Modul Pendampingan Kekerasan Seksual HD
Modul Pendampingan Kekerasan Seksual HD
Disusun Oleh :
Ressa Ria Lestari, S.Ant
Maria Kristiana Olivia
Lasma Natalia H. Panjaitan, S.H, M.H
Hana Kurniasih, S.H
Hani Nur Syifa S.H
Rangga Rizki S.H, M.H
1
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Kata Pengantar
Tim Penulis
Berdasarkan data UN Women, 1 dari 3 perempuan di seluruh
dunia tercatat pernah mengalami kekerasan. Setiap tahunnya
angka kekerasan terhadap perempuan terus meningkat. Data ini
menunjukan kerentanan perempuan mengalami segala bentuk
kekerasan. Kekerasan yang terjadi pada perempuan merupakan
kekerasan yang bersifat sistemik dan dapat dilihat sebagai salah
satu bentuk pelanggaran HAM. SIstem nilai yang saat ini eksis di
masyarakat membuat perempuan menjadi salah satu kelompok
yang paling rentan mengalami kekerasan. Nilai dan norma yang
memposisikan perempuan sebagai kelompok subordinat dan
objek seksual menjadi latar belakang tingginya angka kekerasan
terhadap perempuan.
2
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Buku Panduan ini masih jauh dari sempurna, tapi kami berupaya
semaksimal mungkin agar para pendamping dapat memahami
prinsip-prinsip, alur, serta langkah-langkah praktis yang dapat
diterapkan ketika mendampingi kasus-kasus kekerasan pada
perempuan. Semoga melalui buku ini semakin memperkuat
proses advokasi bagi korban dan memperluas gerakan bantuan
hukum.
Hormat kami
Lembaga Bantuan Hukum Bandung
3
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Daftar Isi
Bagian I Bagian 3
7 Pendahuluan 30 Kerja - Kerja Pendampingan
Bagian 2
20 Kekerasan Terhadap
Perempuan
21 BentukKekerasan
Terhadap Perempuan
23 Kekerasan Seksual
26 Dampak Kekerasan
Terhadap Perempuan
4
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Bagian 4
52 Penanganan Kasus
Non-Litigasi
62 Peradilan Agama
66 Aturan Lainnya
67 Poligami
68 Penutup
69 Lampiran
5
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
6
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
BAGIAN 1
PENGENALAN
7
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Latar Belakang
Data yang ada Berikut data kriminalitas Data yang dikumpulkan oleh
kekerasan seksual yang ter- BPS masih hanya terbatas
memang sangat sedia di BPS Terlebih lagi an- pada kasus perkosaan dan
minim dan tidak gka kekerasan seksual di In- pencabulan, namun itu pun
spesifik menguraikan donesia menunjukkan jumlah sudah menunjukkan adanya
yang cukup mengkhawatir- ribuan kasus per tahun.
semua bentuk kan. Data Badan Pusat Statis-
kekerasan seksual tik menyebutkan bahwa pada
tahun 2011 kasus perkosaan Data korban pun
yang ada, namun menunjukkan angka yang
di seluruh Indonesia menca-
begitu angka yang pai 1977 kasus, 1779 kasus lebih mencengangkan
ditunjukkan oleh selama tahun 2012 dan 1690 dengan jumlah korban yang
kasus pada 2013. Sedangkan jauh lebih banyak dari jumlah
data yang jumlahnya untuk kasus pencabulan, BPS kasus yang ada. Melalui Survei
sedikit itu pun mencatat bahwa terjadi 3265 Sosial Ekonomi Nasional,
telah memberikan kasus pencabulan pada 2011, BPS mencatat bahwa jumlah
3323 kasus pada tahun 2012 korban perkosaan Setiap
gambaranpentingnya dan 3160 kasus pada tahun tahunnya dari tahun 2009
memberikan upaya 2013 39. sampai dengan 2013 terus
mengalami peningkatan.
khusus atas penangan Pada tahun 2009 terdapat
kekerasan seksual. 3175 korban perkosaan, 4957
korban pada tahun 2010,
tahun 2011 berjumlah 5309
korban, pada 2012 3750
korban dan kembali naik
pada tahun 2013 berjumlah
4568 korban. berdasarkan
data-data tersebut dapat
disimpulkan bahwa terdapat
ribuan kasus perkosaan yang
melibatkan ribuan korban
setiap tahunnya yang harus
dilindungi dan dipulihkan
sebagai wujud pemenuhan
hak-hak dasarnya untuk
melanjutkan kehidupannya.
8
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
RESTITUSI
BANTUAN
KOMPENSASI
9
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Standar Layanan
Untuk Korban
Dengan merujuk Intervensi Krisis Konseling
pada UN Declaration Pelayanan bantuan pen- Layanan konseling bagi
of Basic Principles of dampingan kepada korban korban harus menyediakan
bagi masalah emosional kor- fasilitas konseling baik secara
Justice for Victims ban, dalam bentuk konseling. individu maupun kolektif.
of Crime and Abuse Intervensi ini terdiri dari be- Bantuan langsung berupa:
berapa mekanisme, yaitu
of Power, terdapat 1. Rumah aman,
a) penguatan secara
sedikitnya 9 layanan emosional,
2. Bantuan informasi dalam
yang harus dimiliki konseling mengenai cara
b) bantuan langsung seperti mencegah terjadinya vikti-
pada program bantu- bantuan kesehatan yang da- misasi ganda (budaya meny-
an bagi korban, yang lam kondisi darurat, alahkan korban)
terdiri dari: c) rumah aman, 3. Menghentikan ketergan-
tungan terhadap obat-obatan
d) bahan makanan,
(apabila ada)
e) perawatan langsung,
4. Informasi mengenai pe-
f) perbaikan properti yang di- layanan kesehatan fisik/me-
miliki oleh korban dan, dis, mental, dan sosial.
g) pengobatan dari pengaruh
obat-obatan dan bantuan in-
formasi mengenai hak-hak
korban
Bantuan kepada
keluarga korban
Secara lebih lanjut, pelayanan
bantuan kepada korban
direkomendasikan untuk
menyediakan pendampingan
emosional kepada keluarga
korban mengenai kondisi kor-
ban dan penguatan mental
dan emosional bagi anggota
keluarga.
10
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
11
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
12
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
13
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Definisi
Pendampingan Pendamping
Pendampingan adalah suatu Pendamping Sosial adalah
proses pemberian kemuda- warga masyarakat yang atas
han (fasilitas) yang diberikan dasar rasa kesadaran dan
pendamping kepada klien tanggung jawab sosial serta
dalam mengidentifikasi ke- didorong oleh rasa keber-
butuhan dan memecahkan samaan, kekeluargaan dan
masalah serta mendorong kesetiakawanan sosial secara
tumbuhnya inisiatif dalam sukarela (Nelfina 2009 dalam
proses pengambilan kepu- Departemen Sosial RI)
tusan, sehingga kemandirian
klien secara berkelanjutan
dapat diwujudkan (Direktorat Samahita mendefinisikan Pen-
Bantuan Sosial, 2007) damping sebagai individu
atau kelompok yang secara
umum memberikan bantu-
Proses relasi sosial antara pen- an kepada klien untuk dapat
damping dengan klien yang berdaya dalam membantu
bertujuan untuk memecah- irinya sendiri. Pendamp-
kan masalah, memperkuat ing juga adalah seseorang
dukungan, mendayagunakan atau kelompok yang telah
berbagai sumber dan potensi memenuhi syarat sebagai
dalam pemenuhan kebutuhan pendamping klien baik itu
hidup, serta meningkatkan korban maupun keluarga
akses klien terhadap pe- korban, yang bekerja sesuai
layanan sosial dasar, lapangan perannya dengan berdasar-
kerja, dan fasilitas pelayanan kan pada asas, prinsip, dan
publik lainnya etika kerja pendampingan.
Pendamping membantu klien
(Departemen Sosial RI, 2009)
dalam mencari akses bantu-
Jadi pendampingan ada- an yang dibutuhkan seperti
lah suatu kerja individu atau akses bantuan hukum,
kelompok yang bertujuan un- psikologi, atau sosial.
tuk membantu klien berdaya
menolong dirinya sendiri.
14
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
15
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
16
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Pendekatan
Keadilan Transformatif Pendampingan Feminisme
Keadilan transformatif adalah Pendampingan adalah suatu Konsep feminisme dalam
salah satu pendekatan yang proses pemberian kemuda- pendampingan digunakan se-
dimaksudkan untuk menga- han (fasilitas) yang diberikan bagai landasan untuk proses
khiri suatu kekerasan tanpa pendamping kepada klien pendampingan dan pemuli-
mereproduksi kekerasan . dalam mengidentifikasi kebu- han korban. Pendampingan
Keadilan transformatif be- tuhan dan memecahkan ma- feminis bertujuan memproses
rupaya mentransformasi mas- salah serta mendorong tum- transformasi korban menjadi
yarakat dan sistem-sistem buhnya inisiatif dalam proses penyintas (survivor). Pemu-
yang menopang dan dito- pengambilan keputusan, se- lihan feminis tidak terpisah
pangnya, demi mencapai hingga kemandirian klien se- dengan pendampingan, teta-
masa depan yang lebih baik cara berkelanjutan dapat di- pi berada di dalamnya. Tujuan
dan memastikan agar tinda- wujudkan (Direktorat Bantuan menggunakan pendekatan
kan kekerasan tidak terulang Sosial, 2007) feminis adalah memahami se-
lagi. Pendekatan-pendekatan cara holistic kesehatan mental
keadilan transformatif ber- korban, memahami ketida-
fokus pada pemulihan korban, Proses relasi sosial antara pen- kadilan dan penindasan yang
serta pemberdayaan komu- damping dengan klien yang terjadi akibat sistem yang tidak
nitas untuk dapat mencegah, bertujuan untuk memecah- menguntungkan perempuan,
mengatasi, dan menghapus- kan masalah, memperkuat dan menjadikan feminisme
kan kekerasan yang terjadi di dukungan, mendayagunakan sebagai landasan perlawanan
dalam dan sekitar komunitas. berbagai sumber dan potensi tanpa kekerasan.
dalam pemenuhan kebutuhan
Keadilan Restoratif
hidup, serta meningkatkan ak-
Konsep pendekatan restor- ses klien terhadap pelayanan
ative justice merupakan suatu sosial dasar, lapangan kerja,
pendekatan yang lebih me- dan fasilitas pelayanan publik
nitikberatkan pada kondisi lainnya
terciptanya keadilan dan ke-
(Departemen Sosial RI, 2009)
seimbangan bagi pelaku tin-
dak pidana serta korbannya Jadi pendampingan ada-
sendiri. Keadilan restoratif lah suatu kerja individu atau
merupakan suatu jalan untuk kelompok yang bertujuan un-
menyelesaikan kasus pidana tuk membantu klien berdaya
yang melibatkan masyarakat, menolong dirinya sendiri.
korban, dan pelaku kejahatan
dengan tujuan agar tercapai
keadilan bagi seluruh pihak
sehingga diharapkan tercip-
tanya keadaan yang sama
seperti sebelum terjadinya ke-
jahatan dan mencegah terjad-
inya kejahatan lebih lanjut.
17
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
18
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
BAGIAN 2
KEKERASAN TERHADAP
PEREMPUAN
19
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Kekerasan Terhadap
Perempuan
Lokus kekerasan Kekerasan dalam ranah Kekerasan dalam ranah
domestik (lihat juga publik/komunitas
terhadap perem- KDRT) Kekerasan dalam komunitas
puan merupakan Kekerasan ini banyak terjadi meliputi, antara lain, kekerasan
pengkategorian dalam hubungan relasi yang terjadi di tempat kerja
personal, di mana pelaku (misalnya perlakuan diskrim-
kekerasan ber- adalah orang yang dikenal inatif terhadap perempuan,
dasarkan konteks baik dan dekat oleh korban. pemutusan hubungan kerja
Misalnya tindak kekerasan secara sewenang-wenang,
tempat terjadinya, yang dilakukan suami pelecehan seksual, atau
mencakup ranah terhadap istri, ayah terhadap bentuk-bentuk eksploitasi
dan kesewenangan lainn-
anak, paman terhadap
domestik, komuni- keponakan, kakek terhadap ya) atau kekerasan di tempat
umum (misalnya pelecehan
tas/publik, dan ke- cucu. Kekerasan ini dapat juga
seksual terhadap perem-
dialami oleh seseorang yang
kerasan oleh nega- berada dalam hubungan kerja puan di jalan, pasar). Seiring
dengan berkembangnya
ra. seperti pekerja rumah tangga
baik yang tidak menetap teknologi, kekerasan dalam
maupun menetap dalam komunitas juga dilakukan
rumah tangga tersebut. melalui siber (dunia maya).
20
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Bentuk Kekerasan
Terhadap Perempuan
Perempuan korban bisa mengalami satu bentuk kekerasan,
namun kebanyakan perempuan korban mengalami lebih dari
satu bentuk kekerasan. Sejumlah bentuk kekerasan yang ter-
jadi pada korban yang sama dalam rentang waktu tertentu.
Antara satu kekerasan dengan kekerasan yang lain kadang
memiliki hubungan sebab akibat, namun terkadang juga ti-
dak ada kaitannya sama sekali.
Kekerasan Sosial dalam masyarakat dan Kekerasan Verbal
bertentangan dengan
Perbuatan yang membata- Perbuatan kekerasan yang
keinginan korban, sehingga
si akses untuk bersosialisasi dilakukan secara verbal.
menimbulkan penderitaan
dengan orang lain maupun Kekerasan verbal bisa beru-
baginya. Kekerasan ini banyak
lingkungan, stigmatisasi dan pa perundungan, menghina,
dialami oleh perempuan yang
juga diskriminasi. Kekerasan merendahkan, mengancam,
berstatus sebagai istri atau
Sosial termasuk victim blam- candaan seksis yang dilaku-
ibu rumah tangga. Misalnya
ing, persekusi,pengucilan dan kan secara langsung maupun
istri tidak diberi nafkah secara
pengekangan tidak langsung.
rutin atau dalam jumlah yang
cukup untuk kebutuhan wajar
sehari-hari, pemaksaan atau
Kekerasan Ekonomi larangan bagi perempuan Kekerasan Seksual Siber
Perbuatan mengontrol untuk bekerja, pembatasan Perbuatan mengancam,
kemampuan untuk penggunaan uang atau menguntit dan menyebar-
mendapatkan, menggunakan, barang. Kita juga bisa kan data pribadi di ranah
dan mempertahankan sumber melihat dalam relasi di luar digital dengan tujuan men-
daya, sampai mengancam rumah tangga. Misalnya, gambil keuntungan, men-
ekonomi serta potensi tindakan seorang pacar gontrol orang lain, memeras,
seseorang untuk mandiri (Alvi terhadap pasangannya menghina dan mempermalu-
Awwaliya,2020). Kekerasan yang dipaksa untuk terus kan orang lain. Termasuk dalam
ekonomi termasuk pemerasan, mengeluarkan uang untuk kekerasan digital adalah Non
kontrol terhadap ekonomi, menghidupi disertai ancaman. Consensual Dissemination of
dan sabotase pekerjaan. Efek ketidaknyamanan, Intimate Images, Pemerasan
Salah satu bentuknya ketidakbebasan dan Seksual, Image Based Sexual
adalah pembatasan/ pemiskinan dapat muncul Abuse, Pencurian dan peng-
pelarangan yang ditujukan di sini. Jika itu yang terjadi, gunaan data pribadi seperti
pada aspek kehidupan maka sudah bisa masuk dalam alamat rumah dan identitas
ekonomi perempuan korban. kategori kekerasan ekonomi. pribadi lainnya
Pembatasan ini tidak sesuai
dengan standar kewajaran
21
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
22
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Kekerasan Seksual
Kekerasan seksual Jenis-Jenis Kekerasan da-benda lainnya. Serangan
dilakukan dengan kekerasan,
adalah segala ben- Seksual ancaman kekerasan, pena-
tuk tindakan baik Kekerasan seksual menurut hanan, tekanan psikologis,
Komnas Perempuan terbagi penyalahgunaan kekuasaan
ucapanatau perbua- menjadi beberapa jenis, an- atau dengan mengambil ke-
tan yang dilakukan tara lain; sempatan dari lingkungan
yang penuh paksaan. Pencab-
oleh seseorang atau Pelecehan Seksual ulan adalah istilah lain dari
lebih dari 1 orang Tindakan seksual lewat sen- pemerkosaan yang dikenal
untuk mengintimi- tuhan fisik maupun non fisik
dengan sasaran organ seksual
dalam sistem hukum Indone-
sia. Istilah ini digunakan keti-
dasi, menguasai,me- atau seksualitas korban. Ter- ka pemerkosaan dilakukan di
maksa dan atau me- masuk menggunakan siulan,
main mata, ucapan bernuansa
luar pemaksaan penetrasi pe-
nis ke vagina dan ketika terjadi
manipulasi orang seksual, mempertunjukan ma- hubungan seksual pada orang
lain untuk melaku- teri pornografidan keinginan
seksual, colekan atau sentuhan
yang belum mampu member-
ikan persetujuan secara utuh,
kan aktivitas seksual di bagian tubuh, gerakan atau misalnya terhadap anak atau
yang tidak dikehen- isyarat yang bersifat seksual seseorang di bawah 18 tahun.
sehingga mengakibatkan rasa
daki/diinginkan. tidak nyaman, tersinggung,
Eksploitasi Seksual
merasa direndahkan marta- Tindakan penyalahgunaan
batnya dan mungkin sampai kekuasaan yang timpang atau
menyebabkan masalah kese- penyalahgunaan kepercayaan
hatan dan keselamatan. untuk tujuan kepuasaan sek-
sual, maupun untuk mem-
Intimidasi Seksual
peroleh keuntungan dalam
Tindakan yang menyerang bentuk uang, sosial, politik
seksualitas untuk menimbul- dan lainnya. Praktik eksploita-
kan rasa takut atau penderita- si seksual yang kerap ditemui
an psikis pada korban. Intimi- adalah menggunakan kemi-
dasi seksual bisa disampaikan skinan perempuan sehingga
secara langsung melalui surat, ia masuk dalam prostitusi atau
sms, email dan lain-lain. An- pornografi.
caman atau percobaan pe-
Perdagangan Perempuan Tu-
merkosaan juga bagian dari
juan Seksual
intimidasi seksual.
Tindakan merekrut, mengang-
Perkosaan
kut, menampung, mengirim,
Serangan dalam bentuk pe- memindahkan, atau menerima
maksaan hubungan seksual seseorang dengan ancaman
dengan memakai penis ke kekerasan, penggunaan ke-
arah vagina, anus, atau mulut kerasan, penculikan, penyeka-
korban. Bisa juga menggu- pan, pemalsuan, penipuan,
nakan jari tangan atau ben- penyalahgunaan, kekuasaan
23
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
atas posisi rentan, penjeratan es dengan berbagai alasan menekan laju pertumbuhan
utang, atau pemberian ba- baik dari pihak suami mau- penduduk, sebagai salah satu
yaran atau manfaat terhadap pun otoritas lainnya. Keempat, indikator keberhasilan pem-
korban secara langsung, mau- praktik “Kawin Cina Buta”, yai- bangunan.
pun orang lain yang mengua- tu memaksakan perempuan
Penghukuman tidak Manusia-
sainya, untuk tujuan prostitusi untuk menikah dengan orang
wi dan Bernuansa Seksual
ataupun eksploitasi seksual lain untuk satu malam dengan
lainnya. tujuan rujuk dengan mantan Cara menghukum yang
suaminya setelah talak tiga menyebabkan penderitaan,
Perbudakan Seksual
(cerai untuk ketiga kalinya da- kesakitan, ketakutan, atau rasa
Situasi dimana pelaku merasa lam hukum Islam). Praktik ini malu yang luar biasa yang ti-
menjadi “pemilik” atas tubuh dilarang oleh ajaran agama, dak bisa tidak termasuk da-
korban sehingga berhak untuk namun masih ditemukan di lam penyiksaan. Ia termasuk
melakukan apapun termasuk berbagai daerah. hukuman cambuk dan huku-
memperoleh kepuasan seksu- man-hukuman yang mem-
Pemaksaan Kehamilan
al melalui pemerkosaan atau permalukan atau untuk mer-
bentuk lain dari kekerasan Situasi ketika perempuan di- endahkan martabat manusia
seksual. paksa, dengan kekerasan karena dituduh melanggar
maupun ancaman kekerasan, norma-norma kesusilaan.
Pemaksaan Perkawinan
untuk melanjutkan kehami-
Praktik/Tradisi Bernuansa
Pemaksaan perkawinan di- lan yang tidak dikehendaki.
Seksual
masukkan sebagai jenis ke- Kondisi ini misalnya diala-
kerasan seksual karena pe- mi oleh perempuan korban Kebiasaan masyarakat,
maksaan hubungan seksual perkosaan yang tidak diberi- kadang ditopang dengan ala-
menjadi bagian tidak terpi- kan pilihan lain kecuali melan- san agama dan/atau budaya,
sahkan dari perkawinan yang jutkan kehamilannya. Juga, yang bernuansa seksual dan
tidak diinginkan oleh perem- ketika suami menghalangi dapat menimbulkan cedera
puan tersebut. Ada beberapa istrinya untuk menggunakan secara fisik, psikologis, mau-
praktek dimana perempuan kontrasepsi sehingga perem- pun seksual pada perempuan.
terikat perkawinan di luar puan itu tidak dapat mengatur Kebiasaan ini dapat pula
kehendaknya sendiri. Perta- jarak kehamilannya. dilakukan untuk mengontrol
ma, ketika perempuan mera- seksualitas perempuan dalam
Pemaksaan Aborsi
sa tidak memiliki pilihan lain perspektif yang merendahkan
kecuali mengikuti kehendak Pengguguran kandungan perempuan. Sunat perem-
orang tuanya agar dia me- yang dilakukan karena adan- puan adalah salah satu con-
nikah, sekalipun bukan den- ya tekanan, ancaman, maupun tohnya.
gan orang yang dia inginkan paksaan dari pihak lain.
Penyiksaan Seksual
atau bahkan dengan orang
Pemaksaan Kontrasepsi dan
yang tidak dikenali. Situasi Tindakan khusus menyerang
Sterilisasi
ini kerap disebut kawin pak- organ dan seksualitas perem-
sa. Kedua, praktik memaksa Pemaksaan ketika pema- puan, yang dilakukan dengan
korban perkosaan menikahi sangan alat kontrasepsi dan/ sengaja, sehingga menimbul-
pelaku. Pernikahan itu diang- atau pelaksanaan sterilisasi kan rasa sakit atau penderita-
gap mengurangi aib akibat tanpa persetujuan utuh dari an hebat, baik jasmani, rohani
perkosaan yang terjadi. Keti- perempuan karena ia tidak maupun seksual. Ini dilakukan
ga, praktik cerai gantung yaitu mendapat informasi yang untuk memperoleh penga-
ketika perempuan dipaksa un- lengkap ataupun dianggap kuan atau keterangan darinya,
tuk terus berada dalam ikatan tidak cakap hukum untuk atau dari orang ketiga, atau
perkawinan padahal ia ingin dapat memberikan persetu- untuk menghukumnya atas
bercerai. Namun, gugatan cer- juan. Pada masa Orde Baru, suatu perbuatan yang telah di-
ainya ditolak atau tidak dipros- tindakan ini dilakukan untuk duga telah dilakukan.
24
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Kontrol Seksual
Cara pikir di dalam mas-
yarakat yang menempatkan
perempuan sebagai simbol
moralitas komunitas, mem-
bedakan antara “perempuan
baik-baik” dan perempuan
“nakal”, dan menghakimi
perempuan sebagai pemicu
kekerasan seksual menjadi
landasan upaya mengon-
trol seksual (dan seksualitas)
perempuan. Kontrol seksual
mencakup berbagai tindak
kekerasan maupun ancaman
kekerasan secara langsung
maupun tidak langsung, un-
tuk mengancam atau me-
maksakan perempuan untuk
menginternalisasi simbol-sim-
bol tertentu yang dianggap
pantas bagi “perempuan baik-
baik’. Pemaksaan busana men-
jadi salah satu bentuk kontrol
seksual yang paling sering
ditemui. Kontrol seksual juga
dilakukan lewat aturan yang
memuat kewajiban busana,
jam malam, larangan berada
di tempat tertentu pada jam
tertentu, larangan berada di
satu tempat bersama lawan
jenis tanpa ikatan kerabat
atau perkawinan, serta atur-
an tentang pornografi yang
melandaskan diri lebih pada
persoalan moralitas daripada
kekerasan seksual.
25
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Dampak Kekerasan
Terhadap Perempuan
Merupakan akibat Dampak secara Fisik
Dampak Seksual/Reproduksi
Dampak secara Hukum
Akibat dari tindak kekerasan
pada gangguan fungsi/keru- Akibat dari tindak kekerasan
sakan organ seksual/ repro- pada pemenuhan hak korban
duksi, baik pada bagian da- sesuai dengan peraturan dan
lam dan/atau luar, yang dapat perundangan yang berlaku.
merupakan kondisi yang per-
manen maupun sementara.
Dampak Ekonomi
Akibat dari tindak kekerasan
pada kondisi ekonomi kor-
ban. Misalnya, menurunnya
kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan hidup atau bah-
kan hilangnya sumber mata
pencaharian bagi korban.
26
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
27
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
28
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
BAGIAN 3
KERJA - KERJA
PENDAMPINGAN
29
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
30
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Ruang Lingkup/
Jenis Pelayanan
Tujuan berdayagunakan berbagai
sumber dan potensi dalam
Pendampingan pemenuhan kebutuhan kebu-
tuhan hidup, serta meningkat-
Tujuan dalam kerja pendamp-
kan akses klien terhadap pe-
ingan adalah membantu klien
layanan sosial dasar, lapangan
untuk mengembangkan dan
kerja, dan fasilitas pelayanan
memberdayakan dirinya, seh-
publik lainnya (Departemen
ingga klien memiliki kemam-
Sosial RI)
puan untuk bisa menolong
dirinya sendiri dan menen-
tukan apa yang dibutuhkan. 2. Pendampingan Psikologi
Pendamping membantu klien
untuk bisa menggali kebu- Merupakan layanan pen-
tuhan yang biasanya tidak dampingan yang diperuntu-
disadari oleh klien. Pendamp- kan bagi klien yang sedang
ing memiliki tanggung jawab menjalani proses hukum dan
untuk memberikan informasi memerlukan penguatan psi-
yang dibutuhkan klien secara kologis untuk membantunya
baik dan utuh. Dengan begitu mengatasi kondisi yang se-
klien dapat menentukan kepu- dang ia jalani (Yayasan Pulih)
tusan berdasarkan informasi
yang dimilikinya, dan dapat
mengenali risiko-risiko yang 3. Pendampingan Hukum.
dihadapi dari setiap pilihan Merupakan proses di mana
yang tersedia. Hal utama yang klien didampingi oleh pe-
perlu dipegang oleh pen- nasihat hukum dalam setiap
damping dalam mendampin- tingkat pemeriksaan (Rima
gi klien adalah pendamping Melisa, 2016) Adapun proses
tidak boleh berinisiatif untuk ini sebagai upaya untuk men-
mengambil keputusan tanpa dorong terpenuhinya hak-hak
izin klien. Hal ini dapat berisiko korban.
menimbulkan kondisi manipu-
latif dan berbahaya bagi klien.
Pendampingan terdiri dari 3
(tiga) jenis, antara lain;
1. Pendampingan Sosial
Merupakan suatu proses rela-
si sosial antara pendamping
dan klien yang bertujuan un-
tuk memecahkan masalah,
memperkuat dukungan, mem-
31
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
32
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Target Pendampingan
A. Klien (Korban) membantu dan mendukung Prinsip Kerja Pen-
proses penyelesaian kasus
Klien merupakan korban yang dampingan
dan pemulihan trauma klien
mengalami kekerasan seksu-
agar berperspektif korban. • Non-diskriminatif
al. Fokus utama pendampin-
gan klien adalah pemulihan D.Pelaku • Setara dan saling meng-
trauma dan pemberdayaan. hormati
Pendampingan terhadap
Pemulihan klien mencakup
pelaku dilakukan berdasar- • Menjaga privasi atau kera-
pemulihan fisik, psikologis,
kan prinsip keadilan transfor- hasiaan
dan sosial. Pendampingan
matif, yang bertujuan untuk
dilakukan berdasarkan kebu- • Memberi rasa aman dan
memutus rantai kekerasan
tuhan klien. Rentang usia kor- nyaman
yang mana sebagai upaya
ban yang didampingi sampai
pencegahan pendampingan • Menghargai pendapat in-
dengan usia 45 tahun. Korban
ini mencakup rehabilitasi dan dividu, termasuk latar be-
yang berusia di bawah 18
edukasi pelaku. Pendampin- lakang, pengalaman hid-
tahun termasuk dalam kate-
gan ini dilakukan oleh pen- up, dan cara bertahan.
gori usia anak, sehingga pen-
dampingan sosial dan psikol-
dampingan dilakukan dengan • Tidak menghakimi
ogis dengan tujuan sebagai
sepengetahuan orang tua • Menghormati pilihan dan
upaya rehabilitasi pelaku.
atau wali. keputusan korban
B.Keluarga Klien Pendekatan dan • Menggunakan bahasa se-
Pendampingan terhadap kel- Orientasi derhana dan ringan
uarga klien dilakukan untuk • Empati
pemulihan trauma dan meny- • Melihat dan memasti-
iapkan keluarga sebagai salah kan kondisi korban un- • Objektif (jangan terbawa
satu support system (sistem tuk kemudian diberikan emosi/perasaan pribadi)
dukungan) klien. Pendamp- layanan yang dibutuhkan
• Tidak memanfaatkan
ingan keluarga klien yang di- • Memberikan rekomenda- hubungan dengan klien
maksud adalah keluarga yang si/rujukan kepada mitra or- untuk kepentingan pribadi
bukan pelaku.Secara lebih ganisasi yang memberikan
lanjut, pelayanan bantuan pelayanan perlindungan
kepada korban direkomen- lanjutan pada korban
dasikan untuk menyediakan
pendampingan emosional
kepada keluarga korban men-
genai kondisi korban dan pen-
guatan mental dan emosional
bagi anggota keluarga.
C.Kerabat Klien
Pendampingan terhadap
kerabat klien dilakukan agar
orang terdekat klien dapat
33
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Etika Pendampingan
Batasan kemampuan Permasalah Personal dan Pemberian hadiah
(Boundaries of Competence}: Manajemen Konflik (Personal (Barter With Patient or
Kita hanya memberikan Problems and Conflicts): Clients): Dalam terapi yang
layanan yang sesuai dengan serius, jangan menerima kado
Kita tidak boleh membahaya-
training dan pendidikan yang atau hadiah dalam bentuk apa
kan klien karena masalah diri
kita terima dan pelajari. pun. Pemberian yang bersifat
kita sendiri (misalnya, kita se-
tidak anti-teraupetik (memba-
dang marah kepada istri di ru-
ngun) boleh diterima dan ha-
Menjelaskan tata cara dan mah, lalu marah kepada klien).
rus dijaga agar tidak mengek-
Hasil dari jasa yang diberikan Jika memunyai masalah prib- sploitasi hubungan itu.
(Describing the Nature and adi, segera cari pertolongan
Results of Psychological Ser- (jangan terlalu lama). Se-
vices): mentara itu, berhentilah se-
Beritahukan klien apa yang mentara sebagai konselor.
akan kita berikan dan lakukan
kepadanya. Setelah selesai, Menghindari Kerugian
kita wajib memberitahukan (Avoiding Harm):
kepadanya, supaya ia tidak
Kita tidak boleh meru-
merasa dirugikan.
gikan klien. Harus meng-
Jika kita bekerja untuk hindari gangguan.
suatu lembaga dan diwa-
jibkan melapor kepada Menyalahgunakan Pengaruh
lembaga itu, kita harus me- (Misuse of Psychologists’ In-
minta izin kepada klien. fluence) :
Kita tidak boleh member-
Pelecehan Seksual ikan pengaruh untuk me-
(Sexual Harrasment): nekan klien. Misalnya, mem-
Tidak boleh melakukan beri pertimbangan yang
pelecehan seksual, memikat keliru demi kepentingan kita.
klien secara seksual, dan atau
berperilaku yang bermuatan Relasi berlapis
seksual. (Multiple relationships):
Kita tidak boleh membedakan
klien berdasarkan jenis ke- Kita tidak bisa menghindari
lamin. persahabatan dengan klien,
namun jangan sampai persa-
habatan itu mengganggu dan
merugikan proses terapi kita.
Bila perlu, jagalah jarak den-
gan klien.
34
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
35
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Peran Pendamping
Menurut Direktorat tuk menjangkau individu atau
kelompok yang memiliki ham-
Bantuan Sosial, batan untuk mengakses infor-
Peran Pendamping masi dan layanan.
meliputi: • Pelindung
• Pembela (Advocacy) Pendamping bertindak ber-
Pendamping berperan untuk dasarkan kepentingan korban,
membantu klien menjangkau dan populasi berisiko lainn-
pelayan dan sumber-sumber ya. Peran sebagai pelindung
yang sulit bagi klien karena mencakup penerapan berb-
harus berhadapan dengan agai kemampuan yang men-
sistem politik. Pendamping yangkut kekuasaan, pengaruh,
berhadapan dengan sistem otoritas, dan pengawasan so-
politik dalam rangka menja- sial.
min kebutuhan dan sumber • Penggerak (Dinamisator)
yang diperlukan oleh klien.
Pendamping berperan untuk
• Fasilitator menggerakan, menciptakan
Pendamping berperan un- peluang-peluang dan mencari
tuk membantu klien menja- sumber dana dan daya untuk
di mampu untuk menangani mengembangkan pelayanan.
tekanan situasional atau transi- • Pemotivasi (Motivator)
sional. Pendamping memban-
Pendamping berperan un-
tu klien untuk mengidentifika-
tuk menggali potensi sumber
si dan memperoleh dorongan
daya yang dimiliki klien seka-
kekuatan personal untuk pe-
ligus mengembangkan kes-
mecahan masalah. Pendamp-
adaran anggota masyarakat
ing berperan untuk memfasili-
tentang kendala maupun ma-
tasi atau memungkinkan klien
salah yang dihadapi klien.
mampu melakukan perubah-
an yang telah ditetapkan dan • Mediator
disepakati bersama. Peran se- Pendamping berperan un-
bagai fasilitator juga dikaitkan tuk menjembatani pihak klien
dengan peran pendamping dengan pihak lainnya dalam
sebagai pemungkin (enabler) upaya untuk mencapai solusi.
dimana pendamping mem- Peran mediator ini mencakup
bantu klien mengakses sistem kontrak perilaku, negosiasi,
sumber, mengidentifikasi ma- serta berbagai macam resolu-
salah, dan meningkatkan kap- si konflik.
asitas diri klien untuk menga-
tasi masalah.
• Penjangkauan (outreach)
Pendamping berperan un-
36
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
37
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
38
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
BAGIAN 4
LANGKAH - LANGKAH
PENANGANAN KASUS
(Trigger Warning)
39
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Langkah Langkah
Pengangan kasus
Suicidal dan Self Harm
Suicidal adalah Langkah-langkah pendamp-
ingan pada klien dengan Sui-
pikiran seseorang cidal dan Self-Harm
tentang bagaimana • Tanyakan apakah klien ada
untuk membunuh di- di tempat yang aman
rinya sendiri berupa • Tanyakan pada klien apa-
rencana rinci atau- kah ada orang terdekat
yang dapat segera meno-
pun pertimbangan long klien
sekilas (Yayasan Pu- • Anjurkan klien untuk
lih). Self-Harm adalah melakukan teknik relaksasi
suatu tindakan untuk nafas dalam jika klien ce-
mas dan panik, atau anjur-
melukai diri sendiri kan klien untuk melakukan
sebagai upaya untuk teknik distraksi dengan
menyalurkan ekspre- menanyakan topik di luar
permasalahan klien
si emosi tanpa ada
• Anjurkan klien untuk men-
keinginan atau ren- jauhi benda benda yang
cana bunuh diri. berpotensi melukai diri
sendiri
• Setelah klien merasa aman
dan tidak ada keinginan
bunuh diri, gali informasi
terkait faktor penyebab
dan pencetus keinginan
suicidal dan self-har
• Gali kebutuhan mendasar
klien
40
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Perkosaan
Perkosaan adalah serangan dalam bentuk pemaksaan hubungan sek-
sual dengan memakai penis ke arah vagina, anus atau mulut korban.
Bisa juga menggunakan jari tangan atau benda-benda lainnya. Seran-
gan dilakukan dengan kekerasan, ancaman kekerasan, penahanan,
tekanan psikologis, penyalahgunaan kekuasaan, atau dengan men-
gambil kesempatan dari lingkungan yang penuh paksaan (Komnas
Perempuan).
Langkah-langkah pendamp-
ingan Klien dengan Kasus Pe-
merkosaan
• Tanyakan kondisi klien saat
ini, apakah dalam keadaan
aman secara fisik, Jika ti-
dak, segera anjurkan untuk
mengunjungi tempat pe-
layan kesehatan terdekat.
• Tanyakan kebutuhan kor-
ban saat ini, misal: kebu-
tuhan medis, kebutuhan
hukum, kebutuhan psikol-
ogis.
• Tanyakan siapa yang mel-
apor serta akses yang
dapat untuk bertemu klien.
• Tanyakan kapan kejadian,
jika kurang dari 24 jam,
pastikan klien menyimpan
alat bukti.
• Rujuk klien untuk
mendapatkan assesment
psikologi.
• Pembuatan surat kuasa
pendampingan.
• Rujuk ke lembaga bantu-
an hukum jika diperlukan
oleh klien.
41
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
42
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
43
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Langkah-Langkah
Pendampingan Klien Anak
• Tanyakan siapa yang
melakukan pelaporan dan
hubungan dengan korban
• Tanyakan jenis kekerasan
yang dialami serta
keadaan klien saat ini
• Tanyakan apakah orang
tua klien mengetahui keja-
dian yang dialami klien
• Rujuk klien ke lembaga
bantuan pendampingan
yang bergerak di isu ke-
kerasan pada anak
44
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Rujukan Korban
Rujukan Medis Rujukan Rumah Aman
• Dilakukan untuk me- • Dilakukan untuk menja-
menuhi kebutuhan fisiolo- ga keamanan dan ken-
gis klien dan juga kebutu- yamanan klien. Rujukan
han visum. Rujukan medis rumah aman difokuskan
dapat dilakukan pada pe- pada klien dengan KTD,
layanan kesehatan seper- dan KDRT. Rujukan rumah
ti klinik maupun Rumah aman dapat melibatkan
Sakit. Yayasan Ruth.
Rujukan Psikologi
• Dilakukan untuk me-
menuhi kebutuhan psikol-
ogis klien akan pemulihan
trauma dan juga kebutu-
han akan visum psikiatri-
kum. Dalam rujukan psi-
kologi, kronologi kasus
juga diberikan kepada
lembaga rujukan turut ser-
ta dalam pendampingan.
Rujukan Hukum
• Dilakukan sebagai lang-
kah terakhir dalam penan-
ganan kasus berdasarkan
keputusan klien, selain
itu rujukan hukum juga
diperlukan untuk konsul-
tasi hukum sebelum klien
mengambil keputusan un-
tuk membawa kasusnya ke
ranah hukum. Klien yang
membutuhkan rujukan hu-
kum dapat dianjurkan ke
Lembaga Bantuan Hukum
45
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Langkah - Langkah
Pendampingan
Sebelum melakukan identifi- Wawancara
kasi, pendamping harus:
Dalam proses identifikasi,
• memperkenalkan diri; pendamping harus melaku-
• menyampaikan tujuan kan wawancara terhadap per-
identifikasi dan manfaat- empuan dan anak yang men-
nya terhadap perempuan galami permasalahan dengan
dan anak yang mengalami memperhatikan hal sebagai
permasalahan; berikut:
• memastikan persetujuan • Bila korban adalah per-
perempuan dan anak Memperkenalkan diri empuan maka diupaya-
yang mengalami perma- kan wawancara dilakukan
salahan untuk dilakukan oleh pendamping per-
identifikasi; empuan, bila korbannya
Menyampaikan laki-laki maka upayakan
• memastikan adanya wawancara dilakukan oleh
pendamping dari anak Tujuan
pendamping laki-laki,
yang mengalami perma- dan bila korbannya anak-
salahan untuk dilakukan anak maka wawancara
identifikasi; dapat dilakukan oleh pen-
• adanya persetujuan orang Memastikan Persetuajuan damping laki-laki ataupun
tua terhadap anak yang perempuan;
mengalami permasalahan • upayakan untuk memper-
kecuali bila diduga bahwa oleh informasi tentang
pelakunya adalah orang
Memastikan Adanya
Pendamping masalah perempuan dan
tua, persetujuan orang tua anak dilakukan secara cer-
tidak diperlukan; mat baik dari pengantar,
• meminta ke bagian pen- pendamping, suami mau-
gaduan atau P2TP2A atau Adanya Persetujuan pun dari perempuan dan
lembaga lainnya untuk anak yang mengalami per-
orang tua terhadap
menyediakan penerjemah masalahan;
anak yang mengalami
yang mengerti bahasa is- • dengarkan cerita dan kelu-
yarat, dalam hal perem- hannya, terima dia apa
puan dan anak adalah adanya;
penyandang disabilitas.
Meminta Bagian • lakukan anamnesis (tanya
Pengaduan atau
jawab) secara terpisah dari
P2TP2A untuk
menyediakan penerjemah
pengantar, pendamping
atau suami dan banding-
kan dengan keterangan
versi pengantar;
46
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
47
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
48
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
49
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
50
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
BAGIAN 4
PENANGANAN KASUS
NON LITIGASI
51
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Penanganan Kasus
Non-Litigasi
Non Litigasi menguntungkan. Lain halnya Hasil proses negosiasi bisa
dengan seorang hakim dalam merupakan solusi kompromi
Non Litigasi merupakan upa- persidangan atau seorang ar- yang memuaskan kedua be-
ya pemenuhan hak-hak kor- bitrator yang melaksanakan ar- lah pihak, namun dapat juga
ban yang ditempuh di luar bitrase yang mengikat, media- merupakan kegagalan menca-
proses peradilan, misalnya tor tidak memiliki kekuasaan pai kompromi tersebut, atau
upaya damai/mediasi, upaya untuk menentukan solusi. Jadi kesepakatan untuk mencoba
penguatan sosial/pendamp- kesepakatan/solusi ditentukan proses negosiasi di lain waktu.
ingan dan sebagainya. sendiri oleh pihak-pihak yang
berselisih. Tidak ada peratur- Advokasi
Arbitrasi
an bukti formal atau prosedur Serangkaian upaya yang
Arbitrase adalah cara penyele- pengaturan mediasi; mediator dilakukan secara sistematis
saian suatu sengketa perdata dan para pihak biasanya sepa- untuk mengubah situasi men-
di luar peradilan umum yang kat dalam melaksanakan cara jadi lebih kondusif bagi pen-
didasarkan pada perjanjian informal mereka sendiri. egakan HAM, baik dalam
arbitrase yang dibuat secara substansi kebijakan, perilaku
tertulis oleh para pihak yang Negosiasi aparat penegak hukum dan
bersengketa, dimana pihak pi- Merupakan salah satu metode pelaksana pemerintahan,
hak yang berselisih menunjuk penyelesaian konflik alterna- maupun dalam cara pandang
satu/beberapa orang (arbitra- tif (Alternative Dispute Reso- dan praktek di dalam mas-
tor) untuk mencari solusi yang lution/ADR). Sebuah proses yarakat yang menghambat
mengikat kedua belah pihak. di mana pihak-pihak yang penegakan HAM.
Arbitrasi merupakan salah berkepentingan berusaha un-
satu metode penyelesaian tuk menyelesaikan perselisi- Pemulihan
konflik alternatif (Alternative han tanpa melalui perantara, Upaya penanganan korban
Dispute Resolution/ADR) yang dengan menyepakati solusi secara menyeluruh dengan
mengikat, setara dengan pros- yang menguntungkan kedua memberdayakan kembali
es litigasi di pengadilan. belah pihak. Langkah perta- secara utuh perempuan kor-
ma dalam negosiasi adalah ban kekerasan melalui pen-
Mediasi
menentukan apakah sebuah anganan medis, hukum dan
Merupakan salah satu metode situasi memungkinkan untuk psikososial berdasarkan me-
penyelesaian konflik alterna- dilakukan negosiasi. Hal es- kanisme kerja lintas disiplin
tif (Alternative Dispute Reso- ensial dalam sebuah nego- dan institusi, dari lingkungan
lution/ADR) yang dirancang siasi adalah bahwa ada dua pemerintah dan masyarakat
untuk membantu pihak yang pihak yang memiliki tujuan yang dibangun bersama, ber-
berselisih untuk memecahkan penting yang serupa/sama, tanggung gugat dan terjang-
perselisihan mereka sendiri namun sekaligus memiliki kau oleh masyarakat.
tanpa melalui persidangan. beberapa perbedaan yang
Dalam mediasi, pihak ketiga signifikan. Karenanya tujuan Layanan Psikologis
yang netral (mediator) ber- dari negosiasi adalah untuk Layanan yang berupa pen-
temu dengan pihak lawan mencari kompromi dari per- dampingan dan , yang dapat
untuk membantu mereka me- bedaan-perbedaan tersebut. memberikan kenyaman bagi
nemukan solusi yang saling
52
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
53
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
54
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
BAGIAN 5
PENANGANAN LITIGASI ;
KASUS HUKUM
PIDANA DAN PERDATA
55
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
56
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
si dan STTLP yang sudah rupa permohonan Surat gani oleh Penyidik dan/
teregistrasi setelah kajian Pemberitahuan Perkem- atau Penyidik Pembantu
awal oleh petugas dilaku- bangan Hasil Penyelidikan yang melakukan pemer-
kan; (SP2Lid). iksaan dan orang yang
diperiksa.
• Mendapat penanganan • Selanjutnya anda akan
medis-psikis ke Rumah mendapatkan informasi • Penetapan tersangka,
Sakit Bhayangkara dalam perkembangan kasus yang dilaksanakan melalui me-
hal kondisi korban trauma/ anda hadapi oleh polisi kanisme gelar perkara,
stress; baik berupa lisan maupun kecuali dalam hal tertang-
tertulis. Namun lebih baik kap tangan. Penetapan ter-
• Mendapat rumah aman
mintakan secara tertulis sangka harus didasarkan
atau shelter dalam hal
atas paling sedikit 2 (dua)
saksi dan/atau korban me- Penyidikan adalah serang- alat bukti yang didukung
merlukan istirahat; kaian tindakan penyidik da- barang bukti. Jika diperlu-
• Mendapat pemeriksaan vi- lam hal dan menurut cara yang kan dapat dilakukan pena-
sum jika diperlukan; diatur dalam undang-undang hanan tersangka.
ini untuk mencari serta meng-
• Diantar ke tempat rujukan umpulkan bukti yang dengan • Pemberkasan, penyidik
lain jika diperlukan; bukti itu membuat terang membuat resume atau
• Mendapat informasi ter- tentang tindak pidana yang sebagai ikhtisar dan kes-
kait kasus yang dihadapi terjadi dan guna menemukan impulan hasil penyidikan
(konsultasi). tersangkanya. Kegiatan peny- tindak pidana. Selanjutnya
idikan tindak pidana terdiri akan dilaksanakan peny-
2. Penyelidikan dan atas: usunan isi berkas perkara.
penyidikan • Penyelidikan, dalam hal • Penyerahan berkas perka-
belum ditemukan tersang- ra, disebut juga tahap per-
ka dan/atau alat bukti, tama. Berkas yang dibuat
Penyelidikan merupakan pengembangan perkara, oleh penyidik dikirimkan
serangkaian tindakan peny- belum terpenuhi alat bukti. kepada penuntut umum
idik untuk mencari dan men- untuk diperiksa, jika masih
emukan suatu peristiwa yang • Dimulainya penyidikan, perlu diperbaiki penun-
diduga sebagai tindak pidana dalam hal 7 hari setelah tut umum akan mengem-
guna menentukan dapat atau setelah diterbitkan surat balikan kepada penyidik
tidaknya dilakukan peny- perintah dimulainya peny- (P-19).
idikan menurut cara yang dia- idikan (SPDP), polisi ha-
rus mengirimkan SPDP ke • Penyerahan tersangka dan
tur dalam KUHAP.
penuntut umum, pelapor, barang bukti, penyidikan
• Dari hasil penyelidikan dan terlapor. dianggap telah sele-
akan dilakukan gelar per- sai, selanjutnya penyidik
kara untuk menentukan • Upaya paksa, berupa pe- menyerahkan berkas per-
apakah termasuk tindak manggilan, penangkapan, kara, dan tanggung jawab
pidana atau bukan. penahanan, penggeleda- tersangka juga barang
han, penyitaan dan pe- bukti ke penuntut umum.
• Anda berhak mendapat- meriksaan surat.
kan salinan laporan hasil • Penghentian penyidikan,
penyelidikan dari poli- • Pemeriksaan, dilakukan dilakukan dengan alasan
si. Jika tidak ada update oleh Penyidik dan/atau tidak terdapat cukup buk-
tersebut anda dapat me- Penyidik Pembantu terh- ti, peristiwa yang disidik
mintanya kepada polisi, adap saksi, ahli, dan Ter- bukan merupakan tindak
kami sarankan untuk me- sangka yang dituangkan pidana, penyidikan dihen-
minta laporan tersebut dalam berita acara pemer- tikan demi hukum.
dalam bentuk tertulis be- iksaan yang ditandatan-
57
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
58
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
59
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
• Sidang dinyatakan dibuka jutkan tanggapan JPU atas ek- • Berhak mendapatkan
dan terbuka untuk umum sepsi (replik); keadilan, tidak disudutkan
(kecuali perkara tertentu dan disalahkan;
4. Selanjutnya dibacakan pu-
dinyatakan tertutup untuk
tusan sela oleh Majelis Hakim; • Berhak mendapatkan ban-
umum);
tuan hukum;
• Apabila eksepsi ditolak
• PU diperintahkan untuk
dilanjutkan pemeriksaan • Berhak mendapat infor-
menghadapkan terdakwa
pokok perkara (pembuk- masi perkembangan ka-
ke depan persidangan da-
tian); susnya;
lam keadaan bebas;
• Pemeriksaan saksi-saksi • Berhak mendapat peng-
• Terdakwa ditanyakan iden-
yang diajukan oleh PU gabungan perkara den-
titasnya dan ditanya apa-
(dimulai dari saksi korban); gan gugatan ganti rugi
kah sudah menerima sali-
atau restitusi;
nan surat dakwaan; • Dilanjutkan saksi lainnya;
• Memperoleh pelindungan
• Terdakwa ditanya pula • Apabila ada saksi yang
atas keamanan peribadi,
apakah dalam keadaan meringankan diperiksa
keluarga, dan harta ben-
sehat dan bersedia untuk pula, saksi ahli Witness/ex-
danya, serta bebas dari
diperiksa di depan persi- pert);
Ancaman yang berkenaan
dangan (kalau bersedia si- • Pemeriksaan terhadap ter- dengan kesaksian yang
dang dilanjutkan); dakwa; akan, sedang, atau telah
• Terdakwa ditanyakan apa- • Tuntutan (requisitoir); diberikannya;
kah akan didampingi oleh
• Pembelaan (pledoi); • Ikut serta dalam proses
Penasihat Hukum (apabila
memilih dan menentukan
didampingi apakah akan • Replik dari PU; bentuk perlindungan dan
membawa sendiri, kalau
• Duplik; dukungan keamanan;
tidak membawa sendi-
ri akan ditunjuk PH oleh • Putusan oleh Majelis • Bebas dari pertanyaan
Majelis Hakim dalam hal Hakim. menjerat;
terdakwa diancam dengan • Mendapat identitas baru;
pidana penjara lima tahun Gambaran Umum Hak
atau lebih/pasal 56 KUHAP Korban Dalam Proses • Mendapatkan tempat ke-
ayat (1); Perkara Pidana diaman baru;
60
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
61
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Proses Kasus
Hukum Perdata
Gugatan dan PERMOHONAN GUGATAN
permohonan
Permasalahan yang diajukan
dan diminta untuk disele- 1. Masalah yang diajukan 1. Permasalahan hukum yang
saikan dalam gugatan mer- bersifat kepentingan sepihak. diajukan ke pengadilan men-
upakan sengketa atau perse- gandung sengketa
lisihan di antara para pihak.
Penyelesaian sengketa di 2. Permasalahan yang dimo-
pengadilan ini melalui proses hon penyesuaian kepada 2. Terjadi sengketa di antara
sanggah-menyanggah dalam Pengadilan Negeri pada prin- para pihak, di antara 2 (dua)
bentuk replik dan duplik Da- sipnya tanpa sengketa den- pihak atau lebih
lam perundang-undangan, gan pihak lain
istilah yang dipergunakan
adalah gugatan perdata atau 3. Pihak yang satu
gugatan. Permohonan tidak 3. Tidak ada orang lain atau berkedudukan sebagai peng-
ada sengketa, hakim menge- pihak ketiga yang ditarik se- gugat dan pihak yang lainnya
luarkan suatu penetapan atau bagai lawan, tetapi bersifat berkedudukan sebagai ter-
lazimnya yang disebut den- bebas murni dan mutlak satu gugat.
gan putusan declaratoir yaitu pihak (ex-parte).
putusan yang bersifat men-
etapkan, menerangkan saja. 4. Hakim mengeluarkan putu-
Perbedaan permohonan dan 4. Hakim mengeluarkan san untuk dijatuhkan kepada
gugatan antara lain sebagai suatu penetapan. pihak yang berperkara.
berikut:
62
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
63
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
64
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Hal yang harus Perkara Perceraian Cerai honan ternyata ada peru-
diperhatikan dalam Talak (diajukan suami) bahan, maka perubahan
tersebut harus atas per-
perkara perceraian
Persyaratan; setujuan Termohon;
• Buatlah perjanjian bahwa
• Menyerahkan Surat Per- 4. Permohonan tersebut
telah bersepakat untuk
mohonan/Gugatan; diajukan kepada Penga-
bercerai, agar memperce-
dilan Agama/Mahkamah
pat prosesnya persidan- • Menyerahkan Foto Copy
Syari’ah:
gan dan meyakinkan ma- Kutipan/Duplikat Akta
jelis bahwa perpisahan Nikah; 5. Yang daerah hukumnya
telah disepakati oleh ke-2 meliputi tempat kediaman
• Menyerahkan Foto Copy
belah pihak. Termohon (pasal 66 ayat
KTP;
(2) UU No. 7 Th. 1989 yang
• Hindari calo-calo pem-
• Membayar Biaya Perkara telah diubah dengan UU
buatan akta cerai dengan
sesuai dengan radius; No. 3 Th. 2006);
tawaran tidak ribet dan
harga murah, karena hal • Apabila Termohon tidak 6. Bila Termohon mening-
tersebut legalitasnya ti- diketahui tempat tinggaln- galkan tempat kediaman
dak terbukti no akta cerai ya, maka menyerahkan Su- yang telah disepakati ber-
tersebut jika di cek tidak rat Keterangan dari Desa/ sama tanpa izin Pemohon,
ada di portal pengadilan Kelurahan, yang men- maka permohonan harus
erangkan Termohon tidak diajukan kepada Penga-
• Hindari tawaran-tawaran
diketahui tempat tinggal- dilan Agama/Mahkamah
yang bersedia sebagai
nya. Syari’ah yang daerah huk-
saksi palsu yang berkeli-
umnya meliputi tempat ke-
aran di sekitar pengadilan Prosedur Pengajuan Per- diaman Pemohon (pasal 66
agama untuk bersaksi kara ayat (2) UU No. 7 Th. 1989
(berlaku untuk semua per-
1. Mengajukan permohonan yang telah diubah dengan
kara di pengadilan)
secara tertulis atau lisan UU No. 3 Th. 2006);
• Perhatikan dalam men- kepada Pengadilan Ag- 7. Bila Termohon berkedia-
gajukan gugatan, jika ter- ama/Mahkamah Syari’ah man di luar negeri, maka
gugat sudah pasti tidak (pasal 118 HIR, 142 R.Bg jo. permohonan diajukan ke-
diketahui tempat tinggal- Pasal 66 UU No. 7 Th. 1989 pada Pengadilan Agama/
nya, maka dari awal draft yang telah diubah dengan Mahkamah Syari’ah yang
tersebut untuk perkara ce- UU No. 3 Th. 2006). daerah hukumnya meliputi
rai ghaib
2. Pemohon dianjurkan un- tempat kediaman Pemo-
• Karena perceraian dan hak tuk meminta petunjuk ke- hon (pasal 66 ayat(3) UU
asuh anak adalah dua hal pada Pengadilan Agama/ No. 7 Th. 1989 yang telah
yang berbeda maka tidak Mahkamah Syari’ah ten- diubah dengan UU No. 3
bisa disatukan, tapi agar tang tata cara membuat Th. 2006);
hal tersebut untuk bisa surat permohonan (pasal 8. Bila Pemohon dan Termo-
dimintakan agar hak asuh 119 HIR, 143 R.bg jo. Pasal hon bertempat kediaman
anak bisa diputus beser- 58 UU No. 7 Th. 1989 yang di luar negeri, maka per-
ta gugatan perceraian, telah diubah dengan UU mohonan diajukan kepa-
maka dalil pembuktiannya No. 3 Th. 2006); da Pengadilan Agama/
harus kuat, seperti anak
3. Surat permohonan dapat Mahkamah Syari’ah yang
tersebut telah mengala-
dirubah sepanjang tidak daerah hukumnya meliputi
mi kekerasan dan hanya
mengubah posita dan pe- tempat dilangsungkannya
bersama ibunya dia bisa
titum. Jika Termohon telah perkawinan atau kepada
merasakan rasa aman dan
menjawab surat permo- Pengadilan Agama Jakarta
nyaman .
Pusat (pasal 66 ayat (4) UU
No. 7 Th. 1989 yang telah
diubah dengan UU No. 3
65 Th. 2006);
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
66
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Perkara Cerai Gugat mengubah posita dan pe- perkawinan atau kepada
titum. Jika Tergugat telah Pengadilan Agama Jakarta
(oleh istri) menjawab surat gugatan Pusat (pasal 73 ayat (3) UU
Persyaratan ternyata ada perubahan, No. 7 Th. 1989 yang telah
maka perubahan tersebut diubah dengan UU No. 3
• Menyerahkan Surat harus atas persetujuan Th. 2006);
Gugatan; Tergugat;
5. Gugatan tersebut memuat
• Menyerahkan Foto Copy 4. Gugatan tersebut diajukan
Kutipan/Duplikat Akta • Nama, umur, pekerjaan,
kepada Pengadilan Ag-
Nikah; agama dan tempat kedia-
ama/Mahkamah Syari’ah
man Penggugat dan Ter-
• Menyerahkan Foto Copy • Yang daerah hukumnya gugat;
KTP; meliputi tempat kediaman
• Posita (fakta kejadian dan
• Membayar Biaya Perkara Penggugat (pasal 73 ayat
fakta hukum);
sesuai dengan radius; (1) UU No. 7 Th. 1989 yang
telah diubah dengan UU • Petitum (hal-hal yang
• Apabila Tergugat tidak dituntut berdasarkan pos-
No. 3 Th. 2006);
diketahui tempat tinggal- ita);
nya, maka menyerahkan • Bila Penggugat mening-
Surat Keterangan dari galkan tempat kediaman
Desa/Kelurahan, yang yang telah disepakati ber-
menerangkan Tergugat sama tanpa izin Tergugat,
tidak diketahui tempat maka gugatan diajukan
tinggalnya. kepada Pengadilan Ag-
ama/Mahkamah Syari’ah
Prosedur tata cara pen- yang daerah hukumnya
gajuan perkara meliputi tempat kediaman
Langkah-langkah yang harus Tergugat (pasal 73 ayat (1)
dilakukan Penggugat (Istri) UU No. 7 Th. 1989 yang tel-
atau Kuasanya : ah diubah dengan UU No.
3 Th. 2006 jo. pasal 32 ayat
1. Mengajukan gugatan se- (2) UU No. 1 tahun 1974);
cara tertulis atau lisan ke-
pada Pengadilan Agama/ • Bila Penggugat berkedia-
Mahkamah Syari’ah (pasal man di luar negeri, maka
118 HIR, 142 R.Bg jo. Pasal gugatan diajukan kepa-
66 UU No. 7 Th. 1989 yang da Pengadilan Agama/
telah diubah dengan UU Mahkamah Syari’ah yang
No. 3 Th. 2006); daerah hukumnya melipu-
ti tempat kediaman Ter-
2. Penggugat dianjurkan un- gugat (pasal 73 ayat (2) UU
tuk meminta petunjuk ke- No. 7 Th. 1989 yang telah
pada Pengadilan Agama/ diubah dengan UU No. 3
Mahkamah Syari’ah ten- Th. 2006);
tang tata cara membuat
surat gugatan (pasal 118 • Bila Penggugat dan Ter-
HIR, 143 R.bg jo. Pasal 58 gugat bertempat kedia-
UU No. 7 Th. 1989 yang man di luar negeri, maka
telah diubah dengan UU gugatan diajukan kepa-
No. 3 Th. 2006); da Pengadilan Agama/
Mahkamah Syari’ah yang
3. Surat gugatan dapat di- daerah hukumnya meliputi
rubah sepanjang tidak tempat dilangsungkannya
67
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Aturan Lainnya
68
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
69
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Penutup
Kasus kekerasan terhadap perempuan semakin
meningkat setiap tahunnya, namun ini tidak
lantas membuat kasus kekerasan terhadap
perempuan dapat tertangani dengan baik.
Salah satu indikator tertangani dengan baiknya
kasus kekerasan terhadap perempuan adalah
terpenuhinya hak perlindungan dan pemulihan
korban kekerasan.
Berbagai hambatan ditemui oleh para korban
kekerasan untuk mendapatkan haknya, mulai
dari kebijakan yang tidak berpihak pada
korban hingga penanganan kasus yang tidak
berperspektif korban.
Sebagai langkah mendorong terpenuhinya
pemenuhan hak perlindungan dan pemulihan
korban maka diperlukan suatu instrumen yang
dapat dijadikan sebagai acuan dalam kerja-
kerja pendampingan kasus, baik dalam segi
pendampingan hukum, psikologis maupun
sosial.
Dengan mengacu pada prinsip pendampingan
berperspektif korban. Segala proses
pendampingan dilakukan berdasarkan
persetujuan dan kebutuhan klien (korban).
70
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Lampiran
Skema Pendampingan Kasus
Tahap 1 :
Peneriman Laporan
Aduan Kasus Platform aduan/ Laporan i/e : Medsos,
Teman , Hotline, dll.
Pendampingan Tahap 2 :
Penanganan Kasus
Menghubungi Jaringan
Jalur Ligitasi Penanganan Kasus
71
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Formulir Pengaduan
FORMULIR PENGADUAN
No. :
Hari/Tanggal :
Penulis :
Teman
*Darimana Kerabat/Keluarga
mengetahui Internet/Sosmed
Media Cetak
Samahita?
Booth Samahita
Lembaga: ……………….
Lainnya: ……………….
(Apabila pelapor mengadu untuk orang lain isilah data dibawah ini. Jika tidak, bisa dilewati.)
DATA PELAPOR
2.5 Alamat
72
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
DATA KORBAN
3 Nama Anonim
4 Tempat/Tanggal Lahir
6 *Umur/Perkiraan umur
7 Alamat
9 *Bentuk pelecehan/kekerasan Verbal (dihadapi dengan kata-kata tidak nyaman, dibentak, dimarahi, dimaki, diejek)
yang dialami (tandai semua yang Mental (diancam, dipermalukan, ditekan, ditindas, dirundung/dibully)
berlaku): Fisik (disentuh tanpa izin, disakiti, dipukul, ditendang, diperkosa)
Lainnya: ……………………
11 S eberapa sering terjadi? Sekali Lebih dari sekali Tidak terhitung (sering sekali)
12 KRONOLOGI KEJADIAN
(Privasi dan kenyamanan korban diprioritaskan, maka kotak ini tidak wajib diisi.
Namun sebaiknya diisi untuk kepentingan pendamping. Kronologi pun TIDAK HARUS DETAIL.)
73
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Formulir Kronologi
74
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Surat Kuasa
75
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
Referensi
Perempuan, Komnas. Bentuk kekerasan seksual: sebuah pengantar. Jakarta: Komnas Perempuan,
15.
Melisa, Rima. Kewajiban Penunjukan Pendampingan Hukum Terhadap Terdakwa Dalam Proses
Persidangan yang Ancaman Pidana Diatas 5 TAHUN (Suatu Penelitian di Wilayah Hukum Penga-
dilan Negeri Bireun). ETD Unsyiah, 2016.
P. Muriati, Ninik. (2019) Konseling Feminis: Relasi antar manusia bercirikan kesetaraan untuk
pemulihan korban kekerasan terhadap perempuan. Padepokan Perempuan GAIA.
https://id.safenet.or.id/wp-content/uploads/2019/11/Panduan-KBGO-v2.pdf
https://puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/a8fa89c8c2171863d2eebc4750995757.pdf
http://yayasanpulih.org/2020/09/mengenal-suicidal-thought-dan-peran-terbaik-orang-dekat/
Simanjuntak, Julianto . Perlengkapan Seorang Konselor. Layanan Konseling Keluarga dan Karir
(LK3). Jakarta, 2007.
Eriyanti, Linda Dwi . Pemikiran Johan Galtung tentang Kekerasan dalam Perspektif Feminisme,
Jurnal Hubungan Internasional Vol. 6, No. 1, April-September 2017.
76
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
77
Modul Pendampingan Kasus Kekerasan Seksual
78