Anda di halaman 1dari 14

BAGIAN PERIODONTOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN

POKET

OLEH :

NAMA : Nur Azizah Nahla


NIM : J014201085

DIBAWAKAN SEBAGAI TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN PERIODONTOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penyakit periodontal adalah infeksi bakteri kronis yang ditandai
dengan kerusakan jaringan pendukung gigi seperti gingiva, ligament periodontal
dan tulang alveolar. Penyakit periodontal secara luas dikelompokkan menjadi
gingivitis dan periodontitis. Gingivitis adalah peradangan pada gingiva yang
disebabkan oleh akumulasi plak gigi dan bersifat reversible. Sedangkan
periodontitis merupakan penyakit radang pada jaringan pendukung gigi yang
disebabkan oleh mikroorganisme spesifiki, mengakibatkan kerusakan yang
progresif pada ligament periodontal dan tulang alveolar yang ditandai dengan
meningkatkan kedalaman probing, resesi gingiva, ataupun keduanya. Gambaran
klinis yang membedakan periodontitis dengan gingivitis adalah hilangnya
perlekatan (attachment loss), disertai adanya poket periodontal dan perubahan
kepadatan serta tinggi pada tulang alveolar.1,2,3
Poket periodontal merupakan gambaran klinis penyakit periodontal
dan bukan merupakan diagnosis suatu penyakit. Hal ini terjadi akibat kerusakan
serat kolagen ligamen periodontal. Poket periodontal menyebabkan kerusakan
jaringan periodontal, sehingga menyebabkan gigi menjadi hilang perlekatannya
dan akhirnya menjadi goyang. Poket periodontal yang berisi jaringan patogen
dan debris harus segera dihilangkan sehingga tidak meluas menjadi lebih parah.4,5
Keberadaan poket periodontal perlu mendapatkan perhatian lebih
karena berhubungan dengan kelanjutan penyakit periodontitis sehingga
diperlukan pengetahuan lebih mengenai poket periodontal.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa definisi poket periodontal?
2. Bagaimana gambaran klinis dari poket periodontal?
3. Apa saja klasifikasi dari poket periodontal?
4. Bagaimana patogenesis dari poket periodontal?
5. Bagaimana cara penilaian klinis dari poket periodontal?
6. Bagaimana penatalaksanaan dari poket periodontal?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Mengetahui definisi poket periodontal
2. Mengetahui gambaran klinis dari poket periodontal
3. Mengetahui Apa saja klasifikasi dari poket periodontal
4. Mengetahui patogenesis dari poket periodontal
5. Mengetahui cara penilaian klinis dari poket periodontal
6. Mengetahui penatalaksanaan dari poket periodontal
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Poket Periodontal


Poket periodontal adalah pendalaman sulkus gingiva yang bersifat
patologis. Poket periodontal merupakan gambaran klinis penyakit periodontal.
Poket periodontal terjadi akibat kerusakan serat kolagen ligamen periodontal dan
diperiksa menggunakan probe periodontal. Poket periodontal dibagi lagi menjadi
2 yaitu poket supraboni dan poket infraboni.Poket infraboni atau subcrestal,
intraalveolar adalah kerusakan yang terjadi pada jaringan pendukung gigi, dasar
poket di apikal atau di bawah puncak tulang alveolar.1

2.2 Gambaran Klinis Poket Periodontal6


1. Marginal gingiva yang menebal dan berwarna merah kebiruan
2. Zona vertikal yang berwarna merah kebiruan dari marginal gingiva sampai
mukosa alveolar
3. Perdarahan dan supurasi gingiva
4. Mobilitas gigi
5. Pembentukan diastema
6. Rasa sakit yang terlokalisir

2.3 Klasifikasi Poket Periodontal


A. Berdasarkan morfologi.7
1) Gingival pocket/ pseudopocket, yaitu kondisi dimana sulkus gingiva
menjadi dalam, terutama karena peningkatan ukuran gingiva, tanpa adanya
kehilangan jaringan di bawahnya atau migrasi apikal epitel junctional. Ini
juga disebut sebagai false pocket atau relative pocket.
2) Periodontal pocket/ true pocket/ absolute pocket. Terbagi menjadi dua yaitu:
a) Poket supraboni, yaitu ketika dasar poket terletak di lebih koronal dari
puncak tulang alveolar. Contohnya pada kehilangan tulang horizontal.
b) Poket infraboni, yaitu ketika dasar poket berada lebih apikal dari puncak
tulang alveolar. Contohnya pada kehilangan tulang vertikal.

