Hidup Kecoa Periplaneta Americana

Tempat Perindukan

Serangga penggangu di alam memiliki tingkat adaptasi yang sangat baik, meskipun
keberadaanya tetap dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan seperti perubahan
suhu, kelembaban dan sumber makanan. Pengaruh berbagai faktor tersebut dapat
menyebabkan perubahan jumlah populasi suatu serangga, ada yang semakin sedikit
jumlahnya(Lestari 2017).

Periplaneta americana biasanya menyukai tempat yang gelap dan lembab


seperti kamar mandi/wc, gudang, tempat sampah, selokan, kandang binatang dll.
Sebagian besar bekembang biak pada iklim yang dingin, Periplaneta americana ketika
tropis dan keadaan temperatur yang hangat mereka berpindah tempat melalui saluran-
saluran air kotor, tangki septik, kakus umum dan tempat sampah.

Ekologi dan penyebaran vektor kecoa

Kecoa rumah (Periplaneta americana) biasanya hidup dekat dengan kehidupan


manusia. Kecoa rumah (Periplaneta americana)cenderung hidup di daerah tropis
namun jika di daerah dingin, kebanyakan kecoa rumah (Periplaneta americana) hidup
di bagian rumah atau gedung yang hangat, lembab dan terdapat banyak makanan.
Kecoa (Periplanetaamericana) biasanya hidup berkelompok. Mereka termasuk hewan
nokturnal, yaitu hewan yang aktif pada malam hari dan suka bersembunyi di balik
retakan dinding atau lemari, di dekat saluran air, di kamar mandi, di dalam alat-alat
elektronik, dan kandang hewan, serta banyak lagi yang lainnya. Kecoa rumah juga
menyukai tempat-tempat yang gelap. Kecoa rumah (Periplaneta americana) memakan
banyak jenis makanan termasuk segala makanan yang biasanya dikonsumsi oleh
manusia. Namun, mereka lebih suka makanan yang mengandung gula, kecoa rumah
(Periplaneta americana) suka memakan susu, keju, daging, selai kacang, kelapa bakar
dan coklat yang manis. Jenis makanan yang paling disukai oleh kecoa rumah
(Periplaneta americana) yaitu selai kacang dan kelapa bakar (Lestari, 2017)

Peran Vektor dalam Kesmas dan Penyakit yang di sebabkan vektor

Sesungguhnya Allah SWT menciptakan sesuatu dengan fungsi dan kegunaannya 


masing-masing, termasuk kecoa. Kecoa sering dianggap sebagai biangnya kuman
penyakit, hewan yang tidak berguna, menjijikan dan bahkan ada yang menganggap
hewan yang sangan menakutkan. Awalnya saya juga menggap demikian. Padahal
serangga ini sebetulnya justru sangat higienis. Kecoa ternyata mengandung senyawa
kimia yang ampuh membasmi kuman-kuman super (superbugs). Dikutip dari
Telegraph, para ahli dari Nottingham University mengungkap bahwa kecoa
mempunyai lebih banyak manfaat dibanding risiko kesehatan. Penelitian terbaru di
kampus tersebut membuktikan bahwa serangga ini mengandung senyawa mematikan
untuk membunuh bakteri.

Sampel jaringan yang diambil dari otak dan sistem syaraf kecoa menunjukkan
sedikitnya ada 9 kandungan senyawa yang bersifat toksik atau beracun bagi bakteri.
Senyawa itu bahkan diklaim mampu membunuh hingga 90 persen bakteri super
termasuk Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) dan Escherichia
coli.Bakter-bakteri super itu tengah menjadi ancaman serius bagi dunia kesehatan pada
umumnya, sebab kemampuan bermutasi membuatnya makin kebal terhadap antibiotik
yang ada saat itu. Padahal pengembangan antibiotik baru tidak selalu mudah, sebab
kadang-kadang efek sampingnya justru membahayakan pasien.

Namun dari 9 senyawa yang ditemukan pada kecoa dan beberapa spesies serangga
lain termasuk belalang, para peneliti tidak menemukan efek samping yang serius bagi
manusia. Oleh karena itu temuan ini dinilai telah memberikan harapan baru dalam
upaya mengendalikan pertumbuhan dan penyebaran bakteri super. Temuan ini juga
sekaligus memperbaiki citra kecoa sebagai serangga yang selalu diidentikkan dengan
lingkungan kotor. Padahal meski hidup di tempat sampah dan saluran pembuangan
limbah, kecoa termasuk binatang paling higienis karena rajin membersihkan diri
seperti halnya kucing.
Beberapa penelitian menunjukkan, bakteri jauh lebih suka hidup di kulit manusia
dibandingkan di permukaan tubuh kecoa. Karena itu, mengambil makanan tanpa cuci
tangan sebenarnya sama joroknya dengan menyantap makanan yang baru saja dilewati
kecoa. Kalaupun ada gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kecoa, maka yang
paling bertanggung jawab adalah kotorannya. Beberapa senyawa dalam feses dan urin
kecoa mengandung senyawa yang dapat memicu reaksi alergi bagi sebagian orang,
berupa ruam di kulit dan reaksi lain termasuk serangan asma.
Teknik Pengendalian Kecoa

Cara pengendalian kecoa menurut Depkes RI (2002), ditujukan terhadap kapsul


telur dan kecoa :

1. Pembersihan kapsul telur yang dilakukan dengan cara :


Mekanis yaitu mengambil kapsul telur yang terdapat pada celah-celah dinding,
celah-celah almari, celah-celah peralatan, dan dimusnahkan dengan
membakar/dihancurkan.
2. Pemberantasan kecoa
Pemberantasan kecoa dapat dilakukan secara fisik dan kimia.
Secara fisik atau mekanis dengan :
   Membunuh langsung kecoa dengan alat pemukul atau tangan.
   Menyiram tempat perindukkan dengan air panas.
   Menutup celah-celah dinding.
   Secara Kimiawi :
Menggunakan bahan kimia (insektisida) dengan formulasi spray  (pengasapan),
dust (bubuk), aerosol (semprotan) atau bait (umpan).
Selanjutnya kebersihan merupakan kunci utama dalam pemberantasan kecoa yang dapat
dilakukan dengan cara-cara seperti sanitasi lingkungan, menyimpan makanan dengan
baik dan intervensi kimiawi (insektisida, repellent, attractan).
Strategi pengendalian kecoa ada 4 cara (Depkes RI, 2002) :
1. Pencegahan
Cara ini termasuk melakukan pemeriksaan secara teliti barang-barang atau bahan
makanan yang akan dinaikkan ke atas kapal, serta menutup semua celah-celah, lobang
atau tempat-tempat tersembunyi yang bisa menjadi tempat hidup kecoa dalam dapur,
kamar mandi, pintu dan jendela, serta menutup atau memodifikasi instalasi pipa
sanitasi.

2. Sanitasi
Cara yang kedua ini termasuk memusnahkan makanan dan tempat tinggal kecoa antara
lain, membersihkan remah-remah atau sisa-sisa makanan di lantai atau rak, segera
mencuci peralatan makan setelah dipakai, membersihkan secara rutin tempat-tempat
yang menjadi persembunyian kecoa seperti tempat sampah, di bawah kulkas, kompor,
furniture, dan tempat tersembunyi lainnya. Jalan masuk dan tempat hidup kecoa harus
ditutup, dengan cara memperbaiki pipa yang bocor, membersihkan saluran air
(drainase), bak cuci piring dan washtafel. Pemusnahan tempat hidup kecoa dapat
dilakukan juga dengan membersihkan lemari pakaian atau tempat penyimpanan kain,
tidak menggantung atau segera mencuci pakaian kotor dan kain lap kotor.

3. Trapping
Perangkap kecoa yang sudah dijual secara komersil dapat membantu untuk
menangkap kecoa dan dapat digunakan untuk alat monitoring. Penempatan perangkap
kecoa yang efektif adalah pada sudut-sudut ruangan, di bawah washtafel dan bak cuci
piring, di dalam lemari, di dalam basement dan pada lantai di bawah pipa saluran air.

4. Pengendalian dengan insektisida


Insektisida yang banyak digunakan untuk pengendalian kecoa antara lain :
Clordane, Dieldrin, Heptachlor, Lindane, golongan organophosphate majemuk,
Diazinon, Dichlorvos, Malathion dan Runnel. Penggunaan bahan kimia (insektisida)
ini dilakukan apabila ketiga cara di atas telah dipraktekkan namun tidak berhasil.
Disamping itu bisa juga diindikasikan bahwa pemakaian insektisida dapat dilakukan
jika ketiga cara tersebut di atas (pencegahan, sanitasi, trapping) dilakukan dengan cara
yang salah atau tidak pernah melakukan sama sekali. Celah-celah atau lobang-lobang
dinding, lantai dan lain-lain merupakan tempat persembunyian yang baik. Lobang-
lobang yang demikian hendaknya ditutup/ditiadakan atau diberi insektisida seperti
Natrium Fluoride (beracun bagi manusia), serbuk Pyrethrum dan Rotenone,Chlordane
2,5 %, efeknya baik dan tahan lama sehingga kecoa akan keluar dari tempat-tempat
persembunyiannya. Tempat-tempat tersebut kemudian diberi serbuk insektisida dan
apabila infestasinya sudah sangat banyak maka pemberantasan yang paling efektif
adalah dengan fumigasi.
BAB IV

PENUTUP

3.1   Kesimpulan

1. Kecoa atau coro adalah insekta dari ordo Blattodea yang kurang lebih terdiri dari
3.500 spesies dalam 6 familia. Kecoa terdapat hampir di seluruh belahan bumi, kecuali
di wilayah kutub.
2. Kecoa adalah serangga dengan bentuk tubuh oval, pipih dorso-ventral. Kepalanya
tersembunyi di bawah pronotum, dilengkapi dengan sepasang mata majemuk dan satu
mata tunggal, antena panjang, sayap dua pasang, dan tiga pasang kaki.
3. Kecoa adalah serangga dengan metamorfosa tidak lengkap, hanya melalui tiga stadia
(tingkatan), yaitu stadium telur, stadium nimfa dan stadium dewasa yang dapat di
bedakan jenis jantan dan betinanya.
4. Kecoa mempunyai peranan yang cukup penting dalam penularan penyakit. Peranan
tersebut antara lain sebagai vector mekanik bagi beberapa mikro organisme pathogen,
sebagai inang perantara bagi beberapa spesies cacing.

3.2   Saran

Cara pencegahan penyakit akibat kecoa yaitu melakukan pemeriksaan secara teliti
barang-barang atau bahan makanan yang akan dinaikkan ke atas kapal, serta menutup
semua celah-celah, lobang atau tempat-tempat tersembunyi yang bisa menjadi tempat
hidup kecoa alam dapur, kamar mandi, pintu dan jendela, serta menutup atau
memodifikasi instalasi pipa sanitasi.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Kecoa

http://pakemata.blogspot.com/2010/02/morfologi-kecoa-lipas-ordo-orthoptera.html

http://dwi-jo.blogspot.com/search/kecoa/kesehatan

Anda mungkin juga menyukai