Anda di halaman 1dari 12

MANUSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH


KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA
KASUS PNEUMONIA DI RUMKITAL Dr.RAMELAN
SURABAYA

LUFIATI
NIM :201504059

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2018

Jurnal D3 Keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto


Lufiati_ Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Ketidakefektifan Bersihan
Jalan Nafas Pada Kasus Pneumonia Di RUMKITAL Dr.Ramelan Surabaya
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH
KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA KASUS PNEUMONIA DI
RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA

Nursing Care In Clients With The Problem Of Breath Road Inflathing Clean On The Case
Of Pneumonia In RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya

Lufiati, Amd.Kep*, Binarti Dwi W,S.Kep,Ns.M.Kes*, Enny Virda Y, S.Kep,Ns.M.Kes


* Mahasiswa D3 Keperawatan, ** Dosen STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto, ** Dosen STIKES
Bina Sehat PPNI Mojokerto*

ABSTRAK

Pneumonia adalah infeksi bakteri, virus, atau jamur pada satu atau kedua sisi paru-paru
yang menyebabkan kantung udara, atau alveoli paru-paru terisi dengan cairan atau nanah
sehingga terjadi gangguan inspirasi dan ekspirasi yang kurang efektif dan munculnya
masalah keperawatan ketidakefetifan bersihan jalan napas. Tujuan dari studi kasus ini adalah
menerapkan asuhan keperawatan dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada kasus
pneumonia di RUMKITAL Dr.Ramelan Surabaya. Metode yang digunakan yaitu deskriptif
dalam bentuk studi kasus. Partisipan terdiri atas 2 pasien dengan masalah ketidakefektifan
bersihan jalan nafas. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, pemeriksaan fisik, dan
studi dokumentasi. Hasil dari asuhan keperawatan secara menyeluruh selama 3 hari
didapatkan hasil pada partisipan 1 masalah teratasi dengan sudah tidak sesak nafas,tidak
batuk dan mampu memahami ketika peneliti memberikan intervensi dan sudah tidak batuk
sedangkan partisipan 2 sudah tidak sesak nafas tetapi masih batuk dikarenakan partisipan 2
mempunyai riwayat penyakit asma, tidak mau mobilisasi dan tidak mau minum air putih.
Fokus intervensi ditujukan pada observasi frekuensi, kedalaman pernafasan dan pergerakan
dada, posisi semi fowler, minum air hangat, postural drainage, terapi nebulizer.

Kata kunci : Pneumonia, ketidakefektifan bersihan jalan nafas

ABSTRACT

Jurnal D3 Keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto


Lufiati_ Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Ketidakefektifan Bersihan
Jalan Nafas Pada Kasus Pneumonia Di RUMKITAL Dr.Ramelan Surabaya
Pneumonia is a bacterial, viral, or fungal infection of one or both sides of the lung
causing the air sac, or the lung alveoli filled with fluid or pus, resulting in less effective
inspiratory and expiratory disorders and the emergence of nursing inefficiency problems of
airway clearance. The purpose of this case study is to apply nursing care with ineffective
airway clearance in cases of pneumonia at RUMKITAL Dr.Ramelan Surabaya. The method
used is descriptive in the form of case study. Participants consisted of 2 patients with airway
ineffectiveness problems. Data collection techniques include interviews, physical
examination, and documentation studies. Result of comprehensive nursing care for 3 days got
result in participant 1 problem resolved with no shortness of breath due to participant 1
cooperative when researcher give intervention and have no cough while participant 2 is not
breathless but still cough because participant 2 have history of asthma disease , do not want
to mobilize and do not want to drink water. The focus of the intervention is on frequency
observation, depth of breathing and chest movement, semi-fowler position, drinking warm
water, postural drainage, nebulizer therapy.

