I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Limbah kulit durian yang selama ini tidak termanfaatkan dengan baik,
mengandung unsur selulosa yang tinggi (50-60%) dan kandungan lignin (5%)
serta kandungan pati yang rendah (5%) sehingga dapat diindikasikan sebagai
campuran bahan baku pangan olahan serta produk lainnya yang dimanfaatkan
sebagai bahan pengawet karena memiliki sifat anti bakteri dan antioksidan
(Wijaya, 2008).
Asap cair merupakan bahan pengawet alami yang dapat digunakan sebagai
pengganti bahan pengawet kimia, seperti formalin dan boraks pada proses
2
dengan kualitas baik, asap cair hasil pirolisis kulit durian akan diolah lebih lanjut
cair (pH, kadar asam asetat (N), kadar indeks bias, dan warna) yang dihasilkan
melalui proses pirolisis dan destilasi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menghasilkan asap cair yang dihasilkan melalui proses pirolisis. Selain itu, dapat
berbahaya dan warna yang cenderung coklat hitam. Pemurnian dapat dilakukan
dengan berbagai cara, salah satunya dengan destilasi. Asap cair hasil destilasi
diharapkan lebih baik kualitasnya, untuk itu perlu dilakukan penelitian pemurnian
asap cair kulit durian berdasarkan suhu dan lama proses destilasi
melaksanakan penelitian tentang proses destilasi asap cair dari kulit durian
penelitian ini maka dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut
1. Asap cair yang digunakan berupa asap cair dari kulit durian dari hasil
proses destilasi
pH, konsentrasi asam asetat, indeks bias dan warna) asap cair kulit durian
2015). Durian adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari wilayah Asia
Tenggara, sekaligus nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari
ciri khas kulit buahnya yang keras dan berlekaklekuk tajam sehingga
menyerupai duri. Sebutan populernya adalah raja dari segala buah. Durian
tetapi sekelompok tumbu han dari marga Durio. Namun demikian, yang
Dari segi struktur, Durian terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian
dari daging durian sekitar 20-30 %, biji durian sekitar 5-15 % dan bagian
(50-60%) dan kandungan lignin (5%) serta kandungan pati yang rendah
dengan dimensi yang panjang serta dinding serabut yang cukup tebal
6
sehingga akan mampu berikatan dengan baik apabila diberi bahan perekat
sintetis atau bahan perekat mineral (Kurniawan W, Arifan M, & Adim, 2013).
2.2.1 Pirolisis
pemanasan dan dilakukan pada kondisi tanpa atau sedikit udara, dimana akan
terjadi pemecahan struktur kimia pada material yang dipirolisis menjadi fase gas.
Arang, minyak dan gas merupakan produk utama yang dihasilkan dalam produk
pirolisis yang umumnya berlangsung dalam waktu 4-7 jam pada suhu diatas 300
o
C tergantung jenis bahan baku. Biomassa yang diolah dan diproses melalui
padatan, cairan dan gas yang terjadi pada suhu tinggi tanpa berhubungan dengan
(2004) mengatakan bahwa pirolisis adalah proses dekomposisi suatu bahan oleh
dengan bentuk cair seperti asap cair maupun bentuk padat seperti arang. Dimana
asap yang dihasilkan dari proses ini kemudian dikondensasi menjadi asap cair
agar tidak mencemari udara dan lingkungan. Sudah banyak penelitian yang
7
memanfaatkan hasil samping produk dan industri pertanian. Asap cair merupakan
Asap cair merupakan suatu hasil pengembunan dari uap hasil pembakaran tidak
langsung maupun langsung dari bahan bahan yang banyak mengandung karbon serta
senyawa-senyawa lain, bahan baku yang banyak digunakan sekarang ini adalah
kayu, tandan kelapa sawit, ampas hasil penggergajian kayu dll (Mangkoewidjojo,
2008) . Salah satu cara konversi asap pembakaran biomasa menjadi asap cair adalah
metode pirolisis dan penyulingan. Kondensasi asap hasil pembakaran biomasa akan
menghasilkan asap cair (Darmadji, 2008). Asap cair merupakan suatu campuran
larutan dari dispersi koloid asap dalam air, yang dibuat dengan mengkondensasikan
dalam medium gas (Girard, 1992), sedangkan asap cair menurut Darmadji (1997)
8
merupakan campuran larutan dari dispersi asap dalam air yang dibuat dengan
satunya yaitu asap cair (liquid smoke). Asap cair tersebut mengandung
pembakaran. Kandungan senyawa asam, fenol dan karbonil pada asap cair
berfungsi untuk mengawetkan suatu produk agar memiliki umur simpan yang
lebih lama, sehingga asap cair banyak dimanfaatkan sebagai alternatif pengganti
Bahan baku pembuatan asap cair di Indonesia cukup beragam dan banyak,
salah satu bahan baku yang dapat digunakan dan sumbernya melimpah adalah
asap cair dari limbah kulit durian (Oramahi, dkk. 2010). Asap cair kulit durian
diperoleh dari hasil pirolisis limbah kulit durian itu sendiri, pirolisis merupakan
serangkaian proses pemanasan kulit durian tanpa adanya oksigen atau udara luar
tersebut (Asmawit, dkk. 2011). Pembuatan asap cair kulit durian dibuat
Pemanfaatan asap cair kulit durian telah banyak digunakan dan dilakukan
pengujian asap cair kulit durian terhadap perkembangan jamur Aspergillus niger
secara in vitro dan hasilnya adalah dengan konsetrasi asap cair 3% pada suhu
9
cair juga dapat digunakan untuk mengendalikan hama perusak daun pada
pertanaman sawi sehingga layak digunakan sebagai insektisida nabati (Sari, dkk.
