Anda di halaman 1dari 13

PENDANAAN

Mengingat dengan terbitnya PMK 112 tahun 2017 tentang mekanisme transfer ke daerah dan Dana
Desa agar percepatan penyerapan dana maksimal, maka penyaluran dana kepada pelaksana swakelola
(KSM) dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Mengikuti Perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya, proses pencairan kepada KSM dapat
dilakukan sebagai berikut:
 Diberikan 40% (empat puluh perseratus) dari keseluruhan dana apabila pelaksana
swakelola (KSM) telah siap melaksanakan swakelola;
 Diberikan 30% (tiga puluh perseratus) dari keseluruhan dana apabila pekerjaan telah
mencapai 30% (tiga puluh perseratus); dan
 Diberikan 30% (tiga puluh perseratus) dari keseluruhan dana apabila pekerjaan telah
mencapai 60% (enam puluh perseratus).

Dengan demikian PPK dapat mengatur pencairan tiap lokasi (paket kegiatan) secara bergantian.

b) Berdasarkan PMK 112 tahun 2017 tentang Mekanisme Transfer ke Daerah dan Dana Desa,
proses pencairan dana ke KSM dengan tahapan antara lain :
 Termin I dapat dicairkan sebesar 25 % apabila dokumen perencanaan(RKM) dan
kontrak kerja sama dilaksanakan;
 Termin II dapat dicairkan sebesar 45 % apabila progres fisik mencapai minimal 20 %
disertai dengan LPD termin I;
 Termin III dapat dicairkan sebesar 30 % apabila progres fisik telah mencapai minimal
60 % disertai dengan LPD termin II. PPK dengan Tim Pelaksana Swakelola (KSM)
wajib melakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali addendum dan atau amandemen
kontrak, dilakukan sebelum termin III.
SELOTIF : Seleksi Lokasi Partisipatif
1. Tools Transect Walk (bersama masyarakat)
Tujuan: Mengenali, mengkaji, kondisi sanitasi secara umum, baik sarana, tingkat
kemudahan /kepuasan layanan (akses), kelayakan teknis. (sebagai syarat pembangunan
rencana pembangunan) Lokasi calon penerima (kesiapan warga), ketersediaan lahan,
kepadatan penduduk, pola penggunaan jamban, muka iar tanah, material lokal, saluran
drainaser. Program sebelumnya, kualitas konstruksi sarana yang ada, kepuasan penggunan
jamban skala RT dan lingkungan termasuk kualitas bangunan (dilakukan secara terpisah
antara laki laki dan perempuan)
2. Tools FGD (Tingkat partisipasi masyarakat)
Tujuan Mengetahui:
Melihat kesediaan warga dalam berkontribusi:
• Swadaya Sambungan Rumah (SR);
• Besarnya jumlah iuran bulanan per KK;
• Bersedia kontribusi lahan untuk prasarana sanitasi

Opsi infrastruktur toilet individu merupakan salah satu kelengkapan pada suatu bangunan dimana
fungsinya sebagai instalasi pengolahan air kotor (air limbah domestik) terutama dari kakus atau WC
sedangkan air limbah domestik dari dapur dan kamar mandi diolah melalui sumur resapan. Toilet
Individu dapat dilaksanakan bagi lokasi yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1) Warga yang belum memiliki toilet dan/atau tangki septik sesuai SNI 2398:2017;
2) Kepadatan penduduk kurang dari 150 jiwa/Ha;
3) Penerima manfaat minimal 35 KK atau setara dengan minimal 125 jiwa

Penyelenggaraan Program Sanitasi Perdesaan Padat Karya memiliki maksud:


1. Penciptaan lapangan kerja melalui kegiatan pembangunan secara swakelola dan padat karya;
2. Memupuk rasa kebersamaan, gotong royong dan partisipasi masyarakat Desa;
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pemberdayaan masyarakat Desa;
4. Mewujudkan peningkatan akses masyarakat miskin, perempuan, anak, dan kelompok marginal
kepada pelayanan dasar, dengan berbasis pendekatan pemberdayaan masyarakat;
5. Menekan jumlah pengangguran, setengah pengangguran dan masyarakat miskin;
6. Membangkitkan kegiatan sosial dan ekonomi di desa; dan 7. Meningkatkan akses sanitasi.
Secara umum tugas Tim Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) adalah sebagai berikut:
1) Berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan melalui kepala seksi
pembangunan dan pemerintah Desa untuk melakukan sosialisasi kepada
masyarakat tentang Program Sanitasi Perdesaan Padat Karya;
2) Bersama dengan apparat desa dan sanitarian melakukan pemetaan sosial;
3) Bersama dengan KSM menyusun dokumen Rencana Kerja Masyarakat
(RKM);
4) Menjamin bahwa masyarakat terlibat secara langsung pada saat proses
persiapan, perencanaan dan pelaksanaan konstruksi;
5) Melakukan dokumentasi seluruh pelaksanaan kegiatan di tingkat
masyarakat;
6) Menyusun laporan bulanan kegiatan TFL sesuai dengan format yang telah
ditetapkan dan disampaikan kepada Balai Prasarana Permukiman Wilayah
dan sudah diverifikasi oleh fasilitator kabupaten, dimana data yang
disajikan di laporan antara lain bersumber dari SIM IBM-PLP;
7) Mengisi Form pelaporan sesuai dengan pelaksanaan program dan
melaporkannya kepada Fasilitator Kabupaten setiap minggunya pada jadwal
yang telah ditentukan. TFL bertanggungjawab terhadap suplai data kepada
Fasilitator Kabupaten.

