Anda di halaman 1dari 10

Inovasi Rancang Bangun Motor Listrik Sederhana pada

Baling-Baling
KELAS : TPB 6A
KELOMPOK : 5
1. Denia Aldi Saputra (120130001)1
2. Zulfikri Azmi (120130008)2
3. Jansen Siagian (120130013)3
4. Zalsa Widy Rinjani (120340009)4 dan
5. Devy Arysandi (120340012)5
Institut Teknologi Sumatera
1
denia.120130001@student.itera.ac.id
2
zulfikri.120130008@student.itera.ac.id
3
jansen.120130013@student.itera.ac.id
4
zalsa.120340009@student.itera.ac.id
5
devy.120340012@student.itera.ac.id

Abstrak

Implementasi ilmu fisika dalam kehidupan sehari-hari dapat dengan mudah kita temukan. Tanpa kita sadari
hal-hal yang bersifat kompleks saat ini adalah bukti nyata dari kemajuan ilmu fisika di dunia, salah satunya
adalah Gaya Lorentz. Gaya lorentz merupakan sebuah cabang ilmu fisika yang memiliki nama lain Gaya
Magnetik. Pada awal penemuannya oleh Hendrik Antoon Lorentz (1853-1928) yang meneliti interaksi
konduktor listrik dengan menambahkan medan magnet. Kemudian, hasil dari penelitiannya tersebut
dinamakan Gaya Lorentz. Selanjutnya, Gaya Lorentz dikembangkan dan diaplikasikan dalam bidang
tertentu, seperti motor listrik, galvanometer, pengeras suara, relai, bahkan Kereta Maglev (kereta tercepat di
dunia). Berdasarkan data dalam jurnal industri, diperkirakan motor listrik telah menggunakan 70% beban
listrik total industri dan mendapat julukan “kuda kerja”. Di Indonesia aplikasi Gaya Lorentz dalam motor
listrik sebagai perangkat elektromagnetis yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, telah
merambah sampai ke peralatan rumah tangga. Melihat kemajuan ilmu pengetahuan dalam desain motor
listrik sederhana di dunia pendidikan. Kali ini kami mengangkat salah satu penerapannya dalam sebuah
Inovasi Rancang Bangun Motor Listrik Sederhana pada Baling-Baling, sebagai judul Research Based
Learning tahun ini. Dengan menggunakan metode kulitatif dan kuantitatif yang dikaitkan dari data terkait
dan penelitian terdahulu.

Kata-kata kunci: Gaya Lorentz, Motor Listrik Sederhana, Baling-Baling

TUJUAN
Tujuan dari pembuatan Research Based Learning ini adalah sebagai berikut.

1. Mendesain motor listrik sederhana pada baling-baling dengan penerapan prinsip Gaya Lorentz.
2. Mengaplikasikan cara kerja motor listrik sederhana pada baling-baling dengan parameter tertentu.
3. Menganalisis pengaruh variabel listrik dan magnet terhadap karakteristik motor listrik.
TEORI DASAR
Gaya Lorentz atau gaya magnetik adalah gaya yang dihasilkan dari medan magnet ketika terjadi
hubungan antara dua magnet [1]. Dari sebuah percobaan, diketahui arah Gaya Lorentz (F) akan tegak lurus
dengan kuat arus (I) dan medan magnet (B) [2]. Hal ini, selanjutnya dikaitkan dengan kaidah tangan kanan
untuk mempermudah dalam mengingatnya. Dalam perkembangannya, kaidah tangan kanan terdapat dua
jenis, yakni kaidah tangan kanan pertama dan kaidah tangan kanan kedua. Keduanya sama saja, hanya
penggunaan bagian tangan kanan yang berbeda. Dimana pada kaidah tangan kanan kedua, ibu jari akan
menunjukkan arah arus listrik (I), keempat jari yang dirapatkan akan menunjukkan arah medan magnet (B)
dan telapak tangan akan menunjukkan Gaya Lorentz (F), seperti gambar berikut.

Gambar 1. Kaidah Tangan Kanan Kedua [1]

Adapun Gaya Lorentz pada Muatan Bergerak ditunjukkan ketika partikel yang bermuatan mengalami
pergerakan dan terjadi Gaya Lorentz. Pada muatan listrik q yang bergerak dengan kecepatan v, maka kuat
arus yang dihasilkan, yakni
q
i (1)
t
Maka
q l
il  lq (2)
t t
Lintasan pada selang waktu tertentu dengan kecepatan, sebagai berikut.
l
v (3)
t
l
il  g (4)
t
il  gv (5)
Maka, didapatkan persamaan dua persamaan yang dihubungkan kepada Gaya Lorentz
F  ilB sin  (6)
F  qvB sin  (7)
Keterangan:
F = Gaya Lorentz (N)
i = kuat arus listrik (A)
l = panjang kawat (m)
q = muatan listrik (C)
v = kecepatan partikel (m/s)
B = besar induksi magnetik (T)
Θ = sudut antara

Persamaan (6) menunjukkan Gaya Lorentz sebanding dengan kuat arus listrik, panjang kawat, besar
induksi medan magnet, dan sudut yang terbentuk (jika ada) di sekitar kawat berarus [3]. Sedangkan
persamaan (7) menunjukkan hubungan antara Gaya Lorentz yang sebanding dengan muatan listrik dan
kecepatan partikel [4]. Salah satu aplikasi Gaya Lorentz diterapkan pada Motor Listrik. Motor listrik
merupakan perangkat yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Di dalamnya, terdapat dua
komponen utama, yakni stator (diam) dan rotor (berputar) [5].
Sesuai dengan penerapan dari Gaya Lorentz, motor listrik menggunakan prinsip magnet yang dapat tarik-
menarik dan tolak-menolak. Gerakan tersebut, menimbulkan interaksi antara medan magnet dan kumparan
akan membentuk gaya listrik (ggl) dengan persamaan berikut ini.
  NBA sin t (8)
Keterangan:
Ɛ = besar ggl induksi (v)
N = banyak lilitan
B = besar induksi magnetik (T)
A = luas alas (m2)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
t = waktu (s)
Sehingga, menimbulkan torsi dan memutarkan motor listrik. Di sekitar magnet akan dihasilkan medan
magnet yang memiliki arah garis gaya magnet dan besarnya sebanding dengan kerapatan garis-garis gaya
magnet yang terbentuk.
  NilB sin  (9)
  Fs (10)
Keterangan:
τ = momen koppel (Nm)
N = banyak lilitan
i = kuat arus listrik (A)
l = panjang kawat (m)
B = besar induksi magnetik (T)
Θ = sudut antara
F = Gaya Lorentz (N)
s = jarak (m)
Persamaan (9) menunjukkan momen koppel pada lilitan dan persamaan (10) menunjukkan momen koppel
dengan momen putar.
Berdasarkan sumber tegangannya, motor listrik dibedakan menjadi dua yakni, Motor listrik AC
(Alternating Current) dan Motor listrik DC (Direct Current). Pada motor listrik DC memerlukan torque yang
tinggi atau percepatan sebagai kisaran dari kecepatan yang meluas. Setidaknya, terdapat tiga komponen
utamanya, yakni kutub medan magnet, dinamo, dan commutator [6]. Perbedaannya dengan motor listrik DC,
yakni motor listrik AC tidak terpengaruh oleh kutub-kutub magnet dan sumber listriknya. Hanya saja,
bergantung pada perbedaan fase dari sumber daya untuk menghasilkan putaran pada rotor.
Salah satu, penerapan motor listrik sederhana adalah baling-baling. Baling-baling ini digunakan sebagai
indikator untuk perputaran motor listrik sederhana. Disertai dengan magnet, dan baterai sebagai sumber
tegangan dan arus yang searah (DC), serta menggunakan paramater kawat kumparan. Hal tersebut dilakukan
untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing parameter dan parameter khususnya.

METODE
Metode yang digunakan dalam pembuatan Research Based Learning ini adalah dengan menggunakan
studi literatur dari data-data terkait dan penelitian terdahulu. Lalu, kami membuat motor listrik sederhana dan
mengaplikasikannya pada baling-baling dengan menggunakan alat-alat yang dapat dimanfaatkan kembali.

Desain dan Bahan

Desain motor listrik sederhana yang kami buat sebagai berikut.

(a) (b)
Gambar 2. Desain Motor Listrik Sederhana pada Baling-Baling
Serta alat dan bahannya adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Selotip Kawat tembaga ukuran 0,5 mm
Amplas Kawat tembaga ukuran 0,8 mm
Penggaris Baterai
Alas Magnet

Tabel 2. Rincian Harga Alat dan Bahan


Alat dan Bahan Harga
Selotip Rp 5.000,00
Amplas Swadaya Anggota
Penggaris Swadaya Anggota
Alas Barang Bekas Berupa Kardus
Kawat tembaga ukuran 0,5 mm Rp 4.000,00/m (2m = Rp 8.000,00)
Kawat tembaga ukuran 0,8 mm Rp 6.000,00/m (3m = Rp 18.000,00)
Baterai Rp 8.000,00/m (3 buah = Rp 24.000,00)
Magnet Rp 5.000,00
Total Rp 60.000,00

Cara Kerja Alat

Cara kerja untuk motor listrik berdasarkan data yang kami dapatkan [7] dan kami kaitkan dengan cara
kerja alat yang kami desain sebagai berikut.
1. Arus listrik dalam medan magnet bertugas untuk memberikan gaya.
2. Lalu, kawat yang teraliri arus listrik akan membentuk sebuah lingkaran atau loop.
3. Setelah itu, kedua sisi dari lingkaran atau loop tersebut diperuntukkan sebagai medan magnet dan
akan mendapatkan gaya yang berlawanan arah.
4. Pasangan gaya yang terbentuk akan menghasilkan putaran dari torque.
5. Ketika loop yang terbentuk cukup banyak, maka akan memberikan torque yang sama jenis dan
medan magnet yang dihasilkan berupa kumparan susunan elektromagnetis.

Prosedur Percobaan

Prosedur percobaan dalam pembuatan notor listrik sederhana pada baling-baling ini adalah sebagai
berikut.
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Lalu, mulai melilitkan kawat ukuran 0,5 mm dengan menggunakan variasi jumlah lilitan, yakni 4
lilitan, 7 lilitan, dan 11 lilitan.
3. Untuk setiap ujungnya, harus diamplas terlebih dahulu sampai putih dan tidak terlihat tembaganya.
4. Selanjutnya, kita beri variasi jarak, yakni 12 cm dan 25 cm pada kawat ukuran 0,8 mm sebanyak 2
pasang pada masing-masing ukuran kawat tersebut.
5. Lalu, bukalah penutup kawat tersebut dengan jarak 5 cm di atas dan di bawah kawat.
6. Kemudian, setiap ujung atas dan bawah diamplas sampai warna tembaga tersebut menjadi putih.
7. Letakkan kawat ukuran 0,8 mm tersebut ke alas yang sudah disediakan.
8. Lalu, letakkan kawat ukuran 0,5 mm ke ujung kawat ukuran 0,8 mm dan baterai kita susun secara
seri dengan variasi jumlah baterai 1 dan 2.
9. Lalu lekatkan baterai pada ujung bawah kawat ukuran 0,8mm.
10. Kemudian, letakkan magnet di bawah antara kawat ukuran 0,5mm dan kawat ukuran 0,8 mm untuk
menghasilkan putaran.
11. Serta, memvariasikan arah ke arah utara dan arah selatan. Parameter tersebut, nantinya akan
dibandingkan satu dengan yang lainnya dan menganalisis pengaruh dari variasi masing-masing
parameter terhadap karakteristik motor listrik.
ANALISIS
Berdasarkan prinsip kerja dari motor listrik secara teoritis, didapatkan bahwa suatu kumparan atau kawat
yang dililitkan ke suatu induktor yang berarus listrik. Maka, akan menyebabkan terbentuknya garis-garis gaya
magnet yang disebut Gaya Lorentz [8] disertai persamaan berikut ini.
 0i
B (11)
2a
Keterangan:
B = besar induksi magnetik (T)
µ0 = 4π x 10-7 (Wb/A.m)
i = kuat arus listrik (A)
α = jarak titik ke kawat (m)
Selanjutnya, kami memvariasikan beberapa parameter untuk menjadi perbandingan, yakni memvariasikan
jumlah baterai yang disusun secara seri, variasi jumlah lilitan, variasi arah medan magnet, dan variasi besar
medan magnet dengan memvariasikan jarak magnet ke lilitan. Pada percobaan motor listrik sederhana ini
kami menggunakan prinsip kerja motor listrik DC dimana terdapat konduktor dan timbul medan magnet di
sekitar konduktor [9]. Medan magnet yang terbentuk membawa arus listrik, seperti gambar berikut.

Gambar 3. Prinsip Kerja Motor DC [9]

Variasi jumlah baterai yang disusun secara seri dibedakan menjadi 1 dan 2 baterai. Kami mendapatkan
hasil percobaan, yakni besar medan magnet akan bertambah besar sejalan dengan penambahan penambahan
tegangan pada variasi jumlah baterai. Hasil perputaran juga lebih cepat dengan 2 baterai dibandingkan 1
baterai karena tegangan yang dihasilkan menyebabkan arus yang terbentuk lebih besar. Selain itu, adanya ggl
yang dihasilkan dari induksi magnet di dalam kumparan menyebabkan gaya putar timbul dari arah ggl yang
berlawanan. Selanjutnya, terjadi perbedaan gaya yang mengakibatkan Gaya Lorentz, sebagaimana disebutkan
sebelumnya. Hal ini juga sejalan dengan persamaan momen koppel yang berbanding lurus dengan kuat arus
[10].
Parameter kedua yang kami ujikan adalah jumlah lilitan dengan memvariasikan jumlahnya menjadi 4
lilitan, 7 lilitan, dan 11 liltan. Diketahui putaran yang dihasilkan akan melambat ketika jumlah lilitan
ditingkatkan dan arus diperkecil dari sumber tegangan pada baterai. Hal tersebut diketahui karena pengaruh
beban (lilitan) yang semakin banyak, meski tetap mempercepat poros putar pada momen koppel. Sehingga,
data tersebut sesuai dengan persamaan momen koppel yang berbanding lurus dengan jumlah lilitan. Selain
itu, kami mencoba pengaruh parameter kedua ini dengan meningkatkan arus. Didapatkan data bahwa terjadi
peningkatan putaran dan poros putar, berbeda dengan sebelumnya. Sehingga, kami menyimpulkan bahwa
jumlah lilitan bersesuaian dengan kuat arus dan momen koppel.
Parameter ketiga yang kami ujikan adalah variasi arah medan magnet dengan memperlakukan arah medan
magnet yang searah dan berlawanan (kiri ke kanan dan sebaliknya kanan ke kiri). Pada partikel yang
bermuatan positif akan searah dengan gaya yang dihasilkan dan sebaliknya ketika partikel bermuatan negatif
akan berlawanan dengan gaya yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena sifat magnetis pada magnet yang
menyebabkan perlakuan arah medan magnet menjadi berbeda satu sama lain.
Parameter yang terakhir adalah variasi besar medan magnet dengan variasi jarak magnet ke lilitan. Perlu
diketahui terlebih dahulu, besar medan magnet dipengaruhi oleh kuat arus, jumlah lilitan pada parameter
sebelumnya. Selain itu, besar medan magnet juga dipengaruhi oleh jarak magnet ke lilitan. Semakin jauh
jaraknya maka akan semakin kecil medan magnetnya dan sebaliknya ketika didekatkan akan semakin besar
medan magnet yang dihasilkan. Dalam hal ini, kami menggunakan variasi jarak, yakni 12cm dan 25 cm. Hal
ini sejalan dengan teori persamaan Gaya Lorentz antara jarak dengan gaya yang berbanding terbalik.
Dengan perhitungan terlampir sebagai berikut.
Diketahui:
v = 1,5 volt
Variasi jarak = 12 cm dan 25 cm
Variasi lilitan = (4, 7, 11) lilitan
l = 20 cm
a = 2 cm
Θ = 90˚ = 1
Ditanya:
Untuk parameter variasi jumlah baterai yang disusun secara seri, variasi jarak, dan variasi jumlah lilitan
Perhitungan:
 Jumlah baterai 1 secara seri (voltase 1,5 v)
 0i
B
2a
4 .10 7  1,5

2  2.10 2
 1,5.10 2 T
 Jumlah baterai 2 secara seri (voltase 3 v)
 0i
B
2a
4 .10 7  3

2  2.10 2
 3.10 2 T
 Variasi jumlah baterai 1
F  ilB sin 
 1,5  2.10 1  1,5.10 2  1
 4,5.10 6 N
 Variasi jumlah baterai 2
F  ilB sin 
 3  2.10 1  3.10 2  1
 18.10 6 N
 Variasi jumlah lilitan (4 lilitan) dengan arus 1,5 A
  NilB sin 
 4  1,5  2.10 1  1,5.10 2  1
 18.10 3 Nm
 Variasi jumlah lilitan (7 lilitan) dengan arus 1,5 A
  NilB sin 
 7  1,5  2.10 1  1,5.10 2  1
 31,5.10 3 Nm
 Variasi jumlah lilitan (11 lilitan) dengan arus 1,5 A
  NilB sin 
 11  1,5  2.10 1  1,5.10 2  1
 49,5.10 3 Nm
 Variasi jumlah lilitan (4 lilitan) dengan arus 3 A
  NilB sin 
 4  3  2.10 1  3.10 2  1
 72.10 3 Nm
 Variasi jumlah lilitan (7 lilitan) dengan arus 3 A
  NilB sin 
 7  3  2.10 1  3.10 2  1
 126 .10 3 Nm
 Variasi jumlah lilitan (11 lilitan) dengan arus 3 A
  NilB sin 
 11  3  2.10 1  3.10 2  1
 198 .10 3 Nm
 Variasi jarak 12 cm
  Fs
 4,5.10 6  12.10 2
 54.10 8 Nm
 Variasi jarak 25 cm
  Fs
 18.10 6  12.10 2
 216 .10 8 Nm
Dapat disimpulkan dari variasi yang diberlakukan dalam perumusan dan perhitungan. Maka, kami
mendapatkan inti dari setiap parameter yang diujikan. Dimana dalam suatu parameter saling berkaitan satu
sama lain. Sehingga, menghasilkan torsi dan Gaya Lorentz yang berbeda di setiap perlakuan.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan teori dasar yang kami pelajari, kami menarik kesimpulan, bahwa Gaya
Lorentz adalah prinsip dasar dalam operasi motor listrik. Kedua jenis motor listrik, sama-sama menggunakan
prinsip Gaya Lorentz, hanya saja dengan beberapa perbedaan. Selain itu, kami mendapatkan perbandingan
parameter dengan parameter lainnya. Serta, pengaruh dari masing-masing parameter terhadap karakteristik
motor listrik.
Pada variasi jumlah baterai yang disusun secara seri akan mempercepat putaran. Sebaliknya, pada variasi
jumlah lilitan perlu diperhatikan untuk mempercepat putaran, maka harus meningkatkan kuat arusnya dengan
cara menambah tegangan pada sumber, yakni baterai. Sementara itu, arah medan magnet yang diberi
perlakuan berbeda akan menghasilkan arah yang berbeda pula. Terakhir, variasi jarak magnet ke lilitan,
semakin jauh maka medan magnet akan semakin kecil dan sebaliknya.
REFERENSI

1. M. L. Oktavia, “Laporan Praktikum Listrik Magnet Percobaan Gaya Lorentz,” 2011.


2. M. Rivan, M. D. R. Samsudin, M. Fajar dan N. Suryana, “Gaya Lorentz pada Muatan Bergerak dan
Kawat Berarus,” Makalah Fisika Dasar, pp. 13-14, 2019.
3. M. Kanginan, Fisika untuk SMA Kelas XII, Jakarta: Erlangga, 2006.
4. Tripler, Fisika untuk Sains dan Teknik, Jakarta: Erlangga, 2001.
5. D. R. Pattiapon , J. J. Rikumahu dan M. Jamlaay, “Penggunaan Motor Sinkron Tiga Phasa Tipe
Salient Pole sebagai Generatir Sinkron,” Jurnal Simetrik, vol. 9, no. 2, pp. 197-207, 2019.
6. Bureau of Energy Efficiency , “Components of an Electric Motor,” Ministry of Power India, 2005.
7. Bureau of Energy Efficiency, “Energy Efficiency in Electrical Utilities,” Ministry of Power, India,
2004.
8. Jamaludin dan A. Pradipta, “KARAKTERISTIK MEDAN MAGNET PADA KUMPARAN
BERINTI BESI SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN PROTOTIPE KERETA MAGLEV,” Jurnal
Perkeretaapian Indonesia, vol. III, no. 2, pp. 119-124, 2019.
9. M. A. Pratama, “Motor DC,” Jurnal Institut Teknologi Bandung, 2013.
10. Salomo, Erwin, U. Malik dan M. Ginting, “ANALISA PENGARUH INTI KOIL TERHADAP
MEDAN MAGNETIK DAN MUATAN PADA KAPASITOR DALAM RANGKAIAN SERI
LC,” Jurnal Ilmiah Edu Research, vol. 6, no. 1, pp. 11-16, 2017.
Lampiran A
Pembagian Tugas

Tabel 3. Pembagian Tugas


No Nama Anggota NIM Tugas
1. Denia Aldi Saputra 120130001 Editing Video (Finally)
2. Zulfikri Azmi 120130008 Membuat Alat Motor
Listrik Sederhana pada
Baling-Baling
3. Jansen Siagian 120130013 Menyusun Materi Video
4. Zalsa Widy Rinjani 120340009 Menyusun Materi Laporan
5. Devy Arysandi 120340012 Editing Laporan (Finally)

Lampiran B
Logbook RBL
Logbook RBL

Tabel 4. Logbook RBL

Media
Tugas/ Anggota kelompok koordinasi
Tanggal Jam Hasil Keterangan
Pekerjaan yang hadir. yang
digunakan

08/05/ 13.00 Diskusi 1. Denia Aldi Saputra Google Meet Judul RBL Penggunaan
2021 WIB judul untuk 2. Zulfikri Azmi Inovasi motor listrik
RBL 3. Jansen Siagian Rancang sederhana
4. Zalsa Widy Bangun Motor untuk
Rinjani Listrik diaplikasika
5. Devy Arysandi Sederhana n ke dalam
pada Baling- kehidupan
Baling sehari-hari
09/05/ 11.00 Diskusi 1. Denia Aldi Saputra Group Percobaan Terdapat
2021 WIB mekanisme 2. Zulfikri Azmi WhatsApp pertama yang kendala
pembuatan 3. Jansen Siagian masih amatir karena
alat motor 4. Zalsa Widy belum
listrik Rinjani menemukan
sederhana 5. Devy Arysandi kesepakatan
pada dalam
baling- mekanisme
baling pembuatan
alatnya
09/05/ 17.00 Pembagian 1. Denia Aldi Saputra Group Pembagian Tahap
2021 WIB Materi 2. Zulfikri Azmi WhatsApp materi untuk pertama
Laporan 3. Jansen Siagian laporan dan penyusunan
4. Zalsa Widy jurnal terkait laporan
Rinjani
5. Devy Arysandi
10/05/ 11.00 Sistematik 1. Denia Aldi Saputra Group Dibuat Perkembang
2021 WIB a 2. Zulfikri Azmi WhatsApp susunan an Laporan
Penyusuna 3. Jansen Siagian laporan
n Laporan 4. Zalsa Widy pertama
Media
Tugas/ Anggota kelompok koordinasi
Tanggal Jam Hasil Keterangan
Pekerjaan yang hadir. yang
digunakan

Rinjani
5. Devy Arysandi

11/05/ 10.00 Pembuatan 1. Denia Aldi Saputra Group Perbaikan Kendala


2021 WIB Alat 2. Zulfikri Azmi WhatsApp dalam pada magnet
3. Jansen Siagian pembuatan dan baling-
4. Zalsa Widy alat baling
Rinjani
5. Devy Arysandi
16/05/ 15.00 Pembuatan 1. Denia Aldi Saputra Group Kemajuan Sudah
2021 WIB Alat 2. Zulfikri Azmi WhatsApp dalam terbentuk
3. Jansen Siagian pembuatan desain dari
4. Zalsa Widy alat yang motor listrik
Rinjani hampir selesai sederhana
5. Devy Arysandi pada baling-
baling
17/05/ 16.00 Pembagian 1. Denia Aldi Saputra Group Terbaginya Pembuatan
2021 WIB Materi 2. Zulfikri Azmi WhatsApp bagian video video oleh
Video 3. Jansen Siagian untuk masing- masing-
4. Zalsa Widy masing masing
Rinjani anggota anggota
5. Devy Arysandi dengan
ketentuan
tertentu
18/05/ 09.00 Pengambil 1. Denia Aldi Saputra Group Terkumpulnya Pengumpula
2021 WIB an Video 2. Zulfikri Azmi WhatsApp file video dari n video
3. Jansen Siagian masing- diberi batas
4. Zalsa Widy masing akhir sampai
Rinjani anggota jam 23.59
5. Devy Arysandi WIB
19/05/ 19.00 Pengeceka 1. Denia Aldi Saputra Group Terkumpulnya Pengumpula
2021 WIB n Video 2. Zulfikri Azmi WhatsApp video ke n video dan
3. Jansen Siagian youtube salah keseluruhan
4. Zalsa Widy satu anggota nya
Rinjani perwakilan
5. Devy Arysandi
20/05/ 10.00 Pengeceka 1. Denia Aldi Saputra Group Terkumpulnya Pengumpula
2021 WIB n Laporan 2. Zulfikri Azmi WhatsApp laporan ke n laporan
3. Jansen Siagian tempat dan
4. Zalsa Widy pengumpulan keseluruhan
Rinjani beserta video nya
5. Devy Arysandi

Anda mungkin juga menyukai