Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
MODUL
SPESIFIK
6.
MANAJEMEN
PUSKESMAS
A. Deskripsi
Singkat
Mengelola
puskesmas
sebagai
satu
unit
organisasi
yang
didalamnya
terdapat
sumber
daya
manusia,
peralatan,
anggaran
dan
program
program
kegiatan
dan
lingkungan
internal
dan
eksternal
memerlukan
ilmu
manajemen.
Manajemen
diterjemahkan
dalam
tiga
rangkaian
utama
yaitu
P1
Perencanaan,
P2
Penggerakan
dan
pelaksanaan
serta
P3
Pengawasan,
pengendalian
dan
Penilaian.
Langkah
pertama
dalam
mekanisme
Perencanaan
Tingkat
Puskesmas
adalah
menyusun
RUK
yang
meliputi
usulan
kegiatan
wajib
dan
usulan
kegiatan
pengembanga.
RUK
yang
telah
tersusun
dibahas
di
dinas
kesehatan
kab/kota
diajukan
ke
pemda
melalui
dinkes.
Selanjutnya
RUK
yang
sudah
terangkum
dalam
usulan
dinkes
akan
diajukan
ke
DPRD
untuk
memperoleh
dukugan
pembiayaan
dan
dukungan
politis
Dalam
penyelenggaraan
program/upaya
kesehatan
pokok
di
puskesmas
berdasarkan
rencana
yang
ada
dilakukan
pengorganisasian.
Dalam
pelaksanaan
program
kegiatan
harus
jelas
siapa
yang
menjadi
unsur
pimpinan
dan
siapa
yang
menjadi
unsur
supervisor,
dan
siapa
yang
menjadi
unsur
pelaksana.
dan
perlu
dibangun
komitmen
serta
koordinasi
perlu
dikembangkan
di
puskesmas
melalui
lokakarya
mini
bulanan
dan
lokakarya
mini
tribulanan.
Untuk
mengukur
kinerja
program
atau
pencapaian
program
maka
harus
dituangkan
dalam
dokumen
penilaian
kinerja
puskesmas
dengan
menghitung
hasil
capaian
dari
standart
pelayanan
minimal
dari
enam
upaya
kesehatan
wajib.dan
upaya
pengembangan
yang
diprioritaskan
sesuai
kebutuhan
di
wilayah
kerjanya.
Agar
dicapai
pelayanan
yang
bermutu
dan
berkinerja
tinggi,
untuk
itu
prinsip
dasar
mutu
dan
peningkatan
kinerja
perlu
dipahami
oleh
manajer
puskesmas
dan
staff,
salah
satu
diantaranya
juga
penyusunan
standar
prosedur
operasional
untuk
tiap
unit
pelayanan
Modul
1
akan
membahas
empat
pokok
bahasan
utama,
yaitu:
1. Pokok
Bahasan
1:Perencanaan
tingkat
puskesmas
2. Pokok
Bahasan
2:
Lokakarya
mini
Puskesmas
3. Pokok
Bahasan
3:
Penilaian
kinerja
Puskesmas
4. Pokok
bahasan
4:
Pelayanan
bermutu
berdasarkan
Standar
Operasional
Prosedur
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 1
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
B. Tujuan
Pembelajaran:
a. Tujuan
pembelajaran
umum:
Peserta
latih
memahami
manajemen
pengelolaan
di
puskesmas
dengan
melakukan
penyusunan
perencanaan,
melaksanakan
penggerakan
pelaksanaan
berdasarkan
rencana
kerja,
melaksanakan
penilaian
kinerja
puskesmas
berdasarkan
SPM
yang
ada,
serta
melaksanakan
pelayanan
kesehatan
yang
bermutu
dengan
berlandaskan
pada
dokumen
SOP
yang
ditetapkan.
b. Tujuan
pembelajaran
khusus:
1. Peserta
memahami
tahapan
dalam
penyusunan
perencanaan
puskesmas
2. Peserta
mampu
menyelenggarakan
lokakarya
mini
bulanan
dan
tribulanan
puskesmas
untuk
menggalang
komitmen
dan
koordinasi.
3. Peserta
mampu
memahami
tehnik
penilaian
kinerja
berdasarkan
SPM
(
standar
pelayanan
minimal
)
4. Peserta
mampu
meberikan
pelayanan
bermutu
berdasarkan
SOP
yang
telah
ditetapkan
C. Alokasi
Waktu:
Alokasi
waktu
yang
dibutuhkan
untuk
pembelajaran
dan
memahami
modul
ini
adalah
pada
minggu
pertama
e-‐learning.
D. Pelatih/Narasumber:
Mentor
lokal,
dan
fasilitator/narasumber
dari
lembaga
konsultan.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 2
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
POKOK
BAHASAN
I
PERENCANAAN
TINGKAT
PUSKESMAS
I. Pengantar
Langkah
pertama
dalam
mekanisme
Perencanaan
Tingkat
Puskesmas
adalah
menyusun
RUK
yang
meliputi
usulan
kegiatan
wajib
dan
usulan
kegiatan
pengembanga.
RUK
yang
telah
tersusun
dibahas
di
dinas
kesehatan
kab/kota
diajukan
ke
pemda
melalui
dinkes.
Selanjutnya
RUK
yang
sudah
terangkum
dalam
usulan
dinkes
akan
diajukan
ke
DPRD
untuk
memperoleh
dukugan
pembiayaan
dan
dukungan
politis
II. Tujuan
Pembelajaran
1. Tujuan
Pembelajaran
Umum
Setelah
selesainya
pembahasan
modul
perencanaan
tingkat
puskesmas
peserta
mempunyai
ketrampilan
dalam
menyusun
perencanaan
kegiatan
tahunan
berdasarkan
fungsi
dan
asas
penyelenggara
Tujuan
Khusus:
setelah
selesainya
pembahasan
modul
Perencanaan
Tingkat
Puskesmas,
perserta
latih
mempunyai
kompetensi:
ehnik
pengorganisasian
ini
peserta
latih
mampu
menerapkan
pengorganisasian
dengan
benar
dilingkungan
organisasinya
sesuai
tunturan
dan
perubahan
lingkungan
2. Tujuan
Pembelajaran
Khusus
Setelah
selesainya
pembahasan
modul
Perencanaan
Puskesmas,
perserta
latih
diharapkan
mempunyai
kompetensi:
1. Mampu
menjelaskan
tahapan
perencanaan
puskesmas
2. Mampu
menganalisis
data
sebagai
bahan
penyusunan
rencana
kegiatan
program
puskesmas.
3. Mampu
memanfaatkan
data
kesehatan
dan
hasil
evaluasi
kinerja
untuk
menyusun
rencana
kegiatan
puskesmas.
4. Mampu
menyusun
RUK
Puskesmas
untuk
tahun
berikutnya
5. Mampu
menyusun
RPK
setelah
diterimanya
alokasi
sumber
daya
untuk
kegiatan
tahun
berjalan
dari
berbagai
sumber
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 3
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
III. Pokok
Bahasan
Dan
Sub
Pokok
Bahasan
1. Pentahapan
penyusunan
rencana
puskesmas
2. Analisis
data
sebagai
bahan
penyusunan
rencana
kegiatan
program
puskesmas.
3. Pemanfaatan
data
data
kesehatan
dan
hasil
evaluasi
kinerja
untuk
menyusun
rencana
kegiatan
puskesmas.
4. Penyusunan
RUK
Puskesmas
untuk
tahun
berikutnya
5. Penyusunan
RPK
setelah
diterimanya
alokasi
sumber
daya
untuk
kegiatan
tahun
berjalan
dari
berbagai
sumber
IV. Alokasi
Waktu:
Selama
minggu
ke
tiga
dan
keempat
pembelajaran
berbasis
web.
V. Pelatih:
Tutor
lokal,
fasilitator
lembaga
konsultan
dan
NS
sesuai
materi.
VI. Bahan
Ajar:
A. Pendahuluan.
1. Manfaat
Perencanaan
Tingkat
Puskesmas
a. Memberikan
petunjuk
untuk
menyeleng-‐garakan
upaya
kesehatan
secara
efektif
&
efisien
b. Memudahkan
pengawasan
&
pertanggung-‐jawaban
c. Dapat
mempertimbangkan
hambatan,
dukungan
dan
potensi
yang
ada
2. Fungsi
Puskesmas
Pusat
penggerak
pembanguan
berwawasan
kesehatan,
Pusat
pemberdayaan
masyarakat
dibidang
kesehatan,
Pusat
pelayanan
kesehatan
strata
pertama
(perorangan
dan
masyarakat)
3. Ruang
Lingkup
PTP
(
Perencanaan
Tingkat
Puskesmas)
mencakup
:
a. Upaya
kesehatan
wajib
b. Upaya
kesehatan
pengembangan
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 4
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
c. Upaya
kesehatan
penunjang
Dalam
Sistem
Kesehatan
Nasional
(SKN)
pelaksanaan
program
kesehatan
diwujudkan
dalam
bentuk
upaya
kesehatan
masyarakat
(UKM)
dan
upaya
kesehatan
perorangan
(UKP)
yang
ditata
sedemikian
rupa
agar
saling
mendukung
untuk
meningkatkan
derajat
kesehatan
masyarakat.
Kep.Menkes
No.
128/Menkes/II/2004
tentang
Kebijakan
Dasar
Puskesmas,
pada
hakekatnya
reformasi
puskesmas
mengarah
pada
pemantapan
fungsi
puskesmas
dalam
UKP
dan
UKM
essensial,
termasuk
pengembanga
programnya
sesuai
dengan
kemampuan
dan
kompetensi
petugas
puskesmas.
6
upaya
wajib
yang
dilakukan
puskesmas
adalah
promosi
kesehatan,
kesehatan
lingkunga,
KIA
dan
KB,
perbaikan
gizi
masyarakat,
pencegahan
dan
pemberantasan
penyakit
menular,
dan
pengobatan.
Selain
itu
puskesmas
juga
dapat
melakukan
upaya
kesehatan
pengembangan
antara
lain
kesehatan
sekolah,
kesehatan
olahraga,
kesehatan
kerja,
kesehatan
gizi
dan
mulut,
dan
kesehatan
jiwa.
4. Manajemen
Perencanaan
Puskesmas
Perencanaan
adalah
suatu
proses
sistematik
untuk
menentukan
masalah,
memperhitungkan
sampai
berapa
jauh
masalah
dianggap
sebagai
kebutuhan
yang
harus
dipecahkan,
memformulasikan
tujuan
(goals)
dan
sasaran
(objektives)
yang
realistik
untuk
mengurangi
masalah
tersebut,
memilih
alternative,
menetapkan
strategi
intervensi
program,
merinci
program
dalam
kegiatan,
dan
menilai
hasil-‐
hasil
program
yang
dilaksanakan.
Perencanaan
adalah
proses
penyusunan
rencana
tahunan
Puskesmas
untuk
mengatasi
masalah
kesehatan
di
wilayah
kerja
puskesmas.
Rencana
tahunan
puskesmas
dibedakan
atas
dua
macam.
a. Pertama,
rencana
tahunan
upaya
kesehatan
wajib.
b.
Kedua,
rencana
tahunan
upaya
kesehatan
pengembangan.
Perencanaan
tingkat
puskesmas
adalah
Suatu
proses
penyusunan
rencana
kegiatan
puskesmas
pada
tahun
yang
akan
datang
yang
dilakukan
secara
sistematis
untuk
mengatasi
masalah
atau
sebagian
masalah
kesehatan
masyarakat
diwilayah
kerjanya
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 5
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
B. Tahapan
Perencanaan
Tingkat
Puskesmas
(PTP)
Apabila
akan
menyusun
perencanaan
di
puskesmas
kepala
puskesmas
beserta
staf
harus
memperhatikan
dan
melalui
empat
tahapan
,
supaya
hasil
perencanaan
berkualitas
dan
mendapatkan
masukan
dari
semua
komponen
organisasi.
Perencanaan
yang
adekuat
serta
disusun
dengan
mengikutsertakan
peran
anggota
organisasi
maka
dapat
dipastikan
sebagai
modal
keberhasilan
pencapaian
tujuan
pengelolaan
kegiatan
sebesar
50
%.
1. Tahap
persiapan
a. Mempersiapkan
staf
puskesmas
yang
terlibat
dalam
proses
Penyusunan
PTP
agar
memperoleh
kesamaan
pandangan
dan
pengetahuan
untuk
melaksanakan
tahap-‐tahap
perencanaan.
b. Ka
pukesmas
membentuk
tim
penyusun
PTP
yang
anggotanya
terdiri
dari
staf
puskesmas
c. menjelaskan
pedoman
PTP
kepada
tim
agar
dapat
memahami
pedoman,
demi
keberhasilan
penyusunan
PTP.
d. bersama-‐sama
tim
mempelajari
kebijakan
dan
pengarahan
yang
telah
diterapkan
oleh
Dinkes
Kabupaten
Kota,
Dinkes
Prov,
dan
Kementerian
Kesehatan
Catatan
Pelatih
:
Apakah
sdr
dalam
menyusun
perencanaan
puskesmas
sudah
melibatkan
staf?
dan
apa
dasar
pertimbangan
pemilihan
staf
yang
terpilih
menjadi
anggota
tim
?
2. Tahap
Analisis
Situasi
Untuk
memperoleh
informasi
mengenai
keadaan
dan
permasalahan
yang
di
hadapi
puskesmas
melalui
proses
analisis
terhadap
data
yang
dikumpulkan.
Ada
dua
kelompok
yang
perlu
di
kumpulkan
data
umum
dan
data
khusus
:
a. Data
umum
terdiri
atas
1) peta
wilayah
kerja
dan
fasilitas
pelayanan
(format
-‐1)
2) data
sumber
daya
terdiri
atas
Ketenagaan
(
format
2a),
Obat
dan
bahan
habis
pakai
(format
-‐2b),
peralatan
(format
2c),
sumber
pembiayaan
(format-‐2d),sarana
dan
prasarana
(format
2e)
3) data
peran
serta
masyarakat
(format-‐3)
4) data
penduduk
dan
sasaran
program
(format
-‐4)
5) data
sekolah(format-‐5)
6) data
kesling
wilayah
kerja
puskesmas
(format-‐6)
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 6
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
b. data
khusus
(
hasil
penilaiaian
kinerja
puskesmas)
1. data
kematian
(format
-‐7)
2. kunjungan
kesakitan
(format-‐8)
3. 10
besar
Pola
penyakit
(format-‐9)
4. status
kesehatan
5. kejadian
luar
biasa
/KLB
(format-‐10)
6. cakupan
program
Yankes
1
tahun
terakhir
per
desa
(format-‐11)
7. hasil
survey
(bila
ada)
(format-‐12)
Catatan
Pelatih:
Dari
sekumpulan
data
di
puskesmas
data
apa
saja
yang
belum
sdr
miliki
?
dan
bagaimana
cara
mengupayakan
agar
data
sdr
menjadi
lengkap?,
setelah
data
lengkap
bagaimana
sdr
memaknai
data
tersebut
dan
bagaimana
sdr
menganalisis
terhadap
data
dimaksud
?
3. Tahap
penyusunan
rencana
usulan
kegiatan
(RUK)
Berdasarkan
hasil
analisa
situsai
data
data
diatas
kemudian
disusun
rencana
usulan
kegiatan
Penyusunan
RUK
dilaksanakan
dengan
memperhatikan
:
1) Menyusun
RUK
kegiatan
bertujuan
untuk
mempertahankan
kegiatan
yang
sudah
dicapai
pada
periode
sebelumnya
dan
memperbaiki
program
yang
masih
bermasalah
2) Menyusun
Rencana
kegiatan
baru
yang
disesuakan
dengan
kondisi
kesehatan
diwilayah
tersebut
dan
kemampuan
puskesmas.
Penyusunan
RUK
terdiri
atas
dua
langkah
1) Analisa
masalah
dapat
dilakukaan
melalui
kesepakatan
kelompok
tim
penyusun
perencanaan
dan
Konsil
Kesehatan
Kecamatan
atau
BMKM(
badan
musyawarah
Kesehatan
Masyarakat)
atau
LSM
yang
peduli
bidang
kesehatan
di
kecamatan
a) Identifikasi
masalah
(
masalah
adalah
kesenjangan
antara
harapan
dan
kenyataan
yang
menimbulkan
rasa
tidak
puas
dan
ada
upaya
untuk
menanggulanginya
b) Menetapkan
urutan
prioritas
masalah
(
mengingat
adanya
keterbatasan
kemampuan
mengatasi
masalah
bersamaan
dan
sekaligus
juga
dlam
teknologi,
maka
dipilih
dengan
kesepakatan
Tim,
jika
tidak
tercapai
kesepakatan
maka
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 7
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
dilakukan
mengunakan
tools
manajemen
prioritas
masalah
seperti
CARL
c) Merumuskan
masalah
(
mencakup
apa
masalahnya,
siapa
yang
terkena
masalahnya,
berapa
besar
masalahnya,
dimana
masalahnya
dan
bilaman
masalah
itu
terjadi)
d) Mencari
akar
penyebab
masalah
(
dapat
digunakan
diagram
sebab
akibat
dari
ishikawa/diagram
tulang
ikan,
ataupun
dari
pendekatan
sistem
kemungkinan
penyebab
dari
Input
man
,
money,
material,
metode,
machine,
Proses
pelaksanaan
(
perencanaan,
penggerakan
pelaksanaan,
pengawasan,
pengendalian
dan
penilaian)
serta
serta
lingkungan.
Berdasarkan
kemampuan
staf
pilihlah
metode
yang
paling
dipahami
dan
mudah
dilaksanakan
2).
Penyusunan
rencana
usulan
kegiatan
:
meliputi
upaya
kesehatan
wajib,
pengembangan
dan
penunjang.
Yang
meliputi
:
a) Kegiatan
tahun
yang
akan
datang
(
meliputi
kegiatan
rutin,
sarana/prasarana,operasional,
dan
program
hasil
analisis
masalah)
b) Kebutuhan
sumber
daya
berdasar
sumber
daya
yang
ada
sekarang
c) Rekapitulasi
rencana
usulan
kegiatan
dan
sumber
daya
yang
dibutuhkan
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 8
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
RUK
disusun
dalam
bentuk
matrik
1 Kia/KB
2 Pengobatan
3 Gizi
4 Kesling
5 P2M
6 Promkes
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 9
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
no
Upaya
kesehatan
kegiatan
Tujuan
target
Vol
Rincian
Lokasi
Tenaga
jadwal
biaya
kegiatan
pelaks
pelaks
plksana
1 Kia /KB
2 Pengobatan
3 Gizi
4 P2M
5 Kesling
6 Promles
Dari
uraian
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
dalam
pentahapan
PTP
meliputi.
4
langkah,
yaitu
:
1. Tahap
persiapan
2. Tahap
Analisis
Masalah
3. Tahap
Penyusunan
Rencana
Usulan
kegiatan
(RUK)
4. Tahap
Penyusunan
Rencana
Pelaksanaan
Kegiatan
(RPK)
Sebagai
gambaran
utuh
maka
pemahaman
siklus
pemecahan
masalah
dan
pngambilan
keputusan
dapt
diuraikan
sebagai
berikut
ini,
yang
merupakan
prasyarat
bagi
peningkatan
kemampuan
pimpinan
dan
staf
di
puskesmas
:
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 10
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Di
dalam
pemecahan
masalah
terkandung
suatu
proses
Sistematika
yang
mempunyai
urutan
logis.
Langkah-‐langkah
dalam
pemecahan
masalah
selengkapnya
dapat
dilihat
pada
diagram
berikut
:
Penetapan
Masalah
Prioritas
Masalah
Kesenjangan
Analisa
Penyebab
Penilaian
Pemecahan
Masalah
Tujuan
/
Sasaran
Pelaksanaan
Alternatif
Pemecahan
Rencana
Pelaksanaan
Pengambilan
Keputusan
Untuk
lebih
jelasnya
tahapan
dan
langkah-‐langkah
pemecahan
masalah
dapat
diuraikan
sebagai
berikut
:
I. PENGERTIAN
MASALAH
Untuk
mengetahui
apakah
itu
masalah
maka
perlu
diketahui
mengenai
pengertian
masalah
yaitu
adnya
kesenjangan
antara
harapan
/
tujuan
yang
ingin
dicapai
dengan
kenyataan
yang
sesungguhnya
sehingga
menimbulkan
rasa
tidak
puas
dan
merasa
bertanggung
jawab
untuk
menanggulanginya.
Dengan
demikian
untuk
memutuskan
adanya
masalah
ada
3
syarat
yang
harus
dipenuhi,
yaitu
:
1. Adanya
kesenjangan
2. Adanya
rasa
tidak
puas
3. Adanya
rasa
tanggung
jawab
untuk
menanggulangi
masalah
Didalam
penetapan
masalah
harus
diketahui
keadaan
yang
diinginkan
berupa
sesuatu
yang
ideal
baik
berupa
Konsep,
target,
standar
dan
keadaan
sebenarnya,
dari
hasil
pengumpulan
data
berupa
wawancara
,
observasi,
pengukuran
maupun
angket.
Hasil
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 11
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
dari
dua
keadaan
tersebut
selanjutnya
dibandingkan
sehingga
diketahui
kesenjangannya.
Contoh
:
Keadaan
yang
diinginkan
(target
Imunisasi)
=
80
%
Keadaan
yang
sebenarnya
(cakupan
Imunisasi)
=
60
%
Kesenjangan
=
80
%
-‐
60
%
=
20
%
(Besarnya
Masalah)
Selanjutnya
untuk
mengetahui
rumusan
masalahnya
diperlukan
konfirmasi
dengan
menjawab
pertanyaan
4w
+
1
H
1. Apa
masalahnya
(What)
→
Imunisasi
2. Siapa
yang
bermasalah
(Who)
→
Petugas
imunisasi
3. Dimana
terjadinya
masalah
(Where)
→
Puskesmas
X
4. Kapan
terjadinya
(When)
→
Januari
2003
5. Berapa
besar
masalahnya
→
20
%
Dari
berbagai
masalah
yang
ditemukan
tidak
mungkin
seluruhnya
dapat
ditanggulangi,
untuk
itu
perlu
adanya
prioritas
masalah.
Metode
yang
digunakan
untuk
penentuan
prioritas
masalah
dapat
menggunakan
:
CARL
C
:
Capability
/Ketersediaan
Sumber
Daya
(dana
dan
sarana/
peralatan)
A
:
Accesibility/Kemudahan,
dapat
didasarkan
pada
ketersediaan
metode
/
cara/teknologi
serta
penunjang
pelaksanaan
seperti
peraturan
atau
juklak.
R
:
Readness
/Kesiapan
dari
tenaga
pelaksana
maupun
kesiapan
sasaran
seperti
keahlian
/
kemampuan
dan
motivasi
L
:
Leverage/
Seberapa
besar
pengaruh
kriteria
yang
satu
dengan
yang
lain
dalam
pemecahan
yang
dibahas.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 12
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Nilai
total
merupakan
hasil
perkalian
C
x
A
x
R
x
L,
urutan
ranking
atau
prioritas
adalah
nilai
tertinggi
sampai
nilai
terendah.
NO
MASALAH
C
A
R
L
NILAI
RANK
2 Balita BGM 2 3 2 3 36 2
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 13
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Contoh
matrik
Analisa
Penyebab
Masalah
III. PEMECAHAN
MASALAH
Setelah
kita
mengetahui
Penyebab
Masalah,
langkah
selanjutnya
berupa
Pemecahan
Masalah.
Untuk
penetapan
tujuan
ini
hendaknya
melihat
masalah
apa
yang
akan
ditanggulangi,
dalam
contoh
masalah
yang
akan
ditanggulangi
adalah
masalah
cakupan
imunisasi
yang
masih
rendah.
Tujuan
:
Meningkatkan
cakupan
imunisasi
dari
60
%
menjadi
80
%
dalam
waktu
satu
tahun
di
Puskesmas
Bara
api.
Langkah
kedua
:
Penetapan
sasaran
Seperti
diketahui
untuk
mencapai
tujuan
dapat
dilakukan
dengan
menanggulangi
faktor
Penyebab
timbulnya
masalah,
untuk
itu
faktor
penyebab
tersebut
merupakan
sasaran
yang
akan
ditanggulangi
Dari
contoh
di
atas
faktor
penyebab
masalah
dilihat
dari
3
faktor
yaitu
:
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 14
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Untuk
menanggulangi
masalah
ini
kita
dapat
melakukan
dengan
pendekatan
sistim
yaitu
dengan
menggunakan
sudut
pandang
upaya
upaya
aktif
untuk
menyelesaikan
masalah
yang
terdapat
pada
faktor
penyebab.
Dari
faktor-‐faktor
tersebut
maka
sasaran
yang
akan
diperbaiki
adalah
:
A. Sasaran
terdapat
faktor
manajemen
(proses)
:
Menyusun
POA
B. Sasaran
terhadap
faktor
Sumber
Daya
:
Mengusahakan
tenaga
C. Sasaran
terhadap
faktor
Lingkungan
:
meningkatkan
pengetahuan
masyarakat
tentang
imunisasi.
Langkah
ketiga
Pengembangan
altematif
cara/
langkah
tindakan
yang
digunakan
untuk
mengatasi
sasaran.
Sasaran
Alternatif
Kegiatan
IV. PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Setelah
kita
mengembangkan
berbagai
altematif
untuk
pemecahan,
maka
kegiatan
selanjutnya
berupa
penyaringan
kegiatan
dengan
menggunakan
pertimbangan
(
Syarat
mutlak
).
Persyaratan
mutlak
yang
harus
dipenuhi
oleh
keputusan
yang
akan
k ita
h asilkan
b iasanya
m enyangkut
d ua
h al
yaitu
:
output
(
hasil
)
1.
input
(
Sumber
daya
)
2.
Langkah
pertama
Penyaringan
kegiatan
dengan
kritera
mutlak.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 15
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
mutlak
berikan
nilai
I
apabila
dapat
dilaksanakan
dan
nilai
0
apabila
tidak
dapat
dilaksanakan
.
Penyaringan
kegiatan
yang
akan
dilaksanakan
dalam
rangka
Peningkatan
cakupan
imunisasi.
Kriteria
Jika
salah
satu
dari
kegiatan
tersebut
tidak
memenuhi
persyaratan
kriteria
mutlak
(
nilainya
=
0)
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 16
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Contoh
:
Biayanya
murah.
1.
Mudah
dilaksanakan
oleh
staf
Puskesmas
2.
Bersifat
mendidik.
3.
Langkah
kedua:
Dari
hasil
diatas
maka
Keputusan
yang
diambil
untuk
kegiatan
meningkatkan
cakupan
imunisasi
adalah
:
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 17
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
V. RENCANA
PELAKSANAAN
(
PENYUSUNAN
POA
)
Rencana
pelaksanaan
disusun
oleh
masing-‐masing
penanggung
jawab
dibantu
oleh
anggota
lainnya,
rencana
kegiatan
dibuat
dalam
bentuk
matrik
yang
isinya
meliputi
:
kegiatan,
tujuan,
waktu,
tempat,
pelaksana
dan
biaya.
VI. PENILAIAN
Matrik
Penilaian
Kriteria
:
Adalah
ciri
dari
subyek
yang
akan
dinilai,
bisa
kriteria
input,
proses,
output,
dampak.
Indikator
:
Variabel/subvariabel
yang
memberi
petunjuk
adanya
perubahan
dari
kriteria.
Standart
:
Tingkat
/
level
yang
dipakai
untuk
membanding
dari
variabel
/
sub
variabel
pada
Indikator.
Data
:
Data
yang
diperoleh
pada
saat
pelaksanaan
evaluasi
berupa
keadaan
yang
sebenarnya.
Hasil
:
Merupakan
interprestasi
dari
data
sesudah
dibandingkan
dengan
standar
yang
telah
ditentukan
berupa
efektifitas
atau
efisiensi.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 18
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Contoh
:
Kriteria
Indikator
Standar
Pengukuran
Data
Hasil
Output
cakupan
Jml
bayi
Jml
bayi
yang
Jml
bayi
300
Imunisasi
yang
direncanakan
diimunisasi
diimunisasi
mendapat
dibanding
jml
x
100
130
%
efektif
imunisasi
bayi
yang
ada
230
Rencana
Pelaksanaan
dan
Pengendalian
Langkah-‐langkah
pelaksanaan
dan
pengendalian
adalah
sebagai
berikut
:
1).
Pengorganisasian
Menetapkan
para
penanggung
jawab
dan
para
pelaksana
untuk
setiapkegiatan
serta
untuk
setiap
satuan
wilayah
kerja.
2).
Penyelenggaraan
Pelaksana
yang
telah
ditetapkan
pada
pengorganisasian,
ditugaskan
menyelenggarakan
kegiatan
Puskesmas
sesuai
dengan
rencana
yang
telah
ditetapkan.
a).
Mengkaji
ulang
rencana
pelaksanaan
yang
telah
disusun
terutama
yang
menyangkut
jadwal
pelaksanaan,
target
pencapaian,
lokasi
wilayah
kerja
dan
rincian
tugas
penanggung
jawab
dan
pelaksana.
b).
