Anda di halaman 1dari 33

DESAIN SEDIAAN FARMASI

Semester Genap 2020-2021


Reference
Collet & Aulton, Pharmaceutical Practice,1990,
chapter 11
Winfield & Richard, Pharmaceutical Practice,2nd
edition, 1998, chapter 12
Martindale : The Complete Drug Reference, 37th ed,
2011
Sinko, P.J., 2011, Martin’s Physical Pharmacy and
Pharmaceutical Sciences, 6th ed
Farmakope Indonesia V, VI & Suplemen
Outline
•Sediaan suspensi
•Sedimentasi
•Formulasi sediaan suspensi
•Teknik pembuatan sediaan suspensi
•Kemasan sediaan suspensi
Setelah mendapatkan kuliah ini mahasiswa
harus dapat:
• Memberikan deskripsi sediaan suspensi dan karakteristik
suspensi ideal
• Menyelesaikan faktor faktor yang mempengaruhi laju
sediamentasi
• Mengidentifikasi fungsi komponen formulasi sediaan suspensi
• Merancang pembuatan mucilago
• Merancang pembuatan sediaan suspensi
• Memberikan usulan kemasan sediaan suspensi
SEDIAAN SUSPENSI
Sediaan cair yang mengandung bahan obat
padat yang tidak larut (fase terdispersi),
terdispersi secara homogen dalam cairan
pembawa (fase pendispersi)
SEDIAAN SUSPENSI

SUSPENSI

UKURAN RUTE
PARTIKEL PEMAKAIAN

SUSPENSI SUSPENSI
INTERNAL EKSTERNAL
KASAR HALUS
KARAKTERISTIK SUSPENSI IDEAL
• Sedimen yang dihasilkan selama penyimpanan harus mudah
diredispersi kembali
• Suspensi harus tetap homogen paling tidak pada pengocokan
hingga penuangan, sehingga takaran dosis dapat diambil secara
akurat
• Suspensi memiliki viskositas yang sesuai
• Mudah dituang
• Ukuran partikel relatif kecil dan seragam
• Tidak terjadi interaksi antar partikel
APLIKASI SUSPENSI DALAM FARMASETIK
•Bahan aktif sukar larut
•Bentuk sediaan cair lebih mudah ditelan
•Menurunkan laju degradasi obat pada sediaan cair
•Menjaga stabilitas obat yang mudah terdegradasi air
(antibiotik  dry suspension)
•Beberapa bahan obat diinginkan berada di saluran gastrointestinal
berupa serbuk halus
•Menutupi rasa obat
•Mengontrol kecepatan absorbsi obat parenteral
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SEDIAAN
SUSPENSI ORAL
• KEUNTUNGAN
Bahan obat padat yang tersuspensi mudah ditelan
Bahan yang tidak larut kurang terasa dibandingkan yang larut
Beberapa suspensi (kaolin, pectin, charcoal) dapat digunakan
sebagai adsorben saat keracunan
• KERUGIAN
Dosis kurang akurat jika distribusi partikel kurang merata
Sistem dispersi dipengaruhi oleh suhu
SEDIMENTASI
LAJU SEDIMENTASI DIRUMUSKAN DALAM HUKUM
STOKE
d2 ( s - 0 ) g
v = 
18 0

d > s >  v >


d <s <  v <
SEDIMENTASI
d > s >  v >
d <s <  v <

Memperkecil ukuran partikel


Meningkatkan viskositas pembawa  pengental
Problem stabilitas suspensi
• Interaksi antar partikel
• Interaksi partikel dengan bahan pensuspensi
• Sedimentasi
• Flokulasi dan deflokulasi
• Pembasahan
Flokulasi dan Deflokulasi
FLOKULASI DEFLOKULASI
Pengendapan dipengaruhi Pengendapan dipengaruhi
muatan listrik senyawa berstruktur
Pengendapan cepat Pengendapan lama
Endapan yang terbentuk Endapan yang terbentuk
longgar, mudah keras, sulit diredispersikan
terdispersikan kembali
Interaksi partikel dengan bahan
pensuspensi
Bahan pensuspensi  (-)
Partikel bahan (+)

