Anda di halaman 1dari 12

1. Tahapan-tahapan struktur teks cerpen adalah kecuali ....

a. abstraksi
b. orientasi
c. evaluasi
d. Amanat
e. Resolusi
2. Cermati kutipan cerpen berikut ini (No 2 dan 3)
Ketika saya membaca SMS dari sahabat saya William John dari California bahwa ia akan datang
ke Solo untuk mencari Putri Solo yang gaya berjalannya seperti Macan Lapar, saya terbahak.
Ketika ia melanjutkan SMS-nya bahwa jika ia tidak menemukan seorang Putri Solo yang Macan
Lapar itu, dalam bahasa Jawa: Macan Luwe, berarti saya menyembunyikannya. Lagi-lagi saya
terbahak.
( Cerpen "Macan Lapar" karya Danarto)
Tokoh utama Cerpen "Macan Lapar" karya Danarto di atas adalah ....
a. William John
b. Danarto
c. Macan Luwe
d. Saya
e. Putri solo
3. Berdasarkan tahapan struktur teks cerpen "Macan Lapar" di atas termasuk tahapan ....
a. abstraksi
b. Orientasi
c. Komplikasi
d. Evaluasi
e. Resolusi
Untuk soal nomor 4 dan 5
4. Menurut John, masa bahagia adalah ketika kuliah di Solo, ia menginap di rumah saya di bilangan
Notosuman, bertetangga dengan kedai Srabi Notosuman yang termasyhur itu. Bagaimana ia
tidak berbahagia, segalanya tersedia dengan gampang. Tidak seperti di Amerika yang segalanya
harus ia lakukan sendiri, di Solo jika lapar bisa langsung makan, bila pengin ngopi tinggal pesan,
bila pakaian kotor tinggal dilemparkan. Jika nonton pertunjukan, pergi kuliah, maupun piknik,
cukup dengan naik sepeda.
(Cerpen "Macan Lapar" Karya Danarto)
Latar tempat peristiwa dalam cerpen tersebut adalah
a. Solo
b. Amerika
c. Warung makan
d. Kampus
e. Warung kopi
5. Latar suasana yang melingkupi peristiwa dalam cerpen "Macan Lapar" karya Danarto tersebut
adalah ....
a. Menyedihkan
b. Kecewa
c. bahagia
d. Penyesalan
e. marah
6. Cermati kutipan cerpen berikut ini (Nomor 6 dan 7)
Mendadak muncul seorang gadis yang berpakaian lengkap mengesankan seorang penari. Kami
terperangah melihat gaya jalannya yang Macan Lapar. Ketika pinggul kanan mencuat ke
samping, pundak kanan tertarik ke belakang, sedang pundak kiri mencuat ke depan. Begitu
bergantian. Sungguh cara berjalan yang menggetarkan. Langkah yang pelan, yang pasti, yang
terkonsentrasi penuh. Namun gaya ini—sekali lagi–tulen. Gadis itu melenggang ke pintu masuk
keraton ketika tiba-tiba John meloncat mengejarnya. Fafa mencoba menahan John. Saya dan
Modrik serta pak Jokowi ikut berlari mengejar. Prapto, Sadra, dan Panggah terbahak. Gundono
berteriak dan tertawa, ”Kejar! Kejar!” sambil mencakar cukelelenya keras-keras membangun
ketegangan.
(Cerpen "Macan Lapar" Karya Danarto)
Berdasarkan tahapan struktur teks kutipan cerpen "Macan Lapar" tersebut termasuk dalam
tahapan ...
a. abstraksi
b. Orientasi
c. Komplikasi
d. Evaluasi
e. Resolusi
7. Konflik yang terdapat dalam penggalan cerpen "Macan Lapar" tersebut adalah ....
a. Sudut pandang orang Pertama
b. ,sudut pandang orang ke 2
c. sudut pandang orang ke 3
d. sudut pandang orang ke 4
e. sudut pandang orang ke 6
8. Cermati penggalan teks cerpen Macan Lapar karya Danarto berikut ini!
John adalah seorang arkeolog. Perkenalannya dengan dunia Timur ketika ia melancong ke Jawa
Tengah dan Jawa Timur untuk memelototi candi-candi. Waktu itu ia masih berusia 23 tahun,
sedang giat-giatnya menjaring ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya. Candi Borobudur sudah
tentu, Prambanan, Mendut, Sukuh, Panataran, semuanya, sudah pindah ke benaknya.
Arti kata arkeolog pada penggalan teks cerpen di atas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah....
a. Ilmu yang memmpelajari tentang teknik
b. Ilmu tentang benda-benda luar angkasa
c. Ilmu tentang dunia hewan
d. ilmu tentang kehidupan dan kebudayaan zaman kuno
e. Ilmu tentang angkasa
9. Arti kata candi menurut Kamus besar Bahasa Indonesia pada kalimat “Perkenalannya dengan
dunia Timur ketika ia melancong ke Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk memelototi candi-
candi” adalah....
a. bangunan kuno yang dibuat dari batu
b. prasasti bersejarah
c. bangunan kecil yang mengelilingi candi induk
d. bangunan tepat di depan gerbang masuk menuju halaman kompleks percandian
e. gapura atau pintu gerbang (pura) yang bentuknya menyerupai candi yang dibelah dua
10. Cermati penggalan teks cerpen Macan Lapar karya Danarto berikut ini!
Lepas ashar di gerbang Keraton Susuhunan, sejumlah orang berkumpul: John, Fafa, mas Rahayu
Supanggah (komponis), mas Modrik Sangidu (aktivis), Sadra (komponis), Slamet Gundono
(dalang), Suprapto Suryodarmo (guru spiritual), dan pak Jokowi (wali kota Solo) sedang
berharap-harap cemas sambil mencereng menatap jalanan. Kami semua diundang John untuk
menerima kejutan.