Menyusun
jadwal
kegiatan
bulanan
untuk
tiap
petugas
sesuai
dengan
rencana
pelaksanaan
yang
telah
disusun.
Beban
kegiatan
Puskesmas
harus
terbagi
habis
dan
merata
kepada
seluruh
petugas.
c).
Menyelenggarakan
dan
melaksanakan
kegiatan
sesuai
dengan
jadwal
yang
telah
ditetapkan.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 19
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
3).
Kendali
Mutu
Prinsip
program
kendali
mutu
adalah
kepatutan
terhadap
berbagai
standart
dan
pedoman
pelayanan
serta
etika
profesi,
yang
memuaskan
pemakai
jasa
pelayanan
yang
telah
dilaksanakan
setiap
6
bulan
sekali.
4).
Kendali
Biaya
Penyelenggaraan
kegiatan
Puskesmas
harus
menerapkan
program
kendali
biaya.
Prinsip
program
kendali
biaya
adalah
kepatuhan
terhadap
rencana
biaya
yang
telah
ditetapkan
sesuai
penetapan
anggaran
dan
dapat
dipertanggungjawabkan
akuntabilitas
penggunaan
anggaran
dimaksud,
Langkah
-‐
Langkah
a. Secara
singkat
langkah-‐langkah
dalam
menyusun
rencana
pelaksanaan
program
program
di
Puskesmas
adalah
sebagai
berikut
:
b.
Mengidentifikasi
indikator
tiap-‐tiap
kegiatan.
Setiap
kegiatan
dalam
program
di
Puskesmas
mempunyai
indikator
masing-‐masing
agar
petugas
dapat
dengan
mudah
melaksanakan
program/kegiatan
tersebut
maka
perlu
lebih
dahulu
diidentifikasi
indikator
dari
program
atau
kegiatan
itu.
Indikator
ini
distetapkan
sesuai
standar
pelayanan
minimal
di
masing
masing
puskesmas,
Contohnya
Pelayanan
kesehatan
ibu
dan
anak
:
a)
Cakupan
kunjungan
ibu
hamil
K4
(95
%)
b) Cakupan
pertolongan
persalinan
oleh
Bidan
atau
tenaga
kesehatan
yang
memiliki
kompetisi
kebidanan
(90
%
)
c) Ibu
hamil
resiko
tinggi
yang
dirujuk
(
100
%
)
d) Cakupan
kunjungan
neonatus
(
90
%
)
e) Cakupan
kunjungan
bayi
(
90
%
)
f) Cakupan
bayi
berat
lahir
rendah
/
BBLR
yang
ditangani
(
100
%
)
g) Menyusun
target
dari
setiap
indikator
kegiatan
c. Menyusun
rencana
pelaksanaan
kegiatan
Puskesmas.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 20
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Identifikasi
Intervensi
Yang
Cost
Effective
Analysis
Pengertian
Cost
Effective
Analysis
(
CEA
)
Cost
artinya
biaya;
effective
artinya
tujuan
tercapai.
Untuk
dapat
melihat
apakah
suatu
biaya
yang
digunakan
mencapai
tujuan
(efektif)
Cost
effective
analysis,
maka
salah
satu
cara
yaitu
membandingkan
dengan
analysis
yang
lain
yang
disebut
Cost
Beneft
Analysis
(
CBA
).
Secara
singkat
CBA
berarti
biaya
dibandingkan
dengan
keuntungan
yang
diperoleh.
Jadi
dalam
praktek
analisis
manfaat
biaya
(CBA)
biasanya
digunakan
untuk
pilihan
proyek.
Misalnyan
ada
3
proyek;
Proyek
A,
B,
dan
C.
Pilihan
proyek
jatuh
kepada
proyek
yang
nilai
CBA
nya
paling
baik.
CEA
diarahkan
untuk
memilih
alternatif
penggunaan
biaya.
Contoh
:
Ada
dana
di
Puskesmas
sebesar
Rp.100.000,-‐/bulan
yang
diperuntukkan
kegiatan
perbaikan
gizi.
Dalam
hal
ini
ada
2
alternatif
kegiatan,
yaitu
PMT
Pemulihan
dan
PMT
Penyuluhan.
Kegiatan
mana
yang
kita
pilih
?
a.
Dengan
dana
Rp.100.000,-‐
/
bulan,
maka
jika
kita
memilih
kegiatan
PMT
Pemulihan
yang
utama,
hanya
mencakup
±
5
pasien
atau
kasus.
b.
Tetapi
jika
pilihan
yang
kedua
diambil,
yaitu
PMT
Penyuluhan,
mungkin
akan
menyelamatkan
lebih
dari
100
pasien
atau
kasus.
Artinya
jika
kita
harus
memilih
satu
jenis
kegiatan
diantara
dua
kegiatan,
maka
terpilih
alternatif
kegiatan
PMT
Penyuluhan.
Penugasan
Peserta
terbagi
atas
5
kelompok
,
@
kelompok
berjumlah
6
orang
Berdasarkan
data
yang
ada
dalam
kasus
dibawah
ini
lakukan
analisa
data
sebagai
bahan
penyusunan
rencana
usulan
kegiatan
program
puskesmas.
STUDI
KASUS
Sebuah
puskesmas
di
daerah
pedalaman
kab
A,
kec
X
selama
tahun
2012
kondisinya
sebagai
berikut
:
1. Visi
Puskesmas
“Menjadi
puskesmas
pilihan
utama
dalam
pelayanan
kesehatan
untuk
mewujudkan
masyarakat
sehat”.
2. Misi
Puskesmas
1. Memberikan
pelayanan
kesehatan
paripurna
yang
bermutu
2. Mengolah
sumber
daya
yang
ada
secara
optimal
3. Memberdayakan
masyarakat
dibidang
kesehatan
diwilayah
kerja
dan
sekitarnya
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 21
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Karyawan
sebanyak
sebanyak
17
orang
,
terdiri
atas
5
paramedis
perawatan
,
3
bidan,
1
kesehatan
lingkungan,
1
gizi
dan
7
pekarya,
Anggaran
puskesmas
berasal
dari
APBD
kab
serta
Jamkesmas,
ASKES
serta
BOK
(
Bantuan
Operasional
Kegiatan)
a. Luas
Wilayah
Kerja
Puskesmas
X
adalah
29,98
km2
b. PembagianWilayah
Wilayah
kerja
Puskesmas
X
terdiri
dari
5
desa
dengan
27
dusun.
Dengan
Kondisi
Geografis
Daerah
lereng
80%
Daerah
lembah
20%
c. Transportasi
dengan
mobil
dan
perahu
tradisional
bermesin
,
Tidak
semua
desa
atau
balai
desa
dapat
terjangkau
dengan
kendaraan
bermotor
roda
empat.
Angkutan
umum
yang
tersedia
diantaranya:
ojek,
perahu
tradisional.
d. Komunikasi
Sarana
komunikasi
dari
puskesmas
ke
luar
melalui
HP
dengan
sinyal
yang
kurang
bagus.
Sarana
kesehatan
lingkungan
berupa
sumur
gali
,
dan
sebagian
besar
dari
perlindungan
mata
air
terbuka
(PMA
),
Posyandu
di
dusun
dusun
berstrata
pratama
dan
madya
,
sedangkan
yang
purnama
atau
mandiri
belum
Situasi
Puskesmas
-‐
Luas
tanah
:
897
m2
-‐
Luas
gedung
:
350
m2
Terdapat
ruang
Apotek,
laboratorium
sederhana,
Bp
Gigi,
RuangKIA
dan
KB,
BP
Umum
serta
ruang
pendaftaran
dan
ruang
tunggu.
Gudang
farmasi
-‐
ada
Polindes
2
buah
buka
setiap
senin,
selasa
dan
kamis
-‐Sarana
Penunjang
- Medis
meliputi
(Imunisasi
Kit
,
Poliklinik
set
,
General
equipment
,
Minor
set,
Alat
laboratorium
,Dental
set
,Partus
set
b. Non
Medis
- Mobil
ambulan
ada
1
buah
bisa
dipakai
,
Motor
dinas
ada
5
buah,
1
tidak
rusak
berat.
Jumlah
penduduk
4025
jiwa,
sex
rasio
1
:
8
,
Angka
ketergantungan
39,36%,
Kepercayaan
penduduk
sebagian
besar
beragama
kristiani,
dan
5
%
muslim,
dan
Tingkat
pendidikan
penduduk
di
wilayah
kerja
didominasi
lulusan
SD
dan
SMP
hanya
sebagian
kecil
tamat
SMA,
Sarana
pendidikan
TK
2
buah,
SD
6
buah,
SMP
1
b
Perilaku
positif
(mendorong
pembangunan
kesehatan)
adalah
Gotong
royong
dalam
tenaga.
Kebiasaan
warga
mengadakan
olah
raga,
dan
berburu
,
memancing
mengkonsumsi
vegetarian
Sedangkan
Perilaku
masyarakat
yang
negatif
(menghambat
pembangunan
kesehatan)
antara
lain
Kebiasaan
BAB
di
sungai,
kolam,
kebun,
selokan,
dll
,
Letak
kandang
di
dalam
rumah
,
Kepercayaan
bahwa
penyakit
diakibatkan
mahluq
halus,
Kebiasaan
berobat
ke
dukun,
Bayi
umur
satu
bulan
diberi
makanan
pengganti
selain
ASI
Sosial
ekonomi,
sebagian
besar
di
biladang/
kebun
sebagian
yang
lain
penggalian,
Pola
penyakit
terbesar
adalah
Ispa,
diare,
Typus
perut,
PMS.GO
Konjungtivitis
dan
hipertensi
,
tahun
2012
masih
dijumpai
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 22
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Status
gizi
kurang
ada
12
balita
serta
5
balita
menderita
gizi
buruk,
ada
5
kematian
bayi
karena
TN,
serta
MMR
2,
sedangkan
kematian
umum
12
orang
Dari
data
Standar
Pelayanan
Minimal
Puskesmas
dari
bulan
Januari
s/d
desember
2012
cakupannya
adalah
:
1. KIA
:
a. Cakupan
kunjungan
K
1
(97,66%
)
b. Cakupan
kunjungan
K
4
(96,09%)
c. Cakupan
pertolongan
persalinan
oleh
nakes
(
98,91
%)
d. Cakupan
pemeriksaan
kesehatan
siswa
TK,
kelas
1
SMP,
SMA
dan
setingkat
(
105
%
)
e. Cakupan
pelayanan
usila
dan
prausila
(24,49
%)
2. GIZI
a. Pemantauan
balita
yang
datang
dan
ditimbang
(D/S)
(88,93%)
b. Balita
gizi
buruk
yang
mendapat
perawatan
(
100
%
)
c. Cakupan
bufas
yang
mendapat
kapsul
vitamin
A
(
99,18
%
)
3. KESEHATAN
LINGKUNGAN
:
a. Rumah
sehat
(45,34%)
b. Penduduk
yang
memanfaatkan
jamban
(
18,66
%)
4. P2M
:
a. Penderita
malaria
diobati
(
100
%
)
b. Penemuan
kasus
TB
BTA
(+)
(
Case
Detection
Rate
)
(
83,33
%
)
c. Cakupan
Balita
dengan
pneumonia
yang
ditemukan/ditangani
(
13,46
%)
d. Balita
dengan
diare
yang
ditangani
sesuai
standar
(
387,10
%
)
e. Jumlah
bumil
yang
mendapat
TT1
(
23,70
%)
f. Jumlah
bumil
yang
mendapat
TT
2
(
27,08
%)
5. PROMOSI
KESEHATAN
:
a. Bayi
yang
mendapat
ASI
eksklusif
(22,07%)
b. Jumlah
kunjungan
ke
posyandu
(100%)
c. Frekuensi
pembinaan
(100%)
d. Jumlah
kader
terlatih
(100%)
e. Penyuluhan
HIV/
AIDS
di
sekolah
(85,71%)
f. Penyuluhan
NAPZA
dan
HIV/
AIDS
oleh
petugas
kesehatan
(6,94%)
Catatan
pelatih
peserta
sesuai
kelompok
puskesmas
masing
masing
membaca
kasus,
kemudian
mengidentifikasi
masalah,
dilanjutkan
menetapkan
prioritas
masalah
Dengan
metode
CARL,
dilanjutkan
mengkaji
penyebab
tiapmasalah
dengan
alat
manajemen
Diagram
tulang
ikan
atau
pendekatan
sistem,
kemudian
menyusun
alternatif
sehingga
tersusun
Rencana
Usulan
kegiatan.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 23
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
VII. Penugasan
(
harus
sudah
dikirim
via
email
pada
akhir
minggu
ke
tiga
)
1. Lakukan
analisa
data
diatas,
kemudian
buatlah
prioritas
masalahnya,
serta
lakukan
kajian
analisa
penyebab
masalah
2. Gunakan
data
yang
sudah
dianalisis
sebagai
sumber
informasi
dan
manfaatkan
data
kesehatan
dan
hasil
evaluasi
kinerja
untuk
menyusun
rencana
kegiatan
puskesmas
3. Diskusikan
dalam
kelompok
,
kemudian
Buatlah
RUK
Puskesmas
untuk
tahun
berikutnya
4. Diskusikan
upaya
dalam
menyusun
RPK
setelah
diterimanya
alokasi
sumber
daya
untuk
kegiatan
tahun
berjalan
dari
berbagai
sumber
VIII. Penutup
Perencanaan
puskesmas
wajib
dibuat
oleh
setiap
puskesmas
sebagai
bahan
kajian
yang
akan
dicapai
selama
kurun
waktu
satutahun
kedepan.
Perencanaan
ini
berisi
identifikasi
potensi
kekuatan
sumber
daya
puskesmas
dan
peluang
peluang
yang
ada
di
lingkungan
kecamatan.
Diasmping
masalah
masalah
cakupan
hasil
kerja
yang
ada,
kemudian
diprioritaskan.
Setiap
masalah
berdasarkan
urutan
prioritas
dilakukan
analisa
penyebab
masalahdengan
diagram
tuulang
ikan,
kemudian
disusun
alternatif
pemecahannya.
Dengan
mempertimbangkan
alokasi
sumber
daya
dan
tenaga
serta
dana
IX. Evaluasi:
1. Ketepatan
waktu
penyerahan
tugas
Kualitas
tugas
yang
menunjukkan
bahwa
linatih
dapat
memahami
secara
runtut
Kepustakaan
Depkes
RI,
Pedoman
Perencanaan
Tingkat
Puskesmas,
2006
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat
UI
dan
Depkes
RI,
Modul
Perencanaan
Kesehatan
Dati
II,
Jakarta,
1988.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 24
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
POKOK
BAHASAN
II
LOKAKARYA
MINI
PUSKESMAS
I. Pengantar
Peningkatan
kinerja
organisasi
sebagaimana
telah
dikemukakan
adalah
perbaikan
proses
kerja,
upaya
yang
dapat
ditempuh
antara
lain
dengan
Reformasi
dipemerintahan
termasuk
reformasi
sektor
kesehatan
yang
pada
dasarnya
adalah
melakukan
sesuatu
perubahan
secara
mendasar
dan
komprehensif,
membutuhkan
perubahan
cara
berfikir
dari
berbagai
pihak
yang
berkaitan
dengan
sektor
kesehatan,
mulai
dari
para
birokrat,
pembuat
keputusan
sampai
denga
pelaksana
di
lapangan.
Optimalisasi
hubungan
kerja
antar
unit
di
puskesmas
dilakukan
dengan
wadah
kegiatan
lokakarya
mini
,
didalammnya
termuat
penggalangan
komitmen
untuk
mencapai
visi
dan
misi
organisasi
dan
penggalangan
kerjasama
lintas
program
dan
lintas
sektor
di
wilayah
kecamatan.
Sehingga
kegiatan
pembangunan
kesehatan
yang
multi
dimensi
problem
mampu
diatasi
secara
komprehensif
dengan
melibatkan
sektor
sektor
lain
di
luar
kesehatan.
Melalui
pembelajaran
ini
puskesmas
diharapkan
mampu
meningkatkan
kemampuan
petugas
dalam
mengelola
kerja
sama
tim
internal
puskesmas
dan
lintas
sektor.
II. Tujuan
Pembelajaran
a. Tujuan
Umum
Umum
Setelah
selesainya
pembahasan
modulLokakarya
Mini
Puskesamas,
peserta
latih
mampu
melaksanakan
kegiatan
Lokarya
Mini
Puskesmas
b. Tujuan
Pembelajaran
Khusus
setelah
selesainya
pembahasan
modul
Lokakarya
mini
puskesmas
peserta
latih
mampu:
1. Peserta
mampu
menggalang
komitmen
dalam
tim
kerja
2. Peserta
mampu
melaksanakan
pertemuan
bulanan
puskesmas
3. Peserta
mampu
melaksanakan
pertemuan
tribulanan
dengan
lintas
sektor
kecamatan
4. Peserta
mampu
melaksanakan
kerja
sama
tim
baik
lintas
program
maupun
lintas
sektor.
5. Peserta
mampu
memantau
hasil
kegiatan
Puskesmas
sesuai
dengan
perencanaan.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 25
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
6. Peserta
mampu
mengidentifikasi
masalah
dan
hambatan
dalam
pelaksanaan
kegiatan
Puskesmas.
7. Peserta
mampu
mengidentifikasi
penyebab
masalah
serta
mengupayakan
pemecahan
masalah.
8. Peserta
mampu
menyusun
perbaikan
rencana
kerja
untuk
periode
selanjutnya.
III. Pokok
Bahasan
Dan
Sub
Pokok
Bahasan
a. Penggalangan
komitmen
dalam
tim
kerja
b. Pertemuan
bulanan
pertama
dan
Rutin
Puskesmas
c. Pertemuan
tribulanan
dengan
lintas
sektor
kecamatan
d. Kerjasama
tim
lintas
program
dan
lintas
sektor
e. Pemantauan
kegiatan
f. Identifikasi
Masalah
pelaksanaan
kegiatan
g. Identifikasi
penyebab
masalah
h. Penyususnan
rencana
perbaikan
POA
IV. Alokasi
Waktu(
selama
minggu
ke
tiga
dan
ke
empat
pembelajaran
berbasis
web).
V. Pelatih:
Tutor
lokal
fasilitator
lembaga
konsultan
dan
NS
sesuai
materi
konsorsium.
VI. Bahan
Ajar:
A. Pendahuluan
Mengapa
perlu
penggalangan
tim
dan
lokakarya
mini
di
instansi
dalam
menjalankan
manajemen.
Tim
kerja
dalam
alam
organisasi
moderen
perlu
ditumbuh
kembangkan,
hal
ini
sejalan
dengan
teori
manajemen
bahwa
sinergi
kelompok
yang
kuat
akan
menciptakan
hasil
prestasi
kerja
yang
jauh
lebih
bermakna
daripada
kerja
perbagian
/
sektor.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 26
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Puskesmas
sebagai
unit
organisasi
yang
terdiri
atas
7
unit
fungsional
yang
memiliki
karakteristik
kerja
berbeda
,
perbedaan
karakteristik
ini
untuk
menuju
atu
visi
yang
sama
sehinga
perlu
membangun
komitmen
untuk
menjadi
tim
kerja
puskesmas.
Upaya
ini
salah
satunya
dengan
mengoptimalkan
fungsi
manajemen
Penggerakan
pelaksanaan
di
tingkat
puskesmas
disepakati
dengan
istilah
Lokakrya
mini.
B. Hakikat
Lokarya
mini
Penerapan
manajemen
penggerakan
pelaksanaan
dalam
bentuk
lokakarya
mini
bulanan
rutin
dengan
forum
pertemuan
semua
staf
dan
pimpinan
di
puskesmas
dilaksanakan
untuk
saling
menyampaikan
hasil
kinerja
antar
unit,
sehingga
persoalan
yang
dihadapi
tiap
unit
dapat
dipecahkan
bersama
dengan
memberikan
saran
serta
masukan
untuk
mengatasi
masalah.
Lokakarya
mini
bulanan
pertama
pada
dasarnya
penumbuhkembangkan
komitmen
antar
staf
puskesmas.
Berprinsip
pembagian
tugas
pokok
dan
fungsi
sehingga
tercipta
beban
kerja
yang
merata.
Sedangkan
lokakarya
mini
tribulanan
pertama
untuk
membangun
komitmen
denganlintas
sektor,
agar
memperoleh
dukungan
dalam
pelaksanaan
kegiatandi
desa
wilayah
kerja,
untuk
lokakarya
tribulanan
rutin
adalah
upaya
mengkomunikasikan
kinerja
antar
UPTD
(
Unit
Pelaksana
Teknis
Daerah
)
di
wilayah
kecamatan
C. Ruang
Lingkup
Pada
dasarnya
ruang
lingkup
Lokakarya
Mini
meliputi
dua
hal
pokok
yaitu
:
1. Lintas
Program
Memantau
pelaksanaan
kegiatan
Puskesmas
berdasarkan
perencanaan
dan
memecahkan
masalah
yang
dihadapi
serta
tersusunnya
rencana
kerja
baru.
Pertemuan
bertujuan
untuk
:
a. Meningkatkan
kerjasama
antar
petugas
intern
Puskesmas,
termasuk
Puskesmas
Pembantu
dan
Bidan
di
Desa.
b. Mendapatkan
kesepakatan
untuk
melaksanakan
kegiatan
sesuai
dengan
perencanaan
yaitu
Rencana
Pelaksanaan
Kegiatan
(RPK)
c. Meningkatkan
motivasi
petugas
Puskesmas
untuk
dapat
melaksanakan
kegiatan
sesuai
dengan
perencanaan
(RPK)
d. Mengkaji
pelaksanaan
rencana
kerja
(RPK)
yang
telah
disusun,
memecahkan
masalah
yang
terjadi
dan
menyusun
upaya
pemecahan
dalam
abentuk
rencana
kerja
yang
baru.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 27
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
2. Lintas
Sektor
Dalam
rangka
meningkatkan
peran
serta
masyarakat
dan
dukungan
sektor-‐
sektor
yang
bersangkutan
dalam
pelaksanaan
pembangunan
kesehatan.
Pertemuan
dilkasanakan
untuk
:
a. Mendapatkan
kesepakatan
rencana
kerja
lintas
sektoral
dalam
membina
dan
mengembangakan
peran
serta
masyarakat
dalam
bidab-‐ng
kesehatan.
b. Mengkaji
hasilkegiatan
kerja
sama,
memecahkan
masalah
yang
terjadi
serta
menyusun
upaya
pemevcahan
dalam
bentuk
rencana
kerja
sama.
Lokakarya
Mini
Bulanan
Puskesmas
Pengorganisasian
dan
keterpaduan
lintas
program,
artinya
keterpaduan
internal
Puskesmas,
bertujuan
agar
seluruh
petugas
mempunyai
rasa
memiliki
dan
meningkatkan
motivasi
dalam
melaksanakan
seluruh
kegiatan
yang
diselenggarakan
oleh
Puskesmas.
Tindak
lanjut
dari
perencanaan
adalah
mengadakan
pengorganisasian
intern
Puskesmas
dan
pemantauan
dilaksanakan
melalui
Lokakarya
Mini
Bulanan
Puskesmas.
1. Tujuan
Lokakrya
Mini
Bulanan
Puskesmas
a. Tujuan
Umun
Terselenggaranya
lokakarya
bulanan
intern
Puskesmas
dalam
rangka
pemantauan
hasil
kerja
petugas
Puskesmas
dengan
cara
membandingkan
rencana
kerja
bulan
lalu
dari
setiap
petugas
dengan
hasil
kegiatannya
dan
membandingkan
cakupan
kegiatan
dari
daerah
binaan
dengan
targetnya
serta
tersusunnya
rencana
kerja
bulan
berikutnya.
b. Tujuan
Khusus
1) Diketahuinya
hasil
kegiatan
Puskesmas
bulan
lalu.
2) Disampaikannya
hasil
rapat
dari
Kabupaten/Kota,
Kecamatan
dan
berbagai
kebijakan
serta
program.
3) Diketahuinya
hambatan.masalah
dalam
pelaksanaan
kegiatan
bulan
lalu.
4) Dirumuskannya
cara
pemecahan
masalah.
5) Disusunnya
rencana
kerja
bulan
baru.
2. Tahapan
Kegiatan
Lokakarya
Mini
Bulanan
Puskesmas
diselenggarakan
dalam
2
tahap
yaitu
:
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 28
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
a. Lokakarya
Mini
Bulanan
yang
Pertama
merupaka
Lokakarya
penggalangan
Tim
diselenggarakan
dalam
rangka
pengorganisasian
untuk
dapat
terlaksanyanya
rencana
kegiatan
Puskesmas
(RPK)
Pelaksanaan
Lokakarya
Mini
Bulanan
ynag
Pertama
adalah
sebagai
berikut
:
1) Masukan
I. Penggalangan
tim
dalam
bentuk
dinamika
kelompok
tentang
peran,
tanggungjawab
staff
dan
kewenangan
puskesmas.
II. Informasi
tentang
kebijakan,
program
dan
konsep
baru
berkaitan
dengan
Puskesmas.
III. Informasi
tentang
tatacara
penyusunan
rencana
kegiatan
(Plan
Of
Action
=
POA)
Puskesmas.
2) Proses
i. Inventarisasi
kegiatan
Puskesmas
termasuk
kegiatan
lapangan/
daerah
binaan.
ii. Analisis
beban
kerja
tiap
petugas.
iii. Pembagian
tugas
baru
termasuk
pembagian
tanggungjawab
daerah
binaan.
iv. Penyusunan
rencana
kegiatan
(Plan
Of
Action
=
POA)
Puskesmas
tahunan
berdasarkan
Rencana
Pelaksanaan
Kegiatan
Puskesmas
(RPK)
3) Keluaran
I. Rencana
kegiatan
(Plan
Of
Action-‐
POA)
Puskesmas
tahunan.
II. Kesepakatan
bersama
untuk
pelaksanaan
kegiatan
sesuai
dengan
POA.
III. Matriks
pembagian
tugas
dan
daerah
binaan.
b. Lokakarya
Mini
Bulanan
Rutin
Lokakarya
Bulanan
ini
diselenggarakan
sebagai
tindak
lanjut
dari
Lokakarya
Mini
Bulanan
yang
Pertama.Lokakarya
Bulanan
Rutin
ini
dilaksanakan
untuk
memantau
pelaksanaan
POA
Puskesmas,
yang
dilakukan
setiap
bulan
secara
teratur.
Penanggung
jawab
penyelenggaraan
Lokakarya
Mini
Bulanan
adalah
Kepala
Puskesmas,
yang
dalam
pelaksananaanyya
dibantu
staff
Puskesmas
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 29
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
dengan
mengadakan
rapat
kerja
seperti
biasanya.
Fokus
utama
Lokakarya
Mini
Bulanan
Rutin
adalah
ditekankan
kepada
masalah
pentingnya
kesinambungan
arah
dan
kegiatan
antara
hal-‐hal
yang
direncanakan,
pelaksanaannya
serta
hasilnya,
agar
kegiatan-‐kegiatan
yang
dilaksanakan
tersebut
dapat
berhasilguna
dan
berdayaguna.
Pelaksanaan
Lokakarya
Mini
Bulanan
Puskesmas
adalah
sebagai
berikut
1) Masukan
I. Laporan
hasil
kegiatan
bulan
lalu
II. Informasi
tentang
hasil
rapat
di
Kabupaten/
Kota
III. Informasi
tentang
hasil
rapat
di
kecamatan
IV. Informasi
tentang
kebijakan,
program
dan
konsep
baru
2) Proses
I. Analisis
hambatan
dan
masalah,
antara
lain
dengan
menggunakan
PWS
II. Analisis
sebab
masalah,
khusus
untuk
mutu
dikaitkan
dengan
kepatuhan
terhadap
dtandar
pelayanan.
III. Merumuskan
alternatif
pemecahan
masalah
3) Keluaran
I. Kesepakatan
untuk
melaksanakann
kegiatan
II. Rencana
kerja
bulan
yang
baru
3. Penyelenggaraan
Lokakarya
Mini
Bulanan
Setelah
dipahami
dari
tujuan
Lokakarya
dan
dari
tahapan
kegiatan
tersebut
diatas,
dapat
diketahui
materi
yang
akan
diberikan/
dibahas,
maka
selanjutnya
untuk
dapat
menyelenggarakannya
perlu
diperhatkan
hal-‐hal
sebagai
berikut
:
a. Pengarah
:
Kepala
Puskesmas
b. Peserta
Seluruh
petugas
Puskesmas,
termasuk
petugas
Puskesmas
Pembantu
dan
Bidan
di
Desa
c. Waktu
Waktu
pelaksanaan
Lokakarya
Mini
Bulnan
disesuaiakan
dengan
kondisi
dan
situasi
Puskesmas
serta
kesepakatan
dengan
Dinas
Kesehatan
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 30
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Kabupaten/Kota.