Keywords: Pneumonia, ineffective clearance of airway

Jurnal D3 Keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto


Lufiati_ Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Ketidakefektifan Bersihan
Jalan Nafas Pada Kasus Pneumonia Di RUMKITAL Dr.Ramelan Surabaya
PENDAHULUAN infeksi saluran napas akut termasuk
pneumonia dan influenza. Insidensi
Infeksi saluran pernafasan bawah sering
pneumonia komuniti di Amerika adalah
terjadi sebagai akibat dari perluasan
12 kasus per 1000 orang per tahun dan
infeksi saluran atas yang pada umumnya
merupakan penyebab kematian utama
berkaitan dengan penyakit pneumonia.
akibat infeksi pada orang dewasa di
Pneumonia adalah salah satu penyakit
negara itu. Angka kematian akibat
peradangan akut parenkim paru yang
pneumonia di Amerika adalah 10%
biasanya dari suatu infeksi saluran
(Sativa, 2013).
pernafasan bawah akut (ISNBA)
Di Indonesia, prevalensi kejadian
(Sylvia,2015). Menurut National Heart,
pneumonia sebesar 4,5%. Selain itu,
Lung, and Blood Institute (NHLBI) 2016,
pneumonia merupakan salah satu dari
pneumonia adalah infeksi bakteri, virus,
10 besar penyakit rawat inap di rumah
atau jamur pada satu atau kedua sisi paru-
sakit, dengan proporsi kasus 53,95%
paru yang menyebabkan kantung udara,
laki-laki dan 46,05% perempuan.
atau alveoli, paru-paru untuk mengisi
Pneumonia memiliki tingkat crude
dengan cairan atau nanah. Penyakit
fatality rate (CFR) yang tinggi, yaitu
pneumonia biasanya ditandai dengan
7,6% (Kementerian Kesehatan RI,
gejala batuk dan disertai dengan sesak
2013). Berdasarkan data Riset
nafas yang disebabkan agen infeksius
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013,
seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi),
prevalensi pneumonia pada usia lanjut
dan aspirasi substansi asing, berupa radang
mencapai 15,5%.
paru – paru yang disertai eksudasi dan
Hasil studi pendahuluan di RSAL
konsolidasi, masalah keperawatan yang
Surabaya menunjukkan bahwa pada
terjadi pada klien yang mengalami
tahun 2015 terdapat 100 pasien yang
pneumonia adalah bersihan jalan nafas
mengalami pneumonia, kemudian pada
tidak efektif (Nurarif&Kusuma, 2015)
tahun 2016 terdapat 137 pasien, serta
Laporan WHO 2013 menyebutkan
pada tahun 2017 terdapat 176 pasien,
bahwa penyebab kematian tertinggi
dan terakhir pada tanggal 1-8 januari
akibat penyakit infeksi di dunia adalah
2018 terdapat 19 pasien yang

Jurnal D3 Keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto


Lufiati_ Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Ketidakefektifan Bersihan
Jalan Nafas Pada Kasus Pneumonia Di RUMKITAL Dr.Ramelan Surabaya
mengalami pneumonia. Untuk tabulasi sputum. Sputum hijau ini sering
pada kasus pneumonia di RSAL ditemukan pada penderita
Surabaya 100% semua mengalami bronkhiektatis karena penimbunan
ketidakefektifan bersihan jalan nafas sputum dalam bronkus yang melebar
karena produksi secret berlebihan atau dan terinfeksi. Sputum merah muda dan
meningkat. berbusa kemungkinan tanda edema paru
Penyebab pneumonia yang terjadi akut. Sputum berbau busuk
karena bakteri mencapai 70%, yang di kemungkinan ada abses
sebabkan karena virus 10%, pneumonia paru/bronkhiektasis.
akibat infeksi pneumocytis 80%, Penumpukan sputum yang
sedangkan pneumonia yang didapat berlebihan dapat mengakibatkan batuk
dikomunitas memiliki prosentase 66% produktif, sesak nafas dan penurunan
(LeMone, 2015) kemampuan batuk efektif akibatnya
Adanya sumber infeksi di saluran dapat menyumbat jalan
pernafasan menyebabkan aspirasi pernafasan,sehingga muncul diagnosa
bakteri berulang kemudian keperawatan bersihan jalan nafas tidak
mengakibatkan peradangan pada efektif, maka dari pada itu kita sebagai
bronkus menyebar ke parenkim paru tenaga kesehatan berperan penting
sehingga meningkatkan produksi dalam pemberian asuahan
sputum. Sputum yang terbentuk keperawatan dan memberi pendidikan
perlahan dan terus meningkat kesehatan untuk membantu pasien
kemungkinan tanda dalam mengeluarkan sekret atau
bronkhitis/bronkhiektasi. Sputum sputum (Price & Wilson, 2013).
kekuning-kuningan kemungkinan Berdasarkan fenomena diatas maka
terjadi proses infeksi pada paru-paru penulis tertarik untuk mengambil studi
dan jika sputum berwarna kehijauan kasus keperawatan dengan judul “
kemungkinan terjadi proses Asuhan Keperawatan Dengan
penimbunan nanah. Warna hijau ini Masalah Bersihan Jalan Nafas Tidak
dikarenakan adanya verdoperoksidase Efektif Pada Kasus Pneumonia di
yang dihasilkan oleh PMN dalam RSAL Surabaya “

Jurnal D3 Keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto


Lufiati_ Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Ketidakefektifan Bersihan
Jalan Nafas Pada Kasus Pneumonia Di RUMKITAL Dr.Ramelan Surabaya
Metode pengumpulan data dalam
METODE PENELITIAN
studi kasus ini adalah sebagai berikut :
Dalam penelitian ini jenis penelitian
Pengkajian
yang digunakan adalah studi kasus.
Pengkajian adalah percakapan
Penelitian studi kasus adalah studi yang
yang bertujuan, biasanya antara dua
mengeksplorasi suatu masalah
orang yang di arahkan oleh seorang
keperawatan dengan batasan terperinci,
dengan maksud memperoleh
memiliki pengambilan data yang
keterangan. Wawancara atau interview
mendalam dan menyertakan berbagai
dilakukan dengan prinsip berdialog,
sumber informasi. Penelitian studi kasus
diskusi untuk membangun pemahaman
dibatasi oleh waktu, dan tempat, serta
dan pemaknaan dalam memecahkan
kasus yang dipelajari berupa peristiwa,
masalah (Asmara, 2013). Observasi
aktivitas atau individu. Studi kasus ini
dan pemeriksaan fisik merupakan
adalah studi untuk mengeksplorasi
hasil perbuatan jiwa secara aktif dan
masalah asuhan keperawatan pada klien
penuh perhatian untuk menyadari
dengan masalah ketidakefektifan bersihan
adanya rangsangan. Pengamatan dapat
jalan nafas pada kasus Pneumonia di
dilakukan dengan seluruh alat indra,
RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya..
tidak terbatas hanya pada apa yang
Batasan istilah dalam studi kasus ini
dilihat (Saryono, 2013). Beberapa
Pneumonia Pneumonia adalah salah satu
informasi yang diperoleh dari hasil
penyakit peradangan akut parenkim paru
observasi adalah ruang (tempat), pelaku,
yang biasanya dari suatu infeksi saluran
kegiatan, objek, perbuatan, kejadian
pernafasan bawah akut (ISNBA) Jumlah
atau peristiwa, waktu dan perasaan.
partisipan yang akan digunakan sebanyak
Alasan penelitian melakukan observasi
2 orang dengan karakteristik: Klien yang
adalah untuk menyajikan gambaran
terdiagnosa pneumonia baik karena virus
realistis perilaku atau kejadian, untuk
atau bakteri. Klien pneumonia yang tidak
menjawab pertanyaan, untuk membantu
mengalami komplikasi. Klien pneumonia
mengerti perilaku manusia dan untuk
yang usia lanjut.
evaluasi yaitu melakukan pengukuran

Jurnal D3 Keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto


Lufiati_ Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Ketidakefektifan Bersihan
Jalan Nafas Pada Kasus Pneumonia Di RUMKITAL Dr.Ramelan Surabaya
terhadap aspek tertentu melakukan Dari hasil studi kasus bahwa
umpan baik terhadap pengukuran partisipan 1 atas nama Ny.S memiliki
tersebut. Studi Dokumentasi keluhan utama batuk dan sesak nafas, dari
merupakan kegiatan mencari data atau riwayat penyakit sekarang pasien
variable dari sumber berupa catatan, mengatakan batuk sudah 1 bulan tidak
transkip, buku, agenda dan sebagainya. sembuh-sembuh, kemudian sesak nafas.
Yang diamati dalam studi dokumentasi Pada hari Selasa,13 Maret 2018 pada
adalah benda mati (Saryono, 2013). pukul 11.30 lalu di bawa ke RS.Wiyung
Dalam studi kasus ini menggunakan Sejahtera, kemudian di rujuk ke
studi dokumentasi berupa catatan hasil RUMKITAL DR.Ramelan pada hari Rabu,
data rekam medic, dari pemeriksaan 14 Maret 2018 pada pukul 13.35 saat di
diagnostic dan data lain yang releven. RSAL riak bisa keluar warna putih.
Sebelumnya pasien mengatakan memiliki
HASIL DAN PEMBAHASAN
riwayat hipertensi saat usia 30 tahun serta
Hasil
didalam anggota keluarganya tidak ada
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di
yang pernah mengalami penyakit yang di
RUMKITAL DR. RAMELAN Surabaya.
deritanya. Pada partisipan 2 atas nama
Pengambilan data dan penelitian ini
Ny.M didapatkan keluhan utama mengeluh
dilakukan di Ruang Paru di temukan 2
batuk, sesak nafas, dada terasa berat dari
orang pasien dengan ketidakefektifan
riwayat penyakit sekarang pasien
bersihan jalan nafas.
mengatakan batuk sudah 1 bulan tidak
PEMBAHASAN
sembuh-sembuh, kemudian sesak nafas
PENGKAJIAN pada hari Selasa,13 Maret 2018 lalu di
Berdasarkan dari hasil pengkajian bawah ke RS.Siti Khotijah pada pukul
partisipan 1 berusia 77 tahun dan 20.00 kemudian di rujuk ke RUMKITAL
partisipan 2 berusia 70 tahun. Kedua klien Dr.Ramelan pada hari Rabu,14 Maret 2018
tersebut tergolong usia lansia. Kedua klien pukul 00.15 saat di RSAL riak bisa keluar
berjenis kelamin perempuan yang warna hijau. Sebelumnya pasien
mengalami penyakit Pneumonia. mengatakan memiliki riwayat hipertensi
dan asma saat usia 40 tahun. Dalam

