Sejarah
Kekaisaran Byzantium
Perang Salib
Konsili Ekumenis
Skisma Akbar
Tradisi
Gereja Timur Asiria
Gereja Ortodoks Oriental
Kristen Suryani
Gereja Ortodoks Timur
Gereja Katolik Ritus Timur
Liturgi dan Ibadah
Liturgi Suci
Ikonografi
Teologi
Apofatisisme - Klausa filioque
Miafisitisme - Monofisitisme
Nestorianisme - Panenteisme
Teosis
Ritus Bizantium terdiri atas Liturgi-Liturgi Suci, Ibadat Harian, bentuk-bentuk pelayanan
Misteri Suci (sakramen), doa, pemberkatan, dan eksorsisme, yang berkembang dalam Gereja di
Konstantinopel. Termasuk juga gaya arsitektur, ikon, musik liturgi, vestimentum, dan tradisi
yang berkembang selama berabad-abad dalam praktik ritus ini.
Kitab Suci berperan penting dalam peribadatan Bizantium, bukan saja ada bacaan-bacaan
harian melainkan juga terdapat banyak kutipan dari Alkitab selama ibadat berlangsung. Seluruh
Psalterium dilantunkan tiap pekan, dan dua kali sepekan selama Puasa Besar.
Aturan-aturan berpuasa lebih ketat daripada di Barat. Pada hari-hari puasa, umat tidak
saja berpantang daging, tetapi juga berpantang telur, dan susu serta hasil-hasil olahannya. Pada
banyak hari puasa mereka juga berpantang ikan, anggur dan minyak untuk memasak. Ritus
Konstantiopel menjalankan empat masa puasa: Puasa Besar, Puasa Natal, Puasa Para Rasul, dan
Puasa Dormisi. Selain itu, hampir setiap hari Rabu dan Jumat selama setahun merupakan hari-
hari puasa. Banyak biara juga menjadikan hari Minggu sebagai hari puasa.
Daftar isi
1 Sejarah
2 Ibadat harian
3 Kalender
4 Daftar Gereja-Gereja dari tradisi liturgi Bizantium
o 4.1 Gereja-Gereja Ortodoks Timur
o 4.2 Gereja-Gereja Katolik-Yunani
5 Referensi
6 Daftar pustaka
7 Lihat pula
8 Pranala luar
Sejarah
Ada dua tradisi liturgi purba yang menjadi sumber semua Ritus Timur (serta Ritus Galika
di Barat), yaitu Ritus Aleksandria di Mesir dan Ritus Antiokhia di Suriah. Kedua ritus ini
bersumber langsung dari tata cara peribadatan Gereja Purba. Ritus Konstantinopel sendiri
bersumber dari Ritus Antiokhia. Sebelum keuskupan Konstantinopel ditingkatkan menjadi
Patriarkat oleh Konsili Konstantinopel Pertama pada 381, yurisdiksi tertinggi di Asia Kecil
adalah Patriarkat Antiokhia. Setelah konsili tersebut mengangkat Keuskupan Konstantinopel ke
jenjang primasi di Timur, dengan kalimat "Uskup Konstantinopel ... akan memiliki prerogatif
kehormatan setelah Uskup Roma; karena Konstantinopel adalah Roma Baru",[1] Ritus
Konstantinopolitan lama-kelamaan menjadi standar tata cara peribadatan di semua tempat yang
berada di bawah yurisdiksinya.
Fresko Basil Agung di katedral Ohrid. Santo ini digambarkan sedang mengkonsekrasi
persembahan dalam Liturgi Suci yang dinamakan menurut namanya.
Tradisi Gereja Konstantinopel menisbatkan Liturgi Suci tertua dari dua Liturgi Suci
utamanya pada St. Basil Agung (wafat 379), Metropolitan Kaisarea di Kapadokia. Penisbatan ini
dikukuhkan oleh kesaksian para penulis kuna yang beberapa di antaranya sezaman dengan St.
Basil Agung.[2][3][4] Yang pasti adalah bahwa St. Basil mereformasi liturgi Gerejanya, dan bahwa
tata peribadatan Bizantium yang dinamai menurut namanya itu mencerminkan liturgi yang telah
direformasinya pada bagian-bagian utama, meskipun telah banyak dimodifikasi sejak masa
zamannya.[5] St. Basil sendiri pada beberapa kesempatan berbicara mengenai perubahan-
perubahan yang dibuatnya dalam tata peribadatan Kaisarea, [6][7] dan kesaksian-kesaksian lain dari
orang-orang sezamannya meneguhkan hal itu. Tujuan Basil adalah menjadikan ibadat terasa
mengalir sehingga lebih kohesif dan menarik bagi umat beriman. Dia juga berupaya mereformasi
para rohaniwan dan memperbaiki moral hidup umat Kristiani. Dia mempersingkat ibadat-ibadat
dan menyusun sejumlah doa. Karya terpenting yang dinisbatkan padanya adalah Liturgi Suci St.
Basil. Dasarnya adalah Liturgi St. Yakobus yang dirayakan di wilayah Kapadokia semasa
hidupnya, juga beberapa unsur liturgi yang termaktub dalam Konstitusi-Konstitusi Apostolik.[5]
Seiring berlalunya waktu, Liturgi Santo Basil makin meluas penggunaannya di Asia Kecil dan
Suriah. Petrus Diakon mencatat bahwa Liturgi Basil "digunakan di hampir seluruh daerah
Timur".[5]
Karya liturgi Santo Basil dilanjutkan oleh Yohanes Krisostomus (wafat ± 407), Patriark
Konstantinopel. Dia menyusun doa-doa baru (dan lebih singkat) untuk Liturgi Suci, serta doa-
doa lain. Liturgi Suci St. Yohanes Krisostomus adalah bentuk umum dari liturgi yang digunakan
dalam Ritus Konstantinopolitan, dan khotbah-khotbah pengajarannya menjadi bagian penting
dalam Vigil Paskah Bizantium.
Berkembang pula dua tradisi yang berbeda: "Ritus Katedral", yang mendapat pengaruh
kuat dari ritual istana Bizantium dan pertemuannya dengan liturgi di Gereja Agung Hagia Sophia
di Konstantinopel, serta "Ritus Biara" yang bertumbuh dalam biara-biara besar di Timur. Pada
akhirnya kedua tradisi berbeda ini berbaur dan menyatu menjadi ibadat-ibadat seperti yang ada
saat ini.
Perlu diketahui bahwa baik Liturgi Basil maupun Liturgi Yohanes Krisostomus yang
dikenal saat ini, tidak sama persis dengan Liturgi yang dirayakan semasa hidup mereka. Semua
ritus liturgi berubah dan berkembang dari masa ke masa. Saat orang-orang kudus baru
dimuliakan (dikanonisasi), diciptakanlah kidung-kidung pujian baru; saat muncul kebutuhan-
kebutuhan baru, disusunlah doa-doa baru. Ritus Bizantium menjadi kaya karena fakta bahwa
Kristianitas Timur tidak terlalu tersentralisasi seperti Kristianitas Barat. Keadaan ini
mengizinkan timbulnya banyak variasi, dan tatkala warga-warga Gereja yang satu berkunjung ke
Gereja yang lain, terjadilah pertukaran budaya secara alami yang memperkaya kedua belah
pihak. Meskipun sangat menitikberatkan tradisi, Ritus Bizantium merupakan sebuah ritus yang
terus-menerus tumbuh dan berkembang, sambil memberi ruang bagi tata cara peribadatan lokal.
Ibadat harian
Vesper (dilantunkan saat matahari terbenam, yakni saat bermulanya satu hari liturgi,
mengikuti tradisi Yahudi kuna)
Completorium (ibadat terakhir menjelang tidur)
Ibadat Tengah Malam (ibadat biara yang dilantunkan pada tengah malam, atau dini hari)
Matin (ibadat pagi-dan terpanjang—yang menurut tradisi berakhir saat matahari terbit)
Prima (dilantunkan saat matahari terbit)
Tertia (dilantunkan pada jam ketiga—sekitar pukul 9:00 pagi)
Sexta (dilantunkan pada tengah hari)
Nona (dilantunkan pada jam kesembilan—sekitar pukul 3:00 petang)
Liturgi Suci tidak termasuk dalam ibadat harian karena dianggap berada di luar waktu.
Pada hari-hari besar dalam Tahun Liturgi serta hari-hari peringatan orang kudus tertentu
(dan pada tiap Sabtu malam dalam tradisi Slavia) diadakan ibadat khusyuk yang disebut Vigil
Semalaman, yang menggabungkan Vesper, Matin, dan Prima beberapa tambahan khusus
menjadi satu ibadat yang panjang.
Semua ibadat tersebut merupakan ibadat berjamaah. Selain ibadat harian, terdapat pula doa-doa
pagi dan doa-doa malam, sejumlah ibadat devosi, seperti Akatis, Kanon, Moleben, Panikida, dan
lain-lain, yang merupakan ibadat perorangan yang dilakukan secara pribadi atau dilaksanakan
untuk satu orang atau satu kelompok, bukannya untuk seluruh Gereja setempat. Doa pribadi yang
terpenting adalah Doa Yesus (Doa Hati) beserta seluruh tradisi Hesikastis yang timbul darinya.
Kalender
Siklus-tetap dari tahun liturgi dimulai pada 1 September. Ada pula siklus-bergerak
(Siklus Paskah) yang ditetapkan sesuai penentuan tanggal Paskah, yakni hari terpenting dalam
setahun. Silang-menyilang antara dua siklus ini, diimbuhi beberapa siklus yang lebih kecil
memengaruhi tata-cara peribadatan dari hari ke hari sepanjang satu tahun.
Patriarkat Ekumenis(*)
Gereja Ortodoks Aleksandria
Gereja Ortodoks Yunani Antiokhia
Gereja Ortodoks Yunani Yerusalem*
Gereja Ortodoks Rusia*
Gereja Ortodoks Serbia*
Gereja Ortodoks Rumania
Gereja Ortodoks Bulgaria
Gereja Ortodoks Georgia*
Gereja Ortodoks Siprus
Gereja Yunani
Gereja Ortodoks Albania
Gereja Ortodoks Polandia
Gereja Ortodoks Ceko dan Slowakia
Gereja Ortodoks di Amerika(*)
Gereja-Gereja Katolik-Yunani
Gereja-Gereja partikular ini dipandang sebagai Gereja-Gereja sui iuris (otonom) dalam
persekutuan penuh dengan Tahta Suci
Gereja Katolik Yunani Albania
Gereja Katolik Yunani Belarusia
Gereja Katolik Yunani Bulgaria
Gereja Katolik Yunani Kroasia
Gereja Katolik Bizantium Yunani
Gereja Katolik Yunani Melkit
Gereja Katolik Yunani Hungaria
Gereja Katolik Italo-Yunani
Gereja Katolik Yunani Makedonia
Gereja Rumania Bersatu dengan Roma, Katolik-Yunani
Gereja Katolik Rusia
Gereja Katolik Ruthenia
Gereja Katolik Yunani Slowakia
Gereja Katolik Yunani Ukraina
Referensi
Daftar pustaka
Robert F. Taft, The Byzantine Rite. A Short History. Liturgical Press, Collegeville 1992,
ISBN 0-8146-2163-5
Hugh Wybrew, The Orthodox Liturgy. The Development of the Eucharistic Liturgy in the
Byzantine Rite, SPCK, London 1989, ISBN 0-281-04416-3
Hans-Joachim Schulz, Die byzantinische Liturgie : Glaubenszeugnis und Symbolgestalt,
3., völlig überarb. und aktualisierte Aufl. Paulinus, Trier 2000, ISBN 3-7902-1405-1
Robert A. Taft, A History of the Liturgy of St John Chrysostom, Pontificio Istituto
Orientale, Roma 1978-2008 (6 jilid).