Sarana sanitasi dalam Program Sanitasi Perdesaan Padat Karya mengacu kepada
Permen PUPR No.04/PRT/M/2017 yaitu menggunakan Sistem Pengolahan Air
limbah Domestik Setempat (SPALD-S) , SPALD-S adalah Sistem pengelolaan yang
dilakukan dengan mengolah air limbah domestik dilokasi sumber, yang
selanjutnya lumpur hasil olahan diangkut dengan sarana pengangkut ke Sub-
sistem Pengolahan Lumpur Tinja skala Kawasan/Kota.

Isi Laporan pelaksanaan/pertanggungjawaban (LPJ) terdiri dari 3 bagian:


1. Dokumen Pengadaan Barang dan Jasa:
a) Berita Acara Survei Harga Bahan, Upah dan Sewa Alat; (Format 5.1);
b) Undangan Pengadaan Bahan/Material, (Format 5.2);
c) Penawaran dari pemasok, (Format 5.3);
d) Surat Pernyataan Kebenaran Usaha, (Format 5.4);
e) Berita Acara Penentuan Pemenang, (Format 5.5);
f) Surat Penyataan Tidak Menuntut Ganti Rugi, (Format 5.6);
g) Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan, (Format 5.7);
h) Surat Perjanjian Kerja (SPK); Perjanjian Kerjsama (PKS), (Format 5.8);
i) Dokumen Pengantar Barang / Faktur Barang.
2. Laporan pelaksanaan fisik:
a) Buku Direksi, (Format 4.1);
b) Catatan Harian, (Format 4.2);
c) Catatan Material, (Format 4.3);
d) Daftar Hadir Pekerja, (Format 4.4);
e) Catatan Peralatan Kerja, (Format 4.5);
f) Kurva S, (Format 4.6);
g) Rekapitulasi Kemajuan Pelaksanaan Mingguan, (Format 4.7);
h) Rekapitulasi Kemajuan Pelaksanaan Bulanan, (Format 4.8);
i) Berita Acara Hasil Pemeriksaan Lapangan, (Format 4.9); 3)
3. Laporan Keuangan:
a) Rencana Penggunaan Dana (RPD), (Format 5.9);
b) Rencana Penarikan Dana Bank (RPDB), (Format 5.10);
c) Surat Rekomendasi Penarikan Dana dari Bank, (Format 5.11);
d) Buku Bank KSM, (Format 5.12);
e) Buku Kas KSM, (Format 5.13);
f) Buku Operasional (Dana Non Fisik), (Format 5.14);
g) Buku Swadaya, (Format 5.15);
h) Daftar Hadir Tukang/Pekerja dan Penerimaan Upah; (Format 5.16) dan
i) Laporan Penggunaan Dana (LPD), (Format 5.17).
j) Format Dokumentasi Kegiatan Konstruksi (Awal (0%), proses konstruksi
(50%) dan hasil (100%), (Format 4.11).

Serah Terima Pekerjaan Serah terima pekerjaan dilakukan oleh KSM (selaku
penerima bantuan/pekerjaan) kepada PPK pada Balai Prasarana Permukiman
Wilayah (selaku pemberi bantuan/pekerjaan). Serah terima dilengkapi dengan
Berita Acara serah terima. Pada saat serah terima pekerjaan status rekening bank
KSM sudah harus ditutup. Oleh karena itu saat melakukan penarikan dana
bantuan termin akhir (RPDB terakhir) KSM agar menarik seluruh sisa dana
direkening. Apabila ada selisih dari nilai termin akhir RPDB dengan total dana
yang ditarik maka selisih dari nilai tersebut dananya diserahkan kepada KPP
untuk selanjutnya digunakan sebagai dana pemeliharaan.
Format BA. Serah terima pekerjaan dengan dilampiri:
1) Laporan Pengunaan Dana;
2) Laporan Progres fisik;
3) Dokumen Pengadaan (jika dilakukan lelang);
4) Dokumentasi (foto) fisik kondisi awal (0%), proses konstruksi (50%) dan hasil
akhir (100%);
5) BA. Pelaksanaan Commisioning test;
6) BA. Pemeriksaan Pekerjaan;
7) As Buildrawing (Tipikal). 5.5.2.