Agregat
FORMULASI SEDIAAN SUSPENSI
Tiga tahapan untuk memperoleh suspensi yang
ideal
• Mengontrol ukuran partikel
• Mengatur viskositas
• Penggunaan wetting agent
SUSPENDING AGENT
1. Polisakarida alam
• Tragakan, gom akasia, agar,guar gum,
karagenan, sodium alginat
2. Polisakarida semi sintetik
• Metil selulosa, CMC Na, HPMC, Mikrokristalin
selulosa
SUSPENDING AGENT
3. Sintetik
• Carbomer, colloidal silicon dioxide
4. Clays
• Bentonit, aluminium magnesium silicate,
magnesium aluminium alginat
5. Suspending agent lainnya
• Gelatin
KARAKTERISTIK BAHAN PENSUSPENSI
• Umumnya bersifat anionik (bermuatan
negatif) kecuali metilselulose
• Digunakan pada kadar 1-2 %
• Viskositas dapat ditingkatkan dengan
penambahan cairan kental seperti
sorbitol, gliserin, atau propilen glikol.
GOM
• berasal dari tanaman, dengan penambahan air
pada suhu kamar akan membentuk mucilago
(cairan koloidal) yang bermuatan negatif (anionik)
• digunakan pada kadar ± 1-2%.
• Tragakan juga digunakan dalam formulasi gel (±
7%)
• kualitasnya bervariasi dan cenderung
terkontaminasi mikroba  KURANG DISUKAI
GOM
GOM + AIR
aduk ad hom
MUCILAGO GOM
• Perbandingan bobot gom dengan bobot (volume)
air sebagai berikut:
– 1 bagian PGA memerlukan 1,5 bagian air.
– 1 bagian Tragakan memerlukan 20 bagian air.
– 1 bagian PGS (campuran PGA, tragakan, sucrose)
memerlukan 7 bagian air.
SODIUM ALGINATE
• kadar 1% sodium alginat = tragakan
1,25%.
• merupakan senyawa polisakharida alam :
kualitasnya bervariasi dan cenderung
terkontaminasi mikroba.
• bermuatan negatif.
SODIUM ALGINATE
• Pada pemanasan diatas suhu 70ºC  depolimerisasi  Ƞ
TURUN
• mucilago sodium alginat didiamkan semalam sebelum
dipakai  STABIL

Na alginate + 2-4% etOH/Gliserin/PPG


+air hangat, aduk ad hom
MUCILAGO
Na alginate ditaburkan air panas
Aduk konstan (magnetic stirrer) 24 jam
MUCILAGO
TILOSA
• BM = 1.500-4.500
• derajat viskositas tinggi
• digunakan sebagai bahan pengental atau
pensuspensi.
• Pada sediaan internal umum digunakan
kadar 1-2% ; sediaan eksternal umum
digunakan kadar 0,5%-1%
TILOSA
• Mucilago tilosa : larutan kental, jernih, tak
berwarna, tak berasa, stabil pada rentang pH
luas, bersifat non-ionik (tidak bermuatan).
Tilosa ditaburkan air mendidih (20x)
diamkan 15’, Aduk hom,
encerkan dgn air es (1/2 air panas)

MUCILAGO
CMC Na
• CMC Na terdapat dalam 3 kategori: (i) High
viscosity, (ii) Medium viscosity, dan (iii) Low
viscocity.
• CMC medium viscocity umum digunakan pada
kadar 0,25-1 %.
• Stabil pada pH 5-10, bermuatan negatif
(anionik), dan dibandingkan tilosa lebih
sensitif terhadap perubahan pH.
CMC Na
CMCNa ditaburkan air mendidih (20x)
diamkan 15-30’, Aduk hom,
encerkan dgn air (1/2 air panas)

MUCILAGO
• Bentonit umum digunakan untuk sediaan eksternal
dalam bentuk mucilago (bentonite magma) dengan
kadar 2% atau serbuk dengan kadar 40%.
• Bentonite magma USP mengandung bentonite 5%
(b/v).
• Proses dispersi dapat dipercepat dengan penambahan
propilen glikol, gliserin atau sirup.
• Veegum banyak digunakan sebagai bahan pengental
untuk sediaan internal dengan kadar 0,5-2 %.
• Pengental Sintetik sebagai pensuspensi a.l. carbomer
(0,1-0,4%) dan aerosil (1,5-4%).
WETTING AGENT
• Koloid hidrofilik
• Polisorbat
• Sorbitan ester
• Etanol
• Sorbitol
• Glikol
Bahan tambahan Lainnya
• Pengawet
• Pemanis
• Flavoring agent
• Dapar
• Antioksidan
TEKNIK PEMBUATAN SEDIAAN SUSPENSI

1. PEMBUATAN SUSPENSI CARA KERING


2. PEMBUATAN SUSPENSI CARA BASAH
TEKNIK PEMBUATAN SEDIAAN SUSPENSI
CARA KERING CARA BASAH

1. Obat padat dihaluskan + gom ad hom 1. Buat mucilago

2. + air, aduk ad masa suspense 2. Obat dihaluskan, + pembasah

3. + stabilisator (cairan kental), aduk hom 3. Mucilago ditambahkan, aduk hom

4. + obat/lainnya (larutkan dulu) 4. + stabilisator (cairan kental), aduk hom

5. Encerkan dengan sisa air tersedia ad 5. + obat/lainnya (larutkan dulu)


hom
6. Encerkan dengan sisa air tersedia ad
hom
WADAH

LABEL
• Kocok dahulu
sebelum digunakan
• Simpan di tempan
sejuk
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai