Anda di halaman 1dari 39

TANFIDZ KOMISARIAT

IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

KOMISARIAT REFORMER

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2019 -2020
GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI
(GBHO)
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
KOMISARIAT REFORMER UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
PERIODE 2019 - 2020

BAB I
PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
1. Garis-Garis Besar Haluan Organisasi
(GBHO) IMM adalah pernyataan kehendak
IMM yang ditetapkan oleh Musykom. Di
dalamnya merupakan rangkaian kebijakan
dan program yang menyeluruh, terarah, dan
terpadu yang berlangsung secara terus
menerus dalam rangka mewujudkan tujuan
IMM yaitu terbentuknya akademisi islam
yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai
tujuan Muhammadiyah.
2. Pola Dasar Kebijakan, adalah dasar-dasar
yang dijadikan landasan disusun dan
dilaksanakannya suatu kebijakan (program),
sehingga pelaksanaannya mengarah pada
tercapainya tujuan IMM.
3. Kebijakan IMM dalam Musyawarah
Komisariat Reformer Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
adalah suatu pedoman yang disusun sebagai
arah kebijakan atau program dalam satu
periode Musykom.
4. Pelaksanaan Kebijakan dan Program adalah
garis-garis pokok tindakan yang mengandung
alternatif rencana program dalam mencapai
tujuannya.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan ditetapkannya Garis-Garis
Besar Haluan Organisasi IMM adalah untuk
memberikan arah bagi pelaksanaan usaha-usaha
IMM, yang pada pokoknya diwujudkan dalam
bentuk Kebijakan dan Program IMM. Sehingga
dapat mencapai maksud dan tujuan IMM sesuai
situasi dan kondisi yang dihadapi menurut
keberadaan dan kemampuan IMM sendiri.

C. LANDASAN KEBIJAKAN

Kebijakan IMM Komisariat Reformer berdasarkan


pada :

1. Al-Qur’an dan As - sunnah

2. Kaidah Organisasi Otonom Muhammadiyah

3. Keputusan dan Program Muhammadiyah

4. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga


IMM

5. Keputusan Musykom IMM Reformer yang masih


berlak
BAB II

POLA DASAR KEBIJAKAN

A. MAKNA dan HAKIKAT KEBIJAKAN IMM


Pola Dasar kebijakan IMM memberikan
dasar-dasar bagi kebijakan IMM dalam upaya
mewujudkan IMM.Pola Dasar Kebijakan IMM
memuat tentang tujuan kebijakan, prinsip-prinsip
kebijakan, sasaran kebijakan serta modal dasar
dan faktor dominan. Oleh karena itu, makna pola
dasar kebijakan IMM adalah penegasan dari
tujuan IMM dalam bentuk penjabaran
komponen-komponen yang mendasari serta
tujuan IMM. Sedangkan hakikat pola dasar
kebijakan IMM adalah wujud nyata dari upaya
yang dilakukan secara bersama-sama dalam
suatu kerjasama antara pimpinan dan anggota
IMM untuk mencapai tujuan IMM.
B. TUJUAN KEBIJAKAN IMM
Tujuan kebijakan IMM diarahkan pada
tercapainya tujuan IMM yaitu mengusahakan
terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak
mulia dalam rangka mencapai tujuan
Muhammadiyah.

C. PRINSIP-PRINSIP KEBIJAKAN IMM

Untuk mencapai tujuan IMM maka setiap


kebijakan atau program yang dilaksanakan
hendaknya didasarkan atas prinsip-prinsip:
1. Prinsip Tujuan
Ialah bahwa segala usaha dan program
senantiasa mengacu pada pencapaian tujuan
IMM yaitu mengusahakan terbentuknya
Akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam
rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
Dengan demikian segala sesuatunya dilakukan
bukan secara spontanitas insidental, melainkan
sebagai bagian dari upaya mendekati pencapaian
tujuan itu sendiri.
2. Prinsip Kekaderan
Ialah bahwa segala kegiatan yang dilakukan
merupakan pencerminan dari arena didik diri
dalam mempersiapkan dan melatih kader-kader
yang terlatih dan berkulitas yang diproyeksikan
sebagai kader pimpinan bagi persyarikatan, umat
dan bangsa. Target kualifikasi profil kader yang
dituju dalam keseluruhan proses IMM adalah
kader yang memiliki kompetensi dasar
keagamaan, intelektual dan kemanusiaan.
3. Prinsip Dakwah
Ialah bahwa aktivitas IMM dalam memerankan
dirinya di tengah-tengah masyarakat adalah
cermin dari upaya dakwah islam amar ma’ruf
nahi munkar. Dakwah adalah landasan gerakan
IMM dalam melakukan rekayasa kehidupan
menuju pencerahan kualitas hidup manusia di
dunia dan akhirat.
4. Prinsip Kebersamaan
Ialah bahwa segala bentuk program dan pilihan
kebijakan IMM merupakan hasil kehendak dan
orientasi cita-cita seluruh bagian warga ikatan.
Kolektivitas dan kolegialitas adalah watak Ikatan
dalam mengemban misi untuk mencapai tujuan
bersama dalam model tim kerja dan kerja tim
bagi program kerja ikatan.
5. Prinsip Keseimbangan
Ialah bahwa pilihan gerakan IMM merupakan
wujud apresiasi yang seimbang dalam
pemenuhan peran keagamaan, keilmuan dan
kemasyarakatan.
6. Prinsip Relevansi
Ialah bahwa kebijakan dan program kegiatan
IMM adalah serangkaian aktivitas yang
dilaksanakan untuk memberikan pemenuhan
kebutuhan yang relevan dengan sikap, watak dan
kebutuhan warga ikatan yaitu mahasiswa.
7. Prinsip Kesinambungan
Ialah bahwa kegiatan-kegiatan IMM adalah
setiap struktur pimpinan senantiasa
memperhatikan kebutuhan ikatan dalam satu
periode dan periode setelahnya.
8. Prinsip Kemjuan atau Progresifitas
Ialah bahwa segala bentuk program, kegiatan,
maupunpilihan kebijakan IMM senantiasa
diambil sebagai usaha IMM ke arah yang lebih
baik, progresif dan mencerahkan bagi
persyarikatan, umat dan bangsa.

D. SASARAN KEBIJAKAN IMM

1. Sasaran Personal
Yaitu sasaran yang menyangkut pembinaan dan
pengembangan kepribadian serta sumber daya
mahasiswa, agar tercipta keteladanan baik
secara batiniyah maupun lahiriyah. Untuk itu
pembinaan dan pengembangan aspek batiniyah
diarahkan kepada:
a) Tercapainya kualitas kader dan
pimpinan IMM yang siap menampilkan
diri sebagai seorang muslim uswatun
hasanah dalm seluruh tindakannya
b) tercapainya kualitas kader dan
pimpinan IMM yang mampu
mencerminkan akhlakul karimah dalam
kehidupan sehari-harinya.
c) terciptanya kualitas kader dan
pimpinan IMM yang siap berjuang dan
berani menghadapi segala macam
tantangan dalam kehidupannya, baik
dalam rangka pengambilan peran
institusional maupun dalam pemenuhan
kualifikasi
d) terciptanya kader dan pimpinan IMM
yang memiliki tingkat pemahaman
yang tepat tentang fungsi dan perannya
dalam membangun cita-cita ikatan
menuju masyarakat utama adil dan
makmur yang diridloi Allah.

Adapun pembinaan dan pengembangan


lahiriyah diarahkan pada:
a) Terbinanya kualitas kader dan
pimpinan IMM yang terlatih dan
terampil dalam menjalankan
perannya di tengah-tengah
masyaratakat sesuai dengan
spesifikasi program, keahlian dan
pilihan kerjanya.
b) Terbinanya kualitas kader dan
pimpinan IMM yang mampu
menampilkan daya tarik yang tepat
bagi generasi muda, khususnya
mahasiswa untuk terlibat dalam
aktivitas ikatan.
c) Terbinanya kualitas kader dan
pimpinan IMM yang cakap
menjalankan organisasi sehingga
memenuhi setandar kualitas anggota
dan pimpinan yang memenuhi aturan
konstitusi Ikatan
2. Sasaran Institusional
Yakni sasaran yang menyangkut pembinaan
dan pengembangan organisasi, baik dalam
(internal) maupun keluar (eksternal).
Pembinaan yang pembangunan yang bersifat
internal diarahkan pada penataan, pelaksanaan
serta pengawasan organisasi, sehingga secara
bertahap akan dicapai keadaan sebagai berikut :
a) Terbinanya mental pimpinan dan atau
mekanisme kerja kepemimpinan
sehingga secara bertahap akan
terwujud suasana tata kepemimpinan
yang baik.
b) Terbinanya administrasi dan atau
mekanisme keorganisasian sehingga
secara bertahap akan terwujud tata
keorganisasian yang baik.
c) Terbinaya program dan kegiatan
sehingga secara bertahap akan
terwujud suasana tata kegiatan yang
baik.

