Pandemi COVID-19 memang belum berakhir, namun di lain sisi selain
menimbulkan dampak kesehatan fisik bagi para penderitanya, COVID-19 ini juga dapat menimbulkan kecemasan bagi masyarakat umum. Hal ini dibuktikan dengan hasil skrining yang dilakukan oleh Mahasiswa Kelompok 6 KKN-TC Fakultas Ilmu Keperawatan didapatkan bahwa sebanyak 80 orang (19%) dari total 416 orang mengalami gangguan mental emosional. Diduga penyebab kecemasan yang dialami oleh mahasiswa rata-rata karena minimnya interaksi dengan teman akibat social distancing, minimnya aktivitas yang dapat dilakukan karena hanya berada di rumah, dan beban akademik yang harus mereka tanggung menjadi buntut dari penyebab persoalan kecemasan yang mereka rasakan. Selain itu, terjadinya peningkatan angka penambahan kasus yang terjangkit, ketidakpastian hasil dari perawatan dan pengobatan serta informasi yang simpang siur mengenai perkembangan COVID-19 tak pelak membuat masyarakat menjadi cemas, takut, khawatir, gelisah, dan marah pada kondisi seperti ini. Kondisi ini juga diperparah karena terhentinya aktivitas masyarakat seperti terbatasnya roda perekonomian, industri serta minimnya transportasi dikarenakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19 adalah dengan melakukan social distancing (pembatasan sosial) (KPC PEN, 2020). Permasalahan tersebut berhasil ditangkap dan ditangani melalui program KKN-T FIK UI yang dilaksanakan selama 1 bulan terhitung sejak 17 Agusutus 2021 hingga 17 September 2021. Program ini berfokus pada pemberian Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial kepada masyarakat sasaran yang terdiri dari Mahasiswa UI, Keluarga Mahasiswa UI, Teman-teman, kerabat dan tetangga yang berada di sekitar tempat tinggal mahasiswa yang kemudian disebut dengan keluarga binaan. Kami percaya bahwa melalui kesehatan jiwa dan psikososial yang baik maka kita dapat meningkatkan imunitas fisik dalam upaya mencegah penyebaran COVID-19. Tindakan keperawatan yang diberikan kepada keluarga binaan terdiri teknik hipnotis 5 jari, teknik relaksasi, teknik berpikir positif, teknik relaksasi otot progresif, dan teknik nafas dalam. Tindakan keperawatan tersebut terbukti efektif dalam menurunkan stress dan kecemasan atau ansietas yang dialami oleh keluarga binaan. Terbukti terjadi penurunan sekitar 48% atau 38 dari 80 orang yang tidak lagi mengalami gangguan mental emosional.
Hambatan dan tantangan yang dihadapi kelompok sudah terdapat sejak
mulai dibentuknya program ini. Dimulai dari sulitnya mencari keluarga binaan karena tidak dapat berkomunikasi langsung, melainkan hanya melalui sosial media, sehingga tidak jarang para keluarga binaan yang belum mengenal anggota kelompok sebelumnya menjadi enggan untuk turut serta berpartisipasi. Hambatan berikutnya adalah sulitnya memantau perilaku dan kebiasaan masyarakat sasaran, apakah sudah sesuai dengan yang dianjurkan atau masih perlu ditingkatkan. Selama program ini berlangsung, kelompok memantau perilaku dan kebiasaan keluarga binaan melalui questioner yang harus mereka isi setiap harinya. Namun, tidak jarang beberapa diantara mereka ada yang lupa dan perlu untuk diingatkan setiap harinya agar tetap mengisi.
Kendati demikian, program KKN-T membawa dampak positif yang
signifikan. Mahasiswa UI dan keluarga binaan lainnya melalui KKN-T menjadi paham mengenai berbagai tindakan yang dapat mereka lakukan secara mandiri untuk terhindar dari rasa cemas dan stress yang rentan dialami dimasa Pandemi COVID-19. Dengan begitu, ketika masyarakat terhindar dari rasa cemas dan stress, sistem imun fisik mereka menjadi meningkat dan tidak rentan terkena berbagai penyakit termasuk virus COVID-19. Dokumentasi
Citra Amelia Putri - Universitas Alma Ata Yogyakarta - ZECo (Zero Emotion Concept) Upaya Menetralisasi Emosi Untuk Menjaga Kesehatan Mahasiswa Di Masa Pandemi
Kelas B - Klp2 - Komunikasi Perawat Penanggung Jawab Asuhan (PPJA) Dengan PPJA Saat Perpindahan Pasien Dari Satu Ruangan Ke Ruangan Lain Menggunakan ISBAR TBaK.