erdapat kurang lebih 123 jenis jangkrik di Indonesia. Jenis Gryllus testaclus dan
Gryllus mitratus banyak dibudidayakan untuk pakan burung dan ikan. Menurut
keyakinan masyarakat, burung yang makan jangkrik akan menjadi lebih rajin
berkicau. Sementara ikan Arwana yang makan jangkrik tubuhnya akan menjadi
lebih indah berkilau.
Di habitat aslinya, jangkrik hidup aktif di malam hari. Artinya, kegiatan mencari
makan, mengerik, dan kawin dilakukan pada malam hari. Oleh karena itu,
lingkungan budi daya jangkrik harus dibuat gelap agar jangkrik terus
melakukan aktivitas. Pada siang hari, jangkrik akan mencari perlindungan di
lorong/lubang tanah, di bawah batu, atau di bawah tumpukan material, seperti
genteng, kayu, dan material lainnya.
Lama siklus hidup jangkrik bervariasi menurut jenisnya. Untuk semua jenis,
umur jantan lebih pendek dibandingkan dengan umur betina. Sebagai
gambaran, umur jantan dewasa jenis Gryllus mitratus hanya 78 hari,
sedangkan umur betina dewasa dapat mencapai 105 hari. Ukuran tubuh
jangkrik betina lebih panjang dibandingkan ukuran tubuh jantan.
Budidaya jangkrik pada umumnya ditunjukkan untuk menghasilkan telur
untuk dijual ke peternak lain dan jangkrik dewasa sebagai pakan burung dan
ikan.