Anda di halaman 1dari 3

Assalamu’alaikum wrwb.

Alhamdulillah wasyukurilah wassalatu wassalamu ala rasulillah la haula wala quata illa billah, ama ba’du.

Yang terhormat kepada dewan juri,

Yang saya hormati Bapak Ibu guru serta teman-teman semuanya yang saya sayangi.

Yang pertama dan utama marilah kita panjatkan rasa syukur kita kepada Allah SWT dengan ucapan
Alhamdulillah hirobil alamin. Karena hanya dengan nikmat dan karunianya kita masih bisa menghirup
udara sampai saat ini.

Allahuma shali ala sayidina Muhammad, shalawat dan salam mari kita sanjungkan kepada junjungan kita
nabi agung Muhammad SAW.

Dewan juri dan teman-teman yang di rahmati Allah,

Izinkan saya, Davara desta al habsi/ Salma Ramadhanti dari SDN 3 Rawaheng menyampaikan khitabah
yang berjudul Indahnya bersikap tawadhu.

Dewan juri dan teman-teman semua, tawadhu artinya rendah hati atau tidak sombong. Sebagai manusia,
kita tidak boleh berbangga diri dengan apa yang dimiliki. Janganlah karena memiliki kelebihan harta, rupa,
ilmu, jabatan, kekuatan atau yang lainnya kita memandang rendah orang lain. Misalnya saat belajar
kelompok dengan teman yang kurang pandai kita berkata, “ah, aku ga mau sekelompok sama kamu, kamu
bodoh, bikin susah saja!” atau saat bertemu teman memakai sepatu bolong kita berkata, “ sepatu butut
saja masih dipakai, lihat nih sepatu ku bagus.”

Para pemirsa yang berbahagia, Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang membanggakan diri dan
merendahkan orang lain. Allah berfirman dalam qs Lukman ayat 18.

(Wa lā tuṣa''ir khaddaka lin-nāsi wa lā tamsyi fil-arḍi maraḥā, innallāha lā yuḥibbu kulla mukhtālin fakhụr)
yang artinya: Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah
kamu berjalan di muka bumi dengan penuh keangkuhan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang sombong lagi membanggakan diri.

Orang-orang yang berbuat sombong tidak disukai oleh Allah dan juga manusia. Arrogant is like a kingdom
without a crown. Orang yang sombong seperti orang yang memiliki kerajaan tanpa mahkota. Ia merasa
dirinya hebat namun sebenarnya tidak mendapatkan penghormatan.

Dewan juri dan pemirsa yang dirahmati Allah,

Kebalikan dari sombong adalah tawadhu atau rendah hati. Orang yang tawadhu meniru ilmu padi. Semakin
berisi semakin merunduk. Semakin ia memiliki ilmu, jabatan atau harta, ia semakin merendahkan dirinya.
Ia tidak merasa lebih baik dibanding orang lain.

Anak muda yang tawadhu saat bertemu orang tua akan berkata, “wahai Pak Tua, umurmu lebih panjang,
amalmu banyak aku belum tentu bisa tua seperti engkau, engkau pernah muda pernah tua, aku pernah
muda belum tentu tua.” Ketika bertemu anak kecil akan berkata, “engaku masih anak kecil, dosamu belum
ada, sedangkan aku adalah orang yang penuh dosa”.

Dewan juri dan teman-teman yang berbahagia, kita tidak masuk surga jika kita merendahkan atau
meremehkan orang lain. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda
laa yadhulul jannah, tidak akan masuk surga, siapa yang tak masuk surga? Man kaa na fi kolbihi siapa
yang dalam hatinya mitsqolu dzarotin minkibrin ada sombong meskipun sebesar biji sawi.

Begitulah teman-teman… maka dari itu, yuk kita jauhi sifat sombong. Jangan merendahkan dan
meremehkan orang lain serta jadilah orang yang tawadhu.

Demikian pidato yang saya sampaikan.

Jazakumulloh khoiron katsir atas perhatiannya, mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan.
Bilahi taufik wal hidayah.

Wassalamu’alaikum wrwb.

Anda mungkin juga menyukai