2018).
1. Uji Kimia
jumlah bahan baku untuk mengetahui hasil dari suatu proses dan dinyatakan
dalam satuan persen (%). Rendemen dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
dan kadar air yang terkandung pada bahan baku. Sistem kondensasi mempunyai
pengaruh besar terhadap persentase rendemen asap cair yang dihasilkan pada
suatu proses pirolisis (Wijaya dkk., 2008). Dalam hal ini Nasruddin (2015) juga
mengatakan bahwa rendemen asap cair dipengaruhi oleh jenis, berat jenis dan
ukuran partikel.
terkandung di dalam asap cair dan mengetahui kualitas asap cair dari hasil
pirolisis. Pamori, dkk. (2015) mengatakan bahwa kadar air dan total asam yang
terkandung dalam suatu bahan akan memberikan pengaruh terhadap nilai pH yang
10
dihasilkan. Standar nilai pH asap cair berdasarkan standar mutu Jepang adalah
1,5-3,7. Besar kecilnya nilai akan mempengaruhi daya simpan produk asap dan
sifat organoleptiknya.
c. Kadar Asam
membentuk cita rasa produk asapan. Senyawa asam ini antara lain adalah asam
asetat, propionat, butirat dan valerat. Kadar asam yang terkandung dalam asap
cair dapat dijadikan acuan yang mempengaruhi mutu asap cair tersebut dalam
pemanfaatannya. Asam asetat dalam asap cair yang diperoleh dari dekomposisi
selulosa, hemiselulosa dan pati mempengaruhi rasa, pH dan umur simpan produk
dan sangat berpengaruh terhadap total fenol yang dihasilkan (Wijaya, dkk., 2008).
Keterangan:
Fp = Faktor Pengencer
suatu zat dari campuran berdasarkan kecepatan dan kemudahan zat tersebut untuk
memurnikan suatu zat dan memisahkan tar yang bersifat karsinogenik pada asap
11
cair. Untuk mengetahui aman atau tidaknya asap cair digunakan sebagai bahan
tambahan maka perlu dibandingkan dengan standar mutu asap cair. Suhu pada
destilasi lebih rendah daripada proses pirolisis yaitu sekitar 100 oC – 200 oC.
suatu bahan pada berbagai temperatur, tanpa kontak dengan udara luar untuk
memperolah hasil tertentu. Penyulingan adalah perubahan bahan dari bentuk cair
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk unit
operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada
teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada
titik didihnya.
disebut distilat dan sisanya disebut residu. Jika hasil distilasinya berupa air, maka
dalam kehidupan sehari-hari, baik didalam rumah tangga ataupun peralatan dan
mesin industri. Elemen pemanas merupakan alat yang berfungsi sebagai salah satu
kegiatan kerja untuk mendapatkan suhu dari suhu rendah suatu zat sampai ke suhu
Sebagai sumber panas yang dihasilkan oleh elemen pemanas listrik ini
bersumber dari kawat ataupun pita bertahanan listrik tinggi (Resistance Wire)
biasanya bahan yang digunakan adalah kawat niklin yang digulung menyerupai
kemudian dialiri arus listrik pada kedua ujungnya dan dilapisi oleh isolator listrik
yang mampu meneruskan panas dengan baik hingga aman jika digunakan. Bentuk
dan tipe dari Electrical Heating Element ini bermacam macam disesuaikan
Adapun jenis dan bentuk dari elemen pemanas adalah sebagai berikut :
13
pemanas bentuk ini adalah : Ceramik Heater, Infra Red Heater, Silica dan Quartz
dari bentuk dasar yang dilapisi oleh pipa atau lembaran plat logam
- Tubular heater
- Catridge heater
Salah satu alternatif penanganan kulit durian yang sejalan dengan konsep
produksi bersih adalah dengan pembakaran pirolisis yang akan menghasilkan asap
cair. Asap cair dapat digunakan sebagai pengawet pangan dan non-pangan karena
durian menjadi asap cair merupakan suatu pilihan yang sangat realistis dan
prospektif.
pengawet berbahan alami seperti asap cair. Asap cair adalah suatu hasil
pengembunan dari uap hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung.
