Anda di halaman 1dari 8

TATALAKSANA MTBS

Ditetapkan Oleh,
No. Dokumen : SPO/MTBS/PB/00
Kepala UPT Puskesmas DTP
1
Beber,

SPO No. Revisi :

Tanggal Terbit : 2 Januari 2015 Drs. HAERIA, SKM., MKM


PUSKESMAS Pembina
BEBER Halaman : 1/7 NIP. 19641213 198803 1 006

MTBS adalah suatu manajemen melalui pendekatan terintegrasi/terpadu dalam


1 Pengertian
tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan, pelayanan
.
kesehatan dasar yang meliputi upaya kuratif terhadap penyakit pneumonia, diare,
campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi dan upaya promotif serta preventif
Untuk memastikan pelaksanaan pelayanan MTBS dilakukan dengan efektif di
2 Tujuan
Puskesmas Beber Kab. Cirebon dalam memberikan pelayanan terhadap balita usia
.
2 – 60 bulan.
a. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kab. Cirebon No. ........, tgl. ..... tentang ....
3 Kebijakan
b. Keputusan Kepala Puskesmas Beber No. ......., tgl. ..... tentang .....
.
1. Buku Pedoman Penerapan MTBS Di Puskesmas Depkes RI, Tahun 2009
4 Referensi
2. Buku Bagan MTBS Depkes RI, Tahun 2009
.
I. Persiapan logistik
5 Persiapan
1. Formulir MTBS
. Alat dan
2. Kartu Nasehat Ibu (KNI)
Bahan
II Peralatan yang dipergunakan dalam penerapan MTBS adalah :
a. Timer ISPA atau arloji dengan jarum detik
b. Tensimeter dan manset anak
c. Gelas, sendok dan teko tempat air matang dan bersih (digunakan dipojok oralit)
d. Infus set dengan wing needles no 23 dan no 25
e. Semprit dan jarum suntik : 1 ml ; 2.5ml ; 5ml ; 10 ml
f. Timbangan bayi
g. Pengukur Tinggi Badan dan Panjang Badan
h. Termometer
i. Kasa/kapas
j. Pipa lambung (nasogastric tube – NGT)
k. Alat penumbuk obat
l. Alat pengisap lendir
m. RDT – Rapid Diagnostic Test untuk Malaria
n. Kalau mungkin mikroskop untuk pemeriksaan malaria
III Obat –obatan yang diperlukan adalah :
1 Kotrimoksazol tablet dewasa
2 Kotrimoksazol tablet anak
3 Sirup Kotrimoksazol
4 Sirup Amoksilin
5 Tablet Amokilin
6 Kapsul Tetrasiklin
7 Tablet Asam Nalidiksat
8 Tablet Metronidazol
9 Tablet Primakuin
10 Tablet Kina
11 Tablet Artesunate
12 Tablet Amodiakuin
13 Tablet Parasetamol
14 Tablet Albendazol
TATALAKSANA No.Dokumen : No. Revisi : 0 Halaman :2/7
Puskesmas SPO/MTBS/PB/001
Beber MTBS
15 Tablet Pirantel Pamoat
16 Tablet Besi
17 Sirup Besi
18 Suntikan Gentamicin
19 Suntikan Ampisilin
20 Suntikan Pensilin Prokain
21 Suntikan Artemeter
22 Suntikan Kinin HCL
23 Suntikan Fenobarbital
24 Suntikan Diazepam
25 Tetrasiklin atau Kloramfenikol salep mata
26 Gentian Violet 1%
27 Tablet Nistatin
28 Gliserin
29 Vitamin A 200.000 IU
30 Vitamin A 100.000 IU
31 Tablet Zinc
32 Aqua Bides untuk pelarut
33 Oralit 200 cc
34 Cairan infus NaCL 0,9 %
35 Cairan infus Ringer Lactat
36 Cairan infus Dextrose 5 %
37 Alkohol 70%
38 Providon Iodin

