Anda di halaman 1dari 71

1

PERANAN KEPOLISIAN DALAM PENYIDIKAN KECELAKAAN


LALU LINTAS LAUT YANG TERJADI DI KEPOLISIAN AIR DI
PELABUHAN BOOM BARU PALEMBANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai
persyaratan Untuk
Menempuh Ujian
Sarjana Hukum

Oleh

DESSY SANDRA
WANDIRA NIM. 17
210 063

UNIVERSITAS
PALEMBANG
FAKULTAS HUKUM
PALEMBANG
2021
2
3
4

Motto :

Jangan pernah menyerah dalam hidup, yakinlah

jalan seseorang menuju keberhasilan itu berbeda dan

Yakinlah Saya akan Sampai di titik keberhasilan

Tersebut . Maka Berbahagia lah dalam menjalankan

Proses nya .

Kupersembahkan Kepada

 Ibu dan ayah selalu saya sayangi

serata keluarga

 Almamaterku Universitas Palembang

 Para dosen pembimbingku serta

dosen- dosen Unpal

 Teman Seperjuangan Fakultas


Hukum
5
6

SURAT PERNYATAAN

Saya yang Bertanda Tangan di bawah ini

Nama Mahasiswa : Dessy Sandra Wandira


Nomor Induk Mahasiswa : 17210063
Program Studi : Ilmu Hukum
Program Kekhususan : Hukum Pidana

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini tidak memuat bahan-bahan yang

sebelumnya telah diajukan untuk memperoleh gelar di perguruan tinggi manapun

tanpa mencantumkan sumbernya. Skripsi ini juga tidak menggunakan bahan-bahan

yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh siapapun tanpa mencantumkan

sumbernya dalam teks .

Dengan pernyataan ini telah saya buat dengan sebenarnya. Apabila terbukti

bahwa saya telah melakukan hal-hal yang bertentangan dengan pernyataan ini, saya

bersedia menanggung segala akibat yang timbul dikemudian hari sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Palembang, Juni 2021

Dessy Sandra Wandira


7
8

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

ini, yang diajukan guna memenuhi persyaratan untuk menempuh ujian sarjana

program Sastra 1 (S1) pada fakultas hukum Universitas Palembang dengan judul

Peranan Kepolisian Dalam Penyidikan Kecelakaan lalu Lintas Laut yang Terjadi Di

Kepolisian Air Pelabuhan Boom Baru Palembang. Dalam menyelesaikan skripsi ini

berbagai rintangan yang penulis hadapi, Alhamdulillah skripsi ini dapat diselesaikan

walaupun belum sempurna. Dalam keterbatasan biaya,waktu dan kemampuan yang

dimiliki, penulis berusaha semaksimal mungkin menyusun skripsi ini agar dapat

hasil yang baik, namun penulis menyadari sebagai manusia biasa banyak

kekurangan-kekurangan dan keterbatasan.

Selama penulisan skripsi ini tentunya penyusun mendapat banyak bantuan dari

berbagai pihak yang telah mendukung dan membimbing penulis. Kasih yang tulus

serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Zulkifli S. Mukti SH.MH Selaku Rektor Universitas Palembang

dan Bapak Ali Dahwir,S.H.,M.H Selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Palembang.
9

2. Bapak Hotman Siahaan,S.H.,M.H Sebagai Dosen Pembimbing

Akademik saya.

3. Bapak Hotman Siahaan SH. MH Selaku Dosen Pembimbing I dan

Bapak Barhamuddin, SH,MH Selaku Dosen Pembimbing II dalam

penyusunan skripsi ini . Terima kasih untuk segala bimbingan dan

nasehat-nasehat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan baik

4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Hukum Universitas Palembang yang

mohon maaf penulis tidak bisa menuliskan nama-namanya satu persatu

yang telah memberikan dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat.

Akhir kata, penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan manfaat. Penulis

pun berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan semoga Allah SWT

memberi lindungan bagi kita semua.

Palembang , Juni 2021

Dessy Sandra Wandira


10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan Transportasi merupakan bagian yang amat penting dalam

pembagunan Nasional. Karena sarana dan Prasarana transportasi berperan sebagai

pendukung utama kemajuan dan kelancaran kegiatan ekonomi serta berfungsi

menyediakan jasa layanan bagi arus pergerakan orang dan barang. Khususnya dalam

distribusi barang baik di tempat bahan baku ke tempat produksi sampai akhirnya

sampai pada lokasi pemasaran yang pasti sangat memerlukan sarana transportasi

baik itu ditingkat local regional, nasional maupun Internasional. Selain itu jasa

pelayanan sarana transportasi sangat diperlukan untuk menunjang kegiatan sosial

kemasyarakat.

Tujuan adanya pembangunan sarana dan prasarana transportasi adalah

untuk meningkatan pelayanan jasa transportasi secara efesien, handal, berkualitas,

aman, terjangkau dan mampu mewujudkan sistem transportasi nasional yang

terpadu dengan pembangunan di sektor lain, sehingga akan terwujudlah kesejatraan

di masyarakat baik di desa maupun kota.. Sarana transportasi yang handal

merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam hidup ini, manusia akan

sering mengalami perpindahan tempat dari satu tempat ke tempat lain dengan

menggunakan wahana atau digerakkan oleh mesin, yang disebut dengan

transportasi. Semua manusia melakukan kegiatan perjalanan. Perjalanan.


Negara Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Dua

pertiga dari total wilayah Indonesia merupakan wilayah laut, dengan jumlah

pulau sebanyak 17.499 pulau dan panjanggaris pantai 81.000 km. Hal ini

menjadikan Negara Indonesia menduduki urutan kedua yang memiliki garis

pantai terpanjang di dunia yaitu sepanjang 54.716km.1

Dengan kondisi geografis tersebut, peranan transportasi laut bagi Indonesia

adalah sangat strategis dan vital, tidak hanya dari aspek ekonomi, tetapi juga

dari aspek ideologi, politik, sosial dan budaya serta pertahanan dan keamanan.

Dari aspek ekonomi, sektor transportasi laut berperan dalam menghubungkan

satu pulau dengan pulau lainnya sehingga aktivitas perekonomian dapat

berjalan secara lancar. Disamping itu, sektor transportasi laut berperan dalam

merangsang pertumbuhan ekonomi daerah daerah tertingal dan sebagai sarana

penunjang perekonomian bagi daerah daerah yang telah berkembang .

Di sisi lain kemajuan dibidang transportasi dapat mengakibatkan semakin

padatnya arus lalu lintas Hal inilah yang menyebabkan perhubungan laut di

Indonesia sangat dibutuhkan mengingat Indonesia adalah negara kepulauan

dimana untuk menempuh jarak dari satu pulau dengan pulau lainnya

diperlukan sarana pengangkutan laut yang memadai. Sarana pengangkutan laut

ini harus dikelola, dirawat, dan diawasi pelaksanaannya secara rutin mengingat

betapa pentingnya sarana pengangkutan laut di Indonesia

1
https://srtikel.rumsh123.com/jumlah-pulau-di indonesia-beserta-penjelasan-sejarah-letak-dan Diakses
pada tanggal 05 Mei 2021 pukul 21:00 WIB
Dalam Transportasi Laut mengenai kecelakaan lalu lintas laut Tingginya

kasus kecelakaan laut di Indonesia saat ini harus menjadi perhatian seluruh

pihak, bukan hanya pemilik kapal tetapi juga pemerintah, instansi erkait dan

masyarakat yang harus lebih aktif dalam memberikan informasi. Penyebab

utama kecelakaan laut pada umumnya adalah karena faktor kelebihan

angkutan dari daya angkut yang ditetapkan, baik itu angkutan barang maupun

orang. Dalam rangka pengintegrasian sarana dan prasarana transportasi yang

memenuhi persyaratan keamanan dan keselamatan transportasi

Penyebab utama kecelakaan laut pada umumnya adalah karena faktor

kelebihan angkutan dari daya angkut yang ditetapkan, baik itu angkutan

barang maupun orang. Bahkan tidak jarang pemakai jasa pelayaran

memaksakan diri naik kapal meskipun kapal sudah penuh dengan tekad asal

dapat tempat diatas kapal. Dalam rangka pengintegrasian sarana dan

Prasarana2

Oleh karena itu dengan adanya Penegakan hukum akibat sering terjadinya

kecelakaan laut yang terjadi khususnya area sungai musi palembang.

dibutuhkanya suatu penegakan Hukum kecelakaan sistem yang di dalamnya

terdapat anggota pemerintah yang bertindak secara terorganisir untuk

menegakkan hukum dengan cara menemukan, menghalangi, memulihkan, atau

2
Soegitna, Tjakranegara Hukum Pengangkutan Barang dan Penumpang, Rineka Cipta, Jakarta, 1995
hlm.26
melanggar undang-undang dan norma hukum yang mengatur masyarakat

tempat anggota penegakan hukum tersebut berada.

Walaupun istilah ini biasanya mencakup polisi, pengadilan, dan lembaga

koreksi masyarakat, namun isitilah ini biasanya dipakai juga untuk orang-

orang (termasuk mereka yang bukan anggota kepolisian resmi) yang secara

langsung terlibat dalam patroli dan pengamatan untuk mencegah atau

menggalangi dan menemukan aktivitas kriminal, dan untuk orang-orang yang

menginvestigasi kejahatan dan menangkap pelaku kejahatan, baik secara

individual atau dalam bentuk organisasi penegakan hukum, baik kepolisian

maupun yang lainnya.

Seperti yang mengatur bagaimana jalanya suatu proses penegagakan

hukum dalam tindak penyelidikan kecelakaan laut yang diatur dalam pasal

Peraturan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 20195 tentang pemeriksaan

kecelakaan Kapal Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud

dengan Kecelakaan Kapal adalah suatu kejadian dan/atau peristiwa yang

disebabkan oleh faktor eksternal dan/atau internal dari kapal, yang dapat

mengancam dan/atau membahayakan keselamatan kapal, jiwa manusia,

kerugian harta benda, dan kerusakan lingkungan maritim.3

3
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt58328f66b6595/pertanggungjawaban-
hukum-jika-terjadi-kecelakaan-di-atas-kapal/Diakses 8 Mei 2021 pukul 21:00
Mengacu pada UUD di atas Kecelakaan kapal dilaut, yang disebabkan salah

satunya oleh rusaknya atau tidak berfungsinya peralatan navigasi di atas kapal,

sehingga dapat merugikan kapal lain yang berada di sekitarnya, dan dapat

menimbulkan pencemaran dilaut atas tumpahan minyak dari kapal yang

mengalami Tubrukan atau Kecelakaan. Di setiap tahunnya pasti ada kapal

yang mengalami hal tersebut baik di Indonesia maupun di negara lain. Oleh

karena itu untuk mengurangi resiko tersebut harus diadakan Pemeriksaan kapal

untuk mengetahui kondisi kapal tersebut.

Pemeriksaan kapal sangat penting karena merupakan suatu syarat untuk

dapat menentukan kapal itu baik atau tidak Biasanya kapal di periksa sebelum

berangkat/ lepas sandar oleh Marine Inspector. Pihak Marine Inspector saat

melakukan pemeriksaan kapal harus berdasarkan aturan yang telah ditetapkan

dan menggunakan cara pemeriksaan kapal yang benar

Karena keselamatan kapal di laut adalah hal nomor 1 yang sangat penting.

Keselamatan kapal merupakan keadaan kapal yang memenuhi persyaratan

material, kontruksi, bangunan, permesinan dan pelistrikan, stabilitas, tata

susunan serta perlengkapan alat penolong dan radio, elektronik kapal, yang

dibuktikan dengan sertifikat setelah dilakukan pemeriksaan dan pengujian.

Dan semua kapal yang telah diperiksa tetapi tidak memenuhi standar

persyaratan maka tidak akan di terbitkan sertifikatnya.


Karena kapal yang tidak memenuhi persyaratan dapat menyebabkan

adanya resiko dan bahaya tubrukan di laut yang dapat merugikan crew kapal

itu sendiri, kapal lain yang berada di sekitarnya dan juga dapat membahayakan

lingkungan laut disekitarnya serta dapat merugikan pihak pengguna jasa kapal

tersebut. Perkara kecelakaan lalu lintas ini menimbulkan kerugian yang sangat

besar, baik secara material maupun non material, secara material misalnya

terjasi luka-luka cacat pada tubuh seseorang maupun meninggal dunia. Hal

tersebut di atas membutuhkan penyelesaian secara hukum, sebab kecelakaan

lalu lintas termasuk tindak pidana yang harus diselesaikan karena kelalaian

atau kealpaan para pihak .Untuk dapat menyelesaikan perkara kecelakaan lalu

lintas secara hukum, maka wewenang untuk mengadakkan penyelidikan dan

penyidikan diberi oleh lembaga Kepolisian Negara Republik Indonesia di sini

(POLAIR) sehingga perkara kecelakaan lalu lintas laut diselesaikan secara

hukum di pengadilan .

Dengan latar belakang diatas tersebut maka penulis akan menuangkan

dalam karya ilmiah berbentuk skripsi yang berjudul: Peranan Kepolisian dalam

penyidikan Keceakaan Lalu lintas laut yang terjadi di Kepolisian Air

(POLAIR) di Pelabuhan Boom Baru.


B. Permasalahan

Adapun pemasalahan yang akan dibahas dalam Penelitian Skripsi ini adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah proses penyidikan terhadap perkara kecelakaan lalu

lintas Laut di kepolisian Air (POLAIR) di Pelabuhan Boom Baru

Palembang ?

2. Apakah hambatan-Hambatan yang ditemui dalam penyidikan dan

Penyelidikan terhadap perkara kecelakaan lalu lintas Laut kepolisian

Air (POLAIR) di Pelabuhan Boom Baru Palembang ?

C. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup dalam penulisan skripsi ini adalah Proses penyidikan

terhadap perkara kecelakaan lalu lintas Laut di kepolisian Air (POLAIR) di

Pelabuhan Boom Baru Palembang dan hambatan-hambatan yang ditemui

dalam penyidikan dan Penyelidikan terhadap perkara kecelakaan lalu lintas

Laut kepolisian Air (POLAIR) di Pelabuhan Boom Baru Palembang

D. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian dalam penulisan skripsi adalah untuk mengetahui P roses

penyidikan terhadap perkara kecelakaan lalu lintas Laut di kepolisian Air

(POLAIR) di Pelabuhan Boom Baru Palembang dan hambatan-hambatan yang


E. Manfaat Penelitian

Sejalan dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya, maka

manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Dapat menambah khasanah keilmuan dalam bidang hukum Pidana

dalam Proses penyelidikan terhadap perkara penyidikan kecelakaan

lalu lintas laut dan apa saja Hambatan Hambatan yang ditemui dalam

penyidikan dan Penyelidikan terhadap perkara kecelakaan lalu lintas

Laut kepolisian Air (POLAIR) di Pelabuhan Boom Baru Palembang ?

2. Manfaat Praktis

Dengan dilakukan Penelitian tentang perlindungan hukum bagi para

Pengguna Lalu lintas Laut dan masyarakat yang ada di daerah sekitar

perairan pekerja dapat dijadikan sebagai bahan refrensi bagi penentu

kebijakan maupun bagi pelaksanaan hukum lainya dalam Katetapan

Hukum Penyidikan Kecelakaan Laut .

F. Metode Penelitian

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

1. Jenis Penelitian

Skripsi ini mengunakan pendekatan yuridis normatif. Menurut soejono soekanto dari

sri mamudji dalam bukunya Penelitian Hukum Normatif yang dimaksud dengan

Penelitian Hukum Normatif adalah Penelitian Hukum yang dilakukan dengan cara
meneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Hal tersebut berarti bahwa

peneliti berperan sebagai pihak kedua, karena tidak didapatkan secara langsung. .

