Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari ilmu
fisika. Salah satu contohnya adalah permainan anak-anak yang
ada di taman kanak-kanak, yaitu ayunan. Sebenarnya ayunan ini
juga dibahas dalam ilmu fisika, di mana dari ayunan tersebut kita
dapat menghitung periode dan juga kita dapat menghitung berapa
besar gravitasi bumi di suatu tempat. Getaran yang dibahas
tentang bandul sederhana adalah getaran harmonika sederhana di
mana resultan yang selalu bekerja pada titik setimbang selalu
mengarah ke titik kesetimbangan dan besar resultan sebanding
dengan jarak titik setimbang ke titik kesetimbangan tersebut.
Pada dasarnya pendulum tidak terlepas dari getaran.
Sehubung dengan hal itu, gerak pendulum sangat berhubungan
dengan gerak harmonik sederhana yang perngertiannya seperti di
atas. Konsep dari gerak harmonik sederhana, yakni bila
percepatan suatu benda berbanding lurus dengan arahnya
berlawanan dengan simpangan, benda tersebut akan bergerak
dengan harmonik sederhana. Jika kita menyimpangkan sebuah
benda dari kesetimbangannya dan melepaskannya, benda itu akan
berosilasi bolak-balik di sekitar kedudukan setimbang. Fenomena
tersebut hanya sedikit yang tahu. Oleh karena itu banyak yang
belum memahami. Gerak osilasi (getaran) yang populer adalah
gerak pendulum (bandul). Pendulum sederhana terdiri dari seutas
tali ringan dan sebuah bola kecil (bola pendulum) bermassa m
yang digantungkan pada ujung tali, gaya gesekan udara kita
abaikan dan massa tali sangat kecil sehingga dapat diabaikan
relatif terhadap bola. Dengan bandul pun kita dapat mengetahui
gravitasi bumi di setiap tempat bandul tersebut diuji. Percepatan
gravitasi bumi di setiap daerah berbeda-beda. Misalnya daerah
pegunungan pasti memiliki percepatan gravitasi yang berbeda
dengan daerah pantai, semakin jauh dari pusat bumi maka
percepatnnya akan semakin kecil dan sebaliknya.

B. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui pengaruh gaya gravitasi pada periode
pendulum dengan memvariasikan sudutnya.

C. RUANG LINGKUP
Pada percobaan ini kita akan mengukur periode dan g effective
berdasarkan sudut yang berbeda-beda, serta panjang lengan yang
berbeda pada pendulum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Osilasi terjadi bila sebuah sistem diganggu dari posisi kesetimbangan


stabilnya. Karakteristik gerak osilasi yang paling dikenal adalah gerak
tersebut bersifat periodik, yaitu berulang-ulang. Banyak contoh osilasi
yang mudah dikenali, misalnya perahu kecil yang berayun turun naik,
bandul jam yang berayun, dan senar alat musik yang bergetar. Contoh lain
yang kurang akrab dengan kita adalah osilasi molekul udara dalam
gelombang bunyi dan osilasi arus listrik pada perangkat radio dan televisi.
Gerak gelombang berhubungan erat dengan gerak osilasi. Sebagaimana
contoh gelombang bunyi yang dihasilkan oleh getaran (seperti senar biola)
atau getaran pita suara ketika berbicara. Pada masing-masing contoh itu,
sistem yang bergetar menghasilkan osilasi pada molekul udara di
sekitarnya dan osilasi ini menjalar melalui udara (atau medium lain)
seperti air atau zat padat. Contoh gerak osilasi yang yang terkenal ialah
gerak osilasi bandul. Gerak bandul merupakan gerak harmonik sederhana
jika amplitudo geraknya kecil. Gerak bandul merupakan gerak yang gaya
bekerja pada beban adalah beratnya m g dan tegangan T pada tali. Bila tali
membuat sudut Ɵ terhadap vertikal, berat memiliki komponen-
komponen mg cos Ɵ sepanjang tali dan mg sin Ɵ tegak lurus tali
dan arahnya berkurang dan Ɵ . Misalkan s sebagai panjang busur
diukur dari dasar lingkaran. Panjang busur dihubungkan ke sudut Ɵ .
Menurut Young & Freedman (2002 : 196), gaya pemulih tidak
sebanding dengan e akan tetapi sebanding dengan sin e, sehingga
geraknya bukan harmonik sederhana. Akan tetapi,jika sudut e kecil, sin e
sangat dekat dengan e dalam radian.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

A. ALAT DAN BAHAN


1. ALAT DAN FUNGSI
a. Statif Fungsi :

Untuk menjadi penyanggah.

b. Indikator Sudut (Angle Indicator)

Fungsi :

Untuk mengetahui sudut pada


pendulum.

c. Sensor Gerak Melingkar


Fungsi :

Untuk mendeteksi/membaca gerak


melingkar (mengetahui ayunan
pendulum).
d. Meteran

Fungsi :

Untuk mengukur panjang lengan.