Pembinaan dan pembangunan organisasi yang


bersifat eksternal diarahkan kepada
pemantapan oganisasi secara bertahap sehingga
tercapai suasana sebagai berikut:

a) Terbinanya peran aktif IMM yang


tertib, baik vertikal maupun
horisontal dalam rangka pelaksanaan
program untuk mencapai tujuan
IMM.
b) Terbinanya peran aktif IMM sebagai
organisasi otonom Muhammadiyah
dalam meningkatkan fungsinya
sebagai pelopor, penerus, dan
penyempurna cita-cita dan gerakan
Muhammadiyah serta dapat bekerja
sama dengan organisasi otonom
muhammadiyah lainnya.
c) Terbinanya peran aktif IMM sebagai
salah satu organisasi atau gerakan
mahasiswa muslim yang mampu
menghimpun dan menyalurkan serta
mengembangkan aspirasi, minat dan
bakat mahasiswa muslim.
d) Terbinanya peran aktif IMM sebagai
salah satu ormas kemahasiswaan di
tengah-tengah dinamika kancah
kehidupan kemasyarakatan dan
kebangsaan.

E. MODAL DASAR DAN FAKTOR DOMINAN

1. Modal Dasar
Modal Dasar merupakan potensi objektif
lingkungan yang menjadi modal pertama
untuk berjuang untuk organisasi. Modal
Dasar IMM dalam kiprahnya adalah :
a. Para mahasiswa perguruan tinggi
Muhammadiyah yang tersebar di seluruh
Indonesia.
b. Para mahasiswa yang berada di perguruan
tinggi negeri dan perguruan tinggi lainnya
yang mengetahui maksud dan tujuan
IMM.
c. Karakteristik umum mahasiswa sebagai
generasi muda potensial yang memiliki
potensi dasar aqidah Islam yang menjadi
sumber motivasi, kompetensi dasar
keagamaan, intelektual dan kemanusiaan.
2. Faktor – factor Dominan
a. Berdirinya perguruan tinggi
Muhammadiyah yang tersebar di seluruh
Indonesia.
b. Tersebarnya alumni dan jaringan IMM
baik secara personal maupun institusional
di dalam tubuh persyarikatan maupun di
luar persyarikatan.
c. Tersedianya sumberdaya yang potensial
dari anggota - anggotanya, baik yang
berada di lingkungan perguruan tinggi
Muhammadiyah maupun perguruan
tinggi lainnya.
d. Kerjasama dan dukungan dari berbagai
organ-organ institusi lain di luar
Muhammadiyah.

BAB III
KEBIJAKAN IMM KOMISARIAT REFORMER
MUSYAWARAH KOMISARIAT X

A. Sasaran dan Periode Kebijakan


Sasaran dan perioritas kebijakan musyawarah
komisariat X dititik beratkan kepada penguatan
basis IMM dan kader yang dapat memberikan
manfaat nyata ditengah-tengah masyarakat,
dengan melakukan agenda-agenda strategis
mengenai isu-isu kontemporer, yang
memberikan imbas langsung kepada masyarakat
dalam usaha mencapai kehidupan masyarakat
yang utama.
B. Uraian Kebijakan Program
1. Bidang Organisasi
a) Melakukan konsolidasi (evaluasi dan
kontrol) organisasi dari dan antar bidang
dalam menata terciptanya stabilitas
organisasi.
b) Meningkatkan :
1) penguatan MONEV (monitoring
dan evaluasi) organisasi dari dan
antar bidang dalam menata
terciptanya stabilitas organisasi.
2) kapasitas menejemen organisasi
c) Mengawal tata tertib organisasi
d) Menguatkan kemampuan dokumentasi
organisasi, penelusuran dan penjagaan
dokumen-dokuman penting organisasi.
e) Menganalilis dan menyelesaikan
masalah yang terjadi didalam organisasi.

2. Bidang Kader
a) Perkaderan formal dan non formal.
b) Bersama instruktur merumuskan grand
design perkaderan komisariat.
c) Bertanggungjawab dalam pendataan
kader.
d) Mempererat tali silaturrahim antar kader
IMM dan alumni.

3. Bidang Hikmah
a) Mengawal dan merespon kebijakan
publik yang berkaitan dengan sosial
politik baik diranah kampus maupun
regional, nasional, dan internasional.
b) Menguatkan konsolidasi ditingkat
internal dalam merespon isu-isu kampus,
regional, nasional, dan global.
c) Mendorong aktivitas gerakan berdasar
analisis gerakan dan data.

4. Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan


a) Meningkatkan wadah intelektualitas bagi
kader – kader ikatan.
b) Membangun tradisi keilmuan dan
intelektual berbasis riset.
c) Mendorong terciptanya wadah integrasi
antara disiplin ilmu akademis dengan
gerakan IMM.
d) Membuat grand design

5. Bidang Media dan Komunikasi


a) Membantu dan meningkatkan
pengetahuan kader terhadap media
beserta implementasinya
b) Bertanggung jawab dalam operasional
media informasi
c) Pembangunan kapasitas skill media
komunikasi kader dalam menciptakan
image building di tengah ruang publik

6. Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan


a) Pembekalan kapasitas keilmuan kader
dalam hal ekonomi dan kewirausahaan
b) Mengelola dan mengembangkan Badan
Usaha Milik Ikatan (BUMI)
c) Menggalang kerjasama dengan institusi
Muhammadiyahdan atau non
Muhammadiyah dalam melakukan
penguatan ekonomi organisasi dan basis
kemandirian kader.

7. Bidang IMMawati
a) Membuat grand design IMMawati
komisariat reformer
b) Mengupgrade pengetahuan IMMawati
dengan mengadakan diksuswati
komisariat
c) Mengadakan agenda terkait hari - hari
besar perempuan
d) Memperluas jaringan silaturrahim
dengan Aisyiah dan Nasyi’atul Aisyiah

8. Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman


a) Meningkatkan pemahaman keislaman
kader
b) Pembekalan kapasitas
kemuhammadiyahan kader
c) Mengadakan kajian dakwah
d) Menyempurnakan grand design

9. Bidang Seni, Budaya, dan Olahraga


a) Mengadakan kajian dan kegiatan seni,
budaya, dan olahraga
b) Mengadakan kegiatan seni, budaya, dan
olahraga yang relevan dengan nilai-nilai
kemuhammadiyahan
c) Menfasilitasi minat dan bakat kader
dalam bidang seni, budaya, dan olahraga.
d) Mengembangkan life skill
MEKANISME KERJA PIMPINAN
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
KOMISARIAT REFORMER
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
PERIODE 2019 - 2020

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Pimpinan dalam mekanisme kerja ini adalah
Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah

Pasal 2

Penanggung jawab pelaksanaan mekanisme kerja


terletak pada pimpinan komisariat

BAB II
SUSUNAN POKOK PIMPINAN IMM
Pasal 3
1. Pimpinan IMM adalah pemimpin yang
memimpin Ikatan secara keseluruhan, yang
dalam pelaksanaan tugasnya terdiri atas
susunan pokok, yaitu unit-unit kerja dan
lembaga musyawarah.
2. Unit-unit kerja Pimpinan IMM adalah
pengelompokan dalam satuan pembagian
tugas pimpinan yang terdiri dari Badan
Pimpinan Harian (BPH) dan Unit
Pelaksanaan Teknis (UPT).
3. Lembaga musyawarah Pimpinan IMM
adalah rapat-rapat yang merupakan
perwujudan bentuk kebersamaan (kolegial)
dalam pengambilan keputusan kebijakan
dalam rangka pelaksanaan fungsi manajemen
organisasi

BAB III
TUGAS POKOK UNIT-UNIT KOMISARIAT
IMM
Pasal 4
Pimpinan IMM terdiri dari 3 unit kerja dengan tugas
pokoknya sebagai berikut
1. Badan Pimpinan Harian (BPH), berfungsi
sebagai unit pengambilan kebijakan
organisasi.
2. Unit Pelaksanaan Teknis (UPT), bertugas
sebagai tim kerja operasional.
3. Dalam keadaan tertentu, seluruh unit kerja
Pimpinan IMM dibantu oleh tenaga
profesional dan para spesialis sebagai
pelaksana.

BAB IV
BADAN PIMPINAN HARIAN
Pasal 5
1. BPH adalah sekelompok
pimpinan/manajemen Ikatan yang dipilih dan
diberi amanat oleh Musyawarah Komisariat.
2. BPH terdiri dari 21 orang dengan susunan
sebagai berikut :
Ketua Umum : 1 Orang
Ketua Bidang : 9 Orang
Sekretaris Umum : 1 Orang
Sekretaris Bidang : 9 Orang
Bendahara Umum : 1 Orang
3. Ketua dan Sekretaris Bidang terdiri dari :
Ketua dan Sekretaris Bidang Organisasi
Ketua dan Sekretaris Bidang Kader
Ketua dan Sekretaris Bidang Riset dan
Pengembangan Keilmuan
Ketua dan Sekretaris Bidang Hikmah
Ketua dan Sekretaris Bidang Ekonomi dan
Kewirausahaan
Ketua dan Sekretaris Bidang Immawati
Ketua dan Sekretaris Bidang Tabligh dan
Kajian Keislaman
Ketua dan Sekretaris Bidang Media dan
Komunikasi
Ketua dan Sekretaris Bidang Seni Budaya dan
Olahraga