Penelitian hukum normatif disebut juga penelitian hukum doktrinal. Menurut Peter

Mahmud Marzuki, penelitian hukum normatif adalah suatu proses untuk menemukan

suatu aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna

menjawab isu hukum yang dihadapi bahan pustaka Data sekunder sumber data

penelitian yang diperoleh peneliti.

2. Sifat Penelitian

Penelitian bersifat Deskriptif suatu bentuk penelitian yang ditunjukan

untuk mendeskripsikan (Mengambarkan) Fenomena-Fenomena yang ada

sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan

keadaan subjek atau objek dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga,

masyarakat dan yang lainnya yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta

yang tampak atau apa adanya.

3. Pendekatan Penelitian

Pendekatan Kasus (Case Approach) Pendekatan yang dilakukan dengan

melakukan telaah pada kasus-kasus yang berkaitan dengan isu Hukum yang

dihadapi. Kasus-kasus yang diteelah merupakan kasus yang telah memproleh

putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap . Hal pokok yang dikaji pada

setiap putusan tersebut adalah pertimbangan hakim untuk sampai pada suatu

keputusan sehingga dapat digunakan sebagi argumentasi dalam memecahkan

isu yang dihadapi


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Peranan Transportasi Laut

Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki beribu-ribu pulau

dengan area teritori laut yang sangat luas. Daratan Indonesia seluas 1.904.569

km2 dan lautannya seluas 3.288.683 km2 yang membentang sepanjang

khatulistiwa dan terletak di antara benua Asia dan Australia serta di antara

Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia. Oleh sebab itu sarana perhubungan

laut menjadi hal yang sangat penting karena untuk menghubungkan antar kota

yang satu dengan kota lainnya terlebih pulau satu dengan pulau lainnya,

diperlukan suatu sistem pengangkutan untuk mencapai tujuan tersebut.

Angkutan adalah angkutan barang dari suatu tempat diterimanya

barang tersebut ke suatu tempat yang ditentukan untuk penyerahan barang

yang bersangkutan. Sedangkan pengangkutan adalah kegiatan memindahkan

barang atau orang dari suatu tempat ke tempat lain dengan selamat sampai

tujuan. Dengan demikian, maka kedua-duanya merupakan suatu proses,

dimana perpindahan itu dimulai dan dimana perpindahan itu diakhiri. Dalam

arti sudah dipastikan tempat penerimaan barang dan penyerahannya.


Tindak pidana pelayaran merupakan salah satu dari tindak pidana yang

terjadi di perairan dan merupakan suatu ancaman bagi awak kapal maupun

penumpang dan muatan yang di angkutnya dan di sini peran polisi perairan

sebagai pelaksana tugas pokok di perairan berwenang menindak pelaku tindak

pidana sesuai dengan kewenangan Polri seperti yang tercantum dalam pasal 16

Undang - undang Nomor 2 tahun 2002 tentang kepolisian Negara dapat

melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan.

Hukum merupakan suatu pentunjuk hidup bagi masyarakat dalam suatu

wilayah yang jika dilanggar dapat menimbulkan suatu akibat berupa tindakan

daripihak pemerintah masyarakat itu. Adanya petunjuk hidup yang mengatur

tata tertib dalam suatu masyarakat tersebut memberikan hak dan kewajiban

pada setiap orang. 6Pasal 28 D ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa

“Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian

hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum”. Maka, hukum

tidak memandang golongan maupun status masyarakat tertentu dalam

memberikan pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang

adil.Negara sebagai penguasa harus melaksanakan pembangunan ekonomi

yang berguna untuk kesejahteraan rakyat.


11

Hal ini dinyatakan didalam Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945

bahwa “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai

oleh Negara dan dipergunakanuntuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”

Maka, negara sebagai penguasa atas bumi, air, dan kekayaan alam Indonesia

harus menggunakan sumber daya yang ada untuk kesejahteraan rakyat agar

terselenggaranya pembangunan nasional yang berdasarkan asas dan prinsip

yang terkandung didalam Pasal 33 ayat (4) UUD 1945 yakni :“Perekonomian

nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip

kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,

kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan

ekonomi nasional.

Pembangunan ekonomi di Indonesia tidak luput dengan adanya

pengangkutan laut yang memadai. Indonesia sebagai negara poros maritim

dunia tentu memerlukan ketahanan dan perlindungan yang kuat terhadap

pengangkutan laut tersebut. Pengangkutan laut merupakan salah satu kesatuan

dalam pelayaran. Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17

Tahun 2008 tentang Pelayaran menyatakan bahwa “Pelayaran adalah satu

kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan di perairan,kepelabuhanan,

keselamatan dan keamanan, serta perlindungan lingkungan maritime4.

4
http://dephub.go.id/post/read/transportasi-laut-urat-nadi-perekonomian-nasional-60496
diakses 5 Juni 2021
Pembangunan ekonomi di Indonesia tidak luput dengan adanya

pengangkutan laut yang memadai. Indonesia sebagai negara poros maritim

dunia tentu memerlukan ketahanan dan perlindungan yang kuat terhadap

pengangkutan laut tersebut. Pengangkutan laut merupakan salah satu kesatuan

dalam pelayaran. Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17

Tahun 2008 tentang Pelayaran menyatakan bahwa “Pelayaran adalah satu

kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan di perairan,kepelabuhanan,

keselamatan dan keamanan, serta perlindungan lingkungan maritime.


7
Transportasi laut memiliki peran yang sangat penting bagi negara

kepulauan. Indonesia yang memiliki 17.000 pulau dan disatukan lautan yang

luas, transportasi laut menjadi "Urat Nadi" bagi perekonomian Indonesia.

Mengingat sangat vitalnya transportasi bagi perekonomian, maka transpotasi

laut harus dikembangkan dengan baik dan benar untuk menunjang

pertumbuhan perekonomian.

"Transportasi laut merupakan salah satu urat nadi perekonomian Indonesia.

Jika transportasi laut terganggu, maka perekonomian nasional juga terganggu,"

ujar Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono ketika membuka Rapat

Kerja Direktorat
Jendral Perhubungan Laut " Dengan Semangat Reformasi Birokrasi, Kita

Laksanakan Revitalisasi Kinerja Aparatur Direktorat Jendral Laut Guna

Terwujudnya

Bambang mengatakan, tantangan pembangunan transportasi sangat

kompleks termasuk transportasi laut sebagai dampak perkembangan ekonomi

global dalam beberapa tahun terakhir. Karena itu, pembangunan transportasi

laut tidak boleh hanya berorientasi pada skala nasional saja, namun juga harus

berorientasi .memiliki 2.392 pelauhan resmi dan lebih banyak lagi pelabuhan

tidak resmi. " Setiap 40 kilo meter panjang terdapat satu pelabuhan. Hal itu sah

- sah saja karena memang Indonesia merupakan negara kepulauan," kata

Wamenhub.

Transportasi adalah perpindahan manusia atau barang dari satu tempat

ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan

oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia

dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Di negara maju, mereka biasanya

menggunakan kereta bawah tanah (subway) dan taksi. Penduduk di sana jarang

yang mempunyai kendaraan pribadi karena mereka sebagian besar

menggunakan angkutan umum sebagai transportasi mereka.

Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat, laut, dan udara.

Transportasi udara merupakan transportasi yang membutuhkan banyak uang


untuk memakainya. Selain karena memiliki teknologi yang lebih canggih,

transportasi udara merupakan alat transportasi tercepat dibandingkan dengan

alat transportasi lainnya serta memiliki tingkat kecelakaan yang relatif lebih

rendah daripada transportasi darat dan air.


Transportasi adalah kegiatan pemindahan manusia atau barang dari

satu tempat ke tempat lain oleh kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau

mesin.Transportasi terus mengalami perkembangan seiring berjalannya

waktu.Transportasi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu transportasi darat,

transportasi laut, dan transportasi udara. 8Transportasi laut sendiri memiliki

banyak jenis, di antaranya kapal feri, kapal penumpang, kapal barang, kapal

tanker, dan kapal pesiar.

