Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU

IDENTIFIKASI DAN DESKRIPSI ISU MANAJEMEN ASN DI INSTANSI

Nama : Rani Kartika Putri

NDH : 09

Unit Kerja : UPT Puskesmas Letung

I. IDENTIFIKASI DAN DESKRIPSI ISU MANAJEMEN ASN


Isu adalah suatu hal yang terjadi baik di dalam maupun diluar organisasi yang apabila
tidak ditangani secara baik akan memberikan efek negatif terhadap organisasi dan berlanjut
pada tahap krisis.
Identifikasi isu merupakan hal yang wajib dilakukan oleh setiap organisasi dalam
menghadapi isu yang muncul. Kemungkinan yang dapat menimbulkan isu diantaranya
adalah adanya tren-tren baru, perubahan atau peristiwa.
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi dan nepotisme.
Sistem merit adalah kebijakan dari manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi,
kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang
politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur atau
kondisi kecacatan.
Tujuan penerapan sistem merit adalah untuk memastikan jabatan di birokrasi
pemerintah diduduki oleh orang-orang profesional dalam arti kompeten dan melaksanakan
tugas berdarkan nilai dasar, kode etik, dan kode perilaku ASN.
Berdasarkan pengamatan ada 3 (tiga) isu terkait manajemen ASN yang ada di instansi
UPT Puskemas Letung, antara lain:
1. Kurangnya kesadaran tentang kedisiplinan ASN
2. Kurang perluasan akses sinyal dan peningkatan infrastruktur digital
3. Kurangnya kebiasaan cuci tangan petugas kesehatan di UPT Puskesmas Letung
II. DESKRIPSI ISU TERKAIT MANAJEMEN ASN DI UPT PUSKEMAS LETUNG
A. Kurangnya Kesadaran Tentang Kedisiplinan ASN
Berdasarkan PP No 94 Tahun 2021, Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk
menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan. Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan atau
perbuatan PNS yang tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan
disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam di luar jam kerja.
Ketentuan jam kerja di lingkungan kerja pemerintah daerah Kabutapaten Kepulauan
Anambas khususnya UPT Puskesmas Letung adalah 6 (Enam) hari kerja, diantaranya:
Senin s.d Kamis : 07.30 wib s.d 14.30 wib
Jum’at : 07.30 wib s.d 11.30 wib
Sabtu : 07.30 wib s.d 13.00 wib
Namun pada penerapannya masih saja ada pegawai yang datang dan pulang tidak
sesuai waktu yang telah ditentukan.
Dampak apabila isu tidak segera diselesaikan adalah terkendalanya pelayanan pada
masyarakat, merusak nama baik instansi, hilangnya rasa percaya masyarakat terhadap
petugas kesehatan dan juga instansi.
B. Kurangnya Perluasan Akses Sinyal dan Peningkatan Infrastruktur Digital
Salah satu hak dari seorang ASN yang diatur dalam UU No 5 Tahun 2014 tentang ASN
adalah pengembangan kompetensi. Mengingat semakin meluasnya kebutuhan internet
di hampir seluruh sendi kehidupan di era digital sekarang ini, kualitas kecepatan dan
kemampuan internet menjadi sangat penting untuk UPT Puskesmas Letung Kabutapen
Kepulauan Anambas dalam mengikuti seminar online untuk mengembangkan
kompetensi sesuai tupoksi.
Dampak apabila isu tidak segera diselesaikan adalah kurangnya perkembangan ilmu
pengetahuan bagi ASN dalam bidangnya, keterlambatan dalam mendapatkan informasi
terbaru dalam bidang tugas masing-masing.
C. Kurangnya Kebiasaan Cuci Tangan Petugas Kesehatan Di UPT Puskesmas Letung
Kebiasaan mencuci tangan pada kalangan medis sangat penting untuk
mencegah health care-associated infection (HAI). WHO mendefinisikan HAI sebagai
infeksi yang diperoleh pasien yang dirawat atas indikasi penyakit noninfeksi yang terjadi
48 jam setelah pasien masuk ke rumah sakit, 3 hari setelah pasien pulang dari rumah
sakit, atau 30 hari pasca menjalani operasi.
Hand hygiene adalah suatu prosedur tindakan membersihkan tangan dengan
menggunakan air mengalir dengan sabun antiseptik (hand wash) jika tangan terlihat
kotor (lamanya 40-60 detik) dan menggunakan handdrub berbasis alkohol dengan
klorheksidin jika tangan terlihat kotor (lamnayan 20-30 detik). Tujuannya yaitu:
menghilangkan kotoran dari kulit secara mekanis dan mengurangi jumlah
mikroorganisme sementara.
Dampak apabila isu tidak segera diselesaikan adalah nakes akan mudah tertular
penyakit baik ringan ataupun berat akibat terinfeksi dari bakteri dan virus yang ada.

Dampak Jika Isu Tidak Pihak Yang


No. Isu Aktual Data & Fakta
Diselesaikan Terdampak
- Kurangnya rasa
Masih adanya
Kurangnya tanggung jawab - Instansi
pegawai yang datang
kesadaran - Terkendalanya - Pegawai
1 dan pulang tidak
tentang pelayanan kepada - Pimpinan
sesuai jadwal yang
kedisiplinan ASN masyarakat - Masyarakat
telah ditetapkan.
- Citra buruk bagi instansi
Kurang
perluasan akses Masih adanya
- Keterlambatan dalam - Instansi
sinyal dan keterlambatan dalam
2 mendapatkan infromasi - Pegawai
peningkatan mendapatkan
terkait bidan tugasnya - Masyarakat
infrastruktur informasi terbaru
digital
Seringnya petugas - Meningkatkan infeksi
Kurangnya
medis tidak nosokomial di
kebiasaan cuci
melakukan cuci puskesmas
tangan petugas - Petugas
3 tangan pada saat - Memudahkan
kesehatan di - Pasien
sebelum dan perpindahan penyakit
UPT Puskesmas
sesudah melakukan antara petugas medis
Letung
tindakan pada pasien atau sebaliknya
III. ANALISIS ISU
Berdasarkan analisis isu-isu yang diuraikan diatas, perlu dilakukan analisis isu lebih lanjut.
Untuk mengetahui isu mana yang paling menjadi prioritas maka digunakanlah metode
analisis isu USG (Urgency, Seriousness, Growth).
1. Urgency, berarti: seberapa mendesaknya isu tersebut untuk diselesaikan berkaitan
dengan dimensi waktu.
2. Seriousness, berarti: mengacu pada penyelesaian masalah dikaitkan dengan akibat,
bisa menimbulkan masalah baru.
3. Growth, berarti: berkaitan dengan kemungkinan berkembang memburuk kalau tidak
diselesaikan.

Tabel 1. Isu-Isu Manajemen Instansi

KRITERIA
No. ISU SKOR PRIORITAS
U S G
Kurangnya kesadaran tentang
1 4 4 5 13 II
kedisiplinan ASN
Kurang perluasan akses sinyal dan
2 4 4 3 11 III
peningkatan infrastruktur digital
Kurangnya kebiasaan cuci tangan
3 petugas kesehatan di UPT Puskesmas 5 5 5 15 I
Letung

Intervasal penentuan prioritas:


1 : Sangat tidak mendesak
2 : Tidak mendesak
3 : Cukup mendesak
4 : Mendesak
5 : Sangat mendesak

Berdsarkan analisis isu menggunakan teknik USG, isu paling prioritas adalah
“Kurangnya Kebiasaan Cuci Tangan Petugas Kesehatan di UPT Puskesmas Letung”.
IV. PENYEBAB TERJADINYA ISU
Dalam mengidentifikasi penyebab terjadinya isu “Kurangnya Kebiasaan Cuci Tangan
Petugas Kesehatan di UPT Puskesmas Letung” maka digunakanlah metode fishbone
diagram yang merupakan teknik identifikasi untuk dapat menemukan akar
permasalahannya.

Surrounding System
Tempat dimanapun
Belum cukup yang menjadi ladang
ketersediaan Air yg tidak penyakit
sabun cuci mengalir di
tangan westafel Kurangnya Kebiasaan
Cuci Tangan Pada
Petugas Kesehatan

kurang kesadaran diri Ketersediaan sabun


terkait pentingnya cuci
cuci tangan
tangan sebelum dan
sesudah menangani pasien Air pada westafel yang tidak
mengalir dgn semestinanya

Skill Supplier

Berdasarkan analisis fishbone diatas, diketahui bahwa akar penyebab dari “Kurangnya
Kebiasaan Cuci Tangan Pada Petugas Kesehatan” sebagai berikut:
1. Belum cukup tersedianya sabun cuci tangan.
2. Kurangnya ketersediaan air dimana air pada westafel tidak mengalir dengan baik.
3. Kurangnya kesadaran petugas akan pentingnya mencuci tangan sebelum dan
sesudah menangani pasien.
V. REKOMENDASI PENYELESAIAN DARI ISU KURANGNYA KEBIASAAN CUCI TANGAN
PADA PETUGAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS LETUNG

Rekomendasi untuk penyelesaian isu dari kurangnya kebiasaan cuci tangan pada
petugas kesehatan di UPT Puskesmas Letung, diantaranya:

1. Menyediakan sabun cuci tangan disetiap ruangan baik ruang rawat inap, rawat jalan,
ruang tindakan dan juga ruang manajemen.
2. Memperbaiki ketersediaan air agar westafel dapat mengalirkan air dengan
sebagaimana mestinya
3. Menempelkan poster langkah-langkah cuci tangan disetiap bagian westafel

Anda mungkin juga menyukai