Anda di halaman 1dari 13

SPESIFIKASI TEKNIS

Keterangan :
Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan
yang akan dilelangkan, dengan ketentuan:
Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup
kemungkinandigunakannya produksi dalam negri.
Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan Standar nasional Indonesia
(SNI). Metode pelaksanaan harus logis, realistis, dan dapat dilaksanakan.
Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan.
Harus mencantumkan macam, jenis, dan jumlah peratan utama minimal yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan
yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Harus mencantumkan syarat-syarat
pengujian bahan dan hasil produk. Harus mencantumkan kreteria kinerja produk
(output perfomance) yang diinginkan. Harus mencantumkan tata cara pengukuran
dan tata cara pembayaran.

RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Pada pelaksanaan suatu proyek, kontraktor perlu menentukan dan mengatur


langkah-langkah kerja setiap jenis pekerjaan dari awal hingga selesainya pekerjaan.
Seluruh tahap pelaksanaan pembangunan harus dijelaskan dengan spesifikasi yang
jelas. Hal ini berguna sebagai arahan teknis bagi kontraktor untuk dapat memenuhi
kualitas dan kuantitas (volume) hasil pekerjaan sesuai dengan jangka waktu
pelaksanaan yang harus diselesaikan oleh kontraktor.
Berdasarkan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), ruang lingkup
pekerjaan pada proyek PEMBANGUNAN DERMAGA APUNG DAN PINTU GERBANG ini
adalah :
1. Pekerjaan Dermaga Apung
A. Pekerjaan Persiapan
B. Pekerjaan Dermaga
2. Pekerjaan Pintu Gerbang
A. Pekerjaan Tanah dan Pondasi
B. Pekerjaan Beton
C. Pekerjaan Lantai
D. Pekerjaan Tangga
E. Pekerjaan Atap
F. Pekerjaan Lain - Lain

1.1 Pekerjaan Dermaga Apung


Pekerjaan ini meliputi :
1. Pekerjaan Persiapan
a. Pengukuran dan Pematokan
b. Pembersihan Lapangan
c. Barak Pekerja dan Gudang
d. Keamanan dan P3K
e. Papan Nama Proyek
f. Mobilisasi
g. Administrasi dan Dokumentasi

a.1. Pengukuran dan Pematokan


Tahap awal sistem pengukuran dan pematokan ini adalah menghitung terlebih
dahulu jarak miring dan sudut datarnya setiap titik as bangunan, untuk menghasilkan
data hitungan yang akurat setiap titik as dihitung minimal 2 kali dan setiap titik as
harus diberi notasi sesuai gambar kerja dan sajikan hasil hitungan dalam tabel dengan
benar, hasil hitungan dan penyajian data pada tabel yang salah akan mengakibatkan
kesalahan pada hasil pengukuran titik as bangunan di lapangan, dengan sekali berdiri
teodolit pada patok tetap (Bench Mark) sebagai referensi dapat melaksanakan
pengkuran dan pematokan semua titik as gedung yang direncanakan disesuaikan
dengan kemampuan jarak bidik minimum dan maksimum teodolit serta panjang
maksimum roll meter/pita ukur digunakan.
Hasil pengukuran dan pematokan panjang, lebar dan kesikuan bangunan dengan
sistem koordinat dapat dicek kebenaranya dengan cara mengukur panjang sisi
diagonal, jika ukuran panjang sisi diagonalnya sudah sama maka hasil pengukuran
dan pematokan sudah benar.

b.1. Pembersihan Lapangan


Pembersihan lahan adalah pekerjaan yang terdiri dari pembersihan lahan dari
semua pohon, halangan - halangan, semak – semak, sampah, dan bahan lainnya yang
tidak dikehendaki atau menggangu keberadaannya sesuai dengan yang diperintahkan
oleh direksi Pekerjaan.

c.1. Barak Pekerja dan Gudang


Peleksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan dapat berhasil dengan baik dari segi
waktu dan kualitasnya/mutu bila dikelola dengan baik. Salah satu sarana untuk dapat
mengelola proyek dengan baik adalah tersedianya tempat bagi pengawas proyek dan
kontraktor yang berupa direksi keet, untuk :
- Membuat laporan, mempelajari gambar, membuat gambar kerja dan semua
administrasi proyek.
- Penempatan alat komunikasi, sehingga hubungan/komunikasi antara pemilik,
pengawas dan kontraktor dapat berjalan dengan baik. 
Bahan untuk bangunan direksi keet lapangan menggunakan rangka kayu kaso,
penutup dindingnya dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan asbes
gelombang atau seng gelombang. 
Selain bangunan direksi keet lapangan, juga diperlukan bangunan gudang untuk
menyimpan alat kerja dan material yang rentan terhadap cuaca dan yang mudah
hilang seperti : bor listrik, gerinda listrik, vibrator, semen, keramik, cat, kabel, alat
sanitair dan lainnya. Bangunan gudang menggunakan rangka kayu kaso, penutup
dinding dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan asbes/seng gelombang.
Direksi keet lapangan dan gudang didirikan pada area yang tidak mengganggu proses
berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan.
d.1. Keamanan dan P3K
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di tempat kerja selanjutnya disebut
dengan P3K di tempat kerja adalah upaya memberikan pertolongan pertama secara
tepat kepada pekerja dana tau orang lain yang berada di tempat kerja, yang
mengalami sakit/cidera di tempat kerja. Petugas P3K di tempat kerja adalah pekerja
yang ditunjuk oleh pengurus/pengusaha dam diserahi tugas tambahan untuk
melaksanakan P3K di tempat kerja. Fasilitas P3K adalah semua peralatan,
perlengkapan dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan P3K di tempat kerja.
Kontraktor wajib menyediakan petugas dan fasilitas P3K di tempat kerja.

e.1. Papan Nama Proyek


Dalam Pekerjaan Papan Nama Proyek Bahan Yang Dibutuhkan adalah :
- Triplek 6 mm dengan ukuran 120cm x 240cm
- Kaso dengan ukuran 5/7 cm
-  Paku berukuran 5 cm dan 7 cm
- Cat kayu warna sesuai tema yang di sepakati
    Tahapan Pelaksanaan Pembuatan Papan nama Proyek :
- Triplek berukuran 6mm dengan ukuran 120 x 240 cm di cat berwarna merah
- Buat Tulisan dengan menggunakan Cat warna yang sudah di sepakati
- Pasang papan nama tersebut dengan bantuan kaso berukuran 5/7 sebagai
tiang-tiang penyangga.
-  Letakan pada tempat yang mudah dilihat, sehingga memudahkan dalam
mengidentifikasi suatu proyek.

f.1. Mobilisasi
Mobilisasi dan demobilisasi proyek adalah kegiatan mendatangkan ke lokasi
(mobilisasi) dan mengembalikan (demobilisasi) alat-alat proyek sesuai spesifikasi
yang ditentukan dalam dokumen lelang dengan menggunakan alat angkutan darat
(trailer / truck besar) atau alat angkut air (ponton). 
2. Pekerjaan Dermaga
a. Pemasangan HDPE Kubus Apung + Asesoris Terpasang

Kubus apung HDPE adalah sebuah kubus dengan ukuran panjang x lebar x tinggi :
500 x 500 x 400 (mili meter) yang terbuat dari material plastic HDPE yang dapat
mengapung dan memiliki beragam kegunaan dan keunikan. Flot terbuat dari material
plastic berjenis HDPE (High-Density Polyethylene) yang ramah lingkungan dan bisa
di daur ulang. Kubus ini diproduksi di dalam negeri “Made in Indonesia” dengan
system roto-moulding dilengkapi dengan UV Stabilizer, yang membuat kubus apung
ini cocok untuk pemakaian luar sehingga tahan terhadap matahari dan cuaca.

Untuk merakitnya produk ini dilengkapi dengan pengait atau kuping diujung
kanan dan kirinya dan juga mempunyai lubang pengisian yang didesain secara
fleksibel sehingga produk ini kuat terhadap benturan ombak, kapal kecil, dan teritip
(barnacles). Kubus ini di desain dan diproduksi di pabrik kami dengan kontrol
kualitas yang ketat sehingga menghasilkan permukaan kubus apung yang sama rata
dengan kubus lainnya serta memiliki area anti slip dipermukaannya, menghasilkan
permukaan yang aman untuk dilalui orang yang berjalan diatasnya.

b. Pemasangan Gangway Dek Alumunium + Asesoris Terpasang


Peralatan yang digunakan untuk membantu seseorang masuk ke (berangkat) dan
keluar (turun) dari kapal atau perahu dikenal sebagai sebuah gangway. Secara
teknis, gangway adalah seperti sebuah jalan yang halus dan miring. Di
kapal, gangway terutama digunakan oleh penumpang atau kru untuk masuk atau
keluar kapal dan kadang-kadang juga digunakan untuk bongkar muat kargo.
3. Pekerjaan Pintu Gerbang
a. Galian tanah pondasi tapak

Tahap-tahap pekerjaan galian tanah pondasi setempat yaitu: Penggalian tanah untuk
pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta harus mengetahui ukuran panjang,
lebar dan kedalaman pondasi.

Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5:1 untuk jenis
tanah yang kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan
perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat
meletakkan pondasi.

Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras
dengan daya dukung yang cukup kuat, min 0.5 kg/cm2

Bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang kurang dari 0.5 kg/cm2,
maka galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai kedalaman tanah yang cukup
kuat, dengan daya dukung lebih dari 0.5 kg/cm2.

Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi
agar tukang lebih leluasa bekerjanya.

Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan
penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan.

b. Urugan Tanah Kembali Bekas Galian


Pekerjaan urug tanah kembali adalah tanah hasil galian di urugkan kembali ke sela-
sela pondasi atau ke tanah yangmembutuhkan urugan, kemudian dipadatkan dan dirat
akan.

c. Urugan Pasir
Urug pasir berguna sebagai timbunan dan dudukan suatu komponen struktur
bangunan seperti pondasi tapak, pondasi batu kali, bahan penutup lantai (dibawah
lantai) dan buis beton untuk saluran air. Kali ini kita akan menghitung urug pasir di
bawah lantai dan di bawah pondasi batu kali. Bila dilihat dari gambar kerja di bawah,
urug pasir mempunyai ketebalan 5 cm.

d. Pas. Batu Kosong


Pasangan batu kosong 10 cm di bawah pongasi Tapak dan Pondasi Batu Kali
menerus.
e. Pasangan Pondasi Batu Gunung
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkandalam melaksanakan pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik. Pekerjaan pondasi batu kali ini meliputi seluruh detail yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar.
Untuk keperluan proses pengerasan pasangan, maka selama minimum 3 hari setelah
pelaksanaan  pekerjaan, pondasi  harus dilindungi dari  benturan  keras  dan  tidak
dibebani. Kontraktor diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari kerusakan
yang  diakibatkan  oleh pekerjaan-pekerjaan lainnya. Bila terjadi kerusakan,
Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu
pekerjaan. Segala  biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

BAHAN/PRODUK
    
SEMEN PORTLAND
Yang  digunakan harus dari mutu  yang  terbaik,  terdiri dari  satu  jenis merk dagang
atau atas persetujuan  Konsultan Pengawas.
Semen  yang  telah  mengeras  sebagian/seluruhnya  tidak dibenarkan untuk
digunakan.

PASIR
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-
bahan  organis, lumpur,  tanah lempung dan sebagainya.
BATU KALI
Batu kali yang digunakan adalah  batu  pecah,  tidak berpori serta mempunyai
kekerasan sesuai dengan  syarat-syarat dalam SK. SNI 1991.
Ukuran batu kali max. 20 cm.

AIR
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam,  alkali dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu pekerjaan. Apabila
dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat minta kepada Kontraktor supaya air
yang dipakai diperiksa di laboratorium Pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas
biaya Kontraktor.

PELAKSANAAN
    
Batu kali yang digunakan untuk pondasi harus batu pecah, sudut  runcing,  berwarna
abu-abu  hitam,  keras,  tidak porous.

Sebelum  pondasi dipasang terlebih dahulu dibuat profil-profil pondasi dari kayu


pada setiap pojok galian,  yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan penampang
pondasi.

Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal minimum 10 cm,
disiram dan diratakan, pemadatan tanah dasar harus sedikitnya mencapai 80%
conpacted.
Pondasi  batu kali menggunakan adukan dengan campuran  1 PC : 5 Pasir pasang.
Untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap air
campuran  1PC :  2  Pasir  setinggi 20 cm,  dihitung dari permukaan  atas pondasi ke
bawah.
Adukan   harus   mengisi  rongga  diantara   batu   kali sedemikian  rupa sehingga
tidak ada bagian dari  pondasi yang berongga/tidak padat.
Untuk sloof dibagian atas pondasi batu kali dibuat stek-stek  sedalam  30  cm tiap
1  m' dengan  diameter  besi minimum 10 mm.

b. Pekerjaan Beton
Spesifikasi dari pekerjaan beton bertulang ini meliputi semua pekerjaan dan
material yang berhubungan dengan beton bertulang pada bangunan struktur.
Pekerjaan beton bertulang terdiri dari lingkup pekerjaan syarat-syarat bahan untuk
beton bertulang, cetakan (bekisting), pelaksanaan pekerjaan pengecoran, perawatan
beton bertulang, dan pembongkaran bekisting. Semua pekerjaan tersebut harus
didasarkan pada Peraturan Beton Indonesia (PBI).

i. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan beton bertulang ini dilakukan pada beton jalan setapak dengan
Mutu Beton K-225.

ii. Persyaratan bahan


a. Semen
Semen untuk beton harus disediakan oleh kontraktor dan harus sesuai dengan
spesifikasi teknis yang disyaratkan. Untuk pekerjaan beton dan komponen beton
yang berhubungan langsung dengan tanah dan air digunakan Semen Portland Type II
dan Semen Portland Type I untuk pekerjaan beton dan komponen struktur yang tidak
berhubungan langsung dengan tanah dan air. Merk Semen Portland yang dipakai
harus seragam untuk semua pekerjaan beton struktural maupun beton non struktural.
Semua peraturan tentang penggunaan semen portland di Indonesia untuk bangunan
gedung berlaku juga pada spesifikasi teknis ini.

b. Agregat
Agregat halus dan agregat kasar yang digunakan harus berasal dari pasir dan
kerikil sungai atau sumber lainnya yang layak sebagaimana yang disetujui oleh
direksi :
- Agregat halus/pasir
Agregat halus yang digunakan harus bersih, berbutir keras dan tajam, serta
harus bebas dari kotoran, lumpur, lempung dan lanau, bahan-bahan organik,
dan bahan-bahan lain yang merusak. Selain itu agregat halus/pasir harus
bergradasi baik yang dikontrol dengan modulus kehalusan. Modulus
kehalusan harus berada di antara 2,4 dan 3,2. Persentase jumlah dari bahan-
bahan yang dapat menurunkan mutu agregat halus (seperti lumpur, material
yang lolos saringan 0,074 mm, material tertahan saringan 0,297 mm dan
bahan-bahan terapung lainnya) tidak boleh lebih dari 3% dari berat agregat
halus (SK SNI T-15.1919.03).
- Agregat kasar/kerikil
Agregat kasar yang digunakan harus bersih, berbutir keras, tahan lama,
bergradasi rapat, tidak berpori, dan tidak mengandung bahan-bahan organik
atau bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu beton. Penyimpanan
pasir dan kerikil harus dipisah serta tidak boleh bercampur dengan tanah pada
saat pemakaian (SK SNI T-15.1919.03).

c. Air
Air yang digunakan untuk campuran beton dan mortar harus bersih, tidak
berbau, tidak berasa (tawar), serta bebas dari bahan-bahan seperti lanau/lempung,
bahan-bahan organik, alkali, garam, asam, dan bahan-bahan lain yang dapat
menurunkan kualitas beton. Fasilitas untuk penampungan air juga harus disediakan
oleh kontraktor selama berlangsungnya proyek. Metode/cara dalam penyediaan dan
penampungan air pada lokasi proyek harus mendapat persetujuan dari direksi.

d. Baja tulangan
Baja tulangan yang akan digunakan untuk jalan setapak yaitu baja tulangan
polos ø 12 serta harus memenuhi standar yang ada dalam spesifikasi teknis.
Kontraktor harus mengadakan pengujian mutu baja tulangan yang akan dipakai
sesuai dengan petunjuk dari direksi. Pengujian ini dilakukan minimum untuk 3
batang baja tulangan.
Proses pemotongan, pembengkokan, dan perangkaian tulangan baja harus
memenuhi spesifikasi teknis yang disyaratkan. Hasil bengkokan, kait, perangkaian,
dan anker harus sesuai dengan standar detail seperti yang diperlihatkan pada gambar
bestek.
e. Cetakan (Bekisting)
Bahan utama cetakan atau bekisting yang digunakan untuk beton adalah
multiplek 6 mm yang diperkuat oleh balok-balok kayu penyangga (kayu kelas kuat
III). Pada bekisting tidak boleh terdapat cacat yang dapat merusak permukaan beton.
Permukaan bekisting yang kontak langsung dengan beton, haruslah bersih, keras, dan
halus serta diolesi atau dilumuri dengan cairan residu atau cairan ter supaya hasil
campuran beton tidak menempel pada bekisting waktu akan dibuka.

f. Kawat ikat
Kawat ikat yang digunakan harus terbuat dari baja lunak diameter 1 mm,
bermutu baik, tak bersepuh seng, dan tidak berkarat.

iii. Syarat-syarat pelaksanaan


a. Mutu beton
Mutu beton yang di gunakan adalah K- 225

b. Pembesian
Baja tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar tulangan
tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan
cetakan/bekisting atau lantai kerja dengan cara memasang selimut beton.

c. Pekerjaan cetakan/bekisting
Semua cetakan beton/bekisting harus dibersihkan dari segala macam kotoran.
Sebelum pengecoran, cetakan harus diteliti terlebih dahulu di mana cetakan harus
dalam keadaan datar dan tegak lurus, pemasangannya harus dalam keadaan rapi agar
diperoleh bidang-bidang yang cukup rapat untuk mencegah terjadinya kebocoran
mortar pada saat pengecoran.
Pemasangan bekisting juga harus kokoh sehingga kedudukan dan bentuknya
tetap, tidak bergeser pada waktu beton dicor, dan setelah pengecoran tetap mudah
dibongkar dengan tidak merusak permukaan beton.
d. Pengecoran beton
Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan cetakan-cetakan, memeriksa ukuran dan ketinggian cetakan serta
memeriksa jarak penulangan.
Pengecoran beton hanya dapat dilakukan bila telah mendapat persetujuan dari
direksi. Sedapat mungkin melakukan sekali pengecoran untuk setiap bagian
konstruksi sehingga dapat menghindari sambungan-sambungan beton.
e. Perawatan beton (curing)
Perawatan beton dapat berupa menutup permukaan beton dengan karung goni
kemudian menyiram air secara rutin kepermukaan beton sampai beton berumur satu
minggu yang dilakukan paling lambat 24 jam setelah pengecoran. Beton yang baru
dicor harus dilindungi dari sinar matahari langsung.
Kontraktor harus melindungi beton terhadap efek yang membahayakan yang
disebabkan oleh pengeringan yang tiba-tiba, beban, guncangan, atau getaran sampai
beton tersebut cukup keras/kuat untuk mencegah terjadinya kerusakan pada beton.
f. Pembongkaran cetakan/bekisting
Cetakan/bekisting tidak boleh dibuka sebelum beton mengeras dan cukup
kuat untuk menahan berat sendiri serta beban konstruksi lain yang harus dipikulnya.
Bekisting baru dapat dibuka bila telah mendapat persetujuan dari direksi. Pembukaan
bekisting tidak boleh kurang dari ketentuan waktu yang diberikan berikut setelah
pekerjaan pengecoran dilakukan.
Demikianlah Rencana Kerja dan Spesifikasi Teknis dari pekerjaan Jalur
Track ini, jika masih ada kekurangan maka bestek adalah acuan langkah pekerjaan.
Terima Kasih.

Mengetahui/Menyetujui Konsultan Perencana


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK) CV. ACEH LHEE DIMENSI
BALAI KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM
ACEH

SUPRIADI, S.Hut RAHMAD MULYADI, ST


Nip. 19790817 199903 1 003 Direktur

Anda mungkin juga menyukai