Gambar 2.1. Macam-macam poket menurut morfologi. A) gingiva poket tanpa kehilangan
perlekatan tulang B) Poket Supraboni C) Poket Infraboni

B. Berdasarkan jumlah permukaan yang terlibat.7


1) Simple pocket, yaitu ketika poket melibatkan satu permukaan gigi.
2) Compound pocket, yaitu ketika poket melibatkan dua atau lebih
permukaan gigi. Dasar poket berhubungan langsung dengan margin
gingiva di sepanjang setiap permukaan yang terlibat.
3) Complex/spiral pocket (berliku-liku), yaitu jenis poket yang berasal dari
satu permukaan gigi dan berputar di sekitar gigi untuk melibatkan satu
atau lebih permukaan tambahan. Satu-satunya komunikasi dengan
margin gingiva adalah di permukaan tempat poket berasal. Poket iini
lebih sering terjadi di area furkasi.
Gambar 2.2. Macam-macam poket berdasarkan jumlah permukaan yang terlibat.
A) Simple poket, B) Compound poket, C) Complex poket

C. Berdasarkan aktivitas penyakit.7


1) Active pocket, yaitu poket yang terdiri dari lebih banyak kandungan
inflamasi dan ditandai dengan perdarahan spontan atau perdarahan
dengan sedikit rangsangan.
2) Inactive pocket, yaitu poket yang mengandung lebih sedikit kandungan
inflamasi dan tidak menunjukkan tanda-tanda kehilangan perlekatan
atau kehilangan tulang.

D. Berdasarkan sifat dinding jaringan lunak.6


1) Edematous, yaitu poket yang mengandung lebih banyak eksudat seluler
dan infiltrat inflamasi dan dinding poket tampak merah kebiruan, lunak,
rapuh dengan permukaan halus mengkilap.
2) Fibrotic, yaitu poket yang mengandung lebih banyak serat jaringan ikat
dan dinding kantong tampak merah muda dan relatif kokoh.

E. Berdasarkan dinding lateral poket.7


1) Suprabony (S), yaitu poket yang hanya terdiri dari jaringan lunak.
2) Infrabony (I), yaitu poket yang terdiri atas jaringan lunak dan tulang.
Tulang alveolar menjadi bagian dari dinding poket.

Gambar 2.3. Macam-macam poket bersadarkan dinding lateral poket. Frekuensi Pembersihan Plak

2.4 Patogenesis Terjadinya Poket Periodontal1


1. Poket periodontal terjadi karena mikro-organisme yang menghasilkan
perubahan patologis yang mengakibatkan pendalaman sulkus gingiva.
2. Pendalaman sulkus gingiva mungkin terjadi karena migrasi epitel
junctional apikal sehingga terpisah dari permukaan gigi, ataubisa juga
disebabkan karena pergerakan margin gingiva ke arah mahkota yang
menyebabkan terbentuknya poket atau bisa juga karena kedua alasan
tersebut.
3. Perubahan yang terlibat dalam transisi dari sulkus gingiva ke poket
,terjadi karena peningkatan jumlah spirochetes dan motile rods.
4. Transisi ini melibatkan beberapa zona perubahan inflamasi, bersama
dengan hilangnya perlekatan jaringan ikat di dinding jaringan ikat sulkus.
5. Apikal ke epitel junctional adalah area dimana serat kolagen yang hancur
berkembang dan ditempati oleh sel inflamasi dan edema.
6. Apikal, adalah zona kerusakan parsial dan kemudian area keterikatan
normal. Ada dua mekanisme yang terlibat untuk penghancuran kolagen:
1) Kolagenase dan enzim lisosom lainnya dari leukosit
polimorfonuklear (PMNL) dan makrofag menjadi ekstraseluler
dan menghancurkan kolagen.
2) Fibroblas memfagositkan serat kolagen dengan cara
memanjangkan proses sitoplasma ke ligamen dan diresorbsi dari
fibril kolagen dan fibril yang berasal dari matriks sementum.
7. Karena hilangnya kolagen, bagian apikal dari epitel junctional
berkembang biak di sepanjang akar. Perluasan epitel junctional sepanjang
akar membutuhkan keberadaan sel epitel yang sehat.
8. Degenerasi atau nekrosis yang jelas dari epitel junctional memperlambat
pembentukan poket karena kurangnya sel epitel yang sehat.
9. Saat bagian apikal bermigrasi, bagian koronal dari epitel junctional
terlepas dari akar, hal ini terjadi karena sebagai akibat dari bakteri yang
berkembang biak dengan cepat, enzim bakteri dan volume relatif PMN.
10. Oleh karena itu, sulkus gingiva bergeser ke arah apikal dari basis dan
epitel sulkular digantikan oleh epitel poket.
11. Karena transformasi dari sulkus gingiva menjadi poket periodontal,
akumulasi plak meningkat dan menjadi lebih sulit untuk dibersihkan,
meningkatkan keparahan penyakit.
12. Oleh karena itu, dengan inflamasi yang berlanjut, puncak tepi gingiva
meluas ke koronal dan epitel junctional meluas ke apikal sepanjang akar,
sehingga terjadi kehilangan perlekatan.