Misalnya
pada
awal
bulan
atau
hari
Sabtu
minggu
pertama
atau
hari
lain
yang
dianggap
tepat.
Demikian
halnya
dengan
waktu
penyelenggaraan
diatur
oleh
Puskesmas,
misalnya
penyelenggaraan
pada
jam
10.00
–
15.00
Prinsip
yang
harus
dipegang
adalah
bahwa
Lokakarya
Mini
Bulanan
dilaksanakan
dengan
melibatkan
seluruh
petugas
Puskesmas,tanpa
mengganggu
aktifitas
pelayanan
serta
dapat
tercapai
tujuan.
d. Acara
Pada
dasarnya
susunan
acara
Lokakarya
Mini
Bulanan
bersifat
dinamis,
dapat
disusun
sesuai
dengan
kebutuhan,
ketersediaan
waktu
dan
kondisi
Puskesmas
setempat.
Sebagai
contoh
susunan
acara
Lokakarya
Mini
adalah
sebagai
berikut:
1) Lokakarya
Mini
Bulanan
Yang
pertama
disebut
juga
dengan
Lokakarya
Penggalangan
Tim
• Pembukaan
• Dinamika
kelompok
• Pengenalan
program
baru
• POA
puskesmas
• Analisa
beban
kerja
petugas
• Pembagian
tugas
dan
desa
binaan
• Kesepakatan
untuk
melaksanakan
rencana
kerja
baru
2) Lokakarya
Mini
Bulanan
Rutin
• Pembukaan
• Dinamika
kelompok
:
menumbuhkan
motivasi
• Pengenalan
program
baru
• Inventarisasi
kegiatan
bulan
lalu
• Analisa
pemecahan
masalah
dan
pemecahan
• Penyusunan
kegiatan
bulan
yang
akan
datang
• Pembagian
tugas
bulan
yang
akan
datang
• Kesepakatan
untuk
melaksanakan
rencana
kerja
baru
e. Tempat
:
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 31
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Diupayakan
agar
lokakarya
mini
dapat
diselemggarakan
di
Puskesmas,
apabila
tidak
memungkinkan
dapat
menggunakan
tempat
lain
yang
lokasinya
berdekatan
dengan
Puskesmas.
Ruang
yang
dipakai
hendaknya
cukup
untuk
menampung
semua
peserta.
f. Persiapan
Sebelum
pertemuan
diadakan,
perlu
persiapan
meliputi
:
1) Pemberitahuan
hari,
tanggal
dan
jam
2) Pengaturan
tempat,
sebaiknya
seperti
huruf
U
3) Papan
tulis,
spidol,
dan
kertas
lembar
baik
4) Rencana
Kerja
Harian
bulan
lalu
5) Membuat
visualisasi
hasil
pelaksanaan
kegiatan
bulan
lalu
dibandingkan
dengan
target
bulanan
per
Desa,
antara
lain
menggunakan
PWS
6) Buku
catatan/
notulen
Rapat
Dinas
Kesehatan
dan
Rapat
Lintas
Sektor/Kecamatan
7) Materi
Pelajaran
dan
alat
peraga
yang
digunakan
8) Formulir
Rencana
Kerja
Bulanan
secukupnya
4. Lokakarya
Mini
Tribulananlintas
Sektor
Setelah
melaksanakan
penggalangan/peningkatan
kerjasama
lintas
sektoral,
sebagai
tindak
lanjut
semangat
kerjasama
dalam
Tim
yang
telah
ditimbulkan
dalam
lingkungan
sektor
sektor
yang
bersangkutanperlu
dipelihara
dengan
baik.Keberhasilan
pembangunan
kesehatan
memerlukan
dukungan
lintas
sektor
sehinga
perlu
adanya
koordinasi
ditataran
pelaksanaan
lapangan
yang
prima.
a. Tujuan
Lokarya
Mini
Tribulanan
Lintas
Sektor
1) Tujuan
umum
Terselenggaranya
lokakrya
tribulanan
lintas
sektor
dalam
rangka
hasilkegiatan
kerjasama
lintas
sektoral
dan
tersusunnya
rencana
kerja
tribulanan
berikunya.
2) Tujuan
khusus
I. Membahas
dan
memecahkan
secara
bersama
lintas
sektor
masalah
dan
hambatan
yang
dihadapi
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 32
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
II. Merumuskan
mekanisme
/
rencana
kerja
lintas
sektoral
yang
baru
tribulan
yang
akan
datang
b. Tahapan
Kegiatan
Lokakrya
Mini
Tribulanan
Lintas
Sektoral
1) Lokakarya
Mini
Tri
Bulan
yang
pertama
Lokakarya
mini
tribulan
yang
pertama
merupakan
lokakarya
penggalangan
tim
diselenggarakan
dalam
rangka
pengorganisasian.
Pengorganisasian
dilakukan
untuk
dapat
terlaksananya
rencana
kegiaan
sektoral
yang
terkait
dengan
kesehatan.
Pengorganisasian
dilaksanakan
sebagai
penanggung
jawab
dan
pelaksana
setiap
kegiatan
untuk
satuan
wilayah
kerja.
Pembagian
habis
program
kerja
dan
wilayah
kerja
kecamatan
dilakukan
seluruh
sektor
tekait
dengan
mempertimbangkan
kewenangan
dan
bidang
yang
dimilikinya.
Pelaksanaan
lokakarya
mini
tribulanan
adalah
sebagai
berikut:
a) Masukan
I. Penggalangan
tim
yang
dilakukan
melalui
dinamika
kelompok
II. Informasi
tentang
program
lintas
sektor
III. Informas
i
tentang
progra
kesehatan
IV. Informasi
tentang
kebijakan
program
dan
konsep
baru
b) Proses
I. Inventarisasi
peran
bantu
masing
masing
sektor
II. Analisa
masalah
peran
bantu
masing
masing
sektor
III. Pembagian
peran
dan
tugas
masing
masing
sektor
pelayanan.
c) Keluaran
I. Kesepakatan
tertulis
lintas
sektor
terkait
dalam
mendukung
program
kesehatan
II. Rencana
kegiatan
masing
masing
sektor
2) Lokakarya
mini
Tribulanan
rutin
Merupakan
tindak
lanjut
dari
lokakarya
penggalangan
kerja
sama
lintas
sektoral
yang
telah
dilakukan
dan
selanjutnya
dilakukan
tiap
tribulan
secara
tetap.
Penyelenggara
dilakukan
oleh
camat
dan
puskesmas
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 33
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
dibantu
oleh
lintas
sektor
terkait
di
kecamatan.
Cara
pelaksanaan
sebagai
berikut
:
a) Masukan
I. Laporan
kegiatan
pelaksanaan
program
kesehatan
dan
dukungan
sektorterkait
II. Inventarisasi
masalah
hambatan
dari
masig
masing
sektor
dalam
pelaksanaan
program
kesehatan
III. Pemberian
Informasi
baru
b) Proses
I. Analisis
hambatan
dan
masalah
pelaksanaan
program
kesehatan
II. Analisa
hambatan
dan
masalah
dukungan
dari
masing
masing
sektor
III. Merumuskan
cara
penyelesaian
masalah
IV. Menyusun
rencana
kerja
dan
menyepakati
kegiatan
untuk
tribulan
baru.
c) Keluaran
I. Rencana
kerja
tribulan
yang
baru
II. Kesepakatan
bersama
c. Penyelenggaraan
Lokakarya
Tribulanan
Lintas
Sektoral
1) Persiapan
Sebelum
pelaksanaan
perlu
dilakukan
persiapan
yang
meliputi
:
a) Pendekatan
kepada
camat
I. Memimpin
lokakarya
dengan
menjelaskan
acaranya
II. Mengkoordinasikan
sektor
sektor
agar
menyajikan
laporan
kegiatan
dan
pembinaan
III. Mempersiapkan
tempat
penyelenggaraan
b) Puskesmas
melaksanaka
I. Penyajian
hasi
kegiatan
dengan
visualisasi
yang
mudah
dipahami(
grafik
PWS)
II. Persiapan
ATK
dan
formulir
kerja
tribulan
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 34
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
III. Persiapan
catatan
hasil
kesepakatan
bulan
lalu,
dan
instruksi
dengan
PSM
yang
berkait
sektor
kesehatan
IV. Pembuatan
surat
undangan
yang
ditandatangani
camat.
2) Peserta
Yang
memimpin
kegiatan
camat
dan
dihadiri
oleh
kepala
UPT
SKPD
di
tingkat
kecamatan
a) Dinkes
Kab/Kota
b) Tim
penggerak
PKK
Kecamatan
Puskesmas
di
wilayah
kecamatan
c) Unsur
pembantu
pimpinan
kecamatan
(
Sekcam/Kasi
Kesra
)
d) Linsek
Kecamatan
(
Pertanian,
Agama,
Pendidikan,Disdukcapil,BKKBN)
e) Lembaga
organisasi
kemasyarakat
(
Badan
musyawarah
kesehatan
masyarakat
/TP
PKK
Kec)
3) Waktu
Lokmin
Tribulanan
pertama
diselenggarakan
pada
bulan
pertama
tiap
tahun
anggaran
berjalan,
sedangkan
berikutnya
tiap
tribulan.
Waktu
pelaksanaan
disesuaikan
dengan
situasi
dan
kondisi
setempat.
Acara
Lokmin
tribulanan
pertama
:
a) Pembukaan
b) Dinamika
kelompok
c) Kegiatan
sektor
d) Inventarisasi
peran
bantu
sektor
e) Analisa
hambatan
dan
masalah
f) Pembagian
peran
dan
tanggung
jawab
sektor
g) Perumusan
rencana
kerja
h) Kesepakatanuntuk
melaksanakan
kegiatan
Acara
Lokmin
tribulanan
rutin
:
a) Pembukaan
b) Dinamika
kelompok
menumbuhkan
motivasi
c) Kegiatan
sektor
terkait
d) Masalah
dan
hambatan
masing
masing
sektor
e) Analisis
masalah
dan
hambatan
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 35
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
f) Rencana
kerja
tribulan
mendatang
g) Kesepakatan
pembinaan
h) Kesepakatan
bersama
i) Penutupan
4) Tempat
Dikecamatan
atau
tempat
lain
yang
dianggap
sesuai
sikon
VII. Penugasan:
Catatan
Pelatih
menugaskan
peserta
untuk
mendislusikan
dan
menyelesaikan
tugasdibawah
ini
sesuai
dengan
kondisi
nyata
yang
pernah
dilakukan
di
puskesmas
a. Apakah
yang
harus
disiapkan
bilamana
puskesmas
sdr
akan
melaksanakan
lokakarya
mini
bulanan
pertama
dan
lokakarya
mini
tribulanan
pertama
b. Jelaskan
perbedaan
dari
lokakrya
mini
bulanan
dan
tribulanan
dalam
pelaksanaan
di
lapangan
?
c. Mengapa
penggalangan
komitemen
pada
setiap
lokakarya
mini
diperlukan
?
d. Bagaimana
langkah
langkah
dalam
melaksanakan
penggalangan
komitmen
?
e.
Lakukan
simulasi
lokarya
mini
bulanan
dan
tribulanan
dan
gunakan
Skype
untuk
berkomunikasi.
VIII. Penutup
Proses
Lokakaryamini
bulanan
dan
lokakrya
mini
tribulanan
diharapkan
dapat
dilakukan
pemantauan
dan
pengendalian
pelaksanaan
kegiatan
(
RPK
)
Puskesmas.
Identifikasi
permasalahan
yang
dihadapi
selanjutnya
dilakukan
rumusan
pemecahannya,
sehingga
akan
dapat
dikadil\kan
dasr
perbaikan
rencana
kegiatan
periode
berikutnya
dengan
berkelanjutan..
IX. Kepustakaan
Ditjen
Binkesmas,
Pedoman
Lokarya
Mini,
2006
Pusdiklat
Depkes
RI,
Modul
Manajemen
Puskesmas,
1997
Kepmenkes
RI
nomor
128/Menkes/SK/II/2004
Kebijakan
dasr
Puskesmas
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 36
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
POKOK
BAHASAN
III
PRINSIP
DASAR
MUTU
DAN
PENIILAIAN
KINERJA
A. Pengantar
Suksesnya
manajemen
akan
selalu
tergantung
kepada
kinerja
pelaksananya.
Pada
beberapa
instansi
penilaian
kinerja
dilakukan
dengan
menggunaka
alat
ukur
yang
belum
difahamai
oleh
manajer
maupun
supervisor.
Salah
satu
unsur
yang
dinilaiadalah
cakupan
hasil
yang
sesuai
dalam
Standar
Pelayanan
Minimal
(
SPM
),
penilaian
meliputi
cakupan
program
dan
mutu
pelayanan
Modul
ini
merupakan
modul
dasar
pelatihan
peniIaian
kinerja
yang
dapat
dikembangkan
dan
dapat
dipergunakan
dalam
berbagai
pelatihan
peningkatan
kinerja
kepegawaian
di
berbagai
tingkat.
B. Tujuan
Pembelajaran
Umum
a. Tujuan
pembelajaran
Umum
Setelah
selesainya
pembahasan
modul
prinsip
dasar
mutu
dan
penilaian
kinerja
puskesmas,
peserta
latih
mempunyai
pemahaman
tentang
mutu
pelayanan
di
puskesmas
dan
cara
penerapannya
melaksanakan
pengelolaan
mutu
pelayanan
puskesmas.serta
cara
penilaian
kinerja
program
di
puskesmas.
b. Tujuan
Pembelajaran
Khusus
Setelah
selesainya
pembahasan
modul
prinsip
dasar
mutu
dan
peningkatan
kinerja,
perserta
latih
mampu
1. Menilai
Kinerja
Puskesmas
2. Mendefinisikan
mutu
dan
dimensi
mutu
3. Menetapkan
kriteria
kinerja
yang
terukur.
4. Menghitung
hasilkerja
cakupan
dengan
SPM.
5. Melakukan
pengukuran
standart
kepatuhan
petugas
C. Pokok
Bahasan
Dan
Sub
Pokok
Bahasan
Pokok
Bahasan
1. Kinerja
Penilaian
puskesmas
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 37
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
2. Definisi
mutu
dan
dimensi
mutu
pelayanan
kesehatan.
3. Kriteria
/
indikator
kinerja
yang
terukur.
4. Menghitung
hasil
kerja
dengan
SPM
5. Pengukuran
standart
kepatuhan
petugas
D. Alokasi
Waktu:
3
jam
:
selama
minggu
minggu
ke
tiga
dan
ke
empat
pembelajaran
berbasis
web
E. Pelatih:
Tutor
local,
fasilitataor
lembaga
konsultan
dan
NS
sesuai
materi
F. Bahan
Ajar:
Materi
yang
terkandung
pada
judul
di
atas
berkaitan
dengan
tiga
masalah
utama
yang
harus
DIpecahkan:
a. Apakah
mutu
PELAYANAN
b. Bagaimana
meningkatkannya?
c. Bagaimana
institusi
melakukan
perbaikan
mutu?
Mutu
adalah
derajat
kebaikan,
kehandalan,
keunggulan,
kepuasan
yang
tercapai
melalui
usaha
peningkatan.Mutu
itu
relatif,
namun
pada
mutu
memiliki
kriteria
yang
terukur
sehingga
dalam
sistem
peningkatan
mutu
terkandung
dua
kata
kunci
yaitu
kriteria
dan
pengukuran.
Peningkatan
mutu
merupakan
serangkaian
usaha
meningkatkan
derajat
kebaikan,
kehandalan,
kecepatan
sehingga
derajatnya
meningkat.
Dalam
usaha
peningkatan
terkandung
tahap-‐tahap
kegiatan
yang
meliputi
:
a. Mendefinisikan
mutu.
b. Menetapkan
kriteria
yang
terukur.
c. Menerapkan
kriteria
atau
melaksanakan
kegiatan
d. Menyusun
instrumen
pengukuran.
e. Melakukan
pengukuran
f. Mengolah
data
hasil
pengukuran.
g. Menggunakan
hasil
pengukuran
sebagai
dasar
perbaikan
mutu.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 38
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Pelayanan
yang
bermutu
memiliki
tujuan
yang
jelas.Kejelasan
ditandai
dengan
adanya
indikator
mutu
dan
kriteria
kinerja
yang
ditetapkan.
Contoh
indikator
kinerja
Puskesmas,
menghasilkan
mutu
kujungan
pasien
meningkat
karena
meningktanya
kesadaran
berobat
dan
memeriksakan
kesehatannya,
sehingga
dapat
menekan
angka
kesakitan
dengan
case
fatality
Rate
yg
tinggi,
kemudian
meningkatnya
cakupan2
dari
indikator
pelayanan
kesehatan
dasar.
Apakah
mutu
Pelayanan
Kesehatan
?
Mutu
pelayanan
kesehatan
berkaitan
dengan
derajat
kebaikan,
kehadalan,
keunggulan
sehingga
menjadi
kepuasan
seluruh
pemangku
kepentingan
akibat
dari
meningkatnya
kualitas
hidup
masyarakat.Oleh
karena
itu
seluruh
usaha
institusi
pada
prinsipnya
diarahkan
untuk
mewujudkan
mutu
pelayanan
kesehatan
di
Puskesmas,
Dinas
Kesehatan
dan
Rumah
Sakit
sesuai
dengan
criteria
yg
sudah
ditegakkan.
Mutu
yang
baik
jika
memiliki
keunggulan
pada
indikator
tertentu
dibandingkan
dengan
produk
lain
yang
sejenis.
Poros
mutu
Pelayanan
Kesehatan
ada
pada
kualitas
hidup
masyarakat
dengan
menurunnya
angka
kesakitan
dan
angka
kematian
.
Karena
itu,
Pelayanan
Kesehatan
yang
bermutu
berarti
yang
dapat
menghasilkan
mutu
pelayanan
yang
lebih
unggul
daripada
Pelayanan
Kesehatan
lain
yang
sejenis.
Mutu
pelayanan
yang
bermutu
datang
dari
proses
yang
bermutu
pula
yang
didukung
dengan
sumber
daya
input
yang
terjaga
mutunya.
Mengukur
dan
Memetakan
Mutu
Ukuran
mutu
itu
relatif.
Mutu
dapat
dipetakan
secara
komparatif
dengan
menggunakan
pembanding
atau
benchmarking.
Pelayanan
Kesehatan
dapat
membandingkan
mutu
secara
internal
dan
eksternal.
Benchmarking
internal
berarti
membandingkan
mutu
lulusan
antar
tahun
pada
satu
Pelayanan
Kesehatan.
Sembilan
dimensi
mutu
pelayanan
kesehatan:
a.
Kompetensi
teknis,
b.
Hubungan
inter
personal,
c.
Efektifitas,
d.Efisiensi,
e.
Kesinambungan,
f.
Keterjangkauan,
g.
Keamanan,
h.
Kenyamanan,
i.
Informasi
Bencmarking
eksternal
adalah
membandingkan
mutu
yang
dihasilkan
dengan
yang
dihasilkan
lembaga
lain
yang
sejenis.
Dalam
menerapkan
model
ini
Pelayanan
Kesehatan
harus
menetapkan
indikator
yang
spesifik
pada
komponen
input,
proses,
dan
output.
Di
samping
pemetaan
mutu
secara
komparatif
atau
kompetitif
Pelayanan
Kesehatan
menentukan
mutu
dengan
menggunakan
patokan
atau
standar.
Dengan
adanya
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 39
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
standar
Pelayanan
Kesehatan
lebih
mudah
menentukan
derajat
mutunya
sehingga
bisa
memetakan
mutu
pada
posisi
kurang,
memenuhi
kecukupan
minimal
atau
melebihi
standar.
Keterkaitan
antara
komponen
sistem
dalam
penerapan
standar
dapat
dilihat
pada
gambar
pengelompokan
komponen
standar
manajemen
yang
meliputi
input,
proses,
dan
output.
a. Komponen
input
terdiri
atas
(1)
Sumer
daya
manusia,
(2)
sarana
dan
prasarana,
dan
(3)
biaya.
b. Konponen
proses
meliput
(4)Standard
Operating
Prosedure
(5)
Kinerja,
(6)
penilaian
c. Komponen
output
yaitu
(8)
kepuasan
pelanggan.
d. Strategi
Peningkatan
Mutu
Pada
pelatihan
ini
para
peserta
akan
mencoba
mendalami
lima
strategi
utama
yang
menjadi
bahan
pelatihan.
Ada
pun
kelima
strategi
itu
meliputi
(1)
Visi
dan
Misi
sebagai
Poros
Pembaharuan
(2)
Meningkatkan
Pengetahuan
dan
Keterampilan
Terbaik
(3)
Meningkatkan
Mutu
Berbasis
Pengalaman
(4)
Meningkatkan
Penjaminan
Mutu
Proses
(5)
Peningkatan
Mutu
Berbasis
Data
Pertama,
Visi
dan
Misi
sebagai
Poros
Pembaharuan
1.
Menggunakan
visi
dan
misi
sebagai
poros
pembaharuan.
Peningkatan
mutu
dijabarkan
dari
visi
dan
misi
ke
dalam
aksi
sehari-‐hari.Dalam
penerapan
strategi
ini
Pelayanan
Kesehatan
perlu
menjabarkan
visi
dan
misi
ke
dalam
berbagai
indikator
keberhasilan.
2.
Keberhasilannya
sangat
ditentukan
oleh
keterampilan
tiap
individu
dan
kelompok
untuk
menjabarkan
dan
merealisasikan
dalam
opersional
pelaksanaan
pada
tanggung
jawab
masing-‐masing.
3.
Untuk
memastikan
bahwa
seluruh
pergerakan
mengarah
pada
peingkatan
mutu
yang
diharapkan
diperlukan
penguasaan
seluruh
warga
untuk
menjadikan
visi
dan
misi
sebagai
kompas.
Meningkatkan
apresiasi
warga
terhadap
visi
sebagai
kompas
internal,
meningkatkan
keterampilan
terbaik
untuk
mengubah
visi
menjadi
aksi.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 40
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Catatan
Pelatih
Apakah
puskesmas
sdr
mempunyai
visi
dan
misi
?
apakah
manfaat
dari
visi
dan
misi
yang
telah
disusun
dalam
pelaksanaan
kerja
organisasi
sdr
?
Latihan
Satu
:
1.
Apakah
visi
Pelayanan
Kesehatan
sudah
mengandung
nilai-‐nilai
keunggulan
sebagai
pelayan
kesehatan
dasar
dan
pelayanan
kesehatan
spesifik.?
2.
Apakah
visi
itu
sudah
Saudara
jabarkan
dalam
indikator
keberhasilan?
3.
Taget
kinerja
seperti
apa
yang
sebaiknya
Saudara
tetapkan
dalam
kegiatan
bekerja
anda
4.
Apakah
kinerja
Saudara
sudah
sesuai
dengan
target
visi
misi?
Kedua,
Peningkatan
pengetahuan
dan
Keterampilan
Terbaik
Keberhasilan
Pelayanan
Kesehatan
dalam
meningkatkan
kapasitas
pembaharuannya
bergantung
pada
daya
adaptasi
Pelayanan
Kesehatan
mengembangkan
kompetensi
tenaga
kesehatan
yang
menguasai
ilmu
pengetahuan
dan
keterampilan
terbaiknya.
Pengetahuan
dan
keterampilan
yang
adaptif
terhadap
tiap
perubahan
jaman
serta
adaptif
terhadap
perkembangan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi.
Pengetahuan
dan
keterampilan
yang
adaptif
untuk
selalu
melakukan
pembaharuan
mutu
pembelajaran.
Menghasilkan
produk
pelayanan
tidak
hanya
dalam
bentuk
kesehatan
fisik
namun
dapat
menghasilkan
produk-‐produk
yang
kreatif
dan
selalu
terbarukan
sebagai
peningkatan
kesehaan
non
fisik..
Strategi
pembelajaran
pun
berkembang
sangat
cepat
sejalan
dengan
perkembangan
dalam
bidang
teknologi
informasi
yang
sangat
cepat
pula.Teknologi
yang
membuat
masyarakat
dunia
yang
terintegrasi
tanpa
batas
telah
mempercepat
interaksi
dunia
yang
makin
masif
dan
dinamis.
Oleh
karena
itu
kemajuan
dan
peningkatan
mutu
Pelayanan
Kesehatan
ke
depan
akan
sangat
bergantung
pada
kemajuan
Pelayanan
Kesehatan
menguasi
teknologi
informasi.
Itulah
sebabnya
Pelayanan
Kesehatan
perlu
menetapkan
standar
kompetensi
dan
juga
standard
kinerja
dari
petugas
dalam
memberikan
pelayanan
kepada
pelanggan
yg
dapat
berupa
pasien
dan
masyarakat
lainnya.penguasaan
ilmu
pengetahuan,
menerapkan
pengetahuan,
serta
mendayagunakan
teknologi
dapat
membantu
dalam
meningkatkan
kinerja.
Siklus
peningkatan
mutu
memerlukan
indikator
yang
ditetapkan
bersama
sebagai
kebijakan
untuk
menentukan
sasaran,
sistem
evaluasi
diri,
sistem
data,
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 41
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
meningkatkan
kapasitas
pembaharuan
melalui
pembelajaran
pendidik
dan
tenaga
kependidikan,
dan
pelaksanaan
peningkatan
mutu
dapat
dilakukan
melalui
berbagai
aktivitas
pengembangan.
Yang
perlu
diperhatikan
lebih
lanjut
adalah
pentingnya
meningkatkan
pemahaman
bahwa
dalam
sistem
manajemen
moderen
selalu
memiliki
dua
sisi
kegiatan
yang
terintegrasi
yaitu
mengembangkan
fungsi
fungsi
manajemen
yang
meliputi
perencanaan,
pelaksanaan
dan
evaluasi
yang
dibuktikan
dengan
administratif
di
satu
sisi
dan
kegiatan
substantif
di
sisi
lain.
Pada
gambar
terlihat
kegiatan
berproses
pada
sisi
manjemen.Siklus
itu
meliputi
terwujudnya
dokumen
perencanaan
sebagai
kegiatan
tindak
lanjut.Pelaksanaan
program.Monitoring
dan
evaluasi
kegiatan.Dan,
tindaklanjut
perbaikan
mutu.
Jika
yang
berproses
adalah
dalam
kegiatan
pembelajaran
maka
aspek
substantif
itu
berkaitan
dengan
kompetensi
pedagogis
pendidik.
Di
antaranya
menyangkut
peningkatan
pemahaman
mengenai
bagaimana
siswa
belajar,
bakat
dan
minat,
keyakinan
siswa,
serta
teknik
pembelajaran
yang
disesuaikan
dengan
tipe
belajar
siswa.
Catatan
pelatih
:
apakah
organisasi
anda
meberikan
peningkatan
kemampuan
bagi
staf
?
bentuknya
apa,
Siapa
yang
menjadi
fasilitator,
bagaimana
mekanismenya
peningkatan
kompetensi
tersebut
Latihan
dua;
1.
Apakah
Pelayanan
Kesehatan
melakukan
kegaitan-‐kegiatan
seperti
di
bawah
ini?
Jelaskan
dan
berikan
contohnya
di
puskesmas
sdr
?
2.
Pendidikan
3.
Pelatihan
4.
Workshop
5.
Pengorganisasian
6.
Penilaian
Kinerja
7.
Penelitian
8.
On
the
job
training
9.
Observasi
Best
Practice
10.
Pemberdayaan
TIK
11.
Apakah
kegiatan
itu
telah
memenuhi
harapan?
12.
Adakah
hal
mendesak
yang
diperlukan
untuk
mengembangankan
keterampilan
terbaik?
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 42
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
13.
Apa
yang
sebaiknya
petugas
lakukan?
Ketiga;
Pengembangan
Mutu
Berbasis
Kinerja.
1.
Peningkatan
mutu
dapat
menggunakan
indikator
kinerja
sebagai
poros
pembaharuan.
Seluruh
komponen
standar
dikembangkan
untuk
menunjang
terwujudnya
kinerja
yang
baik.
2.
Pelayanan
Kesehatan
yang
berhasil
wajib
memenuhi
standar
performance
seperti
yang
telah
disepakati
bersama
oleh
para
petugas.
3.
Untuk
mengetahui
sejauh
mana
Pelayanan
Kesehatan
memenuhi
kriteria
yang
digariskan,
instrumen
di
bawah
ini
dapat
memandu
Pelayanan
Kesehatan
merumuskan
profil
kinerjanya
dalam
memenuhi
kebutuhan
peningkatan
mutu
lulusan.
Catatan
pelatih
:
galilah
informasi
tentang
uraian
tugas
masing
masing
staf
?
bagaimana
mendeskripsikannya,
melalui
media
apa
pembagian
tupoksi
tersebut
dilakukan
?
,
apakah
ada
dampak
dalam
perbaikan
mutu
pembagian
tugas
tsb
?
Latihan
tiga
1.
Apakah
sudah
dirumuskan
dan
dideskripsikan
uraian
kerjanya
masing2
petugas.
Sesuai
dengan
tupoksi
masing2
petugas
dan
sesuai
pula
dengan
harapan
Pelayanan
Kesehatan?