Jurnal D3 Keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto


Lufiati_ Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Ketidakefektifan Bersihan
Jalan Nafas Pada Kasus Pneumonia Di RUMKITAL Dr.Ramelan Surabaya
keluarga tidak ada yang pernah mengalami (irama, frekuensi, kedalaman), fase
penyakit yang di deritanya. Dari ekspirasi memanjang, orthopneu dan
keseluruhan hasil studi kasus pada penggunaan otot bantu pernafasan.
pengkajian pola fungsi kesehatan pada RENCANA KEPERAWATAN
partisipan 1 dan partisipan 2 ditemukan Pada Perencanaan Keperawatan
persamaan yaitu kedua klien memiliki merupakan intervensi yang harus
keluhan utama batuk dan sesak nafas, dari dilakukan dalam mengatasi permasalahan
riwayat kesehatan kedua klien mengalami yang muncul.Pada tahap ini penulis
batuk-batuk lebih 1 minggu, disertai sesak membuat rencana tindakan keperawatan
nafas. sesuai dengan teori yang meliputi tujuan
DIAGNOSA KEPERAWATAN dan kriteria hasil yang dirumuskan dan
Pada diagnosa keperawatan pada telah ditetapkan sebelumnya, serta
partisipan 1 dan partisipan 2 adalah penulisan rencana tindakan yang
ketidakefektifan bersihan jalan nafas operasional.Peneliti membuat intervensi
berhubungan dengan hiperventilasi dengan tujuan setelah dilakukan tindakan
ditandai dengan keluarga pasien keperawatan 1x24 jam diharapkan
mengatakan batuk dan sesak nafas, pasien bersihan jalan nafas efektif. Dari hasil
terlihat batuk-batuk dan sesak, terdengar rencana keperawatan yang dilakukan
suara nafas tambahan ronkhi dan adanya sudah sesuai dengan diagnosa keperawatan
pernafasan cepat, pasien tidak mampu yang muncul pada partisipan 1 dan
melakukan batuk efektif dan sekret tidak partisipan 2.Sehingga disini ada
dapat keluar. kesesuaian antara tinjauan pustaka dengan
Menurut Nanda (2015) kasus yang dialami partisipan 1 dan
ketidakefektifan bersihan jalan adalah partisipan 2
inspirasi atau ekspirasi yang tidak member Penulis melakukan intervensi pada
ventilasi yang adekuat. Batasan partisipan 1 dan partisipan 2 antara lain :
karakteristik dari diagnosa keperawatan 1. Observasi frekuensi atau
ketidakefektifan bersihan jalan nafas kedalaman pernafasan dan
adalah ada takipnea,dipsnea, pernafasan gerakan dada
cuping hidung, pola napas abnormal 2. Berikan pasien posisi semi fowler

Jurnal D3 Keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto


Lufiati_ Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Ketidakefektifan Bersihan
Jalan Nafas Pada Kasus Pneumonia Di RUMKITAL Dr.Ramelan Surabaya
3. Lakukan fisioterapi dada / Evaluasi peneliti : pada klien 1 dan 2
postural drainage menunjukkan adanya persamaan pada
4. Pemberian terapi nebulizer tanda dan gejala seperti frekuensi
dengan ventholin pernfasan cepat. Intervensi yang dilakukan
IMPLEMENTASI berpengaruh untuk mengetahui kondisi
Pelaksanaan merupakan inisiatif dari awal pasien sebelum dilakukan tindakan
rencana tindakan untuk mencapai tujuan keperawatan.
yang spesifik (Alimul, 2009). Berikut ini 2. Menganjurkan keluarga untuk
merupakan tindakan serta hasil yang telah memberikan posisi nyaman pada
dilakukan pada partisipan 1 dan partisipan pasien seperti semi-fowler
2: Respon partisipan 1 : pasien dapat
1. Mengobservasi frekuensi atau menunjukkan istirahat tidurnya nyaman
kedalaman pernafasan dan gerakan dan tidak terganggu
dada pada hari ke 1 sampai hari ke 3 Respon partisipan 2 : pasien dapat
Respon partisipan 1 : pada hari ke 1 menunjukkan istirahat tidurnya nyaman
frekuensi pernafasan 25x/menit, pada hari dan tidak terganggu
ke 2 frekuensi pernafasan 23x/menit, dan Teori : menurut Suriadi & Yuliani 2010
pada hari ke 3, frekuensi pernafasan posisi semi fowler atau kepala yang lebih
20x/menit tinggi dapat memungkinkan ekspansi paru
Respon partisipan 2 : pada hari ke 1 dan memudahkan pernapasan
frekuensi pernapasan 26x/menit, pada hati Evaluasi peneliti : posisi yang dianjurkan
ke 2 frekuensi pernapasan 24x/menit, dan pada partisipan 1 dan partisipan 2
pada hari ke 3 frekuensi pernapasan memberikan pengaruh yang sama.
20x/menit Intervensi ini berguna bagi pasien yang
Teori : Menurut teori Arif Muttaqin mengalami kesukaran bernapas.
2008 pada pemeriksaan fisik penderita 3. Melakukan postural drainase
Pneumonia didapatkan adanya Respon partisipan 1 : pasien dapat
peningkatan frekuensi nafas cepat dan mengeluarkan produksi sputum, sputum
dangkal. berwarna putih

Jurnal D3 Keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto


Lufiati_ Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Ketidakefektifan Bersihan
Jalan Nafas Pada Kasus Pneumonia Di RUMKITAL Dr.Ramelan Surabaya
Respon partisipan 2 : pasien dapat didapati respon berbeda. Pada
mengeluarkan produksi sputum, sputum implementasi ini antara teori dan fakta
berwarna hijau terdapat kesenjangan. Kesenjangan
Teori : Fisioterapi dada atau drainase tersebut disebabkan karena respon tubuh
postural bertujuan meningkatkan efisiensi berbeda-beda.
pola pernapasan dan membersihkan jalan EVALUASI
napas ( A. Hidayat, 2008). Evaluasi adalah tahapan akhir dari
Evaluasi peneliti : melakukan tindakan proses keperawatan. Evaluasi dilakukan
postural drainase sengat efektif diberikan pada hari terakhir setelah melaksanakan
pada kedua klien, kedua klien kooperatif tindakan keperawatan selama jangka
saat dilakukan tindakan postural drainase. waktu yang telah ditentukan dalam
4. Pemberian terapi nebulizer dengan perencanaan keperawatan. Dari hasil studi
ventholin kasus didapatkan hasil evaluasi pada
Respon partisipan 1 : pasien dapat partisipan 1 dan partisipan 2 yaitu setelah
mengeluarkan secret yang tertahan, klien 3x24 jam dilakukan tindakan keperawatan
dapat batuk, sputum berwarna putih pada partisipan 1 atas nama Ny.S
Respon partisipan 2 : pasien dapat ketidakefektifan bersihan jalan nafas dapat
mengeluarkan secret yang tertahan, klien teratasi, hal ini dapat dibuktikan dari
dapat batuk,sputum berwarna hijau. kriteria hasil yang sudah tercapai yaitu
Teori : Nebulizer dapat memobilisasi pasien mengatakan sudah tidak batuk dan
sekresi paru dan memudahkan sesak, dari hasil pemeriksaan secara
pembuangan secret ( A. Hidayat, 2008), ( objektif tidak ada suara tambahan ronkhi,
suriadi & Yuliani, 2010). serta frekuensi pernafasan normal
Evaluasi peneliti : pemberian terapi 20x/menit. Sedangkan pada partisipan 2
nebulizer memberikan respon yang efektif atas nama Ny.M ketidakefektifan bersihan
bagi partisipan 1 dan partisipan 2, pasien jalan nafas teratasi sebagian, hal ini dapat
dapat mengeluarkan sputum yang tertahan. dibuktikan dari beberapa kriteria hasil
Partisipan 1 didapati jalan napas efektif yang sudah tercapai yaitu pasien
dengan karakteristik tidak sesak, tidak mengatakan masih batuk, sudah tidak
batuk, sedangkan pada partisipan 2 sesak, dari hasil pemeriksaan secara

Jurnal D3 Keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto


Lufiati_ Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Ketidakefektifan Bersihan
Jalan Nafas Pada Kasus Pneumonia Di RUMKITAL Dr.Ramelan Surabaya
objektif terdapat suara nafas tambahan 1. Saran
ronkhi, frekuensi pernafasan 20x/menit. Bagi institusi pelayanan kesehatan
Terdapat kesenjangan dari kasus diatas, (Rumah Sakit)
kedua klien sama-sama diberikan tindakan
Diharapkan rumah sakit dapat
keperawatan yang sama tetapi dengan
memberikan pelayanan kesehatan yang
respon yang berbeda. Menurut pendapat
optimal dengan dibuatnya SAK untuk
peneliti hal itu dapat terjadi karena banyak
dijadikan acuan dalam melaksanakan
faktor, beberapa faktor yang dapat ditinjau
perawatan pasien khususnya pada pasien
untuk dijadikan penyebab adalah karena
dengan masalah ketidakefektifan bersihan
pada partisipan 2 atas nama Ny.M
jalan nafas pada kasus Pneumonia.
sebelumnya memiliki riwayat asma
sehingga saluran nafas pada penderita Bagi tenaga kesehatan
asma lebih sensitif akan lebih mudah
Diharapkan tenaga kesehatan dapat
mengalami radang dan infeksi, selain itu
berkolaborasi dengan lebih baik guna
selama sakit partisipan 2 tidak mau
untuk melakukan perawatan yang optimal
mobilisasi sehingga paru-paru akan terjadi
dan pelayanan yang profesional pada
atelectasis / pengembangan paru yang
pasien khususnya pada pasien yang
tidak sempurna serta tidak mau latihan
mengalami pneumonia dengan
tarik nafas dalam sehingga dada tidak
ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang
dapat mengembang penuh dan klien tetap
harus dilakukan observasi ketat dalam
mengalami sesak nafas dan jarang minum
pemberian intake baik makanan maupun
air putih sehingga kekentalan dahak yang
minuman serta monitoring pernafasan
mengakibatkan dahak susah keluar.
pasien
Keadaan ini juga sangat dipengaruhi oleh
daya tahan tubuh pasien serta lingkungan Bagi institusi pendidikan