2.5 Penilaian Poket Periodontal7


Pemeriksaan yang cermat dari margin gingiva di sepanjang setiap permukaan
gigi dengan probe periodontal memberikan gambaran lokasi dan luas poket
periodontal yang tepat. Probe biasanya dimasukkan sejajar dengan sumbu
vertikal gigi dan dipindahkan secara melingkar di sekitar setiap permukaan gigi
untuk
mengidentifikasi kedalaman poket periodontal. Ujung probe menembus serat
koronal paling utuh dari perlekatan jaringan ikat dan berjalan sekitar 0,3 mm
apikal ke epitel junctional di poket periodontal. Pasien biasanya mentolerir
kekuatan probing sekitar 0,75 N. Pembacaan probe yang berada di antara dua
tanda yang terkalibrasi harus dibulatkan ke atas hingga milimeter tertinggi
berikutnya, misalnya jika probe menembus cukup jauh untuk menutupi tanda 4
mm, itu harus dicatat sebagai 5 mm.

Gutta-percha points atau calibrated silver points umumnya digunakan dengan


radiografi untuk menentukan tingkat perlekatan poket periodontal.

A. Poket periodontal dan Kehilangan Perlekatan.


Kehilangan perlekatan diukur dari cementoenamel junction (CEJ) (titik tetap)
ke dasar sulkus atau poket. Kedalaman poket diukur dari puncak gingiva/margin
gingiva (posisi tidak tetap) ke dasar poket. Lokasi pangkal poket pada permukaan
akar menentukan derajat kehilangan perlekatan. Kehilangan lampiran
dibandingkan dengan pembentukan poket dalam dua situasi berbeda:
1) Kedalaman poket yang berbeda dengan jumlah kehilangan perlekatan yang
sama, yaitu jarak antara dasar poket dan CEJ tetap sama meskipun
kedalaman kantong probing berbeda.

Gambar 2.9. Representasi skematis yang menunjukkan kedalaman poket yang berbeda dengan
kehilangan perlekatan yang sama.
2) Kedalaman poket yang sama dengan jumlah kehilangan perlekatan yang
berbeda, yaitu jarak antara margin gingiva dan dasar poket tetap sama
meskipun kehilangan perlekatan berbeda.

Gambar 2.10. Representasi skematis yang menunjukkan kedalaman poket yang sama dengan
kehilangan perlekatan yang berbeda.

B. Poket periodontal dan Kehilangan Tulang.


Perubahan inflamasi, proliferatif dan degeneratif pada poket infraboni dan
supraboni adalah sama dan berhubungan dengan kerusakan jaringan pendukung
periodontal. Pada poket supraboni, dasar poket adalah koronal ke puncak tulang
alveolar. Poket supraboni biasanya berhubungan dengan pola kehilangan tulang
horizontal.
Pada poket infraboni, dasar poket berada di apikal dari puncak tulang alveolar,
dan dinding poket terletak di antara gigi dan tulang. Poket infraboni paling sering
muncul di interproksimal tetapi mungkin terletak di permukaan fasial dan lingual
gigi. Pada poket infraboni, morfologi puncak alveolar berubah total dengan
terbentuknya defek tulang angular akibat kehilangan tulang vertikal.7
2.6 Penatalaksanaan Poket Periodontal8
1. Scaling dan Root Planing. Pengangkatan kalkulus, plak, dan debris lainnya
pada gigi untuk membuat permukaan yang benar-benar bersih.
2. Dekontaminasi. Pengangkatan semua bakteri patogen yang tersebar di
seluruh poket.
3. Kuretase. Pengangkatan jaringan granulasi, produk bakteri, dan area ulserasi
untuk membuat lapisan epitel yang bersih dan rata tanpa sisa jaringan (sisa-
sisa epitel).
4. Biostimulasi: Untuk memulai proses penyembuhan.