1. Jenis-jenis Alat Transportasi Laut

a. Kapal Feri

Kapal feri merupakan kapal yang biasa digunakan sebagai alat penyeberangan

untuk perlintasan antarpulau. Meskipun ukurannya tidak begitu besar, tapi kapal

ini mampu menampung banyak orang dan kendaraan. Kapal feri banyak

beroperasi saat hari-hari besar seperti lebaran dan Natal. Contoh alat

transportasi laut. Foto: pixabay

b. Kapal Penumpang

Kapal penumpang memiliki ukuran yang jauh lebih besar dari kapal

feri. Kapal ini difungsikan untuk penyeberangan lintas benua. Kapasitas kapal

ini bisa mencapai ribuan orang yang dilengkapi dengan fasilitas dan arsitektur

mewah.
c. Kapal Barang

Kapal jenis ini biasa digunakan untuk keperluan aktivitas perdagangan.

Kapal ini membawa muatan barang dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain.

Dalam dunia perdagangan, kapal ini berperan penting dalam kegiatan ekspor

dan impor. Ukurannya yang besar mampu menampung banyak muatan barang

untuk melintasi benua.

d. Kapal Tanker

Dengan ukurannya yang besar, kapal ini digunakan untuk mengangkut

minyak, lalu dikendalikan dengan komputer dan sistem navigasi yang canggih

melalui satelit. Tanker yang berukuran raksasa disebut supertanker. Panjang

supertanker bisa mencapai 378 meter dengan lebar 50 meter dan berat kosong

167.000 ton
e. Kapal Pesiar

Kapal pesiar biasa digunakan dalam dunia pariwisata. Jenis kapal ini

membantu penumpang untuk lebih mudah menikmati keindahan suasana laut

dengan menyediakan fasilitas hotel berbintang sebagai

pendukungnya.Sebagian kapal pesiar memiliki rute pelayaran yang selalu

kembali berlabuh di titik awal keberangkatan. Lama pelayaran kapal pesiar

bermacam-macam, tergantung dengan rutenya. Dari banyaknya beberapa alat

transportasi laut di atas, sering kali adanya kejadian yang menyebabkan

kecelakaan , kecelakaan tersebut sering kali menimbulkan korban jiwa,materi,

maupun materi. Dibandingkan dengan pengangkutan udara, keberadaan


pengangkutan laut memiliki harga yang.Dari banyaknya beberapa alat

transportasi laut di atas, sering kali adanya kejadian yang menyebabkan

kecelakaan , kecelakaan tersebut sering kali menimbulkan korban jiwa,materi,

maupun materi. Dibandingkan dengan pengangkutan udara, keberadaan

pengangkutan laut memiliki harga yang relatif lebih murah sehingga

pengangkutan laut lebih dinikmati oleh masyarakat. peranan yang penting

sekali dalam konteks pengangkutan nasional. Salah satu faktor penting dalam

pelayaran adalah kapal. Karena semua pelayaran pengangkutan, baik

pengangkutan barang ataupun penumpang pasti membutuhkan kapal sebagai

pendukungnya.

Selain dikarenakan daya muat yang lebih besar dibandingkan dengan

perahu tradisional, kapal juga memiliki perlengkapan dan peralatan yang jauh

lebih baik daripada perahu tradisional.Kecuali apabila ditentukan atau

diperjanjikan lain, maka kapal ini dianggap meliputi segala alat

perlengkapannya. Keselamatan dari perjalanan transportsi laut merupakan

suatu peranan himbauan sanggat besar untuk keselamatan dari penumpang.

Keselamatan Pelayaran didefinisikan sebagai suatu keadaan terpenuhinya

persyaratan keselamatan dan keamanan yang menyangkut angkutan di perairan

dan kepelabuhanan.Terdapat banyak penyebab kecelakaan kapal laut; karena

tidak diindahkannya keharusan tiap kendaraan yang berada di atas kapal.


Keselamatan dari perjalanan transportsi laut merupakan suatu peranan
10
himbauan sanggat besar untuk keselamatan dari penumpang Keselamatan

Pelayaran didefinisikan sebagai suatu keadaan terpenuhinya persyaratan

keselamatan dan keamanan yang menyangkut angkutan di perairan dan

kepelabuhanan.Terdapat banyak penyebab kecelakaan kapal laut; karena tidak

diindahkannya keharusan tiap kendaraan yang berada di atas kapal untuk diikat

(lashing), hingga pada persoalan penempatan barang yang tidak

memperhitungkan titik berat kapal dan gaya lengan stabil.Dengan demikian

penyebab kecelakaan sebuah kapal tidak dapat disebutkan

secara pasti, melainkan perlu dilakukan pengkajian.

1. Penyebab kecelakaan pelayaran

Kecelakaan angkutan laut yang menelan banyak korban jiwa dan harta

benda terjadi silih berganti dalam beberapa tahun belakangan ini diantaranya

Ada beberapa penyebab yaitu :

a. Faktor manusia

Faktor manusia merupakan faktor yang paling besar yang antara lain
meliputi:
 Kecerobohan di dalam menjalankan kapal,

 kekurang mampuan awak kapal dalam menguasai berbagai

permasalahan yang mungkin timbul dalam operasional kapal,

 secara sadar memuat kapal secara berlebihan


b. Faktor teknis

Faktor teknis biasanya terkait dengan kekurang cermatan di dalam desain

kapal,penelantaran perawatan kapal sehingga mengakibatkan kerusakan

kapal atau bagian- bagian kapal yang menyebabkan kapal mengalami

kecelakaan, terbakarnya kapal seperti yang dialami Kapal Tampomas

diperairan Masalembo, Kapal Livina.

c. Faktor alam

Faktur cuaca buruk merupakan permasalahan yang sering kali dianggap

sebagai penyebab utama dalam kecelakaan laut. Permasalahan yang biasanya

dialami adalah badai, gelombang yang tinggi yang dipengaruhi oleh

musim/badai, arus yang besar, kabut yang mengakibatkan jarak pandang yang

terbatas. Pelayaran yang terdiri atas angkutan diperairan, kepelabuhanan,

keselamatan dan keamanan pelayaran, dan perlindungan lingkungan maritim,

merupakan bagian dari sistem transportasi nasional yang harus dikembangkan

potensi dan peranannya untuk mewujudkan sistem transportasi yang efektif

dan efesien, serta membantu terciptanya pola distribusi nasional yang mantap

dan dinamis. Kelayakan kapal merupakan unsur utama sebagai tolak ukur

terciptanya keselamatan dan keamanan kapal di laut.


Hal ini, menjadi faktor krusial dalam proses penanganan yang terjalin

antara Penyidik Syahbandar dan Penyidik Polri terkait penanganan terhadap

tindak pidana di bidang pelayaran terkait kecelakaan kapal di laut yang

terkadang tidak searah dengan kewenangan maupun wewenang yang telah

diatur dalam KUHAP maupun undang- undangnyamasing-masing. Oleh

karena itu, peran dari aparat penegak hukum merupakan tolak ukur

dalam pelaksanaan mekanisme koordinasi secara procedural terpadu demi

terciptanya supermasi hukum yang akuntabel.Metode penelitian yang

digunakan dalam menganalisis dan membahas secara yuridis yaitu penelitian

hukum kepustakaan adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum,

prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu

hukum yang dihadapi dengan tujuan penelitian menganalisis dan mengkaji

mekanisme dan prosedur penanganan kecelakaan kapal di laut oleh penyidik

pegawai negeri sipil Kepolisian. Pihak kepolisian air terutama yang terjadi

kecelakaan laut di kawasan pelabuhan boom baru di kota pelembang . Korps

Kepolisian Air dan Udara Badan Pemeliharaan Keamanan Kepolisian

Republik Indonesia atau biasa disingkat Korpolairud Baharkam POLRI adalah

satuan di dalam Kepolisian Republik Indonesia yang mendukung tugas-tugas

kepolisian lewat air (sungai/laut) dan udara. Sat Polair adalah unsur pelaksana

tugas pokok Polres yang berada dibawah Kapolres. Sat Polair bertugas

menyelenggarakan fungsi kepolisian perairan, yang meliputi patroli perairan,

penegakan hukum diperairan, pembinaan masyarakat pantai dan perairan


lainnya, serta pencarian dan penyelamatan kecelakaan di perairan (SAR).

Pihak kepolisian air terutama yang terjadi kecelakaan laut di kawasan

pelabuhan boom baru di kota pelembang . Korps Kepolisian Air dan Udara

Badan Pemeliharaan Keamanan Kepolisian Republik Indonesia atau biasa

disingkat Korpolairud Baharkam POLRI adalah satuan di dalam 13Kepolisian

Republik Indonesia yang mendukung tugas-tugas kepolisian lewat air

(sungai/laut) dan udara. Sat Polair adalah unsur pelaksana tugas pokok Polres

yang berada dibawah Kapolres. Sat Polair bertugas menyelenggarakan fungsi

kepolisian perairan, yang meliputi patroli perairan, penegakan hukum

diperairan, pembinaan masyarakat pantai dan perairan lainnya, serta pencarian

dan penyelamatan kecelakaan di perairan (SAR).

2. Pelaksanaan Tugas Polri di Perairan

Patroli perairan adalah salah satu kegiatan kepolisian yang dilakukan

oleh kapal Polri sebagai usaha mencegah bertemunya niat dan berkesempatan,

dengan jalan mendatangi, menjelajahi, mengamati, mengawasi,

memperhatikan situasi dan kondisi yang di perkirakan akan menimbulkan

segala bentuk kejahatan dan gangguan kamtibmas, pelanggaran hukum serta

memerlukan kehadiran kapal Polri untuk


segala bentuk kejahatan dan gangguan kamtibmas, pelanggaran hukum

serta memerlukan kehadiran kapal Polri untuk

13
https://info-polressintang.com/tugas-dan-fungsi-pokok-sat-polair/ Diakses 8 Juni 2021
melakukan tindakan-tindakan kepolisian guna memelihara ketertiban dan

menjamin keamanan umum masyarakat. Kapal patroli Polri adalah kapal

pemerintah yang mempunyai identitas yang jelas (nomor lambung, nama

kapal,cat kapal, bendera kapal, dan seterusnya) dan mempunyai kewenangan

untuk menegakkan hukum di wilayah perairan Indonesia.

Deteksi dini merupakan penilaian awal terhadap semua bentuk

kerawanan dan gangguan kamtibmas yang mungkin terjadi, sehingga dapat di

cegah dengan segera untuk tidak berubah menjadi ancaman nyata . Apabila

terjadinya kecelakaan air ataupun udara disinilah Kepolisian Air sanggat berperan

besar dalam efakuasi penyelamatan korban dan bagaimana menganalisis proses

penyelidikan dan penyidikan pemeriksaan bisa terjadi suatu kecelakaan

4. Proses Penyidikan Pemeriksaan Kapal

Sebagaimana yang dimaksud pemeriksaan kecelakaan kapal menurut UU

No 9 Tahun 2009 . Kecelakaan kapal merupakan kegiatan serangkaian

pengusutan yang dilakukan oleh pejabat pemerintah yang berwenang untuk

mengetahui sebab dan factor-faktor pendukung terjadinya kecelakaan kapal.

Pemeriksaan yang dimaksud dilakukan terhadap

1. Kapal bendera Indonesia atau berbendera asing yang terjadi di dalam

wilaah perairan Indonesia


2. Kapal berbendera Indonesia yang terjadi di luar wilaah perairan
Indonesia
Pemeriksaan pendahuluan kecelakaan kapal sebagaimana dimaksud diatur

dalam UU no 9 Tahun 2009 pasal 3 ayat 3 yang terjadi di wilayah perairan

Indonesia dilakukan oleh syahbara atau pejabat pemerintah yang ditujuk oleh

mentri untuk mencari keterangan dan alat bukti awal atas terjadinya

kecelakaan kapal. Hasil penelitian Penegakan hukum terhadap kecelakaan

kapal di laut dapat diterapkan disetiap tahapan-tahapan pemeriksaan, baik

ditahapan penyidikan, kejaksaan dan di tahap sidang pengadilan. Karena

sifatnya yang khusus maka perkara kecelakaan kapal harus diselesaikan

secara khusus pula oleh pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil Syahbandar

yang telah ditunjuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

menjadi dasar hukumnya masing-masing, dalam kaitannya dengan proses

penanganan tindak pidana di bidang pelayaran yang tersangkanya adalah

nahkoda.

Sebagai contoh Kecelakaan Laut yang terjadi ,Kecelakaan kapal penarik

tongkang terjadi di perairan Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan.

Nakhoda kapal, Safarudin, ditemukan tewas.Kecelakaan terjadi di perairan

Sungai Musi dekat pada Selasa (24/11) malam. Saat itu, Kapal TB Atlas yang

menarik tongkang oleng dan tenggelam pada pukul 21.30 WIB. Siregar

mengatakan kapal berlayar dari Selat Ajaran menuju Pegayut. Namun, saat itu

cuaca dalam keadaan hujan lebat dan angin kencang.


"Tiba-tiba dari sebelah kiri TB Atlas angin kencang dan menyebabkan TB

Atlas oleng ke kanan dan seketika kapal mulai terisi air dan dari kamar mesin

sudah penuh dengan air. Tidak lama kemudian TB Atlas tenggelam,"

katanya.14Siregar mengatakan kapal berlayar dari Selat Ajaran menuju

Pegayut. Namun, saat itu cuaca dalam keadaan hujan lebat dan angin kencang.

Sementara tiga anak buah kapal, Alex (36), Beni (35) dan Densi (48)

ditemukan dalam kondisi selamat. Ketiganya kini ditangani tim medis dengan

dibantu petugas Polair."Dini hari sekitar pukul 03.30 WIB kami di Pos 30 ilir

mendapat laporan masyarakat telah terjadi laka air tunggal. TB Atlas yang

menarik tongkang Brawijaya dan melintas di seputaran Pusri oleng," kata

Kepala Pos Sandar 30 Ilir, Dit Polairud Polda Sumsel, Bripka AM Siregar,

Rabu (25/11/2020).

3. Peraturan Kecelakaan Laut

PP 9 tahun 2019 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal adalah

Peraturan Pemerintah tentang Pemeriksaan Kecelakaan yang saat ini berlaku,

menggantikan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang

Pemeriksaan Kecelakaan Kapal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1998 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3724), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8


Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun

1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal (Lembaran

14
https://news.detik.com/berita/d-5268987/kecelakaan-kapal-tongkang-di-sungai-musi-
nakhoda-
ditemukan-tewas diakses 8 juni 2021
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 21, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4369).

15
Pemeriksaan Kecelakaan Kapat dilakukan untuk mengetahui faktor

penyebab terjadinya Kecelakaan Kapal. Atas hasil pemeriksaan Kecelakaan

Kapal tersebut, nantinya dapat diambil langkah-langkah yang diperlukan untuk

mencegah terjadinya Kecelakaan Kapal dengan sebab-sebab kecelakaan yang

sama. Pemeriksaan Kecelakaan Kapal meliputi pemeriksaan pendahuluan

Kecelakaan Kapal yang dilakukan oleh Syahbandar atau pejabat pemerintah

yang ditunjuk oleh Menteri atas dasar laporan kejadian Kecelakaan Kapal dan

pemeriksaan lanjutan Kecelakaan Kapal yang dilakukdn oleh Mahkamah

Pelayaran.

Pemeriksaaan lanjutan dilakukan atas dasar Pemeriksaan Pendahuluan

Kecelakaan Kapal untuk memeriksa ada atau tidak adanya kesalahan atau

kelalaian dalam penerapan standar profesi kepelautan yang dilakukan oleh

Nakhoda dan/atau Perwira Kapal untuk menghasilkan Keputusan Mahkamah

Pelayaran berupa rekomendasi kepada Menteri untuk menjatuhkan sanksi

administrasi berupa peringatan atau pencabutan sertifikat keahlian pelaut bagi

yang bertugas dalam jabatan tertentu di atas kapa

Pada saat berlakunya Peraturan Pemerintah ini, Peraturan Pemerintah


Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal (Lembaran

Negara Republik

15
https://www.jogloabang.com/lingkungan/pp-9-2019-pemeriksaan-kecelakaan-kapal Diakses
9 Juni
2021
Indonesia Tahun 1998 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3724), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 21, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4369), dicabut dan dinyatakan

tidak berlakBagian Ketujuh UU Pelayaran tentang Pemeriksaan Pendahuluan

Kecelakaan Kapal, Pasal 21 mengatakan bahwa :

1. Pemeriksaan pendahuluan kecelakaan kapal berbendera Indonesia di

wilayah perairan Indonesia dilakukan oleh Syahbandar atau pejabat

pemerintah yang ditunjuk.

2. Pemeriksaan pendahuluan kecelakaan kapal berbendera Indonesia di

luar perairan Indonesia dilaksanakan oleh Syahbandar atau pejabat

pemerintah yang ditunjuk setelah menerima laporan kecelakaan kapal

dari Perwakilan Pemerintah Republik Indonesia dan/atau dari pejabat

pemerintah negara setempat yang berwenang.

3. Hasil pemeriksaan pendahuluan kecelakaan kapal sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 220 dapat diteruskan kepada Mahkamah

Pelayaran untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan.


Pasal 245 UU Pelayaran mengatakan tentang Kecelakaan Kapal yaitu

bahwa Kecelakaan kapal merupakan kejadian yang dialami oleh kapal yang

dapat mengancam keselamatan kapal dan/atau jiwa manusia berupa:

a. kapal tenggelam;

b. kapal terbakar;

c. kapal tubrukan; dan

d. kapal kandas.

16
Jenis kecelakaan

 Bocor

 Hanyut

 Kandas

 Kerusakan Konstruksi

 Kerusakan Mesin

 Meledak

 Menabrak Dermaga

 Menabrak Tiang Jembatan

 Miring

 Orang Jatuh ke Laut


 Tenggelam

16
https://id.wikipedia.org/wiki/Keselamatan_pelayaran Diakses 9 Juni 2021
 Terbakar

 Terbalik

 Tubrukan

Definisi Kecelakaan Kapal dalam PP 9 tahun 2019 tentang Pemeriksaan

Kecelakaan Kapal, Kecelakaan Kapal adalah suatu kejadian dan/atau peristiwa

yang disebabkan oleh faktor eksternal dan/atau internal dari kapal, yang dapat

mengancam dan/atau membahayakan keselamatan kapal, jiwa manusia,

kerugian harta benda, dan kerusakan lingkungan maritim.

PP 9 tahun 2019 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal merupakan aturan

turunan dari UU 17 tahun 2008 tentang Pelayaran. PP 9 tahun 2019 tentang

Pemeriksaan Kecelakaan Kapal melaksanakan Ketentuan Pasal 221, Pasal 245,

dan Pasal 255 Undang-Undang Pelayaran. Pelayaran adalah satu kesatuan

sistem yang terdiri atas angkutan di perairan, kepelabuhanan, keselamatan dan

keamanan, serta perlindungan lingkungan maritim.

Ketentuan lebih lanjut mengenai fungsi, kewenangan, dan tugas

Mahkamah Pelayaran serta tata cara dan prosedur pengenaan sanksi

administratif diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 255, UU Pelayaran


Undang-Undang tentang Pelayaran memuat empat unsur utama yakni

angkutan di perairan, kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan pelayaran,

serta perlindungan lingkungan maritim yang dapat diuraikan sebagai berikut:

a. pengaturan untuk bidang angkutan di perairan memuat prinsip

pelaksanaan asas cabotage dengan cara pemberdayaan angkutan laut

nasional yang memberikan iklim kondusif guna memajukan industri

angkutan di perairan, antara lain adanya kemudahan di bidang

perpajakan, dan permodalan dalam pengadaan kapal serta adanya

kontrak jangka panjang untuk angkutan;

b. Dalam rangka pemberdayaan industri angkutan laut nasional, dalam

Undang Undang ini diatur pula mengenai hipotek kapal. Pengaturan ini

merupakan salah satu upaya untuk meyakinkan kreditor bahwa kapal

Indonesia dapat dijadikan agunan berdasarkan peraturan perundang-

undangan, sehingga diharapkan perusahaan angkutan laut nasional

akan mudah memperoleh dana untuk pengembangan armadanya;

c. pengaturan untuk bidang kepelabuhanan memuat ketentuan mengenai

penghapusan monopoli dalam penyelenggaraan pelabuhan, pemisahan

antara fungsi regulator dan operator serta memberikan peran serta

pemerintah daerah dan swasta secara proposional di dalam

penyelenggaraan kepelabuhanan;
d. pengaturan untuk bidang keselamatan dan keamanan pelayaran

memuat ketentuan yang mengantisipasi kemajuan teknologi dengan

mengacu pada konvensi internasional yang cenderung menggunakan

peralatan mutakhir pada


sarana dan prasarana keselamatan pelayaran, di samping

mengakomodasi ketentuan mengenai sistem keamanan pelayaran yang

termuat dalam “International Ship and Port Facility Security Code”;

dan

e. pengaturan untuk bidang perlindungan lingkungan maritim memuat

ketentuan mengenai pencegahan dan penanggulangan pencemaran

lingkungan laut yang bersumber dari pengoperasian kapal dan sarana

sejenisnya dengan mengakomodasikan ketentuan internasional terkait

seperti “International Convention for the Prevention of Pollution from

Ships”.

Urutan dan ruang lingkup yang diatur dalam PP 9 tahun 2019 tentang

Pemeriksaan Kecelakaan Kapal:

1. pemeriksaan pendahuluan Kecelakaan Kapal;

2. pemeriksaan lanjutan Kecelakaan Kapal;

3. sanksi administratif;

4. Mahkamah Pelayaran;

5. pendanaan.

Dengan demikian proses penyidikan kecelakaan Lalu lintas laut yang dilakukan

oleh kepolisian air dibantu oleh Pihak Syahbandar dan dilakukan oleh
pemerintah.
BAB III

PERANAN KEPOLISIAN DALAM PENYIDIKAN KECELAKAAN

LALU LINTAS LAUT YANG TERJADI DI KEPOLISIAN AIR DI

PELABUHAN BOOM BARU PALEMBANG

A.Pelaksana penegakkan hukum di perairan

Polri dalam menjalankan tugas dan fungsi selalu berdasarkan pada aturan

maupun ketentuan yang telah diatur dalam undang-undang dan peraturan –

peraturan yang di buat oleh kesepakatan bersama baik di dalam intern

kepolisian maupun peraturan pemerintah yang mengaturnya dan hal ini

menjadi dasar hukum yang kuat sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas

dan Polri dalam menjalankan tugas dan wewenang.


17
Dalam rangka penegakkkan hukum di perairan di laksanakan oleh polisi

perairan yang bertugas sesuai dengan Peraturan Kapolri Nomor 22 tahun 2010

tentang susunan tata kerja dan organisasi kepolisian tingkat Polda sebagai

tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 52 tahun 2010 tentang susunan

tata kerja dan organisasi Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Dan ini menegaskan bahwa fungsi Polisi Perairan sebagai penegakkan

hukum di perairan dapat di lakukan dengan tetap berpedoman pada Undang -

Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara sesuai dengan


wewenang dalam penanganan tindak pidana dalam pasal 16. Dan objek hukum

dari Polisi perairan adalah kapal

17
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/administratum/article/view/15129 diakses 9 juni
2021

29
30

niaga yang melakukan tindak pidana di perairan salah satunya tindak pidana

pelayaran.

B. Tindak Pidana

Tindak pidana Pelayaran merupakan salah satu dari tindak pidana yang

terjadi di perairan yang menjadi objek hukum dari Polisi perairan, dikatakan

tindak pidana karena memenuhi unsur – unsur dari suatu tindak pidana seperti

yang telah di rumusakan dalam Bab II

A. Suatu perbuatan

Adanya suatu kegiatan / tindakan / perbuatan yang di lakukan tanpa

memperhatikan peraturan dan ketentuan yang berlaku atau dengan

kesengajaan demi suatu kepentingan

B. Yang di larang ( oleh aturan hukum )

Telah di atur dalam Undang Apakah dalam melakukan penyelidikan

dan penyidikan berdasarkan laporan/tuduhan dari Pelapor bahwa seseorang

sebagai pelaku tindak pidana, Polisi dapat menentukan bahwa orang tersebut

adalah Tersangka tanpa melakukan pemeriksaan saksi-saksi terlebih dulu,

kecuali menerima keterangan dari Pelapor semata (bukan dalam hal tertangkap
18
tangan) Apakah yang dimaksud dengan Bukti Permulaan yang Cukup itu

dapat diartikan sebagai laporan dari Pelapor saja? Apakah hal ini tidak
31

berarti semua orang dapat dituduh sebagai

18
https://new.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/cl1227/proses-penyelidikan--penyidikan-
berdasarkan-peraturan-perudangundangan-yang-berlaku-di-wilayah-r Diakses 9 Juni 2021
Tersangka perbuatan pidana, jika si Pelapor menghendakinya? Bagaimana

apabila semua orang yang tidak menyukai seseorang kemudian melaporkan

kepada Kepolisian bahwa orang tersebut telah melakukan suatu perbuatan

tindak pidana

PP 9 tahun 2019 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal adalah

Peraturan Pemerintah tentang Pemeriksaan Kecelakaan yang saat ini berlaku,

menggantikan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang

Pemeriksaan Kecelakaan Kapal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1998 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3724), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8

Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun

1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4369).

Pemeriksaan Kecelakaan Kapat dilakukan untuk mengetahui faktor

penyebab terjadinya Kecelakaan Kapal. Atas hasil pemeriksaan Kecelakaan

Kapal tersebut, nantinya dapat diambil langkah-langkah yang diperlukan untuk

mencegah terjadinya Kecelakaan Kapal dengan sebab-sebab kecelakaan yang

sama. Pemeriksaan Kecelakaan Kapal meliputi pemeriksaan pendahuluan


Kecelakaan Kapal yang dilakukan oleh Syahbandar atau pejabat pemerintah

yang ditunjuk oleh Menteri atas dasar laporan kejadian Kecelakaan Kapal dan

pemeriksaan lanjutan Kecelakaan Kapal yang dilakukdn oleh Mahkamah

Pelayaran.
Pemeriksaaan lanjutan dilakukan atas dasar Pemeriksaan Pendahuluan

Kecelakaan Kapal untuk memeriksa ada atau tidak adanya kesalahan atau

kelalaian dalam penerapan standar profesi kepelautan yang dilakukan oleh

Nakhoda dan/atau Perwira Kapal untuk menghasilkan Keputusan Mahkamah

Pelayaran berupa rekomendasi kepada Menteri untuk menjatuhkan sanksi

administrasi berupa peringatan atau pencabutan sertifikat keahlian pelaut bagi

yang bertugas dalam jabatan tertentu di atas kapal.

C. Proses penyidikan kecelakaan lalu lintas laut


19
Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari

dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna

menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang

diatur dalam undang- undang ini.Keselamatan Pihak Penyidik Keselamatan

tim pemeriksa merupakan hal yang utama, maka harus memperhatikan setiap

usaha untuk menjamin keselamatan dengan memperhatikan prosedur- prosedur

keamanan, persiapan pemeriksaaan kapal meliputi hal- hal sebagai berikut:

a. Observasi sebelum pemeriksaaan.

Observasi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan dan mencatat informasi

yang dapat dilihat dan berguna nantinya pada saat pemeriksaan. Berikut adalah

daftar bebrapa objek observasi yang dapat dibuat:


19
https://new.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt51a4a954b6d2d/soal-penyidik--
penyelidik--
penyidikan--dan-penyelidikan/ Diakses 9 Juni 2021
1. Pos lokasi kapal

2. Kegiatan kapal

3. Jenis kapal

4. Tanda- tanda di lambungan kapal

5. Kondisi kapal

6. Bendera kapal

7. Haluan dan kecepatan

8. Elektronik

9. Jenis dan kondisi perlengkapan

10. Jumlah orang yang ada di kapal

11. Reaksi awak kapal atas kehadiran pemeriksa

12. Bagaimana penampilan orang –orang

tersebut Tingkat resiko dan ancaman

Semua pemeriksaaan melibatkan tingkat resiko personil tim pemeriksa

penentuan tingkat resiko di buat untuk menentukan cara bertindak dalam

mengantisipasi kemungkinan resiko yang akan terjadai.

Beberapa hal yang menentukan tingkat resiko adalah:

1. Jumlah personil yang ada di kapal

2. Konfigurasai kapal

3. Kebangsaaan awak kapal


4. Reaksi awak kapal atas kehadairan pemeriksa

5. Keadaaan cuaca
6. Waktu ( siang dan malam )

7. Kemungkinan pelanggaran

8. Kegiatan kapal / orang dikapal

b. Membuat rencana pemeriksaan

Tujuan membuata rencana pemeriksaan adalah untuk menjamin bahwa

setiap orang dalam tim pemeriksa tahu apa yang harus di kerjakan dan kapan

harus mengerjakannya dan juga mencoba untuk mencapai hasil- hasil yang

maksimum dengan gangguan yang minimum.

Rencana pemeriksaan meliputi :

1. Tingkat resiko

2. Tugas – tugas khusus bagi setiap anggota ketika naik ke kapal

3. Kapan dan dimana pengumpulan awak kapal

4. Bagaimana rekomunikasai antar tim pemeriksa

5. Bagaimana rekomunikasi dengan kapal pemeriksa

6. Apakah ada kata- kata kode yang di gunakan

7. Rencana kemungkinan

8. Sebelum manaiki kapal,periksalah untuk menjamin bahwa setiap

tim pemeriksa.

Prosedur pemeriksaaan kapal Keselamatan tim pemeriksa adalah hal


yang utama,sehin

itu prosedur
– prosedur pemeriksaaan dapat berjalan dengan lancar.untuk itu prosedur-

prosedur pemeriksaaan harus di perhatikan.

Pemeriksaan pendahuluan kecelakaan kapal sebagaimana dimaksud diatur

dalam UU no 9 Tahun 2009 pasal 3 ayat 3 yang terjadi di wilayah perairan

Indonesia dilakukan oleh syahbara atau pejabat pemerintah yang ditujuk oleh

mentri untuk mencari keterangan dan alat bukti awal atas terjadinya

kecelakaan kapal. Hasil penelitian Penegakan Kepolisian Air dalam hukum

terhadap kecelakaan kapal di laut dapat diterapkan disetiap tahapan-tahapan

pemeriksaan, baik ditahapan penyidikan,kejaksaan dan di tahap sidang

pengadilan.

Karena sifatnya yang khusus maka perkara kecelakaan kapal harus

diselesaikan secara khusus pula oleh pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil

Syahbandar yang telah ditunjuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang menjadi dasar hukumnya masing-masing, dalam kaitannya dengan proses

penanganan tindak pidana di bidang pelayaran yang tersangkanya adalah

nahkoda.

D. Hambatan apa saja yang ditemui dalam proses penyidikan dan

penyelidikan perkara kecelakaan


20
Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang sebagian besar
wilayahnya adalah perairan (laut). Kekayaan sumber daya kelautan

mempunyai daya tarik tersendiri bagi pelaku usaha di laut, sehingga berbagai

cara dilakukan untuk mengeksploitasinya, salah satunya dilakukan dengan cara

illegal. Permasalahan yang


20
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/hukum/article/view/13920 diakses 10 juni 021
terjadi dalam penelitian ini yaitu bagaimana penegakan serta bagaimana

faktor-faktor penghambat penegakan hukum terhadap tindak pidana illegal

fishing oleh penyidik TNI Angkatan Laut

Hambatan interen adalah hambatan yang timbul dari dalam itu sendiri .

Dalam peneltian penulis di dapat hambatan sebagai berikut Luas nya wilayah ,

dengan personil polri terbatas sehingga tidak semua kecelakaan terdeteksi dan

terkadang laporan kecelakaan lalu lintas laut sehingga sulit untuk mengadakan

penyelidikan.

1.) Untuk bekerja maksimal polri dituntut professional untu kesadaran diri

polri masing-masing dalam menjalankan tugas dan kewajiban

2.) Terbatasnya sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan

oprasional polri 3.) Keadaan Cuaca dan medan yang dilalui dalam proses

penyidikan
BA

IV

PE

NU

TU

A. Kesimpulan

Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki beribu-ribu pulau

dengan area teritori laut yang sangat luas. Daratan Indonesia seluas 1.904.569

km2 dan lautannya seluas 3.288.683 km2 yang membentang sepanjang

khatulistiwa dan terletak di antara benua Asia dan Australia serta di antara

Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia. Oleh sebab itu sarana perhubungan

laut menjadi hal yang sangat penting karena untuk menghubungkan antar kota

yang satu dengan kota lainnya terlebih pulau satu dengan pulau lainnya,

diperlukan suatu sistem pengangkutan untuk mencapai tujuan tersebut.

Proses penanganan yang terjalin antara Penyidik Syahbandar dan

Penyidik Polri terkait penanganan terhadap tindak pidana di bidang pelayaran

terkait kecelakaan kapal di laut yang terkadang tidak searah dengan


kewenangan maupun wewenang yang telah diatur dalam KUHAP maupun

undang-undang masing-masing.

Oleh karena itu, peran dari aparat penegak hukum

merupakan tolak ukur dalam pelaksanaan mekanisme koordinasi secara

procedural terpadu dalam proses penyidikan dan penyelidikan kecelakaan laut

. Metode penelitian yang digunakan dalam menganalisis dan membahas

Hasil penelitian Penegakan Kepolisian Air dalam hukum terhadap

kecelakaan kapal di laut dapat diterapkan disetiap tahapan-tahapan pemeriksaan, baik

ditahapan

37
38

penyidikan,kejaksaan dan di tahap sidang pengadilan. Karena sifatnya yang khusus

maka perkara kecelakaan kapal harus diselesaikan secara khusus pula oleh pejabat

Penyidik Pegawai Negeri Sipil Syahbandar yang telah ditunjuk sesuai dengan

peraturan perundang- undangan yang menjadi dasar hukumnya masing-masing, dalam

kaitannya dengan proses penanganan tindak pidana di bidang pelayaran yang

tersangkanya adalah nahkoda.

Definisi Kecelakaan Kapal dalam PP 9 tahun 2019 tentang Pemeriksaan

Kecelakaan Kapal, Kecelakaan Kapal adalah suatu kejadian dan/atau peristiwa

yang disebabkan oleh faktor eksternal dan/atau internal dari kapal, yang dapat

mengancam dan/atau membahayakan keselamatan kapal, jiwa manusia,

kerugian harta benda, dan kerusakan lingkungan maritim.

PP 9 tahun 2019 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal merupakan aturan

turunan dari UU 17 tahun 2008 tentang Pelayaran. PP 9 tahun 2019 tentang

Pemeriksaan Kecelakaan Kapal melaksanakan Ketentuan Pasal 221, Pasal 245,

dan Pasal 255 Undang-Undang Pelayaran. Pelayaran adalah satu kesatuan

sistem yang terdiri atas angkutan di perairan, kepelabuhanan, keselamatan dan

keamanan, serta perlindungan lingkungan maritim.

Hambatan apa saja yang ditemui dalam proses penyidikan dan

penyelidikan perkara kecelakaan Hambatan interen adalah hambatan yang

timbul dari dalam itu sendiri . Dalam peneltian penulis di dapat hambatan
39

sebagai berikut.Luas nya wilayah dengan personil polri terbatas sehingga tidak

semua kecelakaan terdeteksi dan terkadang laporan kecelakaan lalu lintas laut

sehingga sulit untuk mengadakan


penyelidikan.Untuk bekerja maksimal polri dituntut professional untu

kesadaran diri polri masing-masing dalam menjalankan tugas dan kewajiban

Terbatasnya sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan oprasional

polri,Keadaan Cuaca dan medan yang dilalui dalam proses penyidikan

B. Saran

Perlunya ditingkatkan pendidikan lalu lintas kepada masyarakat yang

dilakukan oleh polres Pelabuhan Boom baru . Sebab diketahui bahwa

penyebab pelangaran maupun kecelakaan lalu lintas sebagaimana besar

disebabkan factor manusia. Diharapkan setelah itu kesadaran masyarakat

mematuhi undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan

anggkutan jalan sehingga pelangaran lalu lintas berkrang

Diharapkan dalam rangka pelaksanaan penegakan hukum guna

meningkatkan tingkat keselamatan lalu lintas serta terwujudnya masyarakat

yang patuh hukum maka pihak kepolisian dalam hal ini Direktorat Polres

Boom Baru harus menempatkan personilya di tempat yang rawan kecelakaan

dan kemacetan agar pengendaraan bisa disiplin dalam pengendara.

Pada saat petugas melaksanakan patroli di haruskan membawa surat

perintah dan wilayah gerak kapal patroli sehingga pada saat melakukan

penindakan menjadi salah satu dasar yang dapat di pertanggung


jawabkan..Saling berkooordinasi antara kepolisian dan syahbandar atau

instansi lain dalam penanganan tindak pidana pelayaran dan Kepolisian air.
DAFTAR PUSTAKA

https://artikel.rumah123.com/jumlah-pulau-di-indonesia-beserta-penjelasan-sejarah-

letak-dan- luasnya-64427 Diakses 05 Mei 2021

1
Soegijatna Tjakranegara, Hukum Pengangkutan Barang dan Penumpang, Rineka Cipta,

Jakarta, 1995, hlm. 26. Diakses 6 Juni 2021

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt58328f66b6595/pertanggungjawaban

-hukum- jika-terjadi-kecelakaan-di-atas-kapal/Diakses 8 Mei 2021

http://jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pp/2019/Peraturan_Pemerintah_Nomor_9_Tahun_

2019.pd Diakses 8 Mei 2021f

https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=pasal+28+D+ayat+1 Diakses 10

Mei 2021 http://dephub.go.id/post/read/transportasi-laut-urat-nadi-

perekonomian-nasional- 60496 diakses 5 Juni 202

https://kumparan.com/berita-hari-ini/alat-transportasi-laut-pengertian-jenis-dan-

contohnya- 1unTjEmQUo0/full diakses 7 juni 2021

https://id.wikipedia.org/wiki/Keselamatan_pelayaran Diakses 8 juni 2021

https://fhukum.unpatti.ac.id/opac/index.php?p=show_detail&id=7735 diakses 8 juni 2021

https://info-polressintang.com/tugas-dan-fungsi-pokok-sat-polair/ Diakses 8 Juni 2021

1
https://news.detik.com/berita/d-5268987/kecelakaan-kapal-tongkang-di-sungai-musi-
nakhoda-

ditemukan-tewas diakses 8 juni 2021

https://new.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/cl1227/proses-penyelidikan--

penyidikan- berdasarkan-peraturan-perudangundangan-yang-berlaku-di-wilayah-r

Diakses 9 Juni 2021


http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/hukum/article/view/13920 diakses 10

juni 021 http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/hukum/article/view/13920

diakses 10 juni 021

Anda mungkin juga menyukai