Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 5:

1. Artika Cahya Ningsih (1902010269)


2. Dinda Cahya Kirani (1902010281)
3. Febriana Hidayanti (1902010288)
4. Rizky Ananda W (1902010406)

Konfilk Buruh Dengan PT. Megariamas Tentang Tidak Diberikannya Tunjangan Hari
Raya (THR)

Sekitar 500 buruh yang tergabungan dalam Serikat Buruh Garmen Tekstil dan Sepatu-Gabungan
Serikat Buruh Independen (SBGTS-GSBI) PT Megariamas Sentosa, Selasa (23/9) siang
“menyerbu” Kantor Sudin Tenaga kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) Jakarta Utara. Mereka
menuntut pemerintah mengambil tindakan tegas terhadap perusahaan yang mempekerjakan
mereka karena mangkir memberikan tunjangan hari raya (THR).

Ratusan buruh PT Megariamas Sentosa datang sekitar pukul 12.00 WIB sebelum menemui
Kasudin Nakertrans, mereka menggelar orasi yang diwarnai aneka macam poster yang mengecam
usaha perusahaan menahan THR mereka. Padahal THR merupakan kewajiban perusahaan sesuai
ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga kerja No.4/1994 tentang THR.

“Kami menuntut hak kami untuk mendapatkan THR sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dan
jangan dikarenakan ada konflik internal kami tidak mendapatkan THR, karena setahu kami
perusahaan garmen tersebut tidak merugi, bahkan sebaliknya. Jadi kami minta pihak Sudin
Nakertrans Jakut bisa memfasilitasi kami,” jelas Abidin, koordinator unjuk rasa ketika berorasi di
tengah-tengah rekannya yang didominasi kaum perempuan itu, Selasa (23/9) di depan kantor Sudin
Nakertrans Jakut. Sekedar diketahui ratusan buruh perusahaan garmen dengan memproduksi
pakaian dalam merek Sorella, Pieree Cardine, Felahcy, dan Young Heart untuk ekspor itu telah
berdiri sejak 1989 ini mempekerjakan sekitar 800 karyawan yang mayoritas perempuan.

Demonstrasi ke Kantor Nakertrans bukan yang pertama, sebelumnya ratusan buruh ini juga
mengadukan nasibnya karena perusahan bertindak sewenang-wenang pada karyawan. Bahkan ada
beberapa buruh yang diberhentikan pihak perusahaan karena dinilai terlalu vokal. Akibatnya,
kasus konflik antar buruh dan manajemen dilanjutkan ke Pengadilan Hubungan Industrial. Karena
itu, pihak manajemen mengancam tidak akan memberikan THR kepada pekerjanya.

Mengetahui hal tersebut ratusan buruh PT. Megamariamas Sentosa mengadu ke Kantor Sudin
Nakertrans, Jakarta Utara. Setelah dua jam menggelar orasi di depan halam Sudin Nakertrans
Jakut, bahkan hendak memaksa masuk ke dalam kantor. Akhirnya perwakilan buruh diterima oleh
Kasudin Nakertrans, Saut Tambunan di ruang rapat kantornya. Dalam Pernyataannya di depan
para pendemo, Saut Tambunan berjanji akan menampung aspirasi para pengunjuk rasa dan
membantu menyelesaikan permasalahan tersebut. “Pasti kami akan bantu, dan kami siap untuk
menjadi fasilitator untuk menyelesaikan masalah ini.” tutur Saut.
Selain itu, Saut juga akan memanggil perusahaan agar mau memberikan THR karena itu sudah
kewajiban. “Kalau memang perusahaan tersebut mengaku merugi, pihak manajemen wajib
melaporkan ke pemerintah dengan bukti yang konkret.” Kata Saut Tambunan kepada
beritajakarta.com usai menggelar pertemuan dengan para perwakilan demonstrasi.
Sesuai peraturan, karyawan dengan masa kerja di atas satu tahun berhak menerima THR.
Sementara bagi karyawan dengan masa kerja di bawah satu tahun di atas tiga bulan, THR-nya akan
diberikan secara proporsional atau diberikan sebesar 3/12X1 bulan gaji. Karyawan yang baru
bekerja di bawah tiga bulan bisa daja dapat tergantung dari kebijakan perusahaan.

Saut menambahkan, sejauh ini sudah ada empat perusahaan yang didemo karena mangkir
membayar THR. “sesuai dengan peraturan H-7 seluruh perusahaan sudah harus membayar THR
kepada karyawannya. Karena itu, kami upayakan memfasilitasi. Untuk kasus karayawan PT.
Megariamas Sentosa memang ada sedikit permasalahan sehingga manajemen sengaja menahan
THR mereka. Namun, sebenarnya tidak boleh dan besok kami upayakan memfasilitasi ke
manajemen perusahaan.” Tandas Saut tambunan.

Analisis :
Kita bisa liat ini merupakan salah satu contoh kasus suatu konflik yang terjadi dalam suatu
perusahan, dimana seorang pemimpin yang tidak bertanggung jawab dan tidak adil dalam
memimpin suatu perusahan. Mereka senantiasa mempermainkan rakyat kecil dan bertindak sangat
tidak bijaksana serta tidak ada rasa belas kasihan kepada karyawannya. Sebagai seorang yang
memiliki kekuasaan,mereka dengan mudah dapat mengeluarkan seorang karyawan yang dianggap
terlalu vocal dan mengancam para karyawanya dengan tidak memberikan THR. Menurut saya ini
jelas sangat berpengaruh dalam terjadinya sebuah konflik, ini adalah penyebab utama terjadinya
konflik dalam kasus ini, menurut saya bila dalam kasus ini banyak cara untuk menyelesaikannya
mungkin dengan cara mediator atau jika dengan cara mediator tidak berhasil juga perlu adanya
proses hukum, karena disini telah melanggar hak seseorang dan telah melanggar hukum yang
berlaku tentang pemberian THR kepada tenaga kerja. Saya rasa ini adalah solusi yang mungkin
bisa menyelesaikan konflik dalam perusahaan ini,lebih baik berikanlah apa yang menjadi haknya
setelah mereka mengerjakan kewajibanya. Karena segala sesuatu di dunia hanya bersifat
sementara, semuanya hanyalah titipan Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai