Anda di halaman 1dari 3

Bacaan Washilah "Ila Hadroti" Dalam

Tahlilan dan Terjemah Indonesia


0 Pelangi Blog Jumat, 17 November 2017

Budaya-budaya seperti tahlilan, slametan, syukuran, dan lain-lainnya memang dulunya


adalah budaya warisan para leluhur hindu yang telah disilamisasi oleh Wali Songo

Menelaah Hukum, Sejarah dan Jumlah Rokaat Sholat Tarawih


Sholawat Pancasila : Hukum Bersholawat Kepada Selain Rosulullah SAW
Gus Dur : NU itu Kuat Karena Budaya

Di Indonesia, kita mengenal berbagai budaya, khususnya adalah budaya-budaya islam seperti
tahlilan, slametan, syukuran, dan lain-lainnya. Budaya-budaya tersebut tentunya tidak ada di
negara Arab, bahkan di zaman Nabi Muhammad SAW dan para sahabat sekalipun. Bukan
sebuah bid’ah ataupun kesesatan, justru sebaliknya budaya-budaya tersebut memberikan
manfaat dan hikmah yang sangat besar, khususnya bagi para ahli kubur.

Budaya-budaya seperti tahlilan, slametan, syukuran, dan lain-lainnya memang dulunya


adalah budaya warisan para leluhur hindu. Namun, jangan salah bahawa budaya-budaya telah
dirombak dan ditanamkan nilai-nilai islamisasi oleh Wali Songo dan para wali lainnya, baik
dari ucapan-ucapannya, amaliyahnya, sampai niatnya.

Nah, dalam budaya-budaya seperti tahlilan, slametan, syukuran, dan lainnya, kita akan
menemukan unsur-unsur tawassul atau washilah, biasanya kita mengenalnya dalam kalimat
“ila hadroti”. Tawassul atau washilah di sini memiliki unsur doa,

 Pertama, mendoakan Nabi SAW, keluarga, dan para sahabat beliau. 


 Kedua, mendoakan para nabi, para rosul, para waliyullah, para syuhada’, dan orang-
orang yang dekat serta orang-orang yang dicintai Allah SWT.
 Ketiga, mendoakan semua kaum muslimin, terutama lebih dikhususkan pada ahli
kubur keluarga.

Adapun afadz dan bacaan tawassul dan washilah pada budaya-budaya tersebut sebagaimana
berikut ini, yang sudah dilengkapi dengan terjemah Indonesianya beserta sedikit keterangan
untuk mempermudah pemahaman :

‫اج ِه‬
ِ ‫صحابِ ِه واَ ْزو‬ ِِ ِ ٍ ِ ْ ‫اِ ٰلى ح‬
َ َ َ ْ َ‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم َو ٰاله َوا‬ ْ ‫ض َرة النَّبِ ِّي ال ُْم‬
َ ‫صطَ ٰفى ُم َح َّمد‬ َ
ُ‫ لَ ُه ُم الْ َفاتِ َحة‬،‫َوذُ ِّريَّاتِِه‬

ُّ ‫ات َج ِم ْي ِع اِ ْخ َوانِِه ِم َن ااْل َنْبِيَ ِاء َوال ُْم ْر َسلِ ْي َن َوااْل َ ْولِيَ ِاء َو‬
‫الش َه َد ِاء‬ ِ ‫ضر‬ ِٰ
َ ْ ‫ثُ َّم الى َح‬
‫ص ْي َن َو َج ِم ْي ِع‬ِ ِ‫الصحاب ِة والتَّابِ ِع ْين والْعلَم ِاء الْع ِاملِ ْين والْمصن ِِّف ْين الْم ْخل‬ ِ ِ َّ ‫و‬
ُ َ َ ُ ََ َ ََ ََ َ َ َ َّ ‫الصالح ْي َن َو‬ َ
َّ ‫صا اِ ٰلى‬
‫الش ْي ِخ َع ْب ِد‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ
ُ ‫ ُخ‬،‫ال ُْم َجاهديْ َن ف ْي َسبِْي ِل اهلل َو َجم ْي ِع ال َْماَل ئ َكة ال ُْم َق َّربِْي َن‬
ً ‫ص ْو‬
ُ‫ لَ ُه ُم الْ َفاتِ َحة‬،‫ْج ْياَل نِ ِّي‬ ِ
َ ‫الْ َقاد ِر ال‬

