Anda di halaman 1dari 15

Tugas

Bahasa Indonesia
Di susun oleh : Kelompok 1
ANGGOTA KELOMPOK

Andika Lase Ester Harefa Farrel Hulu

Grace
Telaumbanua Stefani Hura Timothy Zebua
Biografi Danarto

Nama : Danarto
Tempat/Tanggal lahir : Sragen,27 Juni 1941
Pendidikan : Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Karya yang terkenal :
-Godlob
-Setangkai Melati di Sayap Jibril
-Adam Ma'rifat
-Obrok Owok-owok
Penghargaan :
-cerpen,Adam Ma'rifat, memenangkan Hadiah Sastra 1982 Dewan Kesenian
Jakarta, dan Hadiah Buku Utama 1982
-Beberapa cerpennya diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis dan Belanda
-SEA Write Award dari kerajaan Thailand (1988),dsb
Wafat : 10 April 2018
Cerpen :
Macan Lapar
Ketika saya membaca SMS dari sahabat saya William John dari California bahwa ia akan
datang ke Solo untuk mencari Putri Solo yang gaya berjalannya seperti Macan Lapar, saya
terbahak. Ketika ia melanjutkan SMS-nya bahwa jika ia tidak menemukan seorang Putri
Solo yang Macan Lapar itu, dalam bahasa Jawa: Macan Luwe, berarti saya
menyembunyikannya. Lagi-lagi saya terbahak.

Sebaliknya saya mengancam, jika ia main-main saja dengan Putri Solo, misalnya
mengajaknya kumpul kebo, saya akan melaporkannya ke Presiden Obama. Ternyata John
berani bersumpah bahwa ia serius akan menikahi Putri Solo yang Macan Lapar itu dan
memboyongnya ke Amerika. Anak keturunannya kelak, janji John, merupakan masyarakat
baru Amerika yang akan mendatangkan berkah. Saya menyambutnya dengan mengucap
amin, amin, amin. Okey, jawab saya. Insya Allah, John, saya akan membantumu untuk
menemukan Putri Solo si Macan Lapar itu.
John adalah seorang arkeolog. Perkenalannya dengan dunia Timur ketika ia melancong ke Jawa Tengah
dan Jawa Timur untuk memelototi candi-candi. Waktu itu ia masih berusia 23 tahun, sedang giat-giatnya
menjaring ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya. Candi Borobudur sudah tentu, Prambanan, Mendut,
Sukuh, Panataran, semuanya, sudah pindah ke benaknya. Tentu banyak lagi. Setelah John menjadi
profesor di usia 25, ia sadar bahwa tak ada gunanya seorang profesor yang jomblo. Ia merasa sangat
kesepian. John sebenarnya sudah menjalin hubungan dengan sejumlah mahasiswinya. Tapi semuanya
menolak untuk dinikahi, yang membuat John uring-uringan.
Menurut John, masa bahagia adalah ketika kuliah di Solo, ia menginap di rumah saya di bilangan
Notosuman, bertetangga dengan kedai Srabi Notosuman yang termasyhur itu. Bagaimana ia tidak
berbahagia, segalanya tersedia dengan gampang. Tidak seperti di Amerika yang segalanya harus ia
lakukan sendiri, di Solo jika lapar bisa langsung makan, bila pengin ngopi tinggal pesan, bila pakaian
kotor tinggal dilemparkan. Jika nonton pertunjukan, pergi kuliah, maupun piknik, cukup dengan naik
sepeda.
Di universitasnya, UCLA, John berkenalan dengan Eko, seorang penari dari Solo yang sedang melakukan
tur ke 30 universitas Amerika untuk menari. Eko menyarankan supaya John menikah dengan gadis Solo
saja. Di samping gemi, nastiti, ngati-ati (irit, terperinci, berhati-hati), putri Solo gaya berjalannya persis
macan lapar yang bisa membekukan waktu.
Tetapi, menurut Fafa Dyah Kusumaning Ayu, seorang DJ yang menjelma sejarawan yang mbaurekso
(mengayomi) kota Solo, putri Solo yang gaya berjalannya persis macan lapar itu sudah tidak ada lagi.
Menurut dia, dari satu artikel yang dibacanya, putri Solo yang demikian, yang terakhir terlihat di zaman
penjajahan Jepang, yaitu di tahun 40-an. Mendengar ini, Eko dari Boston kirim SMS: Fafa, lo jangan bikin
John pesimistis. Fafa pun menjawab: Eko, lo jangan mengada-ada. Di bandara Adi Sumarmo, Solo, saya dan
anak-anak, Ning, Nong, dan Nug, menjemput John yang datang lewat Bali. Di rumah, ibunya anak-anak
menyiapkan nasi goreng ikan asin kesukaan John. Ia tinggal di rumah penginapan penduduk yang banyak
bertebaran di kampung-kampung. Serta-merta ia diminta mengajar di ISI (Institut Seni Indonesia) untuk mata
pelajaran arkeologi budaya.
Menurut Fafa, gaya berjalan Macan Lapar adalah gaya berjalan yang bertumpu pada pinggul dan pundak.
Jika melangkah, sebagaimana orang berjalan, pinggul kanan berkelok muncul keluar dari garis tubuh, maka
pundak kiri lunglai ke depan. Begitu bergantian, pinggul kiri mencuat, pundak kanan lunglai ke depan. Irama
ini dalam paduan langkah yang pelan. Gaya berjalan begini akhirnya diadopsi oleh para art director fashion
show menjadi gaya berjalan yang kita kenal sekarang oleh para peragawati di seluruh dunia di atas cat-walk.
Megal-megol-nya para peragawati Eropa, Amerika, maupun Asia, menurut Fafa sangat teknis.
Hal itu tampak