Arti kata gerbang pada penggalan teks cerpen di atas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah....
a. membiarkan terura
b. terurai dan kusut tak keruan
c. terurai-urai dan kusut masai
d. rangkaian elektronis yang memiliki satu keluaran dan satu atau lebih masukan serta
dirancang agar keluaran hanya bekerja ketika terdapat kombinasi pulsa tertentu pada
masukan
e. pintu masuk
11. Cermati penggalan teks cerpen Macan Lapar karya Danarto berikut ini!
Di bandara Adi Sumarmo, Solo, saya dan anak-anak, Ning, Nong, dan Nug, menjemput John yang
datang lewat Bali. Di rumah, ibunya anak-anak menyiapkan nasi goreng ikan asin kesukaan John.
Ia tinggal di rumah penginapan penduduk yang banyak bertebaran di kampung-kampung. Serta-
merta ia diminta mengajar di ISI (Institut Seni Indonesia) untuk mata pelajaran arkeologi budaya.
Kalimat-kalimat pada penggalan teks cerpen tersebut menjelaskan tentang peristiwa....
a. Menunggu kepulangan John
b. Proses mengajar mata pelajaran arkeolog budaya
c. Tempat tinggal john
d. Ibunya menyiapkan nasi goreng
e. mengajar di ISI (Institut Seni Indonesia)
12. Cermati penggalan teks cerpen Macan Lapar karya Danarto berikut ini!
Ketika saya membtaca SMS dari sahabat saya William John dari California bahwa ia akan datang
ke Solo untuk mencari Putri Solo yang gaya berjalannya seperti Macan Lapar, saya terbahak.
Ketika ia melanjutkan SMS-nya bahwa jika ia tidak menemukan seorang Putri Solo yang Macan
Lapar itu, dalam bahasa Jawa: Macan Luwe, berarti saya menyembunyikannya. Lagi-lagi saya
terbahak.
Peristiwa rencana kedatangan John di Kota Solo dijelaskan dalam kalimat....
a. Ketika saya membtaca SMS dari sahabat saya William John dari California bahwa ia akan
datang ke Solo
b. ia akan datang ke Solo untuk mencari Putri Solo yang gaya berjalannya seperti Macan Lapar
c. Ketika ia melanjutkan SMS-nya bahwa jika ia tidak menemukan seorang Putri Solo yang
Macan Lapar itu
d. Lagi-lagi saya terbahak.
e. mencari Putri Solo yang gaya berjalannya seperti Macan Lapar, saya terbahak.
13. Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Mendadak muncul seorang gadis yang berpakaian lengkap mengesankan seorang penari. Kami
terperangah melihat gaya jalannya yang Macan Lapar. Ketika pinggul kanan mencuat ke
samping, pundak kanan tertarik ke belakang, sedang pundak kiri mencuat ke depan. Begitu
bergantian. Sungguh cara berjalan yang menggetarkan. Langkah yang pelan, yang pasti, yang
terkonsentrasi penuh. Namun gaya ini—sekali lagi–tulen. Gadis itu melenggang ke pintu masuk
keraton ketika tiba-tiba John meloncat mengejarnya
Kalimat-kalimat yang dibangun pada penggalan teks cerpen di atas menjelaskan peristiwa....
a. Seorang penari yang mengesankan
b. Gaya Jalan Macan Lapar
c. Cara menari yang baik
d. Teknik berjalan yang baik
e. Kekagetan seorang john
14. Cermati penggalan teks cerpen Macan Lapar karya Danarto berikut ini!
John adalah seorang arkeolog. Perkenalannya dengan dunia Timur ketika ia melancong ke Jawa
Tengah dan Jawa Timur untuk memelototi candi-candi. Waktu itu ia masih berusia 23 tahun,
sedang giat-giatnya menjaring ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya. Candi Borobudur sudah
tentu, Prambanan, Mendut, Sukuh, Panataran, semuanya, sudah pindah ke benaknya. Tentu
banyak lagi. Setelah John menjadi profesor di usia 25, ia sadar bahwa tak ada gunanya seorang
profesor yang jomblo. Ia merasa sangat kesepian. John sebenarnya sudah menjalin hubungan
dengan sejumlah mahasiswinya. Tapi semuanya menolak untuk dinikahi, yang membuat John
uring-uringan.
Kalimat bercetak miring dalam penggalan teks cerpen di atas menggunakan gaya bahasa....
a. Hiperbola
b. Personifikasi
c. Metafora
d. Litotes
e. Aliterasi
15. Cermati penggalan teks cerpen Macan Lapar karya Danarto berikut ini!
Ketika John mencapai teras keraton, kami melihat pemandangan yang mengerikan: John jadi
Cleret Gombel! Menyaksikan John yang bermetamorfosis jadi sebangsa bunglon yang bisa
terbang itu, gadis yang dikejar itu berteriak-teriak ketakutan lalu meloncat ke dalam ke halaman
dalam keraton. Kami berloncatan meringkus John si Cleret Gombel. Saya dan pak Jokowi
terlempar. Fafa menjerit karena si Cleret Gombel menggeram sambil memperlihatkan taringnya.
Kalimat yang menggunakan gaya bahasa metafora pada penggalan teks cerpen di atas adalah....
a. Ketika John mencapai teras keraton, kami melihat pemandangan yang mengerikan: John jadi
Cleret Gombel!
b. Menyaksikan John yang bermetamorfosis jadi sebangsa bunglon yang bisa terbang itu, gadis
yang dikejar itu berteriak-teriak ketakutan lalu meloncat ke dalam ke halaman dalam
keraton
c. Kami berloncatan meringkus John si Cleret Gombel.
d. Saya dan pak Jokowi terlempar.
e. Fafa menjerit karena si Cleret Gombel menggeram sambil memperlihatkan taringnya.
16. Cermati penggalan teks cerpen Macan Lapar karya Danarto berikut ini (Soal Nomor 16 dan 17)
Mas Modrik yang persis Samson itu dengan kuat meringkus John hingga roboh. John terus
meronta menggeram-geram sambil unjuk taringnya yang putih berkilat. Kemudian dengan mobil
hardtop mas Modrik, ramai-ramai John kami serahkan kepada pak Oei Hong Djien, guru spiritual
yang khusus menangani keseimbangan pikiran dan perasaan, dari komunitas kebatinan
Sumarah. Kami sepakat membantu John untuk melamar penari Macan Lapar itu yang kemudian
ketahuan namanya Intan Paramaditha.
Kalimat yang menggunakan gaya bahasa simile pada penggalan teks cerpen di atas adalah....
a. Mas Modrik yang persis Samson itu dengan kuat meringkus John hingga roboh.
b. John terus meronta menggeram-geram sambil unjuk taringnya yang putih berkilat.
c. Kemudian dengan mobil hardtop mas Modrik, ramai-ramai John kami serahkan kepada pak
Oei Hong Djien, guru spiritual
d. guru spiritual yang khusus menangani keseimbangan pikiran dan perasaan, dari komunitas
kebatinan Sumarah.
e. Kami sepakat membantu John untuk melamar penari Macan Lapar itu yang kemudian
ketahuan namanya Intan Paramaditha.
17. Kalimat yang menggunakan gaya bahasa simile pada penggalan teks cerpen di atas adalah....
a. Mas Modrik yang persis Samson itu dengan kuat meringkus John hingga roboh.
b. John terus meronta menggeram-geram sambil unjuk taringnya yang putih berkilat.
c. Kemudian dengan mobil hardtop mas Modrik, ramai-ramai John kami serahkan kepada pak
Oei Hong Djien, guru spiritual
d. guru spiritual yang khusus menangani keseimbangan pikiran dan perasaan, dari komunitas
kebatinan Sumarah.
e. Kami sepakat membantu John untuk melamar penari Macan Lapar itu yang kemudian
ketahuan namanya Intan Paramaditha.
18. Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Ada seorang tukang tempe, di lingkungan pemukiman kami mau berhenti menjual tempe.
Pasalnya, dia sudah merasa dirinya tua. “Saya sudah bosan puluhan tahun jual tempe,” kilahnya.
” Saya ingin melakukan yang lain. Misalnya jalan-jalan mengelilingi Indonesia, syukur-syukur bisa
sampai ke manca negara. Lagi pula, inilah satu-satunya cara untuk kasih kesempatan orang lain
untuk jual tempe. Sebab selama saya sendiri masih jual tempe, calon-calon penjual tempe tidak
akan dapat kesempatan. Atau tempe-tempe yang lain tidak akan laku karena orang sudah terlalu
kecanduan dengan tempe saya. (Dikutip dari cerpen “Tempe”, karya Putu Wijaya)
Fakta kehidupan masyarakat yang diangkat oleh pengarang dalam teks cerpen di atas adalah....
a. Pasrah
b. peduli
c. sayang
d. cinta
e. kasih sayang
19. Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
“Kenapa sih ente ini,” kata seorang ibu. “Saya ini dulu tidak suka makan tempe, karena itu
barang ‘irlander’. Tempe itu menunjukkan gengsi yang rendah, karena harganya terlalu murah,
jadi dia sebetulnya merupakan makanan orang-orang miskin. Keluarga saya tidak ada yang
doyan tempe. Mendengar namanya saja kami sudah jijik. Apalagi kalau mengingat tempe
dikaitkan dengan soal-soal kecerdasan dan mental dengan adanya istilah ‘mental tempe’. Jadi
boleh dibilang saya satu keluarga benci kepada tempe. Tetapi ketika kami mendapat kunjungan
seorang profesor dari Universitas Cornell di Amerika yang tinggal sebulan di rumah yang doyan
pada tempe, kami terkejut. Juga ketika ada seorang profesor dari Kyoto University meminta
kami untuk mengajarkan membuat tempe, sebab konon dia setiap tahun rindu ke Indonesia
untuk makan tempe, kami mulai mengubah pikiran.
