Artikel Ilmiah Penggunaan Termodinamika
Artikel Ilmiah Penggunaan Termodinamika
Artikel Ilmiah Penggunaan Termodinamika
Disusun Oleh :
Muhammad Irham Mas’udi K2515052
2016
PENGGUNAAN TERMODINAMIKA DALAM PRINSIP KERJA
PESAWAT TERBANG
Muhammad Irham Mas’udi
Email : super_irham@rocketmail.com
Abstrak
Pesawat terbang menjadi salah satu alat transportasi praktis yang dapat digunakan oleh
umat manusia. Bukan hanya antar kota atau antar propinsi saja, bahkan antar negara Anda
bisa sampai hanya dengan waktu yang singkat. Pesawat terbang menjadi penemuan yang
sangat berpengaruh pada peradaban umat manusia, lalu bagaimana cara kerja pesawat
terbang itu sendiri? Apakah Anda ingin tahu dengan cara kerjanya. Tentu bukan hanya
untuk digunakan saja, Anda juga perlu untuk mengetahui bagaimana cara kerja dari
pesawat terbang. Cara kerja pesawat terbang sangat dipengaruhi gaya-gaya aerodinamis,
diantaranya gaya angkat, gaya hambat, gaya dorong, dan gaya berat. Berbagai komponen
yang ada pada pesawat memiliki fungsinya masing-masing. Untuk bisa membuat pesawat
terbang yang memegang peran kuncinya adalah komponen sayap pesawatnya. Selama
penerbangan udara mengalir ke atas juga ke bawah. Udara yang mengalir di atas sayap
lebih cepat dari udara yang mengalir dibawah sayap, sehingga tekanan udara di atas
pesawat lebih rendah. Disaat yang sama pula udara di bawah sayap dibelokan ke bagian
bawah, dengan demikian terjadi gaya angkat udara berdasarkan prinsip aksi-reaksi. Gaya
dorong ini yang dibutuhkan pesawat untuk terbang. Untuk bergerak ke depan (baik di
darat maupun di udara), pesawat memerlukan daya dorong yang dihasilkan oleh tenaga
penggerak atau yang biasa di sebut dengan mesin (engine). Daya dorong yang nantinya di
hasilkan oleh engine ini biasa disebut dengan thrust. Terdapat beberapa jenis engine dari
pesawat, diantaranya: Piston Engine,Turbojet Engine,Turboporop Engine,Turbofan
Engine,Turboshaft Engine. Turbo-turbo inilah yang akan kita bahas lebih lanjut mengenai
cara kerjanya berdasarkan prinsip termodinamika. Mesin turbojet sendiri adalah
penerapan dari siklus termodinamika Brayton.
Pesawat terbang adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara, bersayap tetap, dan
dapat terbang dengan tenaga sendiri. Secara umum istilah pesawat terbang sering juga disebut
dengan pesawat udara atau kapal terbang atau cukup pesawat dengan tujuan pendefenisian
yang sama sebagai kendaraan yang mampu terbang di atmosfer atau udara. Namun dalam
dunia penerbangan, istilah pesawat terbang berbeda dengan pesawat udara, istilah pesawat
udara jauh lebih luas pengertiannya karena telah mencakup pesawat terbang dan helikopter.
Semua jenis pesawat, baik pesawat capung atau pesawat super jumbo memiliki prinsip
dasar atau cara kerja pesawat terbang yang sama untuk bisa terbang. Kemampuan terbang ini
dipengaruhi oleh gaya-gaya aerodinamis, diantaranya gaya angkat, gaya hambat, gaya
dorong, dan gaya berat. Berbagai komponen yang ada pada pesawat memiliki fungsinya
masing-masing. Untuk bisa membuat pesawat terbang yang memegang peran kuncinya
adalah komponen sayap pesawatnya. Selama penerbangan udara mengalir ke atas juga ke
bawah. Udara yang mengalir di atas sayap lebih cepat dari udara yang mengalir dibawah
sayap, sehingga tekanan udara di atas pesawat lebih rendah. Disaat yang sama pula udara di
bawah sayap dibelokan ke bagian bawah, dengan demikian terjadi gaya angkat udara
berdasarkan prinsip aksi-reaksi. Gaya dorong ini yang dibutuhkan pesawat untuk terbang.
Untuk bergerak ke depan (baik di darat maupun di udara), pesawat memerlukan daya dorong
yang dihasilkan oleh tenaga penggerak atau yang biasa di sebut dengan mesin (engine). Daya
dorong yang nantinya di hasilkan oleh engine ini biasa disebut dengan thrust.
B. METODE
Turbin adalah mesin penggerak, dimana energy fluida kerja dipergunakan langsung
untuk memutar roda turbin. Jadi, berbeda dengan yang terjadi dengan mesin torak,
pada turbin tidak terdapat bagian mesin yang bergerak translasi. Bagian turbin yang
berputar dinamai rotor atau roda turbin., sedangkan bagian yang tidak berputar dinamai
stator atau rumah turbin. Roda turbin terletak di dalam rumah turbin dan roda turbin
memutar poros daya yang menggerakkan atau memutar bebannya. Di dalam turbin, fluida
kerja mengalami proses ekspansi, yaitu proses penurunan tekanan dan mengalir secara
kontinu. Kerja fluida dapat berupa air, uap air, atau gas. Secara umum, sistem turbin terdiri
dari beberapa komponen, antara lain: kompresor, pompa, ketel uap (boiler), ruang bakar,
kondensor dan turbin.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Piston Engine
Turbojet Engine
Turboprop Engine
Turbofan Engine
Turboshaft Engine
1. Piston Engine
Piston engine atau biasa di sebut dengan mesin torak, merupakan mesin yang menggunakan
piston (torak) sebagai tenaga penggerak. Piston yang bergerak naik turun di hubungkan
dengan crankshaft melalui connecting rod untuk memutar propeller atau baling-baling. Piston
dapat bergerak naik turun karena adanya pembakaran antara campuran udara dengan bahan
bakar (fuel) di dalam ruang bakar (combustion chamber). Pembakaran di dalam combustion
chamber menghasilkan expansion gas panas yang dapat menggerakkan piston bergerak naik
turun.
Pesawat yang menggunakan mesin piston umumnya menggunakan propeller sebagai tenaga
pendorong untuk menghasilkan thrust. Bentuk penampang dari propeller itu sendiri sama
seperti sayap, yaitu juga berbentuk airfoil. Sehingga pada saat propeller berputar maka akan
menghasilkan gaya dorong atau thrust sehingga pesawat dapat bergerak ke depan. Pesawat
dengan mesin piston ini merupakan jenis pesawat ringan atau biasa di sebut dengan light
aircraft. Pesawat ini mempunyai daya jelajah yang kecil dan ketinggian terbang yang tidak
terlalu tinggi.
Pada dasarnya, prinsip kerja dari semua engine pesawat sama. Yaitu memanfaatkan energi
pembakaran antara campuran bahan bakar dengan udara yang menghasilkan expansion gas
yang terjadi di dalam ruang bakar cc (combustion chamber). Dinamakan turbojet engine
karena mesin ini menggunakan turbin dalam membangkitkan tenaga, dan jet yang artinya
semburan/ pancaran. Yaitu semburan hasil pembakaran di dalam cc keluar menuju turbin dan
memutar turbin, lalu turbin memutar compressor dan menggerakkan komponen engine
lainnya.
3. Turboprop Engine
Prinsip kerja dari Turboprop engine sama dengan proses kerja dari turbojet engine. Yang
membedakannya adalah terdapatpropeller pada engine ini. Propeller terhubung dengan turbin
dan compressor melalui shaft.
Sama dengan turboprop, prinsip kerja turbofan sama dengan turbojet engine. Perbedaannya
adalah pada turbofan engine terdapat fan di depan compressor. Fan berfungsi untuk
menghisap udara masuk ke dalam compressor.
5. Turboshaft Engine
Prinsip kerja dari turboshaft engine juga hampir sama dengan turbojet engine. Engine ini di
gunakan pada helikopter. Pada turboshaft engine, terdapat shaft yang terhubung dengan
turbin. Shaft ini menghubungkan ke main rotor atau baling-baling pada helikopter. Rotor
pada helikopter mempunyai penampang berbentuk airfoil.
Mesin turbojet merupakan penerapan dari siklus termodinamika Brayton. Siklus Brayton
menjadi konsep dasar untuk setiap mesin turbin gas. Siklus termodinamika ini dikembangkan
pertama kali oleh John Barber pada tahun 1791, dan disempurnakan lebih lanjut oleh George
Brayton. Pada awal penerapan siklus ini, Brayton dan ilmuwan lainnya mengembangkan
mesin reciprocating dikombinasikan dengan kompresor. Mesin tersebut berdampingan
dengan mesin Otto diaplikasikan pertama kali ke otomotif roda empat. Namun mesin Brayton
kalah pamor dengan mesin Otto empat silinder yang dikembangkan oleh Henry Ford. Pada
perkembangan selanjutnya, siklus Brayton lebih diaplikasikan khusus ke mesin-mesin
turbojet dan turbin gas.
Siklus Brayton terbagi kedalam empat tahapan proses yakni proses kompresi isentropik,
proses pembakaran isobarik, proses ekspansi isentropik, serta proses pembuangan panas.
Keempat tahapan proses inilah yang menjadi prinsip dasar dari mesin turbojet.
Prinsip kerja mesin turbojet tidak dapat terlepas dengan komponen-komponen kerjanya.
Komponen utama dari mesin turbojet yaitu kompresor, ruang bakar (combustion chamber),
turbin, dan nozzle. Tiga tahapan awal dari siklus brayton di atas terjadi pada komponen-
komponen mesin turbojet tersebut. Sedangkan proses siklus brayton yang terakhir yakni
proses pembuangan panas, terjadi di udara atmosfer. Mesin turbojet menggunakan udara
atmosfer sebagai fluida kerja. Udara masuk ke dalam sistem turbojet melalui sisi inlet
kompresor. Saat melewati kompresor, udara dikompresi oleh beberapa tingkatan sudu
kompresor yang tersusun secara aksial. Pada ujung akhir kompresor,
penampangcasing berbentuk difuser untuk menambah tekanan keluaran kompresor.
Umumnya, tekanan udara keluaran kompresor turbojet mencapai rasio 15:1. Selain itu, ada
sebagian udara bertekanan yang tidak diteruskan masuk ke ruang bakar. Sebagian kecil udara
bertekanan tersebut diekstraksi untuk berbagai kebutuhan seperti pendinginan stator
turbin, air conditioning, dan untuk sistem pencegah terbentuknya es di sisi inlet turbin.
Gambar 6. Potongan
Penampang Combustor dan Bagian-bagiannya
Udara panas hasil pembakaran di combustor akan menuju sisi turbin. Turbin tersusun atas
beberapa tingkatan sudu rotor dan stator. Sudu-sudu turbin berfungsi sebagai nozzle-nozzle
kecil yang akan mengkonversikan energi panas di dalam udara pembakaran menjadi energi
kinetik. Sudu pada sisi rotor turbin yang dapat berputar mengkonversikan energi kinetik ini
menjadi energi mekanis putaran poros turbojet. Karena turbin dan kompresor berada pada
satu poros, maka energi putar poros digunakan untuk memutar kompresor turbojet.
Berbeda dengan mesin turbin gas pada PLTG yang keseluruhan energi panas udara hasil
pembakaran dikonversikan menjadi putaran poros, pada mesin turbojet sebagian besar energi
panas justru tidak digunakan untuk memutar turbin. Sebagian besar energi panas ini
dikonversikan menjadi daya dorong (thrust) mesin yang dibutuhkan untuk penggerak pesawat
terbang. Untuk mengkonversi energi panas udara menjadi daya dorong, pada sisi keluaran
turbin mesin jet terdapat nozzle besar dengan penampang selebar mesin jet itu sendiri. Nozzle
besar ini berfungsi untuk merubah energi panas udara menjadi kecepatan tinggi sebagai
komponen daya dorong.
Sebuah pesawat jet yang mampu mencapai kecepatan supersonik (melebihi kecepatan suara)
pastiexhaust mesin jetnya menggunakan nozzle konvergen-divergen. Nozzle konvergen-
divergen adalah sebuah pipa yang mengalami pencekikan aliran di tengah-tengahnya,
menghasilkan bentuk seperti jam pasir yang tidak simetris antara sisi inlet dan outlet nozzle.
Nozzle ini berfungsi untuk mengakselerasi gas panas dengan tekanan tinggi sehingga
mencapai kecepatan supersonik. Bentuk nozzle yang sedemikian rupa membuat energi panas
yang mendorong aliran udara terkonversi secara maksimal menjadi energi kinetik.
Penampang cekik dari nozzle pada mesin jet bertujuan untuk menciptakan restriksi aliran
udara panas sehingga tekanan udara meningkat, yang biasanya bahkan
mendekati chocking atau berhentinya aliran udara. Lalu aliran udara panas yang tercekik ini
secara tiba-tiba diekspansikan hingga mencapai atau paling tidak mendekati tekanan
atmosfer. Ekspansi ini diakibatkan oleh bentuk nozzle divergen setelah bagian cekiknya.
Ekspansi cepat hingga mencapai tekanan atmosfer inilah yang mengkonversikan energi panas
udara menjadi daya dorong pesawat.
D. SIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa energi untuk mendorong pesawat berasal dari temperatur dan
tekanan udara panas hasil pembakaran di dalam combustor. Udara hasil pembakaran inilah
yang mengakselerasi pesawat jet menjadi kecepatan supersonik. Akselerasi yang diberikan
oleh udara panas tersebut tergantung oleh beberapa kondisi berikut:
Dimana:
= laju massa aliran udara di dalam mesin jet.
= laju massa aliran bahan bakar di dalam mesin jet.
= kecepatan keluaran fluida jet.
= kecepatan udara masuk ke inlet mesin jet.
DAFTAR PUSTAKA