Pasal 6
Pembagian Tugas BPH
A. Bidang Umum
I. Ketua Umum
1. Memimpin Pimpinan IMM Pimpinan
Komisariat sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di dalam IMM.
2. Bertanggung jawab terhadap jalannya
organisasi dan mewakili IMM serta
bertindak ke luar/dalam untuk dan atas
nama IMM sesuai dengan garis kebijakan
organisasi.
3. Memimpin Rapat Pleno Badan Pimpinan
Harian, rapat koordinasi dan Rapat Kerja
Gabungan.
4. Mengkoordinasi pembagian tugas ketua-
ketua bidang dan mengawasi tugas-tugas
bidang tersebut.
5. Bersama Sekretaris Umum menandatangani
surat-surat yang prinsipil dan merupakan
sikap ikatan.
6. Mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan
program kerja Pimpinan IMM sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
7. Dalam keadaan berhalangan dapat
mengamanahkan tugas Ketua Umum
kepada salah satu ketua bidang.
8. Mengambil kebijakan dari dan atas nama
Pimpinan IMM untuk kepentingan Ikatan
setelah mendapat pertimbangan dalam rapat
Pimpinan IMM.
9. Dalam hal-hal tertentu kebijakan organisasi
diserahkan kepada ketua bidang yang
terkait dan atau Lembaga Otonom.
10. Memperkuat relasi antar internal dan
eksternal.
II. Sekretaris Umum
1. Mendampingi ketua umum untuk bertindak
dari dan atas nama ikatan serta bersama
ketua umum menandatangani surat-surat
prinsipil dan yang merupakan sikap ikatan.
2. Bersama ketua umum mengkoordinir
pelaksanaan tugas tugas dan kegiatan setiap
bidang.
3. Mendampingi para Sekretaris Bidang dalam
pelaksanaan teknis administrasi sehingga
tercipta tertib administrasi dan terjaminnya
securiti Ikatan.
4. Membagi tugas para Sekretaris Bidang
dalam pelaksanaan teknis administrasi.
5. Dalam keadaan berhalangan dapat
menunjuk salah seorang sekertaris untuk
melaksanakan tugas tugas Sekretaris Umum
6. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan
kegiatan kesekretariatan guna menunjang
kelancaran organisasi.
III. Bendahara Umum
1. Bertanggung jawab atas teknis pelaksanaan
keuangan sesuai dengan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Pimpinan IMM.
2. Bertanggung jawab atas kebijakan
pencarian dan pencairan dana Ikatan.
A. Bidang-Bidang
I. Ketua-Ketua
1. Ketentuan Umum
A. Membantu Ketua Umum dalam
mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan
program Pimpinan IMM sesuai dengan
bidang tugas atau atas nama kebijakan yang
ditetapkan.
B. Melaksanakan dan mengkoordinasikan
tugas-tugas sesuai dengan pembidangan
tugas kepada Pimpinan IMM dibawahnya.
C. Bersama sekretaris melaksanakan dan
menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan
bidang masing-masing.
D. Mewakili Ketua Umum apabila
berhalangan.
E. Memimpin rapat koordinasi bidang.
F. Mengambil kebijakan dari atas nama
Pimpinan IMM untuk kebijakan Ikatan
sesuai dengan bidangnya.
G. Menjabarkan dan mengendalikan program-
program yang berkaitan dengan bidangnya.
2. Ketentuan Khusus
a. Bidang ORGANISASI, memformulasikan
arah dan kebijakan organisasi serta
membangun kualitas organisasi di atas
landasan ideologis guna tercapainya tujuan
organisasi.
b. Bidang KADER, memformulasikan arah
dan kebijakan perkaderan Ikatan serta
pengembangan potensi kader guna
mewujudkan kualifikasi kader yang
bermutu.
c. Bidang RISET DAN PENGEMBANGAN
KEILMUAN, membangun budaya
intelektual secara aktif berlandaskan etika
dan moril, guna mewujudkan intelektual
berkualitas.
d. Bidang HIKMAH, mengoptimalkan peran
politik Ikatan guna mewujudkan tatanan
demokrasi, sosial dan religious
(demososrel).
e. Bidang EKONOMI KEWIRAUSAHAAN,
menghidupkan perekonomian komisariat
melalui pemberdayaan kader demi
terwujudnya kesejahterahaan komisariat.
f. Bidang IMMAWATI, memantapkan arah
dan konsep, fungsi dan peran Immawati
sebagai pelopor gerakan perempuan yang
progresif.
g. Bidang TABLIGH DAN KAJIAN
