Ditetapkan Oleh,
No. Dokumen : SPO/MTBS/PB/00
Kepala UPT Puskesmas DTP
1
Beber,
1. Pasien datang ke loket untuk mengambil nomor poli dan karcis retribusi dengan
Prosedur
menunjukkan kartu berobat.
2. Pasien melakukan pembayaran retribusi ke kasir.
3. Bagi pasien yang memiliki kartu BPJS, Askes atau Jamkesmas, pasien tidak melakukan
pembayaran di kasir tapi hanya dengan menunjukkan kartu peserta.
4. Bagi pasien BPJS, Askes, Jamkesmas setelah mendaftar bisa langsung mendapat nomor
registrasi tanpa membayar.
5. Bagi pasien baru harus melakukan registrasi pada petugas registrasi untuk mendapatkan
kartu berobat.
6. Petugas registrasi menyiapkan kartu status pasien ke MTBS.
7. Petugas MTBS mengatur nomor panggilan pasien dan memanggil pasien sesuai nomor
urutnya.
8. Apabila pasien yang dipanggil tidak ada, petugas akan memanggil pasien berikutnya.
Akan tetapi apabila pasien yang dipanggil ada, maka pasien dapat segera masuk ke ruang
periksa.
9 Petugas melakukan anamnesa.
10 Setelah anamnesa dilakukan penimbangan berat badan, tinggi/ panjang badan, suhu dan
respirasi.
11 Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
12 Bila tidak ada kelainan, dilakukan tindakan pengobatan sesuai dengan kebutuhan dan
penanganan pada buku pedoman MTBS.
13 Hasil pemeriksaan tiap pasien MTBS dicatat dalam form “Tatalaksana Balita Sakit umur
2 bln – 5 thn” dan dicatat di kartu status kemudian dibukukan dibuku kohort MTBS.
14 Setelah pemeriksaan selesai, petugas obat memberikan resep untuk diambil ke loket obat
oleh pasien. Bila obat tidak tersedia diloket obat, pasien menebus obat ke apotik dengan
resep dokter.
15 Setiap bulan petugas membuat laporan hasil kegiatan dalam form Rekapitulasi kunjungan
dan laporan.
TATALAKSANA No.Dokumen : No. Revisi : 0 Halaman :3/7
SPO/MTBS/PB/001
MTBS
I. Memeriksa tanda-tanda Bahaya Umum
Tatalaksana 1 . Tanyakan :
MTBS a. Apakah anak bisa minum atau menetek?
b. Apakah anak selalu memuntahkan semuanya?
c. Apakah anak menderita kejang?
2. Lihat :
Apakah anak tampak letargis atau sadar?
Apabila anak dengan tanda bahaya umum harus memerlukan penanganan SEGERA,
selesaikan penanganan ini dan lakukan penanganan segera sehingga rujukan tidak
terlambat.
II. Penegakan Klasifikasi Balita dengan keluhan Batuk atau Sukar Bernafas
1. Anamnesa
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama
2. Pemeriksaan fisik
a. Memeriksa tanda-tanda bahaya umum : tidak bisa minum atau menetek,
memuntahkan semuanya, kejang, letargis atau tidak sadar.
b. Penimbangan berat badan, tinggi/panjang badan
c. Menghitung nafas dalam 1 menit dengan timer :
Umur 2 bulan – 12 bulan : nafas cepat bila 50 kali atau lebih per menit
Umur 12 bulan – 5 tahun : nafas cepat bila 40 kali atau lebih per menit
3. Penilaian dari anamnesa dan pemeriksaan fisik serta pengklasifikasian balita dengan
batuk atau sukar bernafas :
a. Pneumonia berat atau penyakit sangat berat
b. Pneumonia
c. Batuk bukan pneumonia
4. Penatalaksanaan balita dengan batuk atau sukar bernafas
a. Pneumonia berat atau penyakit sangat berat :
Rujuk segera
b. Pneumonia :
- Beri antibiotik yang sesuai
- Beri pereda tenggorokan dan pelega batuk yang aman
- Nasehati ibu kapan harus kembali
- Kunjungan ulang setelah 2 hari
c. Batuk bukan pneumonia :
- Jika batuk lebih dari 30 hari rujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut
- Beri pelega tenggorokan dan pereda batuk yang aman
- Nasehati ibu kapan harus kembali
- Kunjungan ulang setelah 5 hari
1. UGD
6 Unit 2. Laboratorium
. Terkait 3. Rawat Inap
4. Rumah Sakit
5. Ruang KIA/ Imunisasi
8 Diagram
. Alir