Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PERUBAHAN MAKNA KATA DALAM WACANA BERITA POLITIK DI

SURAT KABAR: KAJIAN SEMANTIK

Reni Sulistia (18201241020)


Renisulistia.2018@student.uny.ac.id
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta

ABSTRACT

This article contains a semantic study, an analysis of changes in the meaning of words in political news
discourse, listed in the Kompas and Tribunnews.com newspapers. There are 7 changes in meaning in
semantics, namely (1) expansion or generalization is a symptom that occurs or a process of changing
meaning from specific to general, (2) narrowing of meaning or specialization (3) elevating meaning or
amelioration (4) decreasing meaning or peryoration is a process of meaning change which results in a
new meaning or meaning that is being felt to be lower, less pleasant, and less subtle in value than the
original (old) meaning, (5) synesthesia is a change in meaning due to the exchange of responses of two
senses (from the sense of sight to the sense of hearing; of sense of feeling to the sense of hearing; and so
on), (6) association is a process of changing meaning as a result of similarity in nature, and (7) metaphor.
The research method used is descriptive qualitative method. Researchers took several sample sentences
in political news contained in the Kompas and Tribunnews newspapers.

ABSTRAK
Artikel ini berisi kajian Semantik analisis perubahan makna kata dalam wacana berita politik
yang terdapat di surat kabar Kompas dan Tribunnews.com. Terdapat 7 perubahan makna dalam
semantik, yaitu (1) perluasan atau generalisasi merupakan gejala yang terjadi atau proses
perubahan makna dari yang khusus ke umum, (2) penyempitan makna atau spesialisasi (3)
peninggian makna atau ameliorasi (4) penurunan makna atau peyorasi adalah proses perubahan
makna yang mengakibatkan makna baru atau makna yang sedang dirasakan lebih rendah,
kurang menyenangkan, dan kurang halus nilainya daripada makna semula (lama), (5) sinestesia
merupakan perubahan makna akibat pertukaran tanggapan dua indera (dari indera penglihatan
ke indera pendengaran; dari indera perasaan ke indera pendengaran; dan sebagainya), (6)
asosiasi adalah proses perubahan makna sebagai akibat persamaan sifat, dan (7) metafora.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Peneliti mengambil
beberapa sampel kalimat dalam berita politik yang terdapat dalam surat kabar Kompas dan
Tribunnews.
Kata kunci: Semantik, Surat Kabar, Perubahan Makna

PENDAHULUAN
Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbiter, digunakan oleh
suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Sebagai
sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh suatu aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik
dalam bidang tata bunyi, tata bentuk kata, maupun tata kalimat. Bila aturan, kaidah, atau pola
ini dilanggar maka komunikasi dapat terganggu (Chaer, 2011:1).
Salah satu dari cabang ilmu linguistik yaitu semantik. Semantik dalam bahasa Indonesia
berasal dari bahasa Yunani sema (kata benda) yang berarti tanda atau lambang. Kata kerjanya
adalah semaino yang berarti menandai atau melambangkan. Tanda atau lambang disini sebagai
padanan kata sema itu adalah tanda linguistik. Oleh karena itu kata semantik dapat diartikan
sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti, yaitu salah satu dari tiga tataran analisis bahasa
: fonologi, gramatika, dan semantik (Chaer, 2009:2).
Bahasa itu berkaitan erat dengan kondisi-kondisi sekitar pemakainya dan makna dari
ujaran erat tautannya dengan siapa penuturnya, di mana, sedang apa, kapan, dan bagaimana.
Lingkungan sosial, profesional, regional, dan historis akan memengaruhi bahasa dan
penafsirannya. Seiring berkembangnya zaman, manusia membutuhkan bahasa akan semangkin
tinggi dan beragam. Pada hakikatnya, bahasa adalah segala sesuatu yang dinamis. Sesuai
perkembangan zaman bahasa akan dapat berubah. Bahasa memiliki aspek-aspek yang dapat
berubah mulai dari bentuk, makna hingga konteks. Zaman yang berkembang juga ditandai
dengan perkembangan teknologi. Penyebab perkembangan teknologi juga menjadi salah satu
faktor berkembangnya proses komunikasi.
Sebagai alat komunikasi bahasa terdiri dari berbagai macam ragam. Salah satu ragam
yang muncul dalam bahasa adalah bahasa jurnalistik. Penggunaan ragam bahasa jurnalistik
banyak digunakan sebagai sarana penyampaian informasi kepada masyarakat melalui bahasa
tulis. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa yang biasa digunakan dalam media massa.
Deskripsi tersebut diperkuat oleh pendapat Chaer (2010:2) yang mengungkapkan
pendapatanya bahwa bahasa jurnalistik atau bahasa Indonesia ragam jurnalistik memiliki
karakteristik tersendiri dibandingkan ragam bahasa lain. Ragam bahasa jurnalistik ditulis
sesuai dengan tujuan tulisan jurnalistik dan sasaran pembacanya. Pemakaian bahasa ragam
jurnalistik dalam media cetak seperti koran atau surat kabar merupakan salah satu penerapan
bahasa sebagai alat komunikasi dalam bentuk tulis.
Menurut Onong Uchjana Effendy, surat kabar adalah lembaran tercetak yang memuat
laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodik, bersifat umum, isinya
termasa dan aktual mengenai apa saja dan dimana saja di seluruh dunia untuk diketahui
pembaca. Arti penting surat kabar terletak pada kemampuannya untuk menyajikan berita-
berita dan gagasan-gagasan tentang perkembangan masyarakat pada umumnya, yang dapat
mempengaruhi kehidupan modern seperti sekarang ini. Informasi dan berita yang disajikan
dalam surat kabar beragam mulai dari ekonomi, pendidikan hingga keadaan politik yang terjadi
saat ini. Dari hal tersebut peneliti akan menganalisis perubahan makna kata yang terdapat
dalam berita politik dalam surat kabar.
Bahasa selalu mengalami perkembangan, dan dalam perkembangannya makna suatu
kata dapat mengalami perubahan. Terdapat 7 perubahan makna dalam semantik, yaitu (1)
perluasan atau generalisasi merupakan gejala yang terjadi atau proses perubahan makna dari
yang khusus ke umum, (2) penyempitan makna atau spesialisasi merupakan proses perubahan
makna yang awalnya memiliki makna luas kemudian maknanya berubah menjadi terbatas
hanya pada sebuah makna yang dimaksud, (3) peninggian makna atau ameliorasi merupakan
suatu proses perubahan makna di mana makna akan menjadi lebih tinggi, hormat, dan baik
nilainya daripada makna sebelumnya, (4) penurunan makna atau peyorasi adalah proses
perubahan makna yang mengakibatkan makna baru atau makna yang sedang dirasakan lebih
rendah, kurang menyenangkan, dan kurang halus nilainya daripada makna semula (lama), (5)
sinestesia merupakan perubahan makna akibat pertukaran tanggapan dua indera (dari indera
penglihatan ke indera pendengaran; dari indera perasaan ke indera pendengaran; dan
sebagainya), (6) asosiasi adalah proses perubahan makna sebagai akibat persamaan sifat, dan
(7) metafora adalah pemakaian kata tertentu untuk suatu objek dan konsep lain berdasarkan
kias atau persamaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan makna kata yang
terdapat dalam wacana berita politiki di surat kabar Kompas dan Tribunnews.com.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan untuk mengkaji masalah dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Subjek pada penelitian ini adalah wacana berita
dalam surat kabar. Objek penelitian ini adalah perubahan makna kata yang terdapat pada subjek
penelitian. Data dalam penelitian ini berupa kata dan frasa yang mengalami perubahan makna
sedangkan sumber datanya adalah wacana berita dalam surat kabar yang mengalami perubahan
makna kata.

PEMBAHASAN
Perubahan makna pada wacana berita politik dalam surat kabar yang digunakan sebagai
data analisis dalam artikel ini terdapat 2 perubahan makna, yaitu perubahan makna asosiasi dan
perubahan total.
Persamaan (asosiasi)
1. Perubahan makna asosiasi terdapat pada kalimat “Karena sejatinya acara debat tersebut
hanya arena pertarungan opini pendukung capres masingmasing” dilansir dari Harian
Kompas 1 April 2019. Pertarungan berdasarkan KBBI bermakna bertempur/berkelahi.
Pada konteks kalimat kata ‘’pertarungan’’ bermakna adu argumen/verbal. Kata
‘’pertarungan’’ merupakan bentuk perubahan makna akibat perbedaan bidang
pemakaian, karena kata tersebut digunakan di luar bidangnya sehingga makna kata
tersebut menjadi berubah. Jenis perubahan maknanya adalah asosiasi karena terjadi
akibat terdapatnya kesamaan sifat sehingga kata tersebut bisa digunakan pada arti lain.
terjadi karena adanya kesamaan sifat sehingga kata tersebut dapat digunakan sebagai
pengertian lain.
2. Perubahan makna asosiasi terdapat pada kalimat “Puncaknya saat beliau hadir
diperayaan natal keluarganya langsung dihajar buzzer 01 habishabisan” dilansir
dari Harian Kompas 1 April 2019. Dihajar berdasarkan KBBI bermakna hantam. Pada
konteks kalimat kata ‘’dihajar’’ bermakna diserang. Kata ‘’dihajar’’ merupakan bentuk
perubahan makna akibat pengembangan istilah karena mengambil kata-kata yang sudah ada
dengan cara memberi makna baru. Jenis perubahan maknanya adalah asosiasi karena terjadi
akibat terdapatnya kesamaan sifat sehingga kata tersebut bisa digunakan pada arti lain.
3. Perubahan makna asosiasi terdapat dalam kalimat ‘’tidak apalah saya tidak dapat kursi,
yang penting seorang muda yang cemerlang seperti Charles bias duduk di DPR RI
sana’’ dilansir dari Harian Kompas 1 April 2019. Kursi berdasarkan KBBI bermakna
tempat duduk berkaki dan bersandaran. Pada konteks kalimat kata ‘’kursi’’ bermakna
posisi jabatan seseorang dalam pemerintahan. Kata ‘’kursi’’ merupakan bentuk
perubahan makna akibat pengembangan istilah karena mengambil kata-kata yang sudah
ada dengan cara memberi makna baru. Jenis perubahan maknanya adalah asosiasi
karena terjadi akibat terdapatnya kesamaan sifat sehingga kata tersebut bisa digunakan
pada arti lain.
4. Perubahan makna asosiasi terdapat dalam kalimat “Kantong-kantong suara minoritas
harus kami jaga dan yakinkan ulang” dilansir dari Harian Kompas 10 Desember 2020.
Kantong-kantong berdasarkan KBBI bermakna saku (baju dan sebagainya). Pada
konteks kalimat kata ‘’kantong-kantong’’ bermakna tempat menyimpan. Kata
‘’kantong-kantong‘’ merupakan bentuk perubahan makna akibat adanya asosiasi
karena adanya persaman sifat. Jenis perubahan maknanya adalah asosiasi karena terjadi
akibat terdapatnya kesamaan sifat sehingga kata tersebut bisa digunakan pada arti lain.
5. Perubahan makna asosiasi terdapat dalam kalimat “Kita tahu DKI menjadi senter di
Indonesia” dilansir dari Tribunnews.com 4 Juli 2020. Senter berdasarkan KBBI
bermakna lampu yang dapat menyorotkan sinar jauh-jauh; lampu corong. Pada konteks
kalimat kata ‘’senter’’ bermakna pusat. Kata ‘’senter’’ merupakan bentuk perubahan
makna akibat perbedaan bidang pemakaian, karena kata tersebut digunakan di luar
bidangnya sehinnga makna kata tersubut menjadi berubah. Jenis perubahan maknanya
adalah asosiasi karena terjadi akibat terdapatnya kesamaan sifat sehingga kata tersebut
bisa digunakan pada arti lain.
6. Perubahan makna asosiasi dalam kalimat “Nama-nama yang dekat dengan pak prabowo
ini seharusnya disiapkan untuk kompetisi dan memenangkan laga di 2024” dilansir dari
Tribunnews.com 4 Juli 2020. Laga berdasarkan KBBI bermakna perkelahian (tentang
binatang). Pada konteks kalimat kata laga bermakna persaingan. Kata ‘’laga’’
merupakan bentuk perubahan makna akibat perbedaan bidang pemakaian, karena kata
tersebut digunakan di luar bidangnya sehingga makna kata tersebut menjadi berubah.
Jenis perubahan maknanya adalah karena terjadi akibat terdapatnya kesamaan sifat
sehingga kata tersebut bisa digunakan pada arti lain.

Perubahan Total
1. Perubahan makna total terdapat dalam kalimat ‘’Karena hukum tim Jokowi Widodo –
Ma’ruf Amin, Yusril Ihza Mahendra, Menyoroti kebijakan hakim terkait perbaikan
permohonan di sidang pilpres’’ dilansir dari Harian Kompas 1 April 2019. Menyoroti
berdasarkan KBBI bermakna menerangi: menyinar; menyuluhi. Pada konteks kalimat
bermakna memantau. Kata ‘’menyoroti’’ merupakan bentuk perubahan makna akibat
pengembangan istilah, karena mengambil kata-kata yang sudah ada dengan cara
memberi makna baru. Jenis perubahan maknanya adalah perubahan total karena makna
barunya sangat jauh hubungannya dengan makna asalnya.
2. Perubahan makna total terdapat dalam kalimat “Anda baru dua tahun bergabung
sebagai kader sayap PDIP, Taruna merah putih” dilansir dari Tribunnews.com 4 Juli
2020. Sayap berdasarkan KBBI bermakna bagian tubuh beberapa binatang (burung dan
sebagainya) yang digunakan untuk terbang. Dalam konteks kalimat bermakna bagian
penting seorang dalam sebuah organisasi. Kata ‘’sayap’’ merupakan bentukperubahan
makna akibat pengembangan istilah, karena mengambil kata-kata yang sudah ada
dengan cara memberi makna baru. Jenis perubahan maknanya adalah perubahan total
karena makna barunya sangat jauh hubungannya dengan makna asalnya.
3. Perubahan makna total terdapat dalam kalimat “Dia menyebut penentuan menteri
cabinet jokowi ma’Ruf juga bakal digelar seiring dengan pembicaraan pihak prabowo”
dilansir dari Harian Kompas 7 Juli 2019. Gelar berdasarkan KBBI bermakna hampar.
Pada konteks kalimat kata ‘’digelar’’ bermakna dilaksanakan. Kata ‘’gelar’’ merupakan
bentuk perubahan makna akibat pengembangan istilah, karena mengambil kata-kata
yang sudah ada dengan cara memberi makna baru. Jenis perubahan maknanya adalah
perubahan total karena makna barunya sangat juah hubungannya dengan makna
asalnya.
4. Perubahan makna tottal terdapat dalam kalimat “Itu murni kerja partai secara
organisasi, kerja caleg. Caleg DPRP DKI Jakarta yang menyumbang suara untuk anda”
dilansir dari Harian Kompas 1 April 2019. Sayap berdasarkan KBBI bermakna bagian
tubuh beberapa binatang (burung dan sebagainya) yang digunakan untuk terbang.
Dalam konteks kalimat bermakna bagian penting seorang dalam sebuah organisasi.
Kata ‘’sayap’’ merupakan bentuk perubahan makna akibat pengembangan istilah,
karena mengambil kata-kata yang sudah ada dengan cara memberi makna baru. Jenis
perubahan maknanya adalah perubahan total karena makna barunya sangat jauh
hubungannya dengan makna asalnya.

KESIMPULAN
Bahasa bersifat dinamis, maka perkembangan bahasa dapat menyebabkan perubahan
makna. Dengan demikian terjadinya perubahan makna dapat disebabkan semakin
berkembangnya kebutuhan bahasa oleh manusia. karena sebab itu, suatu kata bisa mengalami
perubahan makna sesuai yang dibutuhkan manusia. Terjadinya perubahan makna karena
adanya beberapa faktor seperti adanya asosiasi, adanya penyingkatan, perkembangan dalam
bidang ilmu dan teknologi, perkembangan sosial dan budaya, bahasa bersifat samar dan
sebagainya. Perubahan makna juga terdiri dari beberapa jenis seperti meluas, meyempit,
amelioratif, peyoratif,perubahan total dan sebagainya. Dalam analisis yang dilakukan penulis
mengenai perubahan makna dalam wacan politik yang terdapat dalam surat kabar terdapat 2
perubahan makna yang ditemukan dalam wacana yang dijadikan objek penelitian, yaitu
perubahan makna asosiasi dan perubahan makna total.

DAFTAR PUSTAKA
KBBI. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [online] diakses dari
http:kbbi.eb.id/pusat (26 Desember 2020)
Sempana, Rio. Dkk. 2017. “Analisis Perubahan Makna pada Bahasa yang Digunakan
Komentator Sepak Bola Piala Presiden 2017 Kajian Semantik”. Jurnal Widyabastra.
Vol 5, No 2.
Kustriyono, Erwan. 2016. “Perubahan Makna dan Faktor Perubahan Makna dalam Media
Cetak (Kajian Semantik Jurnalistik)”. Jurnal Bahastra. Volume XXXV, Nomor 2.

Anda mungkin juga menyukai