Asap cair didapat dari hasil pirolisis kayu lunak maupun kayu keras, salah satu
diantaranya adalah kulit durian, tempurung kelapa dan kayu. Menurut Widiastuti
dan Panji (2007) dan Nuryanto (2001) kulit durian dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku dalam pembuatan asap cair, selain itu kulit durian mengandung
menghasilkan asap cair yang lebih bermutu sebagai bahan pengawet yang murah
3.2 Hipotesis
Diduga bahwa asap cair kulit durian sebelum dan sesudah didestilasi akan
tersebut, dalam hal ini parameternya adalah indeks bias, pH, Konsentrasi asam
Solusi
dan mesin pertanian Program Studi Teknik Pertanian STIPER dan di laboratorium
hasil hutan, Program Studi Teknologi Hasil Hutan, Jurusan Teknologi Pertanian,
mengukur warna, Titrasi untuk mengukur Kadar Asam, pH meter untuk mengukur
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah asap cair hasil pirolisis
percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 2
faktor. Faktor yang digunakan yaitu suhu dan waktu dengan 3 variasi dan 3 kali
J =1, 2, 3 ... r
18
Dimana:
3 kali ulangan. Variabel penelitian dan kombinasi tiap variabel dapat dijelaskan
sebagai berikut:
alat pirolisis. Proses pirolisis dilakukan hingga suhu ± 400 °C, lalu ditampung
destilat asap cair yang dihasilkan ke dalam wadah sampel. Proses pirolisis
dilakukan hingga tidak ada lagi destilat asap cair yang keluar
Kulit Durian
Reaktor Pembakaran
Kondensor Pendingin
menggunakan alat destilasi pada suhu 90, 120, dan150°C dan waktu destilasi 30,
60, dam 90 menit, hingga terpisah antara cairan coklat yang mengandung ter
Asap Cair
Destilasi
Kondensor Pendingin
Penampungan hasil
destilasi
Menurut Siswandari (2009), data kuantitatif adalah jenis data yang dapat
diukur (measurable) atau dihitung secara langsung sebagai variabel angka atau
bilangan. Data yang diamati adalah pH, rendeman, kadar asam asetat (N), dan
warna. Data kuantitatif berupa data uji rendemen dan hasil uji laboratorium
antara kelajuan cahaya di ruang hampa terhadap kelajuan cahaya di dalam bahan.
Cepat rambat gelombang cahaya di ruang hampa sebesar c. Jika melalui suatu
dimana besarnya v jauh lebih kecil dibandingkan cepat rambang cahaya di ruang
hampa c. Ketika cahaya merambat di dalam suatu bahan, kelajuannya akan turun
sebesar suatu faktor yang ditentukan oleh karakteristik bahan yang dinamakan
indeks bias (n). Pernyataan tersebut dapat dituliskan dalam persamaan berikut:
c
n= v
n = Indeks Bias
dengan larutan NaOH 0,1 N sampai titik akhir titrasi yang ditunjukan dengan
asam asetat.
V x N x BM
Total Asam ( % )= x 100 %
BC x 1000
Keterangan :
Kulit Durian
s
Nilai parameter awal:
1. Kadar Asam
Tahap Analisis Awal
2. pH
Sebelum didestilasi
3. Warna
4. Indeks Bias
Selesai
Asap cair yang digunakan sebagai bahan baku proses destilasi adalah asap
cair kulit durian sebanyak 30.000 ml, dimana 1.000 ml digunakan untuk analisi
sebelum didestilasi dan 27.000 ml digunakan pada saat destilasi. Sebelum asap
cair kulit durian didestilasi, terlebih dahulu 1.000 ml asap cair kulit durian
dianalisis parameter awal untuk mengetahui karakteristik asap kulit durian dengan
parameter indeks bias, derajat keasaman (pH), konsentrasi asam asetat, dan warna.
Hasil uji laboratorium karakteristik asap cair kulit durian sebelum didestilasi dapat
durian pada tabel 2 diatas, asap cair kulit durian sebagai sampel memiliki nilai
densitas indeks bias 1,5372, nilai pH 4,901, dan nilai asam asetat 6,172 N.
5.2. Karakteristik Asap Cair dan Rendemen Kulit Durian Hasil Destilasi
Asap cair kulit durian hasil pirolisis sebanyak 27.000 ml, selanjutnya
dilakukan proses destilasi dengan variasi temperatur dan waktu dengan ulangan
tiga kali, dimana setiap proses destilasi digunakan asap cair sebanyak 1.000 ml
25
dengan tiga variasi temperatur dan waktu dengan jumlah perlakuan sebanyak
Tujuan dilakukan proses destilasi terhadap asap cair hasil pirolisis adalah
untuk memisahkan tar dan senyawa yang lain, sehingga mendapatkan asap cair
yang lebih baik dengan sifat-sifat fungsional yang menonjol. Pengujian kualitas
asap cair secara sifat kimiawi yang diamati meliputi indeks bias pH, kadar asam
asetat, dan rendemen. Hasil uji laboratorium dan rendemen karakteristik asap cair
kulit durian setelah didestilasi dapat dilihat pada tabel 3 dan tabel 4 berikut ini.
Tabel. 3. Hasil Rata-rata Karakteristik Asap Cair Kulit Durian Setelah Destilasi
No Suhu Indeks Bias pH Asam asetat
(N)
W1 W2 W3 W1 W2 W3 W1 W2 W3
1 T1 1.23467 1.23667 1.23867 3.44067 3.42333 3.41433 7.37200 7.37533 7.37867
2 T2 1.33067 1.33333 1.33533 2.94200 2.93467 2.92700 7.52200 7.52500 7.52800
3 T3 1.34367 1.34600 1.34800 2.53533 2.52467 2.51600 7.97067 7.97333 7.97600
Keterangan: T1 = 90 oC, T2 = 120 oC, T3 = 150oC
W1 = 30 menit, W2 = 60 menit, W3 = 90 menit
Tabel. 4. Hasil Rata-rata rendemen Asap Cair Kulit Durian Setelah Destilasi
No Suhu Volume Volume Hasil (ml) Volume Akhir (ml) Rendemen (%)
Awal (ml)
W1 W2 W3 W1 W2 W3 W1 W2 W3
1 T1 547,67 563,67 596,00 431,00 318,33 283,67 54,76 56,36 56,60
2 T2 1000 766,67 755,67 797,00 211,33 198,00 193,33 76,66 75.56 79,70
3 T3 817,00 834,00 846,67 174,67 159,67 145,67 81.70 83,40 84,66
Keterangan: T1 = 90 oC, T2 = 120 oC, T3 = 150oC
W1 = 30 menit, W2 = 60 menit, W3 = 90 menit
5.3. Karakteristik Indeks Bias Asap Cair Kulit Durian Hasil Destilasi
antara kelajuan cahaya di ruang hampa terhadap kelajuan cahaya di dalam bahan.