(Dikutip dari cerpen “Tempe”, karya Putu Wijaya)
Kehidupan sosial yang diangkat pengarang dalam teks cerpen di atas adalah... .
a. Sombong
b. Sabar
c. Penyayang
d. Dengki
e. Munafik
20. Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
“Kenapa sih ente ini,” kata seorang ibu. “Saya ini dulu tidak suka makan tempe, karena itu
barang ‘irlander’. Tempe itu menunjukkan gengsi yang rendah, karena harganya terlalu murah,
jadi dia sebetulnya merupakan makanan orang-orang miskin. Keluarga saya tidak ada yang
doyan tempe. Mendengar namanya saja kami sudah jijik. Apalagi kalau mengingat tempe
dikaitkan dengan soal-soal kecerdasan dan mental dengan adanya istilah ‘mental tempe’. Jadi
boleh dibilang saya satu keluarga benci kepada tempe. Tetapi ketika kami mendapat kunjungan
seorang profesor dari Universitas Cornell di Amerika yang tinggal sebulan di rumah yang doyan
pada tempe, kami terkejut. Juga ketika ada seorang profesor dari Kyoto University meminta
kami untuk mengajarkan membuat tempe, sebab konon dia setiap tahun rindu ke Indonesia
untuk makan tempe, kami mulai mengubah pikiran.
(Dikutip dari cerpen “Tempe”, karya Putu Wijaya)
Kehidupan sosial yang diangkat pengarang dalam teks cerpen di atas adalah... .
a. Sombong
b. Sabar
c. Penyayang
d. Dengki
e. Munafik
21. Kehidupan sosial yang diangkat pengarang dalam teks cerpen di atas adalah... .
a. Sombong
b. Sabar
c. Penyayang
d. Dengki
e. Munafik
22. Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Niat pengunduran diri itu, kontan mengundang reaksi kontra dari ibu-ibu rumah tangga.
Pemukiman kami sampai geger, karena para ibu berbondong-bondong datang ke rumah Gagap,
tukang tempe itu, untuk melakukan protes. Mereka marah. (Dikutip dari cerpen “Tempe”, karya
Putu Wijaya)
Fakta kehidupan masyarakat yang diangkat oleh pengarang dalam teks cerpen di atas adalah....
a. Demonstrasi
b. Kontroversial
c. Kacau
d. Tentram
e. Dinamis
23. Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Tetapi para ibu-ibu yang marah karena tidak bisa lagi membeli tempe kesukaan mereka, makin
garang. Mereka menganggap perbuatan dan kilah tukang tempe itu merupakan perilaku yang
amat berbahaya. Kalau itu sampai dicontoh oleh banyak orang, mereka tidak akan punya
pegangan apa-apa lagi. (Dikutip dari cerpen “Tempe”, karya Putu Wijaya)
Karakteristik ibu-ibu yang dimunculkan pada penggalan teks cerpen di atas adalah... .
a. Kecewa
b. Marah
c. Sedih
d. Bahagia
e. Menangis
24. Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Keluarga saya tidak ada yang doyan tempe. Mendengar namanya saja kami sudah jijik. Apalagi
kalau mengingat tempe dikaitkan dengan soal-soal kecerdasan dan mental dengan adanya
istilah ‘mental tempe’. Jadi boleh dibilang saya satu keluarga benci kepada tempe.Tetapi ketika
kami mendapat kunjungan seorang profesor dari Universitas Cornell di Amerika yang tinggal
sebulan di rumah yang doyan pada tempe, kami terkejut. Juga ketika ada seorang profesor dari
Kyoto University meminta kami untuk mengajarkan membuat tempe, sebab konon dia setiap
tahun rindu ke Indonesia untuk makan tempe, kami mulai mengubah pikiran. Apalagi ketika
kami kemudian berkenalan dengan ente, tetangga kami sendiri yang rupanya sudah bertahun-
tahun jualan tempe. Dan begitu tempe ente kami makan, kami baru menyesal, ternyata selama
ini kami sudah keblinger. Rupanya tempe adalah makanan yang bergizi tinggi. Paling sehat di
antara berbagai macam makanan cepat yang diimpor dari luar negeri dengan harga mahal tetapi
menumpuk kolestrol yang sudah membunuh banyak orang. Istimewa lagi, tempe yang ente bikin
ini luar biasa enaknya. Kami sudah menjadi bagian dari tempe ente. Tak ada hari-hari kami tanpa
tempe. (Dikutip dari cerpen “Tempe”, karya Putu Wijaya)
Kalimat yang tidak menunjukkan bahwa tempe adalah makanan bergizi pada penggalan teks
cerpen di atas adalah...
a. Mendengar namanya saja kami sudah jijik. Apalagi kalau mengingat tempe dikaitkan dengan
soal-soal kecerdasan dan mental dengan adanya istilah ‘mental tempe’
b. Jadi boleh dibilang saya satu keluarga benci kepada tempe.Tetapi ketika kami mendapat
kunjungan seorang profesor dari Universitas Cornell di Amerika yang tinggal sebulan di
rumah yang doyan pada tempe, kami terkejut.
c. .Juga ketika ada seorang profesor dari Kyoto University meminta kami untuk mengajarkan
membuat tempe, sebab konon dia setiap tahun rindu ke Indonesia untuk makan tempe,
kami mulai mengubah pikiran
d. Paling sehat di antara berbagai macam makanan cepat yang diimpor dari luar negeri dengan
harga mahal tetapi menumpuk kolestrol yang sudah membunuh banyak orang. Istimewa
lagi, tempe yang ente bikin ini luar biasa enaknya
e. Kami sudah menjadi bagian dari tempe ente. Tak ada hari-hari kami tanpa tempe.
25. Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Tukang tempe itu mendengarkan dengan sabar. Ia tak marah. Ia sudah siap dicaci-maki. Ia sudah
tahu, niatnya untuk berhenti dagang tempe pasti akan membuat berang langganan. Tetapi
keberangan adalah sesuatu yang sangat manusiawi pada setiap manusia yang diberikan
perubahan. Ia siap menerima maki-makian itu, karena ia yakin, nanti semuanya akan reda
sendiri. Dalam waktu yang singkat para langganan akan mendapatkan kenikmatan pada tempe
produksi orang lain.
(Dikutip dari cerpen “Tempe”, karya Putu Wijaya)
Kalimat yang tidak menunjukkan karakteristik tokoh penjual tempe pada penggalan teks cerpen
di atas adalah...
a. Ia sudah tahu, niatnya untuk berhenti dagang tempe pasti akan membuat berang langganan
b. Tetapi keberangan adalah sesuatu yang sangat manusiawi pada setiap manusia yang
diberikan perubahan
c. Ia siap menerima maki-makian itu, karena ia yakin, nanti semuanya akan reda sendir
d. Tukang tempe itu mendengarkan dengan sabar
e. Dalam waktu yang singkat para langganan akan mendapatkan kenikmatan pada tempe
produksi orang lain
26. Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Istimewa lagi, tempe yang ente bikin ini luar biasa enaknya. Kami sudah menjadi bagian dari
tempe ente. Tak ada hari-hari kami tanpa tempe. Tempelah yang sudah bikin kami tetap makan
enak dan merubung meja makan beramai-ramai tiap malam. Nah dalam keadaan tergantung,
kecanduan, dijajah tempe anda itu, kok anda memutuskan tiba-tiba berhenti. Itu namanya tidak
bertanggung jawab. Tidak professional! Bahkan saya ingin bilang anda ini pengecut!” (Dikutip
dari cerpen “Tempe”, karya Putu Wijaya)
Kalimat yang menunjukkan ketidakpuasan ibu-ibu kepada penjual tempe adalah....
a. Istimewa lagi, tempe yang ente bikin ini luar biasa enaknya
b. Kami sudah menjadi bagian dari tempe ente
c. Tak ada hari-hari kami tanpa tempe
d. Nah dalam keadaan tergantung, kecanduan, dijajah tempe anda itu, kok anda memutuskan
tiba-tiba berhenti
e. . Itu namanya tidak bertanggung jawab. Tidak professional! Bahkan saya ingin bilang anda
ini pengecut!”
27. Cermati penggalan teks cerpen berikut ini (Nomor 27 dan 28)
Pengacara muda sekarang menarik napas panjang."Ya aku menerimanya, sebab aku seorang
profesional. Sebagai seorang pengacara aku tidak bisa menolak siapa pun orangnya yang
meminta agar aku melaksanakan kewajibanku sebagai pembela. Sebagai pembela, aku
mengabdi kepada mereka yang membutuhkan keahlianku untuk membantu pengadilan
menjalankan proses peradilan sehingga tercapai keputusan yang seadila-adilnya."Pengacara tua
mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti.
(Dikutip dari cerpen “Peradilan Rakyat”, karya Putu Wijaya)
Tema yang diangkat pada teks cerpen di atas adalah...
a. Keadilan
b. kebersihan
c. Kesopanan
d. Kejujuran
e. Ketaatan
28. Persoalan yang diangkat pada penggalan teks cerpen di atas adalah...
a. Penanganan sebuah masalah
b. Cai perkara
c. Masalah yang tak berujung
d. Mempermasalahkan sebuah kejujuran
e. Membuat sebuah keputusan
29. Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Peradilan terhadap penjahat itu dimulai. Gambaran dari pengacara tua itu benar-benar terjadi
sidang perkara yang dilakukan oleh pengacara dan penjahat itu dimenangkan keduanya.
Penjahat itu bebas dengan tertawa lepas. Penjahat itu menerima kebebasannya dengan cepat
keluar negeri dan sulit untuk menjamahnya kembali.
(Dikutip dari cerpen “Peradilan Rakyat”, karya Putu Wijaya)
Penggalan teks di atas termasuk dalam tahapan alur...
a. Alur maju
b. Alur mundur
c. Alur maju mundur
d. Tahapan orientasi
e. Tahapan abstraksi
30. Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Mengetahui hal tersebut rakyat menjadi beramarah. Mereka turun kejalan dengan melakukan
demonstrasi besar-besaran dimana-mana, gedung-gedung di pengadilan dibakar, dan pengacara
muda itu diculik dan dibunuh
(Dikutip dari cerpen “Peradilan Rakyat”, karya Putu Wijaya)
Penggalan teks cerpen di atas termasuk dalam tahapan alur...
a. Alur maju
b. Alur mundur
c. Alur maju mundur
d. Tahapan orientasi
e. Tahapan abstraksi
31. Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Rakyat pun marah. Mereka terbakar dan mengalir bagai lava panas ke jalanan, menyerbu
dengan yel-yel dan poster-poster raksasa. Gedung pengadilan diserbu dan dibakar. Hakimnya
diburu-buru. Pengacara muda itu diculik, disiksa dan akhirnya baru dikembalikan sesudah jadi
mayat. Tetapi itu pun belum cukup. Rakyat terus mengaum dan hendak menggulingkan
pemerintahan yang sah.
(Dikutip dari cerpen “Peradilan Rakyat”, karya Putu Wijaya)
Suasana yang tergambar pada penggalan teks di atas adalah...
a. Emosi
b. Brutal
c. Kriminalitas
d. skandal
e. kebakaran
32. Cermati penggalan teks cerpen berikut ini
Pengacara tua itu terpagut di kursi rodanya. Sementara sekretaris jelitanya membacakan berita-
berita keganasan yang merebak di seluruh wilayah negara dengan suaranya yang empuk, air
mata menetes di pipi pengacara besar itu.
(Dikutip dari cerpen “Peradilan Rakyat”, karya Putu Wijaya)
Suasana yang tergambar pada penggalan teks cerpen di atas adalah... .
a. Sedih
b. Marah
c. Bahagia
d. Gelisah
e. Termenung
33. Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Pengacara muda sekarang menarik napas panjang. "Ya aku menerimanya, sebab aku seorang
profesional. Sebagai seorang pengacara aku tidak bisa menolak siapa pun orangnya yang
meminta agar aku melaksanakan kewajibanku sebagai pembela. Sebagai pembela, aku
mengabdi kepada mereka yang membutuhkan keahlianku untuk membantu pengadilan
menjalankan proses peradilan sehingga tercapai keputusan yang seadil-adilnya."Pengacara tua
mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti.
(Dikutip dari cerpen “Peradilan Rakyat”, karya Putu Wijaya)
Amanat yang dapat dipetik dari penggalan teks di atas adalah... .
a. Bekerja harus mempunyai sikap profesional
b. Bekerja harus percaya diri
c. Bekerja harus penuh tangung jawab
d. Bekerja harus disiplin
e. Bekerja harus penuh dengan ketaatan
34. Cermati kutipan cerpen berikut ini!
Walhasil, kesimpulanku, negara sudah memainkan sandiwara. Negara ingin menunjukkan
kepada rakyat dan dunia, bahwa kejahatan dibela oleh siapa pun, tetap kejahatan. Bila negara
tetap dapat menjebloskan bangsat itu sampai ke titik terakhirnya hukuman tembak mati,
walaupun sudah dibela oleh tim pembela seperti aku, maka negara akan mendapatkan
kemenangan ganda, karena kemenangan itu pastilah kemenangan yang telak dan bersih, karena
aku yang menjadi jaminannya. Negara hendak menjadikan aku sebagai pecundang. Dan itulah
yang aku tentang. Negara harusnya percaya bahwa menegakkan keadilan tidak bisa lain harus
dengan keadilan yang bersih, sebagaimana yang sudah Anda lakukan selama ini.
(Dikutip dari cerpen “Peradilan Rakya”, karya Putu Wijaya)
Pesan yang hendak disampaikan pengarang melalui teks cerpen di atas adalah...
a. Keadilan dimulai dari diri sendiri
b. Keadilan akan lebih indah jika dilakukan bersama
c. Keadian adalah sebuah jaminan
d. Keadilan harus dilakukan dengan bersih
e. Keadilan dan kejujuran harus saling berdampingan
35. Teks berikut untuk nomor 35,36,dan 37!
Hanya 30 menit kemudian Nadira sudah hadir di ruang rapat, lebih segar dan sudah berganti
baju.Tara tersenyum meski dia tidak bisa menyembunyikan keprihatinannya. Nadira langsung
duduk dihadapan Tara dan melirik ke kiri dan ke kanan.
“ Yang lain mana?”
“ Yang lain sedang liputan,Dir. Saya mau bicara…”
“ Oh…” Nadira terdiam beberapa saat.”Saya juga mau mengajukan satu permohonan ,Mas.”
“ Ya?”
“ Saya tahu, kita tak boleh memilih penugasan. Tapi hanya untuk minggu ini… saya minta tidak
dilibatkan tim laporan utama.”
Dalam keadaan biasa, sang Kepala Biro akan memberi ceramah dua jam tentang filsafaf majalah
Tera: bahwa siapa pun tidak boleh menolak penugasan yang diberikan. Tetapi setelah tiga tahun
kematian ibu Nadira, Tara tak pernah melihat Nadira tersenyum atau menangis. Diam-diam Tara
memperhatikan , Nadira sudah tak memiliki emosi.
(Leila S. Chudori, Tasbih)
Latar tempat dialog dalam kutipan itu terjadi di…
a. Ruang Rapt
b. Kantor
c. Rumah
d. Ruang OB
e. Halaman
36. Cerpen di atas mengisahkan sesaat kehidupan pelaku yaitu saat Nadira…
a. Masih bekerja di kantor itu
b. Saat Nadira sibuk
c. Saat Nadira lagi sehat
d. Saat Nadira lagi sakit
e. Saat Nadira kesusahan
37. Berdasarkan cara menyebut tokohnya, kutipan tersebut menggunakan sudut pandang…
a. Orang pertama
b. Orang kedua
c. Orang ketiga
d. Petama dan Kedua
e. Pertama dan ketiga
38. Teks berikut untuk nomor 38 dan 39 !
Kami adalah para pendatang yang awalnya tidak saling mengenal. Rutinitas sehari- hari
membuat sekedar kumpul-kumpul dengan tetangga sangat sulit. Tapi pohon kersen itu
perlahan-lahan tumbuh subur. Kami menyiramnya dengan rutin. Sejak kecil memagarinya
dengan kawat. Agar kambing yang lewat tidak memakannya. Padamulanya anak-anak yang
kerap bermain di situ.Lama –lama para ibu yang awalnya hanya mengawasi mereka. Lalu
menjadikannya sebagai tempat berkumpul yang menyenangkan. Kami akan tahu siapa yang
sakit, siapa yang butuh pertolongan.Rangkaian pembicaraan di bawah pohon itu setiap hari
berkembang kearah yang lebih besar.Terutama bagi diriku sendiri.Melalui kabar seorang
tetangga yang berbicara di bawah pohon kersen itulah, aku akhirnya mendapat pekerjaan. Dia
bercerita tentang lowongan pekerjaan di kantor suaminya.
(Horizon V,2010)
Kutipan cerita di atas secara garis besar sebenarnya mengisahkan...
a. Tentang seorang yang mengharapkan sebuah pekerjaan
b. Kesah seorang tetangga
c. Tentang sebuah pohon karsen
d. Pertolongan bagi orang yang sakit
e. Anak-anak yang sedang bermain
39. Latar cerita yang paling kuat dalam kutipan di atas adalah...
a. Rumah
b. Taman
c. Jalan
d. Kamar
e. Ruang tamu

40. Teks berikut untuk nomor 40, dan 41!


Petugas berhenti,Mbah Jaripah terdiam dengan mulut sedikit terbuka.
“ Semua dan siapa saja tidak boleh lagi berjualan di trotoar pinggiran jalan raya. Jelas ya Mbah?”
“ Ya.. Iya… Deen.”
Seperti menangkap kebingungan yang terpancar di wajah Mbah Jaripah, petugas itu memberi
alasan tanpa diminta.
“ Kalau ingin jualan, di gang saja, jangan di pinggir jalan raya.”
“ Ya..Iya..Den.”
Petugas pergi, mobilnya berjalan mantap.Mbah Jaripah menata perlengkapannya dibantu Pak
Ngadiman-tukang becak langganannya. Becak pun dikayuh menuju gang ke arah rumah Mbah
Jaripah sebagaimana biasanya. Beberapa hari sesudah itu Mbah Jaripah tidak berjualan nasi.
Banyak yang betanya; Kenapa? Di mana? Apakah sakit? Hingga pada suatu hari Mbah Jaripah
berjualan lagi di sebuah gang sedikit ke arah timur dari tempat yang semula.
Pada hari pertama dan kedua sejak berjualan lagi, nasi tidak habis. Karena itu pada hari ketiga
beras yang dimasak dikurangi. Apalagi dalam beberapa hari ini harga beras dengan mantap naik
tanpa mau menoleh.Konon kenaikan ini disebabkan oleh dua hal yang bertentangan tetapi
keduanya secara bulat mendukung sepenuhnya kenaikan harga beras. Yang pertama adalah
bencana banjir yang dengan sangat bernafsu merusakbinasakan padi di sawah tanpa pandang
bulu. Yang kedua, kemarau panjang. Yang termasuk hebat adalah antara banjir dan kemarau
panjang yang bagai tanpa jarak. Tidak lama sesudah bencana banjir, hujan tak kunjung datang
secara berkepanjangan. Keduanya seperti sepakat untuk membuat beras menjadi langka, yang
artinya harga beras membubung.
( Subardi Agan, Sihir Air Mancur)
Hal yang dibahas dalam kutipan di atas adalah…
a. Penyebab beras naik
b. Kehidupan mbah jaripah
c. Kehidupan seorang tukang becak
d. Kemarua yang berkepanjangan
e. Banjir
41. Arti kata dari kata bergaris bawah di atas adalah
a. Masih utuh
b. Rusak ringan
c. Rusak berat
d. Hancur sebagian
e. Tidak tersisa sedikit pun
42. Teks berikut untuk nomor 42, 43, dan 44 !
Rahman duduk di trotoar jalan, memandang lesu pada monas yang menjulang tinggi di
atasnya.Kotak kayu kecilnya tetap setia berada di sampingnya.
“ Ah,seandainya emas di puncak monas itu milikku, tentu hidupku tidak seperti ini,” gumamnya.
Lamunannya melayang ke rumah besar di ujung jalan yang selalu ia kagumi setiap hari.
Andaikata ia punya rumah sebesar itu, tentulah ia bisa membahagiakan laki-laki itu
Satu hal yang membingungkan, laki-laki itu tidak mau dipanggil bapak atau ayah. Dia selalu
menghardiknya setiap kali dipanggil “Bapak”.Entah kenapa, padahal laki-laki itulah yang
membesarkannya sejak kecil. Rahman tidak tahu siapa orangtuanya dan di mana mereka
sekarang.Orang-orang bilang orangtuanya membuangnya saat masih bayi. Laki-laki itu
membesarkannya dan memperlakukan layaknya ayah pada anak.
( Azizatus Suhailah, Jangan Panggil Aku Ayah)
Latar tempat yang ada dalam kutipan di atas adalah...
a. Jalan
b. Trotoar Jalan
c. Selokan
d. Taman
e. ,Tempat Duduk di Taman
43. Tema kutipan tersebut adalah...
a. Pendidikan
b. Rasa syukur
c. Kesombongan
d. Dosa Terhadap Kedua Orang Tua
e. Keagamaan
44. Amanat yang ada dalam kutipan di atas adalah...
a. Seperti apa keadaan orang tua, dia tetap jadi orang yang paling berharga dalam kehidupan
b. Menjadi anak sholeh
c. Berbakti kepada Ayah
d. Berbakti Kepada Ibu
e. Mencintai sesama manusia
45. Sukri membawa pisau belati di pinggangnya. Pisau itu tajam, baru saja diasahnya. Dia tadi
mengasah pisau itu dengan hati panas. Malam minggu kemarin, dia datang ke rumah Sumarni,
kekasihnya. Mereka sudah lama berkasih-kasihan. Sukri mencintai Sumarni, Sumarni mencintai
Sukri.
Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam kutipan diatas adalah....
a. Orang pertama
b. Orang kedua
c. Orang ketiga
d. Orang pertama dan kedua
e. Orang pertama dan ketiga
46. Ketua tim memperhatikan. Sesaat menggeleng-gelengkan kepala, dan aku membayangkan
diplomasi anak buah saat melakukan pembebasan. “Oke, apa itu !” katanya.
“ Saya sepakat melepaskan tanah saya, yang akan jadi pabrik itu, karena di pabrik itu tidak hanya
dibutuhkan kantor, ruang kerja, halaman, dan seterusnya, pasti juga masjid. Dan saya melepas
tanah saya karena di areal itu akan ada masjid. Tapi, bahkan para pekerja tak diberi jam istirahat
untuk sholat dan area itu saya menuntut...”
“Pak,” kata ketua tim, “ Agama memang perlu dan sangat diperlukan, tapi ada hal lain yang lebih
mendesak, yakni perut dan lapangan kerja. Kami mengabaikannya untuk itu. Lagi pula,di berkas
ini, Bapak menyatakan setuju dan tanpa catatan apa-apa.”
Penggalan cerpen di atas bertema....
a. Keagamaan
b. Sosial
c. Politik
d. Pendidikan
e. Budaya
47. “Maaf, Pak, pada malam hari kendaraan umum sangat jarang ada. Kalau Bapak mengizinkan,
saya ingin meminjam kendaraan untuk membawanya ke rumah sakit.” “Boleh, Pak Asmar.
Bawalah anak itu cepat-cepat ke dokter! Ini kunci mobil dan sedikit uang untuk berobat.”
Latar yang terdapat dalam penggalan cerita di atas adalah
a. Kendaraan Umum
b. Samping kendaraan umum
c. Rumah Sakit
d. Ruangan dokter
e. Parkiran
48. “Mohammad-San inilah rumahku.” Toshihiko berkata ketika kami sampai di depan sebuah
rumah kayu yang sederhana. Lalu berteriak, “Ibu! Inilah tamu yang kita tunggu. Lihatlah, Orang
Indonesia yang tersesat di kebun anggur Katsunuma. Bukankah ini suatu kehormatan bagi kita.”
Watak Toshihiko dalam kutipan cerpen tersebut adalah
a. Sopan
b. Keras
c. Pendiam
d. Sabar
e. Tidak beretika

49. Bacalah kutipan cerpen berikut!


(1) “Ini sekalian untuk periksa Puput ke dokter. Biaya dokter mahal. Ayo terima saja. Aku sedih
dengar Puput sakit ...” jelas Katropal. (2) Setelah mendapatkan uang, Lasmi segera membawa
Puput ke dokter. Dia ingin anak semata wayangnya segera sembuh. (3) Dokter menyarankan
Puput dibawa ke rumah sakit. Tanpa kata-kata Lasmi meninggalkan ruang praktik dokter. Kepala
Lasmi tiba-tiba berdenyut nyeri. Tidak pernah terbayangkan oleh Lasmi jika suatu hari ia harus
berurusan dengan rumah sakit. Berurusan dengan rumah sakit seperti berurusan dengan polisi
pasti berbelit dan selalu berhubungan dengan duit. Hal terakhir ini yang membuat kepala Lasmi
terus berdenyut nyeri. (4) Menggendong Puput membuat Lasmi semakin tidak berdaya.
Bukti latar kutipan cerpen tersebut di ruang praktik dokter tergambar pada kalimat bernomor
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
50. Perhatikan dua kutipan teks cerpen berikut!
Teks 1
“Beli apa, Kang?” tanya Oji.
Kang Maman tersenyum.
“Kayak jilbab ya, Kang?” tanyaku.
“Iya, saya membeli jilbab.”
“Satu lagi, itu apa, Kang?” tanya Ali.
“Lihat saja sendiri,” kata Kang Maman sambil menyerahkan pakaian yang ditunjuk Ali.
Aku yang mengambil pakaian itu. Waktu aku buka lipatannya, ternyata benda itu membuat kami
terkejut! Benda itu adalah rok mini!
(Dikutip dari cerpen “Jilbab dan Rok Mini” karya Insan Purnama)
Teks 2
Nama lengkapnya Abdurrahman. Tapi, ia lebih akrab dipanggil Kang Maman. Ia asli kelahiran
Tasikmalaya 28 tahun yang silam. Pindah ke Jakarta tahun 1990, saat ia harus melanjutkan
kuliah di IKIP, di Jurusan Pendidikan Bahasa Arab. Ayahnya seorang kiai. Pesantren ayahnya
tidak besar, tetapi merupakan salah satu pesantren tertua di Tasikmalaya.
(Dikutip dari cerpen “Jilbab dan Rok Mini” karya Insan Purnama)
Perbedaan struktur isi dua kutipan teks cerpen di atas adalah .…
a. Dialog dan pernyataan
b. Abstraksi dan orientasi
c. Koda dan evaluasi
d. Argumentasi dan pernyataan
e. Pernyataan dan dialog

Anda mungkin juga menyukai