1. Pasien datang ke loket untuk mengambil nomor poli dan karcis retribusi dengan
Prosedur
menunjukkan kartu berobat.
2. Pasien melakukan pembayaran retribusi ke kasir.
3. Bagi pasien yang memiliki kartu BPJS, Askes atau Jamkesmas, pasien tidak melakukan
pembayaran di kasir tapi hanya dengan menunjukkan kartu peserta.
4. Bagi pasien BPJS, Askes, Jamkesmas setelah mendaftar bisa langsung mendapat nomor
registrasi tanpa membayar.
5. Bagi pasien baru harus melakukan registrasi pada petugas registrasi untuk mendapatkan
kartu berobat.
6. Petugas registrasi menyiapkan kartu status pasien ke MTBS.
7. Petugas MTBS mengatur nomor panggilan pasien dan memanggil pasien sesuai nomor
urutnya.
8. Apabila pasien yang dipanggil tidak ada, petugas akan memanggil pasien berikutnya.
Akan tetapi apabila pasien yang dipanggil ada, maka pasien dapat segera masuk ke ruang
periksa.
9 Petugas melakukan anamnesa.
10 Setelah anamnesa dilakukan penimbangan berat badan, tinggi/ panjang badan, suhu dan
respirasi.
11 Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
12 Bila tidak ada kelainan, dilakukan tindakan pengobatan sesuai dengan kebutuhan dan
penanganan pada buku pedoman MTBS.
13 Hasil pemeriksaan tiap pasien MTBS dicatat dalam form “Tatalaksana Balita Sakit umur
2 bln – 5 thn” dan dicatat di kartu status kemudian dibukukan dibuku kohort MTBS.
14 Setelah pemeriksaan selesai, petugas obat memberikan resep untuk diambil ke loket obat
oleh pasien. Bila obat tidak tersedia diloket obat, pasien menebus obat ke apotik dengan
resep dokter.
15 Setiap bulan petugas membuat laporan hasil kegiatan dalam form Rekapitulasi kunjungan
dan laporan.
TATALAKSANA No.Dokumen : No. Revisi : 0 Halaman :3/7
SPO/MTBS/PB/001
MTBS
I. Memeriksa tanda-tanda Bahaya Umum
Tatalaksana 1 . Tanyakan :
MTBS a. Apakah anak bisa minum atau menetek?
b. Apakah anak selalu memuntahkan semuanya?
c. Apakah anak menderita kejang?
2. Lihat :
Apakah anak tampak letargis atau sadar?
Apabila anak dengan tanda bahaya umum harus memerlukan penanganan SEGERA,
selesaikan penanganan ini dan lakukan penanganan segera sehingga rujukan tidak
terlambat.

II. Penegakan Klasifikasi Balita dengan keluhan Batuk atau Sukar Bernafas
1. Anamnesa
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama
2. Pemeriksaan fisik
a. Memeriksa tanda-tanda bahaya umum : tidak bisa minum atau menetek,
memuntahkan semuanya, kejang, letargis atau tidak sadar.
b. Penimbangan berat badan, tinggi/panjang badan
c. Menghitung nafas dalam 1 menit dengan timer :
Umur 2 bulan – 12 bulan : nafas cepat bila 50 kali atau lebih per menit
Umur 12 bulan – 5 tahun : nafas cepat bila 40 kali atau lebih per menit
3. Penilaian dari anamnesa dan pemeriksaan fisik serta pengklasifikasian balita dengan
batuk atau sukar bernafas :
a. Pneumonia berat atau penyakit sangat berat
b. Pneumonia
c. Batuk bukan pneumonia
4. Penatalaksanaan balita dengan batuk atau sukar bernafas
a. Pneumonia berat atau penyakit sangat berat :
Rujuk segera
b. Pneumonia :
- Beri antibiotik yang sesuai
- Beri pereda tenggorokan dan pelega batuk yang aman
- Nasehati ibu kapan harus kembali
- Kunjungan ulang setelah 2 hari
c. Batuk bukan pneumonia :
- Jika batuk lebih dari 30 hari rujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut
- Beri pelega tenggorokan dan pereda batuk yang aman
- Nasehati ibu kapan harus kembali
- Kunjungan ulang setelah 5 hari