KEISLAMAN, menguatkan nilai-nilai
keagamaan dan kemuhammadiyahan
dengan pengoptimalan gerakan dakwah
internal maupun eksternal.
h. Bidang MEDIA DAN KOMUNIKASI,
memberikan pengetahuan terhadap kader
tentang media informasi beserta
implementasinya. Diarahkan pada
terbangunnya sistem komunikasi internal
dan eksternal imm, pembangunan image
imm, media komunitas yang mumpuni,
meningkatnya baegaining position dengan
media dan menjadikan komunikasi sebagai
bagian integral dari pengembangan imm.
i. Bidang SENI, BUDAYA DAN
OLAHRAGA, menekankan konsep dan
peran dalam seni, budaya dengan etika dan
moril, guna mempertahankan gerakan
dakwah.
II. Sekretaris-Sekretaris
1. Ketentuan Umum
a. Bersama Ketua Bidang
Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-
tugas nya.
b. Membantu Sekretaris Umum dalam
pelaksanaan tugas-tugasnya.
c. Melaksanakan tugas-tugasnya sesuai
dengan pembagian tugas yang ditetapkan
Sekretaris Umum berdasarkan
kesepakatan.
d. Mewakili Sekertaris Umum jika
berhalangan.
e. Bertanggung jawab kepada Sekertaris
Umum dalam hal pelaksanaan
administrasi.
2. Ketentuan Khusus
a. Sekretaris (Organisasi) :
1) Bersama Ketua Bidang Organisasi dalam
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-
tugas Bidang.
2) Bertanggung jawab atas data organisasi.
3) Bertanggung jawab atas inventarisasi dan
peraturan-peraturan organisasi.
4) Bertanggung jawab atas perpustakaan
ikatan.
5) Bertanggung jawab atas pelakasanaan
rapat koordinasi Bidang.
b. Sekretaris (Kader) :
1) Bersama Ketua Bidang Kader dalam
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-
tugasnya.
2) Bertanggung jawab atas data Kader dan
Pimpinan.
3) Bertanggung jawab atas administrasi
perkaderan.
4) Bertanggung jawab atas rapat koordinasi
Bidang
c. Sekretaris (Riset dan Pengembangan
Keilmuan) :
1) Bersama Ketua Bidang Riset dan
Pengembangan Keilmuan dalam
mengkoordinasikan pelaksanaan
tugasnya.
2) Bertanggung jawab atas data Bidang
Riset dan Pengembangan Keilmuan.
3) Bertanggung jawab atas pelaksanaan
rapat koordinasi Bidang.
d. Sekretaris (Hikmah) :
1) Bersama Ketua Bidang Hikmah dalam
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-
tugasnya.
2) Bertanggung jawab atas dokumen-
dokumen yang berkaitan dengan eksternal
organisasi.
3) Bertanggung jawab atas pelaksanaan
rapat koordinasi bidang.
e. Sekretaris (Ekonomi dan Kewirausahaan)
1) Bersama Ketua Bidang Ekonomi
Kewirausahaan dalam
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-
tugasnya.
2) Bertanggung jawab atas data Bidang
Ekonomi Kewirausahaan.
3) Bertanggung jawab atas pelaksanaan
rapat koordinasi Bidang.
4) Bertanggung jawab atas keuangan bidang
ekonomi dan kewirausahaan.
f. Sekretaris (Immawati) :
1) Bersama Ketua Bidang Immawati dalam
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-
tugasnya.
2) Bertanggung jawab atas data Bidang
Immawati.
3) Bertanggung jawab atas pelaksanaan
rapat koordinasi Bidang.
g. Sekretaris (Tabligh dan Kajian Keislaman)
1) Bersama Ketua Bidang Tabligh dan
Kajian Keislaman dalam
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-
tugasnya.
2) Bertanggung jawab atas data Bidang
Tabligh dan Kajian Keislaman.
3) Bertanggung jawab atas pelaksanaan
rapat koordinasi Bidang.
h. Sekretaris (Media dan Komunikasi) :
1) Bersama Ketua Bidang Media dan
Komunikasi dalam mengkoordinasikan
pelaksanaan tugas-tugasnya.
2) Bertanggung jawab atas data organisasi
Ikatan.
3) Bertanggung jawab atas pelaksanaan
rapat koordinasi Bidang.
i. Sekretaris (Seni, Budaya dan Olahraga) :
1) Bersama Ketua Bidang Seni, Budaya
dan Olahraga dalam mengkoordinasikan
pelaksanaan tugas-tugasnya.
2) Bertanggung jawab atas data dan
pengembangan bakat serta minat kader
Ikatan.
3) Bertanggung jawab atas pelaksanaan
rapat koordinasi Bidang.