2. Bahan dan Fungsi


a. Pendulum

Fungsi :

Sebagai objek percobaan.


B. PROSEDUR PERCOBAAN
1. PERCOBAAN 1 (LENGAN SEMPURNA)
a. Mengatur pendulum untuk lengan sempurna
b. Menghitung dan mencatat panjang lengan pendulum
c. Mengatur pendulum pada nol derajat
d. Mengubah titik keseimbangan pendulum (tidak lebih dari 20
derajat)
e. Melepaskan pendulum dan membiarkan mengayun
selama tiga kali untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
f. Mengklik start pada data studio software
g. Membaca periode pada layar di gital dan mengetik nilai
periode ke dalam tabel baris nol derajat
h. Mencatat hasil periode dan Geff.
i. Mengulangi langkah 4-8 untuk pendulum pada 5, 10 dan
15 derajat.

2. PERCOBAAN 2 (LENGAN SETENGAH SEMPURNA)


a. Mengatur pendulum untuk lengan setengah sempurna
b. Menghitung dan mencatat panjang lengan pendulum
c. Mengatur pendulum pada nol derajat
d. Mengubah titik keseimbangan pendulum (tidak lebih dari 20
derajat)
e. Melepaskan pendulum dan membiarkan mengayun
selama tiga kali untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
f. Mengklik start pada data studio software
g. Membaca periode pada layar di gital dan mengetik nilai
periode ke dalam tabel baris nol derajat
h. Mencatat hasil periode dan Geff.
i. Mengulangi langkah 4-8 untuk pendulum pada 5, 10 dan
15 derajat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
1. TABEL DATA

a. PERCOBAAN 1
Ɵ L (m) T (s) Geff (m/s2)
0 0,355 1,180 9,800
5 0,355 1,200 9,763
10 0,355 1,210 9,651
15 0,355 1,230 9,466

b. PERCOBAAN 2

Ɵ L (m) T (s) Geff (m/s2)


0 0,1775 0,860 9,800
5 0,1775 0,860 9,763
10 0,1775 0,810 9,651
15 0,1775 0,890 9,466

B. PENGOLAHAN DATA
1. SECARA TEORI
Geff :
Gefektif =g cos θ

Periode :
L
T =2 π
√ Gefektif

2. PERCOBAAN
a. PERCOBAAN 1
1) Sudut 0°
Gefektif =g cos Ɵ❑
Gefektif =9,8 cos 0 °
Gefektif =9,8× 1
Gefektif =9,8 m 2
s/

L
T =2 τ
√ Gefektif
0,355
T =2(3,14)
√ 9,8
T =6,28 ×0,19
T =1,195 s

2) Sudut 5°
Gefektif =g cos Ɵ❑
Gefektif =9,8 cos 5°
Gefektif =9,8× 0,996
Gefektif =9,760 m 2
/
s

L
T =2 τ
√ Gefektif
0,355
T =2(3,14)
√ 9,760
T =6,28 × √ 0,036
T =1,197 s

3) Sudut 10 °
Gefektif =g cos Ɵ❑
Gefektif =9,8 cos 10°
Gefektif =9,651 m 2
/
s
L
T =2 τ
√ Gefektif
0,355
T =2(3,14)
√ 9,651
T =6,28 ×0,191
T =1,204 s

4) Sudut 15 °
Gefektif =g cos Ɵ❑
Gefektif =9,8 cos 15°
Gefektif =9,466 m 2
s /

L
T =2 τ
√ Gefektif
0,355
T =2(3,14)
√ 9,466
T =6,28 ×0,193
T =1,216 s

b. PERCOBAAN 2
1) Sudut 0 °
Gefektif =g cos Ɵ❑
Gefektif =9,8 cos 0 °
Gefektif =9,8 m 2
s /

L
T =2 τ
√ Gefektif
0,1775
T =2(3,14)
√ 9,8
T =6,28 × √ 0,018
T =0,845 s

2) Sudut 5 °
Gefektif =g cos Ɵ❑
Gefektif =9,8 cos 5°
Gefektif =9,8× 0,996
Gefektif =9,76 m 2
s /

L
T =2 τ
√ Gefektif
0,1775
T =2(3,14)
√ 9,76
T =0,846 s

3) Sudut 10 °
Gefektif =g cos Ɵ❑
Gefektif =9,8 cos 10°
Gefektif =9,651 m 2
s /

L
T =2 τ
√ Gefektif
0,1775
T =2(3,14)
√ 9,651
T =0,851 s

4) Sudut 15 °
Gefektif =g cos Ɵ❑
Gefektif =9,8 cos 15°
Gefektif =9,466 m 2
/
s

L
T =2 τ
√ Gefektif
0,1775
T =2(3,14)
√ 9,466
T =0,859 s

3. PRESENTASE KESALAHAN
experimental−theorikal
% difference = x 100 %
theorical

a. PERCOBAAN 1
1) Sudut 0 derajat
experimental−theorikal
% perbedaan T ¿ ×100 %
theorical
1,18−1,195
% perbedaan T ¿ ×100 %
1,195
0,015
% perbedaan T ¿ ×100 %
1,195
% perbedaan T ¿ 1,25 %

experimental−theorikal
% perbedaan G ¿ ×100 %
theorical
9,8−9,8
% perbedaan G ¿ ×100 %
9,8
% perbedaan G ¿0%
2) Sudut5derajat
experimental−theorikal
% perbedaan T ¿ ×100 %
theorical
1,20−1,197
% perbedaan T ¿ × 100 %
1,197
0,003
% perbedaan T ¿ ×100 %
1,197
% perbedaan T ¿ 0,25 %

experimental−theorikal
% perbedaan G ¿ ×100 %
theorical
9,763−9,76
% perbedaan G ¿ ×100 %
9,76
0,003
% perbedaan G ¿ ×100 %
9,76
% perbedaan G ¿ 0,03 %

3) Sudut10 derajat
experimental−theorikal
% perbedaan T ¿ ×100 %
theorical
1,21−1,204
% perbedaan T ¿ × 100 %
1,204
0,006
% perbedaan T ¿ ×100 %
1,204
% perbedaan T ¿ 0,498 %
experimental−theorikal
% perbedaan G ¿ ×100 %
theorical
9,651−9,651
% perbedaan G ¿ × 100 %
9,651
% perbedaan G ¿ 0 %

4) Sudut15derajat
experimental−theorikal
% perbedaan T ¿ ×100 %
theorical
1,23−1,216
% perbedaan T ¿ × 100 %
1,216
0,014
% perbedaan T ¿ × 100 %
1,216
% perbedaan T ¿ 1,15 %

experimental−theorikal
% perbedaan G ¿ ×100 %
theorical
9,466−9,466
% perbedaan G ¿ ×100 %
9,466
% perbedaan G ¿0%

b. PERCOBAAN 2
1) Sudut 0 derajat
experimental−theorikal
% perbedaan T ¿ ×100 %
theorical
1,18−1,195
% perbedaan T ¿ ×100 %
1,195
0,015
% perbedaan T ¿ ×100 %
1,195
% perbedaan T ¿ 1,25 %

experimental−theorikal
% perbedaan G = x 100 %
theorical

2) Sudut5derajat
experimental−theorikal
% perbedaan T ¿ ×100 %
theorical
1,18−1,195
% perbedaan T ¿ ×100 %
1,195
0,015
% perbedaan T ¿ ×100 %
1,195
% perbedaan T ¿ 1,25 %

experimental−theorikal
% perbedaan G = x 100 %
theorical

3) Sudut10 derajat
experimental−theorikal
% perbedaan T ¿ ×100 %
theorical
1,18−1,195
% perbedaan T ¿ ×100 %
1,195
0,015
% perbedaan T ¿ ×100 %
1,195
% perbedaan T ¿ 1,25 %

experimental−theorikal
% perbedaan G = x 100 %
theorical

4) Sudut15derajat
experimental−theorikal
% perbedaan T ¿ ×100 %
theorical
1,18−1,195
% perbedaan T ¿ ×100 %
1,195
0,015
% perbedaan T ¿ ×100 %
1,195
% perbedaan T ¿ 1,25 %

experimental−theorikal
% perbedaan G = x 100 %
theorical
IV.2 PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang kita lakukan dapat disimpulkan
bahwa sudut yang berbeda-beda yang telah kita berikan itu sangat
mempengaruhi periode dan gravitasi efektif. Pada gravitasi efektif
dapat dilihat bahwa semakin besar sudutnya maka gravitasi
efektifnya makin kecil jadi hubungannya berbanding terbalik,
sedangkan untuk periodenya, sudut berbanding lurus terhadapnya
ini dapat kita lihat pada percobaan kedua. Tapi pada percobaan
pertama hal ini tidak terbukti. Ini terjadi karena ketidakakuratan
praktikan.

B. SARAN
1. SARAN UNTUK LABORATORIUM
a. Sebaiknya kursi yang sudah rusak diperbaikan atau
diperbaharui.
b. Sebaiknya di lab dilakukan penambahan jendela/ventilasi
udara.
c. Sebaiknya di dalam lab dibuatkan toliet.
2. SARAN UNTUK ASISTEN
a. Sebaiknya ketika menjelaskan mengenai langkah-langkah
praktikum, asisten lebih tenang jangan terburu-buru.
b. Sebaiknya asisten lebih memperhatikan praktikan.
c. Tetap pertahankan keramahannya.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin. 2016. Fisika Dasar 1. Bandung: ITB

Giancoli, Douglas C. 2014. Fisika Edisi Ketujuh Jilid I. Jakarta: Erlangga

Tipler. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid I. Jakarta: Erlangga
A

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai