DJAPRY ENERGY
SURAT PERJANJIAN
JUAL BELI BATUBARA
Pada hari senin tanggal Sembilan bulan Desember tahun Dua Ribu Sembilan Belas (09-12-
2019) di Banjar Baru, kami yang bertandatangan di bawah ini :
1. RENDY SUBASTIAN DJAPRI TJHIN, Dalam hal ini bertindak sebagai Direktur
utama PT. DJAPRI ENERGY yang berkedudukan di jalan Tomang Raya No. 70
Jakarta Barat Jakarta , Indonesia untuk selanjutnya disebut sebagai PEMBELI atau
2. RUJI ANTON ASSEGAF, yang berkedudukan di Komplek Aulia Permai 3 No. 03,
Martapura, Kab. Banjar Kal-Sel, selanjutnya disebut sebagai PENJUAL atau
---------------------------------------------PIHAK KEDUA---------------------------------
Dengan dilandasi itikad baik dan prinsip saling menguntungkan, telah bersepakat untuk
melakukan JUAL- BELI Batubara, dengan ketentuan -ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1
1) Obyek Jual–Beli dalam Perjanjian ini adalah batubara curah (crusher) dengan
kualitas tipikal ARB ± 6.000 kcal/kg UP berasal dari Tambang Milik Saudara di
wilayah xxxxxxxxx, Binuang Kalimantan Selatan.
2) Batu Bara di terima Pembeli Di stockpie Binuang KM 94 PT. DALAS dengan kode slot
stockplie …………...
Pasal 2
KUANTITAS BATUBARA
Pasal 3
HARGA BATUBARA
1. Harga yang disepakati adalah Rp. 450.000,-/MT (Empat Ratus Lima Puluh Ribu
rupiah) sampai di stockpile PT. DALAS binuang Kalimantan Selatan. Harga tersebut
sudah termasuk biaya-biaya Dumb Truck dan biaya kordinasi jalan
Pasal 4
NILAI TRANSAKSI
Nilai transaksi yang menjadi tagihan PIHAK PERTAMA adalah jumlah kuantitas batubara
seperti dinyatakan Hasil Rekap Tiimbangan di stockpile , dikalikan dengan harga yang
disepakati seperti tercantum pada Pasal 3.
Pasal 5
CARA PEMBAYARAN
Cara pembayaran harga Batubara oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA
dilakukan dengan transfer ke rekening bank milik PIHAK KEDUA dengan cara:
1. Setelah batu masuk ke stockpiel hasil rekapan Per hari selesai dibayarkan secara
tunai atau transfer ke :
Bank Details:
Nama Bank: Mandiri
Alamat Bank: KCP Martapura
Nama Acount: Ruji Anton Assegaf
Nomer rekeining: 031-00-1329649-9
Tel/Fax:/HP 081240923336
Pasal 6
Jangka waktu pemuatan seluruh kuantitas batubara dimaksud kedalam Stockpile mulai
terhitung Tanggal xxxxxxxxxx, yang akan ditentukan kemudian setelah Surat Perintah Jalan
diterima PIHAK PERTAMA dengan menyesuaikan slot di Stockpike Pihak Pertama
Syarat dan kondisi untuk Pembongkaran batu bara ke dalam stockpie adalah sebagai berikut
:
1. Batu bara Yang di bongkar harus keadaan bersih, tidak tercampur tanah, lumpur,
parting dan komponen lain selain batu bara,
2. Houling dilakukan pada siang hari dan malam hari dengan ketentuan ketersediaan
cheker Pihak Pembeli di lokasi Stockpile dan di tambang milik pihak Kedua.
4. Apabila PIHAK PENJUAL Ada perubahan jadwal hauling pada saat yang sudah
ditentukan Secepatnya memberitahukan pihak kedua agar bisa dikordinasikan
dengan team yang berada di stockpile
Pasal 7
1. PIHAK Kedua berkewajiban menyediakan batubara dengan dan kuantitas yang sesuai
dengan isi perjanjian ini dalam waktu yang telah ditentukan dan sesuai jadwal
pemuatan/pengapalan yang disepakati oleh Kedua Belah PIHAK.
3. PIHAK Pertama berkewajiban membayar kepada PIHAK PERTAMA atas harga batubara
yang sesuai kuantitas yang sesuai final Rekapan timbangan stockpile dengan cara
pembayaran menurut perjanjian ini.
5. Seluruh Biaya – biaya Retribusi, sesuai SK Gubernur Kalimantan timur dan Instruksi
Bupati Daerah Tingkat II setempat, dan Pungutan – pungutan lainnya yang dibebankan
pihak otoritas daerah setempat sebagai persyaratan legalitas batubara maupun untuk
kelancaran dalam kegiatan usaha penambangan serta perdagangan batubara menjadi
tanggungan PIHAK Kedua.
Pasal 8
FORCE MAJEURE
Peristiwa yang dapat dikategorikan sebagai Force Majeure adalah bencana alam,
berubahnya kebijakan pemerintah yang tidak memungkinkan terlaksananya perjanjian ini,
huruhara dan peristiwa yang sifatnya diluar kemampuan dari kedua belah pihak sehingga
masing-masing pihak tidak bisa memenuhi kewajibannya .
Force Majeure dianggap sah bila ada pemberitahuan kepada masing-masing pihak paling
lambat 2 x 24 jam setelah peristiwa tersebut terjadi.
Pasal 10
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Apabila timbul perselisihan antar kedua belah pihak, baik mengenai isi maupun teknis
pelaksanaan dari surat perjanjian jual beli ini, maka kedua belah pihak akan
menyelesaikannya dengan cara musyawarah. Apabila perselisihan tersebut tidak dapat
diselesaikan dengan cara musyawarah, maka kedua belah pihak akan menyelesaikannya
melalui Badan Arbitrasi Nasional Indonesia (BANI) berkedudukan di Kalimantan Selatan.
Pasal 11
PENUTUP
1. Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian ini, akan diatur kemudian atas dasar
kesepakatan kedua belah pihak yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
perjanjian ini.
2. PIHAK PERTAMA menjamin bahwa batubara yang dijual kepada PIHAK KEDUA adalah
sebenar–benarnya milik PIHAK PERTAMA dan tidak dalam sengketa ataupun ada
transaksi penjualan atas batubara tersebut dengan Pihak lain serta bersedia untuk
bertanggung jawab atas seluruh akibat–akibat yang timbul dalam pelanggaran atas
perjanjian ini.
3. Surat Perjanjian ini dibuat dan ditanda-tangani oleh kedua belah pihak dengan
sebenarnya, secara sadar, di atas kertas bermaterai cukup dalam rangkap 2 (dua) serta
masing-masing mempunyai kekuatan yang sama.
Direktur Operasional