Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA
MODUL I : GERAK PELURU

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK (8)
1. Rizal Ardiansyah (20101065)
2. Intan Puspita Pratidina (20101066)
3. Rizki Yandira (20101067)
4. Annamusul Akbar (20101068)
Praktikum Tanggal : 07 April 2021
Dosen Pengampu : Muhammad Yusro, S.T., M.Biotech
Asisten Praktikum :
1. Wahyu Bagas Laksana (17106012)
2. Dewi Qaturnnada (18106039)

LABORATORIUM FISIKA
FAKULTAS TEKNIK TELEKOMUNIKASI DAN ELEKTRO (FTTE)
INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
JL. D.I. PANJAITAN 128 PURWOKERO
2021
MODUL I
PELURU.
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Dapat memahami konsep gerak parabola/peluru
2. Daapat menghitung waktu, jarak dan ketinggian peluru yang ditembakan dengan
variasi kecepatan awal, sudut tembakan dan jenis benda

II. ALAT DAN BAHAN


1. Modul Eksperimen “Projectile Motion”
2. Website PhET Simulations “Projectile Motion”
3. Komputer atau Laptop

III. DASAR TEORI


Gerak parabola merupakan suatu gerak yang lintasannya berbentuk parabola.
Gerak parabola adalah gerak dua dimensi, yang memadukan dua sumbu yaitu sumbu
horizontal dan sumbu vertikal (Putu Artawan, 2014). Pada sumbu horizontal merupakan
Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan sumbu vertikal merupakan Gerak Lurus Berubah
Beraturan (GLBB). Asumsi yang banyak dipakai adalah gesekan udara diabaikan, meskipun
kenyataannya gesekan udara sangat berperan dalam mengurangi energi gerak benda yang
akhirnya mengurangi ukuran trayektori proyektil (Purwadi dkk, 2014). Prinsip gerak parabola
benar berlaku pada gerak benda kalau bumi homogen, ketinggian benda tetap, tekanan udara
kecil atau benda bergerak lambat, dan terjadi dikutub utara atau kutub selatan (Putu Artawan,
2014).Gerak peluru selalu mempunyai kecepatan awal. Walaupun demikian, tidak berarti
setiap gerakan yang mempunyai kecepatan awal termasuk gerak parabola. Gerak peluru
adalah gerak dimana suatu benda diberi kecepatan awal dan bergerak sejauh lintasan yang
dipengaruhi gaya gravitasi bumi (lintasannya berbentuk parabola). Komponen gerak parabola
adalah jarak dan tinggi benda. Gerak parabola sering diaplikasikan dalam bidang olahraga,
pemadam kebakaran dan kemiliteran. Dalam bidang olahraga saat seseorang menendang
bo la kegawang, maka dibutuhkan perhitungan yang akurat. Sudut dan kecepatan awal saat
menendang bola akan mempengaruhi bentuk lintasan bola[1]
Galileo menjelaskan bahwa gerak tersebut dapat dipahami dengan menganalisa
komponen-komponen horisontal dan vertikal secara terpisah. Gerak peluru adalah gerak dua
dimensi, di mana melibatkan sumbu horisontal dan vertikal. Jadi gerak parabola merupakan
superposisi atau gabungan dari gerak horisontal dan vertikal. Kita sebut bidang gerak peluru
sebagai bidang koordinat xy, dengan sumbu x horisontal dan sumbu y vertikal. Percepatan
gravitasi hanya bekerja pada arah vertikal, gravitasi tidak mempengaruhi gerak benda pada
arah horisontal. Percepatan pada komponen x adalah nol (ingat bahwa gerak peluru hanya
dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Pada arah horisontal atau komponen x, gravitasi tidak
bekerja). Percepatan pada komponen y atau arah vertikal bernilai tetap (g = gravitasi) dan
bernilai negatif /-g (percepatan gravitasi pada gerak vertikal bernilai negatif, karena arah
gravitasi selalu ke bawah alias ke pusat bumi). [2]

Gambar 1.1.1 Grafik Lintasan Gerak Parabola


(Jewett & Serway, 2008; Kanginan, 1997) menyatakan bahwa gerak parabola adalah gerak
dua dimensi dengan percepatan konstan, dimana ax = 0 dan ay = -g atau gerak sebuah benda
titik yang dilemparkan dengan arah yang tidak vertical sehingga gerakannya hanya
dipengaruhi oleh gravitasi bumi dan membuat lintasan berbentuk parabola.
Ada beberapa hal penting yang dapat di asumsikan dalam pembahasan ini, yaitu:
1) Percepatan gravitasi (g) konstan selama gerakannya berlangsung dan memiliki arah
kebawah.
2) Pengaruh hambatan udara diabaikan.
3) Rotasi bumi tidak dipengaruhi gerakan. [3]
Pada tititk awal kecepatan terurai menjadi dua vektor yaitu Vox dan Voy, sehingga untuk
mencari nilai Vo bisa menggunakan rumus
Vox=Vo . cosθ
Voy=Vo . sin θ
Vo=x=√ Vox+Voy

