Tonsilitis Kronis
Dosen Pembimbing:
dr. Francicus F, Sp.THT-KL
Disusun Oleh:
Hotland Sitorus
1361050205
Tonsilitis kronis merupakan salah satu penyakit yang paling sering terjadi
dari seluruh penyakit THT. Tonsilitis paling sering terjadi pada anak-anak.
Insiden tertinggi berada pada kelompok umur 5-10 tahun. Tonsilitis kronis
merupakan penyakit yang terjadi di tenggorokan terutama terjadi pada kelompok
usia muda. Data morbiditas pada anak yang menderita tonsilitis kronis menurut
Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada umur 5-14 tahun menempati
urutan kelima (10,5% laki-laki dan 13,7% perempuan). Hasil pemeriksaan pada
anak-anak dan dewasa menunjukkan total penyakit pada telinga hidung dan
tenggorokan berjumlah 190-230 per 1.000 penduduk dan didapati 38,4%
diantaranya merupakan penderita penyakit tonsilitis kronis.
Tonsilitis merupakan peradangan pada tonsil palatina atau bahasa
umumnya dikenal dengan radang amandel. Tonsilitis kronis merupakan penyakit
yang paling sering terjadi pada tenggorokan terutama pada usia muda. Penyakit
ini terjadi disebabkan peradangan pada tonsil oleh karena kegagalan atau
ketidaksesuaian pemberian antibiotik pada penderita tonsilitis akut. Tonsilitis
kronik yang terjadi pada anak mungkin disebabkan oleh karena anak sering
menderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) atau karena tonsilitis akut yang
tidak diobati dengan tepat atau dibiarkan saja. Tonsilitis kronik disebabkan oleh
bakteri yang sama yang terdapat pada tonsilitis akut, dan yang paling sering
adalah bakteri gram positif.1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Anatomi Tonsil
Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh
jaringan ikat dengan kriptus didalamnya. Terdapat tiga macam tonsil yaitu tonsila
faringeal (adenoid), tonsil palatina dan tonsila lingual yang ketiga-tiganya
membentuk lingkaran yang disebut cincin Waldeyer. Kumpulan jaringan ini
melindungi anak terhadap infeksi melalui udara dan makanan. Jaringan limfe pada
cincin Waldeyer menjadi hipertrofi fisiologis pada masa kanak-kanak, adenoid
pada umur 3 tahun dan tonsil pada usia 5 tahun, dan kemudian menjadi atrofi pada
masa pubertas. Tonsil palatina yang biasanya disebut tonsil saja terletak didalam
fossa tonsil. Pada kutub atas tonsil sering kali ditemukan celah intratonsil yang
merupakan sisa kantong pharynx yang kedua. Kutub bawah tonsil biasanya
melekat pada dasar lidah.
Gambar 1. Cincin Waldeyer
a. Pemeriksaan Penunjang
Fokal infeksi pada tonsil dapat diperiksa dengan melakukan beberapa
tes. Dasar dari tes-tes ini adalah adanya kuman yang bersarang pada
tonsil dan apabila tes dilakukan, terjadi transportasi bakteri, toksin
bakteri, protein jaringan fokal, material lymphocyte yang rusak ke dalam
aliran darah ataupun dengan perkataan lain akan terjadi bakterimia yang
dapat menimbulkan kenaikan pada jumlah lekosit dan LED. Dalam
keadaan normal jumlah lekosit darah berkisar antara 5000-10000/mm3.
Gold standard pemeriksaan tonsil adalah kultur dari dalam tonsil.
Berdasarkan penelitian Kurien di India terhadap 40 penderita tonsilitis
kronis yang dilakukan tonsilektomi, didapatkan kesimpulan bahwa kultur
yang dilakukan dengan swab permukaan tonsil untuk menentukan
diagnosis yang akurat terhadap flora bakteri tonsilitis kronis tidak dapat
dipercaya dan juga valid. Kuman terbayak yang ditemukan yaitu
Streptokokus beta hemolitikus diikuti Stafilokokus aureus.6
G. Tatalaksana Tonsilitis Kronik
Penatalaksanaan tonsilitis kronis terdiri dari terapi lokal dan terapi radikal.
Terapi lokal ditujukan pada higiene mulut, dengan menggunakan obat kumur.
Antibiotik dapat diberikan bila penyebab adalah bakteri. Terapi radikal ialah
dengan melakukan operasi tonsilektomi setelah tanda-tanda infeksi hilang.
