Anda di halaman 1dari 2

Nama Pemateri : Bayu Erlangga, S.H.

Jenis Tugas : Kelompok


Penjelasan Tugas : Melakukan analisis isu strategis menggunakan Teknik Analisis Isu
menggunakan Teknik analisis Fish bone
Nama Peserta : Aldo Harjunanto (199605042020121010)
: Diah Ayu Kusumaningrum (199705012020122013)
: Wiwin Winanti (199108152020122015)
Kelas : A1
Kelompok : IV

Gambar 1 : Konsep fishbone faktor dan penyebab Korupsi

Faktor – faktor penyebab

Seperti kita ketahui bersama korupsi adalah kejahatan yang sedang marak terjadi. Setiap orang berpotensi
untuk melakukan korupsi bila tidak berhati-hati. Perilaku korupsi terjadi karena sikap mental materialistik
dan konsumtif di masyarakat serta sistem politik yang masih mendewakan materi. Perilaku korupsi dipicu
oleh faktor internal (dari dalam diri individu) dan faktor ekternal (dari luar diri individu). Faktor internal
terdiri dari 2 (dua) aspek, yaitu aspek individu dan aspek sosial. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari
aspek sikap masyarakat terhadap korupsi, aspek ekonomi, aspek politik dan aspek organisasi.

Faktor internal yang pertama yaitu aspek individu. Hal ini disebabkan karena sifat manusia yang tamak,
lemahnya moral, dan gaya hidup yang konsumtif. Faktor internal yang kedua yaitu aspek sosial. Perilaku
korup dapat terjadi karena dorongan keluarga atau orang-orang terdekat. Lingkungan keluarga kadang
malah mendorong seseorang untuk menyalahgunakan kekuasaannya.

Faktor eksternal, yang pertama berasal dari aspek sikap masyarakat. Nilai-nilai masyarakat yang
kondusif yang justru memfasilitasi tindakan korupsi misalnya masyarakat yang kurang menyadari bahwa
korban sebenarnya dari korupsi adalah mereka sendiri. Masyarakat terkesan cuek dengan adaya praktek
perilaku korupsi. Aspek yang kedua adalah aspek ekonomi yaitu pendapatan yang kurang mencukupi. Hal
ini mendorong seseorang untuk mendapatkan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Faktor
eksternal berikutnya adalah aspek politik yaitu kepentingan politik dalam meraih dan mempertahankan
kekuasaan. Hal ini dapat dilihat dengan adanya money politic pada saat pemilihan umum. Akhirnya pada
saat menjabat, mereka berlomba-lomba melakukan perilaku-perilaku korup mendapatkan kembali
uangnya. Aspek terakhir adalah aspek organisasi yaitu kurang adanya keteladanan dari pimpinan,
lemahnya kultur organisasi yang dapat mencegah perilaku korupsi, kurang memadainya sistem
pertanggungjawaban atau akuntabilitas yang benar, lemahnya sistem pengendalian manajemen, dan
pengawasan.

Anda mungkin juga menyukai