ketika para peragawati sudah tidak di atas cat-walk lagi, mereka ternyata berjalan biasa saja,

sebagaimana orang-orang biasa berjalan. Artinya, megal-megol mereka di atas cat-walk belum

merupakan kekayaan budaya fashion show. Padahal macan laparnya putri Solo itu tulen,

alamiah, menyatu dengan tubuh yang hidup dalam budaya tradisinya. Meski cuma berjalan di

dalam rumahnya, gaya berjalan Putri Solo tetap persis macan lapar. Sehingga Putri Solo jauh

lebih gandes, luwes, kewes, dan sensuous.

Pada suatu hari di siang yang panas, ketika saya dan Nug selesai jumatan di Masjid Gede, lalu

bergabung dengan Ning, Nong, dan ibunya anak-anak untuk menikmati tengkleng, semacam

sop tetelan daging sapi atau kambing khas Solo di gerbang Pasar Klewer, tiba-tiba
Mendadak muncul seorang gadis yang berpakaian lengkap mengesankan seorang penari. Kami

terperangah melihat gaya jalannya yang Macan Lapar. Ketika pinggul kanan mencuat ke

samping, pundak kanan tertarik ke belakang, sedang pundak kiri mencuat ke depan. Begitu
bergantian. Sungguh cara berjalan yang menggetarkan. Langkah yang pelan, yang pasti, yang
terkonsentrasi penuh. Namun gaya ini—sekali lagi–tulen. Gadis itu melenggang ke pintu
masuk keraton ketika tiba-tiba John meloncat mengejarnya. Fafa mencoba menahan John. Saya
dan Modrik serta pak Jokowi ikut berlari mengejar. Prapto, Sadra, dan Panggah terbahak.
Gundono berteriak dan tertawa, ”Kejar! Kejar!” sambil mencakar cukelelenya keras-keras
membangun ketegangan.
Ketika John mencapai teras keraton, kami melihat pemandangan yang mengerikan: John jadi
Cleret Gombel! Menyaksikan John yang bermetamorfosis jadi sebangsa bunglon yang bisa
terbang itu, gadis yang dikejar itu berteriak-teriak ketakutan lalu meloncat ke dalam ke halaman
dalam keraton. Kami berloncatan meringkus John si Cleret Gombel.
Saya dan pak Jokowi

terlempar. Fafa menjerit karena si Cleret Gombel menggeram sambil memperlihatkan

taringnya. Mas Modrik yang persis Samson itu dengan kuat meringkus John hingga roboh.

John terus meronta menggeram-geram sambil unjuk taringnya yang putih berkilat. Kemudian

dengan mobil hardtop mas Modrik, ramai-ramai John kami serahkan kepada pak Oei Hong

Djien, guru spiritual yang khusus menangani keseimbangan pikiran dan perasaan, dari

komunitas kebatinan Sumarah. Kami sepakat membantu John untuk melamar penari Macan

Lapar itu yang kemudian ketahuan namanya Intan Paramaditha.


Analisis Unsur intrinsik
1. Tema : percintaan
2. Penokohan :
• William john merupakan tokoh protagonis dalam cerpen tersebut. Dimana ia dikisahkan sebagai seseorang yang tidak menyerah dalam mencari sang putri solo untuk dijadikan sebagai istri
• Fafa dyah kusumaning ayu, Eko, Intan paramadhita, Rahayu supanggah, Modrik sangidu, Sadra, Slamet gundono, suprapto suryodarmo dan pak jokowi. Mereka semua adalah tokoh figuran
yang berusaha mendukung john dalam menemukan sang putri solo untuk dijadikan istri.
3. Alur : alur dalam cerpen tersebut adalah alur maju atau yang biasa disebut alur progresif yang merupakan tindakan yang memuncak pada akhir cerita. Dalam cerpen macan lapar alurnya
dimulai ketika john meminta bantuan temannya untuk mencari putri solo untuk dinikahi. Kemudian dilanjutkan dengan pendapat dan saran dari teman-temannya mengenai putri solo.
Lalu dilanjutkan dengan konfliknya dimana john mengejar sang putri solo atau sang macan lapar. Dan pada akhirnya dilanjutkan dengan tahap resolusi. Dimana pada akhir cerita diakhiri
dengan solusi dari konflik yang dialami john.
4. Latar :
• Latar tempat : solo
• Latar suasana : bahagia
• Latar waktu : selepas ashar atau maghrib.
5. Sudut pandang
Sudut pandang dalam cerpet macan lapar adalah sudut pandang orang ketiga
6. Gaya bahasa
• Gaya bahasa klimaks,yaitu jenis gaya bahasa yang berupa susunan ungkapan yang semakin mengandung penekanan.
Contoh dalam teks:
"ketika saya membaca SMS dari sahabat saya ...........................saya terbahak".
•Gaya bahasa antitetis yaitu majas yang menggunakan dua kata yang berlawanan untuk mengungkapkan suatu pertentangan.
Contoh dalam cerpen : "Sebaliknya saya mengancam, jika..................sebelumnya
• Gaya bahasa hiperbola,yaitu gaya bahasa yang mengungkapkan sesuatu hal secara berlebihan bahkan terkesan tidak masuk akal.
Contoh dalam cerpen :
“Ketika John mencapai teras .............halaman dalam keraton.”
7. Amanat
Amanat dalam cerpen macan lapar adalah
Seperti halnya teman-temannya john, kita juga harus saling mendukung dan membantu teman dalam mencapai suatu hal.
Analisis Kehidupan di dalamnya
Nilai budaya
1. Dengan adanya unsur-unsur kebudayaan Indonesia seperti Putri Solo,Candi Borobudur,dan ditambah dengan kalimat
kalimat daerah Indonesia,cerpen ini bermaksud tersembunyi yaitu agar kita tetap selalu mempertahankan serta
melestarikan budaya tradisional Indonesia khususnya ketika berkarya.
2."Ketika saya membaca SMS dari sahabat saya William John dari California bahwa ia akan datang ke Solo untuk
mencari Putri Solo yang gaya berjalannya seperti Macan Lapar, saya terbahak". Kalimat ini secara tidak langsung
mengandung nilai budaya yg tersembunyi yaitu agar setiap orang tetap mencintai budaya lokal yakni budaya asalnya
sendiri,baik itu orangnya,adatnya, bangunan tradisional dsb.

Nilai moral
Tetap berusaha dan teguh dalam mencapai apa yang kita inginkan atau kita ingin dapatkan, mungkin atau tidak
mungkin itu adalah hal belakangan untuk dipikirkan,yang penting adalah kita punya usaha dan niat yang besar dan
kuat.

Nilai sosial
Sebagai teman yang baik,kita harus selalu membantu,menolong,dan berusaha mendukung apa yang teman kita inginka.
Analisis Unsur dominan
Unsur yang dominan pada cerpen Macan Lapar adalah unsur intrinsik. Unsur instrinsik terdiri atas :
1. Tema adalah ide atau gagasan yang melatarbelakangi sebuah cerita.
(berkisah tentang Cinta)
2. Alur atau plot merupakan urutan kejadian atau peristiwa yang membentuk sebuah cerita.
(alur maju)
3.Latar atau setting yaitu tempat, waktu, dan keadaan yang menimbulkan sesuatu peristiwa dalam cerita
Di kota Solo
4. Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam sebuah cerita.
- William John: seseorang pemuda yang mencari Putri Solo untuk dijadikan istri
- Fafa dyah kusumaning ayu
- Intan Pramadhita
- eko
- Pak jokowi
-slamet Gundono
5. Sudut pandang yaitu posisi pengarang dalam membawakan cerita
•Orang ketiga
6. Amanat yaitu pesan atau ajaran yang hendak disampaikan pengarang.
(kita harus saling membantu dan pantang menyerah untuk mencapai sesuatu)
Struktur
1. abstrak:
Ketika saya membaca SMS.......... Macan Lapar itu.
2.orientasi
John adalah seorang arkeolog.......... naik sepeda.
3.komplikasi:
Di universitasnya,............. kewes, dan sensuous.
4.evaluasi:
Pada suatu hari di siang yang panas........... untuk menerima kejutan.
5.resolusi:
Mendadak muncul...........Intan Paramaditha.
6.koda:
Belakangan pak Jokowi melakukan ............. putri-putrinya yang elegan itu.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai