Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

Identifikasi Kation Golongan II B

Dosen Pengampu : Drs. Umar Mansur, M.Sc, Apt; Drs. Anas Darwis, MM

Mata Kuliah : Praktikum Kimia Analisa

Oleh :
Cintya Deka Febilla
11201020000088
Kelas BD

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2021
IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN IIB

Sub Golongan Arsen: Arsen (l), Arsen (1V), Stibium (III), Stibium (IV), Timah
(IT) dan Timah (IV)

I. TUJUAN

Mahasiswa diharapakan dapat

1. Mengidentifikasi keberadaan kation - kation golongan II B, yaitu As, Sn dan


Sb dalam suatu sampel yang belum diketahui sesuai dengan jenis dan sifat
masing-masing.
2. Untuk mengetahui cara melakukan uji reaksi kation golongan II dengan
tepat.

II. PRINSIP KERJA


Mengidentifikasi kation golongan IIB yang terdapat dalam suatu sampel
dengan mereaksikannya dengan berbagai pereaksi tertentu yang nantinya akan
memberikan tanda spesifik yang berupa terbentuknya endapan dan perubahan
warna

III. DASAR TEORI


Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia
dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara
yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya
dalam larutan.
Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi
diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan
untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan. Metode dalam melakukan
analisis kualitatif ini dilakukan secara konvensional, yaitu memakai cara visual
yang berdasarkan kelarutan.
Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum
adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat.
Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan mengelompokkan ion-ion
yang mempunyai kemiripan sifat.
Pengelompokkan dilakukan dalam bentuk pengendapan dimana penambahan
pereaksi tertentu mampu mengendapkan sekelompok ion-ion. Cara ini
menghasilkan 6 kelompok yang namanya disesuaikan dengan pereaksi pengendap
yang digunakan untuk mengendapkan kelompok ion tersebut.
Kelompok ion-ion tersebut adalah: golongan klorida (I), golongan sulfide (II),
golongan hidroksida (III), golongan sulfide (IV), golongan karbonat (V), dan
golongan sisa (VI). Golongan II disebut juga golongan sulfide. Reagensia
golongan ini adalah hydrogen sulfide (H2S) dengan konsentrasi ion sulfide
dikontrol dengan mengatur konsentrasi H+ (dalam suasana asam).
Reaksi dalam golongan ini menyebabkan endapan-endapan dengan berbagai
warna. Berikut ini adalah ion-ion golongan II, beserta warna endapan-endapan
yang ditmbulkan. Kation-kation golongan kedua menurut tradisi dibagi dua sub-
golongan : sub-golongan tembaga dan sub-golongsn arsenic.
Dasar dari pembagian ini adalah kelarutan endapan sulfida dalam ammonium
polisulfida. Sementara sulfida dari sub-golongan tembaga tak larut dalam
reagensia ini, sulfida dari sub-grup arsenik melarut dengan membentuk garam tio.
Sub-golongan arsenik terdiri dari ion arsenik(III), arsenik(V), stibium(III),
stibium(V), timah(II) dan timah(IV). Dengan membentuk endapan arsenik(III)
sulfida, As2S3 (kuning); arsenik(V) sulfida (kuning); stibium(III) sulfida, Sb2S5
(jingga); stibium(V) sulfida, Sb2S3 (jingga); timah(II) sulfida, SnS (coklat); dan
timah(IV) sulfda, SnS2 (kuning).
Ion-ion ini mempunyai sifat amfoter yaitu oksidanya membentuk garam baik
dengan asam maupun dengan basa. Jadi, arsenik(III) oksida dapat dilarutkan
dalam asam klorida (6M), dan terbentuk kation arsenik(III). Disamping itu,
arsenik(III) oksida larut dalam natrium hidroksida (2M), pada mana terbentuk ion
arsenit. Melarutnya sulfida dalam ammonium polisulfida dapat dianggap sebagai
pembentukkan garam-tio dari asam-tio anhidrat.
Jadi, melarutnya arsenik(III) sulfida (asam tio anhidrat mengakibatkan
terbentuknya ion-ion ammonium dan tioarsenit (ammonium tioarsenit adalah
suatu garam-tio). Semua sulfida dari sub-golongan arsenik larut dalam ammonium
sulfida (tak berwarna), kecuali timah(II) sulfida.
Untuk melarutkan yang terakhir ini, diperlukan ammonium pulisulfida, yang
bertindak sebagian sebagai zat pengoksid, sehingga terbentuk ion tiostanat. Ion-
ion arsenik(III), stibium(III), dan timah(II), dapat dioksidasikan menjadi ion
arsenik(V), stibium(V), dan timah(IV).
Di lain pihak, ketiga ion yang terakhir ini dapat direduksi oleh zat-zat
pereduksi yang sesuai. Besarnya potensial oksidasi-reduksi dari sistem
arsenik(V)-arsenik(III), dan stibium(V)-stibium(III), bergantung pada pH yang
sesuai untuk reaksi tersebut.

IV. ALAT DAN BAHAN


Alat
- rak tabung reaksi
- pipet tetes
- 20 buah tabung reaksi untuk masing masing-masing kelompok
- penanggas air
- kain lap dan tissue
- sikat tabung reaksi
- kertas label

Bahan

- sample unknown
- sample dalam bentuk larutan berisi kation golongan II
- reagen yang diperlukan sudah tersedia
- gunakan reagen seperlunya

V. CARA KERJA
1. Sample unknown dibagi ke dalam lima tabung reaksi (A, B, C, D, E, F)
2. Masing-masing tabung reaksi dibagi lagi ininimal menjadi 3 (boleh lebih
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering
3. Lakukan reaksi identifikasi sebagai berikut (pilih minimal tiga reaksi)
Tabung Reaksi A (As3+)

1. Tambahkan atau alirkan gas H2S ke dalam tabung reaksi yang berisi
sample: terbentuk endapan kuning, larutan harus sangat asam, jika tidak
asam yang terlihat hanya warna kuning, endapan larut dalam larutan
hidroksida alkali
2. Tambahkan CuSO4, beberapa tetes terbentuk endapan hijau, endapan
larut dalam asam dan ammonia membentuk larutan biru
3. Tambahkan AgNO3, (0,3 M) : terbentuk endapan kuning, endapan larut
dalam asam nitrat dan ammonia

Tabung reaksi B (As4+)

1. Tambahkan atau alirkan gas H2S ke dalam tabung reaksi yang berisi
sample : tidak terbentuk endapan segera dengan adanya asam HCI encer,
jika aliran H2S diteruskan terbentuk endapan belerang (lambat).
Pengendapan akan cepat dalam larutan panas.
2. Tambahkan AgNO3, (0,3 M): terbentuk endapan merah-kecoklatan,
endapan larut dalam asam dan ammonia tapi tidak larut dalam asam
asetat
3. Tambahkan KI (0,2M) dengan suasana asam HCl pekat: terbentuk
endapan fodium, dengan menambah 1-2 ml Kloroform atau karbon
tetraklorida Terbentuk larutan warna ungu

Tabung C (Sb3+)

1. Tambahkan atau alirkan gas H2S ke dalam tabung reaksi yang berisi
sample: terbentuk endapan merah jingga (larutan tidak terlalu asam),
endapan larut dalam HCI pekat panas
2. Tuangkan larutan ke dalam air terbentuk endapan putih, endapan larut
dalam HCI
3. Tambahkan larutan NaOH (1,2M) atau Ammonia: terbentuk endapan
putih yang larut dalam basa alkali pekat (5M)
4. Larutan diteteskan pada lempengan logam Zn: terbentuk noda hitam,
5. Tambahkan KI (1,2M) terbentuk warna merah
Tabung D (Sb5+)
1. Tambahkan atau alirkan gas H2S ke dalam tabung reaksi yang berisi
sample: terbentuk endapan merah jinga, endapan larut dalam Ammonium
sulfida dan larutan hidroksi alkali
2. Tambahkan air : terbentuk endapan putih, endapan larut baik dalam asam
atau basa
3. Tetes larutan diatas logan Zn atau Sn : terbentuk endapan hitam

Tabung E (Sn2+)
1. Tambahkan atau alirkan gas H2S ke dalam tabung reaksi yang berisi
sampel dalam suasana asam (HCI 0.25 – 0,3 M) : terbentuk endapan
coklat, endapan larut dalan HCl pekat
2. Tambahkan larutan NaOH (0,5M) : terbentuk endapan putih yang larut
dalam reagen berlebihan

Tabung F (Sn4+)
1. Tambahkan atau alirkan gas H2S ke dalam tabung reaksi yang berisi
sampel suasana asam HCl 0,3 M : terbentuk endapan kuning, endapan
larut dalam HCl pekat, basa alkali
2. Tambahkan beberapa tetes NaOH IM : terbentuk endapan putih seperti
gelatin, endapan larut dalam reagen berdebihan.
3. Tambahkan potongan besi ke dalan larutan: terbentuk larutan yang
mengandung ion timah (II)

VI. HASIL DAN PENGAMATAN

Tabung Reaksi A (As3+)

NO Reagen Keterangan
1. gas H2S terbentuk endapan kuning, larutan harus sangat
asam, jika tidak asam yang terlihat hanya warna
kuning, endapan larut dalam larutan hidroksida
alkali
Reaksi :
2As3+ (aq) + 3H2S (g) → As2S3 (S) + 6H+ (aq)
2. CuSO4 terbentuk endapan hijau, endapan larut dalam
asam dan ammonia membentuk larutan biru
Reaksi :
2As3+(aq) + 3CuSO4(aq) → As2(SO4)3 (S) + 3Cu2+(aq)
3. AgNO3 (0,3 M) terbentuk endapan kuning, endapan larut dalam
asam nitrat dan ammonia

Reaksi :
As3+ (aq) + 3AgNO3(aq) → As(NO3)3 (S) + 3Ag+(aq)

Tabung reaksi B (As4+)

no Reagen Keterangan
1. gas H2S tidak terbentuk endapan segera dengan adanya
asam HCI encer, jika aliran H2S diteruskan
terbentuk endapan belerang (lambat).
Pengendapan akan cepat dalam larutan panas.

Reaksi :
2As4+ (aq) + 4H2S (g) → As2S4 (S) + 8H+ (aq)
2. AgNO3 (0,3 M) terbentuk endapan merah-kecoklatan, endapan
larut dalam asam dan ammonia tapi tidak larut
dalam asam asetat
Reaksi :
As4+(aq) + 4AgNO3(aq) → As(NO3)4 (S) + 4Ag+(aq)
3. KI (0,2M) terbentuk endapan fodium, dengan menambah 1-
2 ml Kloroform atau karbon tetraklorida
Terbentuk larutan warna ungu
Reaksi :
As4+ (aq) + 4KI(aq) → AsI4 (S) + 4K+(aq)

Tabung C (Sb3+)

NO Reagen atau Keterangan


perlakuan
1. H2S terbentuk endapan merah jingga (larutan tidak
terlalu asam), endapan larut dalam HCI pekat
panas
Reaksi :
2Sb3+ (aq) + 3H2S (g) → Sb2S3 (s)+ 6 H+ (aq)
2. Tuangkan larutan terbentuk endapan putih, endapan larut dalam
ke dalam air HCI
3. larutan NaOH terbentuk endapan putih yang larut dalam basa
(1,2M) atau alkali pekat (5M)
Ammonia Reaksi :
Sb3+ (aq) + 3NaOH (aq) → Sb(OH)3 (s)+ 3Na+ (aq)
4. Larutan terbentuk noda hitam,
diteteskan pada
lempengan logam
Zn
5. Larutan KI terbentuk warna merah
(1,2M) Reaksi :
Sb3+ (aq) + 3KI (aq) → SbI3 (s)+ 3K+ (aq)

Tabung D (Sb5+)

NO Reagen Keterangan
1. gas H2S terbentuk endapan merah jinga, endapan larut
dalam Ammonium sulfida dan larutan hidroksi
alkali
Reaksi :
2Sb5+ (aq) + 5H2S (g) → Sb2S5 (s)+ 10 H+ (aq)
2. Tambahkan air terbentuk endapan putih, endapan larut baik
dalam asam atau basa

3. Tetes larutan terbentuk endapan hitam


diatas logan Zn
atau Sn

Tabung E (Sn2+)

NO Reagen Keterangan
1. gas H2S terbentuk endapan coklat, endapan larut
dalan HCl pekat
Reaksi :
Sn2+ (aq) + H2S (g) → SnS (s)+ 2H+ (aq)
2. larutan NaOH (0,5M) terbentuk endapan putih yang larut dalam
reagen berlebihan
Reaksi :
Sn2+(aq)+ 2NaOH(aq)→ Sn(OH)2 (s)+ 2Na+ (aq)

Tabung F (Sn4+)

NO Reagen Keterangan
1. gas H2S terbentuk endapan kuning, endapan larut
dalam HCl pekat, basa alkali
Reaksi :
Sn4+ (aq) + 2H2S (g) → SnS2 (s)+ 4H+ (aq)
2. Larutan NaOH IM terbentuk endapan putih seperti gelatin,
endapan larut dalam reagen berlebihan.
Reaksi :
Sn4+(aq)+ 4NaOH(aq)→ Sn(OH)4 (s)+ 4Na+ (aq)
3. Tambahkan potongan terbentuk larutan yang mengandung ion
besi ke dalan larutan timah (II)

VII.KESIMPULAN

Identifikasi kation golongan IIB dengan menggunakan reagen H2S akan


menghasilkan endapan berwarna kuning untuk ion As3+, endapan berwarna merah
jingga untuk ion Sb5+, dan endapan berwarna coklat untuk ion Sn2+
DAFTAR PUSTAKA

Elfita, L., dkk. 2020. Penuntun Praktikum Kimia Analisa. UIN Jakarta. Jakarta.

Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro
Jilid I dan II. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka
Braddy, James E. 1994. Kimia Universitas Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta.

http://ekanuryana.blogspot.com/2009/10/analisis-kation-anion.html (diakes pada


tanggal 24 Maret 2021)

https://www.asymmetricalife.com/2017/11/pemisahan-dan-identifikasi-kation-
golongan-II.html (diakses pada 24 maret 2021)

Anda mungkin juga menyukai