Serah Terima Prasarana Sanitasi Serah terima sarana dilakukan setelah serah terima Pekerjaan, yaitu
dengan 3 tahapan:
1. Serah terima prasarana sanitasi dari KSM kepada PPK pada Balai Prasarana
Permukiman Wilayah (Format 7.1);
2. Serah terima Prasarana Sanitasi dari PPK pada Balai Prasarana
Permukiman Wilayah kepada Dinas Kabupaten selaku pihak pemberi
pekerjaan diketahui Kepala Desa; (Format 7.2);
3. Serah terima prasarana sanitasi dari Dinas Kabupaten kepada KPP dengan
diketahui oleh Kepala Desa (Format 7.3).

Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDesa) adalah Rencana Kerja Pemerintahan Desa yang
dibuat untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang berdasarkan penjabaran dari RPJMDesa, hasil evaluasi
pelaksanaan pembangunan tahun sebelumnya, prioritas kebijakan supra desa dan atau hal- hal yang
karena keadaan darurat/ bencana alam.

Bak Inspeksi Berfungsi sebagai pengumpul air limbah domestik yang berasal dari
jenis greywater sebelum dialirkan menuju bidang resapan. Perencanaan bak
inspeksi dilaksanakan dengan memperhatikan persyaratan teknis sebagai berikut:
1) Bentuk: Bulat dengan diameter 40 cm
2) Bahan: Precast/pracetak dengan campuran komposisi beton 1;2;3 atau dengan
besi tuang
- 70 –

3) Tutup: prinsipnya rapat, kedap air dan udara, ringan dan mudah dibuka untuk
perawatan rutin dan dikunci Gambar 4.13 Bak Inspeksi.

Bak perangkap lemak Berfungsi memisahkan lemak dan padatan dari dapur. Unit
ini dimaksudkan untuk mencegah penyumbatan akibat masuknya lemak ke dalam
pipa dalam jumlah besar. Disarankan dipasang diluar dapur dan daerah dengan
pemakaian air rendah dan lokasinya sedekat mungkin dengan sumbernya.
Perencanaan bak inspeksi dilaksanakan dengan memperhatikan persyaratan
teknis sebagai berikut: 1) Bentuk: Bulat dengan diameter 40 cm 2) Bahan :
Precast/pracetak dengan campuran komposisi beton 1;2;3 atau dengan besi tuang
3) Tutup : prinsipnya rapat, kedap air dan udara, ringan dan mudah dibuka untuk
perawatan rutin dan dikunci
4) Perangkap bau berbentuk elbow 90° diameter 3 inchi dipasang terendam sampai
masuk melewati permukaan air untuk menghindari bau.
Pemerintah Desa:
Pemerintah Desa mengalokasikan dana untuk:
1) Sosialisasi tingkat Desa;
2) Pembukaan Rekening KSM;
3) Penyusunan RKM;
4) Pembentukan dan pembinaan KSM dan KPP;
5) Sharing untuk pembangunan sarana sanitasi;
6) Pemeliharaan Sarana Sanitasi;

Swadaya Masyarakat Kegiatan Sanitasi Perdesaan Padat Karya Bidang Air limbah
domestik di Desa dilaksanakan dengan mendorong adanya partisipasi masyarakat
baik dalam bentuk dana tunai, tenaga, material, dan aset bergerak dan/atau tidak
bergerak dari warga Desa yang berkecukupan.

Penggunaan minyak bumi terus meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan meningkatnya
proses industrialisasi Ceceran dan limbahnya yang berasal dari proses produksi. transportasi, dan
pemanfaatannya dapat mencemari lingkungan hidup dan membahayakan kesehatan. Bioremediasi
adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme. Bioremediasi
bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau
tidak beracun (karbon dioksida dan air). Bioremediasi merupakan alternatif pengolahan limbah
minyak bumi dengan cara degradasi oleh mikroorganisme yang menghasilkan senyawa akhir yang
stabil dan tidak beracun. Proses degradasi relatif murah, efektif, dan ramah .

1.  Primary treatment (pengolahan pertama)


Pengolahan ini bertujuan untuk memisahkan zat padat dan zat cair dengan menggunakan
filter (saringan) dan bak sedimentasi. Beberapa alat yang digunakan adalah saringan pasir
lambat, saringan pasir cepat, saringan multimedia, per coal filter, mikrostaining, dan vacuum
filter.
2. Secondary treatment (pengolahan kedua)
Tujuan pengolahan ini adalah untuk mengkoagulasikan, menghilangkan koloid, dan men-
stabilisasi zat organik dalam limbah. Pengolahan limbah rumah tangga bertujuan untuk
mengurangi kandungan bahan organik, nutrisi nitrogen, dan fosfor. Penguraian bahan organik
ini dilakukan oleh makhluk hidup secara aerobik (menggunakan oksigen) dan anaerobik
(tanpa oksigen).
3. Tertiary treatment (pengolahan ketiga)
Setelah melewati tahap pengolahan pertama dan kedua, air limbah dihilangkan nutrisi atau
unsur haranya, khususnya nitrat dan posfat, serta ditambahi klor untuk memusnahkan
mikroorganisme patogen.

Telah disepakati adanya lima tatanan dalam PHBS, yaitu :

1. PHBS Tatanan Rumah Tangga


2. PHBS Tatanan Institusi Pendidikan
3. PHBS Tatanan Tempat Kerja,
4. PHBS Tatanan Tempat Umum
5. PHBS Tatanan Fasilitas Kesehatan

Mencari Luas Lingkaran ??


Jenis – Jenis Gas Rumah Kaca

Fungsi kurva “S” ini adalah :


 Untuk mengontrol pelaksanaan pekerjaan pada setiap waktu, dengan membandingkan bobot
persen rencana dengan bobot persen realisasi dilapangan, sehingga perubahan yang terjadi
dalam pelaksanaan tidak mengganggu atau mempengaruhi waktu pekerjaan secara
keseluruhan.
 Untuk mengetahui waktu pembayaran angsuran, berdasarkan perjanjian yang ada, untuk
membayar angsuran ini harus juga diperiksa perincian volume pekerjaan yang telah
diselesaikan.
Perbedaan garis grafik pada suatu waktu yang diberikan merupakan deviasi (Perubahan atau
Penyimpangan) yang dapat berupa Ahead (realisasi pelaksanaan lebih cepat dari rencana) dan
Delay (realisasi pelaksanaan lebih lambat dari rencana).

Selain faktor lingkungan prenatal, terdapat juga faktor lingkungan post-natal atau setelah kelahiran


Faktor ini dibagi menjadi:

 Lingkungan biologis. Misalnya jenis kelamin, nutrisi, penyakit kronis, dan metabolisme
 Lingkungan fisik. Misalnya kebersihan, cuaca dan keadaan rumah.
 Lingkungan psikososial. Misalnya stimulasi, motivasi belajar, teman, dan stres
 Lingkungan keluarga

Tentunya faktor genetik juga memiliki peran dalam perkembangan kecerdasan Si Kecil. Tetapi hal
tersebut tidaklah mutlak. Anak-anak yang berasal dari keturunan sama tetapi dibesarkan dengan cara
berbeda memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda.

Sistem on-site,adalah sistem pengelolaan air limbah dimana pengumpulan, pengolahan,


dan pembuangan air limbah bertempat di sekitar lokasi sumber air limbah.

Perbedaan Hygiene Dan Sanitasi

Pada dasarnya hygiene dan sanitasi merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang
lainnya, namun keduanya memiliki perbedaan yaitu:

 Hygiene

Ialah kegiatan menjaga kesehatan dari penyakit yang menitik beratkan kepada “objek” itu sendiri
“manusia”, kegiatannya misalnya mencuci tangan, memasak air/makanan, proses pengolahan produk
dan lain-lain.

 Sanitasi

Ialah kegiatan menjaga kesehatan dari penyakit yang menitik beratkan kepada “lingkungan” yang ada
di sekitar objek “manusia”, kegiatannya misalnya menjaga kebersihan ruangan, sirkulasi udara
ruangan, pengelolaan sampah, penanganan vektor penyakit dan lain-lain.

Penyebab Kolera

Kolera disebabkan oleh infeksi bakteri Vibrio cholerae. Bakteri kolera hidup di alam bebas, terutama
di lingkungan perairan seperti sungai, danau, atau sumur. Sumber penyebaran utama bakteri kolera
adalah air dan makanan yang terkontaminasi bakteri kolera.
Bakteri kolera dapat masuk bersama makanan jika makanan tersebut tidak dibersihkan dan dimasak
dengan baik sebelum dimakan. Contoh jenis makanan yang dapat menjadi sarana penyebaran bakteri
kolera adalah:

 Makanan laut seperti kerang dan ikan.


 Sayuran dan buah-buahan.
 Biji-bijian seperti beras dan gandum.

Tangki Septik Adalah suatu ruangan kedap air atau beberapa kompartemen
ruangan yang berfungsi menampung dan mengolah air limbah rumah tangga
dengan kecepatan alir yang lambat, sehingga memberi kesempatan untuk terjadi
pengendapan terhadap suspensi benda-benda padat dan kesempatan untuk
penguraian bahan-bahan organik oleh jasad
anaerobik membentuk bahan-bahan larut air dan gas.
Persyaratan Umum:
a) Ketersediaan lahan untuk tangki septik dan pengolahan lanjutan;
b) Efluen dari tangki septik dapat dialirkan melalui pengolahan lanjutan, dapat
berupa :
1) Bidang resapan, sumur resapan pada daerah air tanah rendah;
2) Taman sanita pada daerah air tanah rendah dan air tanah tinggi;
c) Jarak unit pengolahan lanjutan terhadap bangunan tertentu sesuai dengan
Tabel 4.1; terkecuali ada perlakuan khusus.

Efluen dari tangki septik tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan, disyaratkan
pengolahan lanjutan sebagai berikut: a. Sistem Resapan Sistem peresapan efluen
dari tangki septik terdiri dari: Bidang Resapan :
 Lebar galian minimum 500 mm dan dalam galian efektif minimum 450 mm;
 Panjang pipa resapan melebihi 15 m dibuat 2 jalur;
 Jarak sumbu 2 jalur galian minimum 1,5 m;
 Bidang resapan lebih dari satu jalur harus dilengkapi dengan bak pembagi
dari tangki septik;
 Pipa resapan dari bahan tahan korosi dengan diameter minimum 3”- 4” ;
 Pipa dipasang tanpa sambungan, dan celah antara dua pipa bagian atas
harus ditutup. Bila pipa dipasang dengan sambungan, dibagian bawahnya
harus diberi lubang dengan
diameter (10-20) mm pada setiap jarak 50 mm;
 Pipa dan bidang resapan dibuat miring sebesar 0,2%;
 Dibawah pipa resapan harus diberi lapisan kerikil berdiameter (15 – 50) mm
dengan tebal 100 mm, dan diatas pipa resapan dengan tebal minimum 50
mm;

Pipa penyalur air limbah rumah tangga Ketentuan pipa penyalur air limbah rumah tangga adalah
sebagai berikut.
 Diameter minimum 3”- 4” untuk pipa PVC dengan kualitas AW.

 Sambungan pipa antara tangki septik dengan sistem pengolahan lanjutan harus kedap air.

 Kemiringan minimum 2 perseratus (2 %).

 Di setiap belokan melebihi 45 derajat dan perubahan belokan 22,5 derajat harus dipasang
lubang pembersih (cleanout) untuk pengontrolan/pembersihan pipa. Belokan 90 derajat
sebaikya dihindari atau dilaksanakan dengan membuat dua kali belokan masing-masing 45
derajat atau menggunakan bak kontrol.

Perhitungan SKALA

Persyaratan teknis Kriteria perencanaan Tangki septik sistem terpisah


a) Sistem : Terpisah
b) Waktu detensi : 2-3 hari;
c) Debit lumpur : 30-40 L/orang/tahun;
d) Periode pengurasan : 2-5 tahun;
e) Pemakaian air : penggelontor 20 L/orang/hari;

Persyaratan tangki septik sanitasi perdesaan padat karya;


1) Konstruksi beton bertulang kedap air.
2) Campuran beton 1 PC : 2 Pasir : 3 kerikil
3) Bentuk dan ukuran
 Tangki septik segi empat dengan perbandingan panjang dan lebar 1:1
sampai 3:1,
 Tinggi tangki septik ditambah 0,2 meter dari tiggi efektif hasil hitungan,
 Bentuk tangki septik seperti pada gambar dibawah ini,
 Ukuran ukuran tangki septik berdasarkan hasil hitungan dengan
mempertimbangkan jumlah pemakai.

Pembangunan pedesaan 
adalah pembangunan berbasis pedesaan dengan mengedepankan kearifan
lokal kawasan pedesaan yang mencakup struktur demografi masyarakat, karakteristik sosial budaya,
karakterisktik fisik/geografis, pola kegiatan usaha pertanian, pola keterkaitan ekonomi desa-kota,
sektor kelembagaan desa, dan karakteristik kawasan pemukiman.

Anda mungkin juga menyukai