Askep Tonsilitis Pada Anak
Askep Tonsilitis Pada Anak
1.5 KOMPLIKASI
Faringitis merupakan komplikasi tonsilitis yang paling banyak didapat. Demam rematik, nefritis
dapat timbul apabila penyebab tonsilitisnya adalah kuman streptokokus.dan komplikasi lain yang
bisa dialami yaitu :
Otitis media akut.
Abses parafaring
Abses peritonsil
Bronkitis
Nefritis akut
Artritis
miokarditis.
Dermatitis.
Pruritis.
Furunkulosis
(R. Pracy, J siegler, P.M. Stell, 1983 : 117)
d. Eliminasi
Haluaran urine pada anak yang menderita tonsillitis menurun. Hal itu disebabkan oleh ketidak
mampuan anak untuk menelan air, sehingga anak tidak mau meminum air akibat rasa sakit yang
dirasakan ketika menelan. Hal itu menyebabkan haluaran urin menjadi menurun.
(R. Pracy, J siegler, P.M. Stell, 1983 : 118)
2.7 RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
a. Riwayat Pertumbuhan
Sebagian anak yang menderita tonsillitis penyakit dapat tumbuh dan berkembang secara normal.
Hanya saja makanan dan minuman tidak masuk secara maksiamal sehingga berat badan anak
akan secara perlahan turun. Lama kelamaan anak kelihatan kurus dan mudah sakit, terutama
karena infeksi saluran nafas.
Usia Rata-Rata Berat Badan (kg)
3 hari 3,0
10 hari 3,2
3 bulan 5,4
6 bulan 7,3
9 bulan 8,6
1 tahun 9,5
2 tahun 11,8
4 tahun 16,2
6 tahun 20,0
10 tahun 28,7
14 tahun 45,0
18 tahun 54,0
Tabel 1.1 Rata-rata berat normal sesuai usia
(Wong, 2004: 134)
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan TTV :
a. Suhu : bila terjadi infeksi tonsillitis suhu akan naik (hipertermi, > 37,5oC)
Usia Nilai suhu derajat (celcius)
3 bulan 37,5
6 bulan 37,5
1 tahun 37,7
3 tahun 37,2
5 tahun 37
7 tahun 36,8
9 tahun 36,7
11 tahun 36,7
13 tahun 36,6
Tabel 1.2 Nilai normal suhu anak rata-rata
(Weni Kristiyana Sari, 2010 : 5)
b. Tekanan darah :
Pada pasien dengan penyakit tonsillitis maka akan terjadi peningkatan tekanan darah.
c. Nadi
Pada pasien yang memiliki tonsillitis biasanya nadinya cepat (takikardi)
d. Respirasi
Pada pasien dengan tonsillitis memiliki respirasi yang meningkat.
Umur Nilai pernafasan (kali/menit)
Bayi baru lahir 35
1-11 bulan 30
2 tahun 25
4 tahun 23
6 tahun 21
8 tahun 20
10-12 tahun 19
14 tahun 17
16 tahun 17
18 tahun 16-18
Tabel 1.5 Nilai pernafasan rata-rata setiap menit sesuai umur
(Weni Kristiyana Sari, 2010 : 6)
B1 (breathing)
Inspeksi
Pada pasien dengan tonsillitis terlihat adanya peningkatan usaha dan frekuensi pernafasan, serta
penggunaan otot bantu pernafasan.
Palpasi
Ekspansi paru meningkat, fremiktus traktil dada berkurang atau tidak ada
Perkusi
Pada dada terdengar suara normal, diafragma mendatar dan menurun, penanjakan hati mengecil,
batas paru dan hati lebih rendah, pekak jantung berkurang.
B2 (Blood)
Pada pasien dengan tonsilitis terlihat peningkatan tekanan darah dan nadi, serta terjadi pula
peningkatan suhu karena infeksi pada tonsil sehingga terjadi pembengkakan tonsil.
B3 (brain)
Pada infeksi perlu dikasi tingkat kesadarannya. Di samping itu, di perlukan pemeriksaan GCS,
untuk menentukan tingkat kesadaran klien apakah composmentis, somnolen,dll.
B4 (Bladder)
Pengukuran volume output urine perlu dilakukan karena berkaitan dengan kecukupan intake
cairan, output urine menurun
B5 (Bowel)
- Mual/muntah (anoreksia)
- Nafsu makan memburuk
- Tidak mampu untuk mengkonsumsi makanan karena pembengkakan tonsil
- Penurunan berat badan menetap.
B6 (Bone)
Penderita tonsillitis merasa keletihan, kelemahansecara umum memerlukan bantuan orang lain
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal tersebut diakibatkan karena kebutuhan nutrisi dan
cairan pasien berkurang akibat nyeri saat menelan makanan dan minuman.
TONSILEKTOMI
Indikasi tindakan tonsilektomi masih menimbulkan banyak pertentang. Rata-rata 200.000 anak
setahun mengalami tonsilektomi di inggris, banyak diantaranya tidak merasakan manfaat operasi
ini, apalagi tentu mereka yang meninggal karena operasi.
Sebab timbulnya pertentangan dalam menetapkan indikasi ini adalah karena tidak adanya tanda-
tanda obyektif yang menjadi patokan dalam pertentangan ini. tidak ada hal yang menyakinkan
untuk menentukan anak yang mana sebaiknya diangkat tonsilnya atau apakah operasi dapat
memberikan perbaikan pada anak itu. Yang mengherankan adalah tidak adanya suatu usaha
untuk membuktikan akan keuntungan dari operasi yang telah dilakukan berjuta-juta kali
Mungkin karena persoalan ini diputuskan atas pertimbangan subjektif semata, maka beberapa
kelainan yang menarik dari tonsilektomi yang telah terjadi. Dari statistic depertemen kesehatan
(di inggris) tampak bahwa penyakit saluran nafas lebih sering terdapat pada orang yang keadaan
social ekonomi yang rendah dan kalau di inggris terdapat lebih banyak di daerah barat laut
daripada di daerah pantai selatan. Karena itu tonsilektomi lebih banyak dilakukan pada orang
dengan keadaan ekonomi yang rendah di daerah barat laut tersebut. Tetapi dalam pengukuran
kejadian tonsilektomi dari contoh yang memenuhi syarat seperti sewaktu merekrut angkatan
bersenjata, tampak bahwa tonsilektomi sangat sering dilakukan pada anak-anak dengan keadaan
ekonomi tinggi, terutama mereka yang tinggal di daerah selatan inggris.
Sejauh tidak ada pembuktian yang dapat menunjukkan tempat operasi ini, akal sehat
mengingatkan kita bahwa semua anak tumbuh tanpa penyakit-penyakit ini. seorang anak seolah-
olah menjadi korban operasi yang tidak menyenangkan dan mengandung bahaya jika ia
menderita tonsillitis yang berulang-ulang dengan berat sehingga sesuatu operasi dilaksanakan.
Hal ini hanya dapat diputuskan oleh sejarah. Pemeriksaan mulut hanya menghasilkan suatu fakta,
yaitu tonsil ada. Tak ada keterangan lain yang dapat dipakaio untuk membantu memutuskan
apakah tonsil perlu diangkat atau tidak.
Dalam menyusun riwayat penyakit ada 2 hal yang harus didapatkan : pertama, apakah benar
tonsil merupakan sumber utamna sakitnya seorang anak. Tonsillitis adalah suatu penyakit yang
dapat sembuh sendiri, berlangsung kira-kira 5 hari dengan disertai disfagia dan demam. Bila
serangan berulang tidak cocok dengan gambaran diatas, anak tersebut mungkin menderita
flaringitis kronis akibat infeksi hidung atau sinus, sepsis gigi, atau pernafasan mulut. Nyeri
tenggorokan karena flaringitis kronis cenderung untuk menetap, kadang-kadang lebih berat di
pagi hari dan tanpa disertai disflagia maupun demam.
Kedua apakah serangan berulang tonsillitis ini menghasilkan cukup alas an untuk menetapkan
tonsilektomi?? Jika seorang anak sering menderita serangan berat tonsillitis akut, maka
sekolahnya terganggu dan karena tidak dapat makan selama serangan, maka berat badan tidak
akan naik bahkan turun. Kedua factor ini, gangguan pelajaran dan kehilangan berat badan dapat
membantu indikasi tonsilektomi. Sehingga kalau pelajarannya tidak banyak terganggu, berat
badan cukup, dan tampak sehat, maka biarkan dahulu tubuhnnya dapat mengatasi sendiri
penyakit tersebut.
Seorang anak yang pernah menderita abses peritonsil harus diangkat tonsilnya karena ditakutkan
serangan berikutnya akan menimbulkan komplikasi penyebaran infeksi ke daerah leher bagian
depan. Tetapi abses peritonsil lebih sering terjadi pada orang dewasa sebagai komplikasi
tonsillitis.
Kesimpulannya seorang anak yang pernah mendapat serangan tonsillitis akut, katakanlah 5-6 kali
setahun, terganggu pelajarannya dan tidak naik berat badannya perlu untuk diangkat tonsilnya.
Dan bila seorang anak cukup sehat dan segar, gangguan terhadap pelajarannya hanya sedikit,
biarkan dahulu dengan keadaan tersebut.
KEADAAN-KEADAAN YANG MENANGGUHKAN TINDAKAN TONSILEKTOMI
1. Radang akut saluran bagian atas
Tonsilektomi tidak boleh dilakukan selama atau tiga minggu sesudah serangan akut tonsillitis
karena dikawatirkan timbulnya bahaya pendarahan sekunder.
2. Adanya gangguan pembekuan darah
Apabila masa pembekuan darah memanjang seperti pada hemophilia atau purpura, operasi
jangan dilakukan
3. Langit-langit bercelah
Keadaan ini inkompetensi pada sfringter nasofaring, bahkan sesudah rekontruksi pun mungkin
belum memadai dan belum dapat mencapai dinding posterior, sehingga terdapat gangguan bicara
pada anak. Tonsil baru boleh diangkat bila menyebabkan gejala yang berat, dan harus oleh
seorang ahli karena setiap parut dapal palatum mole akan menambah inkompetensi sfringter
tersebut.
4. Demam rematik dan nefritis
Dahulu tonsilektomi dianjurkan pada keadaan ini untuk mencegah berulangnya penyakit. Banyak
dokter ahli akan dan ahli THT pada saat ini merasa bahwa kambuhnya penyakit ini dapat dicegah
dengan pemberian penisilin dalam jangka waktu yang lama, jadi tidaklah perlu cepat-cepat
melakukan tindakan tonsilektomi. Tetapi meskipun diberi antibiotic untuk pencegahan, sering
seorang anak terus menerus mendapat serangan tonsillitis sterptokokus dan untuk mencegah
berulangnya demam rematik serta nefritis maka tonsilistomi patut dilakukan pada keadaan ini.
operasi harus dilakukan di bawah perlindungan penisilin.
5. Poliomyelitis
Tonsil dan adenoid sebaiknya tidak diambil pada waktu terjadinya epidemic penyakit ini karena
akan menambah tingginya resiko ketularan. Pada anak-anak yang baru saja diambil tonsilnya
resiko terjadi poliomyelitis bulber bertambah besar.
6. Hipertrofi tonsil
Hipertrofi tonsil bukanlah indikasi mutlak tonsilektomi karena hal itu merupakan sesuatu yang
normal terjadi pada masa pertumbuhan anak. Dan lumrah bahwa tonsil akan membesar bukan
saja tidak masuk akal tetapi mungkin juga tidak berguna.
7. Indikasi lain
Di masa lalu tonsilektomi dikerjakan pada keadaan-keadaan yang tidak ada hubungannya sama
sekali seperti misalnya enuresis, retardasi mental, sepsis fokal, kurang nafsu makan, pilek-pilek,
pembesaran kelenjar getah bening leher, dan asma. Tidak ada alas an yang tepat untuk
melakukan operasi pada keadaan tersebut.
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Resiko cedera berhubungan dengan perubahan fungsi serebral sekunder akibat hipoksia
jaringan.
2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori yang mencukupi
sekunder akibat infeksi.
3 Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan infeksi
4 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak adekuatan sumber energi
5 Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan masuknya organisme sekunder akibat
pembedahan
6 Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi.
7 Nyeri berhubungan proses pembedahan
8 Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan dehidrasi