Untuk keadaan emergency seperti adanya obstruksi saluran napas, indikasi
tonsilektomi sudah tidak diperdebatkan lagi (indikasi absolut). Namun, indikasi
relatif tonsilektomi pada keadaan non emergency dan perlunya batasan usia
pada keadaan ini masih menjadi perdebatan. Sebuah kepustakaan menyebutkan
bahwa usia tidak menentukan boleh tidaknya dilakukan tonsilektomi.
Tonsilektomi sudah sejak lama merupakan kontroversi di berbagai kalangan,
baik awam maupun profesi. Bagi yang kontra, tonsilektomi dianggap dapat
menurunkan sistem pertahanan tubuh.
Indikasi tonsilektomi menurut The American Academy of Otolaryngology,
Head and Neck Surgery : 3
Indikasi absolut Tonsilektomi:
1) Pembengkakan tonsil yang menyebabkan obstruksi saluran napas,
disfagia berat, gangguan tidur dan komplikasi kardio-pulmoner.
2) Abses peritonsil yang tidak membaik dengan pengobatan medis
dan drainase.
3) Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam.
4) Tonsilitis yang membutuhkan biopsi untuk menentukan patologi
anatomi (suspek penyakit keganasan)
Indikasi relatif Tonsilektomi :
1) Terjadi 3 episode atau lebih infeksi tonsil per tahun dengan terapi
antibiotik adekuat.
2) Halitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak membaik dengan
pemberian terapi medis.
3) Tonsilitis kronik atau berulang pada karier streptokokus yang
tidak membaik dengan pemberian antibiotik β-laktamase resisten.
H. Diagnosa Banding
Faringitis Kronis
Merupakan peradangan dinding laring yang dapat disebabkan oleh virus,
bakteri, alergi, trauma, dan toksin. Infeksi bakteri dapat menyebabkan kerusakan
jaringan yang hebat, karena bakteri ini melepaskan toksin ekstraseluler yang dapat
menimbulkan demam reumatik, kerusakan katup jantung, glomerulonephritis akut
karena fungsi glomerulus terganggu akibat terbentuknya kompleks antigen
antibodi. Gejala klinis secara umum pada faringitis berupa demam, nyeri
tenggorokan, sulit menelan, dan nyeri kepala. Pada pemeriksaan didapatkan
pembesaran tonsil, faring dan tonsil hiperemis, dan adanya eksudat
dipermukaannya.2
BAB III
LAPORAN KASUS
1. Identitas Pasien
- Nama : An. BM
- Jenis Kelamin : Laki-laki
- Umur : 9 tahun
- Agama : Kristen
- Alamat : Cawang
- Pendidikan : SMP
- Pekerjaan : Pelajar
- Status : Belum menikah
2. Pemeriksaan Subyektif
- Keluhan Utama : Nyeri menelan
- Keluhan Tambahan: Demam dan batuk
- Riwayat Penyakit Sekarang:
o Pasien datang ke Poli THT RS UKI dengan keluhan nyeri pada
saat menelan sejak 1 bulan SMRS. Nyeri yang dirasakan hilang
timbul. Keluhan ini diakui pasien sangat mengganggu, makin berat
keluhan dirasakan. Keluhan juga disertai rasa gatal pada
tenggorokan dan batuk berdahak serta demam yang hilang timbul
sejak 1 bulan SMRS. Pasien sudah diberikan obat oleh dokter 1
minggu SMRS namun tak kunjung sembuh. Riwayat pilek
disangkal.
- Riwayat Penyakit Dahulu: Pasien mengaku sering mengalami keluhan
seperti ini yang hilang timbul sejak pasien berusia 7 tahun.
- Riwayat Penyakit Keluarga: Di dalam keluarga tidak ada yang mengalami
keluhan serupa dengan pasien
- Riwayat Alergi: Disangkal
- Riwayat Kebiasaan: Pasien biasa makan dan jajan gorengan.
