Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TUTORIAL KE-3

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Nama Mata Kuliah : Teori Ekonomi Mikro


Kode Mata Kuliah : ESPA4221
Jumlah sks : 3 SKS
Nama Mahasiswa/i : Andlea Yanto Novitasary
NIM : 042404004

Silakan Anda Jawab soal tugas 3 berikut ini!

Skor
No Tugas Tutorial
Maksimal
1 Tiga jenis investasi X, Y dan Z memiliki kemungkinan hasil dan 15
probabilitas yang berbeda, sebagai berikut :
Probabilitas Probabilitas Probabilitas
Hasil
X Y Z
85 0,2 0,3 0,6
70 0,5 0,7 0,4
60 0,9 0,8 0,5
40 0,1 0,2 0,7
Berdasarkan tabel tersebut, tentukan ekspektasi hasil dari masing-
masing investasi !

2 Mengapa tingkat pendidikan bisa menjadi salah satu sinyal/isyarat 30


yang kuat dalam pasar tenaga kerja ? Jelaskan !

3 Jelaskan 5 tindakan dasar yang dapat digunakan untuk menciptakan 20


internalisasi bagi eksternalitas !

4 Jelaskan perbedaan antara permintaan pasar untuk barang pribadi 20


dan permintaan pasar untuk barang publik !

5 Jelaskan 3 kriteria yang dapat digunakan untuk meningkatkan 15


kesejahteraan !

1
Jawaban:
1. Ekspektasi hasil investasi X
=(0,2)(85) + (0,5)(70) + (0,9)(60) + (0,1)(40)
= 17 + 35 + 54 + 4
= 110

Ekspektasi hasil investasi Y


= (0,3)(85) + (0,7)(70) + (0,8)(60) + (0,2)(40)
= 25,5 + 49 + 48 + 8
= 130,5

Ekspektasi hasil investasi Z


= (0,6)(85) + (0,4)(70) + (0,5)(60) + (0,7)(40)
= 51 + 28 + 30 + 28
= 137

2. Pendidikan merupakan salah satu sinyal atau isyarat yang kuat dalam pasar tenaga kerja.
Tingkat pendidikan seseorang dapat diukur dengan beberapa hal, misalnya lama
pendidikan, gelar yang diperoleh, reputasi perguruan tinggi tempatnya menuntut ilmu, dan
nilai akademis. Ini semua merupakan sinyal yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
memperoleh informasi lebih baik mengenai kualitas atau produktivitas calon karyawan.
Pendidikan dapat meningkatkan produktivitas seseorang, baik secara langsung maupun
tidak langsung karena dengan pendidikan yang telah ditempuhnya maka orang tersebut
akan mempunyai informasi, keahlian, serta ilmu yang diperlukan saat dia bekerja.
Seandainya pendidikan tidak dapat meningkatkan produktivitas seseorang, paling tidak
pendidikan dapat menjadi sinyal yang berguna untuk mengukur produktivitas seseorang
karena semakin produktif seseorang maka dia tidak akan menemui kesulitan dalam
menyelesaikan pendidikan di tingkat yang lebih tinggi. Orang yang produktif cenderung
lebih pintar, lebih termotivasi, lebih energik, dan pekerja keras, sifat-sifat yang sangat
membantu dalam menyelesaikan pendidikan. Orangorang produktif lebih cenderung untuk
menyelesaikan pendidikan yang lebih tinggi sehingga isyarat dari produktivitas mereka
dilihat oleh perusahaan. Karena itu, mereka layak mendapatkan pekerjaan dengan
pendapatan yang lebih baik.

3. Lima tindakan dasar (internalisasi) yang digunakan sebagai jalan keluar dari masalah
eksternalitas adalah:
1) Pemerintah menetapkan dan memberlakukan pajak dan subsidi,

2
Pajak dan subsidi akan menciptakan mekanisme kompensasi atas suatu dampak
eksternalitas. Ketika sebuah perusahaan harus membayar biaya eksternal sosial dalam
bentuk pajak, maka perlu dipastikan bahwa pajak untuk per unit output yang
dibebankan harus sebanding dengan kerugian yang disebabkan oleh output per unit
yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. Dengan kata lain, pajak harus tepat
sebanding dengan tambahan biaya kerugian yang ditimbulkan
2) Tawaran dan negosiasi pribadi,
Teori Caose berlaku pada kondisi tertentu dimana ketika eksternalitas terjadi,
kelompok pribadi (individu) bisa mendapatkan solusi (menyelesaikan masalahnya)
secara efisien, tanpa campur tangan pemerintah. Supaya solusi Caose dapat
digunakan, terdapat tiga kondisi yang berlaku. Pertama, dasar permasalahan harus
benar-benar dimengerti. Pada kasus Toni dan Samsul, Toni berhak untuk
mendengarkan musik, begitu juga dengan Samsul yang berhak mendapatkan
ketenangan. Kedua, tidak terdapat kesukaran dalam menyelesaikan masalah.
Kelompok yang bermasalah harus bersedia dan dapat mendiskusikan masalah yang
terjadi secara terbuka dan tanpa mengeluarkan biaya. Ketiga, hanya beberapa orang
yang terlibat (sedikit pihak). Masalah ini menjadi sulit diselesaikan, ketika salah satu
di antara kelompok yang terlibat merupakan sekelompok besar masyarakat, seperti
seluruh penduduk pada sebuah kota besar.
3) Peraturan dan prosedur yang berlaku,
4) penjualan atau pelelangan hak untuk menghasilkan eksternalitas, dan
5) peraturan langsung oleh pemerintah.

4. Permintaan pasar untuk barang pribadi merupakan penjumlahan sederhana dari


permintaan setiap rumah tangga secara individual. Gambar di bawah ini menggambarkan
kurva permintaan pasar. Diasumsikan bahwa komunitas terdiri dari dua orang, A dan B.
Pada harga Rp10 ribu, permintaan A sebesar 10 unit dan permintaan B sebanyak 15 unit.
Sehingga permintaan pasar pada harga Rp10 ribu sebanyak 25 unit. Jika harga meningkat
menjadi Rp25 ribu, permintaan A akan turun menjadi 4 unit dan permintaan B menjadi 8
unit; sehingga permintaan pasar pada harga Rp25 ribu berjumlah 12 unit. Kesimpulan yang
dapat diambil dari contoh di atas adalah mekanisme harga mendorong masyarakat untuk
menyatakan apa yang mereka inginkan (jumlah permintaan), dan hal ini mendorong
perusahaan untuk hanya memproduksi apa yang masyarakat mau beli, tetapi hal ini akan
berhasil hanya jika masyarakat memiliki uang untuk membelinya.

3
Preferensi dan permintaan masyarakat untuk barang publik secara konseptual tidak ada
bedanya dengan preferensi dan permintaan mereka terhadap barang pribadi. Seseorang
mungkin menginginkan perlindungan dari kebakaran dan bersedia membayar untuk hal
tersebut, hal yang sama terjadi ketika seseorang ingin membeli baju baru. Untuk menunjukkan
efisiensi keberadaan tingkat produksi, Samuelson mengasumsikan bahwa kita

4
mengetahui preferensi masyarakat. Gambar di bawah menunjukkan kurva permintaan untuk
pembeli A dan B. Jika barang publik tersedia pada pasar barang pribadi dengan harga Rp60
ribu, A akan membeli sebanyak X unit. Atau dengan kata lain, A bersedia untuk membayar
Rp60 ribu per unit untuk mendapatkan barang publik sebanyak X unit. Sedangkan B, bersedia
untukmembayar Rp 30 ribu per unit untuk mendapatkan barang publik sebanyak X1 unit.
Perlu diingat bahwa dalam menikmati manfaat dari barang publik, tidak diperlukan
persaingan, keuntungan bertambah secara simultan untuk semua orang. Hanya satu kuantitas
yang akan diproduksi dan sejumlah itulah yang akan diterima semua orang. Jika yang
diproduksi sebanyak X maka A dan B akan menerima sebanyak X1. Demikian juga bila barang
yang diproduksi sejumlah X2 maka A dan B akan mendapatkan sebanyak X.
Pada permintaan pasar barang publik, akan dijumlahkan setiap tingkat output yang
potensial di mana masing-masing rumah tangga bersedia untuk membayarnya. Pada Gambar
dibawah terlihat bahwa A bersedia membayar sebesar Rp60 ribu per unit untuk X unit, dan B
bersedia membayar sebanyak Rp30 ribu per unit untuk X1 unit. Jika sebuah komunitas hanya
terdiri dari A dan B yang bersedia membayar sebanyak Rp90 ribu per unit untuk barang
publik sebanyak X1. Untuk X unit, komunitas bersedia membayar Rp40 ribu per unit.
Untuk barang pribadi, permintaan pasar adalah penjumlahan horizontal dari kurva
permintaan individu, ditambahkan selisih kuantitas yang dikonsumsi oleh rumah tangga
sebagaimana yang terdapat pada sumbu horizontal. Untuk barang publik, permintaan pasar
adalah penjumlahan vertikal dari kurva permintaan individu, ditambahkan selisih jumlah yang
rumah tangga bersedia untuk membayarnya untuk mendapatkan setiap tingkat output yang
terdapat pada sumbu vertikal.

5
5. Kriteria Pareto
Kasus pertama digambarkan oleh pergerakan dari P0 ke P yang terdapat pada Gambar 9.15(a).
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa kriteria Pareto ialah suatu keadaan di mana setidaknya di
dalam perekonomian terdapat satu orang yang diuntungkan dan tidak ada satu pun orang yang
dirugikan. Sebuah kondisi Pareto adalah sebuah perubahan kesejahteraan sosial di mana
setidaknya satu orang memperoleh keuntungan dan tidak ada yang
dirugikan, misalnya, ∆ ui(beberapa i) dan 0 ∆ ui (semua i).

6
Kriteria Umum
Sayangnya, banyak kasus di dunia nyata yang menunjukkan keadaan di mana membaiknya
kondisi seseorang diikuti dengan memburuknya kondisi orang lain. Ini seperti zero sum game
dalam sebuah permainan sepak bola, di mana dalam pertandingan yang berakhir dengan skor
1-0, ada pihak yang menang 1-0 dan ada yang kalah 1-0. Tidak mungkin keduanya menang.
Untuk kriteria Pareto, tidak ada informasi yang lengkap tentang seberapa besar keuntungan
yang diperoleh satu pihak dengan membandingkan kerugian yang dialami pihak lain.
Sekarang terdapat bentuk untuk masing-masing individu:

7
a. ∆u/uy, menghitung persentase perubahan utilitas yang dihasilkan oleh satu unit tambahan
y. Hal tersebut mengindikasikan kira-kira berapa y banyak unit y yang dihasilkan oleh
perubahan yang sama pada kepuasan seperti yang sudah dialaminya. Hal tersebut juga
kira-kira mengindikasikan berapa banyak y yang mau dibayar olehnya untuk membawa
perubahan dari keadaan 0 menjadi keadaan 1. Untuk saat ini, sebaiknya ditinggalkan
pertanyaan mengenai perhitungan yang tepat dari perubahan individu dan dengan
sederhana diasumsikan bahwa semua perhitungan memberikan hasil yang sama.
b. Wu Auay menghitung nilai sosial sebuah unit tambahan y bertambah menjadi A (atau B),
atau yang disebut dengan penyerangan beban untuk sebuah unit marjinal dari y nya.

Kriteria Kaldor
Menurut Kaldor dan Hicks, sebuah alokasi lebih disukai dibanding alokasi lain jika akibat
perpindahan dari suatu kondisi ke kondisi yang lebih baik, individu yang diuntungkan akan
memberikan suatu lump-sum transfer, sebagai kompensasi terhadap pihak yang dirugikan. Ide
ini sebenarnya telah dikembangkan sebelumnya oleh Enrico Barone (1908) dan Jacob Viner
(1937). Kriteria secara eksplisit lebih terbatas daripada pendekatan umum yang ditawarkan
oleh fungsi kesejahteraan yang wajar. Misalnya, jika sebuah transfer tanpa biaya dibuat antara
orang kaya dan orang miskin maka tidak akan terjadi perbaikan atau sesuatu yang lain dalam
kriteria kaldor. Kriteria ini hanya digunakan untuk menilai antara output campuran.
Argumennya adalah seharusnya dipikirkan secara terpisah mengenai produksi dan distribusi.
Keputusan produksi seharusnya memaksimisasi ukuran kue, dan kebijakan distribusi
seharusnya meyakinkan bahwa kue tersebut dibagi secara adil. Tetapi, kedua keputusan yang
diambil seharusnya secara independen.

Anda mungkin juga menyukai