Berikut ini adalah urutan untuk menunjukkan bagaimana perawatan dapat


dengan mudah dilakukan dengan cara invasif minimal dan non-bedah:8
a. Kalkulus dihilangkan dengan scaling dan root planning. Prosedur ini telah
didokumentasikan dengan baik di seluruh literatur kedokteran gigi sebagai
standar emas perawatan untuk perawatan periodontal non-bedah. Laser dioda
dan laser dioda tingkat rendah ideal untuk langkah-langkah selanjutnya.
b. Karena infeksi bakteri adalah awal dari respon inflamasi kronis periodontitis,
efek bakterisidal dan detoksifikasi dari pengobatan laser dianggap
menguntungkan. Kemanjuran bakterisidal laser dioda, terutama terhadap
pathogen periodontal tertentu telah didokumentasikan dengan baik. Selain itu,
terdapat penekanan A. actinomycetemcomitans yang signifikan, dimana
bakteri ini merupakan bakteri invasif yang tidak mudah diobati dengan scaling
dan root planing konvensional. A. actinomycetemcomitans tidak hanya
terdapat pada permukaan akar yang inflamasi tetapi juga menyerang jaringan
lunak yang berdekatan, sehingga hampir tidak mungkin untuk dihilangkan
dengan cara mekanis saja. Energi laser dioda mampu menembus jaringan
lunak untuk menghilangkan patogen ini.
c. Laser dioda adalah instrumen khusus yang cocok untuk menangani jaringan
lunak yang inflamasi. Energi laser dioda diserap dengan baik oleh melanin,
hemoglobin, dan kromofor lain yang terdapat pada penyakit periodontal.
d. Langkah ini membutuhkan ujung laser tingkat rendah. Penelitian telah
menunjukkan bahwa sinar laser tingkat rendah mempengaruhi jaringan yang
tidak sehat. Biostimulasi laser menormalkan fungsi sel dan meningkatkan
penyembuhan dan perbaikan. Efek sekunder meliputi peningkatan aliran
limfatik, produksi endorfin, peningkatan mikrosirkulasi, peningkatan
pembentukan kolagen, dan stimulasi fibroblas, osteoblas, dan odontoblas. Ini
merangsang respons imun, pereda nyeri, dan penyembuhan luka.
BAB III
KESIMPULAN

Periodontitis merupakan penyakit peradangan pada jaringan


pendukung gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme spesifik, mengakibatkan
kerusakan yang progresif pada ligament periodontal dan tulang alveolar yang
ditandai dengan meningkatnya kedalaman probing, resesi gingiva ataupun
keduanya. Poket periodontal merupakan salah satu tanda penyakit periodontitis.
Poket periodontal merupakan terjadinya pendalaman pada sulkus gingiva yang
bersifat patologis dan merupakan gambaran klinis dari penyakit periodontal.
Poket periodontal dapat diklasifikasikan atas poket subpraboni dan infraboni.
Perwatan untuk poket periodontal adalah kuretase namum memiliki
keterbatasan pada kedalaman poket yang cukup dangkal untuk dijangkau oleh
instrument kuret. Namun, saat ini telah banyak dilakukan penelitian mengenai
perawatan untuk poket periodontal dengan membuat alat agar obta dapat
langsung masuk ditargetkan dan dapat diberikan terus menerus untuk
menjangkau poket periodontal.
DAFTAR PUSTAKA

1. Newman, Takei, Klokkevold, Carranza. Newman and carranza’s clinical


peiodontology. 13th ed. Philladelphia: El Sevier; 2019.Pp 1712-2
2. Maduakor UC, Onyemelukwe NF, Maduakor SN, Azubuike NC,
Onyemelukwe AO, Nnedu EB. Bacterial etiology and risk factors of
periodontal disease in eungu, south east Nigeria. Internest J Microbiol. 20199;
16(1): 11-7.
3. Hardhani PR, Sri PL, Dahlia H. Pengaruh penambahan platelet rich plasma
pada bovine porous bone mineral terhadap penyembuhan jaringan periodontal
pada terapi poket infraboni. Jurnal Kedokteran Gigi. 2014;5(4): 342-8
4. Dinyati M, Adam AM. Kuretase Gingiva Sebagai Perawatan Poket
Periodontal. Makassar Dental Journal 2016; 5(2): 58-59, 61-63.
5. Hardhani PR, Sri PL, Dahlia H. Pengaruh penambahan platelet-rich plasma
pada cangkok tulang terhadap kadar osteocalcin cairan sulkus gingiva pada
terapi poket infraboni. Jurnal PDGI. 2013; 62(3): 75-8
6. Bathla S. Textbook of Periodontics. 1st Edition. New Delhi: Jaypee Brothers
Medical Publishers; 2017. p. 210.
7. Gupta PV, Boloor VA. Essential quick review periodontics. 1st ed. New
Delhi: Jaypee; 2017.P 107.
8. Freedman G. Contemporary Esthetic Dentistry. St.Louis: Elsevier Mosby;
2012. Pp. 607-608.

Anda mungkin juga menyukai