‫ات ِم ْن‬ ِ َ‫ات والْم ْؤ ِمنِْين والْم ْؤ ِمن‬ ِ ِ ِِ ِ ِ ِٰ


ُ َ َ ُ َ ‫ثُ َّم الى َجم ْي ِع اَ ْه ِل الْ ُق ُب ْو ِر م َن ال ُْم ْسلم ْي َن َوال ُْم ْسل َم‬
‫صا اِ ٰلى اَبَ ِاءنَا َواَُّم َهاتِنَا َواَ ْج َد ِادنَا‬ ً ُْ ‫و‬ ‫ص‬ ‫خ‬
ُ ،‫ا‬ ‫ه‬َ ِ
‫ر‬ ‫ح‬ْ ‫ب‬ ‫و‬
ََ َ ‫ا‬ ‫ه‬
َ ‫ر‬
ِّ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫ه‬
َ ِ
‫ب‬ ِ
‫ر‬ ‫ا‬‫غ‬
َ ‫م‬
َ ‫ى‬‫ل‬ٰ ِ‫ض ا‬ِ ‫َم َشا ِر ِق ااْل َ ْر‬
ِِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ
‫صا‬ً ‫ص ْو‬ ُ ‫َو َج َّداتنَا َو َم َشايِخنَا َو َم َشايِ ِخ َم َشايِخنَا َواَ َسات َدتنَا َواَ َسات َدة اَ َسات َدتنَا ( ُخ‬
ُ‫ لَ ُه ُم الْ َفاتِ َحة‬،‫اجتَ َم ْعنَا ٰه ُهنَا بِ َسبَبِ ِه َواِل َ ْجلِ ِه‬
ْ ‫صا َم ِن‬ ً ‫ص ْو‬ ُ ‫ص ُخ‬ُّ ‫) َونَ ُخ‬.....‫اِ ٰلى‬
Artinya :
"(Ditujukan) kepada hakekat keagungan [1] nabi yang terpilih, yaitu Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat-sahabat, istri-istri, dan keuturunan beliau, kepada semuanya Al-
Fatihah .....

Kemudian, [ditujukan] kepada hakekat keagungan semua saudara-saudara beliau, baik para
nabi, para rosul, para wali [2], para syuhada' [3], orang-orang yang sholeh, para sabahat,
para tabi'in [4], para ulama' yang mengamalkan ilmunya, para mushonnif yang ikhlas [5],
semua pejuang di jalan Allah, dan semua Malaikat Muqorrobin [6], khusus kepada Syekh
Abdul Qodir Al-Jailani, kepada mereka semua Al-Fatihah .....

Kemudian [ditujukan] kepada semua penghuni kubur baik dari golongan muslimin (kaum
muslim laki-laki), muslimat (kaum muslim wanita), mukminin (kaum mukmin laki-laki),
mukminat (kaum mukmin wanita), baik dari timur bumi sampai baratnya, baik di darat
maupun di lautnya, khusus kepada bapak-bapak kami, ibu-ibu kami, kakek-kakek kami,
nenek-nenek kami, para syekh kami (para kyai), para syekh dari syekh-syekh kami (semua
kyai dari kyai-kyai kami), para guru kami, para guru dari guru-guru kami [KHUSUS
KEPADA ....SEBUTKAN NAMA AHLI KUBUR], dan kami mengkhususkan bagi orang yang
mana kami berkumpul di sini karena sebab dan arahnya [7]".

Catatan Penting :
[1] Kalimat "Ila Hadroti" di sini diartikan "hakekat keagungan". Sebenarnya dalam hal ini,
kalimat "Ila Hadroti" sama dengan kalimat "Ila Ruhi", perbedaannya hanya karena derajatnya
orangnya. Kalimat "Ila Hadroti" untuk orang-orang yang dicintai Allah SWT dan orang-
orang yang dekat dengan-Nya, disandarkan sebagai bentuk penghormatan dan memuliakan.
Sedangkan "Ila Ruhi" untuk orang-orang yang dianggap biasa.

[2] Para wali atau aulia' adalah para kekasih Allah SWT

[3] Para syuhada' adalah orang-orang yang mati syahid dalam perjuangan di agama Allah
SWT

[4] Para tabi'in adalah orang-orang yang mengikuti para sahabat, mereka adalah orang-orang
yang pernah menyempati hidup pada zaman sahabat.
[5] Para mushonnif adalah orang-orang yang menulis kitab dan buku-buku kajian islam,
contoh penulis kitab-kitab kuning disebut mushonnifin.

[6] Malaikat Muqorrobin adalah malaikat yang dekat dengan Allah SWT. Dalam Kitab Tafsir
al-Qurtuby dan Tafsir Ibnu Kastir dijelaskn bahwa malaikat Muqorrobin adalah malaikat
Hamalatul Arsy atau para malaikat yang menyangga Arsy.

[7] Maksud lafadz "man ijtama'na hahuna bisababihi waliajlihi" adalah orang yang
menjadikan kami sebab bisa berkumpul di majlis ini. Dalam hal ini adalah shohibul hajjah
atau orang yang mempunyai hajat.

Anda mungkin juga menyukai