Cepat rambat gelombang cahaya di ruang hampa sebesar c. Jika melalui suatu
dimana besarnya v jauh lebih kecil dibandingkan cepat rambang cahaya di ruang
26
hampa c. Ketika cahaya merambat di dalam suatu bahan, kelajuannya akan turun
sebesar suatu faktor yang ditentukan oleh karakteristik bahan yang dinamakan
indeks bias. Hasil rata-rata uji laboratorium indeks bias asap cair kulit durian
Tabel 5. Rata-Rata Indeks Bias Hasil Destilasi Asap Cair Kulit Durian.
No Waktu
Suhu W1 W2 W3
1 T1 1.23467 1.23667 1.23867
2 T2 1.33067 1.33333 1.33533
3 T3 1.34367 1.34600 1.34800
Keterangan: T1 = 90 oC, T2 = 120 oC, T3 = 150oC
W1 = 30 menit, W2 = 60 menit, W3 = 90 menit
Sumber: Data hasil pengamatan pengujian laboratorium 2021
Berdasarkan tabel 5 diatas, Nilai indeks bias asap cair Kulit durian setelah
adalah 1.34800. Sedangkan nilai indeks bias asap cair kulit durian sebelum
(pemurnian). Hal menunjukkan bahwa asap cair kulit durian hasil destilasi akan
semakin jernih dan transfaran, semakin kecil nilai indeks bias maka asap cair akan
semakin jernih dan trasfaran. Berdasarkan hasil rata-rata nilai indeks bias, maka
27
perlakuan yang terbaik untuk variasi temperatur dan suhu yang terbaik adalah
Perbandingan nilai parameter indeks bias asap cair kulit durian untuk tiap-
tiap variasi temperatur dan waktu setelah didestilasi memiliki nilai yang lebih
kecil dibandingkan dengan nilai parameter indeks bias sebelum didestilasi, dapat
diketahui bahwa semakin tinggi temperatur dan waktu destilasi maka semakin
besar nilai indeks bias asap cair kulit durian yang dihasilkan.
waktu destilasi, F hitung yang didapat adalah 0,230769232. F tabel pada tingkat
kesalahan 5 %, yaitu 2,93. sehingga diketahui F hitung lebih kecil dari pada F
tabel (Fhitung<Ftabel). Pengaruh suhu dan waktu terhadap Nilai Indeks Bias asap cair
kulit durian tidak berpengaruh signifikan (tidak berbeda). Namun perlakuan suhu
atau waktu memberikan pengaruh sangat nyata terhadap nilai indeks bias, karena
5.4. Karakteristik Derajat Keasaman (pH) Asap Cair Kulit Durian Hasil
Destilasi
parameter kualitas dari asap cair yang dihasilkan. Untuk mengetahui kadar
asam/derajat keasaman asap cair maka perlu diukur pH asap cair masing-masing
fraksi. Hasil uji laboratorium pH asap cair kulit durian setelah didestilasi dapat
Tabel 6. Rata-Rata Derajat Keasaman (pH) Hasil Destilasi Asap Cair Kulit
Durian.
No Waktu
Suhu W1 W2 W3
28
Berdasarkan tabel 6 diatas, Nilai derjat keasaman (pH) asap cair Kulit
dan waktu 3 adalah 2.51600. Sedangkan nilai derajat keasaman (pH) asap cair
sebelum destilasi (pemurnian). Hal menunjukkan bahwa asap cair kulit durian
hasil destilasi akan semakin asam, semakin kecil nilai derajat keasaman (pH)
maka asap cair akan semakin asam. Berdasarkan hasil rata-rata nilai derajat
keasaman (pH), maka perlakuan yang terbaik untuk variasi temperatur dan suhu
yang terbaik adalah T3W3 sebesar 2.51600 (nilai derajat keasaman (pH) terkecil).