3. Pemeriksaan Obyektif
Status Generalis
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Tekanan Darah : 120/80 mmHg
- HR : 88 x/menit
- RR : 23 x/menit
- T : 36,8° C
Status Lokalis
a) Telinga
Dextra Sinistra
Auricula Normotia, Nyeri tekan (-), Normotia, Nyeri tekan (-),
Infeksi (-), Trauma (-), Infeksi (-), Trauma (-), Tumor
Tumor (-) (-)
Preauricula Fistel (-), Abses (-), Sikatriks Fistel (-), Abses (-), Sikatriks
(-), Auricula accesoris (-) (-), Auricula accesoris (-)
Retroauricula Hiperemis (-), edema (-), Hiperemis (-), edema (-),
Nyeri tekan (-), Sikatriks (-), Nyeri tekan (-), Sikatriks (-),
Fistel(-) Fistel(-)
Infraauricula Pembesaran (-) Pembesaran (-)
Liang Telinga Lapang, Merah Muda, Lapang, Merah Muda, Sekret
Sekret (-), Serumen (-), (-), Serumen (-), Kelainan lain
Kelainan lain (-) (-)
b) Hidung
Dextra Sinistra
Bentuk Bentuk normal
Deviasi, Hematoma,
Edema, Trauma, Tumor, (-)
Kelainan lain
Vestibulum nasi Furunkel (-), Hiperemis Furunkel (-), Hiperemis
(-) (-)
Cavum Nasi Lapang, Merah muda Lapang, Merah muda
Konka inferior Eutrofi, licin, merah Eutrofi, licin, merah
muda muda
Konka media Eutrofi, licin, merah Eutrofi, licin, merah
muda muda
Meatus inferior & media Sekret (-) Sekret (-)
Septum Deviasi (-) Deviasi (-)
c) Tenggorokan
Faring
- Dinding Faring : Licin
- Mukosa : Merah muda
- Uvula : Ditengah
- Arkus faring : Simetris (+), hiperemis (-)
Tonsil
Dextra Sinistra
Ukuran T3 T3
Kripta Melebar Melebar
Perlekatan Tidak ada Tidak ada
Detritus (-) (-)
d) Mulut
Gigi Dalam batas normal
Gusi Dalam batas normal
Lidah Dalam batas normal
Kelenjar liur Dalam batas normal
Kelainan lain Tidak ada
e) Resume
- Pasien datang ke Poli THT RS UKI dengan keluhan nyeri pada saat
menelan sejak 1 bulan SMRS. Nyeri yang dirasakan hilang timbul.
Keluhan ini diakui pasien sangat mengganggu, makin berat keluhan
dirasakan. Keluhan juga disertai rasa gatal pada tenggorokan dan batuk
berdahak serta demam yang hilang timbul sejak 1 bulan SMRS. Pasien
sudah diberikan obat oleh dokter 1 minggu SMRS namun tak kunjung
sembuh. Riwayat pilek disangkal. Riwayat alergi disangkal.
- Status Generalis dalam batas normal
- Status THT
Telinga: Dalam batas normal.
Hidung: Dalam batas normal.
Tenggorok
Tonsil :
Pembesaran T3-T3
Kripta melebar
f) Diagnosis Kerja: Tonsilitis Kronik
g) Diagnosis Banding: Faringitis Kronik
h) Rencana Penatalaksanaan
Non Medikamentosa
Bedrest
Hindari makanan yang mengiritasi
Diet lunak
Kumur dengan obat kumur yang mengandung desinfektan
Medikamentosa
Antibiotik
Analgetik
Operatif
Operasi Tonsilektomi dengan indikasi relatif dan absolut
i) Prognosis
- Ad vitam : dubia ad bonam
- Ad functionum : dubia ad bonam
- Ad sanationum : dubia ad bonam
DAFTAR PUSTAKA
1. Manik, Nurseli. In: Asuhan Keperawatan Anak dengan Pre dan Post
Tonsilektomi di Ruang Mangga RSUD Cengkareng Jakarta. Repository Esa
Unggul. 2016. Diunduh dari http://digilib.esaunggul.ac.id/asuhan-
keperawatan-anak-dengan-pre-dan-post-tonsilektomy-di-ruang-mangga-rsud-
cengkareng-jakarta-6428.html
2. Boeis AH. Rongga Mulut dan Faring. Boies. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi
6. Jakarta: EGC. 2014:263-340
3. Rusmarjono, Soepardi EA. Faringitis, tonsilitis, dan hipertrofi adenoid. Buku
ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorokan kepala dan leher. Edisi ke 7.
Jakarta; Balai Penerbitan FKUI;2012. h.196-201
4. Bailey BJ, Johnson JT, Newlands SD. Tonsillitis, Tonsilectoy, and
Adenoidectomy. In: Head&Neck Surgery-Otolaryngology.5th.2010
5. Nelson WE, Behrman RE, Kliegman R, Arvin AM. Tonsil dan Adenoid. In:
Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Volum 2. Jakarta: ECG,2000. p1463-4
6. Behrma R, Kliegman R, Arvin A. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta :
EGC. 2000