III. Penegakan klasifikasi Balita dengan keluhan Diare


1. Anamnesa
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama : Diare
c. Lamanya diare
d. Adakah darah dalam tinja
2. Pemeriksaan fisik :
a. Memeriksa tanda-tanda bahaya umum : tidak bisa minum atau
menetek, memuntahkan semua, kejang, letargis/tidak sadar
b. Penimbangan berat badan, panjang/tinggi badan
c. Memeriksa tanda-tanda dehidrasi :
 Keadaan umum : letargis/tidak sadar, gelisah/rewel
 Kondisi mata : cekung/tidak
 Cubit kulit perut untuk mengetahui turgor kulit, apakah kembali > 2 detik
(sangat lambat)
3. Penilaian dari anamnesa dan pemeriksaan fisik serta pengklasifikasian balita dengan
diare :
a. Diare dengan dehidrasi berat : letargis, mata cekung, tidak bisa/malas minum,
cubitan kulit kembali lambat
TATALAKSANA No.Dokumen : No. Revisi : 0 Halaman :4/7
Puskesmas SPO/MTBS/PB/001
Beber MTBS
b. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang : gelisah/ rewel/ mudah marah, mata
Tatalaksa cekung, haus, cubitan kulit kembali lambat
na MTBS Diare persisten berat : ada dehidrasi
c. Diare persisten : tanpa dehidrasi
d. Disentri : darah dalam tinja
4. Penatalaksanaan balita dengan keluhan diare :
a. Diare dengan dehidrasi berat :
 Rujuk segera dan selama perjalanan terus diberikan oralit sedikit demi
sedikit dan dianjurkan tetap memberikan ASI
 Jika ada klasifikasi berat lain rujuk segera
 Jika ada kasus kolera di daerah tersebut diberi antibiotik untuk kolera
b. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang :
 Beri oralit setiap mencret sedikit demi sedikit tapi sering
 Jika ada klasifikasi berat lain dirujuk segera
 Nasehati ibu kapan harus kembali segera
 Kunjungan ulang setelah 5 hari jika tidak ada perbaikan
c. Diare tanpa dehidrasi
 Beri oralit setiap mencret sedikit tapi sering
 Nasehati ibu kapan harus kembali
 Kunjungan ulang setelah 5 hari jika tidak ada perbaikan
d. Diare persisten berat : Rujuk segera
e. Diare persisten (diare 14 hari atau lebih) : nasehati ibu cara pemberian makan
dan kunjungan ulang setelah 5 hari
f. Disentri : beri antibiotik kotrimoksazole

IV.Penegakan Klasifikasi Balita dengan keluhan Demam


1. Anamnesa :
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama : demam
c. Penentuan daerah resiko malaria
d. Lamanya demam, jika kurang dari 7 hari tanyakan tanda demam berdarah :
pendarahan spontan, muntah, tinja berdarah, nyeri ulu hati
e. Riwayat sakit campak 3 bulan terakhir
2. Pemeriksaan fisik
a. Memeriksa tanda-tanda bahaya umum : tidak bisa minum atau menetek,
memuntahkan semua, kejang, letargis atau tidak sadar
b. Penimbangan berat badan, tinggi/panjang badan
c. Pengukuran suhu badan dengan thermometer
d. Pemeriksaan tanda-tanda campak : rash, batuk, pilek, mata merah
e. Pemeriksaan tanda-tanda demam berdarah
3. Penilaian dari anamnesa dan pemeriksaan fisik serta pengklasifikasian balita dengan
demam
a. Resiko tinggi malaria :
 Penyakit berat dengan demam : tanda bahaya umum
 Malaria : demam dengan suhu 37,5 0 C
b. Resiko rendah malaria :
 Penyakit berat dengan demam : tanda bahaya umum
 Malaria : tidak ada penyebab lain dari demam
c. Demam mungkin bukan malaria : ada penyebab lain dari demam
d. Daerah tanpa resiko malaria dan tidak ada kunjungan ke daerah resiko malaria
 Penyakit berat dengan demam : tanda bahaya umum
 Demam bukan malaria : tidak ada tanda bahaya umum
4. Penatalaksanaan balita dengan keluhan demam :
a. Resiko tinggi malaria
 Penyakit berat dengan demam : rujuk segera
 Malaria :
 Beri obat anti malaria oral
 Parasetamol
 Ambil sediaan darah
TATALAKSANA No.Dokumen : No. Revisi : 0 Halaman :5/7
Puskesmas SPO/MTBS/PB/001
Beber MTBS
 Nasehati ibu kapan harus kembali
Tatalaksa
 Kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam
na MTBS
 Jika demam setiap hari lebih dari 7 hari rujuk
b. Resiko rendah malaria
 Penyakit berat dengan demam : rujuk segera
 Malaria :
 Beri obat anti malaria oral
 Parasetamol
 Ambil sediaan darah
 Nasehati ibu kapan harus kembali segera
 Kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam
 Rujuk jika demam setiap hari lebih dari 7 hari
 Demam mungkin bukan malaria :
 Parasetamol
 Pengobatan penyebab demam
 Nasehati ibu kapan harus kembali
 Kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam
 Rujuk jika demam setiap hari lebih dari 7 hari
c. Daerah tanpa resiko malaria dan tidak ada kunjungan ke daerah resiko malaria :
 Penyakit berat dengan demam : rujuk segera
 Demam bukan malaria
 Parasetamol
 Pengobatan penyebab demam
 Nasehati ibu kapan harus kembali
 Kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam
 Rujuk jika demam setiap hari lebh dari 7 hari

V. Penegakan Klasfikasi Balita dengan keluhan Masalah Telinga


1. Anamnesa
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama : gangguan ditelinga
c. Adakah cairan/ nanah keluar dari telinga
2. Pemeriksaan fisik
a. Memeriksa tanda-tanda bahaya umum : tidak bisa minum atau menetek,
memuntahkan semua, kejang, letargis atau tidak sadar
b. Penimbangan berat badan, tinggi/panjang badan
c. Lihat adakah cairan/nanah yang keluar dari telinga
d. Raba pembengkakan dan nyeri dibelakang telinga
3. Penilaian dari anamnesa dan pemeriksaan fisik serta pengklasifikasian balita dengan
masalah telinga
a. Mastoiditis : pembengkakan yang nyeri dibelakang telinga
b. Infeksi telinga akut : tampak cairan/ nanah keluar dari telinga kurang dari 14
hari, nyeri telinga
c. Infeksi telinga kronis : tampak cairan/ nanah keluar dari telinga lebih dari 14
hari, nyeri telinga
d. Tidak ada infeksi telinga : tidak tampak cairan/ nanah keluar dari telinga dan
tidak ada nyeri telinga
4. Penatalaksanaan balita dengan keluhan telinga
a. Mastoiditis : rujuk segera
b. Infeksi telinga akut :
 Antibiotik selama 5 hari
 Parasetamol
 Keringkan telinga
 Kunjungan ulang setelah 5 hari
c. Infeksi telinga kronis
 Keringkan telinga
 Kunjungan ulang setelah 5 hari
d. Tidak ada infeksi telinga : tidak ada tindakan
TATALAKSANA No.Dokumen : No. Revisi : 0 Halaman :6/7
Puskesmas SPO/MTBS/PB/001
Beber MTBS
VI.Penegakana Klasifikasi Status Gizi dan Anemia
Tatalaksa
1. Anamnesa
na MTBS a. Identitas pasien
b. Keluhan utama : berat badan tidak naik/ badan kurus
2. Pemeriksaan fisik
a. Memeriksa tanda-tanda bahaya umum : tidak bisa minum atau menetek,
memuntahkan semua, kejang, letargis, atau tidak sadar
b. Melihat penampilan anak
c. Melihat apakah ada edema di kaki
d. Penimbangan berat badan dan dibandingkan dengan standar NCHS WHO
e. Melihat kepucatan pada tangan
3. Penelitian dari anamnesa dan pemeriksaan fisik serta pengklasifikasian balita dengan
masalah gizi dan anemia
a. Gizi buruk atau anemia berat : badan tampak sangat kurus, edema pada kedua
kaki, telapak tangan pucat
b. BGM atau anemia : telapak tangan agak pucat, berat badan menurut NCHS
WHO sangat rendah
c. Tidak BGM dan tidak anemia
4. Penatalaksanaan balita dengan keluhan status gizi dan anemia
a. Gizi buruk atau anemia berat : rujuk segera
b. BGM dan atau anemia :
 Rujuk ke pelayanan konseling gizi
 Beri zat besi
 Kunjungan ulang setelah 4 minggu
c. Tidak BGM dan tidak anemia
 Rujuk ke konseling gizi
 Kunjungan ulang setelah 5 hari

VII. Pemeriksaan Status Imunisasi


1. Identitas pasien
2. Menanyakan status imunisasi dan melihat di Buku KIA/ KMS
3. Menentukan jenis imunisasi yang diberikan
4. Merujuk ke pelayanan imunisasi jika tidak ada kontra indikasi pemberian imunisasi

1. UGD
6 Unit 2. Laboratorium
. Terkait 3. Rawat Inap
4. Rumah Sakit
5. Ruang KIA/ Imunisasi

1. Kartu Status Balita


7 Dokumen
2. Buku Register MTBS
. Terkait
3. Buku Kohort Balita
4. Buku Rekapan Harian
5. Laporan Bulanan
6. Format MTBS
TATALAKSANA No.Dokumen : No. Revisi : 0 Halaman :7/7
Puskesmas SPO/MTBS/PB/001
Beber MTBS

8 Diagram
. Alir

Anda mungkin juga menyukai