Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“Pemanfaatan Media Realia dalam Mengenal Konsep Bilangan Bagi Anak Tunagragita
dengan Program Pembelajaran Individual (PPI)”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Progam Pembelajaran Individual
Pendidikan Luar Biasa 2019

Dosen Pengampu: Ima Kurrotun Ainin, S.pd., M.pd


Disusun Oleh
Kelompok 3:
Yani Rahmah Wati (19010044056)
Ajeng Dwi Kusuma Lestari (19010044049)
Widyadhari Milenia Vanosta (19010044074)
Enggar Fadillah (19010044067)
Ikhda Zahrotul Latifah (19010044087)
Salsabila Rahma Dyanti (19010044085)
Viktorius Bang (19010044092)

PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2021
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, nikmat dan hidayah serta
karunia- Nya yang tak dapat dinilai dan tidak dapat dihitung sehingga kami bisa menyusun
dan menyelesaikan makalah ini hingga selesai. Makalah yang berjudul “Pemanfaatan Media
Realia dalam Mengenal Konsep Bilangan Bagi Anak Tunagragita dengan Program
Pembelajaran Individual (PPI)” ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Progam
Pembelajaran Individual. Makalah ini berisikan mengenai progam pembelajaran individual
yang dirancang dan disesuaikan dengan karakteritik dan kebutuhan anak tuna grahita.
Adapun, penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami ucapkan
permohonan maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan dan penyusunan makalah ini.
Penulis berharap pembaca makalah ini dapat memberi saran dan masukan agar di kemudian
hari kami bisa membuat tugas akhir yang lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengucapkan
terima kasih kepada segala pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu atas bantuannya
dalam penyusunan makalah ini.

Surabaya, 15 Maret 2021

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN

4
BAB II
PEMBAHASAN

Inti Kegiatan PPI (Program Pembelajaran Individual)


Tahapan Kegiatan inti Pembelajaran Individual (Mercer, 1989) dapat dilakukan beberapa
cara dan tahapan, seperti:
1. Tahap Penyajian (Presentation)
a. Pendahuluan (Advance organizer)
1) Guru menciptakan kesiapan belajar siswa dengan memberikan motivasi/perhatian
siswa
2) Guru memberitahukan tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan
pembelajaran
3) Guru menjelaskan mengenai materi yang akan diajarkan
4) Guru menjelaskan mengenai alternatif kegiatan belajar yang akan digunakan
5) Guru menunjukkan manfaat materi yang dipelajari
6) Guru membuat kaitan dan meminta siswa mengemukakan pengalaman yang
berkaitan dengan materi yang akan dibahas
b. Demonstrasi dan modeling
1) Guru secara hati-hati menjelaskan setiap langkah kegiatan yang akan dilakukan
serta mendemonstrasikan keterampilan atau subketerampilan yang akan dibahas
kepada siswa.
2. Praktek dengan Pengawasan (Controlled practice)
a. Siswa mempraktekkan tugas yang dipilih
1) Siswa mempraktekan tugas yang dipilih (keterampilan atau subketerampilan)
dengan bimbingan berupa instruksi-instruksi atau isyarat atau prompts dari guru,
kemudian guru memberikan penguatan dan umpan balik yang bersifat korektif.
2) Siswa mempraktekan tugas yang dipilih (keterampilan atau subketerampilan)
dengan controlled melalui suatu criteria yang telah ditetapkan. Guru memberikan
penguatan dan umpan balik yang bersifat korektif
3. Praktek secara Mandiri (Independent practice)

5
a. Siswa mempraktekan keseluruhan tugas
1) Siswa mempraktekan keseluruhan tugas dengan suatu criteria yang ditetapkan.
Kemudian, guru memberikan penguatan dan umpan balik yang bersifat korektif.
b. Siswa mempraktekan berbagai tugas sejenis dengan yang dipilih
1) Siswa mempraktekan tugas yang disajikan dalam berbagai materi dan buku kerja,
dan dalam berbagai seting (ruang sumber, kelas regular, dan rumah) dengan suatu
kriteria yang telah ditentukan. Kemudian, guru memberikan penguatan dan
umpan balik yang bersifat korektif.
2)

*Contoh Inti Kegiatan :


Judul :
“Pemanfaatan Media Realia dalam Mengenal Konsep Bilangan Bagi Anak Tunagragita
dengan Program Pembelajaran Individual (PPI)”
Sasaran:
Anak Tunagrahita sedang kelas 1, dengan tema “Diriku” subtema “Aku dan Teman Baruku”
Pembukaan:
Dalam program pembelajaran yang memanfaatkan media realia ini, pembelajaran dilakukan
dengan mengenalkan konsep bilangan satu hingga lima sesuai dengan rancangan kegiatan
(RPP) dan evaluasi sebelum layanan dimulai. Media realia merupakan objek nyata yang
terhubung langsung dengan objek atau materi yang akan diberikan kepada siswa atau media
tradisional yang dibagi dalam bentuk model atau manipulasi benda atau dalam bentuk
aslinya. Media ini dapat digunakan sebagai alat bantu mengajar tentang konsep bilangan,
karena media realia atau benda nyata yang dihadirkan kedalam kelas untuk keperluan
informasi berupa benda objek aslinya (Sugiarti Vol 3 : 1).
Konsep bilangan secara fakta yang dikenali melalui sensori kita, Menurut Suejadi (2000:14)
Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menjelaskan atau mengklasifikasikan
sekelompok objek. Anak tunagrahita yang menjadi subjek penelitian ini adalah anak mampu
didik yang memiliki keterbatasan untuk mengikuti pelajaran di sekolah reguler. Disamping
punya keterbatasan tersebut mereka masih memiliki potensi yang perlu dikembangkan seperti
kemampuan mengurus diri, membaca, menulis dan berhitung secara sederhana (Maria J.
Wantah 2007: 15 ).
Materi
“Pengenalan konsep bilangan 1 sampai 5 dengan menggunakan media realia”
Jadwal
Dapat dilakukan dengan durasi 2x30 menit, 2 kali pertemuan.
Strategi

6
Aspek Perkembangan: anak mampu mengenal, membilang, menyebutkan, menghitung dan
menulis angka bilangan 1 hingga 5
a. Kegiatan awal
1. Guru memberikan sapaan/salam kepada siswa dengan semangat dan juga motivasi
2. Guru memberikan pengetahuan mengenai benda-benda nyata di sekitar yang juga
dapat dihitung
b. Kegiatan inti
1. Guru memastikan siswa dapat mengenal benda nyata di sekitarnya, seperti : pensil,
penghapus dan permen. Sebagai contoh yang dapat diihitung yaitu pensil dan permen.
2. Guru memperagakan mengambil dan menghitung pensil di depan siswa. Misal
“satu..., dua...., tiga...., empat....., lima....” kemudian siswa diminta untuk menghitung
banyak pensil yang ada di tangan guru.
3. Guru membuat pengulangan peragaan dengan menggunakan permen dengan
mengambil dan menghitung permen di depan siswa, yang kemudian siswa diminta
untuk menghitungnya kembali.
4. Guru membuat pengelompokkan benda dengan angka (mencocokkan). Misalnya, guru
terlebih dahulu mengelompokkan 1 buah penghapus, 2 buah pensil, 3 buah
penghapus, 4 buah permen , dan 5 buah pensil. Kemudian, guru membuat angka di
sebuah kertas yang agak lebar yang kira-kira disebelahnya ada space untuk benda.
Kemudian, anak ddiminta untuk menghitung masing-masing benda yang
dikelompokkan, dan menaruhnya di sebelah angka yang sesuai.
5. Guru membuat pengelompokkan lagi. Tetap dengan benda-benda yang sama namun
dengan jumlah pengelompokkan yang berbeda. Misal : 1 buah pensil, 2 buah permen,
3 buah penghapus, 4 buah permen dan 5 buah penghapus. Guru menyiapkan kotak
jawaban kosong di sebuah kertas yang disampingnya masing masing sudah ada benda
yang telah dikelompokkan. Kemudian, anak diminta untuk menuliskan angka dari
jumlah benda yang dikelompokkan tersebut.
6. Semua langkah kegiatan dilakan dengan pendampingan penuh oleh guru.
c. Kegiatan Penutup
1. Guru memberikan reward atas capaian siswa
2. Evaluasi

