Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH

“Particle Density”

OLEH :

NAMA : BAHAR RUDIN


STAMBUK : M1A1 14 011
KELOMPOK : 1 (SATU)
ASISTEN : 1. DAVIK
2. SARIFINA SALIHIN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

2015
1. Latar Belakang

Pada mulanya tanah di pandang sebagai lapisan permukaan bumi (natural

body) yang berasal dari bebatuan (natural material) yang telah mengalami

serangkaian pelapukkan oleh gaya-gaya alam (natural force) sehingga membentuk

regolith (lapisan berpartikel halus).

Tanah terbentuk dari bahan asalnya yang disebut sebagai bahan induk.

Bahan induk tanah berasal dari batuan melalui proses pelapukan berubah

membentuk lapisan atau horizon-horizon tanah dan akhirnya membentuk suatu

tubuh tanah yang utuh.

Tanah ditemukan di mana-mana di sekitar kita dan mempunyai arti yang

sangat penting bagi kehidupan manusia. Kebanyakan orang tidak pernah berusaha

menentukan apakah tanah itu, darimana asal dan sifatnya. Mereka tidak

memperhatikan bagaimana tanah di suatu tempat berbeda dengan tanah di tempat

lain. Pasti sedikit saja atau bahkan tidak mungkin ada di antara kita yang

mengetahui sebab perbedaan ini.

Agar dapat memanfaatkan tanah sesuai potensi yang dimiliki oleh tanah,

maka pengetahuan akan sifat komponennya serta interaksi kedua hal tersebut

perlu dimiliki agar tanah bermanfaat secara tepat. Untuk dapat mengetahui

komponen penyusun suatu tanah, salah satu dengan menetapkan nilai particle

density. Untuk tanah dengan nilai particle density yang rendah, maka tanah ini

akan sangat produktif untuk digunakan sebagai lahan pertanian. Sedangkan untuk

tanah dengan nilai particle density yang tinggi lebih baik digunakan sebagai lokasi

didirikan bangunan.
Beberapa sifat fisik yang sangat penting adalah particle density dan

porositas. Bahan organik memperkecil berat isi tanah karena bahan organik jauh

lebih ringan daripada bahan mineral. Di samping itu bahan organik tanah dapat

memperbesar porositas tanah. Berat dan ruang pori-pori tanah bervariasi dari satu

horison ke horison yang lain, sama halnya dengan sifat-sifat tanah lainnya dan

kedua variabel ini tentunya juga dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah

sebagai sifak fisik tanah.

Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan percobaan terhadap

particle density dan porositas tanah pada tanah sehingga dapat diketahui sifat fisik

tanah, sifat kimia dan biologi tanah yang terdapat dalam tanah.

2. Tujuan

Praktikum ini ditujukan untuk mengetahui berapa berat massa jenis partkel

(particle density) dan porositas dari beberapa sampel tanah.

3. Dasar Teori

Berat jenis butiran tanah ditentukan oleh partikel padatan tanah yang

cenderung tetap untuk tiap jenis tanah, berat ringanya partikel padatan tanah

ditentukan oleh tingkat pelapukan yang memerlukan waktu yang cukup lama,

tetapi bahan organik dalam bentuk humus dapat meningkatkan jenis butiran tanah.

Berat jenis butiran tanah relatif tetap, ia akan berubah dengan penanbahan humus,

pelapukan dan hilangnya mineral-mineral penyusun tanah itupun memerlukan

waktu yang cukup lama (Putinella, 2011).


Berat jenis partikel adalah hasil sidik ragam menunjukkan jenis kemasan

tidak berpengaruh nyata terhadap berat jenis, sedangkan lama penyimpanan

sangat berpengaruh nyata (P < 0,01) menurunkan berat jenis, meskipun terjadi

peningkatan. Interaksi antara jenis kemasan dengan lama penyimpanan

menunjukkan sangat berpengaruh nyata (P < 0,01) terhadap berat jenis. Semakin

lama bahan disimpan, maka akan menurunkan berat jenis bahan (Retnani, 2009).

Tanah terbentuk dari percampuran komponen penyusun tanah yang

bersifat heterogen dan beraneka. Ada empat komponen tanah penyusun tanah

mineral yang tidak dapat dipisahkan dengan pengamatan mata telanjang.

Komponen tanah tersebut di pilahkan menjadi tiga fase penyusun tanah, yakni: 1)

fase pada berupa bahan mineral dan bahan organik; 2) fase cair berupa legas tanah

dan air tanah; dan 3) fase gas berupa udara tanah (Sutanto, 2005).

Faktor – faktor yang mempengaruhi proses particle density yaitu kadar air,

tekstur tanah, stuktur tanah, topografi dan bahan organik. Kelima faktor ini sangat

berpengaruh dalam proses particle density dan sangat berhubungan erat satu sama

lainnya dan faktor-faktor ini memiliki peranan yang amat penting. Tanpa adanya

pengaruh kadar air maka proses particle density tidak berlangsung karena air

sangat mempengaruhi volume kepadatan tanah, dan jika particle density tidak

dipengaruhi oleh tekstur dan stuktur maka volume kepadatan tanah tidak kita

ketahui karena tanah tersususn oleh fraksi pasir, fraksi liat dan fraksi debu

sehingga untuk mengetahui volume kepadatan tanah tentulah sangat dipengaruhi

oleh tekstur dan stuktur, selain itu kandungan bahan organik di dalam tanah

sangatlah mempengaruhi volume kepadatan tanah (Hanafiah, 2005).


Tanah yang memiliki kandungan bahan organik yang banyak berbeda

volume kepadatan tanahnya bila dibandingkan tanah yang memiliki kandungan

bahan organik yang sedikit selain itu topografi juga sangat mempengaruhi volume

kepadatan tanah jika tanah yang terletak pada topografi yang curam maka

kemampuan untuk mengikat air itu lebih rendah dibandingkan tanah yang terletak

pada topografi yang datar, apabila tanah terletak pada topografi yang curam maka

kemampuan untuk mengikat air rendah sehingga volume kepadatan tanah akan

lebih besar bila dibandingkan tanah yang memilki topografi datar

(Syamsuharlin, 2013).

Porositas adalah total pori dalam tanah yaitu ruang dalam tanah yang

ditempati oleh air dan udara. Pada keadaan basah seluruh pori baik makro, meso,

maupun mikro terisi oleh air, pada keadaan kering pori makro dan sebagian pori

meso terisi oleh udara. Porositas merupakan gambaran aerasi dan drainase tanah

(Irwansyah, 2014).

4. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu timbangan, gelas ukur

100 ml, botol semprot, alat tulis menulis, lap, ayakan, dan batang pengaduk.

Bahan yang digunakan adalah sampel tanah utuh dari analisis bulk density

dan air.
5. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada pengamatan ini yaitu :

Memasukkan sampel tanah sebanyak 35 gram ke dalam

gelas silinder 100 ml yang telah diisi air sebanyak 60 ml

Mengaduk campuran tanah dengan air dengan batang

pengaduk dengan baik untuk melenyapkan udara

Membilas batang pengaduk dan dinding silinder dengan

sejumlah volume air (10 ml)

Biarkan campuran tersebut selama 5 menit agar dapat

melepaskan udaranya

Mencatat volume air dalam gelas silinder

Menghitung particle density tiap sampel

Menghitung porositas tiap sampel


6. Data Pengamatan

No Berat
Sampel Tanah Volume Particle Density Porositas
. Kering
1 LI.RI 35 g 16 ml 2,18 gr/cm3 14 %
2 LI.RII 35 g 13 ml 2,69 gr/cm3 41 %
3 LII.RI 35 g 16,5 ml 2,12 g/cm3 15 %
4 LII.RII 35 g 14 ml 2,5 g/cm3 36 %

7. Pembahasan

Tanah inceptisol merupakan lapisan dengan nilai particle density yang

rendah atau kecil. Hal ini disebabkan karena bahan organik yang tergantung pada

tanah sedikit karena tanah tidak mengalami pengolahan. Kandungan bahan

organik pada tanah inceptisol menyebabkan nilai particle densitynya tinggi, dan

lapisan ini termasuk tanah mineral.

Hasil pengamatan yang diperoleh menunjukkan nilai particle density untuk

setiap lapisan tanah semakin kebawah semakin rendah yaitu pada lapisan satu

nilai particle densitynya sebesar 2,18 gr/cm3dan 2, 69 gr/cm3, sedangkan pada

lapisan 2 sebesar 2,12 gr/cm3 dan 2,5 gr/cm3. Hal ini dikarenakan pada tanah

lapisan I mengandung banyak bahan organik dimana bahan organik memberi

pengaruh pada particle density dalam hal ini adalah nilainya.

Selain faktor diatas particle density juga dipengaruhi oleh topografi

apabila di suatu daerah memilki topografi yanag curam, maka tanah akan lebih

susah untuk memyerap air sehingga tanah akan lebih susah untuk memyerap air di

dalam tanah sehingga tanah akan memilki volume kepadatan tanah yang besar
pula, berbeda dengan tanah yang berada pada topografi pada daerah yang datar,

maka daya serap tanah terhadap air akan besar pula.

Jika particle density suatu lahan rendah, maka tanah tersebut kurang baik

untuk dijadikan media tanam. Sebaliknya jika nilai particle density tinggi, maka

bagus untuk dijadikan suatu media tanam bagi produktivitas tanaman. Bahan

organik memiliki berat yang lebih kecil dari berat benda pada tanah mineral yang

lain dalam volume yang sama, jumlah bahan organik dalam tanah jelas

mempengaruhi kerapatan butir. Akibatnya, tanah permukaan biasanya kerapatan

butirnya lebih kecil dari sub soil.

Ruang pori merupakan bagian volume tanah yang ditempati oleh air dan

udara, keseimbangan antara udara dan air yang menempati ruang pori ditentukan

oleh ukuran pori dan ada beberapa faktor yang mempengaruhi % pori antara lain

kandungan bahan organik, struktur tanah, dan tekstur tanah.

Berdasarkan data pengamatan, nilai porositas tertinggi terdapat pada

lapisan tanah yang berlabel LI.RII yaitu 41 % yang menunjukkan bahwa pada

tanah ini tidak terisi oleh bahan padat (terisi oleh udara dan air), dimana ini

menunjukan kemantapan agregat tanah pada lapisan tanah ini lebih baik

dibandingkan dengan agregat tanah pada lapisan tanah yang lainnya.

8. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan particle density maka, dapat ditarik

kesimpulan lapisan I dan II yang masing-masing terdiri dari 2 sampel dengan

label LI.RI dan LI.RII serta LI.RI dan LI.RII. Particle density dan porositas yang

diperoleh yaitu LI.RI sebesar 2,18 g/cm3 dan 14 %, LI.RII sebesar 2,69 g/cm3 dan
41 %, LII.RI sebesar 2,12 g/cm3 dan 15 %, dan LII.RII sebesar 2,5 g/cm3 dan

36%.

9. Saran

Sebaiknya praktikum dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah

ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Irwansyah. 2014. Laporan. http://irwansyah.blogspot.com/2014/06/laporan:bulk-


density-particle-density-porositas.html. Diakses tanggal 22 Maret 2015.

Hanafiah, Kemas Ali. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.

Putinella, J.A. 2011. Jurnal Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas


Pattimura. Vol. 7. No. 1.

Retnani, Yuli. 2009. Pengaruh Jenis Kemasan dan Lama penyimpanan Terhadap
Serangan Serangga dan Sifat Fisik Rensum Broiler Strater Berbentuk
Crumble. IPB. Bogor. Vol. XII. No. 3.

Syamsuharlin, Eko. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi dan Pengaruh


Partikel Density. http://iagromedia.blogspot.com/2013/06/faktor-faktor-
yang-mempengaruhi-dan.html. Diakses tanggal 20 Maret 2015.

Susanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep Dan Kenyataan.


Kanisius. Yogyakarta.
Analisis Data

Particle density

a. Lapisan I

1) Lapisan LI.RI

Dik : m = 35 g BD = 1,86 g/cm3

v = 16 ml = 16 cm3

Dit : a. PD

b. Porositas

m
Peny : a. PD =
v

35 g
=
16 cm3

= 2,18 g/cm3

BD
b. Porositas = 1− ( PD )
x 100 %

1,86 g/cm 3
(
= 1−
2,18 g/cm 3)x 100 %

= ( 1−0,86 ) x 100 %

= 0,14 x 100 %

= 14 %

2) LI.RII

Dik : m = 35 g BD = 1,6 g/cm3

v = 13 cm3

Dit : a. PD

b. Porositas
m
Peny : a. PD =
v

35 g
=
13 cm3

= 2,69 g/cm3

BD
b. Porositas = 1− ( PD )
x 100 %

1,6 g/cm3
(
= 1−
2,69 g/cm 3)x 100 %

= ( 1−0,59 ) x 100 %

= 0,41 x 100 %

= 41 %

b. Lapisan II

1) LII.RI

Dik : m = 35 g BD = 1,8 g/cm3

v = 16,5 cm3

Dit : a. PD

b. Porositas

m
Peny : a. PD =
v

35 g
=
16,5 cm3

= 2,12 g/cm3

BD
b. Porositas = 1− ( PD )
x 100 %
1,8 g/cm 3
(
= 1−
2,12 g/cm 3 )
x 100 %

= ( 1−0,85 ) x 100 %

= 0,15 x 100 %

= 15 %

2) LII.RII

Dik : m = 35 g BD = 1,6 g/cm3

v = 14 cm3

Dit : a. PD

b. Porositas

m
Peny : a. PD =
v

35 g
=
14 cm3

= 2,5 g/cm3

BD
b. Porositas = 1−( PD )
x 100 %

1,6 g/cm3
(
= 1−
2,5 g/cm3 )
x 100 %

= ( 1−0,64 ) x 100 %

= 0,36 x 100 %

= 36 %

Anda mungkin juga menyukai