BAB V
UNIT PELAKSANA TEKNIS
Pasal 7
1. Unit Pelaksana Teknis adalah tim kerja yang
dibentuk atau perorangan yang diangkat dan
disahkan oleh Pimpinan IMM untuk
melaksanakan tugas-tugas harian maupun
insidental.
2. Unit Pelaksana Teknis dibentuk atau diangkat
berdasarkan kebutuhan pimpinan.
3. Menurut teknisnya, Unit Pelaksana Teknis
dapat berupa Panitia Pengarah/SC, Panitia
Pelaksana/OC, Tim Investigasi dan Advokasi,
dan semacamnya.
4. Kaidah Unit Pelaksana Teknis ditetapkan
dalam peraturan khusus.
5.

BAB VI
TATA HUBUNGAN
Pasal 8
1. Ketua Umum adalah pimpinan tertinggi
semua unit kerja, apabila Ketua Umum
berhalangan, maka jabatan akan ditugaskan
kepada anggota Pimpinan IMM yang sebagai
pejabat berdasarkan musyawarah Pimpinan
IMM.
2. Sekretaris Umum adalah pengendali atas
segala informasi data yang masuk maupun
keluar pimpinan IMM dan bertanggung jawab
atas kelancaran arus informasi tersebut.
3. Sekretaris Umum dibantu oleh Sekretaris
Bidang atas terselenggaranya rapat-rapat
pimpinan IMM, termasuk persiapan dan
penyelesaian hasil-hasil rapat.
4. Apabila Sekretaris Umum berhalangan, maka
jabatan ditugaskan kepada salah satu
Sekretaris sebagai bidang pejabat berdasarkan
musyawarah Pimpinan IMM.
5. Bendahara Umum adalah penanggung jawab
pengadaan dan penggunaan dana.
6. Ketua-Ketua Bidang bertanggung jawab atas
pelaksanaan sektor-sektor kegiatan pada
bidang bersangkutan.
7. Ketua Bidang adalah pengarah, koordinator
dan pengendali pelaksanaan kegiatan bidang.
8. Sekretaris Bidang bertanggung jawab
bersama Ketua Bidang dalam pelaksanaan
tugas bidangnya.
9. Apabila Ketua dan Sekretaris Bidang
berhalangan, maka jabatan ditugaskan kepada
anggota Pimpinan IMM lainnya berdasarkan
musyawarah.
10. Hubungan kerja horizontal antar Badan
Pimpinan Otonom dan atau dengan pihak lain
harus dilakukan sepengetahuan Pimpinan
IMM.
11. Dalam melaksanakan tugasnya, Badan
Pimpinan Otonom melakukan koordinasi
dengan Ketua Bidang terkait dan dikontrol
oleh Ketua Umum sebagai pimpinan
tertinggi.
12. Badan Pimpinan Otonom (BPO) bertanggung
jawab kepada bidang terkait dan diketahui
oleh Ketua Umum.
13. Personil Unit Pelaksana Teknis dapat berasal
dari lintas lembaga-lembaga yang dibentuk
untuk melaksanakan tugas-tugas khusus dan
atau berkala.
14. Setiap akhir pelaksanaan tugasnya, Unit
Pelaksana Teknis membuat laporan kegiatan
untuk disampaikan kepada Pimpinan IMM,
selanjutnya menjadi bahan laporan Pimpinan
IMM setiap Musykom.
15.

BAB VII
LEMBAGA MUSYAWARAH
Pasal 9
1. Yang dimaksud dengan Lembaga
Musyawarah adalah rapat-rapat Pimpinan
IMM terdiri dari:
a. Rapat Pleno
b. Rapat Badan Pimpinan Harian
c. Rapat Koordinasi Bidang
2. Rapat-rapat tersebut dinyatakan sah

Pasal 10
Rapat Pleno
1. Rapat Pleno adalah rapat yang diikuti oleh
Pimpinan Komisariat IMM.
2. Rapat Pleno diadakan sekurang-kurangnya 1
kali dalam 1 periode yang waktunya
disepakati oleh rapat BPH sebelumnya, dan
atau dalam keadaan tertentu Rapat Pleno
diadakan untuk itu.
3. Rapat Pleno berfungsi sebagai forum
pembahasan dan musyawarah pengambilan
keputusan Pimpinan IMM dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya, khususnya
yang berkenaan dengan :
a. Pentanfidzan Keputusan Musyawarah
dan Rapat Kerja.
b. Perencanaan dan atau kebijakan Bidang.
c. Laporan-laporan Bidang.
d. Laporan-laporan Lembaga Otonom.
e. Pemecahan masalah mendasar organisasi
dan pimpinan.
f. Penetuan keputusan lainnya dan sikap
Ikatan yang berdampak luas pada
masyarakat, umat dan bangsa.
4. Agenda Rapat Pleno ditetapkan berdasarkan
kepentingan.
5. Rapat Pleno dipimpin oleh Ketua Umum dan
atau Pimpinan yang ditugaskan.
6. Semua keputusan Rapat Pleno hanya bisa
dibatalkan oleh Rapat Pleno berikutnya.

Pasal 11
Rapat Badan Pimpinan Harian (BPH)
1. Rapat Badan Pimpinan Harian adalah rapat
yang diikuti oleh anggota Pimpinan IMM,
diutamakan anggota Badan Pimpinan Harian.
2. Agenda rapat BPH terdiri dari :
a. Siraman rohani
b. Informasi actual
c. Evaluasi aktivitas Pimpinan pasca rapat
BPH sebelumnya
d. Pembahasan kebijakan/program
e. Pembahasan surat masuk
f. Agenda lain

Pasal 12
Rapat Koordinasi Bidang
1. Rapat Koordinasi Bidang adalah rapat yang
diikuti Ketua dan Sekertaris Bidang dan
anggota Bidang.
2. Rapat Koordinasi Bidang ini sewaktu-waktu
dapat diikuti oleh Pimpinan IMM di
bawahnya untuk pelaksanaan Program
Bidang yang sifatnya koordinatif.
3. Rapat Koordinasi bertugas untuk membahas :
a. Kebijakan dan perencanaan operasional
serta strategi implementasi program.
b. Memecahkan masalah lingkup bidang dan
menerima aspirasi lingkungan luar yang
relevan.
c. Menyusun usulan perencanaan strategis
lingkup bidang yang dianggap perlu
untuk diputuskan di tingkat rapat BPH.
d. Agenda Rapat Koordinasi Bidang
ditetapkan oleh Ketua/Sekertaris Bidang
atas amanah Rapat BPH dan atau
diusulkan oleh anggota Badan Pimpinan
Otonom.
e. Rapat koordinasi Bidang dipimpin oleh
Ketua Umum dan atau Ketua Bidang
yang ditugaskan.

BAB VIII
PERATURAN TAMBAHAN
Pasal 13
1. Berdasarkan kebutuhan, maka Pimpinan
Komisariat Reformer dapat membentuk
Badan Pimpinan Semi Otonom (BPSO)
seperti lembaga, biro, atau korps dan
semacamnya yang berstatus semi otonom.
2. Semua peraturan tambahan yang muncul dari
poin 1 pasal 13 tersebut, maka diatur dalam
kaidah tersendiri.
3. Mekanisme kerja ini dapat diterapkan dan
dijadikan pedoman untuk mekanisme kerja di
Pimpinan Komisariat Reformer.

BAB IX
PENUTUP
Pasal 14
Hal-hal yang belum diatur dalam Mekanisme Kerja
ini akan diatur kemudian.

REKOMENDASI
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
KOMISARIAT REFORMER
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
PERIODE 2019 - 2020

A. Internal
1. Setiap sekretaris bidang diwajibkan memiliki
buku pegangan untuk mencatat kegiatan
bidang tersebut.
2. Ketua umum memiliki kedekatan personal
dengan para anggota.
3. Diharapkan pimpinan untuk mencari kantor
komisariat baru untuk Reformer.
4. BPH bagian umum diwajibkan untuk tinggal
di kantor komisariat Reformer (jika tidak
memungkinkan harus ada rasionalisasi alasan
yang dapat dipertanggungjawabkan).
5. BPH bagian umum tidak diperkenankan
untuk menjabat di organisasi lain (bagian
umum).
6. Bendahara umum untuk lebih tegas dalam
mengatur hal keuangan.
7. Bendahara umum mencatat pemasukan dan
pengeluran sekecil apapun.
8. Chemistry pimpinan lebih ditingkatkan.
9. Memiliki acuan dalam menjalankan program
kerja.
10. TK2 diharuskan lebih menekankan kajian
pokok seperti kajian Tarjih Muhammadiyah.
11. Target konsumen penjualan produk bidang
EKOWIR lebih diperluas.
B. Eksternal
1. RPK meneruskan dan mengembangkan
kembali sekolah rakyat.
2. Silaturrahim kepada senior komisariat
Reformer.
3. RPK mengadakan study banding dengan
IMM dari komisariat lain (aufklarung,
renaissance, dll).

Anda mungkin juga menyukai