2.
Apa
kelemahan
dan
kekuatannya?
Bagaimana
Pelayanan
Kesehatan
melakukan
perbaikan
mutu?
3.
Pelayanan
Kesehatan
yang
efektif,
menetapkan
target
mutu
mengembangkan
pengetahuan
dan
keterampilannya
untuk
dapat
bekerja
dengan
lebih
terukur
keberhasilannya.dalam
hal
ini
adalah
memenuh
kaidah
SMART
(
spesific,
measurable,
attainable,
realistic,
and
timely)
Catatan
pelatih
:
berdasrkan
latihan
perencanaan
dalam
menetapkan
tujuan
,
apakah
sudah
sesuai
kaidah
kriteria
smart,
lakukan
cek
kembali
thd
dokumen
perencanaan
yang
tahun
lalu
?
Latihan
empat;
1. Apakah
kegiatan
penetapan
target
perencanaan,
pelaksanaan,
evaluasi
kinerja
telah
memenuhi
kriteria
SMART?
Indikator
apa
yang
Saudara
gunakan?
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 43
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Latihan
lima
1.
Berdasarkan
data
hasil
evaluasi,
adakah
ide-‐ide
baru
yang
perlu
Saudara
kembangkan
terutama
dalam
meningkatkan
mutu
pelayanan
seperti
dalam
penguasaan
standard
kinerja
sesuai
dengan
tupoksinya
dan
termasuk
juga
pengelolaan
sistem
dokumen?
Kempat,
Meningkatkan
Penjaminan
Mutu
Proses
1. Baik
sedari
input
dan
proses
akan
menghasilkan
output
yang
baik.
Namun
demikian
dalam
teori
manajemen
sebagaimana
diyakini
pengelola
ISO
bahwa
proses
yang
baik
lebih
besar
pengaruhnya
pada
output
daripada
input.
Oleh
karena
itu
ISO
memberi
penekanan
pada
sistem
penjaminan
mutu
itu
dalam
proses.
2. Karena
mutu
sangat
bergantung
pada
proses
yang
baik
maka
lembaga
perlu
menjamin
bahwa
seluruh
rencana
yang
dikembangkannya
dan
target
yang
ditetapkannya
dapat
dilaksanakan
dengan
baik.
Indikator
proses
yang
baik
adalah
proses
yang
dapat
dipastikan
mengarah
pada
pencapaian
tujuan.
Oleh
karena
itu
dalam
penjaminan
mutu
tiap
lembaga
perlu
menetapkan
indikator
operasional
sebagai
kriteria
pencapaian
proses.
3. Dengan
menggunakan
indikator
operasional
itulah
pada
akhirnya
Pelayanan
Kesehatan
menilai
dan
memastikan
bahwa
seluruh
proses
berjalan
sesuai
dengan
target
dan
mengarah
pada
tujuan.
Latihan
enam:
Coba
buatlah
contoh
indikator
operasional
yang
memenuhi
kriteria
keberhasilan
pada
1.
Perencanaan
kegiatan
2.
Pelaksanaan
kegiatan
3.
Penilaian
4.
Pengembangan
daya
konpetisi
petugas
Kelima,
Peningkatan
Mutu
Berbasis
Data
Program
Pelayanan
Kesehatan
yang
ideal
yang
dikembangkan
dari
hasil
evaluasi
sehingga
dikembangkan
dari
kondisi
nyata
yang
diketahui
untuk
mencapai
kondisi
yang
diharapkan.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 44
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Pelayanan
Kesehatan
perlu
memantau
dan
meperhatikan
data
kinerja
pada
tiap
unit
kegiatan
.Sehubungan
dengan
kepentingan
itu,
maka
sistem
informasi
atau
sistem
pengelolaan
menjadi
bagian
yang
sangat
kritis
dalam
pengelolaan
mutu.Tanpa
dukungan
data
yang
akurat
pengambilan
keputusan
menjadi
tidak
efektif.
Gambaran
itu
menyiratkan
bahwa
Pelayanan
Kesehatan
yang
tidak
melakukan
supervisi,
evaluasi
serta
tidak
mengelola
data
hasil
evaluasi
secara
efektif
menunjukkan
bahwa
ketertinggalannya.
Latihan
Ketujuh:
Identifikasi
kelemahan
apa
saja
yang
ada
pada
Pelayanan
dimana
sdr
bekerja
?
Solusi
apa
yang
sebaiknya
sdr
usulkan
untuk
mengatasinya?
Keunggulan
dan
potensi
apa
yang
sudah
sdr
manfaatkan
untuk
meningkatkan
Pelayanan
ditempat
sdr
bekerja
?
Evaluasi;
Sebagai
penutup
pelatih
meminta
peserta
menjawab
pertanyaan
berikut
secara
lisan
dengan
ringkas
dan
jelas
untuk
mengetahui
kinerja
belajar
peserta.
1.
Jelaskan
yang
dimaksud
dengan
pelayanan
kesehatan
bermutu,
berikan
contoh?
2.
Jelaskan
kode
kode
dalam
menggambarkan
bagan
alur?
3.
Jelaskan
bagaimana
sdr
menghitung
cakupan
hasil
kerja
setiap
bulanya
pada
masing
masing
program
?
Materi
disampaikan
dalam
pelatihan
petugas
kesehatan
.
Catatan
pelatih
:
Apakah
puskesmas
sdr
dalam
melayani
pasien
di
tiap
tiap
unitnya
sudah
menerapkan
pelayanan
bermutu,
jelaskan
dan
berikan
contohnya
?,
bagimana
cara
melakukan
pengukuran
terhadap
mutu
selama
ini
?,
dan
bagaimana
upaya
yang
dilakukan
untuk
meningkatkan
mutu,
bilamana
diumpai
kasus
pelayanan
yang
tidak
memenuhi
standart
?
VII. PENUGASAN
(
Harus
sudah
dikirim
via
email
pada
akhir
minggu
ke
tiga
)
1. Jelaskan
definisi
mutu
pelayanan
2. Uraikan
dengan
contoh
penerapan
dimensi
dimensi
mutu
pelayanan
puskesmas
3. Uraikan
pemahaman
indikator/
kriteria
kinerja
yang
terukur.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 45
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
4. Susunlah
instrumen
untuk
mengukur
kepuasan
pelanggan.
5. Lakukan
pengukuran
hasil
cakupan
kerja
masong
masing
program
?
6. Lakukan
cara
mengukur
standart
kepatuhan
petugas
dan
tampilkan
dalam
grafik
hasil
pengukuran
tsb
7. Apa
yang
dimaksud
penerapan
hasil
pengukuran
sebagai
dasar
perbaikan
mutu.
?
VIII. EVALUASI
PEMBELAJARAN
1. Ketepatan
waktu
pengiriman
tugas
2. Kualitas
tugas
yang
menunjukkan
bahwa
linatih
dapat
menjelaskan
dengan
runtut
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 46
Pokok Bahasan V: Sistem Rujukan Kesehatan Di Puskesmas
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 47
Pokok Bahasan V: Sistem Rujukan Kesehatan Di Puskesmas
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 48
Pokok Bahasan V: Sistem Rujukan Kesehatan Di Puskesmas
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 49
Pokok Bahasan V: Sistem Rujukan Kesehatan Di Puskesmas
tugas/pekerjaan
pada
suatu
organisasi.
Hal
ini
dapat
dimungkinkan
karena
SOP
merupakan
petunjuk
tertulis
yang
menggambarkan
dengan
tepat
cara
melaksanakan
tugas/pekerjaan.
Tidak
hanya
itu,
SOP
juga
berisi
mekanisme
untuk
mengkomunikasikan
peraturan.
Standar
Operasional
Prosedur
(SOP)
adalah
serangkaian
instruksi
tertulis
yang
dibakukan
mengenai
berbagai
proses
penyelenggaraan
administrasi
pemerintahan,
bagaimana
dan
kapan
harus
dilakukan,
dimana
dan
oleh
siapa
dilakukan.
Standar
Operasional
Prosedur
(SOP)
adalah
gambaran
umum
untuk
karyawan
tentang
cara
kerja
(langkah,
tata
urutan
kerja)
yang
harus
dilakukan,
yang
dapat
dipakai
sebagai
pegangan
bila
terjadi
perubahan
staf
dan
dapat
dipergunakan
untuk
menilai
efektifitas
suatu
system.
Melalui
penerapan
prosedur
secara
konsisten
dan
dilakukan
penilaian
secara
berkesinambungan
akan
dapat
dideteksi
kelemahan
system
apakah
karena
faktor
manusiaatau
perubahan
dalam
system
pelayanan.
Istilah
SOP
merupakan
istilah
yang
tidak
asing
lagi
bagi
sebagian
kalangan
masyarakat
kita
saat
ini.
Istilah
SOP
sangat
sering
digunakan
di
kalangan
birokrasi
pemerintahan,
kalangan
profesional,
maupun
kalangan
industriawan
dan
pengusaha
meskipun
dengan
penyebutan
yang
berbeda-‐beda,
seperti:
Protap
(prosedur
tetap)
biasa
dipakai
di
kalangan
kemiliteran,
kepolisian
dan
birokrasi,
SPO
(standar
prosedur
operasi)
biasa
dipakai
di
kalangan
perkebunan,
SBO
(standar
operasional
baku)
biasa
dipakai
di
kalangan
industri,
SOP
(standar
operasional
prosedur)
biasa
dipakai
di
kalangan
pendidikan.
Dan
masih
banyak
istilah
lain
seperti
:
prosedur
kerja,
prosedur
tindakan,
prosedur
penatalaksanaan,
petunjuk
pelaksanaan,
petunjuk
teknis,
prosedur
mutu,
protocol
klinik
(standar
tehnis
pelayanan).
C. Manfaat
Standar
Operasional
Prosedur
1. Sebagai
standarisasi
cara
yang
dilakukan
pegawai
dalam
menyelesaikan
pekerjaan
yang
menjadi
tugasnya.
2. Mengurangi
tingkat
kesalahan
dan
kelalaian
yang
mungkin
dilakukan
oleh
seorang
pegawai
dalam
melaksanakan
tugas.
3. Meningkatkan
efisiensi
dan
efektifitas
pelaksanaan
tugas
dan
tanggungjawab
individual
pegawai
dan
organisasi
secara
keseluruhan.
4. Membantu
pegawai
menjadi
lebih
mandiri
dan
tidak
tergantung
pada
intervensi
manajemen,
sehingga
akan
mengurangl
keterlibatan
pimpinan
dalam
pelaksanaan
proses
sehari-‐hari
5. Meningkatkan
akuntabilitas
pelaksanaan
tugas.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 50
Pokok Bahasan V: Sistem Rujukan Kesehatan Di Puskesmas
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 51
Pokok Bahasan V: Sistem Rujukan Kesehatan Di Puskesmas
1. SOP
teknis
adalah
standar
prosedur
yang
sangat
rinci
dan
bersifat
teknis.
Setiap
prosedur
diuraikan
dengan
sangat
teliti
sehingga
tidak
ada
kemungkinan-‐kemungkinan
variasi
lain.
2. SOP
administratif
adalah
standar
prosedur
yang
diperuntukkan
bagi
jenis-‐
jenis
pekerjaan
yang
bersifat
administratif
3. SOP
aspek
manajerial
adalahproses
kerja
menunjang
keilmuan
dan
pelayanan
pasien
non
keilmuan
(contoh
:
prosedur
konsul)
4. SOP
aspek
keilmuan
adalah
proses
kerja
untukdiagnosis
dan
terapi
(contoh
:
biopsi
dan
sebagainya)
5. SOP
pelayanan
profesi
adalah
mengatur
tata
cara
penanganan
terhadap
pasien
G.
Format
Standar
Operasional
Prosedur
1.
Langkah
sederhana
(Simple
Steps)
Simple
steps
dapat
digunakan
jika
prosedur
yang
akan
disusun
hanya
memuat
sedikit
kegiatan
dan
memerlukan
sedikit
keputusan
2.
Tahapan
berurutan
(Hierarchical
Steps)
Format
ini
merupakan
pengembangan
dari
simple
steps.
Digunakan
jika
prosedur
yang
disusun
panjang,
lebih
dari
10
langkah
dan
membutuhkan
informasi
lebih
detail,
akan
tetapi
hanya
memerlukan
sedikit
pengambilan
keputusan
Dalam
hierarchical
langkah-‐langkah
yang
telah
diidentifikasi
dijabarkan
kedalam
sub-‐sub
langkah
secara
terperinci.
3. Grafik
(Graphic):
Jika
prosedur
yang
disusun
menghendaki
kegiatan
yang
panjang
dan
spesifik,
maka
format
ini
dapat
dipakai.
Dalam
format
ini
proses
yang
panjang
tersebut
dijabarkan
ke
dalam
sub-‐subproses
yang
lebih
pendek
yang
hanya
berisi
beberapa
langkah.
4.
Diagram
Alir
(Flowcharts)
Flowcharts
merupakan
format
yang
biasa
digunakan
jika
dalam
SOP
tersebut
diperlukan
pengambilan
keputusan
yang
banyak
(kompleks)
dan
membutuhkan
jawaban
"ya"
atau
"tidak"
yang
akan
mempengaruhi
sub
langkah
berikutnya.
Format
ini
juga
menyediakan
mekanisme
yang
mudah
untuk
diikuti
dan
dilaksanakan
oleh
para
pegawai
melalui
serangkaian
langkah-‐langkah
sebagai
hasil
dari
keputusan
yang
telah
diambil.
Diagram
alir
makro/macroflow
chart,
menunjukkan
kegiatan-‐kegiatan
secara
garis
besar
dari
proses
yang
ingin
kita
tingkatkan,
hanya
mengenal
satu
symbol.