Komponen sumbu y
Percepatan pada komponen sumbu y adalah -g
Besar kecepatan gerak parabola pada sumbu y sebagai berikut:
vy=vo sinθ−¿

Ketinggian benda pada gerak parabola (jarak sumbu y) sebagai berikut :


1
y=vo sinθ t− g t
2
Ketinggian maksimum benda yang mengalami gerak peluru memiliki persamaan :

v o2 sin2 θ
h max=
2g

Jarak tempuh maksimum benda yang mengalami gerak peluru memiliki persamaan :
v o2 sin 2 θ
R=
g

IV. HASIL DATA


Tabel 1.41 Hasil data waktu saat peluru mencapai titik puncak, jarak maksimum
peluru dan ketinggian maksimum pada saat vo = 10 m/s dengan variasi sudut awal
tembakan.
Waktu Jarak Ketinggian
NO Kecepatan Sudut Titik Maksimum maksimum
Awal puncak (s) (m) (m)
1 30 0,51 8,83 1,27
2 45 0,72 10,19 2,55
3 60 0,88 8,83 3,82
4 10 m/s 75 0,98 5,1 4,75
5 90 1,02 0 5,1

Perhitungan secara manual :

1.1 Waktu Titik Puncak

v 0 sin θ (3¿0 ° ) 10 ×0,5 5


1. t p= tp=10 sin ¿ tp= tp= tp=0,51 s
g 9,8 9,8 9,8
v 0 sin θ 10 sin ( 45 ) ° tp=10 x 0,7 tp= 7
2. tp= tp= tp=0,72 s
g 9,8 9,8 9,8
v 0 sin θ 10 sin (6 0 ) ° tp=10 x 0,86 tp= 8,6 tp=0,88 s
3. tp= tp=
g 9,8 9,8 9,8
v 0 sin θ 10 sin 75° 10 x 0,96 9,6
4. tp= tp= tp= tp= tp=0,98 s
g 9,8 9,8 9,8
v 0 sin θ 10 sin 90° 10 x 1 10
5. tp= tp= tp= tp= tp=1,02 s
g 9,8 9,8 9,8

1.2 Jarak Maksimum


v 02 sin 2 θ 10 2 sin 2 ( 30° ) 100 x sin 60° 86,8
2. R= R= R= R= R=8,83 m
g 9,8 9,8 9,8
v 02 sin 2 θ 10 2 sin 2 ( 45° ) 100 x sin 90° 100
3. R= R= R= R= R=10,19m
g 9,8 9,8 9,8
v 02 sin 2 θ 10 2 sin 2 ( 60° ) 100 x sin 120° 86,6
4. R= R= R= R= R=8,83 m
g 9,8 9,8 9,8
v 02 sin 2 θ 10 2 sin 2 ( 75° ) 100 x sin 150° 50
5. R= R= R= R= R=5,1 m
g 9,8 9,8 9,8
v 02 sin 2 θ 10 2 sin 2( 90° ) 100 x sin 180° 0
6. R= R= R= R= R=0 m
g 9,8 9,8 9,8
1.3 Ketinggian Maksimum
v o2 sin2 θ 102 sin 2 30 h =100 x 0,25 ¿ h = 25
1. h max= =hmax = max max
2g 2 ( 9,8 ) 19,6 19,6

=h max=1,27 m
v o2 sin2 θ 102 sin2 45 h =100 x 0, 49 h = 49
2. h max= h max= max max
2g 2 ( 9,8 ) 19,6 19,6

= h max = 2,55 m
v o2 sin2 θ 1 02 sin 2 4 5 100(0.49) 49
3. h max= h max= h max= h max
2g 2(9,8) 2(9,8) 19,6
= h max = 3,82 m
v o2 sin2 θ 102 sin2 75 h =100 x 0,9216 h = 92,16
4. h max= h max= max max
2g 2(9,8) 19,6 19,6
=h max=¿ 4,75m
v o2 sin2 θ 102 sin2 90 h =100 x 1 h = 100
5. h max= h max= max max
2g 2 ( 9,8 ) 19,6 19,6

= h max=¿ 5,1 m

Tabel 1.4.2 Hasil data waktu saat peluru mencapai tiktik puncak, jarak maksimum peluru dan ketinggian
maksimum pada saat θ = 45⁰ dengan variasi kecepatan tembakan

No Kecepatan Sudut Waktu Jarak Maksimum Ketinggian


awal (m/s) titik puncak (s) (m) maksimum
1 5 m/s 0,36 s 2,55 m 0,64 m
2 10 m/s 0.72 s 10,19 m 2,55 m
3 15 m/s 1,08 s 22,94 m 5,73 m
4 20 m/s 45⁰ 1,44 s 40,27 m 10,19 m
5 25 m/s 1,8 s 63,71 m 15,93 m

2.1 Waktu Titik Puncak

v 0 sin θ 5 sin 4 5 ° 5 x 0 ,7 3,5


1. t p= tp= tp= tp= tp =0,36 s
g 9,8 9,8 9,8
v 0 sin θ 10 sin 4 5 ° 10 x 0,7 7
2.tp= tp= tp= tp= tp=0,714 s
g 9,8 9,8 9,8
v 0 sin θ 15 sin 4 5 ° 15 x 0,7 10,5
3.tp= tp= tp= tp= tp=1,08 s
g 9,8 9,8 9,8
v 0 sin θ 20 sin 4 5 ° 20 x 0,7 14
4.tp= tp= tp= tp= tp=1,43 s
g 9,8 9,8 9,8
v 0 sin θ 25 sin 4 5 ° 25 x 0,7 17,5
5.tp= tp= tp= tp= tp=1,78 s
g 9,8 9,8 9,8
2.2 Jarak Maksimum

v 02 sin 2 θ 52 sin 2 ( 45° ) 25 x sin 90° 25


1, R= R= R= R= R=2,55 m
g 9,8 9,8 9,8
v 02 sin 2 θ 10 2 sin 2( 45° ) 100 x sin 90° 100
2. R= R= R= R= R=10.2 m
g 9,8 9,8 9,8
v 02 sin 2 θ 152 sin 2(45° ) 225 x sin 90° 225
3. R= R= R= R= R=22,95 m
g 9,8 9,8 9,8
v 02 sin 2 θ 20 2 sin 2(45° ) 400 x sin 90° 400
4. R= R= R= R= R=40,81 m
g 9,8 9,8 9,8
v 02 sin 2 θ 25 2 sin 2(45° ) 625 x sin 90° 625
5. R= R= R= R= R=63,77 m
g 9,8 9,8 9,8

2.3 Ketinggian Maksimum

5 2 sin 2 45
v o2 sin2 θ hmax  25(0.49) 12,25
1.
h max= 2(9,8) h max= 2(9,8) h max= 19,6
2g

=h max=0,62 m
10 2 sin 2 45
v o2 sin2 θ hmax  100(0.49) 49
h max= 2(9,8) h max= h max=
2. 2g 2(9,8) 19,6

=h max=2,5 m
15 2 sin 2 45
v o2 sin 2 θ hmax  225(0.49) 49
h =
3. max 2(9,8) h max= 2(9,8) h max= 19,6
2g

=h max=5,62 m
20 2 sin 2 45
v o2 sin 2 θ hmax  25(0.49) 196
h = 2(9,8) h max= h max=
4. max 2g 2(9,8) 19,6

¿ hmax =¿ 10 m

25 2 sin 2 45
v o2 sin2 θ hmax  25(0.49) 12,25
h =
5. max 2(9,8) h max= 2(9,8) h max= 19,6
2g

= h max=¿ 15,62 m
Tabel 1.4.3 Hasil data waktu saat peluru mencapai titik puncak, jarak maksimum peluru dan
ketinggian maksimum pada saat θ = 45⁰, kecepatan awal Vo = 10 m/s terhadap jenis benda
Waktu Jarak Ketinggian
No Jenis Benda Massa (kg) titik puncak Maksimum maksimum (m)
(s) (m)
1. Cannonball 18,20 kg 0,72 s 10,19 2,55
2. Golf Ball 5 kg 0,72 s 10,19 2,55
3. Base Ball 1 kg 0,72 s 10,19 2,55
4. Foot Ball 0,41 kg 0,72 s 10,19 2,55
5. Tank Shell 42 kg 0,72 s 10,19 2,55

