Anda di halaman 1dari 4

SOAL HITUNGAN

1. A) C = 500 + 0,8(Y - 0,25Y)


C = 500 + 0,8(0,75Y)
C = 500 + 0,6Yd
b) Y = C + I + G + X - M
Y = 500 + 0,6Y + 500 + 1000 + 800 - 0,1Y
Y = 2.800 + 0,5Y
Y - 0,5Y = 2.800
0,5Y = 2.800
Y = 2.800/0,5
Y = 5.600

c) Perubahan untuk Mencapai Kesempatan Kerja Penuh:

Dengan menurunkan pajak. Oleh karena formula multiplier tidak diketahui, perubahan
pajak untuk mencapai kesempatan kerja penuh tidak dapat ditentukan dengan menggunakan
formula multiplier. Oleh karena itu nilai pajak pada kesempatan kerja penuh perlu dihitung
dengan memisalkan pajak yang diterima pada kesempatan kerja penuh adalah T0 dan seterusnya
menyelesaikan persamaan keseimbangan pada pendapatan nasional = 6000 (pendapatan nasional
pada kesempatan kerja penuh)

Y = C + I + G + (X – M)
6000 = 500 + 0,8Yd + 500 + 1000 + (800 – 0,1Y)
6000 = 500 + 0,8 (Y – T0) + 500 + 1000 + 800 – 0,1Y
6000 = 2800 + 0,8Y – 0,8T0 – 0,1Y
6000 = 2800 + 0,8 (6000) – 0,8T0 – 0,1 (6000)
6000 = 2800 + 4800 – 0,8T0 – 600
0,8T0 = 1000
T0 = 1250
Apabila pajak tidak berubah, pada pendapatan nasional 6000 jumlah pajak adalah:
T = 0,25Y
T = 0,25 (6000)
T = 1500
Pengurangan pajak menyebabkan pada kesempatan kerja penuh, pajak yang diterima adalah
1250, manakala tanpa pengurangan pajak jumlahnya adalah 1500. Dengan demikian untuk
mencapai kesempatan kerja penuh pajak diturunkan sebanyak 1500 – 1250 = 250.

b) Dengan menambah pengeluaran pemerintah. Apabila pengeluaran pemerintah ditambah


perlulah dimisalkan jumlah pengeluaran pemerintah yang baru, misalnya sebesar G0. Nilai G0
ini dapat diselesaikan dengan persamaan keseimbangan:
Y = C + I + G (X – M)
Y = 500 + 0,6Y + 500 + G0 + 800 – 0,1Y
6000 = 500 + 0,6 (6000) + 500 + G0 + 800 – 0,1(6000)
6000 = 500 + 3600 + 500 + G0 + 800 – 600
G0 = 6000 – 4800
G0 = 1200
Sehingga untuk mencapai kesempatan kerja penuh, pengeluaran pemerintah perlu ditambah
sebanyak 1200 – 1000 = 200.
Budget Pemerintah dan Fungsi Pajak:
Pada Keseimbangan  Asal. Pada keseimbangan asal (Y = 5600), pajak adalah sebesar T =
0,25Y  = 0,25 (5600) = 1400. Pengeluaran pemerintah adalah G = 1000. Maka pengeluaran
pemerintah mengalami surplus yankni sebanyak 1400 – 1000 = 400.
Kasus pengurangan pajak untuk mencapai kesempatan kerja penuh. Pajak telah berkurang
sebesar 1250. Manakala pengeluaran pemerintah tetap 1000 maka pengeluaran pemerintah
mengalami surplus, yakni sebanyak T – G = 1250 – 1000 = 250.
Kasus menambah pengeluaran pemerintah untuk mencapai kesempatan kerja penuh. Dalam
perhitungannya pengeluaran pemerintah meningkat 1200. Oleh karena tiada perubahan
dalam  fungsi pajak, yakni tetap T = 0,25Y maka pada Y = 6000, pajak yang diterima adalah T
=  0,25 (6000) = 1500. Sehingga budget pemerintah surplus sebanyak T –  G = 1500 – 1200 =
300.
Fungsi pajak yang baru. Apabila kesempatan kerja penuh dicapai dengan mengurangi pajak
secara sekaligus, fungsi pajak akan berubah menajdi T = T0 + 0,25Y. Dalam kasus pengurangan
pajak diperoleh 1250 maka dapat membantu menentukan nilai T0 yaitu:
                        T = T0  = 0,25Y
      1250 = T0 + 0,25 (6000)
                       T0 = 1250 – 1500
                       T0 = – 250 
            Dengan demikian fungsi pajak yang baru adalah T = – 250 + 0,25Y.
5. Keseimbangan Ekspor dan Impor:
Pada keseimbangan asal Y = 5600. Impor adalah M = 0,1Y = 0,1 (5600) = 560.     Maka
ekspor lebih besar (800) dari impor. Maka terdapat surplus dalam neraca perdagangan.

Pada Y = 6000. Impor adalah 0,1Y = 0,1 (6000) = 600. Maka ekspor tetap lebih besar (800)
dari impor. Dan ini menunjukkan bahwa pada kesempatan kerja penuh terdapat surplus dalam
    neraca perdagangan.

6. Nilai Multiplier:
Dalam penghitungannya pertambahan pendapatan nasional adalah 6000 – 5600  = 400.
Sedangkan pengeluaran pemerintah yang diperlukan untuk menambah pendapatan nasional
adalah 200 (naik dari 1000 menjadi 1200). Dengan demikain dalam perekonomian yang
diasumsikan ini, nilai multiplier adalah: 400 / 200 = 2.

Multiplier dalam Perekonomian Terbuka.


Penghitungan multiplier dalam perekonomian terbuka lebih kecil daripada perekonomian
tertutup. Dan keadaan ini selalu berlaku karena impor selalu diasumsikan secara proporsional
dari pendapatan nasional (M = mY).
Mengacu pada kasus perekonomian terbuka di atas diketahui C = 500 + 0,8Y d. Dan T = 0,25Y
sedangkan I = 500 dan G = 1000 maka dalam perekonomian tertutup ini nilai multipliernya:

Mtp =         1           =              1                =      1      =  2,5
           1 – b (1 – t)      1 – 0,8 (1 – 0,25)         0,4
Dan ini menunjukkan bahwa nilai nilai multiplier dalam perekonomian terbuka lebih kecil yakni
2 dari nilai multiplier dalam perekonomian tertutup yakni sebesar 2,5.

Persamaan Mulitplier Perekonomian Terbuka


Multiplier adalah nisbah pertambahan pendapatan nasional dengan pertambahan
pengeluaran agregat. Dengan demikian multiplier dalam perekonomian dengan sistem pajak
proporsional:
Mtp =     ΔY     = _____1_______  
              ΔX         1 – b (1 – t) + m                   

Dan multiplier dengan sistem pajak tetap adalah: Mtp =       1____  


                                                                                             1 – b  + m

SOAL TEORI
1.Ekonomi mikro bisa didefinisikan sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang membahas
aktivitas ekonomi dalam lingkup sempit. Contoh ekonomi mikro bisa dilihat dari
pengelolaan keuangan di sebuah perusahaan atau keuangan rumah
tangga. Sedangkan ekonomi makro didefinisikan sebagai cabang pembahasan dalam
ilmu ekonomi mengenai aktivitas ekonomi dalam cakupan wilayah yang lebih luas. 

2.

Anda mungkin juga menyukai