Anda di halaman 1dari 99

PENGARUH Foeniculum Vulgare Mill DALAM MENGURANGI

INTENSITAS DISMINORE PADA REMAJA PUTRI


DI DESA CITELUK
TAHUN 2020

SKRIPSI

OLEH :
INTAN MERIAWATI
195401426320

UNIVERSITAS NASIONAL

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN

JAKARTA

2020
PENGARUH Foeniculum Vulgare Mill DALAM MENGURANGI
INTENSITAS DISMINORE PADA REMAJA PUTRI
DI DESA CITELUK
TAHUN 2020

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Terapan


Pada Program Studi Ilmu Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Nasional
Jakarta

OLEH:
INTAN MERIAWATI
195401426320

UNIVERSITAS NASIONAL

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN

JAKARTA

2020
SKRIPSI
PENGARUH Foeniculum Vulgare Mill DALAM MENGURANGI
INTENSITAS DISMINORE PADA REMAJA PUTRI
DI DESA CITELUK
TAHUN 2020

Oleh :
Intan Meriawati
195401426320

Telah Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi


Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Nasional
Pada Tanggal ...............................

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dewi Kurniati, S.SiT., M.Keb Shinta Novelia, S.ST., MNS

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Dr. Retno Widowat, M.Si

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Pengaruh Foeniculum Vulgare Mill Dalam Mengurangi

Intensitas Disminore Pada Remaja Putri Di Desa

Citeluk Tahun 2020


Nama Mahasiswa : Intan Meriawati
NPM : 195401426320

Menyetujui,
Pembimbing I, Pembimbing II,

Dewi Kurniati, S.SiT., M.Keb Shinta Novelia, S.ST., MNS

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Pengaruh Foeniculum Vulgare Mill Dalam

Mengurangi Intensitas Disminore Pada Remaja Putri

Di Desa Citeluk Tahun 2020


Nama Mahasiswa : Intan Meriawati
NPM : 195401426320

Menyetujui,
Penguji I : Dr. Retno Widowat,M.Si ( )
Penguji II : Dewi Kurniati, S.SiT., M.Keb ( )
Penguji III : Shinta Novelia, S.ST., MNS ( )

iii
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :

Nama : Intan Meriawati


NPM : 195401426320
Judul Skripsi : Pengaruh Foeniculum Vulgare Mill Dalam Mengurangi

Intensitas Disminore Pada Remaja Putri Di Desa Citeluk

Tahun 2020

Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan yang lain atau di perguruan tinggi

lain. Sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Jakarta, Agustus 2020

Materai

Intan Meriawati

iv
ABSTRAK

PENGARUH Foeniculum Vulgare Mill DALAM MENGURANGI


INTENSITAS DISMINORE PADA REMAJA PUTRI
DI DESA CITELUK
TAHUN 2020

Intan Meriawati 1,Dewi Kurniati2, Shinta Novelia3.

Latar Belakang : : Masalah umum wanita usia reproduksi dan gadis remaja yang
tidak bisa beraktifitas disebabkan oleh dismenorea. Permasalahan dismenore juga
berdampak pada penurunan kualitas hidup akibat tidak masuk sekolah maupun
bekerja. Hal ini juga berdampak pada kerugian ekonomi pada wanita usia subur,
serta berdampak pada kerugian ekonomi nasional karena terjadinya penurunan
kualitas hidup
Tujuan : Diketahuinya pengaruh Foeniculum vulgare Mill dalam mengurangi
intensitas disminore pada remaja putri
Metodologi : Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi
experimental with one group pretest-posttest design. Populasi penelitian ini adalah
remaja putri, sampel penelitian ini remaja putri 30 responden dengan pengambilan
sampel teknik total sampling
Hasil Penelitian : Ada perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah diberikan
serbuk buah adas dalam mengurangi dismenore pada kelompok intervensi dengan
hasil nilai sig-2 0,000
Simpulan dan saran : Ada perbedaan intensitas nyeri antara kelompok
eksperimen dan kontrol sudah intervensi dengan hasil uji statistik sig-2 0,000.
Disarankan dari hasil penelitian dapat diaplikasikan pada remaja putri yang
mengalami nyeri haid, karena ektra buah adas memiliki manfaat untuk
mengurangi nyeri haid tanpa menggunakan obat dan dari hasil penetilian ini dapat
menambah ilmu dan pengetahuan bagi peneliti, sehingga mampu mengetahui
pengaruh penggunaan serbuk buah adas dalam mengurangi dismenore pada
remaja putri.

Kata Kunci : Remaja putri, nyeri, dismenore, buah adas.


Kepustakaan : 35 Pustaka (2010- 2019)

v
ABSTRACT

INFLUENCE Foeniculum Vulgare Mill IN REDUCING DISMENORE


INTENSITY IN PRINCESS ADOLESCENTS
IN CITELUK VILLAGE
IN 2020

Intan Meriawati 1,Dewi Kurniati2, Shinta Novelia3.

Background: A common problem of women of reproductive age and adolescent


girls who are unable to work is caused by dysmenorrhoea. The problem of
dysmenorrhea also has an impact on reducing the quality of life due to not
attending school or working. This also has an impact on economic losses in
women of childbearing age, as well as an impact on national economic losses due
to decreased quality of life
Objective: To find out the effect of Foeniculum vulgare Mill in reducing the
intensity of dysminore in young women
Methodology: The research design used in this study was a quasi experimental
with one group pretest-posttest design. The population of this study was young
women, the sample of this study was 30 young women respondents with a total
sampling technique sampling
Results: There were differences in pain intensity before and after being given
fennel fruit powder in reducing dysmenorrhea in the intervention group with a
result of sig-2 value of 0,000
Conclusions and suggestions: There is a difference in pain intensity between the
experimental and control groups already intervening with the sig-2 statistical test
results 0,000. It is recommended that the results of the study be applied to young
women who experience menstrual pain, because the extra fennel fruit has the
benefit of reducing menstrual pain without using drugs and from the results of this
determination can increase knowledge and knowledge for researchers, so as to be
able to determine the effect of using fennel powder in reducing dysmenorrhea in
young women.

Keywords : Young women, pain, dysmenorrhea, fennel.


References : 35 References (2010-2020)

vi
KATA PENGATAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Foeniculum Vulgare Mill Dalam Mengurangi Intensitas Disminore Pada

Remaja Putri Di Desa Citeluk Tahun 2020 ” Saya menyadari bahwa penulisan

skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya Ridho Illahi, dukungan, bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini dengan rendah

hati dan rasa hormat yang besar saya mengucapkan Alhamdulilahirobilalamin,

beserta terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Retno Widowat, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Nasional Jakarta

2. Dewi Kurniati, S.SiT., M.Keb Selaku Kepala Program Studi Kebidanan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional sekaligus sebagai Pembimbing

1 yang telah bersedia meluangkan waktu, fikiran, memberi dukungan, arahan,

serta masukan kepada penulis selama menyusun skripsi ini.

3. Shinta Novelia, S.ST., MNS selaku Pembimbing 2 yang telah bersedia

meluangkan waktu, fikiran, memberi dukungan, arahan, serta masukan kepada

penulis selama menyusun Skripsi ini.

4. Seluruh Staff dan Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional yang

telah mendidik dan memfasilitasi proses pembelajaran di kampus.

5. Desa Citeluk yang telah memberi kesempatan, saran dan dukungan kepada

saya untuk melakukan penelitian ini.

vii
6. Kepada Kedua Orangtua yang telah menjadi sosok yang kuat, yang sabar untuk

anaknya, selalu jadi motivasi yang menjadi salah satu penyemangat dalam

menyelesaikan Skripsi ini.

7. Kepada sahabat yang telah memberikan semangat dan sama-sama berjuang

dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebtkan satu persatu.

Akhirnya saya sebagai mahluk yang tidak sempurna memohon maaf

apabila ada kesalahan baik secara teknik, format ataupun isi dari skripsi saya.

Harapan saya semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi institusi

pendidikan, tempat penelitian, masyarakat dan adapun untuk peneliti selanjutnya.

Jakarta, Agustus 2020

Intan Meriawati

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.................................................... iv

SURAT PERNYATAAN................................................................................. v

ABSTRAK........................................................................................................ vi

ABSTRACT ....................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR...................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR SKEMA ........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah ......................................................................... 4

1.3 Tujuan .............................................................................................. 5

1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................... 5

1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................ 5

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 6

1.4.1 Bagi Desa Citeluk ................................................................... 6

1.4.2 Bagi Responden ...................................................................... 6

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan ........................................................ 6

ix
1.4.4 Bagi Peneliti ............................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 7

2.1 Konsep Dasar Nyeri (Dismenore) .................................................... 7

2.1.1 Definisi Nyeri Haid (Dismenore) ............................................. 7

2.1.2 Klasifikasi Nyeri Haid (Dismenore) ........................................ 8

2.1.3 Penilaian Respons Intensitas Nyeri .......................................... 9

2.1.3.1 Skala analog visual ..................................................... 9

2.1.3.2 Skala Numerik ............................................................. 10

2.1.3.3 Skala Deskriptif ........................................................... 10

2.1.4 Patifisiologi Dismenore ........................................................... 11

2.1.5 Gejala Dismenore ..................................................................... 12

2.1.6 Diagnosa .................................................................................. 13

2.1.7 Manajemen Nyeri ..................................................................... 14

2.1.7.1 Pendekatan Farmakologi .............................................. 14

2.1.7.2 Non Farmakologi ......................................................... 15

2.2 Konsep Serbuk buah adas ................................................................. 18

2.2.1 Definisi Buah Adas................................................................... 18

2.2.2 Nama Daerah .......................................................................... 19

2.2.3 Morfologi adas ......................................................................... 19

2.2.5 Manfaat Adas............................................................................ 21

2.2.6 Kadungan Kimia....................................................................... 21

2.3 Kerangka Teori ................................................................................ 24

2.4 Standar Prosedur Operasional ........................................................... 25

x
2.2.1 Pengertian Adas (Foeniculum vulgare Mill) ........................... 25

2.2.2 Manfaat Adas (Foeniculum vulgare Mill) ............................... 25

2.2.3 Indikasi Pemberian Adas (Foeniculum vulgare Mill) .............. 25

2.2.4 Kebijakan Penelitian................................................................. 25

2.2.5 Persiapan Siswi ........................................................................ 25

2.2.6 Persiapan Alat........................................................................... 26

2.2.7 Cara Kerja................................................................................. 26

2.5 Kerangka Konsep .............................................................................. 26

2.6 Hipotesis ........................................................................................... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..................................................... 28

3.1 Desain Penelitian .............................................................................. 28

3.2 Populasi dan Sampel ......................................................................... 29

3.2.1 Populasi .................................................................................... 29

3.2.2 Sampel ...................................................................................... 29

3.2.2.1 Kriteria Inklusi : ........................................................... 29

3.2.2.2 Kriteria Eklusi :............................................................. 29

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 30

3.3.1 Waktu ....................................................................................... 30

3.3.2 Tempat ..................................................................................... 30

3.4 Variabel Penelitian ............................................................................ 30

3.4.1 Variable Independen ................................................................ 30

3.4.2 Variable Dependen ................................................................... 30

3.5 Definisi Operasional ......................................................................... 30

xi
3.6 Instrumen Penelitian.......................................................................... 31

3.7 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 31

3.7.1 Tahap persiapan ....................................................................... 32

3.7.2 Tahap pelaksanaan ................................................................... 32

3.8 Pengolahan dan analisa data ............................................................. 32

3.8.1 Pengolahan Data ...................................................................... 32

3.8.2 Analisis Data ............................................................................ 34

3.8.2.1 Analisa Univariat ......................................................... 34

3.8.2.2 Uji normalitas ............................................................... 34

3.8.3 Analisis Bivariat ....................................................................... 35

3.9 Etika Penelitian ................................................................................. 36

3.9.1 Persetujuan (Informed consent)................................................ 36

3.9.2 Tanpa nama (Anonimity) ......................................................... 36

3.9.3 Kerahasiaan (Confidentiality) .................................................. 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 33

4.1 Analisis Univariat.............................................................................. 33

4.2 Analisis Bivariat................................................................................ 35

4.3 Pembahasan....................................................................................... 37

BAB V SIMPULAN DAN SARAN................................................................ 44

5.1 Simpulan............................................................................................ 44

5.2 Saran.................................................................................................. 44

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi operasional....................................................................... 30

Tabel 4.1 Distribusisi Frekuensi Intensitas Nyeri Sebelum Tanpa Serbuk

Buah Adas Dan Diberikan Serbuk Buah Adas Terhadap

Penurunan Dismenore Di Desa Citeluk Tahun 2020..................... 33

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Sesudah Tanpa Serbuk

Buah Adas Dan Diberikan Serbuk Buah Adas Terhadap

Penurunan Dismenore Di Desa Citeluk Tahun 2020..................... 34

Tabel 4.3 Uji Normalitas................................................................................ 34

Tabel 4.4 Uji Homogenitas............................................................................. 35

Tabel 4.5 Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum Dan Sesudah Diberikan

Serbuk Buah Adas Dalam Mengurangi Dismenore Pada

Kelompok Eksperime.................................................................... 36

Tabel 4.6 Perbedaan Intensitas Nyeri Antara Kelompok Eksperimen Dan

Kontrol Sudah Intervensi Di Desa Citeluk Kabupaten

Pandeglang Tahun 2020................................................................. 37

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Buah adas.................................................................................... 16

Gambar 2.2 Kerangka Teori........................................................................... 24

Gambar 2.3 Kerangka Konsep........................................................................ 26

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Biodata penulis

Lampiran 2 : Surat izin penelitian dari Universitas Nasional

Lampiran 3 : Surat izin penelitian dari Desa Citeluk

Lampiran 4 : Lembar izin responden

Lampiran 5 : Lembar persetujuan responden

Lampiran 6 : Lembar observasi

Lampiran 7 : Master tabel

Lampiran 8 : SPSS

Lampiran 9 : Lembar konsul

Lampiran 10 : Dokumentasi

xv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

PHOTO BER
ALMAMATER
UNAS

I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Intan Meriawati
Nama Panggil : Intan Meriawati
Tempat, Tanggal lahir : Pandeglang, 07 - Maret - 1997
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Nomor Hp : 081384922069
Email : intanmerawati@gmail.com
Alamat : Kp. Kopo, Ds. Citeluk, Kec. Cibitung,
Kab. Pandeglang

II. Pendidikan Formal

SD : SDN Citeluk 02
SMP : SMPN 02 Cibitung
SMA : SMAN 05 Pandeglang
D3 Kebidanan : Poltekkes Kemenkes Banten

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa perubahan dari anak-anak ke masa


dewasa. Remaja akan mengalami perubahan fisik dan emosional. Pada
perempuan, pubertas ditandai dengan terjadinya mestruasi. Pada saat
mestruasi sering terjadi keluhan, khususnya pada perempuan usia produktif
(Huzaimah, 2015). Menurut purwati & sarwinanti (2015), menstruasi
merupakan peristiwa pengeluaran darah dari uterus atau meluruhnya
dinding endometrium secara periodik karena tidak dibuahi. Menstruasi
merupakan hal yang alami sehingga dapat dipastikan semua wanita yang
normal akan mengalami mesntruasi. Banyak wanita yang mengeluhkan
masalah menstruasi, seperti nyeri saat sebelum dan selama menstruasi.
Nyeri haid merupakan nyeri sebelum atau selama menstruasi.
Produksi prostaglandin yang tidak seimbang pada saat menstruasi
menyebabkan kontraksi uterus dan menyebabkan timbulnya nyeri. Nyeri
menstruasi terjadi di perut bawah, biasanya dirasakan ketika mulai
perdarahan (Reeder, Martin, & Koniak-griffin, 2012).
Menurut Bonde & Moningka (2014), nyeri haid merupakan keluhan
menstruasi dengan prevalensi 89% dan diikuti dengan ketidakteraturan
menstruasi 31%. Gangguan menstruasi ini memerlukan penanganan yang
seksama karena bila tidak tertangani dapat mempengaruhi aktivitas sehari-
hari. Dampak dari nyeri haid dapat mengakibatkan tergangguya
konsentrasi, mempengaruhi setengah dari semua remaja wanita saat ini dan
mewakili yang terdepan penyebab absennya perguruan tinggi / sekolah.
Remaja dengan nyeri haid juga mengalami penurunan prestasi belajar dari
pada remaja yang tidak mengalami nyeri haid (Singh, 2018).

xvii
2

Angka kejadian dismenore di dunia sangat besar, rata-rata lebih dari


50% perempuan di setiap Negara mengalami nyeri menstruasi. Prevalensi
dismenore di Indonesia 54,88%. Menstruasi biasanya dimulai antara usia
10 sampai 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan
wanita, status nutrisi. Walaupun begitu pada kenyataannya banyak wanita
mengalami masalah menstruasi, diantaranya nyeri haid atau dismenore (Sri
utami, 2015).
Kejadian dismenore di Asia juga cukup tinggi, di Taiwan prevalensi
wanita penderita dismenore sebesar 75,2% (Yu dan Yueh, 2019). Menurut
Savitri (2019). Secara umum penangganan disminore di bagi ada dua
kategori yaitu pendekatan farmakologis dan non farmakologis. Secara non
farmakologis antara lain olahraga secara teratur, kompres hangat, istirahat
dan relaksasi (Kumalasari, 2019)
Menurut World Health Organization (2018) Angka kejadian
dismenore cukup tinggi diseluruh dunia. Rata-rata insidensi terjadinya
dismenore pada wanita muda antara 18,8 –86%. Rata-rata di negara-negara
Eropa dismenore terjadi pada 45-97% wanita. Dengan prevalensi terendah
di Bulgaria (9,8%) dan tertinggi mencapai 95% di negara Finlandia.
Prevalensi dismenore tertinggi sering ditemui pada remaja wanita, yang
diperkirakan antara 40-90%. Sekitar 35% remaja dilaporkan mengalami
dismenore berat. Di Amerika Serikat, dismenore diakui sebagai penyebab
paling sering ketidakhadiran di sekolah yang dialami remaja putri. Selain
itu, juga dilakukan survey pada 513 wanita Amerika Serikat dan dinyatakan
prevalensi sebanyak 45-75%, paling banyak pada usia 18-45 tahun
(WHO,2018)
Dismenore dapat muncul dalam bentuk kram pada bagian tengah
perut bersifat spasmodik yang dapat menyebar ke punggung atau paha
bagian dalam yang biasanya terjadi 1-2 hari sebelum menstruasi. Namun
nyeri paling hebat biasanya muncul pada hari pertama menstruasi.
Dismenorea kerap disertai efek seperti muntah, diare, sakit kepala, nyeri
kaki, dan sinkop (Hamilton, 2019).
3

Dampak yang diakibatkan oleh dismenore primer berupa gangguan


aktivitas seperti tingginya tingkat absen dari sekolah maupun kerja,
keterbatasan kehidupan sosial, performa akademik, serta aktivitas
olahraganya. Permasalahan dismenore juga berdampak pada penurunan
kualitas hidup akibat tidak masuk sekolah maupun bekerja. Hal ini juga
berdampak pada kerugian ekonomi pada wanita usia subur, serta
berdampak pada kerugian ekonomi nasional karena terjadinya penurunan
kualitas hidup.
Menurut Siahaan, Ermiati, & Maryati (2012) timbulnya nyeri
dipengaruhi oleh faktor psikologi, menarche, faktor endokrin, faktor
hormon dan riwayat kelurga, kemudian faktor yang dapat mengurangi nyeri
adalah dengan olahraga yang teratur, istirahat yang cukup, distraksi
relaksasi, mendapat support keluarga, konsumsi makanan bergizi, konsumsi
pereda nyeri secara farmakologi atau nonfarmakologi dan tidak ansietas.
Menurut Bonde & Moningka (2014), cara yang dapat dilakukan untuk
menurunkan nyeri haid secara farmakologis misalnya dengan pemberian
obat-obatan golongan analgetik seperti asam mefenamat, antalgin, feminax
atau secara non farmakologis yaitu Salah satu obat herbal yang dapat
digunakan untuk mengatasi dismenore yaitu serbuk buah adas (Foeniculum
vulgare Mill).
Adas (Foeniculum vulgare Mill) merupakan salah satu dari berbagai
tanaman obat yang dianggap bermanfaat bagi kesehatan. Adas (Foeniculum
vulgare Mill) mengandung trans-anethol, fenchone dan estragol yang
diduga memiliki potensi sebagai fitoestrogen (Saepudin, 2017). Adas dapat
dimanfaatkan untuk mengatasi sakit perut, mual, perut kembung, muntah,
diare, nyeri haid, dan haid tidak teratur (Hartini , 2019).
Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemberian serbuk
buah adas efektif dalam mengurangi dismenore pada remaja putri di SMPN
4 Mojosongo Kabupaten Boyolali oleh Hermayanti (2019) berdasarkan nilai
mean (rata- rata) dan median (nilai tengah), secara deskriptif terlihat bahwa
penurunan dysmenorhea yang terjadi pada responden kelompok intervensi
4

lebih besar dibandingkan pada responden kelompok kontrol. Uji beda antara
kedua kelompok dengan teknik non parametrik mann-whitney test
menghasilkan nilai p sebesar 0,001. Nilai p < 0,05 berarti bahwa ada
perbedaan selisih skor yang signifikan antara kedua kelompok. Dengan
demikian diketahui bahwa terdapat perbedaan penurunan dismenore antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hal ini membuktikan kebenaran
hipotesis penelitian yaitu mengonsumsi serbuk buah adas efektif dalam
mengurangi dismenore pada remaja putri di SMPN 4 Mojosongo Kabupaten
Boyolali.
Hal ini juga diperkuat oleh penelitian Anindita (2010), dengan judul
pengaruh kebiasaan mengkonsumsi ekstra adas terhadap keluhan
dismenorea primer pada remaja putri di Kotamadya Surakarta, didapatkan
hasil perhitungan dengan uji wilcoxon rank test diperoleh p value 0,03<
0,05 maka ada pengaruh kebiasaan mengkonsumsi ekstra adas terhadap
keluhan dismenorea primer. Dengan demikian hipotesis nihil (Ho) ditolak
dan hipotesis kerja (Ha) diterima pada taraf signifikansi 5% atau sebesar
0,05. Berarti terdapat pengaruh kebiasaan mengkonsumsi minuman ekstra
adas terhadap keluhan dismenorea primer pada remaja putri di Kotamadya
Surakarta. Dikatakan sesuai dengan hasil penelitian karena, ekstra adas
bermanfaat sebagai analgetik yang dapat mengurangi nyeri haid.
Penanganan dysmenorhea merupakan aspek pelayanan kesehatan
reproduksi oleh bidan. Pemberian layanan terapi komplementer oleh bidan
masih sangat minim (14,4%) (Kostania, 2015). Dengan hasil penelitian ini,
diharapkan dapat menjadi khasanah keilmuan untuk meningkatkan
penggunaan terapi komplementer dalam layanan kebidanan dengan
memanfaatkan bahan bahan yang berasal dari alam.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di desa Citeluk
dibulan Juni 2020 terdapat sekitar 30% wanita yang mengalami disminore
tidak mampu untuk melakukan aktivitas hariannya dan tidak bisa
melanjutkan pekerjaan yang sedang dikerjakan akibat rasa sakit saat
menstruasi.
5

Dari uraian fenomena yang terjadi dan serta informasi yang didapat
peneliti tertarik melakukan penelitian tentang “pengaruh Foeniculum
vulgare Mill dalam mengurangi intensitas disminore pada remaja putri di
Desa Citeluk Tahun 2020”.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas penulis merumuskan masalah penelitiannya
adalah dari apakah ada pengaruh pemberian serbuk buah adas dalam
mengurangi intensitas disminore pada remaja putri di Desa Citeluk Tahun
2020?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Diketahuinya pengaruh Foeniculum vulgare Mill dalam mengurangi
intensitas disminore pada remaja putri di Desa Citeluk Tahun 2020.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengidentifikasi rata-rata intensitas nyeri sebelum diberikan serbuk buah
adas terhadap penurunan dismenore di Desa Citeluk Tahun 2020.
1.3.2.2 Mengidentifikasi rata-rata intensitas nyeri sesudah diberikan serbuk buah
adas terhadap penurunan dismenore di Desa Citeluk Tahun 2020.
1.3.2.3 Mengidentifikasi perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah
diberikan serbuk buah adas dalam mengurangi dismenore pada remaja
putri di Desa Citeluk Tahun 2020.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1. Bagi Desa Citeluk
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan masukan dalam penangan pada
remaja desa Citeluk Tahun 2020dalam penurunan nyeri haid pada remaja
putri dengan pemberian serbuk buah adas
6

1.4.2. Bagi Responden


Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pengetahuan tentang ektra
buah adas untuk penurunan nyeri haid.
1.4.3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai informasi dan tambahan referensi kepustakaan tentang penanganan
nyeri haid dengan pemberian serbuk buah adas sehingga meningkatkan
keterampilan terutama dibidang kesehatan.
1.4.4. Bagi Peneliti
Dengan diadakan penelitian ini pemberian ektra buah adas dapat
diaplikasikan pada remaja putri yang mengalami nyeri haid, karena ektra
buah adas memiliki manfaat untuk mengurangi nyeri haid tanpa
menggunakan obat. Hasil penetilian ini dapat menambah ilmu dan
pengetahuan bagi peneliti, sehingga mampu mengetahui pengaruh
penggunaan serbuk buah adas dalam mengurangi dismenore pada remaja
putri
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Nyeri Haid (Dismenore)


2.1.1 Definisi Nyeri Haid (Dismenore)
Menurut Blacks dan Hawks (2015), nyeri merupakan fenomena yang
beragam dan kompleks yang mungkin sulit bagi klien untuk
menggambarkan dan sulit bagi orang lain untuk mengenali, memahami, dan
mengkaji. International for Study of Pain (IASP), mendefinisikan nyeri sebagai
situasi tidak menyenangkan yang bersumber dari area tertentu, yang
tergantung atau tidak tergantung pada kerusakan jaringan dan yang
berkaitan dengan pengalaman masa lalu dari orang yang bersangkutan
(Demir, 2012)
Secara etimologi, dismenore berasal dari kata dalam bahasa Yunani kuno.
Kata tersebut berasal dari “dys” yang berarti sulit, nyeri, abnormal; “meno”
yang berarti bulan; dan “rrhea” yang berarti aliran atau arus. Jadi dismenore
dapat diartikan sebagai aliran menstruasi yang sulit dan atau menstruasi yang
mengalami nyeri (Anurogo, 2017).
Dismenore (nyeri haid) adalah nyeri kram (tegang) daerah perut mulai
terjadi pada 24 jam sebelum terjadinya perdarahan haid dan dapat bertahan
selama 24-36 jam meskipun beratnya hanya berlangsung selama 24 jam
pertama. Kram tersebut terutama dirasakan di daerah perut bagian bawah tetapi
dapat menjalar ke punggung atau permukaan dalam paha, yang terkadang
menyebabkan penderita tidak berdaya dalam menahan nyerinya tersebut
(Hendrik, 2016).
2.1.2 Klasifikasi Nyeri Haid (Dismenore)
Karim (2013) menyebutkan bahwa dismenore dapat diklasifikasikan
menjadi dua yaitu primer dan sekunder. Dismenore primer disebut juga
primary dysmenorrhea, merupakan suatu rasa nyeri siklik menstrual tanpa
kelainan patologis pada panggul, dismenore primer biasa sering terjadi
beberapa tahun pertama setelah menarche, memiliki karakteristik nyeri yang

7
khas.

8
8

Dismenore primer terjadi biasaya 6 sampai 12 bulan setelah menarche.


Oleh karena itu, siklus haid pada bulan pertama setelah menarche umumnya
berjenis anovulator (tidak disertai dengan pengeluaran ovum) yang tidak
disertai dengan rasa nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau
bersama-sama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam
(Simanjuntak, 2018).
Menurut Sarwono (2013) dismenore primer adalah nyeri haid tanpa
ditemukan keadaan patologi pada panggul. Perempuan dengan dismenore
primer didapatkan kadar prostaglandin lebih tinggi dibandingkan dengan
perempuan tanpa dismenore. Peningkatan ini terjadi lebih kurang 48 jam
pertama saat haid. Hal ini sejalan dengan awal muncul dan besarnya intensitas
keluhan nyeri haid.
Menurut French (2015), dismenore primer merupakan nyeri menstruasi
yang sering ditemui pada wanita dengan anatomi panggul yang normal, pada
umumnya dialami pada masa remaja. Karakteristik nyeri ini khas yaitu nyeri
pelvis seperti kram yang dimulai sesaat sebelum atau pada onset dari
menstruasi dan biasanya berakhir satu sampai tiga hari setelah hari pertama
haid.

Dismenore sekunder disebut juga secondary dysmenorrhea, merupakan


dismenore yang sering terjadi akibat komplikasi dari endometriotis, PUD,
adenomiosis, polip endometrial dan obstruksi anatomis. Oleh karena itu,
dismenore sekunder sering dikaitkan dengan keluhan ginekologis seperti
dispareuni, disuria, perdarahan abnormal dan infertilitas.

2.1.3 Penilaian Respons Intensitas Nyeri


Menurut Tamsuri (2011) intensitas nyeri merupakan gambaran
tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu. Pengukuran intensitas
nyeri sangat subjektif dan individual serta kemungkinan nyeri dalam
intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda.
Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah
menggunakan respon fisiologis tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun,
9

pengukuran dengan teknik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti
tentang nyeri itu sendiri. (Khodijah, 2011), Penilaian Intensitas nyeri dapat
dilakukan dengan menggunakan skala sebagai berikut:
2.1.3.1 Skala analog visual

Tidak Nyeri Nyeri Sangat


Hebat
Gambar 2.1
Skala Analog Visual

Skala analog visual (Visual Analog Scale, VAS) adalah suatu garis
lurus/horizontal sepanjang 10 cm, yang mewakili intensitas nyeri yang
terus menerus dan pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala ini
memberi klien kebebasan penuh untuk mengidentifikasi keparahan nyeri.
VAS dapat merupakan pengukuran keparahan nyeri yang lebih sensitif
karena klien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian dari pada
dipaksa memilih satu kata atau angka (Potter dan Perry, 2011).

2.1.3.2 Skala Numerik

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak Tidak Nyeri Nyeri Sedang Sangat Nyeri


Nyeri

Gambar 2.2
Skala Numerik

Skala penilaian numeric NRS (Numerical Rating Scales) lebih


digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsian kata. Dalam hal ini,
10

klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala paling efektif
digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi
terapeutik (Potter dan Perry, 2011).

2.1.3.3 Skala Deskriptif

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Nyeri Berat
Nyeri Terkontrol Tidak
Terkontrol
Gambar 2.3
Skala Deskriptif

Keterangan :

0 : tidak ada nyeri.


1-3 : nyeri ringan, secara obyektif klien mampu berkomunikasi dengan
baik.
4-6 : nyeri sedang, secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dan dapat
mengikuti perintah dengan baik.
7-9 : nyeri berat, secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih merespon terhadap tindakan, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak
dapat diatasi dengan alih posisi, nafas panjang, maupun distraksi.
10 : nyeri sangat berat, klien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi,
respon memukul.

Skala deskriptif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan


nyeri yang lebih objektif. Skala pendeskripsian verbal, (Verbal
Descriptor Scale, VDS) merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga
sampai lima kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama di
sepanjang garis. Perawat menunjukkan klien skala tersebut dan meminta
klien untuk memilih intensitas nyeri terbaru yang diarasakan. Alat VDS
11

ini memungkinkan klien memilih sebuah kategori untuk mendeskripsikan


nyeri (Potter dan Perry, 2011).

2.1.4 Patofisiologi Dismenore


Patofisiologi terjadinya dismenore masih belum jelas sampai saat ini
karena banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Namun saat ini yang
paling dipercaya dalam meningkatkan rasa nyeri pada dismenore primer
adalah prostaglandin dan leukotrien (Harel, 2016). Di bawah pengaruh
progesteron selama fase luteal siklus menstruasi, endometrium yang
mengandung prostaglandin meningkat, mencapai tingkat maksimum pada
awitan menstruasi
Penelitian membuktikan bahwa dismenore primer disebabkan karena
adanya prostaglandin F2α, yang merupakan stimulan miometrium poten dan
vasokontriktor pada endometrium. Kadar prostaglandin yang meningkat
selalu ditemui pada wanita yang mengalami dismenore dan tentu saja
berkaitan erat dengan derajat nyeri yang ditimbulkan. Peningkatan kadar ini
dapat mencapai 3 kali dimulai dari fase proliferatif hingga fase luteal, dan
bahkan semakin bertambah ketika menstruasi. Peningkatan kadar
prostaglandin inilah yang meningkatkan tonus miometrium dan kontraksi
uterus yang berlebihan. Adapun hormon yang dihasilkan pituitari posterior
yaitu vasopresin yang terlibat dalam penurunan aliran menstrual dan terjadinya
dismenore. Selain itu, diperkirakan faktor psikis dan pola tidur turut
berpengaruh dengan timbulya dismenore tetapi mekanisme terjadinya dan
pengaruhnya dengan dismenore belum jelas dan masih dipelajari (Karim,
2013).

2.1.5 Gejala Dismenore


Dismenore primer dapat menimbulkan gejala-gejala seperti kram pada
perut, ketidaknyamanan/kegelisahan satu atau dua hari sebelum menstruasi,
diare, mual dan muntah, pusing, nyeri kepala bahkan pingsan. Fibroid uterus
gejalanya berupa perubahan aliran menstruasi, nyeri kram dan polip teraba.
12

Prolaps uteri gejalanya berupa nyeri punggung serta dispareuni (Hamilton,


2019).

2.1.6 Diagnosa
Secara ringkas, menurut Karim (2013), anamnesa yang perlu ditanyakan
kepada pasien dengan keluhan dismenore adalah sebagai berikut :
a) Usia menarche
b) Frekuensi menstruasi tiap bulan, durasi menstruasi, banyak darah yang
keluar.
c) Onset, durasi, ciri khas, dan derajat nyeri yang dirasakan.
d) Adanya faktor eksternal yang menyebabkan nyeri.
e) Pengaruh terhadap aktivitas sehari – hari.
f) Adanya riwayat keluarga
Dismenore primer dapat dibedakan dari dismenore sekunder dengan ciri
berikut (Karim, 2013) :
a) Onset terjadi lebih kurang enam bulan setelah menarche.
b) Durasi 48-72 jam
c) Nyeri kram dan menyerupai nyeri ingin partus.
d) Nyeri pada bagian bawah abdomen dan menjalar ke belakang bahkan ke
bagian paha dalam.
e) Tidak ada keluhan yang berkaitan dengan kelainan panggul.
Dismenore sekunder memiliki ciri khas berikut (Karim, 2013) :
a) Onset pada usia 20-30 tahun tanpa adanya keluhan di awal menarche.
b) Perdarahan berlebihan dan ireguler
c) Kelainan patologis panggul ketika pemeriksaan fisik.
d) Infertilitas.
e) Dispareuni.
f) Vaginal discharge.
Selain anamnesa, perlu dilakukan pemeriksaan fisik secara lengkap,
terutama untuk dewasa muda yang baru menstruasi. Pemeriksaan dapat berupa
(Karim, 2013) :
13

a. Inspeksi pada genetalia eksterna, untuk melihat apakah ada rash,


pembengkakan dan perubahan warna kulit.
b. Inspeksi apakah ada vaginal discharge, darah ataupun benda asing.
c. Inspeksi pada serviks, apakah ada massa atau benda asing.
d. Pemeriksaan palpasi bimanual, apakah ada nyeri tekan atau adanya massa
pada pelvik.

2.1.7 Manajemen Nyeri


2.1.7.1 Pendekatan Farmakologi
Teknik farmakologi adalah cara yang paling efektif untuk
menghilangkan nyeri dengan pemberian obat-obatan pereda nyeri terutama
untuk nyeri yang sangat hebat yang berlangsung selama berjam-jam atau
bahkan berhari-hari. Metode yang paling umum digunakan untuk mengatasi
nyeri adalah analgesic (Strong, 2011). Menurut Smeltzer (2012), ada tiga
jenis analgesik yakni:
2.1.7.1.1 Non-narkotik dan anti inflamasi nonsteroid (NSAID):
menghilangkan nyeri ringan dan sedang. NSAID dapat sangat
berguna bagi pasien yang rentan terhadap efek pendepresi
pernafasan.
2.1.7.1.2 Analgesik narkotik atau opiad: analgesik ini umumnya diresepkan
untuk nyeri yang sedang sampai berat, seperti nyeri pasca operasi.
Efek samping dari opiad ini dapat menyebabkan depresi
pernafasan, sedasi, konstipasi, mual muntah.
2.1.7.1.3 Obat tambahan atau ajuvant (koanalgesik): ajuvant seperti
sedative, anti cemas, dan relaksan otot meningkatkan control
nyeri atau menghilangkan gejala lain terkait dengan nyeri seperti
depresi dan mual (Potter & Perry, 2011).
2.1.7.1.4 Terapi hormonal tujuannya adalah menekan terjadinya ovulasi.
Tindakan ini bersifat sementara tujuan untuk memungkinkan
penderita dismenorea dapat melaksanakan pekerjaan penting pada
saat mengalami menstruasi tanpa adanya gangguan. Tujuan ini
14

dapat dicapai dengan pemberian salah satu kombinasi pil


kontrasepsi (Simanjuntak, 2018).

2.1.7.2 Non Farmakologi


Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mengatasi (memanajemen)
nyeri saat persalinan, yaitu salah satunya dengan memberikan terapi non
farmakologis.Terapi nonfarmakologis yaitu terapi yang digunakan yakni
dengan tanpa menggunakan obat-obatan, tetapi dengan memberikan
berbagai teknik yang setidaknya dapat sedikit mengurangi rasa nyeri saat
dismenore tiba (Smeltzer, 2012).
Pengobatan nonfarmakologis juga dapat mengurangi rasa sakit pada
dismenorea. Pengobatan nonfarmakologis tersebut diantaranya adalah
memberikan kompres hangat, massage, efflurage, distraksi, latihan fisik,
istirahat yang cukup maupun mengonsumsi bahan makanan yang melepas
endorfin dan serotonin seperti serbuk buah adas (Sindharti, 2013).
Pengobatan nonfarmakologis selain dengan serbuk buah adas yang
dapat mengurangi rasa sakit pada dismenorea terdiri dari :
a. Stimulasi Dan Masase Kutaneus
Masase kutaneus adalah stimulus kutaneus tubuh secara umum, sering
dipusatkan pada punggun dan bahu. Masase dapat membuat pasien lebih
nyaman karena masase membuat relaksasi otot (Bare&Smeltzer, 2011)
b. Olahraga
Olahraga mampu meningkatkan produksi endorphin otak yang dapat
menurunkan stres sehingga secara tidak langsung juga mengurangi nyeri
(Eka, 2013)
c. Terapi es dan panas
Terapi es dapat menurunkan prostaglandin yang memperkuat sensitifitas
reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera dengan
menghambat proses inflamasi. Terapi panas mempunyai keuntungan
meningkatkan aliran darah ke suatu area dan kemungkinan dapat turut
15

menurunkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan (Bare&Smeltzer,


2011).
d. Distraksi
Distraksi adalah pengalihan perhatian dari hal yang menyebabkan nyeri,
contoh menyanyi, berdo’a, menceritakan gambar atau foto,
mendengarkan musik dan bermain satu permainan (Bare&Smeltzer,
2011).
e. Relaksasi
Relaksasi merupakan teknik pengendoran atau pelepasan ketegangan.
Teknik relaksasi yang sederhana yaitu dengan nafas abdomen frekuensi
lambat, berirama (teknik nafas dalam dan pelan). (Bare&Smeltzer,
2001).
f. Herbal
Nyeri haid bisa juga diatasi dengan ramuan rempah. Ramuan rempah
untuk mengatasi nyeri haid yang digunakan biasanya menggunakan
bahan-bahan yang memiliki khasiat sebagai anti radang, anti nyeri dan
antispasmodik (kejang otot). Bahan – bahan yang bisa digunakan untuk
mengatasi nyeri haid diantaranya Adas (Foeniculum vulgare Mill)
merupakan salah satu dari berbagai tanaman obat yang dianggap
bermanfaat bagi kesehatan. Adas (Foeniculum vulgare Mill)
mengandung trans-anethol, fenchone dan estragol yang diduga memiliki
potensi sebagai fitoestrogen (Saepudin, 2017). Adas dapat dimanfaatkan
untuk mengatasi sakit perut, mual, perut kembung, muntah, diare, nyeri
haid, dan haid tidak teratur (Hartini, 2019).

2.2 Konsep Serbuk buah adas


2.2.1 Definisi Buah Adas
Adas (Foeniculum vulgare Mill.) merupakan suatu tanaman yang
termasuk dalam famili Apiaceae. Tanaman adas banyak dibudidayakan di
daerah yang tropis seperti Indonesia. Adas banyak digunakan sebagai
rempah-rempah di dapur. Kandungan kimia yang terdapat dalam adas
16

diantaranya adalah minyak essensial, asam lemak, tanin, flavonoid,


glikosida jantung, saponin, dan senyawa lainnya (Aamir et al 2018).
Adas (Foeniculum vulgare Mill) merupakan salah satu dari berbagai
tanaman obat yang dianggap bermanfaat bagi kesehatan. Adas (Foeniculum
vulgare Mill) mengandung trans-anethol, fenchone dan estragol yang
diduga memiliki potensi sebagai fitoestrogen (Saepudin, 2017). Adas dapat
dimanfaatkan untuk mengatasi sakit perut, mual, perut kembung, muntah,
diare, nyeri haid, dan haid tidak teratur (Hartini, 2019).
Sistematika tanaman adas (Foeniculum vulgare Mill.) (Plantamor
2011) :
1. Kingdom : Plantae
2. Divisi : Magnoliophyta
3. Kelas : Magnoliopsida
4. Subkelas : Rosidae
5. Ordo : Apiales
6. Famili : Apiaceae
7. Genus Z : Foeniculum
8. Species : Foeniculum vulgare Mill.

Gambar 2.1
Buah Adas
17

Parameter penilaian buah adas diantaranya adalah susut pengeringan


yang tidak lebih dari 10%, kadar abu total tidak lebih dari 13,1%, kadar abu
tidak larut asam dengan kadar tidak lebih dari 2,7 %, kadar sari larut air
tidak kurang dari 20%, dan kadar sari larut etanol tidak kurang dari 8,6%.
Ekstrak kental buah adas memiliki parameter rendemen dengan jumlah tidak
kurang dari 11,2%, kadar air dalam ekstrak tidak lebih dari 10%, kadar abu
total tidak lebih dari 1 %, dan kadar abu tidak larut asam tidak lebih dari
0,5% (Depkes 2018).
2.2.2 Nama Daerah
Tanaman adas memiliki beberapa sebutan yang berbeda setiap daerah,
antara lain das pedas (Aceh), adas, adas pedas (Melayu), adeh manih
(Minangkabau), hades (Sunda), adas, adas londa, adas landi (Jawa), adhas
(Madura), paapang, paampas (Manado), popaas (Alfuru), denggu-denggu
(Gorontalo), papaato (Buol), adasa, rempasu (Makasar), adase (Bugis),
kumpasi (Sangir Talaut), adas (Bali), wala wungu (Sumba) (Depkes 2019).
2.2.3 Morfologi adas
Adas adalah tanaman obat dari famili Umbelliferae (Apiaceae) yang
memiliki nama umum adas. Tanaman ini merupakan terna menahun, tinggi
mencapai 2 meter atau lebih tanpa batang utama dan sedikit cabang, tumbuh
meroset dengan banyak anakan. Daun tunggal, duduk berseling, pangkal
tangkai bersayap, helaian berbagi, bentuk jarum, jumlah banyak, jika
diremas berbau harum. Bunga majemuk, bentuk payung, muncul di ujung
cabang atau batang, kelopak bertaju 5, hijau, mahkota kecil, berbagi 5, dan
berwarna kuning. Buah bentuk bulir, panjang 2-5 mm, sewaktu muda hijau
setelah tua hitam. Perakaran tunggang, berwarna putih kekuningan
(Widiyastuti 2015).
Adas memiliki daun yang muncul dari percabangan yang terbentuk
pada setiap buku. Daun adas berbentuk jarum (acerosus) berwarna hijau
muda terang untuk daun muda, sedangkan daun tua berwarna hijau gelap.
Berdasarkan pengamatan pendahuluan, daun adas memiliki tipe stomata
diacytic. Adas memiliki rangkaian bunga majemuk tak terbatas dimana ibu
18

tangkainya membentuk cabang-cabang yang sama panjang. Struktur bunga


adas tergolong dalam susunan bunga majemuk yang umum dimiliki
tanaman dalam famili Umbelliferae. Buah adas muda berwarna hijau,
sedangkan buah tua berwarna abuabu kehijauan dan akan berubah warna
menjadi coklat tua apabila buah telah mengering. Buah adas sering disebut
biji karena penampilan buahnya yang menyerupai biji (Bermawie, 2012).
Buah Adas memiliki pemerian bentuk hampir silindris, panjang 5-12
mm, lebar 4 mm. Karpel berwarna hijau kekuningan sampai hijau zaitun,
terbagi menjadi dua merikarp yang masing-masing mempunyai lima rusuk
berbatas tajam. Saluran sekresi terdapat diantara rusuk berupa lekukan
berwarna coklat gelap. Bau seperti rempah-rempah dan rasa agak manis
kemudian menjadi pahit dan seperti kamfer (Stahl, 2015).
2.2.5 Manfaat Adas
Efek farmakologis yang dimiliki oleh adas diantaranya adalah sebagai
agen antioksidan, hepatoprotektor, aktivitas esterogen, larvasida, antibakteri,
dan antijamur (Huang,2011). Adas juga memiliki efek sebagai antimikroba,
antiparasit, antiinflamasi, antialergi, bronkodilator, efek pada
gastrointestinal dan jantung (Snafi, 2018).
2.2.6 Kandungan Kimia
Buah Adas mengandung senyawa flavonoid, tanin, saponin,
triterpenoid, minyak atsiri, dan asam lemak (Huang 2011).
A. Flavonoid
Flavonoid merupakan salah satu metabolit sekunder tanaman yang
banyak ditemukan dalam jaringan tanaman. Flavonoid merupakan
senyawa yang termasuk dalam golongan fenolik dengan struktur kimia
C6-C3-C6. Kerangka flavonoid terdiri atas dua cincin, dimana cincin satu
dengan cincin lainnya dihubungkan dengan cincin heterosiklik yang
mengandung oksigen (Redha, 2017). Flavonoid merupakan suatu
polifenol, oleh karena itu mempunyai sifat kimia senyawa fenol yang
bersifat agak asam sehingga dapat larut dalam basa. Kelarutan flavonoid
ada dua bentuk, yaitu larut dalam pelarut polar dan pelarut nonpolar
19

(Markham,2018).
Adas mengandung beberapa flavonoid seperti kuersetin, rutin,
glikosida flavonol, isokuersetin, dan kuersetin arabinosa (Huang 2011).
Mekanisme flavonoid sebagai antimikroba adalah dengan mendenaturasi
protein sel dan merusak dinding sel dengan melisiskan dinding sel jamur
karena flavonoid akan membentuk kompleks dengan protein membran
yang menyebabkan perubahan permeabilitas sel dan hilangnya
kandungan isi sel dalam sitoplasma (Anggara,2014)
B. Tanin
Tanin merupakan golongan senyawa aktif tumbuhan yang termasuk
golongan flavonoid. Tanin memiliki rasa sepat dan memiliki kemampuan
menyamak kulit. Golongan tanin merupakan senyawa fenolik yang
cenderung larut dalam air sehingga cenderung bersifat polar. Tanin dapat
bereaksi dengan protein dan membentuk senyawa kompleks larut
menjadi tidak larut (Harborne, 2017). Tanin memiliki aktivitas antijamur
dengan menginaktivasi enzim essensial dan fungsi dari materi genetik
Candida albicans serta mengkerutkan dinding sel jamur yang
menyebabkan perubahan permeabilitas komponen penting jamur
sehingga jamur tidak dapat melakukan aktivitas hidupnya
(Golawskat,2013).
C. Saponin
Saponin merupakan senyawa yang tersebar luas dalam tanaman,
memiliki sifat mirip sabun dan mudah membentuk busa. Saponin
memiliki strutur mirip steroid sehingga penggunaan yang berlebihan
dapat menyebabkan gejala-gejala serupa akibat penggunaan steroid
berlebih (Heinrich, 2015). Jenis saponin yaitu glikosida triterpenoid dan
glikosida dengan struktur steroid. Kelarutan saponin adalah dalam air dan
etanol tetapi tidak larut dalam eter. Saponin memiliki aktivitas antijamur
dengan mekanisme mengganggu permeabilitas membran terluar jamur
(Kim et al 2011).
20

D. Minyak Atsiri
Senyawa volatil dalam buah adas yang paling dominan adalah
trans-anetol. Buah adas juga mengandung trans-anisol, estragole, anetol,
fenchone, dan 1-okten-3-ol (Diaz-Maroto,2015). Minyak atsiri dibagi
menjadi monoterpen hidrokarbon, oksigenasi monoterpen, dan
fenilpropanoid (Akgul dan Bayrak 1988). Minyak atsiri memiliki
aktivitas antimikroba dengan mengganggu integritas membran sehingga
menyebabkan kebocoran elektrolit dan hilangnya isi membran seperti
protein, dan gula pereduksi (Diao, 2014).
E. Asam Lemak
Buah adas mengandung asam lemak sekitar 20% dan asam
petroselinik yang merupakan asam lemak karakteristik minyak adas
(Reiter 1998). Analisis kimia dari ekstrak aseton menunjukkan adanya
kandungan asam linoleat, asam palmitat, dan asam linoleat (Singh, 2016).
F. Triterpenoid/steroid
Triterpenoid atau steroid merupakan senyawa yang memiliki
kerangka karbon dari enam satuan isoprene dan secara biosintesis
diturunkan dari hidrokarbon asiklik yaitu skualena. Triterpenoid dibagi
menjadi empat golongan senyawa yaitu triterpena, steroid, saponin, dan
glikosida jantung. Umumnya triterpenoid larut dalam lemak dan berada
didalam sitoplasma sel tumbuhan. Penggolongan terpenoid didasarkan
pada kemudahan dalam menguap yaitu mudah menguap, sulit menguap,
dan tidak menguap (Harborne 2017). Terpenoid memiliki mekanisme
penghambatan dengan menyebabkan kerusakan sitoplasmik membran,
koagulasi sel, dan gangguan proton pada sel oleh adanya sifat hidrofobik
atau lipofilik pada senyawa terpenoid (Widyanti 2016).
2.2.7 Uji Toksisitas
Uji toksisitas adalah suatu uji untuk mendeteksi efek toksik suatu zat
pada sistem biologi dan untuk memperoleh data dosis-respon yang khas dari
sediaan uji. Hasil uji toksisitas tidak dapat digunakan secara mutlak untuk
membuktikan keamanan suatu bahan/sediaan pada manusia, namun dapat
21

memberikan petunjuk adanya toksisitas relatif dan membantu identifikasi


efek toksik bila terjadi pemaparan pada manusia (Priyanto, 2019).
Tujuan akhir dari uji toksisitas ini berkaitan dengan nilai keamanan
suatu zat kimia dalam penggunaannya pada manusia, dan idealnya data yang
dikumpulkan seharusnya berasal juga dari manusia itu sendiri. Tetapi,
karena hambatan tidak memungkinkan perlakuan langsung pada manusia,
maka uji toksikologi dilakukan pada binatang, hewan sel tunggal dan sel
kultur (Priyanto, 2019). Menurut Priyanto,(2019) pengujian toksisitas
biasanya dibagi menjadi tiga kategori :
A. Uji Toksisitas Akut
Uji yang dilakukan dengan memberikan zat kimia yang sedang
diuji sebanyak satu kali, dalam jangka waktu 24 jam.
B. Uji Toksisitas Jangka Pendek (Subakut)
Uji yang dilakukan dengan memberikan bahan tersebut berulang-
ulang, biasanya setiap hari atau lima kali seminggu selama jangka waktu
kurang lebih 10% dari masa hidup hewan.
C. Uji Toksisitas Jangka Panjang (Kronik)
Uji yang dilakukan dengan memberikan zat kimia secara berulang-
ulang selama masa hidup hewan percobaan.
22

2.3 Kerangka Teori


Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di atas, maka kerangka
teori dalam penelitian ini dapat divisualisasikan sebagaimana yang terlihat
pada Gambar 2.2 berikut:

Faktor
Miometrium Penangan Dismenorea
Dismenorea
3
Faktor
mempengaruhi Terapi farmakologi:
2.3 disminore : 1. Analgesic/NS
Faktor 2. Terapi hormonal
1. Usia menarche
Prostaglandin
2. Diet
menurun
3. Keturunan Terapi non
(pembebasan zat
4. Aktifitas farmakologi:
mediator OGF2A
olahraga 1. Kompres hangat
menurun)
2. Pemijatan
Oksitosin dan 3. Ekstra buah adas
vasopresin
Reseptor nyeri
Serbuk buah adas

Medulla spinalis

Pelepasan
serotonin
Nyeri berkurang

Gambar 2.2
Kerangka Teori

Sumber : Arfailasufandi, 2015


23

2.4 Standar Prosedur Operasional


2.4.1 Pengertian Adas (Foeniculum vulgare Mill)
Adas (Foeniculum vulgare Mill.) merupakan suatu tanaman yang
termasuk dalam famili Apiaceae. Tanaman adas banyak dibudidayakan di
daerah yang tropis seperti Indonesia. Adas banyak digunakan sebagai
rempah-rempah di dapur. Kandungan kimia yang terdapat dalam adas
diantaranya adalah minyak essensial, asam lemak, tanin, flavonoid,
glikosida jantung, saponin, dan senyawa lainnya (Aamir et al 2018).
Adas (Foeniculum vulgare Mill) merupakan salah satu dari berbagai
tanaman obat yang dianggap bermanfaat bagi kesehatan. Adas (Foeniculum
vulgare Mill) mengandung trans-anethol, fenchone dan estragol yang
diduga memiliki potensi sebagai fitoestrogen (Saepudin, 2017). Adas dapat
dimanfaatkan untuk mengatasi sakit perut, mual, perut kembung, muntah,
diare, nyeri haid, dan haid tidak teratur (Hartini, 2019).
2.4.2 Manfaat Adas (Foeniculum vulgare Mill)
Mengatasi sakit perut, mual, perut kembung, muntah, diare, nyeri haid, dan
haid tidak teratur.
2.4.3 Indikasi Pemberian Adas (Foeniculum vulgare Mill)
Siswi yang mengalami disminore saat menstruasi setiap bulan.
2.4.4 Kebijakan Penelitian
Prosedur ini membutuhkan kerjasama dengan orangtua siswi, dan guru
pengajar siswi
2.4.5 Persiapan Responden
Informed consent dengan siswi tentang pelaksanaan
2.4.6 Persiapan Alat
1. Lembar observasi
2. Gelas Minum
3. Air Minum
4. 30 mg serbuk buah adas
2.2.7 Cara Kerja
1. Memperkenalkan diri
24

2. Memberikan lembar penjelasan


3. Memberikan lembar Informed consent
4. Memastikan kondisi psikologis pasien yang kooperatif atau kesadaran
composmetis
5. Memberikan intervensi berupa anjuran mengkonsumsi 30 mg serbuk
buah adas diminum empat kali sehari selama dua hari sejak mulai
menstruasi.

2.3 Kerangka Konsep


Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan
antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang
akan dilakukan (Notoatmodjo, 2018). Berdasarkan teori yang telah dijelaskan
pada tinjauan pustaka dan uraian latar belakang diatas maka kerangka konsep
penelitian ini dapat divisualisasikan dalam Gambar 2.3 sebagai berikut:

Pemberian Ekstrak Buah Adas Nyeri Haid (Dismenorea)

Gambar 2.3.
Kerangka Konsep

2.4 Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Notoatmodjo, 2018). Berdasarkan tinjauan teori dan kerangka konsep yang
telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ho : Tidak ada perbedaan nyeri dismenorea sebelum dan sesudah
pemberian serbuk buah ada di Desa Citeluk Tahun 2020
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain penelitian ini merupkaan penelitian dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah quasi experimental with two group pretest-posttest design.
Kelompok subyek yang memenuhi kriteria inklusi dilakukan observasi
sebelum dilakukan perlakuan (pretest), kemudian diobservasi lagi setelah
perlakuan (posttest) dan dibandingkan untuk mengevalusi keefektifitas ektra
buah adas dalam menurunkan nyeri haid.
Pre test Perlakuan Post tes
Kel. Kontrol
O1 O2
Kel. Intervensi
O3 X O4

Keterangan
X :Intervensi meminum ekstra buah Adas (Foeniculum vulgare Mill)
O1:Observasi pertama pada kelompok kontrol tanpa meminum ekstra buah
Adas (Foeniculum vulgare Mill)
O2:Observasi kedua pada kelompok kontrol tanpa meminum ekstra buah Adas
(Foeniculum vulgare Mill)
O3:Observasi pertama pada kelompok intervensi sebelum meminum ekstra
buah Adas (Foeniculum vulgare Mill)
O4: Observasi kedua pada kelompok intervensi sesudah meminum ekstra buah
Adas (Foeniculum vulgare Mill)

25
26

3.2 Populasi dan Sampel


3.2.1 Populasi
Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
(Nursalam, 2014). Populasi pada penelitian ini adalah semua remaja putri
dari Desa Citeluk sebanyak 20 remaja putri.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang
diteliti, yang dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmodjo, 2018)
Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi yaitu sebagian 20 remaja
di Desa Citeluk Cara pengambilan sempel dilakukan dengan tehnik total
sampling yaitu suatu cara pengambilan sampel keseluruhan dari populasi.
Pengambilan sampel juga mempertimbangkan syarat-syarat sebagai berikut
3.2.2.1 Kriteria Inklusi :
A. Bersedia menjadi responden
B. Remaja putri Desa Citeluk
C. Bisa berkomunikasi dengan baik
3.2.2.2 Kriteria Eklusi :
A. Bukan remaja putri Desa Citeluk
B. Menolak menjadi responden

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.3.1 Waktu
Pengumpulan data dilakukan mulai bulan Mei hingga Juni 2020
3.3.2 Tempat
Penelitian dilaksanakan di Desa Citeluk

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel Independen


27

Variabel independen (variabel bebas) merupakan variabel yang


mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2018).
3.4.2 Variabel Dependen
Variabel dependen (variabel terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2018).

3.5 Definisi Operasional


Tabel 3.1
Definisi operasional

Definisi Skala
No Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
1 Nyeri Nyeri yang terjadi Lembar Nilai nyeri digambarkan Interval
dismimore pada saat haid penilaian dengan menggunakan
diukur sebelum di nyeri NRS angka 0-10 dimana angka
berikan serbuk buah (Numeric 0 menggambarkan keadaan
adas (Foeniculum Rating tidak nyeri dan angka 10
vulgare Mil). Nyeri Scale) menggambarkan keadaan
dismimore adalah nyeri hebat (tidak dapat
kram di daerah beraktifitas)
perut bagian bawah Pengukuran dilakukan
yang dialami dengan cara melingkari
remaja putri saat angka pada lembar
menstruasi dengan penilaian nyeri dengan
menggunakan menggunaka NRS.
derajat nyeri haid Skala penilaian NRS:
(dismimore) 0 : Tidak Nyeri
1-3 : Nyeri Ringan
4-6 : Nyeri Sedang
7-10 : Sangat Nyeri
2 Pemberian Adas (Foeniculum
serbuk buah vulgare Mill)
adas merupakan salah
(Foeniculum satu dari berbagai
vulgare tanaman obat yang
Mill) dianggap
bermanfaat bagi
kesehatan. Siswi
akan diberikan 30
mg serbuk buah
adas dalam tiap
kapsul diminum
empat kali sehari
selama dua hari
sejak mulai
menstruasi.
28

3.6 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah, hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah
diolah (Arikunto, 2016). Instrumen penelitian yang digunakan menggunakan
instrumen berupa hasil pengisian lembar observasi nyeri.

3.7 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data, sedangkan data adalah hasil pencatatan peneliti,
baik yang berupa fakta ataupun angka (Arikunto, 2016). Teknik
pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan data
primer. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala nyeri
dan pengaruh coklat hitam dengan menggunakan lembar observasi. Setiap
pernyataan yang terdapat dalam angket dapat didukung maupun ditolak oleh
responden melalui rentang nilai tertentu (Hidayat, 2014).

3.7.1 Tahap persiapan


a. Menentukan masalah dan judul penelitian
b. Memilih tempat penelitian
c. Studi kepustakaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah
penelitian
d. Menyusun proposal penelitian
e. Perbaikan proposal
f. Membuat dan mengajukan surat izin penelitian
3.7.2 Tahap pelaksanaan
a. Mendapatkan surat izin untuk melakukan penelitian
b. Mengumpulkan data-data yang diperlukan
29

c. Menyusun data yang telah terkumpul ke dalam bentuk kolom


untuk dikelompokan
d. Melakukan pengolahan data sesuai dengan tujuan penelitian
e. Mengecek hasil pengolahan data pada tutorial yang telah ditunjuk

3.8 Pengolahan dan analisa data


Menurut Notoatmodjo (2018) ada langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam hal pengolahan data yaitu sebagai berikut :
3.8.1 Pengelolaan Data
3.8.1.1 Editing
Meneliti kambali data yang telah terkumpul, langkah ini penting
karena sering terrjadi kecenderungan bagi peneliti untuk tidak mengaitkan
antara data yang dikumpulkan dengan tujuan penelitian, sehingga kadang-
kadang data yang diperlukan dalam menguji hipotesis tidak diperoleh. Pada
editing dilakukan pengecekan isian formulir atau lembar observasi apakah
jawaban yang ada di formulir/ lembar observasi sudah lengkap, jelas,
relevan dan konsisten.
3.8.1.2 Coding
Pemberian kode pada setiap jawaban yang terkumpul dalam lembar
observasi untuk memudahkan proses pengolahan data. Kode yang dilakukan
dengan mengkonversikan data yang dikumpulkan kedalam symbol yang
sudah ditentukan sesuai dengan definisi operasional. Coding juga berarti
member code untuk memudahkan pengolahan data dengan ketentuan
masing-masing variabel.
3.8.1.3 Entry
Melakukan penghitungan terhadap skor yang diperoleh setelah itu
dapat dibuat simpulan numerik.
3.8.1.4 Tabulating
Menghitung data dengan cara tabel frekuensi langkah ini dapat
memudahkan dalam membaca data, maka data di atas diringkas dalam
bentuk tabel.
30

3.8.1.5 Cleaning
Proses yang dilakukan setelah data masuk ke komputer. Data
diperiksa apakah ada kesalahan atau tidak, jika terdapat data yang salah
diperiksa oleh proses cleaning ini.

3.8.2 Analisis Data


Dalam tahap ini data diolah dan dianalisis dengan teknik – teknik
tertentu. Data kualitatif diolah dengan teknik analisis kualitatif, sedangkan
data kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif. Untuk
pengolahan data kuantitatif dapat dilakukan dengan tangan atau melalui
proses komputerisasi. Dalam pengolahan ini mencakup tabulasi data dan
perhitungan–perhitungan statistik, bila diperlukan uji statistik (Notoatmodjo,
2014). Analisa data yang penulis lakukan adalah untuk menguji hipotesis,
yaitu:
3.7.1 Analisa Univariat
Analisa yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.
Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan
persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2018). Dalam penelitian ini
hanya dilakukan satu analisis data yaitu analisis univariat. Analisa
univariat yang dialakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.
3.7.1.1 Uji normalitas
Sebelum dilakukan analisis univariat dilakukan terlebih dahulu uji
normalitas pada hasil observasi yang dilakukan. Uji normalitas adalah
suatu uji yang dilakukan untuk mengetahui sebuah model regresi yaitu
variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai
distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi
data normal atau mendekati normal. Dengan pengambilan keputusan
dalam uji normalitas Shapiro-Wilk:
31

a. Jika Nilai Sig. > 0,05 maka Ho diterima. Hal ini berarti data sampel
berasal dari pretest dan posttest berdistribusi normal.
b. Jika Nilai Sig. < 0,05 maka Ho bahwa data berdistribusi normal
ditolak. Hal ini berarti data hasil berasal dari pretest dan posttest dan
tidak berdistribusi normal. Hal ini berarti data hasil berasal dari pretest
dan posttest dan tidak berdistribusi normal maka uji stastistik
menggunakan Wilcoxon rang test.
3.7.2 Analisis Bivariat
Analisa bivariat yaitu dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2018). Dengan tujuan untuk
melihat perbedaan nilai rata-rata pada variabel dependent digunakan uji

independent t test dengan batas kemaknaan α 0,05 apabila nilai p α

maka terdapat hubungan yang bermakna, dan apabila p α maka tidak


terdapat hubungan yang bermakna (Notoatmodjo, 2018).
Rumus Uji t

t
hitung =

keterangan
t
t : hitung

r
r : koefisien kolerasi hitung

n : jumlah responden

Hasil akhir uji independent t test adalah untuk mengetahui apakah


keputusan jika Ho ditolak atau Ho diterima (gagal ditolak). Dengan
ketentuan apabila P value ≤ 0.05 maka Ho ditolak, artinya ada perbedaan
yang bermakna, jika P value > 0.05 maka Ho diterima, artinya tidak ada
perbedaan yang bermakna antar variabel. (Notoatmodjo, 2018).

3.9 Etika Penelitian


32

Dalam melakukan penelitian, peneliti harus mendapat adanya rekomendasi


dari institusi atau pihak lain dengan mengajukan permohonan izin kepada
institusi atau lembaga tempat penelitian untuk mencegah timbulnya masalah
etika, maka di lakukan hal-hal sebagai berikut:
3.9.1 Persetujuan (Informed consent)
Sebelum melakukan penelitian maka diedarkan lembar persetujuan untuk
menjadi responden dengan tujuan agar mengerti maksud tujuan penelitian
dan mengetahui dampaknya. Jika responden bersedia maka harus
menandatangani lembar persetujuan, dan jika responden tidak bersedia,
maka peneliti harus menghormati hak responden.
3.9.2 Tanpa nama (Anonimity)
Menjelaskan bentuk alat ukur dengan tidak perlu mencantumkan nama dan
hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.
3.9.3 Kerahasiaan (Confidentiality)
Menjelaskan masalah-masalah responden yang harus dirahasiakan dalam
penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, tetapi hanya kelompok data tertentu yang
akan dilaporkan pada hasil penelitian (Hidayat, 2014).
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Univariat


4.1.1 Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Sebelum Tanpa Serbuk Buah
Adas Dan Diberikan Serbuk Buah Adas Terhadap Penurunan
Dismenore Di Desa Citeluk Tahun 2020.

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Sebelum Tanpa Serbuk Buah Adas Dan
Diberikan Serbuk Buah Adas Terhadap Penurunan Dismenore Di Desa Citeluk
Tahun 2020
Tanpa Serbuk Buah Adas F Presentase
Sangat Nyeri 3 30
Nyeri Sedang 5 50
Tidak Nyeri 2 20
Jumlah 10 100
Serbuk Buah Adas F Presentase
Sangat Nyeri 4 40
Nyeri Sedang 6 60
Tidak Nyeri 0 0
Jumlah 10 100

Berdasarkan hasil tabel 4.1 menunjukan dari 10 responden intensitas

nyeri sebelum pada kelompok tanpa serbuk buah adas sebagian besar nyeri

sedang yaitu 5 orang (50%). Pada kelompok serbuk buah adas sebagian

besar nyeri sedang yaitu 6 orang (60%).

33
34

4.1.2 Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Sesudah Tanpa Serbuk Buah


Adas Dan Diberikan Serbuk Buah Adas Terhadap Penurunan
Dismenore Di Desa Citeluk Tahun 2020.

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Tanpa Serbuk Buah Adas Dan Diberikan
Serbuk Buah Adas Terhadap Penurunan Dismenore Di Desa Citeluk Tahun 2020
Tanpa Serbuk Buah Adas F Presentase
10
Sangat Nyeri
1
Nyeri Sedang 2 20
Tidak Nyeri 7 70
Serbuk Buah Adas F Presentase
Sangat Nyeri 0 0
Nyeri Sedang 2 20
Tidak Nyeri 8 80
Jumlah 10 100

Berdasarkan hasil tabel 4.2 menunjukan dari 10 responden intensitas

nyeri sesudah diberikan intervensi pada kelompok tanpa serbuk buah adas

sebagian besar tidak nyeri yaitu 7 orang (70%). Pada kelompok serbuk

buah adas mayoritas tidak nyeri yaitu 8 orang (80%).

4.2 Uji Normalitas


Tabel 4.3
Nilai Uji Normalitas Shapiro-Wilk Test Of Normality
Shapiro-Wilk Test Of Normality

Statistic Df Sig

Pre_Tanpa_Serbukbuahadas 0.949 10 0.656

Post_Tanpa_Serbukbuahadas 0.866 10 0.089


Pre_Serbukbuahadas 0.966 10 0.854
Post_Serbukbuahadas 0.902 10 0.232

Berdasarkan sampel penelitian 20 maka pengujian normalitas menggunakan

shapiro – wilk test of normality. Berdasarkan tabel 4.3 menujukan hasil analisis

Shapiro – wilk test of normality pada kelompok pre tanpa serbuk buah adas nilai
35

sig. 0,656 > 0,005 dan post tanpa serbuk buah adas 0,089 > 0,005sedangkan

kelompok pre serbuk buah adas nilai sig 0,854 > 0,005dan post serbuk buah

adas 0,232 >0,005. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data

berdistribusi normal.

4.3 Uji Homogenitas


Tabel 4.4
Uji Homogenitas
Levene Statistic Df1 Df2 Sig
0.772 3 36 0.517

Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh hasil perhitungan kelompok kontrol

dan kelompok intervensi 0,517 > 0.005 yang artinya bahwa kelompok

kontrol dan kelompok intervensi homogen.

4.4 Analisis Bivariat


4.4.1 Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum Dan Sesudah Diberikan Serbuk
Buah Adas Dalam Mengurangi Dismenore Pada Kelompok Eksperime

Tabel 4.5
Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum Dan Sesudah Diberikan Serbuk Buah Adas
Dalam Mengurangi Dismenore Pada Kelompok Eksperimen
Perbedaan Pada Kelompok Eksperimen
Sig.(2-
N Mean Std. Deviation Std. Error
tailed)
Pre Serbuk Buah Adas 10 6.30 1.494 0.473
0,000
Post Serbuk Buah Adas 10 1.80 1.751 0.554

Pada uji perbedaan menggunakan Independent T Test Berdasarkan

hasil tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai mean pre test intervensi 6,30

dengan standar devisiasi 1,494 dan Std. Error 0,473 sedangkan mean post

test intervensi 1,80 dengan standar devisiasi 1,751 dan Std. Error 0,554
36

Syarat ketentuan p < 0,005 demikian yang berarti terdapat perbedaan

intensitas nyeri sebelum dan sesudah diberikan serbuk buah adas dalam

mengurangi dismenore pada kelompok intervensi.

4.4.2 Perbedaan Intensitas Nyeri Antara Kelompok Eksperimen Dan


Kontrol Sudah Intervensi Di Desa Citeluk Kabupaten Pandeglang
Tahun 2020

Tabel 4.6
Perbedaan Intensitas Nyeri Antara Kelompok Eksperimen Dan Kontrol Di Desa
Citeluk Kabupaten Pandeglang Tahun 2020
Perbedaan Antara Kelompok Eksperimen Dan Kontrol
Sig.(2-
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error
tailed)
Tanpa Serbuk Buah Adas 10 2,9 1,370 0,433
0,000
Serbuk Buah Adas 10 1,8 1,751 0,554

Berdasarkan hasil tabel 4.6 pada uji perbedaan antar dua kelompok,

didapatkan hasil bahwa nilai mean kelompok tanpa serbuk buah adas 2,9

dengan standar devisiasi 1,370 dan Std. Error 1,370 sedangkan mean

kelompok diberikan serbuk buah adas 1,8 dengan standar devisiasi 1,751

dan Std. Error 0,554. Diperoleh hasil uji statistik sig-2 0,000 maka syarat

ketentuan nilai sig-2 < 0,005 yang berarti terdapat perbedaan intensitas nyeri

antara kelompok eksperimen dan kontrol sudah intervensi.


37

4.5 Pembahasan Analisis Univariat


4.5.1 Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Sebelum Tanpa Serbuk Buah
Adas Dan Diberikan Serbuk Buah Adas Terhadap Penurunan
Dismenore Di Desa Citeluk Tahun 2020.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan dari 10 responden intensitas
nyeri sebelum pada kelompok tanpa serbuk buah adas sebagian besar nyeri
sedang sebanyak 5 orang (50%). Pada kelompok serbuk buah adas sebagian
besar nyeri sedang sebanyak 6 orang (60%).
Hasil penelitian sebelumnya memiliki kesamaan yang diteliti oleh
Aisyah, (2018) menunjukan dari 35 responden intensitas nyeri sebelum
pemberian serbuk buah adas yaitu nyeri sedang sebanyak 21 (60 %).
Saat ini dikarenakan patofisiologi terjadinya dismenorea primer
memang masih belum jelas karena banyaknya faktor yang mempengaruhi
terjadinya dismenorea pada remaja putri. Namun, sampai dengan saat ini
ada satu teori yang masih dipercaya kebenarannya mengenai terjadinya
dismenorea primer, yaitu teori prostaglandin dan leukotrien (Harel, 2016).
Penurunan hormon progesteron dan estrogen pasca ovulasi
nonfertilisasi menyebabkan menstruasi yang mengakibatkan aktivasi siklus
prostaglandin dan leukotrien dalam uterus (Guyton, 2017). Respons
inflamasi akibat siklus prostaglandin di dalam uterus akan berakibat pada
hipertonus dan vasokonstriksi pada miometrium. Akhirnya timbul iskemia
dan nyeri pada dismenorea (Hillard, 2016). Substansi spesifik yang
menyebabkan hal ini adalah prostaglandin (PG) F2-alfa. Leukotrien lebih
berperan dalam hal peningkatan sensitivitas serabut saraf nyeri uterus
(Hillard, 2016).
Dismenorea juga bisa disebabkan oleh tekanan psikis atau stres.
Tekanan psikis yang dialami seseorang akan meningkatkan katekolamin.
Hal ini berakibat pada vasokonstriksi dan iskemia sel-sel uterus. Kemudian
akan terjadi proses inflamasi yang merupakan faktor pemicu terjadinya
dismenorea (Harel, 2016).
38

Asumsi peneliti berpendapat bahwa dismenorea pada penelitian ini


adalah dismenorea primer yang terjadi bukan disebabkan karena adanya
masalah ginekologi dan waktu mulainya saat responden masuk periode
menstruasi, nyeri tidak sampai pada siklus menstrual ovulasi, penelitian ini
sebelum pada kelompok tanpa serbuk buah adas dengan kelompok serbuk
buah adas menunjukkan bahwa responden yang mengalami nyeri
disemnorea termasuk kategori nyeri sedang.

4.5.2 Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Sesudah Tanpa Serbuk Buah


Adas Dan Diberikan Serbuk Buah Adas Terhadap Penurunan
Dismenore Di Desa Citeluk Tahun 2020
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan intensitas nyeri sesudah
diberikan intervensi pada kelompok tanpa serbuk buah adas sebagian besar
tidak nyeri sebanyak 7 orang (70%). Pada kelompok serbuk buah adas
mayoritas tidak nyeri sebanyak 8 orang (80%).
Hasil penelitian ini juga didukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Shabnam, dkk (2017) pada 60 remaja putri dengan dysmenorrhea, dimana
50 kasus selesai menjalani pengobatan dan perawatan selama dua siklus
dibagi dalam dua kelompok. Dalam kelompok studi diberikan sebuah kapsul
30 mg ekstrak adas, empat kali sehari selama tiga hari sejak awal periode
menstruasi. Didapatkan hasil bahwa kelompok studi menunjukkan hasil
yang lebih efektif daripada tidak meminum ekstrak adas dalam
menghilangkan nyeri selama menstruasi.
Hal ini juga diperkuat oleh penelitian Anindita (2010), dengan judul
pengaruh kebiasaan mengkonsumsi ekstra adas terhadap keluhan
dismenorea primer pada remaja putri di Kotamadya Surakarta, didapatkan
hasil perhitungan dengan uji wilcoxon rank test diperoleh p value 0,03<
0,05 maka ada pengaruh kebiasaan mengkonsumsi ekstra adas terhadap
keluhan dismenorea primer. Dengan demikian hipotesis nihil (Ho) ditolak
dan hipotesis kerja (Ha) diterima pada taraf signifikansi 5% atau sebesar
0,05. Berarti terdapat pengaruh kebiasaan mengkonsumsi minuman ekstra
39

adas terhadap keluhan dismenorea primer pada remaja putri di Kotamadya


Surakarta. Dikatakan sesuai dengan hasil penelitian karena, ekstra adas
bermanfaat sebagai analgetik yang dapat mengurangi nyeri haid.
Hasil penelitian pada kelompok intervensi menunjukkan bahwa
responden mengalami penurunan dismenore dengan adanya pemberian
serbuk buah adas dari kategori sedang menjadi tidak nyeri. Deskripsi
tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Yuliarti (2019) bahwa
istilah dismenore hanya dipakai jika nyeri saat menstruasi (yang umumnya
berupa kram dan terpusat di bagian perut bawah) terjadi demikian hebatnya,
oleh karena hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak di perut bagian
bawah sebelum dan selama menstruasi. Dikatakan demikian apabila nyeri
yang terjadi ini memaksa penderita untuk beristirahat dan meninggalkan
aktivitasnya untuk beberapa jam atau hari. Manuaba (2017) menyatakan
bahwa gambaran dari dysmenorhea sedang adalah merespon nyeri dengan
merintih dan menekan-nekan bagian yang nyeri, diperlukan obat penghilang
rasa nyeri tanpa perlu meninggalkan kerja dan aktivitas yang lain.
Hasil penelitian pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa
responden mengalami penurunan dysmenorhea meski tanpa mengonsumsi
serbuk buah adas. Remaja putri yang tidak mengonsumsi serbuk buah adas
memang mengalami penurunan dysmenorhea namun pada dasarnya tingkat
dysmenorhea yang mereka rasakan tetap sama yaitu sedang. Dismenore
yang terjadi secara berulang dari bulan ke bulan menunjukkan bahwa nyeri
yang dirasakan tersebut termasuk nyeri kronis. Hal ini sebagaimana yang
dikemukakan oleh Muttaqin (2018) bahwa nyeri kronis merupakan suatu
keadaan yang berlangsung secara konstan atau intermiten dan menetap
sepanjang satu periode waktu. Oleh karena terjadi berulang-ulang maka
persepsi sensorik (perasaan subyektif) terus-menerus beradaptasi sehingga
penderita mulai terbiasa dengan rasa nyeri yang dialami dan secara
subyektif menganggap bahwa nyeri tersebut terus berkurang seiring waktu.
Inilah salah satu alasan kenapa remaja putri yang tidak diberi serbuk buah
adas pun tetap mengalami penurunan dysmenorhea.
40

Menurut Asumsi peneliti dari hasil yang diperoleh makan hal ini
sesuai dengan tinjauan teori yang telah diungkapkan sebelumnya mengenai
bahan-bahan aktif yang terdapat dalam serbuk buah adas. Serbuk buah adas
sebagai antiinflamasi, analgetika dan antipiretika, yang mampun
menurunkan dysmenorrhea yang sering dialami remaja putri kita datang
bulan.

4.6 Pembahasan Analisis Bivariat


4.6.1 Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum Dan Sesudah Diberikan Serbuk
Buah Adas Dalam Mengurangi Dismenore Pada Kelompok Eksperime
Pada uji perbedaan menggunakan Independent T Test Berdasarkan
hasil penelitian dapat diketahui bahwa nilai mean pre test intervensi 6,30
dengan standar devisiasi 1,494 dan Std. Error 0,473 sedangkan mean post
test intervensi 1,80 dengan standar devisiasi 1,751 dan Std. Error 0,554
Syarat ketentuan p < 0,005 demikian yang berarti terdapat perbedaan
intensitas nyeri sebelum dan sesudah diberikan serbuk buah adas dalam
mengurangi dismenore pada kelompok intervensi.
Hasil penelitian ini juga didukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Omidvar (2012) yang menyatakan bahwa ekstrak buah adas (Foeniculum
vulgare mill) merupakan obat herbal yang efektif untuk dysmenorhea. Dosis
yang digunakan adalah 30 mg ekstrak buah adas dalam tiap kapsul diminum
empat kali sehari selama dua hari sejak mulai menstruasi.
Masyarakat Indonesia menggunakan serbuk buah adas untuk
meningkatkan khasiat penyembuhan penyakit seperti sakit perut, mual,
perut kembung, muntah, diare, nyeri haid, dan haid tidak teratur serta
meningkatkan kebugaran tubuh (Argona,2018)
Didukung juga oleh pendapat dari Bonde & Moningka (2014), cara
yang dapat dilakukan untuk menurunkan nyeri haid secara farmakologis
misalnya dengan pemberian obat-obatan golongan analgetik seperti asam
mefenamat, antalgin, feminax atau secara non farmakologis yaitu Salah
41

satu obat herbal yang dapat digunakan untuk mengatasi dismenore yaitu
serbuk buah adas (Foeniculum vulgare Mill).
Menurut asumsi peneliti tentang pengaruh foeniculum vulgare mill
dalam mengurangi intensitas disminore pada remaja putri, penelitian
tersebut dilakukan pada 20 responden yang diperoleh hasil p=0,000 yang
berarti p<0,05, hal ini menunjukan bahwa dengan mengkomsumsi serbuk
buah adas pada responden yang mengalami nyeri menstruasi dapat
menurunkan derajat nyeri sedang hingga tidak nyeri.

4.6.2 Perbedaan Intensitas Nyeri Antara Kelompok Eksperimen Dan


Kontrol Sudah Intervensi Di Desa Citeluk Kabupaten Pandeglang
Tahun 2020
Berdasarkan hasil penelitian pada uji perbedaan antar dua kelompok,
didapatkan hasil bahwa nilai mean kelompok tanpa serbuk buah adas 2,9
dengan standar devisiasi 1,370 dan Std. Error 1,370 sedangkan mean
kelompok diberikan serbuk buah adas 1,8 dengan standar devisiasi 1,751
dan Std. Error 0,554. Diperoleh hasil uji statistik sig-2 0,000 maka syarat
ketentuan nilai sig-2 < 0,005 yang berarti terdapat perbedaan intensitas nyeri
antara kelompok eksperimen dan kontrol sudah intervensi.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suri dan
Nofitri (2014) tentang pengaruh ekstrak buah adas dalam mengurangi
intensitas disminore pada remaja putri, penelitian tersebut dilakukan pada
10 responden yang menunjukan bahwa ada penurunan skala nyeri yang
sangat signifikan pada responden setelah meminum ekstrak buah adas
dibandingkan dengan tidak meminum ekstrak buah adas. Nilai p yang
diperoleh adalah 0,000 yang berarti p<0,05 atau terdapat perbandingan
efektifitas ekstrak buah adas terhadap penurunan skala nyeri pada disminore
primer dibandingkan dengan tidak meminum ekstrak buah adas. Skala nyeri
berat menjadi sedang dan skla nyeri sedang menjadi tidak nyeri.
42

Saat ini patofisiologi terjadinya dismenorea primer memang masih


belum jelas karena banyaknya faktor yang mempengaruhi terjadinya
dismenorea pada remaja putri. Namun, sampai dengan saat ini ada satu teori
yang masih dipercaya kebenarannya mengenai terjadinya dismenorea
primer, yaitu teori prostaglandin dan leukotrien (Harel, 2016).
Penurunan hormon progesteron dan estrogen pasca ovulasi
nonfertilisasi menyebabkan menstruasi yang mengakibatkan aktivasi siklus
prostaglandin dan leukotrien dalam uterus (Guyton, 2017). Respons
inflamasi akibat siklus prostaglandin di dalam uterus akan berakibat pada
hipertonus dan vasokonstriksi pada miometrium. Akhirnya timbul iskemia
dan nyeri pada dismenorea (Hillard, 2016). Substansi spesifik yang
menyebabkan hal ini adalah prostaglandin (PG) F2-alfa. Leukotrien lebih
berperan dalam hal peningkatan sensitivitas serabut saraf nyeri uterus
(Hillard, 2016).
Setelah minum serbuk buah adas dapat diketahui beberapa responden
ada yang mengalami penurunan nyeri dismenorea dibandingkan dengan
kelompok yang tidak meminum serbuk buah adas. Karena manfaat dari
buah adas yaitu mengatasi sakit perut, mual, perut kembung, muntah, diare,
nyeri haid, dan haid tidak teratur. Berfungsi melakukan sistem blokade
terhadap produksi prostaglandin dalam hal ini yaitu F2a (PGF2a) yang
menyebabkan jumlah hormon prostalglandin menurun sehingga intensitas
nyeri yang dirasakan pada remaja putri yang mengalami dysmenorrhea
mulai berkurang. Selain itu juga sebagai relaksan otot yang mengalami
kontraksi, dengan otot menjadi relaksasi, tekanan semakin bekurang
sehingga secara otomatis dapat menurunkan nyeri yang dirasakan karena
kondisi otot sudah tidak tegang (Marsaid, et.al. 2017).
Menurut peneliti dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
minuman serbuk buah adas sama sama dapat menurunkan tingkat nyeri
menstruasi pada responden, dengan demikian minuman serbuk buah adas
dapat dijadikan sebagai alternatif pengobatan secara nonfarmakologi yang
efektif dibandingkan dengan tidak mengkomsumsi serbuk buah adas untuk
43

mengurangi nyeri menstruasi. Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa


minuman serbuk buah adas memiliki kandungan yang bermanfaat sebagai
analgetik (penghilang rasa nyeri), anti inflamasi dan sebagainya. Hal ini
menjadikan nyeri yang dirasakan pada saat menstruasi dapat berkurang
dengan mengkomsumsi minuman serbuk buah adas. Dapat disimpulkan
bahwa secara garis besar, sesuai dengan pendapat-pendapat peneliti yang
telah disebutkan sebelumya, mengenai minuman serbuk buah adas yang
kemudian diolah menjadi ekstrak buah adas berbentuk serbuk, bahwa
komponen pada serbuk buah adas tersebut mengandung berbagai bahan
aktif alami yang dapat menurunkan aktivitas enzim siklooksigenase (COX)
sehingga dapat menurunkan reaksi inflamasi, mengurangi pelepasan
prostaglandin saat menstruasi, menekan aktivitas sistem saraf otonom
sehingga menekan terjadinya kontraksi dan vasospasme uterus yang
berlebihan dibandingkan dengan yang tidak mengkomsumsi serbuk buah
adas.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
5.1.1 Distribusi frekuensi intensitas nyeri sebelum tanpa serbuk buah adas
sebagian besar nyeri sedang yaitu 5 (50%) dan pada kelompok serbuk buah
adas sebagian besar nyeri sedang yaitu 6 (60%).
5.1.2 Distribusi frekuensi intensitas nyeri sesudah diberikan intervensi pada
kelompok tanpa serbuk buah adas sebagian besar tidak nyeri yaitu 7 (70%)
dan pada kelompok serbuk buah adas mayoritas tidak nyeri yaitu 8 (80%).
5.1.3 Ada perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah diberikan serbuk buah
adas dalam mengurangi dismenore pada kelompok intervensi dengan hasil
nilai sig-2 0,000
5.1.4 Ada perbedaan intensitas nyeri antara kelompok eksperimen dan kontrol
sudah intervensi dengan hasil uji statistik sig-2 0,000

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Desa Citeluk
Disarankan dari hasil penelitian dapat dijadikan masukan dalam
penangan pada remaja desa Citeluk Tahun 2020dalam penurunan nyeri haid
pada remaja putri dengan pemberian serbuk buah adas
5.2.2 Bagi Responden
Disarankan dari hasil penelitian dapat sebagai bahan masukan dalam
meningkatkan pengetahuan tentang ektra buah adas untuk penurunan nyeri
haid.
5.2.3 Bagi Institusi Pendidikan
Disarankan dari hasil penelitian dapat sebagai informasi dan tambahan
referensi kepustakaan tentang penanganan nyeri haid dengan pemberian
serbuk buah adas sehingga meningkatkan keterampilan terutama dibidang
kesehatan.

44
45

5.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya


Disarankan dari hasil penelitian dapat diaplikasikan pada remaja putri
yang mengalami nyeri haid, karena ektra buah adas memiliki manfaat untuk
mengurangi nyeri haid tanpa menggunakan obat dan dari hasil penetilian ini
dapat menambah ilmu dan pengetahuan bagi peneliti, sehingga mampu
mengetahui pengaruh penggunaan serbuk buah adas dalam mengurangi
dismenore pada remaja putri
DAFTAR PUSTAKA

Aamir et al 2018. Comparison Of The Effect Of Honey And Mefenamic Acid On


The Severity Of Pain In Women With Primary Dysmenorrhea. General
Gynecology And Obstetric. Vol. 296, No. 2.

Anggara,2014. . Kebijakan Publik. Bandung: Pustaka Setia.

Anurogo, 2017. Cara jitu mengatasi nyeri haid. P Hernita, editor. Yogyakarta: CV
Andi Offset. Yogyakarta: CV Andi Offset; 2017.

Arikunto, 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.

Akgul dan Bayrak 1988. Comparative volatile oil composition of various parts
from turkish bitter fennel (F.vulgare vulgare). Food Chem

Bare&Smeltzer, 2011. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah vol 3 (8th ed.).
Jakarta : EGC

Bermawie, 2012. Botani, Sistematika dan Keragamaan Kultivar Jahe. Balai


Penelitian Taman Obat dan Aromatik

Blacks dan Hawks 2015. Medical Surgical Nursing vol 2. Jakarta: Salemba
Medika.

Bonde & Moningka 2014. Pengaruh Kompres Panas terhadap Penurunan Derajat
Nyeri Haid pada Siswa dan SMK Yadika Kopandakan II. Jimkesmas.

Diaz-Maroto,2015. Perez-Coello And M.D. Cabezudo.2002a. Effect Of Drying


Method On The Volatil In Bay Leaf (Laurus Nobilis L.).J.Agric. Food
Chem

Diao, 2014. Introduction to Control Theory And Its Application to Computing


Systems. http://www.cis.upenn.edu/~lee/09cis480/papers/Sigmetrics.pdf.

Demir, 2012. Non Pharmacologic Therapies In Pain Management. In Tech,


Available From : http://www.intechopen.com/books/pain-
managementcurrent-issues-and-opinions/non-pharmacological-therapies-in-
painmanagement

Depkes 2018. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kemenkes RI.


http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop.c
om
Eka, 2013. Pengaruh Nyeri Haid (Dismenore) Terhadap Aktifitas Seharihari Pada
Remaja Di SMP N 2 Ponorogo. Karya Tulis Ilmiah.

French 2015. Dysmenorrhea. American Academy of Family Physicians

Golawskat,2013. ,Relationship Between Saponin Content in Alfafa An Aphid


Development, ActabiologycaCracoviensia Series Botania.

Harborne, 2017. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis


Tumbuhan (alih bahasa: Kosasih Padmawinata & Iwang Soediro).
Bandung : Penerbit ITB.

Hamilton, 2019. Obstetri Dan Ginekologi Panduan Praktis. Jakarta: Egc.

Hartini , 2019. Pelatihan Senam Dismenhore Dalam Upaya Optimalisasi


Intensitas Dismenhore Pada Siswi SMP 2 Ma’rang.

Harel, 2016. Dysmenorrhea in adolescents and young adults; etiology and


management. Journal Of Pediatric And Adolescents Gynecology.

Hendrik, 2016. Problema haid: Tinjauan syariat islam dan medis. Jakarta: Tiga
Serangkai.

Heinrich, 2015. Industrial Accident Prevention. United States of America.


MCGraw-Hill Inc

Hidayat, 2010. Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif, Jakarta:


Heath Books.

Huang,2011. Driving Locus Of Control And Driving Behaviors : Including


Change Trough Driver Training. Transportation Research.

Huzaimah, 2015. Studi Analisa pemanfaatan Air Kelapa Sebagai Intervensi Non
Farmakologi Dalam Mencegah Nyeri Haid ( Disminorea ) Pada Santriwati
Di Asrama Al Husna Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang.

Karim 2013. Dysmenorrhea. E-medicine Obstetrics and Gynecology.

Khodijah, 2011. Psikologi Pendidikan. Palembang : CV. Grafika Telindo Press.

Kim et al 2011. Characterization of antihypertensive angiotensin I-converting


enzyme inhibitor from Saccharomyces cereviseae. J Microbiol Biotechnol.

Markham,2018. The Systematic and Identification of Flavonoid. Springer-Verlag,


New York, Helderberg-Berlin.
Notoatmodjo, 2018. . Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam, 2014. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Omidvar, Sedighe Esmailzadeh, Mahmod Baradaran dan Zahra Basirat 2012.


Characteristics and Detefminants of Primary Dysmenorrhea in Young
Adults. American Medical Journal.

Purwati & sarwinanti 2015. Pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap


tingkat nyeri disminorea pada siswi SMA negeri 1 kasihan bantul
yogyakarta, (November).

Potter dan Perry, 2011. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,. Proses,
Dan Praktik, edisi 4, Volume.2. Jakarta: EGC.

Plantamor 2011. Plantamor Situs Dunia Tumbuhan, Informasi Spesies-labu.


http://www.plantamor.com/index.php?plant=1129.

Reeder, Martin, & Koniak-griffin, 2012. Keperawatan Maternitas: Kesehatan


Wanita, Bayi, & Keluarga, Volume 2, Edisi 18. Jakarta: EGC.

Reiter 1998. Policing ProtestThe Control of Mass Demonstrations in Western


Democracies, London: University of Minnesota Press.

Singh, 2018. Prevalence And Severity Of Dysmenorrhea : A Problem Related To


Menstruation, Among First And Second Year Female Medical Student.
Journal Indian Physiol Pharmacol.

Sri Utami, 2015. Efektifitas ekstra buah adas terhadap dismenore terhadap
penanganan nyeri haid primer pada remaja, Universitas Riau.

Siahaan, Ermiati, & Maryati 2012. Penurunan Tingkat Dismenore Pada


Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan UNPAD Dengan Menggunakan
Yoga. Fakultas Ilmu Keperawatan Unpad.

Saepudin, 2017. Metode Penelitian. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. Bobak, dkk.


2009. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC Calis. 2011.
Dysmenorrhea. Tersedia di http://emedicine.medscape.com.

Simanjuntak, 2018. . Gangguan haid dan siklusnya. Dalam: Anwar M, Baziad A,


Prabowo RP (eds). Ilmu kandungan. Edisi ke 2. Jakarta: PT.Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Sarwono 2013. Haid dan siklusnya, ilmu kandungan. Edisi Ketiga. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Smeltzer 2012. Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth. Edisi 12.
Jakarta: Kedokteran EGC.

Sindharti, 2013. Pengaruh pemberian dark chocolate terhadap penurunan nyeri


pada remaja dengan dismenorea primer. malang. Jurnal Poltekes Kemenkes
Malang.

Stahl, 2015. Stahl's Essential Psycopharmacology. 4th ed. New York: Cambrige
University Press.

Snafi, 2018. The chemical constituents and pharmacological effects of


Foeniculum vulgare –a review. IOSR Journal of Pharmacy.

Sugiyono, 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Tamsuri 2011. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC.

Widiyastuti 2015. Nyeri Haid, Minum Obat atau herbal (ekstra buah adas) ? Suara
Medika. Diakses dari http://www.suaramedika.com.

WHO 2018. Deafness and hearing loss. Available from :


http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs300/en/
LAMPIRAN
Lampiran_1
Lampiran_2
Lampiran_3

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN


BAGI RESPONDEN PENELITIAN

Saya Intan Meriawati mahasiswa Universitas Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan


Program Studi D-IV Kebidanan yang sedang melakukan penelitian yang sebagai
tugas akhir pada perkuliahan. Pada penelitian ini berjudul “pengaruh Foeniculum
vulgare Mill dalam mengurangi intensitas disminore pada remaja putri di Desa
Citeluk Tahun 2020”. Pada penelitian ini memiliki tujuan yaitu Tujuan Umum
Diketahuinya pengaruh Foeniculum vulgare Mill dalam mengurangi intensitas
disminore pada remaja putri di Desa Citeluk Tahun 2020. Dalam lembar
penjelasan penelitian bagi calon responden penelitian akan di jelaskan perpoint
yang terdiri dari :

A. Kesukarelaan Untuk Ikut Penelitian


Anda bebas memilih keikutsertaan dalam penelitian ini tanpa ada paksaan. Bila
anda sudah memutuskan untuk ikut, Anda juga bebas untuk mengundurkan diri
/ berubah pikiran setiap saat tanpa dikenai denda ataupun sanksi apapun. Tidak
akan ada kerugian atau sanksi apapun (termasuk kehilangan perawatan
kesehatan maupun terapi yang seharusnya Anda terima) yang akan Anda alami
akibat penolakan atau pengunduran diri Anda. Jika Anda memutuskan untuk
tidak berpartisipasi atau mengundurkan diri dari penelitian ini, Anda dapat
melakukannya kapan pun.

B. Prosedur Penelitian
Apabila Anda bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, Anda diminta
menandatangani lembar persetujuan ini rangkap dua, satu untuk Anda simpan,
dan satu untuk peneliti. Prosedur selanjutnya adalah :
1. Bersedia Mengisi biodata yang telah disediakan
2. Bersedia Mengkomsumsi serbuk buah adas
C. Kewajiban Subyek Penelitian
Sebagai subyek penelitian, saudari berkewajiban mengikuti aturan atau
petunjuk penelitian seperti yang tertulis diatas. Bila ada yang belum jelas,
bapak/ibu/saudara bisa bertanya lebih lanjut kepada peneliti

D. Resiko dan Efek Samping


Tidak ada resiko dan efek samping yang berarti yang diperkirakan mungkin
terjadi pada Anda akibat prosedur dalam penelitian ini. Ketidaknyamanan yang
kemungkinan terjadi adalah Anda diminta untuk mengkomsumsi serbuk buah
adas.

E. Manfaat Penelitian
Partisipasi Anda dalam penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk anda
sebagai masukan informasi dari hasil penelitian ini dapat menjadikan bahan
masukan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan pada wus wanita usia
subur.

F. Kerahasiaan
Kerahasian semua Informasi yang berkaitan dengan identitas subyek penelitian
akan Kami rahasiakan dan hanya akan diketahui oleh peneliti, staf penelitian
dan sponsor. Hasil penelitian akan dipublikasikan tanpa identitas subyek
penelitian.
Lampiran_4

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PENGARUH FOENICULUM VULGARE MILL DALAM MENGURANGI
INTENSITAS DISMINORE PADA REMAJA PUTRI
DI DESA CITELUK
TAHUN 2020

Pengertian Adas : Adas (Foeniculum vulgare Mill.) merupakan suatu


(Foeniculum vulgare tanaman yang termasuk dalam famili Apiaceae.
Mill) Tanaman adas banyak dibudidayakan di daerah
yang tropis seperti Indonesia. Adas banyak
digunakan sebagai rempah-rempah di dapur.
Kandungan kimia yang terdapat dalam adas
diantaranya adalah minyak essensial, asam lemak,
tanin, flavonoid, glikosida jantung, saponin, dan
senyawa lainnya (Aamir et al 2018).
Manfaat Adas : Mengatasi sakit perut, mual, perut kembung,
(Foeniculum vulgare muntah, diare, nyeri haid, dan haid tidak teratur.
Mill)
Indikasi Pemberian : Remaja putri yang mengalami disminore saat
Adas (Foeniculum menstruasi setiap bulan.
vulgare Mill)
Kebijakan Penelitian : Prosedur ini membutuhkan kerjasama dengan
orangtua siswi, dan guru pengajar Remaja putri
Prosedur : 1. Persiapan Responden
Informed consent dengan remaja putri tentang
pelaksanaan
2. Persiapan Alat
a. Lembar observasi
b. Gelas Minum
c. Air Minum
d. 30 mg serbuk buah adas
3. Cara Kerja
a. Memperkenalkan diri
b. Memberikan lembar penjelasan
c. Memberikan lembar Informed consent
d. Memastikan kondisi psikologis pasien yang
kooperatif atau kesadaran composmetis
e. Memberikan intervensi berupa anjuran
mengkonsumsi 30 mg serbuk buah adas
diminum empat kali sehari selama dua hari
sejak mulai menstruasi.
Lampiran_5
LEMBAR PERNYATAAN
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
(INFORMED CONSENT) KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nomor Responden : ……………...


Tanggal Pengisian : ……/……../2020
Nama/Inisial : ……………...
Usia : ……. Tahun
Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi subyek penelitian dengan

sukarela dan tanpa paksaan.

Citeluk, Juli 2020

(…………………………..................)
Lampiran_6

LEMBAR OBSERVASI
INTENSITAS NYERI/DISMINORE

A. Indentitas Responden
Petunjuk Pengisian : isilah data identitas anda dibawah ini sesuai
dengan keadaan yang anda alami dengan sebenar-benarnya dan sesuai
identitas !
1. Nomor Responden : ……………...
2. Tanggal Pengisian : ……/……../2020
3. Nama/Inisial : ……………...
4. Usia : ……. Tahun
Berilah tanda ceklis (√) sesuai dengan rasa nyeri yang saudari rasakan.
Keterangan skala nyeri NRS (Numerical Rating Scales) :
0-3 : Tidak Nyeri
4-6 : Nyeri Sedang
7-10 : Sangat Nyeri
Skala Karakteristik Tanda
0 Tidak Nyeri
1 Sedikit gangguan, kadang terasa seperti tusukan kecil
2 Sedikit gangguan, terasa seperti tusukan yang lebih dalam
3 Gangguan cukup dihilangkan dengan pengalihan perhatian
4 Nyeri dapat diabaikan dengan aktivitas atau melakukan
pekerjaan, masih dapat dialihkan
5 Rasa nyeri tidak bisa diabaikan lebih dari 30 menit
6 Rasa nyeri tidak bisa diabaikan untuk waktu yang lama, tapi
masih bisa bekerja
7 Sulit berkonsentrasi, tetapi dengan diselingi istirahat atau tidur,
kamu masih bisa bekerja atau berfungdi dengan sedikit usaha
8 Beberapa aktivitas fisik terbatas, kamu masih bisa membaca
dan berbicara dengan usaha, merasakan mual dan pusing kepala
9 Tidak bisa berbicara, menangis, mengerang, dan merintih, tak
dapat dikendalikan, penurunan kesadaran
10 Sudah tidak mampu berkomunikasi hanya istirahat dan ada
yang sampai pingsan "tidak sadarkan diri"
Lampiran _7

OUTPUT
DISTRIBUSI FREKUENSI INTENSITAS NYERI SEBELUM TANPA
SERBUK BUAH ADAS DAN DIBERIKAN SERBUK BUAH ADAS
TERHADAP PENURUNAN DISMENORE DI DESA CITELUK
TAHUN 2020

CODING_PRE_TANPA_SERBUKBUAHADAS

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

SANGAT NYERI 3 30.0 30.0 30.0

NYERI SEDANG 5 50.0 50.0 80.0


Valid
TIDAK NYERI 2 20.0 20.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

CODING_POST_TANPA_SERBUKBUAHADAS

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

SANGAT NYERI 1 10.0 10.0 10.0

NYERI SEDANG 2 20.0 20.0 30.0


Valid
TIDAK NYERI 7 70.0 70.0 100.0

Total 10 100.0 100.0


Histogram
Lampiran _8

OUTPUT
DISTRIBUSI FREKUENSI INTENSITAS NYERI SESUDAH TANPA
SERBUK BUAH ADAS DAN DIBERIKAN SERBUK BUAH ADAS
TERHADAP PENURUNAN DISMENORE DI DESA CITELUK
TAHUN 2020

\
CODING_PRE_SERBUKBUAHADAS

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

SANGAT NYERI 4 40.0 40.0 40.0

Valid NYERI SEDANG 6 60.0 60.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

CODING_POST_SERBUKBUAHADAS

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

NYERI SEDANG 2 20.0 20.0 20.0

Valid TIDAK NYERI 8 80.0 80.0 100.0

Total 10 100.0 100.0


Histogram
OUTPUT
UJI NORMALITAS

Tests of Normality

KELOMPOK Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PRE_TANPA_SERBUKBUAHA .160 10 .200* .949 10 .656


DAS

POST_TANPA_SERBUKBUAH .271 10 .036 .866 10 .089


INTENSITASNYERI
ADAS

PRE_SERBUKBUAHADAS .180 10 .200* .966 10 .854


*
POST_SERBUKBUAHADAS .176 10 .200 .902 10 .232
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
OUTPUT
UJI HOMOGENITAS

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Based on Mean .772 3 36 .517

Based on Median .663 3 36 .580


INTENSITASNYERI
Based on Median and with adjusted df .663 3 34.109 .581

Based on trimmed mean .782 3 36 .512


OUTPUT
PERBEDAAN INTENSITAS NYERI SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN SERBUK BUAH ADAS DALAM
MENGURANGI DISMENORE PADA KELOMPOK EKSPERIME

Group Statistics

KELOMPOK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

PRE TEST 10 6.30 1.494 .473


INTENSITASNYERI
POST TEST 10 1.80 1.751 .554

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality t-test for Equality of Means


of Variances

F Sig. t df Sig. (2- Mean Std. Error 95% Confidence Interval of


tailed) Difference Difference the Difference

Lower Upper

Equal variances .354 .559 6.181 18 .000 4.500 .728 2.971 6.029
INTENSITASNY assumed
ERI Equal variances not 6.181 17.566 .000 4.500 .728 2.968 6.032
assumed
OUTPUT
PERBEDAAN INTENSITAS NYERI ANTARA KELOMPOK
EKSPERIMEN DAN KONTROL SUDAH INTERVENSI DI DESA
CITELUK KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2020

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

PRE_TANPA_SERBUKBUAH 5.70 10 2.003 .633


ADAS
Pair 1
POST_TANPA_SERBUKBUAH 2.90 10 1.370 .433
ADAS
PRE_SERBUKBUAHADAS 6.30 10 1.494 .473
Pair 2
POST_SERBUKBUAHADAS 1.80 10 1.751 .554

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

PRE_TANPA_SERBUKBUAHA 10 .919 .000


DAS &
Pair 1
POST_TANPA_SERBUKBUAH
ADAS
PRE_SERBUKBUAHADAS & 10 .790 .007
Pair 2
POST_SERBUKBUAHADAS
Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the
Difference

Lower Upper

PRE_TANPA_SERBUKBUAH 2.800 .919 .291 2.143 3.457 9.635 9 .000


ADAS -
Pair 1
POST_TANPA_SERBUKBUAHA
DAS

PRE_SERBUKBUAHADAS - 4.500 1.080 .342 3.727 5.273 13.175 9 .000


Pair 2
POST_SERBUKBUAHADAS
Lampiran_9

LEMBAR KONSULTASI/BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Intan Meriawati


NPM : 195401426320
Program Studi : DIV Kebidanan
Judul Skripsi : Pengaruh Foeniculum Vulgare Mill Dalam
Mengurangi Intensitas Disminore Pada Remaja
Putri Di Desa Citeluk Tahun 2020
Dosen Pembimbing II : Shinta Novelia, S.ST., MNS

KEGIATAN KONSULTASI

Tanda Tangan
No Hari/Tanggal Materi Konsultasi Saran Pembimbingan
Pembimbing

1 Selasa, Konsul judul Konsul judul


17 Maret 2020

2 Rabu, Konsul judul Lanjut mencari jurnal


18 Maret 2020 “Pengaruh nasional dan intersional
Pemberian Coklat
Hitam (dark
chocolate) Terhadap
Nyeri Haid
Dismenorea Primer
Didesa Citeluk
Kabupaten
Pandeglang Tahun
2020

3 Sabtu, Konsul jurnal Konsul jurnal nasional


21 Maret 2020 nasional dan dan intersional seputar
intersional seputar Pengaruh Pemberian
Pengaruh Pemberian Coklat Hitam (dark
Coklat Hitam (dark chocolate) Terhadap
chocolate) Terhadap Nyeri Haid Dismenorea
Nyeri Haid Primer
Dismenorea Primer

4 Sabtu, Konsul jurnal Konsul jurnal nasional


18 April 2020 nasional dan dan intersional seputar
intersional seputar Pengaruh Pemberian
Pengaruh Pemberian Coklat Hitam (dark
Coklat Hitam (dark chocolate) Terhadap
chocolate) Terhadap Nyeri Haid Dismenorea
Nyeri Haid Primer
Dismenorea Primer

5 Senin, Konsul BAB I,II dan Revisi BAB I


04 Mei 2020 III “perbaikan tujuan
khusus, perbaikan
rumusan masalah”

6 Selasa, Revisi BAB I, II, dan Revisi BAB I


05 Mei 2020 III “perbaikan tujuan
khusus,”
Revisi BAB II
“perbaikan sistem
penulisan, penambahan
sumber,”
Revisi BAB III “
perbaikan perbaikan
defisini operasional,”
7 Senin, Revisi BAB I, II, dan Revisi BAB I
22 Juni 2020 III “perbaikan tujuan
khusus,”
Revisi BAB II
“perbaikan sistem
penulisan, penambahan
sumber,”
Revisi BAB III “
perbaikan defisini
operasional,”

8 Jum’at Revisi BAB I, II, dan Revisi BAB III “


26 Juni 2020 III perbaikan rumus
sampel, perbaikan
defisini operasional,”
9 Rabu, Revisi BAB I, II, dan Revisi BAB III “
1 Juli 2020 III perbaikan rumus
sampel, perbaikan
defisini operasional,”

10 Jum’at Konsul Jurnal Melampirkan jurnal


3 Juli 2020 dalam skripsi dan
definisi operasional
sesuaikan dengan
sumber

11 Minggu, Revisi BAB I, II, dan Revisi BAB III “


12 Juli 2020 III, Daftar Pustaka, perbaikan rumus
Lembar SOP, sampel, perbaikan
Persetujuan , defisini operasional,”
Observasi. Lembar SOP pemberian
coklat

12 Selasa, Revisi BAB I, II, dan Revisi BAB III “


14 Juli 2020 III perbaikan rumus
sampel, perbaikan
defisini operasional,”

13 Rabu, ACC BAB I, II, dan ACC BAB I, II, III, dan
15 Juli 2020 III turun ke lahan penelitian

14 Sabtu, Konsul BAB IV dan Revisi BAB IV,


25 Juli 2020 V, Lampiran- pembahasan harus
lampiran, Output disesuaikan dengan
SPSS panduan, paragraf 1
hasil, paragraf 2 teori
Paragraf 3 Hasil
penelitian oranglain
Paragraf 4 asumsi
peneliti

15 Senin, Konsul BAB IV dan Revisi BAB IV,


27 Juli 2020 V, pembahasan
asumsi peneliti

16 Selasa, Konsul BAB IV dan Revisi BAB IV,


28 Juli 2020 V, pembahasan
asumsi peneliti

17 Rabu, Konsul SPSS Revisi BAB IV,


29 Juli 2020 Bivariat pembahasan
asumsi peneliti

18 Jum’at Konsul BAB IV dan Revisi BAB V


30 Juli 2020 V, Kesimpulan

19 Minggu, Konsul Manuskrip, Revisi Manuskrip,


2 Agustus 2020 Konsul BAB IV dan penulisan, pembahasan
V, asumsi peneliti dan
daftar pustaka
20 Senin, Konsul Manuskrip, Revisi Manuskrip,
3 Agustus 2020 Konsul BAB IV dan penulisan, pembahasan
V, asumsi peneliti dan
daftar pustaka

21 ACC Sidang Sidang


Lampiran_10

DOKUMENTASI PENGARUH FoeniculumVulgare Mill DALAM


MENGURANGI INTENSITAS DISMINORE PADA REMAJA PUTRI DI
DESA CITELUK TAHUN 2020
DOKUMENTASI PENGARUH FoeniculumVulgare Mill DALAM
MENGURANGI INTENSITAS DISMINORE PADA REMAJA PUTRI DI
DESA CITELUK TAHUN 2020
DOKUMENTASI PENGARUH FoeniculumVulgare Mill DALAM
MENGURANGI INTENSITAS DISMINORE PADA REMAJA PUTRI DI
DESA CITELUK TAHUN 2020
DOKUMENTASI PENGARUH FoeniculumVulgare Mill DALAM
MENGURANGI INTENSITAS DISMINORE PADA REMAJA PUTRI DI
DESA CITELUK TAHUN 2020

Anda mungkin juga menyukai