Nilai keasaman (pH) asap cair dari kulit durian yang dihasilkan adalah
2.51600- 3.44067. Nilai pH asap cair kulit durian ini memenuhi standard Jepang
temperatur dan waktu setelah didestilasi (Refining) memiliki nilai yang lebih kecil
dibandingkan dengan nilai parameter Derajat keasaman (pH) asap cair kulit durian
dan waktu destilasi maka semakin kecil nilai derajat keasaman (pH) asap cair
Berdasarkan hasil perhitungan anova (lampiran 4.) untuk pengaruh suhu dan
waktu destilasi, F hitung yang didapat adalah 16,625. F tabel pada tingkat
kesalahan 5 %, yaitu 2,93. sehingga diketahui F hitung lebih besar dari pada F
tabel (Fhitung> Ftabel). Pengaruh suhu dan waktu terhadap Nilai pH asap cair kulit
durian berpengaruh signifikan (berbeda nyata). Begitu juga perlakuan suhu atau
waktu memberikan pengaruh sangat nyata terhadap nilai derajat keasaman (pH),
disebabkan karena kurangnya kandungan senyawa asam yang terbentuk pada suhu
dalam asap cair yang terurai dan membentuk senyawa-senyawa asam. Nilai pH ini
menunjukkan tingkat proses penguraian komponen kulit durian yang terjadi untuk
menghasilkan asam organik pada asap cair. Bila asap cair memiliki nilai pH yang
rendah, maka kualitas asap cair yang dihasilkan tinggi karena secara keseluruhan
Menurut Eva, R.S. (2018). Pada suhu dibawah 125oC pH masih tinggi
dikarenakan pada suhu tersebut masih mengandung banyak air. Pada suhu 200oC
30
menunjukkan nilai pH yang sangat kecil karena kadar asam asetat yang
terkandung sangat tinggi. Dari tiga variasi waktu distilasi senyawa yang paling
dominan adalah asam asetat. Kadar asam asetat meningkat dengan semakin
bertambahnya waktu distilasi. Hal ini juga sesuai dengan nilai pH yang
Menurut Sartika. D. (2020). Nilai pH asap cair yang diukur dengan tujuan
untuk mengetahui tingkat keasaman dan proses penguraian bahan baku dalam
perbedaan jenis bahan baku asap cair, suhu destilasi maupun suhu pirolisisnya.
Asap cair dengan pH rendah akan memiliki kualitas yang tinggi pula yang akan
mempengaruhi umur simpan produk serta berkaitan dengan kandungan total fenol
5.5. Karakteristik Asam asetat Asap Cair Kulit Durian Hasil Destilasi
persen asam asetat. Salah satu jenis asam yang terkandung dalam asap cair adalah
dapat dilakukan dengan cara titrasi menggunakan larutan standar NaOH 0,5 N.
Hasil uji laboratorium Asam Asetat asap cair kulit durian setelah didestilasi dapat
Tabel 7. Rata-Rata Asam Asetat Hasil Destilasi Asap Cair Kulit Durian.
No Waktu
Suhu W1 W2 W3
1 T1 7.37200 7.37533 7.37867
2 T2 7.52200 7.52500 7.52800
3 T3 7.97067 7.97333 7.97600
Keterangan: T1 = 90 C, T2 = 120 C, T3 = 150 C
o o o
Berdasarkan tabel 7 diatas, Nilai asam asetat asap cair Kulit durian setelah
adalah 7.97600. Sedangkan nilai asam asetat asap cair kulit durian sebelum
Berdasarkan hasil penelitian tabel 7 diatas, Rerata nilai asam asetat sesudah
(pemurnian). Hal menunjukkan bahwa asap cair kulit durian hasil destilasi
konsentrasi asam asetat, semakin besar nilai asam asetat maka asap cair akan
asam asetat, maka perlakuan yang terbaik untuk variasi temperatur dan suhu yang
Berdasarkan hasil perhitungan anova (lampiran 5.) untuk pengaruh suhu dan
waktu destilasi, F hitung yang didapat adalah 0.486486. F tabel pada tingkat
kesalahan 5 %, yaitu 2,93. sehingga diketahui F hitung lebih kecil dari pada F
tabel (Fhitung<Ftabel). Pengaruh suhu dan waktu terhadap Nilai Asam Asetat asap cair
kulit durian tidak berpengaruh signifikan (tidak berbeda). Namun perlakuan suhu
atau waktu memberikan pengaruh sangat nyata terhadap nilai asam asetat, karena
32
temperatur dan waktu setelah didestilasi (Refining) memiliki nilai yang lebih
besar dibandingkan dengan nilai parameter asam asetat asap cair kulit durian
dan waktu destilasi maka semakin besar nilai asam asetat asap cair kulit durian
yang dihasilkan.
Besarnya nilai asam asetat disebabkan oleh senyawa yang paling dominan
yang terkandung dalam asap cair adalah asam asetat dan pH asap cair. Dari tiga
variasi temperatur dan waktu distilasi senyawa yang paling dominan adalah asam
dan waktu distilasi. Hal ini juga sesuai dengan nilai pH yang ditunjukkan dimana
Menurut Adhitya. R, dkk. (2020). Kadar asam asetat yang diperoleh dari
pemurnian dengan destilasi. Pada suhu 125oC senyawa dominan adalah asam
asetat (28.03%), Pada suhu 150oC senyawa dominan adalah asam asetat (55.1%),
Pada suhu 175oC senyawa dominan adalah asam asetat (62.8%), Pada suhu 200oC
senyawa dominan adalah asam asetat (70.55%). Kadar asam asetat bertambah
Menurut Sartika. D. (2020). Kadar Asam Kadar asam merupakan acuan sifat
kimia asap cair yang menentukan mutu dan kualitas asap cair. Asam organik yang
33
biasanya terdapat dalam asap cair yaitu asam asetat yang terbentuk dari komponen
lignin dan karbohidrat dari selulosa. Asap cair yang mengandung asam akan
berpengaruh terhadap rasa, pH dan umur simpan produk. Kandungan asam pada
makanan. Jumlah bakteri dalam produk makanan akan semakin menurun sehingga
kerusakan bahan pangan dapat dihambat sehingga meningkatkan daya tahan atau
umur simpan produk. Semakin baik kualitas asap cair, maka kadar asam yang
awal dikali 100%. Hasil uji nilai rendemen asap cair kulit durian setelah
Tabel 8. Rata-Rata Rendemen Hasil Destilasi Asap Cair kulit durian setelah
destilasi.
