Anda di halaman 1dari 5

Diagram ekologi industry

Tempurung kelapa
VCO Asap Cair

Kandungan tempurung kelapa kenapa bisa dijadikan asap cair

Asap cair merupakan dispersi uap asap dalam air yang diproduksi melalui proses
pirolisis. Pirolisis merupakan proses pengarangan dengan cara pembakaran tidak sempurna
bahan-bahan yang mengandung karbon pada suhu tinggi. Suhu dan waktu pirolisis tergantung
pada bahan baku dan cara pembuatannya (Demirbas, 2005). Bahan baku yang dapat dijadikan
asap cair adalah komponen yang mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin. Selama proses
pirolisis selulosa, hemiselulosa dan lignin akan terdekomposisi menjadi fenol, karbonil, asam
organik, furan, alkohol, lakton, dan senyawa hidrokarbon polisiklis aromatis lainnya (Jayanudin
dkk, 2012). Senyawa dekomposisi tersebut dapat berpotensi sebagai bahan baku zat pengawet,
antioksidan, desinfektan ataupun sebagai biopestisida.

Dalam pengolahan minyak kelapa, bagian tempurung kelapa tidak dimanfaatkan lagi.
Akan tetapi, tempurung kelapa dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan asap cair.
Tempurung kelapa memiliki komponen selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang merupakan
bahan baku pembuatan asap cair, berikut merupakan komposisi kimia tempurung kelapa.

Tabel 1. Komposisi Kimia Tempurung Kelapa (Jayanudin dkk, 2012)

Komponen Presentase (%)


Selulosa 27,31
Hemiselulosa 27,7
Lignin 33,30
Abu 0,23
Komponen ekstraktif 4,2
Uronat anhidrat 3,5
Nitrogen 0,1
Air 8,0

Cara pembuatan asap cair menurut Jayanudin dkk (2012) dan Dewi dkk (2018)

a. Pretreatment bahan baku


Tempurung kelapa dikeringkan selama 7 hari lalu dilakukan pengecilan ukuran sebesar
1,6-4 mm.
b. Pirolisis

Tempurung kelapa dilakukan pirolisis didalam retort dengan suhu 400oC. Selama
pemanasan berlangsung tempurung kelapa akan mengalami perengkahan, kemudian
komponen tersebut akan didinginkan menggunakan kondenser. Setelah melalui
kondenser, komponen tempurung kelapa akan terkondensasi membentuk produk cair dan
gas. Produk cair akan ditampung selama 4 jam. Produk gas yang tidak terkondensasi akan
dialirkan melalui selang menuju wadah silinder tertutup berisi air. Gas akan memasuki
wadah tersebut dan mendorong air di dalam wadah untuk keluar melalui selang. Air yang
terdorong keluar kemudian ditampung. Asap cair hasil pirolisis diendapkan selama 24
jam dengan cara presipitasi untuk memisahkan asap cair kasar dari senyawa tar.
c. Destilasi
Salah satu kendala pada asap cair adalah komponen tar dan benzopiren yang bersifat
toksik dan karsinogenik, sehingga diperlukan proses destilasi untuk menghilangkan tar.
Sampel yang berwarna hitam pekat dimasukan dalam labu yang kemudian akan
dipanaskan dengan hotplate pada suhu 150oC, uap akan menjadi cair setelah melewati
kondensor. Pada tahap ini dihasilkan asap grade 3 dengan ciri berwarna coklat pekat dan
bau tajam. Asap grade 3 diperuntukkan untuk pengawetan karet.
d. Penyaringan zeolite
Penggunaan zeolit sangat efektif dalam menyerap kandungan benzo(a)pyrene dalam asap
cair. Distilat difiltrasi dengan zeolit aktif dengan cara mengalirkan distilat ke kertas
saring yang diberi zeolit aktif 250 gram, sehingga diperoleh filtrat asap cair. Pada tahap
ini dihasilkan asap grade 2 dengan ciri berwarna kuning kecoklatan. Asap cair grade 2
dapat digunakan sebagai pengawet makanan mentah
e. Penyaringan karbon
Filtrat asap cair difiltrasi kembali dengan menggunakan arang aktif ampas tebu hasil
pirolisis yang telah diaktifasi. Filtrat dimasukkan dalam kolom yang berisi arang aktif.
Pada tahap ini dihasilkan asap grade 3 dengan ciri berwarna kuning pucat. Asap cair
grade 3 dapat digunakan sebagai pengawet makanan siap saji.
Tempurung Kelapa

Pre-Treatment

Pirolisis

Destilasi

Penyaringan zeolite

Penyaringan karbon

Asap Cair
Daftar Pustaka

Jayanudin., Ahmad Suhendi, Jauharotul Uyun, Ali Hafid Supriatna. 2012. Pengaruh Suhu
Pirolisis Dan Ukuran Tempurung Kelapa Terhadap Rendemen Dan Karakteristik Asap Cair
Sebagai Pengawet Alami. Jurnal Sains dan Teknologi UNTIRTA.  Vol 8, No 1: 46-55

Dewi, Julia., Abdul Gani, Muhammad Nazar. 2018. Analisis Kualitas Asap Cair Tempurung
Kelapa dan Ampas Tebu sebagai Bahan Pengawet Alami pada Tahu. Jurnal IPA dan
Pembelajaran IPA. Vol. 02, No. 02, hlm 106-112.

Demirbas, A. 2005. Pyrolysis of ground beech wood in irregular heating rate conditions. Journal
of Analytical Applied and Pyrolysis. 73:39-43.

Anda mungkin juga menyukai