Contoh RPP harian Individu


Nama Anak :
Hari/Tanggal :

Aspek Perkembangan Kegiatan Pembelajaran Estimasi Waktu


Anak mampu mengenal, a. Kegiatan awal 2x30 menit
membilang, menyebutkan, 1. Guru memberikan
menghitung dan menulis sapaan/salam kepada
angka bilangan 1 hingga 5 siswa dengan semangat
dan juga motivasi
2. Guru memberikan
pengetahuan mengenai

7
benda-benda nyata di
sekitar yang juga dapat
dihitung

b. Kegiatan inti
1. Guru memastikan siswa
dapat mengenal benda
nyata di sekitarnya,
seperti : pensil,
penghapus dan permen.
Sebagai contoh yang dapat
diihitung yaitu pensil dan
permen.
2. Guru memperagakan
mengambil dan
menghitung pensil di
depan siswa. Misal
“satu..., dua...., tiga....,
empat....., lima....”
kemudian siswa diminta
untuk menghitung banyak
pensil yang ada di tangan
guru.
3. Guru membuat
pengulangan peragaan
dengan menggunakan
permen dengan
mengambil dan
menghitung permen di
depan siswa, yang
kemudian siswa diminta
untuk menghitungnya
kembali.
4. Guru membuat
pengelompokkan benda
dengan angka
(mencocokkan). Misalnya,
guru terlebih dahulu
mengelompokkan 1 buah
penghapus, 2 buah pensil,
3 buah penghapus, 4 buah
permen , dan 5 buah
pensil. Kemudian, guru
membuat angka di sebuah
kertas yang agak lebar
yang kira-kira
disebelahnya ada space
untuk benda. Kemudian,
anak ddiminta untuk
menghitung masing-

8
masing benda yang
dikelompokkan, dan
menaruhnya di sebelah
angka yang sesuai.
5. Guru membuat
pengelompokkan lagi.
Tetap dengan benda-benda
yang sama namun dengan
jumlah pengelompokkan
yang berbeda. Misal : 1
buah pensil, 2 buah
permen, 3 buah
penghapus, 4 buah permen
dan 5 buah penghapus.
Guru menyiapkan kotak
jawaban kosong di sebuah
kertas yang disampingnya
masing masing sudah ada
benda yang telah
dikelompokkan.
Kemudian, anak diminta
untuk menuliskan angka
dari jumlah benda yang
dikelompokkan tersebut.
6. Semua langkah kegiatan
dilakan dengan
pendampingan penuh oleh
guru.

c. Kegiatan Penutup
1. Guru memberikan reward
atas capaian siswa
2. Evaluasi / Umpan Balik

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Jadi dalam program pembelajaran yang memanfaatkan media realia mengenalkan konsep
bilangan satu hingga lima sesuai dengan rancangan kegiatan (RPP) dan evaluasi sebelum layanan
dimulai. Media realia merupakan objek atau materi yang akan diberikan kepada siswa dengan media
tradisional yang dibagi dalam bentuk model atau manipulasi benda atau dalam bentuk asli. Dan
media ini cocok untuk pembelajaran anak tuna grahita.

9
Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat jauh dari
kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber
yang dapat dipertanggung jawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran dari pembahasan makalah di atas.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber:
Hasan, Y., Muspita, R., & Efrina, E. (2018). Pemanfaatan Media Realia dengan Program
Pembelajaran Individual dalam Mengenal Konsep Bilangan Bagi Anak Tunagrahita.
Jurnal Pendidikan Kebutuhan Khusus, 4.
Iskandar, H. (2018). Prosedur Operasi Standar Pendidikan Anak Usia Dini Inklusif Program
Pembelajaran Individual. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Mercer. (1989). Teaching Student With Learning Problems. USA : Merill Publishing
Company.

10

Anda mungkin juga menyukai