No Waktu
Suhu W1 W2 W3
1 T1 54,76 56,36 56,60
2 T2 76,66 75.56 79,70
3 T3 81.70 83,40 84,66
Keterangan: T1 = 90 oC, T2 = 120 oC, T3 = 150oC
W1 = 30 menit, W2 = 60 menit, W3 = 90 menit
Sumber: Data hasil pengamatan pengujian laboratorium 2021
Berdasarkan hasil destilasi pada tabel 8 diatas, dapat dilihat bahwa Nilai
rendemen asap cair Kulit durian setelah didestilasi adalah: Temperatur I dan
perlakuan T3W3 sebesar 84,66%. Hal ini dapat diketahui bahwa, perbedaan
temperatur dan waktu mempunyai pengaruh yang besar terhadap volume hasil
yang dihasilkan dari destilasi asap cair, sehingga akan berpengaruh juga terhadap
nilai rendemen yang dihasilkan. Semakin kecil temperatur dan waktu maka akan
semakin kecil juga volume destilasi yang dihasilkan, begitu juga sebaliknya
semakin besar temperatur dan waktu maka akan semakin besar juga volume
Dimana semakin kecil volume hasil yang dihasilkan pada saat destilasi,
maka volume sisa destilasi akan semakin besar, dan rendemen hasil destilasi akan
semakin kecil. Sedangkan semakin banyak volume hasil yang dihasilkan pada saat
destilasi, maka volume sisa destilasi akan semakin kecil, dan rendemen hasil
temperatur dan waktu berpengaruh terhadap nilai volume hasil destilasi. Semakin
tinggi temperatur dan waktu destilasi, maka rendemen yang dihasilkan akan
semakin besar.
35
6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitiian refining asap cair kulit durian dengan pemurnian
1. Nilai parameter indeks bias dan pH asap cair kulit durian hasil Pirolisis lebih
besar dibandingkan setelah didestilasi, kecuali asam asetat lebih kecil. Nilai
indeks bias 1,3572, nilai pH 4,901, dan nilai asam asetat 6,172 N.
2. Nilai parameter indeks bias dan pH asap cair kulit durian hasil destilasi lebih
kecil dibandingkan hasil pirolisis, kecuali nilai asam asetat lebih besar. Rerata
asetat 7,37533-7,97600 N.
terhadap nilai volume hasil destilasi. Semakin tinggi temperatur dan waktu
6.2 Saran
1. Perlu dilakukan penenlitian lanjutan tentang pemurnian asap cair dengan cara
selain destilasi untuk mendapatkan asap cair yang lebih sempurna dengan cara
36
pemisahan tertentu.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang analisis kandungan asap cair yang
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Adhitya. R, Alimuddin dan Aman, SP. 2020.. Pemurnian Asap Cair Dari Kulit
Durian Dengan Menggunakan Arang Aktif. Jurnal Molekul, Vol. 10. No. 2.
November 2015: 112 – 120
Asmawit, dkk., “Pemanfaatan Asap Cair Dari Tandan Kosong Kelapa Sawit Pada
Pengolahan Karet Mentah”. Biopropal Industri 02, no.01 (2011): h. 7-12.
A.Zamroni. 2013. Pengaruh Indeks Bias Zat Cair Melalui Metode Pembiasan
Menggunakan Plan Paralel. Jurnal Fisika. Vol. 3 No. 2. Desember 2013.
BPS Kabupaten Kutai Timur 2020. Statistik Daerah Kabupaten Kutai Timur
2020.ISSN/ISBN: -Nomor Publikasi: 64040.2027Katalog: 1101002.6404
Demirbas, A., 2005, Pyrolysis of Ground Beech Wood in Irregular Heating Rate
Conditions, Analytical Applied and Pyrolysis Journal, 73, 39-43.
Eva Ramalia Sari 2018. Identifikasi Mutu Asap Cair Hasil Pirolisis Limbah
Tandan Kosong Kelapa Sawit. JURNAL AGROQUA.Vol. 16 No. 1 Tahun
2018
Endri. S dan Ani. P. 2020. Pirolisis Limbah Kulit Nangka Menjadi Arang Aktif
dan Asap Cair Dengan Aktivator Natrium Klorida (NaCL). Jurnal Inovasi
Proses, Vol. 5No. 1. Maret 2020.
Girard, J.P. 1992. Technology of Meat and Meat Products. New York.
Ellias Howard Ltd.
