RKS Hdpe
RKS Hdpe
Keterangan :
Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan
yang akan dilelangkan, dengan ketentuan:
Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup
kemungkinandigunakannya produksi dalam negri.
Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan Standar nasional Indonesia
(SNI). Metode pelaksanaan harus logis, realistis, dan dapat dilaksanakan.
Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan.
Harus mencantumkan macam, jenis, dan jumlah peratan utama minimal yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan
yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Harus mencantumkan syarat-syarat
pengujian bahan dan hasil produk. Harus mencantumkan kreteria kinerja produk
(output perfomance) yang diinginkan. Harus mencantumkan tata cara pengukuran
dan tata cara pembayaran.
f.1. Mobilisasi
Mobilisasi dan demobilisasi proyek adalah kegiatan mendatangkan ke lokasi
(mobilisasi) dan mengembalikan (demobilisasi) alat-alat proyek sesuai spesifikasi
yang ditentukan dalam dokumen lelang dengan menggunakan alat angkutan darat
(trailer / truck besar) atau alat angkut air (ponton).
2. Pekerjaan Dermaga
a. Pemasangan HDPE Kubus Apung + Asesoris Terpasang
Kubus apung HDPE adalah sebuah kubus dengan ukuran panjang x lebar x tinggi :
500 x 500 x 400 (mili meter) yang terbuat dari material plastic HDPE yang dapat
mengapung dan memiliki beragam kegunaan dan keunikan. Flot terbuat dari material
plastic berjenis HDPE (High-Density Polyethylene) yang ramah lingkungan dan bisa
di daur ulang. Kubus ini diproduksi di dalam negeri “Made in Indonesia” dengan
system roto-moulding dilengkapi dengan UV Stabilizer, yang membuat kubus apung
ini cocok untuk pemakaian luar sehingga tahan terhadap matahari dan cuaca.
Untuk merakitnya produk ini dilengkapi dengan pengait atau kuping diujung
kanan dan kirinya dan juga mempunyai lubang pengisian yang didesain secara
fleksibel sehingga produk ini kuat terhadap benturan ombak, kapal kecil, dan teritip
(barnacles). Kubus ini di desain dan diproduksi di pabrik kami dengan kontrol
kualitas yang ketat sehingga menghasilkan permukaan kubus apung yang sama rata
dengan kubus lainnya serta memiliki area anti slip dipermukaannya, menghasilkan
permukaan yang aman untuk dilalui orang yang berjalan diatasnya.
Tahap-tahap pekerjaan galian tanah pondasi setempat yaitu: Penggalian tanah untuk
pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta harus mengetahui ukuran panjang,
lebar dan kedalaman pondasi.
Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5:1 untuk jenis
tanah yang kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan
perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat
meletakkan pondasi.
Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras
dengan daya dukung yang cukup kuat, min 0.5 kg/cm2
Bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang kurang dari 0.5 kg/cm2,
maka galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai kedalaman tanah yang cukup
kuat, dengan daya dukung lebih dari 0.5 kg/cm2.
Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi
agar tukang lebih leluasa bekerjanya.
Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan
penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan.
c. Urugan Pasir
Urug pasir berguna sebagai timbunan dan dudukan suatu komponen struktur
bangunan seperti pondasi tapak, pondasi batu kali, bahan penutup lantai (dibawah
lantai) dan buis beton untuk saluran air. Kali ini kita akan menghitung urug pasir di
bawah lantai dan di bawah pondasi batu kali. Bila dilihat dari gambar kerja di bawah,
urug pasir mempunyai ketebalan 5 cm.
BAHAN/PRODUK
SEMEN PORTLAND
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merk dagang
atau atas persetujuan Konsultan Pengawas.
Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk
digunakan.
PASIR
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-
bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
BATU KALI
Batu kali yang digunakan adalah batu pecah, tidak berpori serta mempunyai
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat dalam SK. SNI 1991.
Ukuran batu kali max. 20 cm.
AIR
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam, alkali dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu pekerjaan. Apabila
dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat minta kepada Kontraktor supaya air
yang dipakai diperiksa di laboratorium Pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas
biaya Kontraktor.
PELAKSANAAN
Batu kali yang digunakan untuk pondasi harus batu pecah, sudut runcing, berwarna
abu-abu hitam, keras, tidak porous.
Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal minimum 10 cm,
disiram dan diratakan, pemadatan tanah dasar harus sedikitnya mencapai 80%
conpacted.
Pondasi batu kali menggunakan adukan dengan campuran 1 PC : 5 Pasir pasang.
Untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap air
campuran 1PC : 2 Pasir setinggi 20 cm, dihitung dari permukaan atas pondasi ke
bawah.
Adukan harus mengisi rongga diantara batu kali sedemikian rupa sehingga
tidak ada bagian dari pondasi yang berongga/tidak padat.
Untuk sloof dibagian atas pondasi batu kali dibuat stek-stek sedalam 30 cm tiap
1 m' dengan diameter besi minimum 10 mm.
b. Pekerjaan Beton
Spesifikasi dari pekerjaan beton bertulang ini meliputi semua pekerjaan dan
material yang berhubungan dengan beton bertulang pada bangunan struktur.
Pekerjaan beton bertulang terdiri dari lingkup pekerjaan syarat-syarat bahan untuk
beton bertulang, cetakan (bekisting), pelaksanaan pekerjaan pengecoran, perawatan
beton bertulang, dan pembongkaran bekisting. Semua pekerjaan tersebut harus
didasarkan pada Peraturan Beton Indonesia (PBI).
i. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan beton bertulang ini dilakukan pada beton jalan setapak dengan
Mutu Beton K-225.
b. Agregat
Agregat halus dan agregat kasar yang digunakan harus berasal dari pasir dan
kerikil sungai atau sumber lainnya yang layak sebagaimana yang disetujui oleh
direksi :
- Agregat halus/pasir
Agregat halus yang digunakan harus bersih, berbutir keras dan tajam, serta
harus bebas dari kotoran, lumpur, lempung dan lanau, bahan-bahan organik,
dan bahan-bahan lain yang merusak. Selain itu agregat halus/pasir harus
bergradasi baik yang dikontrol dengan modulus kehalusan. Modulus
kehalusan harus berada di antara 2,4 dan 3,2. Persentase jumlah dari bahan-
bahan yang dapat menurunkan mutu agregat halus (seperti lumpur, material
yang lolos saringan 0,074 mm, material tertahan saringan 0,297 mm dan
bahan-bahan terapung lainnya) tidak boleh lebih dari 3% dari berat agregat
halus (SK SNI T-15.1919.03).
- Agregat kasar/kerikil
Agregat kasar yang digunakan harus bersih, berbutir keras, tahan lama,
bergradasi rapat, tidak berpori, dan tidak mengandung bahan-bahan organik
atau bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu beton. Penyimpanan
pasir dan kerikil harus dipisah serta tidak boleh bercampur dengan tanah pada
saat pemakaian (SK SNI T-15.1919.03).
c. Air
Air yang digunakan untuk campuran beton dan mortar harus bersih, tidak
berbau, tidak berasa (tawar), serta bebas dari bahan-bahan seperti lanau/lempung,
bahan-bahan organik, alkali, garam, asam, dan bahan-bahan lain yang dapat
menurunkan kualitas beton. Fasilitas untuk penampungan air juga harus disediakan
oleh kontraktor selama berlangsungnya proyek. Metode/cara dalam penyediaan dan
penampungan air pada lokasi proyek harus mendapat persetujuan dari direksi.
d. Baja tulangan
Baja tulangan yang akan digunakan untuk jalan setapak yaitu baja tulangan
polos ø 12 serta harus memenuhi standar yang ada dalam spesifikasi teknis.
Kontraktor harus mengadakan pengujian mutu baja tulangan yang akan dipakai
sesuai dengan petunjuk dari direksi. Pengujian ini dilakukan minimum untuk 3
batang baja tulangan.
Proses pemotongan, pembengkokan, dan perangkaian tulangan baja harus
memenuhi spesifikasi teknis yang disyaratkan. Hasil bengkokan, kait, perangkaian,
dan anker harus sesuai dengan standar detail seperti yang diperlihatkan pada gambar
bestek.
e. Cetakan (Bekisting)
Bahan utama cetakan atau bekisting yang digunakan untuk beton adalah
multiplek 6 mm yang diperkuat oleh balok-balok kayu penyangga (kayu kelas kuat
III). Pada bekisting tidak boleh terdapat cacat yang dapat merusak permukaan beton.
Permukaan bekisting yang kontak langsung dengan beton, haruslah bersih, keras, dan
halus serta diolesi atau dilumuri dengan cairan residu atau cairan ter supaya hasil
campuran beton tidak menempel pada bekisting waktu akan dibuka.
f. Kawat ikat
Kawat ikat yang digunakan harus terbuat dari baja lunak diameter 1 mm,
bermutu baik, tak bersepuh seng, dan tidak berkarat.
b. Pembesian
Baja tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar tulangan
tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan
cetakan/bekisting atau lantai kerja dengan cara memasang selimut beton.
c. Pekerjaan cetakan/bekisting
Semua cetakan beton/bekisting harus dibersihkan dari segala macam kotoran.
Sebelum pengecoran, cetakan harus diteliti terlebih dahulu di mana cetakan harus
dalam keadaan datar dan tegak lurus, pemasangannya harus dalam keadaan rapi agar
diperoleh bidang-bidang yang cukup rapat untuk mencegah terjadinya kebocoran
mortar pada saat pengecoran.
Pemasangan bekisting juga harus kokoh sehingga kedudukan dan bentuknya
tetap, tidak bergeser pada waktu beton dicor, dan setelah pengecoran tetap mudah
dibongkar dengan tidak merusak permukaan beton.
d. Pengecoran beton
Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan cetakan-cetakan, memeriksa ukuran dan ketinggian cetakan serta
memeriksa jarak penulangan.
Pengecoran beton hanya dapat dilakukan bila telah mendapat persetujuan dari
direksi. Sedapat mungkin melakukan sekali pengecoran untuk setiap bagian
konstruksi sehingga dapat menghindari sambungan-sambungan beton.
e. Perawatan beton (curing)
Perawatan beton dapat berupa menutup permukaan beton dengan karung goni
kemudian menyiram air secara rutin kepermukaan beton sampai beton berumur satu
minggu yang dilakukan paling lambat 24 jam setelah pengecoran. Beton yang baru
dicor harus dilindungi dari sinar matahari langsung.
Kontraktor harus melindungi beton terhadap efek yang membahayakan yang
disebabkan oleh pengeringan yang tiba-tiba, beban, guncangan, atau getaran sampai
beton tersebut cukup keras/kuat untuk mencegah terjadinya kerusakan pada beton.
f. Pembongkaran cetakan/bekisting
Cetakan/bekisting tidak boleh dibuka sebelum beton mengeras dan cukup
kuat untuk menahan berat sendiri serta beban konstruksi lain yang harus dipikulnya.
Bekisting baru dapat dibuka bila telah mendapat persetujuan dari direksi. Pembukaan
bekisting tidak boleh kurang dari ketentuan waktu yang diberikan berikut setelah
pekerjaan pengecoran dilakukan.
Demikianlah Rencana Kerja dan Spesifikasi Teknis dari pekerjaan Jalur
Track ini, jika masih ada kekurangan maka bestek adalah acuan langkah pekerjaan.
Terima Kasih.