Bentuk
balok
:
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 52
Pokok Bahasan V: Sistem Rujukan Kesehatan Di Puskesmas
Diagram
alir
mikro/micro
flow
chart,
menunjukkan
rincian
kegiatan-‐
kegiatandari
tiap
tahapandiagram
makro,
bentuk
simbol
sebagai
berikut
:
-‐ Awal
kegiatan
:
-‐ Akhir
kegiatan
:
-‐ Keputusan
“
-‐ Penghubung
:
-‐ Dokumen
:
-‐ Arsip
:
H. Anatomi
Standar
Operasional
Prosedur
1. Identitas
Standar
Operasional
Prosedur
a. Halaman
Judul/Cover
:
1) Judul
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 53
Pokok Bahasan V: Sistem Rujukan Kesehatan Di Puskesmas
2) Instansi/Satuan
Kerja
3) Tahun
pembuatan
4) Informasi
lain
yang
diperlukan/alamat
instansi
b. Lembar
Pengesahan
Dokumen
SOP
c. Daftar
isi.
d. Penjelasan
singkat
penggunaan
2. Uraian
Standar
Operasional
Prosedur
a. Nama
SOP,
nama
prosedur
kerja
yang
di
SOP-‐kan
b. Satuan
kerja/unit
kerja
c. Nomor,
nomor
prosedur
kerja
yang
di
SOP-‐kan
d. Tanggal
pembuatan,
tanggal
pertama
kali
SOP
dibuat
e. Tanggal
revisi,
tanggal
SOP
direvisi
f. Tanggal
efektif,
tanggal
mulai
diberlakukan
g. Pengesahan
oleh
pejabat
yang
berwenang
h. Dasar
hokum
i. Tujuan
j. Ruang
Lingkup
k. Definisi
l. Prosedur
m. Diagram
Alir
n. Referensi
o. Dokumen
Terkait
p. Distribusi
q. Rekaman
Historis
Perubahan
3. Flowchart
a. Nomor;
b. Aktivitas;
c. Pelaksana/aktor;
d. Mutu
baku
berupa:
1) Kelengkapan;
2) Waktu
3) Output;
e. Keterangan
Contoh
Sampul
SOP
Nomor
:
Revisi
Ke
:
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 54
Pokok Bahasan V: Sistem Rujukan Kesehatan Di Puskesmas
Berlaku
Tgl
:
Logo
Puskesmas
…………………..
Prosedur
...........................................
Penanggung
Jawab
Disiapkan
Diperiksa
Disyahkan
Kepala
Puskesmas
DINAS
KESEHATAN
KABUPATEN/
KOTA...........
Puskesmas
...............................................
Alamat........................
Contoh
SOP
Contoh
SOP
Kajian
mutu
dan
Kepuasan
Pelanggan
Program
Promkes
No.
Kode
:
PROSEDUR
Terbitan
:
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 55
Pokok Bahasan V: Sistem Rujukan Kesehatan Di Puskesmas
No.
Revisi
:
Nama
Organisasi
Tgl.
Mulai
:
berlaku
Halaman
:
1. Tujuan
Sebagai
pedoman
dalam
melaksanakan
pengumpulan
informasi
mutu
dan
kepuasan
pelanggan
Program
Promkes,
2. Ruang
lingkup
Puskesmas,
Puskesmas
Pembantu,
Puskesmas
Keliling
masyarakat
(Posyandu),
3. Definisi
v Pengumpulan
informasi
mutu
dan
kepuasan
pelanggan
Program
Promkes
adalah:
pengumpulan
informasi
dalam
rangka
mengetahui
tanggapan
pelanggan
terhadap
mutu
pelayanan
dan
kepuasan
pelayanan
program
promkes,
v Pengumpulan
informasi
mutu
dan
kepuasan
pelanggan
Program
Promkes
melalui
kotak
saran,
survey
pelanggan
dengan
menggunakan
kuesioner
sebagai
panduan
wawancara,
informasi
langsung
dari
pelanggan
melalui
berbicara
langsung,
telpon
dan
pesan
singkat
(SMS).
v Pelaksana
pengumpulan
informasi
mutu
dan
kepuasan
pelanggan
Program
Promkes
adalah
koordinator
dan
pelaksana
program
promkes,
v Pengumpulan
informasi
mutu
dan
kepuasan
pelanggan
Program
Promkes
melalui
kotak
saran,
informasi
langsung
dari
pelanggan
melalui
berbicara
langsung,
telpon
dan
pesan
singkat
(SMS),
dilaksanakan
setiap
hari
baik
didalam
gedung
maupun
diluar
gedung
setiap
hari,
baik
hari
kerja
maupun
diluar
hari
kerja,
sedangkan
survey
pelanggan
dengan
menggunakan
kuesioner
sebagai
panduan
wawancara
dilaksanakan
di
dalam
gedung
Puskesmas
dan
kegiatan
diluar
gedung
Puskesmas,
misalnya
pada
kegiatan
Posyandu
balita,
Posyandu
Lansia,
setiap
hari
pelaksanaan
kegiatan
sebanyak
2
responden,
4. Prosedur
A. Penumpulan
informasi
melalui
kotak
saran,
1. Koordinator
kelompok
kerja
administrasi
dan
manajemen
(admin)
Puskesmas
membuka
kotak
saran
Puskesmas
setiap
bulan,
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 56
Pokok Bahasan V: Sistem Rujukan Kesehatan Di Puskesmas
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 57
Pokok Bahasan V: Sistem Rujukan Kesehatan Di Puskesmas
5. Diagram
Alir
6. Referensi
Survey
harapan
7. Dokumen
• Rekapan
mutu
dan
kepuasan
individu
program
promkes,
Terkait
• Rekapan
mutu
dan
kepuasan
koordinator
program
promkes,
• Rekapan
mutu
dan
kepuasan
Puskesmas,
8. Distribusi
Ø Koordinator
program
promkes,,
Ø Pelaksana
program
promkes,
Ø Lintas
program
yang
terkait
dengan
program
promkes.
Ø Koordinator
admen.
9. Rekaman
historis
perubahan
No
Yang
dirubah
Isi
Perubahan
Tgl.mulai
diberlakukan
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 58
Pokok Bahasan V: Sistem Rujukan Kesehatan Di Puskesmas
I. Langkah
Teknis
Penyusunan
Sop
Administrasi
Pemerintahan
1. Persiapan
Penyusunan
Standar
Operasional
Prosedur
a. Membentuk
Tim
Dan
Kelengkapan
Tim
bertugas
untuk
melakukan
identifikasi
kebutuhan,
mengumpulkan
data,
melakukan
analisis
prosedur,
melakukan
pengembangan,
melakukan
uji
coba,
melakukan
sosialisasi,
mengawal
penerapan,
memonitor
dan
melakukan
evaluasi,
melakukan
penyempurnaan-‐penyempurnaan,
menyajikan
hasil-‐hasil
pengembangan
mereka
kepada
pimpinan
SOP,
dan
tugas-‐tugas
lainnya
b. Memberikan
Pelatihan
Bagi
Anggota
Tim
Agar
tim
dapat
melakukan
tugasnya
dengan
baik,
maka
seluruh
anggota
tim
harus
memperoleh
pembekalan
yang
cukup
tentang
bagaimana
menyusun
SOP.
Petunjuk
pelaksanaan
penyusunan
SOP
ini
menjadi
panduan
bagi
anggota
tim
dalam
melaksanakan
tugasnya
c. Sosialisasi
SOP
ke
seluruh
unit
Agar
seluruh
satuan
kerja
dalam
organisasi
mengetahui
adanya
perubahan
yang
akan
dilakukan,
maka
pimpinan-‐pimpinan
unit
mengetahui
hal
ini.
Peran
pimpinan
puncak
akan
sangat
menentukan
dalam
hal
ini
2. Penilaian
Kebutuhan
Standar
Operasional
Prosedur
Penilaian
kebutuhan
adalah
proses
awal
penyusunan
SOP
yang
dilakukan
untuk
mengidentifikasi
kebutuhan
SOP
yang
akan
disusun.
Bagi
organisasi
yang
sudah
memiliki
SOP,
maka
tahapan
ini
merupakan
tahapan
untuk
melihat
kembali
SOP
yang
sudah
dimilikinya
dan
mengidentifikasi
perubahan-‐perubahan
yang
diperlukan.
Bagi
organisasi
yang
sama
sekali
belum
memiliki
SOP,
maka
proses
ini
murni
merupakan
proses
mengidentifikasi
kebutuhan
SOP
3. Pengembangan
Standar
Operasional
Prosedur
Pengembangan
SOP
pada
dasarnya
meliputi
lima
tahapan
proses
kegiatan
secara
berurutan
yang
dapat
dirinci
sebagai
berikut
:
a. Pengumpulan
Informasi
Dan
Indentifikasi
Alternatif
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 59
Pokok Bahasan V: Sistem Rujukan Kesehatan Di Puskesmas
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 60
Pokok Bahasan V: Sistem Rujukan Kesehatan Di Puskesmas
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 61
Pokok Bahasan V: Sistem Rujukan Kesehatan Di Puskesmas
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 62
Pokok Bahasan V: Sistem Rujukan Kesehatan Di Puskesmas
...........................................
DINAS KESEHATAN KABUPATEN/ KOTA...........
Puskesmas
...............................................
Alamat........................
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 63
Pokok Bahasan V: Sistem Rujukan Kesehatan Di Puskesmas
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 64
Pokok Bahasan V: Sistem Rujukan Kesehatan Di Puskesmas
2
7.
ApakahPetugas
membersihkan
area
penusukan
menggunakan
kapas
alkohol
8.
Apakah
Petugas
membuka
tutup
jarum
9.
ApakahPetugas
menusukkan
jarum
ke
daerah
penusukan
dengan
sudut
90
derajat,
kira
–
kira
sampai
jaringan
otot
10.
ApakahPetugas
meLakukan
aspirasi
spuit,
11.
ApakahPetugas
mengobservasi
ada
tidak
darah
dalam
spuit
12.
ApakahJika
ada
darah
tarik
kembali
jarum
dari
kulit,
13.
Apakah
Petugas
menekan
tempat
penusukan
dengan
kapas
alkohol
14.
Apakah
Petugas
mengganti
penusukan
ke
tempat
lain
15.
Apakah
Jika
tidak
ada
darah,
masukkan
obat
perlahan
–
lahan
hingga
habis
16.
Apakah
Petugas
mencabut
jarum
17.
Apakah
Petugas
menekan
tempat
penusukan
dengan
kapas
alkohol
18.
Apakah
Petugas
memberitahu
kepada
pasien
bahwa
tindakan
sudah
selesai
19.
Apakah
Petugas
membuang
sampah
medis
pada
tempatnya
20.
Apakah
Petugas
mencatat
tindakan
dalam
rekam
medis,
21.
Apakah
Petugas
merapikan
alat
dan
bahan,
22.
Apakah
Petugas
mencuci
tangan.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 65
Pokok Bahasan V: Sistem Rujukan Kesehatan Di Puskesmas
Jumlah
CR:
…………………………………………%.
………………………………
Pelaksana/ Ouditor
(………………………………)
c. Penutup.
Standar
Operasional
Prosedur
merupakan
pedoman
dalam
pelaksanaan
administrasi
perkantoran
dalam
peningkatan
pelayanan
dan
kinerja
organisasi
karena
SOP
merupakan
30
prasarat
dan
syarat
dalam
mendukung
Kebijakan
Reformasi
Birokrasi
yang
merupakan
suatu
kebijakan
yang
komprehensif
dalam
peningkatan
pelayanan
dan
kinerja
organisasi
instansi
pemerintah
di
Indonesia
saat
ini;
Standar
Operasional
Prosedur
sebagai
sebuah
dokumen
yang
berisi
serangkaian
instruksi
tertulis
yang
dibakukan
mengenai
berbagai
proses
penyelenggaraan
administrasi
pemerintahan
(administrasi
perkantoran),
bagaimana
(cara)
dan
kapan
(waktu)
harus
dilakukan,
dimana
(institusi)
dan
oleh
siapa
dilakukan
(aktor)
dapat
memberikan
arah
guna
perbaikan
(peningkatan)
pelayanan
yang
dilakukan
oleh
instansi
pemerintah
dan
kinerja
instansi
pemerintah.
Hal
ini
mengingat
bahwa
dokumen
SOP
yang
merupakan
pedoman
baku
bagi
petugas/pekerja
selalu
dijadikan
sebagai
acuan
dalam
melaksanakan
tugas/pekerjaanya
sesuai
dengan
peraturan
yang
berlaku
dan
target
kinerja
yang
telah
ditentukan.
Disamping
itu
Dokumen
SOP
selalu
dimonitor
dan
ditinjau
ulang
setiap
periode
tertentu
untuk
mengakomodasi
dan
mengantisipasi
dinamika
tugas/pekerjaan.
Catatan
pelatih
Tugaskan
kepada
peserta
latih
apakah
pernah
menyusun
SOP
?
dan
membuat
daftar
tilik
?
Apabila
pernah
diambil
salah
satu
sampel
untuk
dicermati
bersama
oleh
peserta,
apabila
belum
maka
ditugaskan
dan
diajarkan
cara
cara
menyusun
SOP
.
VII. .EVALUASI
PEMBELAJARAN
Linatih
dapat
menjelaskan
Konsep
dasar
penyusunan
Standar
Operasional
Prosedur
dan
melakukan
penyusunan
standar
operasional
prosedur
serta
menyusun
daftar
tilik
untuk
mengetahui
tingkat
kepatuhannya
VIII. Kepustakaan
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 66
Pokok Bahasan V: Sistem Rujukan Kesehatan Di Puskesmas
1. FEMA,
1999,
Developing
Effective
Standard
Operating
Procedures
For
Fire
and
EMS
Departments
FA-‐197/December
1999;
2. Hodge,
George,
1993,
Minding
Everybody
Business
Performance
Management
in
Public
Agencies,
Ch
1-‐2.
3. Jones,
Gareth
R.
2001.
Organizational
Theory.
Text
and
Cases.
Third
Edition.
New
Jerse,.
America:
Prentice
Hall
International,
Inc.
4. Insani,
Istyadi,
2009,
Konsep
SOP—Pengantar
Memahami
Standar
Operasional
Prosedur,
hand-‐out,
Bimbingan
Teknis
Penyusunan
SOP,
Lembaga
Administrasi
Negara;
5. Lembaga
Administrasi
Negara,
2005,
Penyusunan
Standard
Operating
Procedures
(Prosedur
Tetap),
Jakarta:
LAN
RI;
6. PermenPAN
No.
PER/15/M.PAN/7/2008
Tentang
Pedoman
Umum
Reformasi
Birokrasi;
7. PermenPAN
No.
PER/21/M.PAN/11/2008
Tentang
Pedoman
Penyusunan
Standar
Operasional
Prosedur
(SOP)
Administrasi
Pemerintahan;
32
8. Stup,
Richard,
2001,
Standard
Operating
Procedures:
Writing
Guide,
Pennsylvania:
PenState
College
of
Agricultural
Sciences
Agricultural
Research
And
Cooperative
Extension;
10. United
States
Environmental
Protection
Agency,
2007,
Guidance
for
Preparing
Standard
Operating
Procedures
(SOPs)-‐-‐EPA
QA/G-‐6,
Office
of
Environmental
Information-‐-‐
EPA/600/B-‐07/001,
Washington,
DC
20460
April
2007;
11. http://en.wikipedia.org/wiki/Standard_operating_procedure
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery 67