Hj Violet Hatta, 2007. Manfaat Kulit Durian Selezat Buahnya. Jurnal. UNLAM
Kurniawan W, D., Arifan M, F., & Adim, D. K. (2013). Pembuatan Pulp Dengan
Memanfaatkan Limbah Kulit Durian (Durio Zibethinus Murr)
Dengan Campuran (Resina Colophonium) Guna Mencegah Degradasi
Lingkungan.GemaTeknologi,17(3),100102.Retrievedfromhttp://ejournal.un
dip.ac.id/index.php/gema_teknologi/article/view/8925
Nuryanto, E., 2001, Isolasi dan Degradasi Lignin Dari Lindi Hitam Pulp
Tandan Kosong Sawit Secara Kimia, Institut Teknologi Bandung,
Bandung.
Pamori, R., R. Efendi dan F. Restuhadi. 2015. Karakteristik Asap Cair dari
Proses
Pirolisis Limbah Sabut Kelapa Muda. SAGU. 14(2):43-50.
38
Sari, E. R. 2018. Identifikasi Mutu Asap Cair Hasil Pirolisis Limbah Tandan
Kosong Kelapa Sawit. Jurnal Agroqua. Vol 16. No 1 :1- 9.
Sartika. D. 2020. Uji Karakteristik Asap Cair dari Limbah Padat Pengolahan
Kelapa Sawit Pada Alat Pirolisis Limbah Organik-Anorganik.
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/25786 Downloaded from
Repositori Institusi USU, Universitas Sumatera Utara.
Sinuhaji, P., Ginting, J., & Sebayang, D. (2014). Pembuatan pulp dan kertas dari
kulit durian. Politeknologi, 13(1), 9–16.
Siswandari. 2009. Statistika Computer Based. Surakarta: LPP UNS Dan UNS
Press.
Widiastuti, H dan Panji, T., 2007, Pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit sisa
jamur merang (Volvariella volvacea) (TKSJ)sebagai pupuk
organik pada pembibitan kelapa sawit, Menara Perkebunan 75(2): 70–79.
Wijaya., dkk. 2008. Perubahan Suhu Pirolisis Terhadap Struktur Kimia Asap
Cair Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Hasil Hutan 1(2): 73-77.
39
Lampiran 1. Hasil Dan Rata- Rata Uji Laboratorium Hasil Destilasi Asap Cair
Kulit Durian Dengan Tiga Kali Ulangan.
Ulangan 1
No Suhu Indeks Bias pH Asam asetat
(N)
W1 W2 W3 W1 W2 W3 W1 W2 W3
1 T1 1,234 1,236 1,238 3,441 3,423 3,412 7.371 7.375 7.379
2 T2 1,330 1,333 1,336 2,943 2,935 2,926 7.523 7.526 7.529
3 T3 1,344 1,347 1,348 2,537 2,525 2,516 7.971 7.973 7.975
Ulangan 2
No Suhu Indeks Bias pH Asam asetat
(N)
W1 W2 W3 W1 W2 W3 W1 W2 W3
1 T1 1,235 1,237 1,239 3,440 3,424 3,416 7.372 7.375 7.378
2 T2 1,331 1,334 1,335 2,941 2,934 2,927 7.521 7.524 7.527
3 T3 1,343 1,345 1,347 2,534 2,523 2,514 7.970 7.974 7.976
Ulangan 3
No Suhu Indeks Bias pH Asam asetat
(N)
W1 W2 W3 W1 W2 W3 W1 W2 W3
1 T1 1,235 1,237 1,239 3,441 3,423 3,415 7.373 7.376 7.379
2 T2 1,331 1,333 1,335 2,942 2,935 2,928 7.522 7.525 7.528
3 T3 1,344 1,346 1,349 2,535 2,526 2,518 7.971 7.973 7.977
Keterangan: T1 = 90 oC, T2 = 120 oC, T3 = 150oC
W1 = 30 menit, W2 = 60 menit, W3 = 90 menit
Rata-rata
No Suhu Indeks Bias pH Asam asetat
(N)
W1 W2 W3 W1 W2 W3 W1 W2 W3
1 T1 1.23467 1.23667 1.23867 3.44067 3.42333 3.41433 7.37200 7.37533 7.37867
2 T2 1.33067 1.33333 1.33533 2.94200 2.93467 2.92700 7.52200 7.52500 7.52800
3 T3 1.34367 1.34600 1.34800 2.53533 2.52467 2.51600 7.97067 7.97333 7.97600
40
Lampiran 2. Hasil Dan Rata- Rata Rendemen Hasil Destilasi Asap Cair Kulit
Durian Dengan Tiga Kali Ulangan.
Ulangan 1
No Suhu Volume Volume Hasil (ml) Volume Akhir (ml) Rendemen (%)
Awal (ml)
W1 W2 W3 W1 W2 W3 W1 W2 W3
1 T1 545 562 595 430 318 285 54,50 56.20 59.50
2 T2 1000 765 774 796 214 206 194 76.50 77.40 79,60
3 T3 815 831 844 175 167 146 81.50 83,10 84,40
Ulangan 2
No Suhu Volume Volume Hasil (ml) Volume Akhir (ml) Rendemen (%)
Awal (ml)
W1 W2 W3 W1 W2 W3 W1 W2 W3
1 T1 550 564 596 428 317 283 55,00 56,40 59,60
2 T2 1000 767 775 797 216 202 192 76,70 77,50 79,70
3 T3 817 834 847 177 157 144 81,70 83,40 84,70
Ulangan 3
No Suhu Volume Volume Hasil (ml) Volume Akhir (ml) Rendemen (%)
Awal (ml)
W1 W2 W3 W1 W2 W3 W1 W2 W3
1 T1 548 565 597 435 320 283 54,80 56,50 59,70
2 T2 1000 768 778 798 204 186 194 76,80 77,80 79,80
3 T3 819 837 849 172 155 147 81,90 83,70 84,90
Keterangan: T1 = 90 oC, T2 = 120 oC, T3 = 150oC
W1 = 30 menit, W2 = 60 menit, W3 = 90 menit
Rata-rata
No Suhu Volume Volume Hasil (ml) Volume Akhir (ml) Rendemen (%)
Awal (ml)
W1 W2 W3 W1 W2 W3 W1 W2 W3
1 T1 547,67 563,67 596,00 431,00 318,33 283,67 54,76 56,36 56,60
2 T2 1000 766,67 755,67 797,00 211,33 198,00 193,33 76,66 75.56 79,70
3 T3 817,00 834,00 846,67 174,67 159,67 145,67 81.70 83,40 84,66
41
Ulangan TOTA
Perlakuan
1 2 3 L
W1T1 1.234 1.235 1.235 3.704
W1T2 1.33 1.331 1.331 3.992
W1T3 1.344 1.343 1.344 4.031
W2T1 1.236 1.237 1.237 3.71
W2T2 1.333 1.334 1.333 4
W2T3 1.347 1.345 1.346 4.038
W3T1 1.238 1.239 1.239 3.716
W3T2 1.336 1.335 1.335 4.006
W3T3 1.348 1.347 1.349 4.044
TOTAL 11.746 11.803 11.839 35.241
TOTA
Perlakuan W1 W2 W3
L
T1 3.704 3.71 3.716 11.13
T2 3.992 4 4.006 11.998
T3 4.031 4.038 4.044 12.113
TOTAL 11.727 11.748 11.766 35.241
FK 45.9973
JK Total 0.0643
JK Waktu 0.0001
JK Suhu 0.0642
JK W*T 0.0000
JKG 0.0000
Tabel Anova
F Tabel
SK Db JK KT F hitung Notasi
5% 1%
Waktu 2 0.0001 4.23E- 87.9230 3.55 6.01 berbeda sangat
42
05 8 nyata
0.03209 66651.4 berbeda sangat
Suhu 2 0.0642 1 6 3.55 6.01 nyata
1.11E- 0.23076
W*T 4 0.0000 07 9 2.93 4.58 tidak berbeda
4.81E-
GALAT 18 0.0000 07
TOTAL 26 0.0643
Lampiran 4. Hasil Perhitungan ANOVA Parameter Derajat Keasaman (pH)
Perlakua TOTA
W1 W2 W3
n L
T1 10.322 10.27 10.243 30.835
T2 8.826 8.804 8.781 26.411
T3 7.606 7.574 7.548 22.728
TOTAL 26.754 26.648 26.572 79.974
FK 236.8830
JK Total 3.6635
JK Waktu 0.0019
JK Suhu 3.6615
JK W*T 0.0001
JKG 0.0000
Tabel Anova
43
F Tabel
SK Db JK KT F hitung Notasi
5% 1%
0.00092
Waktu 2 0.0019 8 522.25 3.55 6.01 berbeda sangat nyata
1.83073 102978
Suhu 2 3.6615 5 9 3.55 6.01 berbeda sangat nyata
2.96E-
W*T 4 0.0001 05 16.625 2.93 4.58 berbeda nyata
1.78E-
GALAT 18 0.0000 06
TOTAL 26 3.6635
Lampiran 5. Hasil Perhitungan ANOVA Parameter Asam Asetat.
Perlakua TOTA
W1 W2 W3
n L
T1 22.116 22.126 22.136 66.378
T2 22.569 22.575 22.584 67.728
T3 23.912 23.92 23.928 71.76
TOTAL 68.597 68.621 68.648 205.866
FK ########
JK Total 1.7426
JK Waktu 0.0001
JK Suhu 1.7424
JK W*T 0.0000
JKG 0.0000
44
Tabel Anova
F Tabel
SK Db JK KT F hitung Notasi
5% 1%
7.23E- 52.7837
Waktu 2 0.0001 05 8 3.55 6.01 berbeda sangat nyata
0.87121 635749.
Suhu 2 1.7424 2 3 3.55 6.01 berbeda sangat nyata
6.67E- 0.48648
W*T 4 0.0000 07 6 2.93 4.58 tidak berbeda
1.37E-
GALAT 18 0.0000 06
TOTAL 26 1.7426
Gambar 13. Proses Memasukkan Asap Cair Hasil Destilasi Kedalam Botol
51
Gambar 14. Proses Destilasi Asap Cair Dengan Waktu 30 menit Dan Suhu 90°c
Gambar 15. Hasil Destilasi Asap Cair Dengan Waktu 30 Menit Dan Suhu 90°c
52
Gambar 16. Proses Destilasi Dengan Waktu 60 Menit Dan Suhu 120°c
Gambar 17. Hasil Destilasi Asap Cair Dengan Waktu 60 Menit Dan Suhu 120°c
53
Gambar 18. Proses Destilasi Dengan Waktu 90 Menit Dan Suhu 150°c
Gambar 19. Hasil Destilasi Asap Cair Dengan Waktu 90 Menit Dan Suhu 150°c