yang efektif. Institusi pendidikan dapat


KESIMPULAN DAN SARAN menerapkan profesionalitas kerja kepada
1. Kesimpulan peserta didik sehingga terciptanya tenaga
Fisioterapi dada sangat penting bagi pasien kesehatan yang terampil, bermutu,
ketidakefektifan bersihan jalan nafas.

Jurnal D3 Keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto


Lufiati_ Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Ketidakefektifan Bersihan
Jalan Nafas Pada Kasus Pneumonia Di RUMKITAL Dr.Ramelan Surabaya
inovatif, dan mampu memberikan asuhan Berdasarkan Diagnosa Medias dan
keperawatan secara komprehensif. Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 3.
Jogjakarta: Mediaction Jogja.
DAFTAR PUSTAKA
Price, S., & Wilson, L. (2013).
Alatas, H., Karyomanggolo, W., Musa, D. Patofisiologi : Konsep Klinik
A., Boediarso, A., & Oesman, N. I. Proses-Proses Penyakit. Jakarta:
(2013). Dasar-Dasar Metodologi Kedokteran EGC.
Penelitian Klinis. Jakarta: CV
SAGUNG SETO. Somantri, I. (2009). Asuhan Keperawatan
pada Pasien dengan Gangguan
Andarmoyo, S. (2013). Buku Ajar Sistem Pernapasan . Jakarta:
Keperawatan Medikal Bedah. Salemba Medika.
Jakarta: EGC.
Sudoyo, d. (2010). Buku Ajar Ilmu
Bararah, T. (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam jilid 3 Edisi V.
jilid 1. Jakarta: Prestasi Pustaka. Jakarta: Pusat Penerbit Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas
Carpenito, L. J. (2013). Buku Saku
Universitas Indonesia.
Diagnosis Keperawatan. Jakarta:
EGC. Suprapto, & Wahid. (2013). Asuhan
Keperawatan pada Gangguan
Erlien. (2008). Penyakit Saluran
Sistem Respirasi. Jakarta: Trans
Pernapasan. Jakarta: PT.Sunda
Info Media.
Kelapa Pustaka.
Suriadi, & Yuliani. (2010). Asuhan
LeMone, P. (2015). Buku Ajar
Keperawatan pada Gangguan
Keperawatan Medikal Bedah.
Sistem Respirasi. Jakarta:
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
PT.Percetakan Penebar Swadaya.
Manurung, S. (2009). Gangguan Sistem
Pernafasan Akibat Infeksi. Jakarta-
Timur: CV.Trans Info Media.

Muttaqin, A. (2008). Asuhan Keperawatan


Klien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan . Jakarta: Salemba
Medika.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015).


Aplikasi Asuhan Keperawatan

Jurnal D3 Keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto


Lufiati_ Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Ketidakefektifan Bersihan
Jalan Nafas Pada Kasus Pneumonia Di RUMKITAL Dr.Ramelan Surabaya

Anda mungkin juga menyukai