3.1 Waktu Titik Puncak

v 0 sin θ 10 sin 4 5 ° 10x 0,7 7


1.tp= tp= tp= tp= tp=0,714 s
g 9,8 9,8 9,8
v 0 sin θ 10 sin 4 5 ° 10x 0,7 7
2. tp= tp= tp= tp= tp=0,714 s
g 9,8 9,8 9,8
v 0 sin θ 10 sin 4 5 ° 10x 0,7 7
3. tp= tp= tp= tp= tp=0,714 s
g 9,8 9,8 9,8
v 0 sin θ 10 sin 4 5 ° 10x 0,7 7
4. tp= tp= tp= tp= tp=0,714 s
g 9,8 9,8 9,8
v 0 sin θ 10 sin 4 5 ° 10x 0,7 7
5. tp= tp= tp= tp= tp=0,714 s
g 9,8 9,8 9,8

3.2 Jarak Maksimum

v 02 sin 2 θ 10 2 sin 2(45° ) 100 x sin 90° 100


1. R= R= R= R= R=10,20 m
g 9,8 9,8 9,8
v 02 sin 2 θ 10 2 sin 2(45° ) 100 x sin 90° 100
2. R= R= R= R= R=10,20 m
g 9,8 9,8 9,8
v 02 sin 2 θ 10 2 sin 2(45° ) 100 x sin 90° 100
3. R= R= R= R= R=10,20 m
g 9,8 9,8 9,8
v 02 sin 2 θ 10 2 sin 2(45° ) 100 x sin 90° 100
4. R= R= R= R= R=10,20 m
g 9,8 9,8 9,8
v 02 sin 2 θ 10 2 sin 2(45° ) 100 x sin 90° 100
5. R= R= R= R= R=10,20 m
g 9,8 9,8 9,8

3.3 Ketinggian Maksimum

v o2 sin2 θ 1 02 sin 2 4 5 100(0.49) 49


1.h max= =h max= h max= h max
2g 2(9,8) 2(9,8) 19,6
=h max = 2,55 m
v o2 sin2 θ 1 02 sin 2 4 5 100 ( 0.49 ) 49
2. h max= =h max = h max= hmax
2g 2 ( 9,8 ) 2 ( 9,8 ) 19,6
=h max = 2,55 m
v o2 sin 2 θ 1 02 sin 2 4 5 100(0.49) 49
3. h max= =h max= h max= h max
2g 2(9,8) 2(9,8) 19,6
=h max = 2,55 m
v o2 sin 2 θ 1 02 sin 2 4 5 100 ( 0.49 ) 49
4. h max= =h max= h max= h max
2g 2 ( 9,8 ) 2 ( 9,8 ) 19,6
=h max = 2,55 m
v o2 sin 2 θ 1 02 sin 2 4 5 100 ( 0.49 ) 49
5. h max= =h max= h max= hmax
2g 2 ( 9,8 ) 2 ( 9,8 ) 19,6
=h max = 2,55 m
V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum fisika kali ini, praktikan melakukan praktikum modul 1
dengan judul Gerak Peluru (Parabola) dengan menggunakan software dari PhET
Simulations “Projectile Motion”. Ada tiga percobaan yang dilakukan praktikum
kali ini . Pertama yaitu mengukur waktu titik puncak (t), yang kedua mengukur
jarak maksimum (R ) dan yang ketiga adalah ketinggian maksimum (h max)

Di percobaan pertama pada tabel 1.4.1, praktikan diminta untuk menyelidiki


pengaruh sudut pada waktu peluru mencapai titik puncak, jarak maksimum, dan
ketinggian maksimum dengan nilai sudut yang berbeda yaitu 30⁰,45⁰,60⁰,75⁰ dan
90⁰ dengan kecepatan awal (vo) 10 m/s .Mengapa praktikan diminta menyelidiki
hasil dari sudut yang berbeda beda? untuk mengetahuinya praktikan dapat
menyelidiki dan mencari waktu di saat peluru berada di titik puncak dan untuk
mencari titik puncaknya yaitu dengan dan mengalikan kecepatan awalnya dengan
sin θ atau sudut yang diketahui lalu dibagi dengan gaya gravitasi , sedangkan
untuk mengetahui jarak maksimum pada peluru menggunakan cara yaitu dengan
mengalikan dua kali dengan sinus dikali dua dari sudut yang diketahui lalu dibagi
dengan gaya gravitasinya, dan untuk mengetahui ketinggian maksimumnya yaitu
dengan mengalikan kecepatan awal pangkat 2 dan sinus dipangkat 2 dan dikali
dengan sudutnya lalu dibagi dua dikali gaya gravitasinya. Hasilnya bisa dapat
dilihat di tabel 1.4.1 jarak maksimum, ketinggian maksimum dan waktu titik
puncaknya berbeda-beda. Jadi,dapat dibuktikan bahwa besarnya sudut
mempengaruhi jarak maksimum ketinggian maksimum dan waktu titik puncaknya
serta bahwa semakin besar nilai sudut yang terbentuk dari lintasan maka semakin
lama juga waktu yang diperlukan peluru untuk mencapai titik puncaknya.Karna
semakin besar nilai sudutnya maka gerakan pelurunya pun akan semakin menjauhi
sumbu x yang akan menuju ke gerakan vertical yang melawan gaya gravitasi.

Di percobaan yang kedua di tabel 1.4.2, diketahui bahwa kecepatan awalnya


berbeda sedangkan sudutnya tetap sama. Di percobaan yang kedua diharapkan
praktikan mengetahui apakah kecepatan awal dapat mempengaruhi jarak
maksimum, ketinggian maksimum nya dan waktu titik puncaknya.untuk
mengetahui dan membuktikannya terdapat 5 kali percobaaan kecepatan awal
yakni 5 m/s,10 m/s, 20 m/s dan 25 m/s dengan sudut yang ditetapkan sebesar 45⁰ .
Pada percobaan yang kedua untuk mengetahui titik puncak, jarak maksimum, dan
ketinggian maksimumnya sama seperti pada percobaan yang pertama yang
membedakan hanya di sudut dan kecepatan awalnya seperti yang ada ditabel 1.4.2
sudutnya ditetapkan 45⁰ dan kecepatan awalnya 5 m/s maka mendapatkan hasil
waktu titik puncaknya yaitu 0,36 s, jarak maksimum 2,55 m dan ketinggian
maksimumnya 0,64 m dan 15 m/s dengan sudut yang sama yaitu 45⁰ maka
mendapatkan hasil yaitu 1,08 s untuk waktu titik puncaknya , 22,94 untuk jarak
maksimumnya dan ketinggian maksimumnya yaitu 5,73 begitu juga sudut dan
kecepatan selanjutnya. Setelah mendapatkan hasil percobaanya dapat dibuktikan
bahwa semakin tinggi kecepatann dengan sudut elevasi nyam aka waktu untuk
mecapai titik puncak, jarak maksimum dan ketinggian maksimumnya juga
semakin tinggi.

Di percobaan yang ketiga apakah massa benda mempengaruhi jarak


maksimum, ketinggian maksimum serta waktu titik puncaknya. Praktikan diminta
untuk membuktikan pengaruh massa. Pada percobaan ini jenis benda diganti
sebanyak 5 kali yaitu cannonball, golf ball, base ball, foot ball, dan tank shell
dengan kecepatan awal yaitu sebesar 10 m/s dan sudutnya sebesar 45 ⁰. Ketika
dilihat hasil dari tabel 1.4.3 semua hasil sama untuk waktu titik puncak, jarak
maksimum dan ketinggian maksimumnya. Dikarenakan sudut dan kecepatan awal
setiap objek memiliki nilai yang sama, jadi saat melakukan pengukuran dan
perhitungan massa jenis benda tidak di ikut sertakan sehingga massa jenis benda
tidak mempengaruhi pada percobaan ini.

VI. KESIMPULAN
1) Semakin besar nilai sudut yang terbentuk dari lintasan maka semakin lama waktu
yang diperlukan setiap objek untuk mencapai titik puncak .
2) Semakin besar kecepatan awal, maka jarak maksimumnya akan semakin Panjang.
3) Massa benda tidak berpengaruh pada waktu saat objek mencapai waktu titik
puncak, jarak maksimum objek dan ketinggian maksimum.
VII. DAFTAR PUSTAKA

[1] J. Rajagukguk and C. Sarumaha, “Pemodelan Dan Analisis Gerak Parabola Dua
Dimensi Dengan Menggunakan Aplikasi Gui Matlab,” J. Saintika, vol. 17, pp. 63–68,
2017.
[2] H. Pardede, “Simulasi Mencari Waktu Pada Gerak Parabola / Peluru,” no. July, 2015.
[3] rahman, “No Title,” SIMULASI Numer. PENGARUH RAPAT Udar., vol. 17.
VIII. LAMPIRAN

Gamb
ar 1.8.1 Percobaan pertama

Gambar 1.8.2 Percobaan kedua


Gambar 1.8.3 Percobaan ketiga

Anda mungkin juga menyukai