Pengusul
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
RINGKASAN..........................................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................... 1
1.1 Analisis Situasi................................................................................................................... 1
1.2 Permasalahan mitra............................................................................................................ 2
Bullying di masa remaja menjadi masalah internasional yang cukup signifikan. Kementerian
Sosial mendapatkan hasil survey bahwa sebanyak 84% anak usia 12 hingga 17 tahun (Remaja) di
Indonesia pernah menjadi korban bullying. Hasil pengkajian yang didapatkan dari 72 siswa kelas
VIII SMPN 4 Depok dengan rentang 14-16 tahun menunjukkan angka kejadian bullying sebesar
94,4% pernah mengalami bullying baik verbal bullying, physical dan social. Berbagai masalah
kesehatan jiwa muncul akibat bullying, seperti stress, depresi dan ansietas. Oleh sebab itu,
remaja perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan mengatasi bullying,
mengembangkan keterampilan koping, dan berkomunikasi asertif. Tingginya angka kejadian
bullying membuat semua pihak harus bekerjasama mengatasi masalah ini termasuk remaja itu
sendiri. Adapun solusi yang ditawarkan pada program ini adalah dengan skrening kejadian
bullying dan tumbang remaja, penyuluhan tentang bullying, koping dan komunikasi asertif, dan
pembentukan duta remaja antu bullying. Target program yang akan dicapai dalam program
pengabdian dan pemberdayaan masyarakat UI skema ipteks bagi masyarakat adalah
terbentuknya duta remaja anti bullying. Keberadaan duta anti bullying diharapkan mempu
menurunkan angka kejadian bullying di sekolah. Keberlanjutan program ini diharapkan dapat
diteruskan oleh pihak sekolah dengan dibantu oleh tim dari Puskesmas.
Kata Kunci: Bullying, Remaja, Koping, Komunikasi asertif, Duta Anti Bullying
BAB 1
PENDAHULUAN
Kementerian Sosial mendapatkan hasil survey bahwa sebanyak 84% anak usia 12 hingga 17
tahun (Remaja) di Indonesia pernah menjadi korban bullying. Korban Bullying rentan
mengalami stres. Stres yang dihadapi remaja akibat bullying dapat disebabkan karena remaja
belum mampu mengembangkan koping yang efektif [ CITATION Stu13 \l 1033 ]. Strategi
koping dibagi menjadi dua diantaranya koping berfokus pada emosi (emotion- focused
coping) dan koping berfokus pada masalah (problem-focused coping).
Hasil pengkajian yang didapatkan dari 72 siswa kelas VIII SMPN 4 Depok dengan rentang
14-16 tahun menunjukkan angka kejadian bullying sebesar 94,4% pernah mengalami
bullying baik verbal bullying, physical dan social. Sedangkan jenis bullying yang paling
banyak terjadi ialah verbal bullying yaitu sebanyak 78,9%, diikuti dengan physical bullying
14,1%, social bullying 1,4% dan didapatkan 5,6% siswa tidak mengalami bullying. Hasil
angket tentang kejadian bullying didapatkan komponen bullying verbal yang paling tinggi
nilai reratanya (2,08) dengan rentang nilai (1-4) yaitu pada point nomer 1 “saya diejek teman
saya dengan mengatai saya secara langsung”.
Mekanisme koping yang dominan digunakan oleh siswa ialah problem focused coping yaitu
sebesar 60.6% serta presentase siswa yang dominan menggunakan emotional focused coping
yaitu sebesar 39.4%. Komponen problem focused coping positif yang paling banyak
dilakukan ialah point no.18 “Melakukan apapun yang menjadi hobby” sedangkan komponen
problem focused coping negative yang banyak digunakan ialah point no.15 “melimpahkan
kesalahan kepada orang lain”. Komponen emotional focused coping positif yang paling
banyak dilakukan ialah “Beribadah dan Berdoa” sedangkan komponen emotional focused
coping negative yang banyak digunakan ialah point no. 4 “makan lebih banyak dari
biasanya”.
Berdasarkan hasil wawancara sekolah ditemukan, guru bimbingan konseling (BK) mengakui
bahwa terjadi beberapa kasus bullying di siswa kelas 2 dan sudah ditindaklanjuti oleh
sekolah. Namun, hasil obervasi ditemukan bahwa upaya pemecahan masalah yang telah
dilakukan BK dinilai belum efektif. Hal tersebut disebabkan karena pemecahan masalah
tidak dilakukan secara asertif dan tidak melibatkan kedua belah pihak. Selain itu, guru BK
mengeluhkan mengenai sudah tidak ada lagi jam pelajaran BK di kurikulum terbaru,
sehingga menurut guru BK, hal tersebut cukup mengurangi intensitas guru untuk
berkomunikasi dengan murid dan sulit untuk memecahkan masalah dikarenakan sistem
pelaporan kasus yang belum teroragnisir.
Dengan adanya hambatan sistem pelaporan kasus di Sekolah kepada bagian bimbingan
konseling menunjukkan bahwa adanya gangguan sumber koping yang adekuat yang ada
dalam komunitas lingkungan sekolah. Dengan demikian, salah satu strategi koping yaitu
bimbingan konseling yang disediakan oleh sekolah tidak efektif. Sehingga, dibutuhkan
sumber koping yang efektif dari diri sendiri untuk menghadapi masalah terutama terkait
bullying, mengingat angka kejadian bullying yang cukup tinggi. Hasil pengkajian mengenai
strategi koping yang dominan digunakan oleh siswa ialah problem focused coping yaitu
sebesar 60.6% serta presentase siswa yang dominan menggunaka emotional focused coping
yaitu sebesar 39.4%.
Berdasarkan hasil penelitian, pelatihan komunikasi asertif merupakan cara yang efektif untuk
meningkatkan koping seseorang terhadap bullying [ CITATION Sib15 \l 1033 ]. Penelitian lain
menunjukan, bahwa program pelatihan komunikasi asertif dapat menurunkan risiko terjadinya
bullying di sekolah [ CITATION Bud15 \l 1033 ]. Program pencegahan bullying lainnya telah banyak
diupayakan diberbagai negara yaitu “The Olweus Bullying Prevention Program (OBPP)” yang
dilakukan di Eropa Utara. Tujuan dari program ini adalah untuk mengurangi masalah bullying yang
ada di antara siswa, untuk mencegah pengembangan masalah bulliying baru, dan untuk mencapai
hubungan teman sebaya yang lebih baik di sekolah. Program ini dinyatakan berhasil dan mencapai
bukti penurunan ngka kejadian bullying 20-70%[ CITATION Art14 \l 1033 ].
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi kejadian bullying di SMPN 4
Depok. Sebesar 94,4% dari 72 siswa pernah mengalami bullying baik verbal bullying,
physical dan social. Penggunaan mekanisme koping yang efektf sebagai salah satu cara
mengatasi bullying belum dipahami dan diterapkan oleh seluruh siswa. Cara berkomunikasi
asertif untuk menyampaikan bullying yang dialami baik pada pelaku dan sekolahpun belum
dilakukan oleh siswa SMPN 4 Depok. Hal ini diperkuat dengan data dari pihak sekolah
bahwa terjadi kejadia bullying di sekolah, namun belum ada program untuk mengatasi
masalah ini. Tim pengabdi menyimpulkan diperlukan suatu program pencegahan yang dapat
mengorientasikan remaja kepada komunikasi asertif dalam upaya penurunan risiko kejadian
bullying dengan cara mengidentifikasi kemampuan penyelesaian masalah (koping). Program
ini bisa dilakukan melalui pembentukan duta remaja anti bullying di sekolah.
BAB 2
SOLUSI PERMASALAHAN
Bullying didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan secara berulang- ulang dari seorang atau
kelompok orang yang memiliki kekuasaan yang ditujukan kepada seseorang atau kelompok
orang yang tidak memiliki kekuasaan, baik berupa kekerasan fisik maupun psikologis [ CITATION
Wen20 \l 1057 ] . Bullying melibatkan sebuah niat dan perbuatan untuk menyakiti, kekuasaan
yang setara, serta dilakukan secara berulang-ulang, penyalahgunaan kekuasaan, sebagai bentuk
kepuasaan bagi pelaku, dan perasaan tertekan bagi korban (Tsitsika et al., 2014). Bullying
sebagai perilaku yang berulang yang dilakukan oleh satu orang atau lebih terhadap orang lain
dengan tujuan untuk mengintimidasi, merendahkan dan menyinggung yang terjadi di fasilitas
kesehatan dan pendidikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bullying adalah tindakan yang
bertujuan untuk mengintimidasi baik secara fisik, verbal, maupun psikososial yang merugikan
orang lain. Bullying merupakan masalah sosial yang sering ditemukan terutama dikalangan
pelajar. School Bullying merupakan perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang
siswa atau sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan, terhadap siswa lain yang lebih lemah
dengan tujuan menyakiti orang tersebut (Kemenpppa, 2019).
Bullying dikalangan remaja dapat berpotensi mengganggu proses tumbuh kembang anak atau
menjadi faktor risiko terjadinya bullying pada usia remaja. Remaja merupakan masa peralihan
dari massa anak menuju dewasa yang mengalami perkembangan di semua aspek untuk
memasuki masa remaja. Remaja mengalami tumbuh kembang secara fisik saat memasuki masa
puber, perubahan kemampuan kognitif dan mengalami perubahan psikosial remaja yaitu
pencarian jati diri. Jika proses pencarian jati diri gagal atau terganggu, remaja akan meragukan
peranan dan fungsi dirinya di masyarakat. Alhasil sifat yang akan muncul yaitu menonjolkan
diri, suka bermusuhan, egoistik, merendahkan orang lain, dan buruk sangka [ CITATION Gus15 \l
1057 ].
Masa remaja merupakan masa transisi dimana interaksi berpengaruh terhadap kehidupan sosial
remaja. Keterampilan sosial individu akan meningkat karena sosialisai indiviu akan bertambah
luas dan mulai berinteraksi dengan teman sebayanya. Keterampilan yang dimiliki individu akan
menjadi lebih baik jika mengambil niali-nilai yang ditanamkan orang tua diserah dengan baik.
Hal itu disebabkan karena pertumbuhan dan perkembangan manusia dari fase-fase tidak akan
meninggalkan apa yang telah dipelajari di fase sebelumnya. Jika nilai sosialoisasi yang
ditanamkan keluarga kurang terserap oleh remaja, maka perkembangan perilaku dan
psikososialnya terhambat. Akibatnya remaja akan menunujukan gejala-gejala patologis seperti
kenakalan dan perilaku-perilaku berisiko laiinya, yang salah satunya adalah Bullying [ CITATION
Ela17 \l 1057 ]
Bullying di usia sekolah merupakan masalah yang umum yang jika berkelanjutan akan menjadi
ancaman secara fisik dan kesehatan mental bagi anak dan remaja. Hal ini dapat dicegah dengan
membuat program anti bullying dan memiliki tujuan untuk mengurangi kejadian Bullying,
mencegah berkembangan permasalahan bullying baru, dan membuat hubungan antar teman
disekolah lebih baik (Tsitsika et al., 2014). Solusi yang dapat dilakukan adalah penyuluhan
kesehatan mengenai tumbuh kembang remaja dan pendidikan kesehatan mengenai bullying.
Memberikan pengetahuan tentang bullying yang meliputi definisi, faktor risiko, jenis Bullying,
dampak, dan cara mengatasi bullying. Tujuan dilakukannya pendidikan kesehatan ini adalah
meningkatkan pengetahuan remaja mengenai bullying dan dapat menjadi bekal lebih dini untuk
mencegah terjadi bullying di sekolah.
Solusi kedua yaitu pembentukan duta remaja anti bullying. Tujuan dilakukanya duta remaja anti
Bullying adalah menekan angka kejadian Bullying si usia remaja. Duta remaja anti bullying
merupakan seseorang yang bertugas menghentikan terjadi bullying di sekolah ataupun komunitas
[ CITATION The19 \l 1057 ]. Pelatihan duta remaja anti-Bullying membantu siswa mengubah
perilaku dan budaya intimidasi dengan membangun keterampilan dan kepercayaan diri untuk
menghadapi berbagai situasi baik secara langsung maupun tidak langsung [ CITATION The191 \l
1057 ]. Pelatihan dilakukan dengan memberikan pendidikan mengenai bullying dan melakukan
roleplay mengenai Bullying. Roleplay yang dilakukan bertujuan agar siswa tahu dan mengerti
bagaimana menangani dan mengatasi kejadian bullying [ CITATION Hel17 \l 1057 ].
Dalam melakukan solusi diatas terdapat tiga tahap yang dilakukan, yaitu tahap persiapan, tahap
sosialisasi, dan tahap pendampingan. Sebelum dilakukannya penyuluhan dan pembentukan duta
remaja anti bullying, terdapat persiapan yang harus dilakukan. Mulai pengkajian masalah,
observasi awal, dan pemilihan duta antilying. Pengkajian masalah dilakukan untuk
mengumpulkan informasi mengenai pola pergaulan remaja SMP. Observasi awal dilakukan
untuk memilih sekolah yang akan dituju dengan latar pola pergaulan yang kurang sesuai.
Selanjutnya dilakukan pemilihan duta anti bullying yang akan menjadi perwakilan di setiap
kelasnya.
Tahap sosialisasi yaitu dilakukannya pelahtihan duta anti bullying. Pelatihan duta anti bullying
dilakukan untuk memberikan pemahaman mengenai bullying yang dilakukan dengan ceramah,
diskusi dan simulasi. Selanjutnya tahap pendampingan yanng dilakukan dengan bantuan guru
untuk pendampingan peran duta anti bullying.
Pembentukan duta remaja anti bullying melibatkan siswa, guru dan perawat komunitas. Metode
dalam pengabdian masyarakat ini berupa skrining, penyuluhan pelatihan yang diberikan kepada
siswa SMPN dalam upaya penurunkan kejadian bullying disejolah.. Kegiatan dilakukan di
SMPN 4 Depok dan pada saat kegiatan dilakukan, guru dan perawat puskesmas juga ikut hadir.
Output dalam kegiatan ini yaitu terbentuknya duta remaja anti bullying yang terdiri dari siswa
SMP dengan keterlibatan para guru.
BAB 3
GAMBARAN IPTEKS
Pada bab ini akan dijelaskan tentang gambaran IPTEKS yang akan dilakukan yaitu gambaran
tentang pelaksanaan skrining tumbuh kembang remaja, serta pengetahuan, sikap, dan perilaku
terhadap bullying pada siswa, penyuluhan tentang bullying, penguatan koping dan komunikasi
asertif untuk mengindari dan mengatasi bullying, pelatihan duta remaja anti bullying, dan
pendampingan implementasi peran duta anti bullying. Keempat kegiatan ini bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan kemampuan siswa dan guru dalam mengenal masalah
bullying dan mengetahui cara mengatasi masalah yang dialami. Dengan meningkatnya
pengetahuan, sikap dan kemampuan maka diharapkan terjadi penurunan angka bullying di
sekolah. Keempat kegiatan ini dilaksanakan selama 6 minggu di SMPN 4 Depok. Pelaksanaan
program yang dilakukan dapat dijabarkan sebagai berikut:
3.1. Skrining tumbuh kembang remaja, serta pengetahuan, sikap, dan perilaku terhadap
bullying
Kegiatan Skrining merupakan tahap awal kegiatan pengabddian masyarakat ini. Target remaja
yang dilakukukan skrening adalah seluruh siswa di SMPN 4 Depok, namun jika tidak
memungkinkan, pengabdi menargetkan 200 remaja yang dilakukan skrining. Skrining dilakukan
menggunakan kuesioner tumbuh kembang remaja untuk mengetahui apakah remaja sudah
mencapai tugas perkembanganannya atau belum. Tugas perkembangan yang diukur terdiri dari
pencapaian aspek motorik, psikososial, bahasa, dan moral. Data ini berguna untuk menjaring
calon duta remaja anti bullying. Kuesioner diisi oleh remaja dengan pendampingan dari anggota
pengabdi untuk memastikan bahwa remaja memahami butir butir pertanyaan di kuesioner,
sehingga hasil yang didapatkan valid. Selain skrining pencapaian tumbang, akan dilakukan
skrining tentang bullying, menggunakan kuesioner……… hasil kuesioner ini kan memberikan
informasi apakah remaja merupakan korban atau pelaku bullying, salah satu syarat duta bullying
adalah bukan pelaku bullying. Kegiatan skrining dilakukan bekerjasama dengan pihak sekolah
dan perawat puskesmas penanggung jawab PKPR.
3.2. Penyuluhan tentang bullying, penguatan koping dan komunikasi asertif untuk
mengindari dan mengatasi bullying
Kegiatan berikutnya adalah penyuluhan tentang bullying, koping, dan komunikasi asertif.
Pengetahuan yang baik tentang pengertian, jenis, tpe dan akibat dari bullying diperlukan
akan mampu mengurangi kejadian Bullying, mencegah berkembangan permasalahan bullying baru,
dan membuat hubungan antar teman disekolah lebih baik. Remaja sebagai korban maupun pelaku
bullying perlu diajarkan bagaimana cara mengembangkan koping (cara penyelesaian masalah) yang
adaptif agar terhindar dari dampak bullying, selain ini perlu dilatih bagaimana cara komunikasi yang
asertif agar remaja mampu terhindar dari bullying. Kegiatan penyuluhan akan dilakukan sebanyak
dua kali pertemuan dengan target 200 remaja yang telah dilakukan skrining.
BAB 4
METODE PELAKSANAAN
4.1 Rencana Implementasi
Upaya Penurunan Kejadian Perundungan di Sekolah melalui Program Duta Remaja Anti
Bullying di Kota Depok terdiri dari 4 kegiatan pokok yaitu Skrining tumbuh kembang remaja,
serta pengetahuan, sikap, dan perilaku terhadap bullying pada siswa, Penyuluhan tentang
bullying, penguatan koping dan komunikasi asertif untuk mengindari dan mengatasi bullying,
Pelatihan Duta Remaja Anti Bullying, dan Implementasi peran duta anti Bullying.
BAB 5
JADWAL PELAKSANAAN DAN LOKASI KEGIATAN
A. Jadwal pelaksanaan
Pengabdian masyarakat dengan Upaya Penurunan Kejadian Perundungan di Sekolah melalui
Program Duta Remaja Anti Bullying di Kota Depok akan dilaksanakan dengan jadwal
pelaksanan sebagai berikut:
N KEGIATAN WAKTU
O
1 Koordinasi dengan
puskesmas,
kelurahan dan
sekolah
2 Penyusunan
proposal
3 Upload proposal
4 Seleksi proposal
5 Pelaksanaan skrining
tumbang dan
pegetahuan ttg
bullying
6 Penyuluhan tentang
bullying, penguatan
koping dan
komunikasi asertif
untuk mengindari
dan mengatasi
bullying
7 Pemilihan Duta
Remaja Anti
Bullying
8 Pelatihan Duta
Remaja Anti
Bullying
9 Pendampingan
Duta Remaja Anti
Bullying
10 Monitoring dan
evaluasi.
Pengumpulan
laporan kemajuan
11 Persiapan pengajuan
video yang diHAKI-
kan
12 Persiapan membuat
buku ber-ISBN
dengan “Buku Saku
Duta Remaja Anti
Bullying”
13 Pembuatan laporan
B. Lokasi kegiatan
Program ini akan dilaksanakan di SMPN 4 Depok yang beralamat di Jalan Merdeka Raya
Depok II Tengah, Mekar Jaya, Kec. Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat 16411. Jarak
tempuh lokasi kegiatan dari UI yaitu sekitar 13 km yang dapat ditempuh dengan
kendaraan beroda empat selama 27 menit dan kendaraan beroda dua selama 19 menit.
BAB 6
RANCANGAN ANGGARAN BIAYA
Rincian RAB
1. Belanja Bahan Habis Pakai
Dana UI
Deskripsi Justifikasi Pemakaian Kuantitas
Harga Satuan Biaya
Kegiatan 1. Skrining Tumbang dan Bullying
Instrumen yang digunakan
Cetak Kuesioner 200
untuk skrening 3,000 600,000
Pulpen Alat tulis untuk siswa saat 200 2,500 500,000
mengisi kuesioner
Snack peserta Konsumsi remaja 200 10,000 2,000,000
Konsumsi saat skrening bagi tim
Snack dan makan siang tim 10
pengabdi dan guru 30,000 300,000
ATK Satu set alat tulis pengabdi 1 100,000 100,000
Sub total 3,500,000
Kegiatan 2. Penyuluhan Kesehatan terkait Bullying, koping, dan komunikasi asertif (2 kali pertamuan)
Handout peserta Materi penyuluhan baik remaja 200 20,000 2,000,000
Lembar balik penyuluhan
Media Penyuluhan tentang bullying 5 100,000 500,000
Lembar balik penyuluhan
Media penyuluhan tentang Koping 5 100.000 500,000
Media Penyuluhan tentang Lembar balik penyuluhan
komunikasi asertif tentang komunikasi asertif 5 100.000 500,000
Konsumsi remaja Snack dan makan siang remaja 400 10,000 4,000,000
Snack dan makan siang
Konsumsi narasumber dan tim narasumber dan tim 20 40,000 800,000
ATK Satu set alat tulis pengabdi 2 100,000 200,000
Tanda terima kasih menjadi
Souvenir sekolah mitra 1 1,000,000 1,000,000
Tanda terima kasih menjadi
Souvenir puskesmas mitra 1 1,000,000 1,000,000
Atribut peserta sebagai bukti
5,000 1,000,000
Cetak pin anti-bullying telah memahani materi 200
Sub total 11,500,000
Kegiatan 3. Pelatihan Duta Remaja Anti-Bullying (pelatihan dilaksanakan selama dua hari)
Pembuatan Buku Saku Duta
Remaja Anti Bullying Honor pembuatan buku saku 1 2,500,000 2,500,000
Biaya desaign dan layout Buku Uang lelah desaign dan lau out
saku buku saku 1 1,500,000 1,500,000
Snack dan makan siang
pelatihan duta remaja ( 2hari 40
Snack dan konsumsi peserta peserta 80 50,000 4,000,000
Snack dan makan siang
pelatihan duta remaja ( 2hari x
Konsumsi narasumber dan tim 10 orang) 20 50,000 1,000,000
Uang lelah fasiitator ( 2 hari X 5
Honor fasiliatator pelatihan orang) 10 250,000 2,500,000
Nara sumber kegiatan pelatihan
Honor Pembicara duta 5 500,000 2,500,000
Cetak sertifikat untuk peserta,
fasiliator, dan nara sumber Bukti telah mengikuti kegiatan 50 10,000 500,000
ATK Satu set alat tulis pengabdi 2 85,000 190,000
SUB TOTAL (Rp) 15,690,000
30,690,000
2. Biaya Perjalanan
Dana UI
Deskripsi Justifikasi Pemakaian Kuantitas
Harga Satuan Biaya
Transport dosen dan mahasiswa Transportasi dalam kota depok 80 110,000 8.800,000
Mengikuti konfrensi (2 orang
Pesawat Jakarta-Palembang pengabdi) 2 800,000 1,600.000
Transport bandara jkt Biaya taksi rumah ke Bandara 1 500,000 500,000
Transport lokal di Palembang Taksi selama di Palembang 1 300.000 300,000
Uang Harian Lumpsum 1 orang x 3 hari 3 370,000 1.110,000
SUB TOTAL (Rp) 12,310,000
3. Biaya Publikasi
Dana UI
Deskripsi Justifikasi Pemakaian Kuantitas
Harga Satuan Biaya
Cetak buku panduan kader yang
100
telah ber ISBN 50,000 3.500,000
Konsultasi Pakar isi buku saku Memastikan artikel kegiatan 1,000,00
1,000,000
kader pengmas baik 1 0
Mensosialisasikan kegiatan
pengmas di acara konfrensi
3,500,000 3,500,000
keperawatan jiwa di palembang
Fee publikasi (conference) ( 1 orang) 1
SUB TOTAL (Rp) 7,000,000
BAB 7
LUARAN KEGIATAN
Pada pengabdian masyarakat yang ini, luaran kegiatan yang akan dihasilkan adalah:
1. Buku ber-ISBN dengan judul “Buku Saku Duta Remaja Anti Bulying”
Chou, W.-J., P.-W. W., Hsiao, R. C., Hu, H.-F., & Yen, C.-F. (2020). Role of School Bullying Involvement in
Depression, Anxiety, Suicidality, and Low Self-Esteem Among Adolescents With High-Functioning
Autism Spectrum Disorder. Hongkong: Frontiers in Psychiatry.
Edupost. (2015). Riset ICRW: 84 persen Anak Indonsia Alami Kekerasan di Sekolah.
Gusti. (2015, Maret 3). “Bullying” Ganggu Proses Tumbuh Kembang Remaja. Retrieved from Univeritas
Gajah MAda: https://ugm.ac.id/id/berita/9785-bullying-ganggu-proses-tumbuh-kembang-
remaja
Karakas, S. A., & Okanli, A. e. (2015). The Effect of Assertiveness Training on The Mobbing That Nurses
Experience. Workplace & Health Safety, 446-451.
Keliat, B. A., Tololiu, T. A., Daulima, N. H., & Erawati, E. (2015). Effectiveness Assertive Training of
Bullying Prevention among Adolescents in West Java Indonesia. International Journal of Nursing,
128-134.
Stuart, G. W. (2013). Principles And Practice Of Psychiatric Nursing. St. Louis: Elsevier.
The Diana Award. (2019). Antibullying From The Diana Award. Retrieved from What is an an Anti-
Bullying Ambassador: https://www.antibullyingpro.com/join
The Diana Award. (2019). The Diana Award. Retrieved from Free Anti-Bullying Training: https://diana-
award.org.uk/anti-bullying-training/
Tsitsika, A. K., Barlou, E., Andrie, E., Dimitropoulou, C., Tzavela, E. C., Janikian, M., & Tsolia, M. (2014).
Bullying behaviors in children and adolescents: “An ongoing story.” Frontiers in Public Health,
2(FEB), 1–4. https://doi.org/10.3389/fpubh.2014.00007
United Nation Educational Scientific and Cultural Organization. (2017). School Violence and Bullying :
Global Status Report.
United Nation Educational Scientific and Cultural Organization. (2019). School Violence and Bullying a
Major Global Issue, New UNESCO Publication Finds.
Zakiyah, E. Z., Humaedi, S., & Santoso, M. B. (2017). Faktor yang Mempengaruhi Remaja dalam
Melakukan Bullying. Jurnal Penelitian & PPM, 129-389.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Surat Pernyataan Kesediaan Pengabdi Masyarakat Utama
Saya bersedia menjadi pengabdi masyarakat utama dan meluangkan waktu selama 4
jam/minggu dalam program pengabdian masyarakat yang saya usulkan dengan judul
tersebut.
Demikianlah pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa ada unsur paksaan dari
siapapun untuk keperluan pengajuan proposal Program Pengabdian dan Pemberdayaan
Masyarakat Skema IPTEKS bagi Masyarakat Universitas Indonesia.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal: 3 Maret 2020
Dengan ini menyatakan kesediaan untuk ikut serta sebagai anggota pengabdi masyarakat dan
meluangkan waktu selama 4 jam/minggu dalam Program Pengabdian dan Pemberdayaan
Masyarakat Skema IPTEKS bagi Masyarakat yang diusulkan oleh Ns. Poppy Fitriyani, S.Kp.,
M.Kep., Sp.Kep.Kom dengan judul proposal Upaya Penurunan Kejadian Perundungan di
Sekolah melalui Program Duta Remaja Anti Bullying di Kota Depok. Apabila saya ternyata di
kemudian hari tidak memenuhi kesediaan yang telah disebutkan di atas maka saya bersedia
diberhentikan keikutsertaannya dari kegiatan pengabdian masyarakat.
Demikianlah pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa ada unsur paksaan dari
siapapun untuk keperluan pengajuan proposal Program Pengabdian dan Pemberdayaan
Masyarakat Skema IPTEKS bagi Masyarakat Universitas Indonesia.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal: 3 Maret 2020
Dengan ini menyatakan kesediaan untuk ikut serta sebagai anggota pengabdi masyarakat dan
meluangkan waktu selama 4 jam/minggu dalam Program Pengabdian dan Pemberdayaan
Masyarakat Skema IPTEKS bagi Masyarakat yang diusulkan oleh Ns. Poppy Fitriyani, S.Kp.,
M.Kep., Sp.Kep.Kom dengan judul proposal Upaya Penurunan Kejadian Perundungan di
Sekolah melalui Program Duta Remaja Anti Bullying di Kota Depok. Apabila saya ternyata di
kemudian hari tidak memenuhi kesediaan yang telah disebutkan di atas maka saya bersedia
diberhentikan keikutsertaannya dari kegiatan pengabdian masyarakat
Demikianlah pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa ada unsur paksaan dari
siapapun untuk keperluan pengajuan proposal Program Pengabdian dan Pemberdayaan
Masyarakat Skema IPTEKS bagi Masyarakat Universitas Indonesia.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal: 3 Maret 2020
Dengan ini menyatakan kesediaan untuk ikut serta sebagai anggota pengabdi masyarakat dan
meluangkan waktu selama 4 jam/minggu dalam Program Pengabdian dan Pemberdayaan
Masyarakat Skema IPTEKS bagi Masyarakat yang diusulkan oleh Ns. Poppy Fitriyani, S.Kp.,
M.Kep., Sp.Kep.Kom dengan judul proposal Upaya Penurunan Kejadian Perundungan di
Sekolah melalui Program Duta Remaja Anti Bullying di Kota Depok. Apabila saya ternyata di
kemudian hari tidak memenuhi kesediaan yang telah disebutkan di atas maka saya bersedia
diberhentikan keikutsertaannya dari kegiatan pengabdian masyarakat
Demikianlah pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa ada unsur paksaan dari
siapapun untuk keperluan pengajuan proposal Program Pengabdian dan Pemberdayaan
Masyarakat Skema IPTEKS bagi Masyarakat Universitas Indonesia.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal: 3 Maret 2020
Dengan ini menyatakan kesediaan untuk ikut serta sebagai anggota pengabdi masyarakat dan
meluangkan waktu selama 4 jam/minggu dalam Program Pengabdian dan Pemberdayaan
Masyarakat Skema IPTEKS bagi Masyarakat yang diusulkan oleh Ns. Poppy Fitriyani, S.Kp.,
M.Kep., Sp.Kep.Kom dengan judul proposal Upaya Penurunan Kejadian Perundungan di
Sekolah melalui Program Duta Remaja Anti Bullying di Kota Depok. Apabila saya ternyata di
kemudian hari tidak memenuhi kesediaan yang telah disebutkan di atas maka saya bersedia
diberhentikan keikutsertaannya dari kegiatan pengabdian masyarakat
Demikianlah pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa ada unsur paksaan dari
siapapun untuk keperluan pengajuan proposal Program Pengabdian dan Pemberdayaan
Masyarakat Skema IPTEKS bagi Masyarakat Universitas Indonesia.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal: 3 Maret 2020
Dengan ini menyatakan kesediaan untuk ikut serta sebagai anggota pengabdi masyarakat dan
meluangkan waktu selama 4 jam/minggu dalam Program Pengabdian dan Pemberdayaan
Masyarakat Skema IPTEKS bagi Masyarakat yang diusulkan oleh Ns. Poppy Fitriyani, S.Kp.,
M.Kep., Sp.Kep.Kom dengan judul proposal Upaya Penurunan Kejadian Perundungan di
Sekolah melalui Program Duta Remaja Anti Bullying di Kota Depok. Apabila saya ternyata di
kemudian hari tidak memenuhi kesediaan yang telah disebutkan di atas maka saya bersedia
diberhentikan keikutsertaannya dari kegiatan pengabdian masyarakat
Demikianlah pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa ada unsur paksaan dari
siapapun untuk keperluan pengajuan proposal Program Pengabdian dan Pemberdayaan
Masyarakat Skema IPTEKS bagi Masyarakat Universitas Indonesia.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal: 3 Maret 2020